• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. 2.1 Strategi Definisi Strategi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. 2.1 Strategi Definisi Strategi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANDASAN TEORI 2.1 Strategi

2.1.1 Definisi Strategi

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Strategi adalah sebuah tindakan yang memiliki kekuatan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan di manajemen puncak. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan (David, 2013).

Menurut Robinson (2008), strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana perusahaan akan bersaing, dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing, dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.

Sedangkan manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dari definisi tersebut dapat diimplikasikan, fokus dari manajemen strategi berupa pemasaran, keuangan, produksi, pengembangan produk, dan sistem informasi untuk mencapai kesuksessan (David, 2013).

Menurut Wheelen dan Hunger (2001). Strategi adalah rumusan perencanaan yang komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

Berdasarkan teori-teori yang diatas, maka peneliti memilih teori strategi menurut Robinson, dimana teori strategi tersebut mencakup arti luas sehingga dapat diterapkan pada kondisi perusahaan saat ini.

(2)

2.1.2 Konsep Manajemen

Menurut Herujito (2001), berpendapat bahwa management dalam bahasa Indonesia disebut kontrol yang diartikan sebagai mengendalikan, menangani, atau mengelola. Sedangkan kata “managemen” atau management memiliki arti sebagai pengelola, pengendali, atau penanganan (managing), suatu perusahaan, rumah tangga, atau bentuk kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut Richard L. Daft (2008), yang menyatakan manajemen sebagai pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi.

a. Perencanaan

Menurut David (2013), perencanaan adalah awal proses yang mana seorang individu yang mempunyai mimpi untuk mencapai pencapaiannya. Perencanaan membantu perusahaan mencapai efek maksimal dari usaha yang diberikan. Perencanaan memampukan sebuah perusahaan untuk mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan menyelesaikan tugas dengan cara yang paling efektif.

Perencanaan bisa mempunyai efek positif dalam organisasi dan prestasi individual. Perencanaan memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi dan mengambil keuntungan dari kesempatan eksternal dan mengurangi dampak ancaman eksternal. Perencanaan memungkinkan sebuah perusahaan untuk beradaptasi dalam perubahan pasar.

b. Pengorganisasian

Menurut David (2013), tujuan dari pengorganisasian adalah untuk mencapai usaha terkoordinasi dengan menetapkan tugas dan kewenangan hubungan. Pengorganisasian berarti menentukan siapa yang melakukan apa dan siapa yang bertugas melaporkan tugas.

c. Penggerakan

Menurut Terry (1986), Penggerakan adalah usaha untuk menggerakkan semua anggota kelompok kerja agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai sasaran-sasaran yang sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Di tahap ini peran manager sangat penting

(3)

untuk dapat menggerakkan semua elemen-elemen yang ada sesuai fungsi dan tugasnya. Inti dari penggerakan adalah kepemimpinan / leadership dengan harapan para anggota organisasi mau dan bersedia secara ikhlas untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebaik mungkin. Dengan demikian fungsi penggerakan akan efektif jika bertumpu kepada kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan akan efektif jika manajer menguasai prinsip-prinsip human resource dan melakukan komunikasi yang baik.

d. Pengendalian

Menurut David (2013), fungsi manajemen pengendalian termasuk semua aktivitas dilakukan untuk memastikan operasi sesungguhnya sesuai operasi yang direncanakan. Semua manager dalam organisasi mempunyai tanggung jawab pengendalian, seperti melakukan evaluasi prestasi dan mengambil aksi penting untuk meminimalkan inefisiensi. Fungsi pengendalian management kususnya penting untuk efektif strategi evaluasi.

2.1.3 Fungsi–fungsi Bisnis a) Fungsi pemsaran

Menurut David (2009), pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Terdapat tujuh fungsi pemasaran, yaitu: analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Berikut mengenai tujuh fungsi pemasaran tersebut:

 Analisis konsumen, merupakan proses pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat, dan keinginan konsumen, yang melibatkan pengadaan survei konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengembangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal.

