Disampaikan Oleh:
Dr. HARI NUR CAHYA MURNI, M.Si
DIREKTUR BUMD, BLUD dan BMD
JAKARTA, 19 Oktober 2017 KEMENTERIAN DALAM NEGERI
GAMBARAN UMUM
PERHITUNGAN TARIF FCR PADA PDAM, SERTA TATA CARA PEMBERIAN
SUBSIDI DAN TAHAPANNYA DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD
LANDASAN HUKUM
1. UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
2. PP 121/2014 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air
3. PP 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
4. Permendagri 2/2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM
5. Permendagri 48/2016 terkait Penyelesaian Hutang PDAM
6. Permendagri
70/2016 tentang Pedoman Pemberian Subsidi Dari
Pemerintah Daerah Kepada Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara
Sistem Penyediaan Air Minum
7. Permendagri 71/2016 tentang Perhitungan Dan Penetapan Tarif Air
Minum
2014
2015
2016
2017
Pasal 409 UU 23/2014: Pada saat UU inimulai berlaku : a. UU 5/1962 tentang Perusahaan Daerah dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 410 UU 23/2014
Peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama
2 (dua) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 402 (2) UU 23/2014:
BUMD yang telah ada sebelum UU ini berlaku, wajib menyesuaikan dgn ketentuan dalam UU ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak UU ini diundangkan.
2 Oktober UU 23/14 di
Undangkan
2 Oktober 2 Oktober
Pasal 405 UU 23/2014:
Pada saat UU ini mulai berlaku, semua ketentuan peraturan perUU yg merupakan peraturan
pelaksanaan dari UU 5/1962 ttg Perusahaan Daerah, dinyatakan
masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam UU ini.
UUD NRI Tahun 1945
Pembukaan: tujuan negara
Batang Tubuh:
1. Pembagian Pemerintahan & Urusan (Ps. 18)
2. Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial (Ps. 33) RPP BUMD ……. UU 5/74 UU 32/04 UU 5/62 ttg Perusda UU 23/14 BAB XII Tujuan Negara:
….. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial….
Ps. 33
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Tujuan Otonomi:
Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.
Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik; dan
3. memperoleh laba dan/atau keuntungan.
1. Penyertaan Modal 2. Penugasan pemda 3. Subsidi/PSO 4. Penggunaan laba
Perencan
aan
• satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nas;
• pendekatan teknokratik, partisipatif, atas-bawah dan bawah-atas; • Keselarasan antara RPJPD, RPJMD, RKPD dan Pedoman Renstra SKPD;
• diselaraskan dengan pencapaian sasaran program dan kegiatan pembangunan yang
ditetapkan dalam Renstra Kementerian/LPNK untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional.
Pengend
alian
• Pengendalian terhadap perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah; pelaksanaan rencana pembangunan daerah;
• Pengendalian Provinsi Oleh Mendagri, Pengendalian lingkup Prov/Kab/Kota dalam wilayah Provinsi oleh Gubernur dan Pengendalian lingkup Kab/Kota oleh Bupati/Walikota.
Evaluasi
• Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah;
• Evaluasi Provinsi Oleh Mendagri, Evaluasi lingkup Prov/Kab/Kota dlm wilayah Provinsi oleh Gubernur dan Evaluasi lingkup Kab/Kota oleh Bupati/Walikota.
9. perhubungan;
10.komunikasi dan informatika; 11.koperasi, usaha kecil, dan
menengah;
12.penanaman modal;
13.kepemudaan dan olah raga; 14.statistik; 15.persandian; 16.kebudayaan; 17.perpustakaan; dan 18.kearsipan.