 Penjualan produk/jasa, merupakan suatu proses yang meliputi aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi, penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, dan hubungan konsumen.

(4)

 Perencanaan produk dan jasa, meliputi aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, dan kualitas produk, penghapusan produk lama, serta penyediaan layanan konsumen.

 Penetapan harga. Lima pemangku kepentingan (stakeholder) dapat mempengaruhi keputusan penetapan harga. Lima pemangku kepentingan tersebut adalah: konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.  Distribusi, merupakan fungsi yang mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel.

 Riset pemasaran, merupakan proses pengumpulan, pencatatan, dan penganalisaan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa.

 Analisis peluang, merupakan fungsi pemasaran uang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. b) Fungsi Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Menurut Agus Sunyoto (2008), manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dalam hal pemikiran, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu, maupun organisasi. Pelatihan dan pengembangan diperlukan untuk mempertajam skill atau kemampuan karyawan sehingga efisiensi kinerja dapat tercapai dalam sebuah perusahaan.

Fungsi sumber daya manusia terbagi ke dalam beberapa tahap: 1. Rekrutmen

Menurut Samsudin (2006), rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan sejumlah orang, baik dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan SDM. Berikut adalah sumber-sumber rekrutmen:

(5)

 Agen perekrutan

Agen perekrutan biasanya mempunyai daftar pelamar yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, perusahaan bisa langsung mengambil calon karyawan sehingga bisa menghemat waktu perekrutan.

 Pelamar Langsung

Merupakan orang-orang yang melamar pekerjaan tanpa rujukan dari organisasi, pelamar membaca tulisan lowongan pekerjaan dan tertarik menjadi karyawan.

 Referal atau Rujukan

Adalah orang yang dirujukan melamar pekerjaan oleh orang yang ada dalam organisasi.

 Sekolah, Universitas

Wawancara kampus adalah salah satu sumber rekrutmen yang penting. Organisasi cenderung untuk fokus pada universitas yang memiliki reputasi tinggi sesuai demgam area kebutuhan mereka.

 Iklan

Sumber rekrutmen yang paling populer adalah iklan melalui surat kabar atau majalah.

2. Seleksi

Menurut Henry Simamora (2004), seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar atau orang-orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini. Metode-metode yang digunakan dalam seleksi:

 Wawancara

Adalah dialog yang dilakukan oleh suatu atau lebih orang untuk mendapatkan informasi dan mengevaluasi pelamar untuk pekerjaan. Wawancara dikatakan memiliki validitas yang rendah karena terjadinya penilaian subyektif dari pewawancara.

 Tes Psikologi

Adalah tes intelegensia dan tes kepribadian. Keduanya dipakai karena adanya kepercayaan bahwa skor pada tes tersebut memiliki validitas untuk digunakan sebagai prediksi kinerja yang digunakan pada masa mendatang.

(6)

 Grafologi

Adalah teknik untuk membuat prediksi kinerja masa datang yang berdasar pada analisis tulisan tangan.

3. Pelatihan

Menurut Akhmad (2012), metode pelatihan terhadap karyawan operasional antara lain:

 On the job training

Pelatihan ini diberikan langsung dari atasan ke karyawan yang akan dilatih. Keunggulan metode ini adalah hemat, dan tidak perlu menyediakan fasilitas khusus untuk latihan.

 Vestibule training

Latihan tidak diberikan oleh atasan, melainkan oleh pelatih khusus yang ahli dalam bidangnya.

 Magang

Digunakan untuk pekerja yang membutuhkan ketrampilan formal yang relatif memerlukan sistem dan prosedur yang lebih rinci.

 Kursus dan pelatihan khusus

Bentuk pengembangan karyawan yang lebih kepada pendidikan daripada pelatihan. Kursus-kursus ini biasanya dilakukan untuk memenuhi minat karyawan dibidang pengetahuan tertentu.