U R U S A N P E M E R I N T A H A N K O N K U R E N ( U U 2 3 / 2 0 1 4 )
PILIHAN1. kelautan dan perikanan; 2. pariwisata;
3. pertanian; 4. kehutanan;
5. energi dan sumberdaya mineral; 6. perdagangan; 7. perindustrian; dan 8. transmigrasi 1. pendidikan; 2. kesehatan;
3. pekerjaan umum & penataan ruang: SDA, Air Minum,
Persampahan, Air Limbah, Drainase, Pemukiman, Bangunan GedungPenataan Bangunan dan lingkungannya, Jalan, Jasa Konstruksi, Penataan Ruang
4. perumahan rakyat & kawasan pemukiman;
5. ketentraman & ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
6. sosial.
WAJIB
Tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
Berkaitan dengan pelayanan dasar
1. tenaga kerja;
2. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
3. pangan; 4. pertanahan; 5. lingkungan hidup;
6. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
7. pemberdayaan masyarakat dan desa;
8. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
Pemda & Pelayanan Publik
Pemda
SKPD
BUMD
BLUD Pelayanan Publik
Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, PJ
Tujuan BUMD
1. perekonomian Daerah;
2. menyelenggarakan kemanfaatan umum 3. memperoleh laba dan/atau keuntungan.
a. memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya;
b. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik; dan
c. memperoleh laba dan/atau keuntungan.
dilakukan untuk
pembentukan BUMD dan penambahan modal BUMD.
uang dan barang
milik Daerah.
a. kebutuhan Daerah; dan b. kelayakan bidang usaha
BUMD yang akan dibentuk.
Pokok-Pokok Pengaturan BUMD UU 23 /2014
Perumda Perseroda
Pendirian ditetapkan dengan Perda (pasal 331 ayat 2)
ditetapkan dengan Perda, pembentukan badan hukumnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai perseroan terbatas. (Pasal 331 ayat 2 dan pasal 339 ayat 2)
Tujuan
Dasar
Pendirian
Penyertaan
modal
BUMD Perumda
KPM
Direksi
DEWAS
Relasi Pemda dan BUMD Perumda
PEMDA
KDH DPRD SEKDA BADAN DPPKAD BIRO/BAG ASS DINAS• Kepala Daerah Yang Mewakili Pemerintah Daerah Dalam Kepemilikan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Pada Perusahaan Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat KPM adalah organ perusahaan umum Daerah yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan umum Daerah dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan Pengawas. (RPP BUMD)
dapat dilimpahkan kepada pejabat perangkat daerah
komite
Isu Strategi Penyehaatan PDAM
Kinerja Teknis
Kinerja Keuangan
Kinerja Manajemen 1. Sumber air baku terbatas
2. Debit sumber tidak mencukup 3. Kebocoran fisik jaringan perpipaan 4. Pencurian/illegal connection
5. Kualitas air baku buruk 6. Infrastruktur minim
1. Kualitas/kompetensi SDM rendah 2. Sistem Informasi Manajemen lemah
3. Kendala peningkatan kesejahteraan pegawai
4. Kendala pengadaan barang dan jasa yang sifatnya segera 5. Ketidakpastian pengaturan pengelolaan PDAM sebagai BUMD
1. PDAM tidak mendapat alokasi APBD/penyertaan modal yang memadai
2. Tarif tidak FCR
3. Beban utang
4. PDAM terbebani kewajiban PAD
5. PDAM terbebani Tarif Dasar Listrik yang tinggi 6. PDAM terbebani harga BBM (solar) yang tinggi 7. Terbebani pengenaan PPN Non-air
Permendagri 70, 71/2016 Permendagri 48/2016
KONDISI TARIF PADA PDAM TAHUN 2016
11 FCR 30% UNFCR 70%SEHAT KURANG SEHAT SAKIT
86 13 11 112 95 54 FCR : 110 PDAM UN FCR : 261 PDAM
Isu Implementasi Permendagri 70 & 71 Tahun 2016
(pemberian subsidi & penyesuaian tarif)
1. Ketidaksamaan pemahaman stakeholder terhadap esensi air
dalam kehidupan dan pelayanan publik.
2. Skala usaha BUMD dalam pemenuhan FCR akan sulit bagi yang
memiliki pelanggan kurang dari 30 ribu.
3. Kebijakan politik praktis di daerah seringkali tidak
menempatkan esensi air seperti halnya pendidikan dan
kesehatan.
4. Kemampuan Keuangan Daerah yang rendah.
DASAR KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF
Mutu Pelayanan Keterjang-kauan dan Keadilan Pemulihan Biaya Efisiensi Pemakaian Air Transparansi & Akunta-bilitas Perlindungan Air Baku Pasal 2 Permendagri 71/2016 Keterjangkauan:
a. penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum disesuaikan dengan kemampuan membayar pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum Provinsi, serta tidak melampaui 4% (empat perseratus) dari pendapatan masyarakat pelanggan.
b. penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah diberlakukan tarif setinggi-tingginya sama dengan tarif rendah. Masyarakat Berpenghasilan
Rendah lebih lanjut diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.
Keadilan dicapai melalui:
a. penerapan tarif diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok
pelanggan;dan
b. penerapan tarif progresif dalam rangka mengupayakan penghematan penggunaan air minum.
Pasal 4 Permendagri 71/2016
• Mutu Pelayanan dilakukan melalui penetapan tarif
yang mempertimbangkan keseimbangan dengan
tingkat mutu pelayanan yang diterima oleh
pelanggan.
• Efisiensi pemakaian air dan perlindungan air baku,
dilakukan melalui pengenaan tarif progresif.
• Tarif progresif diperhitungkan melalui penetapan
blok konsumsi.
• Tarif progresif dikenakan kepada pelanggan yang
konsumsinya melebihi Standar Kebutuhan Pokok Air
Minum.
Pasal 4 Permendagri 71/2016
1)
Pemulihan biaya ditujukan untuk menutup kebutuhan operasional
dan pengembangan pelayanan air minum.
2)
Pemulihan
biaya
untuk
menutup
kebutuhan
operasional
diperoleh dari hasil perhitungan tarif rata-rata minimal sama
dengan biaya dasar.
3)
Pemulihan biaya untuk pengembangan pelayanan air minum
diperoleh dari hasil perhitungan tarif rata-rata harus menutup
biaya penuh.
4)
Biaya penuh termasuk didalamnya keuntungan yang wajar
berdasarkan rasio laba terhadap aktiva sekurang-kurangnya
sebesar 10% (sepuluh perseratus).
FULL COST RECOVERY
Pemulihan Biaya
(FCR)
=
+
Pengembangan Pelayanan Air Mimum
Tarif Rata-Rata min
Total Pendapatan
Volume Air Terjual
=
Biaya DasarBiaya Usaha
(Vol.Air terprod. – Vol. Kehilangan Air
Standar)
=
biaya dasarKebutuhan Operasional
=
tarif rata2 minimal
perhitungan tarif rata-rata harus menutup biaya penuh
termasuk didalamnya keuntungan yang wajar
berdasarkan rasio laba terhadap aktiva
sekurang-kurangnya sebesar 10%)
Biaya Usaha:
• Biaya operasi dan pemeliharaan; • biaya depresiasi/amortisasi; • biaya bunga pinjaman; • biaya lain; dan/atau
PELANGGAN BLOK KONSUMSI
BLOK I BLOK II BLOK …
KELOMPOK I Tarif rendah KELOMPOK II Tarif Dasar KELOMPOK III Tarif Penuh
KELOMPOK KHUSUS Tarif Kesepakatan
• Non Komersial Sekurang-kurangnya = tarif dasar • Komersial Sekurang-kurangnya = tarif penuh
1) Transparansi dan akuntabilitas, diterapkan dalam proses perhitungan dan penetapan tarif.
2) Transparansi dilakukan antara lain dengan:
a. menjaring aspirasi pelanggan yang berkaitan dengan rencana perhitungan serta penetapan tarif; dan
b. menyampaikan informasi yang berkaitan dengan rencana perhitungan tarif kepada pelanggan.