4. Pengembangan

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001) metode pengembangan anatara lain sebagai berikut:

 Metode Pelatihan

Beberapa metode pelatihan dapat digunakan pula untuk metode pengembangan. Hal ini karena beberapa pegawai adalah manajer, dan semua manajer adalah pegawai. Metode pelatihan yang sering dilakukan dalam pengajaran pengembangan antara lain: simulasi, metode konferensi, studi kasus, dan bermain peran.

 Understudies

Understudy adalah mempersiapkan peserta untuk melaksanakan pekerjaan atau mengisi suatu posisi jabatan tertentu.

(7)

 Job Rotation dan Kemajuan Berencana

Job rotation melibatkan perpindahan peserta dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Biasanya job rotatation dilakukan 2-3 bulan. Sedangkan kemampuan berencana tidak mengubah keseimbangan status dan gaji tetapi penempatan kembali dengan asumsi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tinggi.  Coaching – counseling

Coaching adalah suatu prosedur pengajaran pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan pada pegawai bawahan. Peranan job coaching adalah memberikan bimbingan kepada pegawai bawahan dalam menerima suatu pekerjaan atau tugas dari atasannya. Counseling atau penyuluhan adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh seorang ahli kepegawaian yang melibatkan manusiawi, dan bantuan pemecahan masalah.

c) Fungsi Keuangan

Menurut brigham (2010), manajemen keuangan adalah seni dan ilmu, untuk memanajemen uang yang meliputi proses, institusi atau lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dengan masalah transfer uang diantara individu, bisnis, dan pemerintah. Menurut Umar (2000), manajemen keuangan berfungsi dalam perencanaan organisasi untuk memperoleh dana, menggunakan dana dan mengendalikan dana dalam rangka memaksimalkan nilai organisasi.

d) Fungsi Produksi dan Operasional

Menurut David (2009), produksi terkait dengan semua aktivitas perusahaan untuk mengubah input menjadi barang atau jasa. Sedangkan menurut Assauri (2008), produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

 Proses : Keputusan ini termasuk pemilihan dalam teknologi, rancangan fasilitas, analisa alira proses, lokasi fasilitas, pengendalian proses, analisa transportasi. Jarak dari bahan baku pada produksi untuk pelanggan yang menjadi pertimbangan utama.

 Kapasitas : Keputusan ini termasuk meramalkan, perencanaan fasilitas, kumpulan rencana, penjadwalan, perencanaan kapasitas, analisa antrian. Pemanfaatan kapasitas adalah pertimbangan utama.

(8)

 Persediaan : Keputusan ini melibatkan pengaturan bahan baku, proses pengerjaan, barang jadi, terutama melibatkan apa yang dipesan, kapan dipesan, berapa banyak dipesan, penanganan bahan.

 Tenaga kerja : Keputusan ini melibatkan pengaturan keahlian, terampil, klerikal, pengelolaan karyawan, pengukuran kinerja, standard kerja, dan teknik motivasi.

 Kualitas : Keputusan ini ditujukan pada pemastian kulitas barang yang bagus dan jasa yang diproduksi dengan peduli pada pengendalian kualitas, contoh, menguji, penjaminan kualitas, dan biaya pengendalian

2.1.4 Strategi Bersaing

Strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri dalam perusahaan bersaing (Porter, 2008).

Tujuan strategi bersaing dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif (Porter, 2008).

Sebuah perusahaan harus berjuang mencapai keuntungan kompetitif secara berkelanjutan, berupa terus beradaptasi untuk berubah dalam eksternal trend dan kapasitas internal, kemampuan dan sember daya; dan perencanaan efektif, implementasi, dan evaluasi strategi yang berperan besar (David, 2013).

2.1.5 Jenis-jenis Strategi

Berikut adalah jenis-jenis strategi: 1. Strategi Integrasi

(9)

Strategi dilakukan dengan memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Hal ini dapat diterapkan jika perusahaan mendapat masalah pada pendistribusian barang, sehingga menggangu produksi, padahal perusahaan mampu mengelola pendistribusian dengan sumber daya yang dimiliki. Enam pedoman yang menunjukkan saat strategi integrasi ke depan efektif digunakan dalam perusahaan:

 Saat distributor perusahaan sekarang mahal, tidak dapat diandalkan, tidak dapat memenuhi kebutuhan distribusi perusahaan.

 Saat ketersediaan kualitas distributor terbatas sebagai penawaran keunggulan kompetitif perusahaan.

 Saat organisasi bersaing dalam industry yang tumbuh dan diharapkan untuk terus tumbuh.

 Saat keuntungan produksi yang stabil khususnya tinggi

 Saat distributor atau pengecer sekarang mempunyai profit margin yang tinggi.(David, 2013).

b. Integrasi Kebelakang (Backward Integration)

Backward Integration strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih dimaksimalkan, apabila para pemasok sudah dinilai tidak lagi dapat menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat sehingga tidak lagi dapat diandalkan oleh perusahaan. Tujuh pedoman yang menunjukkan saat strategi integrasi ke belakang khususnya efektif digunakan oleh suatu perusahaa:

 Saat pemasok organisasi sekarang umumnya mahal, tidak dapat diandalkan, tidak dapat memenuhi pasokan perusahaan.

 Saat jumlah pemasok kecil dan jumlah competitor besar.

 Saat organisasi mempunyai modal maupun sumber daya untuk mengatur bisnis pemasok bahan bakunya.

(10)

 Saat pemasok sekarang mempunyai margin keuntungan yang tinggi.

 Saat organisasi membutuhkan sumber daya dengan cepat. (David, 2013)

c. Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)

Pertumbuhan perusahaan melalui integrasi horizontal dapat dilakukan dengan cara memperluas kegiatan-kegiatan perusahaan ke dalam lokasi geografi yang berbeda dan dengan menambah rentang produk dan jasa yang ditawarkan kepada pasar. Salah satu contoh integrasi horizontal adalah merger, yaitu transaksi yang melibatkan dua perusahaan atau lebih yang mempertukarkan saham, tetapi hanya satu perusahaan saja yang bertahan. Pengambil alihan diantara para pesaing memungkinkan peningkatan skala ekonomi serta mendorong transfer sumber daya dan kompetensi. Lima pedoman yang menunjukkan saat strategi integrasi horizontal khususnya efektif untuk dijalan perusahaan:

 Saat organisasi bisa mendapat karakter monopiltik di wilayah tertentu.

 Saat organisasi bersaing di industry yang berkembang.

 Saat peningkatan skala ekonomi menghasilkan keunggulan kompetitif utama.

 Saat organisasi mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang diperlukan untuk mensukseskan dan memperbesar organisasi.  Saat kompetitor goyah dikarenakan kekurangan keahlian

manajerial. 2. Strategi Intensif

a. Penetrasi pasar (Market Penetration)

Strategi ini dilakukan dengan mancari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekerang lewat pemasaran yang lebih gencar.strategi ini dapat diimplmentasikan baik secara sendiri-sendiri atau bersama dengan strategi lain untuk untuk dapat menambah tenaga penjual, biaya iklan, promosi. Lima pedoman yang menunjukkan saat strategi penetrasi pasar efektif digunakan perusahaan:

(11)

 Saat pasar sekarang tidak jenuh dengan produk khusus atau jasa khusus

 Saat tingkat penggunaan pembeli saat ini bisa meningkatkan secara signifikan

 Saat pangsa pasar kompetitor utama telah ditolak sedangkan total penjualan industry telah meningkat.

 Saat korelasi antara penjual dan pengeluaran pemasaran secara historis tinggi.

 Saat peningkatan skala ekonomi menghasilkan keuntungan kompetitif utama. (David, 2013)

b. Pengembangan pasar (Market Development)

Strategi ini dilakukan dengan memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografis baru. Untuk memperbesar pangsa pasar perusahaan harus memilki jaringan distribusi, kelebihan kapasitas produksi, adanya pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh. Enam pedoman saat strategi pengembangan pasar efektif untuk digunakan sebuah perusahaan:

 Saat saluran distribusi baru tersedia dan terpercaya, tidak mahal dan mempunyai kualitas yang bagus.