3) Akuntabilitas dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan perundang-undangan.
Pemrosesan Data
- Pendapatan Usaha * Harga Air
- Beban Usaha - Vol air terjual - Vol Poduksi Air 1. Laporan Teknik (Operasional SPAM)
- Produksi & Distribusi 2. Neraca
3. Laba/(Rugi)
4. Ikhtisar Rekening Air
5. SK Tarif Air Minum - Eksisting DATA AWAL
Identifikasi jenis pelanggan tiap sub kelompok pelanggan INPUT DATA Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok Khusus
Asumsi Perhitungan untuk Proyeksi keuangan A C D E F B
Proses Proyeksi dan Simulasi
Tarif Rendah
- Proyeksi Jumlah Pelanggan - Rata2 Pemakaian Air - Proyeksi Beban Usaha
- Volume Poduksi Air - Kehilangan Air Standar
Proyeksi Pendapatan Harga Air Tarif Dasar
Tarif Penuh Tarif Kesepakatan
Simulasi
Volume Penjualan Air
Full Cost Recovery (FCR)
Cek Ulang
Tidak Ya
* Biaya Dasar * Biaya Rendah
* Biaya Penuh UMP/K
A C D E F B G
Proses Sosialisasi & Pengesahan Tarif
Konsultasi Dewan Pengawas
Konsultasi Publik
SK Tentang Struktur & Besaran Tarif
Persetujuan Kepala Daerah
Setuju
Persetujuan terhadap Usulan Tarif & Subsidi
G Ya Tidak Menteri Dalam Negeri Usulan SUBSIDI
Juli Agustu s
September Oktober November Desember
1. Usulan Subsidi (jika ada)
2. Direksi menyusun rancangan tarif paling lambat minggu pertama bulan Juli untuk disampaikan kepada Dewan Pengawas/Komisaris.
3. Dewan Pengawas/Komisaris melakukan evaluasi rancangan tarif paling lambat minggu pertama bulan Agustus.
4. Konsultasi Publik mulai Minggu kedua bulan Agustus
5. Hasil konsultasi publik dibahas bersama dengan dewan pengawas dan selanjutkan rancangan tarif diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah melalui Dewan pengawas/komisaris paling lambat minggu pertama bulan Oktober,
6. untuk selanjutnya ditetapkan oleh Kepala Daerah paling lambat minggu keempat bulan November. 7. Penetapan Tarif Air Minum dan besaran subsidi disampaikan kepada Menteri
8. Kepala Daerah dapat mendelegasikan penetapan tariff kesepakatan kepada Direksi
9. Penetapan tariff kesepakatan oleh Direksi dilakukan dengan persetujuan Dewan Pengawas/Komisaris. M1 M1 M2 M1 M4 2 3 4 5 6 2 bulan 2 bulan 1 bulan Pasal 25 Permendagri 71/2016 Juni Mei M1 1
PENGANGGARAN SUBSIDI
Penyiapan dan penyampaianusulan Penilaian dan seleksi usulan Pengalokasian anggaran
Penyiapan dokumen laporan keuangan
BUMD yang telah diaudit.
Proyeksi penghitungan alokasi anggaran subsidi.
Disetujui oleh RUPS/RUPM.
Direksi BUMD mengajukan usulan subsidi kepada Pemerintah Daerah,
setelah disetujui Dewan Pengawas.
SKPD yang membidangi urusan pekerjaan umum melakukan penilaian dan seleksi. hasil penilaian dan seleksi berupa
rekomendasi disampaikan kepada Kepala
Daerah melalui TAPD.
Hasil penilaian dan seleksi paling lambat 1 (satu) minggu setelah usulan diterima (bulan Juni).