 Saat organisasi sedang sukses.  Saat pasar tidak jenuh.

 Saat organisasi telah membutuhkan modal dan sumber daya manusia untuk mengatur operasi yang diperluas.

 Saat organisasi telah melebihi kapasitas produksi.

 Saat organisasi dasar industry dengan cepat menjadi global.(David, 2013)

c. Pengembangan produk (Produk Development)

Strategi ini dilakukan dengan mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru. Hal ini dapat kita lakukan jika produk sidah berada pada tahap jenuh, pesaing menawarkan produk yang lebih baik, harga lebih murah, berada pada industri yang sedang tumbuh. Lima pedoman yang menunjukkan saat

(12)

strategi pengembangan produk efektif untuk digunakan oleh suatu perusahaan:

 Saat sebuah organisasimempunyai produk sukses yang berada di tahap dewasa dalam siklus hidup produk.

 Saat organisasi bersaing di industry yang karakternya perkembangan teknologi yang cepat.

 Saat persaingan utama menawarkan kualitas yang lebih baik di harga yang sebanding.

 Saat organisasi bersaingdi industry yang pertumbuhannya cepat.  Saat organisasi mempunyai penelitian yang kuat dan kemampuan

dalam pengembangan. (David, 2013) 3. Strategi Diversifikasi

a. Diversifikasi Konsentrik (Related Diversification)

Pertumbuhan melalui diversifikasi ke dalam industri yang berkaitan merupakan strategi perusahaan yang tepat apabila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat tetapi daya Tarik industri rendah. Enam pedoman yang menunjukkan saat strategi diversifikasi konsentrik, efektif digunakan oleh perusahaan:

 Saat organisasi bersaing di industry yang mempunyai pertumbuhan lambat.

 Saat menambahkan hal baru, tetapi terkait, penjualan produk akan secara signifikan bertambah.

 Saat produk baru terkait, produk dapat di tawarkan dengan harga bersaing yang tinggi.

 Saat produk baru terkait, produk mempunyaitingkat penjualan musiman.

 Saat produk sedang berada pada tahap penolakan dalam siklus hidup produk.

 Saat organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.( David, 2013).

(13)

Pertumbuhan melalui diversifikasi keluar dari sebuah industri dan masuk ke dalam industri yang tidak berkaitan, merupakan strategi perusahaan yang cocok apabila posisi kompetitif perusahaan rata-rata dan daya tarik industrinya rendah. Lima pedoman yang menunjukkan saat strategi diversifikasi konglomerat, efektif digunakan perusahaan:

 Saat organisasi berada ditingkat persaingan yang tinggi dan tingkat pertumbuhan yang tetap.

 Saat saluran distribusi organisasi sekarang bisa digunakan untuk memasarkan produk baru.

 Saat industry dasar organisasi telah mengalami penolakan penjualan tahunan.

 Saat organisasi mempunyai modal dan keahlian yang diperlukan untuk berbagi sukses di industry baru.

 Saat pasar yang ada sedang jenuh.(David, 2013). c. Diversifikasi Horizontal

Strategi ini dilakukan dengan menambah jumlah produk atau jasa, yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan jika produk baru dapat mendukung produk lama, persaingan paada produk yang ada ketat, distribusi lancar. (David. 2013)

4. Strategi Defensif

a. Penghematan/penciutan (Retrenchment)

Pengurangan terjadi manakala sebuah organisasi melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset utuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Perngurangan dirancang untuk memperkuat kompetensi khusus dasar suatu organisasi. Sering disebut sebagai pembalikan atau strategi reorganizational. Strategi pengurangan dapat dilakukan ketika sebuah perusahaan memiliki posisi kompetitif yang lemah tanpa memandang daya Tarik industrinya. Posisi kompetitif yang lemah biasanya mengakibatkan kinerja yang buruk, sehingga penjualan menurun dan laba berubah menjadi kerugian. Lima pedoman yang menunjukkan saat strategi penciutan perusahaan efektif digunakan untuk perusahaan.