TAPD memberikan pertimbangan atas
rekomendasi Kepala SKPD
Alokasi anggaran subsidi disepakati dalam
rancangan KUA dan PPAS (paling lambat akhir bulan Juli)
Belanja subsidi kepada BUMD dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja subsidi, objek dan rincian objek belanja subsidi sesuai kode rekening berkenaan pada PPKD.
Dalam rincian objek belanja dicantumkan
nama BUMD dan besaran subsidi yang diterima.
Strategi Implementasi Permendagri 70 & 71 Tahun 2016
(pemberian subsidi & penyesuaian tarif)
1. Menegaskan esensi air minum dalam kebijakan (Urusan Pemerintahan Wajib
Pelayanan Dasar)
2. Melakukan sosialisasi kepada stakeholder untuk menyamakan pemahaman
esensi air dalam kehidupan dan pelayanan publik.
3. Melakukan kajian, sosialisasi pemenuhan FCR, khususnya bagi BUMD Air
Minum yang pelanggannya kurang dari 30 ribu.
4. Mengarahkan kebijakan politik praktis di daerah untuk menempatkan esensi air
seperti halnya pendidikan dan kesehatan.
5. Mencari alternatif sumber pendanaan bagi BUMD Air Minum.
6. Mendorong BUMD agar tidak terlambat mengajukan subsidi.
Strategi Implementasi Permendagri 70 & 71 Tahun 2016
(pemberian subsidi & penyesuaian tarif)
1. Menegaskan esensi air minum dalam kebijakan (Urusan Pemerintahan Wajib
Pelayanan Dasar)
2. Melakukan sosialisasi kepada stakeholder untuk menyamakan pemahaman
esensi air dalam kehidupan dan pelayanan publik.
3. Melakukan kajian, sosialisasi pemenuhan FCR, khususnya bagi BUMD Air
Minum yang pelanggannya kurang dari 30 ribu.
4. Mengarahkan kebijakan politik praktis di daerah untuk menempatkan esensi air
seperti halnya pendidikan dan kesehatan.
5. Mencari alternatif sumber pendanaan bagi BUMD Air Minum.
6. Mendorong BUMD agar tidak terlambat mengajukan subsidi.
RPJMD Renstra SKPD Renja SKPD RKPD KUA PPAS PEDOMAN PENYUSUNAN RKA-SKPD RAPERDA APBD TAPD RKA-SKPD Disampaikan Pertengahan Juni dan Dibahas bersama
DPRD paling lambat akhir Juli 5 tahun 5 tahun 1 tahun 1 tahun RKP RPJMN
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH 1 tahun 1 tahun 5 tahun 20 tahun 20 tahun Renstra K/L Renja K/L 5 tahun 1 tahun pedoman dijabarkan pedoman diacu pedoman pedoman pedoman dijabarkan diacu pedoman Diserasikan dg Musrenbang Diperhatikan PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD, KUA, PPAS DAN APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 23/2014, PP 8/2008)
disusun, dibahas dan disetujui bersama paling lambat Oktober
PERMENDAGRI NOMOR 33 TAHUN 2017
PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2018
Pemerintah Daerah dapat menganggarkan belanja subsidi kepada perusahaan/lembaga tertentu
Perusahaan /lembaga tertentu yang
menyelengga-rakan pelayanan publik
terlebih dahulu dilakukan audit sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara
antara lain dalam bentuk penugasan pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Umum (Public
Service Obligation).
harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya
belinya terbatas. menghasilkan produk
yang merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup
Pemerintah Daerah dapat memberikan belanja subsidi kepada BUMD penyelenggara SPAM dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Subsidi dari Pemerintah Daerah kepada BUMD Penyelenggara Penyediaan Air Minum
Dalam hal Kepala Daerah memutuskan tarif lebih kecil dari usulan tarif yang diajukan Direksi BUMD penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang mengakibatkan tarif rata-rata tidak mencapai pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery) dan setelah mendapat persetujuan dari dewan pengawas, Pemerintah Daerah HARUS menyediakan subsidi untuk menutup kekurangannya melalui APBD