(14)

 Saat organisasi mempunyai kompetisi khusus tapi gagal konsisten untuk menuju pada tujuan.

 Saat organisasi ada satu pesaing lemah di industry yang diberikan.  Saat industry digangguoleh ketidak efisienan.

 Saat organisasi telah gagal untuk menggunkan kesempatan.

 Saat organisasi telah tumbuh sangat besar dengan cepat, dan perusahaan perlu melakukan reorganisasi.(David, 2013)

b. Divestasi (Divestiture)

Divestasi adalah menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal untuk akuisisi atau investasi strategis yang lebih jauh. Divestasi dapat membantu membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak sesuai dengan aktivitas-aktivitas perusahaan lainnya. Lima pedoman yang menunjukkan saat strategi divestasi, efektif digunakan oleh suatu perusahaan.

 Saat organisasi melakukan strategi penciutan.

 Saat divisi membutuhkan sumber daya lebih untuk menjadi kompetitif dari pada perusahaan yang bisa menghasilkan.(David, 2013)

c. Likuidasi (Liquidatio)

Likuidasi adalah menjual semua asset sebuah perusahaan, bagian perbagian atas nilai asset berwujud. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional. Hal ini dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan dengan cara menjual harta perusahaan. Tiga pedoman yang menunjukkan saat strategi likuidasi, efektif digunakan oleh perusahaan;

 Saat organisasi melakukan strategi penciutan maupun divestasi.  Saat satu-satunya pilihan perusahaan adalah bangkrut.

 Saat pemegang saham dari sebuah perusahaan dapat memperkecil kekurangan mereka dengan menjual asset perusahaan.(David, 2013)

(15)

2.2 Lingkungan Eksternal dan Internal 2.2.1 Lingkungan Eksternal

Ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan dan akhirnya berdampak pada truktur organisasi dan proses internalnya, salah satu nya adalah faktor-faktor dalam lingkungan industri. Faktor-faktor dalam lingkungan industri meliputi lima kekuatan bersaing, dimana seperti yang ditunjukkan Bagan 2.1, yaitu ancaman pendatang baru, ancaman produk atau jasa pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, dan persaingan di antara perusahaan yang ada. Gabungan dari kelima kekuatan ini menentukan potensi laba akhir dalam industri, dimana potensi laba diukur dalam bentuk laba atas modal yang dinamakan (return on invested capital) jangka panjang (Porter, 2008).

Gambar 2.1 Lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri Sumber: Porter (2008) Pendatang Baru Pembeli Pemasok Produk Substitusi Pesaing industri Persaingan di antara perusahaan yang ada Daya tawa- menawar

pemasok

Ancaman pendatang baru

Ancaman produk atau data substitusi

Daya tawar-menawar pembeli

(16)

Tujuan utama strategi bersaing untuk sebuah unit bisnis dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut di mana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap kekuatan tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. Kunci untuk mengembangkan strategi adalah dengan menganalisis masing-masing kekuatan tersebut (Porter, 2008).

Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri dan kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang paling besar akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi (Porter, 2008).

1. Ancaman pendatang baru

Menurut Porter, pendatang baru pada suatu industri membawa kepastian baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali juga sumber daya utama. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Ada tujuh sumber utama rintangan masuk yaitu:

 Skala ekonomi

Skala ekonomi menghalagi masuknya pendang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Skala ekonomis dapat terjadi pada hampir semua fungsi bisnis, meliputi manufaktur, pembelian, penelitian dan pengembangan, pemasaran, jaringan pelayanan, penggunaan armada wiraniaga serta distribusi.

 Diferensiasi produk

Diferensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merk dan kesetiaan pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk di masa lampau, atau sekedar karena merupakan perusahaan pertama yang

(17)

memasuki industri. Diferensiasi menciptakan suatu hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi masalah kesetiaan pelanggan. Upaya ini biasanya menyebabkan kerugian di saat awal dan seringkali bertahan untuk waktu yang cukup lama. Investasi yang demikian dalam membina nama merek khususnya sangat riskan karena investasi ini tidak mempunyai nilai sisa jika usaha masuk tersebut gagal.

 Kebutuhan modal

Kebutuhan untuk menanamkan sumber daya finansial yang besar supaya dapat bersaing menciptakan hambatan masuk, terutama jika modal tersebut diperlukan untuk periklanan garis depan yang tidak dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pegembangan. Modal mungkin diperlukan bukan hanya untuk fasilitas produksi tetapi juga untuk hal-hal seperti kredit pelanggan, persediaan, atau untuk menutup kerugian saat awal.  Biaya beralih

Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok, yaitu biaya satu kali yang harus dikeluarkan pembeli ketika harus berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat meliputi biaya melatih kembali karyawan, biaya peralatan perlengkap yang baru, biaya, dan waktu untuk menguji atau menerima sumber baru, kebutuhan akan bantuan teknis sebagai akibat dari ketergantungan pada bantuan perekayasaan penjual, desain ulang produk, atau bahkan biaya psikis karena merusak hubungan.

 Akses saluran distribusi

Hambatan masuk dapat ditimbulkan karena adanya kebuthan dan pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya. Ketika saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru harus membujuk saluran tersebut tersebut supaya menerima produknya melalui

(18)

cara-cara penurunan harga dan kerja sama dalam promosi yang akan mengurangi laba.

 Kebijakan pemerintah

Pemerintah dapat membatasi atau bahkan mnutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan seperti persyaratan perizinan dan membatasi akses terhadap bahan mentah. Pembatasan masuk oleh pemerintah yang lebih tidak terlihat dapat berupa peraturan seperti peraturan mengenai standar polusi udara dan air serta peraturan keamanan dan khasiat produk. Kebijakan pemerintah dalam bidang-bidang ini mempunyai manfaat sosial yang langsung, tetapi seringkali juga memunculkan konsekuensi sekunder terhadap usaha masuk yang tidak disadari oleh pendatang baru.

2. Tingkat Persaingan Di Antara Pesaing

Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh suatu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaing, dengan demikian dapat mendorong perlawanan atau upaya untuk menandingi gerakan tersebut, artinya, perusahaan-perusahaan saling tergantung satu sama lain.

Beberapa bentuk persaingan, khususnya persaingan harga, sangat tidak stabil dan sangat mungkin membuat keadaan industri memburuk dari sudut pandang profitabilitas. Penurunan harga dengan mudah dan cepat ditandingi oleh lawan, dan sekali ditandingi maka turunlah pendapatan bagi semua perusahaan kecuali jika elastisitas permintaan terhadap harga pada industri cukup tinggi. Perang iklan, di pihak lain, mungkin dapat memperluas permintaan atau memperkuat tingkat diferensiasi produk dalam industri yang menguntungkan semua perusahaan. (Porter, 2008). Persaingan di antara pemain yang sudah ada tergantung pada:

 Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang. Bilamana pesaing besar, kemungkinan akan pesaing menjadi besar dan beberapa

(19)

perusahaan mungkin beranggapan bahwa mereka dapat bergerak tanpa diketahui.

 Pertumbuhan industry yang lamban. Pertumbuhan industry yang lamban mengubah persaingan menjadi ajang perebutan bagian pasar untuk perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan ekspansi.

 Biaya tetap atau biaya penyimpanan tinggi. Biaya tetap yang tinggi menciptakan tekanan yang berat terhadap semua perusahaan untuk mengisi kapasitas yang seringkali membawa kepada penurunan harga yang cepat bilamana terjadi kapasitas berlebih.

 Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan. Bilamana produk atau jasa dipandang sebagai komoditi atau hampir seperti komoditi, maka pilihan oleh pembeli banyak didasarkan atas harga dan pelayanan, dan desakan untuk persaingan harga dan pelayanan yang tajam dapat terjadi.

 Penambahan kapasitas dalam jumlah besar. Bilamana sekala ekonomis memaksa bahwa kapasitas harus ditingkatkan dalam jumlah besar, maka penambahan kapasitas tersebut dapat secara kronis merusak keseimbangan penawaran/permintaan dalam industry, khususnya bila terdapat risiko penambahan kapasitas yang mengelompok.

 Pesaing yang beragam. Para pesaing yang berbeda dalam strategi, asal-usul, kepribadian serta hubungan mereka dengan perusahaan induk mempunyai tujuan yang berbeda dan strategi yang berlainan untuk bersaing dan akan terus-menerus berhadapan satu sama lain dalam proses.

 Taruhan strategi yang besar. Persaingan dalam suatu industry menjadi makin tidak menentu jika sejumlah perusahaan mempunyai taruhan yang besar untuk mencapai sukses di situ.  Hambatan pengunduran diri yang tinggi. Hambatan pengunduran

(20)

yang membuat perusahaan tetap bersaing dalam bisnis meskipun mereka mungkin memperoleh laba atas investasi yang rendah atau bahkan negatif.

3. Tekanan dari Produk Pengganti

Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang (1) mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik dari pada produk industri, atau (2) dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. Dalam hal yang terakhir, produk pengganti seringkali dengan cepat ikut berperan jika terjadi perkembangan tertentu yang meningkatkan persaingan dalam industrinya sendiri dan menyebabkan penurunan harga atau peningkatan kinerja (Porter, 2008).

4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing – semuanya dengan mengorbankan profitasibilitas industri. Adapun beberapa karakteristik pembeli yang disebut kuat adalah sebagai berikut.

 Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relative terhadappenjualan pihak penjual. Jika sebagian besar hasil penjualan merupakan pembelian dari satu pembeli tertentu maka ini akan mempertinggi pentingnya bisnis pembeli.

 Produk yang di beli dari industry merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli. Dalam hal ini pembeli cenderung untuk mencari harga yang menguntungkan dan menggunakan dananya untuk melakukan pembelian secara selektif.  Produk yang dibeli dari industry adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Pembeli yang yakin bahwa mereka selalu dapat

(21)

menemukan pemasok alternative, dapat membandingkan pemasok satu dengan lainnya.

 Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil.

 Pembeli mendapatkan laba kecil. Laba rendah menimbulkan rangsangan yang besar untuk menekan biaya.

 Pembeli mununjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik. Jika pembeli sudah terintegrasi sebagian atau menunjukkan acaman yang meyakinkan untuk melakukan integrasi balik, mereka berada dalam posisi untuk menuntut konsesi-konsesi.

 Produk industry tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli. Bilamana mutu produk pembeli sangat dipengaruhi oleh produk industry, pembeli umumnya akan kurang peka harga.

 Pembeli mempunyai informasi lengkap. Bila pembeli mempunyai informasi yang lengkap tentang permintaan, harga pasar yang actual dan bahkan biaya pemasok, biasanya posisi tawar menawar mereka lebih kuat daripada informasi yang mereka miliki tidak lengkap. (Porter, 2008).

5. Kekuatan Tawar Penawar Pemasok

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat karenanya dapat menekan profitabilitas industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harganya. Berikut adalah karakteristik pemasok yang disebut kuat, yaitu:

 Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terpusat daripada industri dimana mereka menjual. Pemasok yang menjual kepada pembeli yang lebih terfragmentasi biasanya akan dapat memaksakan pengaruh yang besar dalam hal harga, mutu , dan syarat penjualan.

(22)

 Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri. Kekuatan dari pemasok yang besar sekalipun dapat berkurang jika mereka bersaing dengan produk pengganti.  Industri bukan merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok

pemasok. Bila pemasok menjual kepada beberapa industry dan industry tertentu tidak memberikan bagian penjualan yang cukup berarti, lebih besar kecenderungan pemasok untuk memaksakan kekuatannya.

 Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli. Input seperti ini penting bagi keberhasilan proses pembuatan atau mutu produk pembeli.

 Produk kelompok pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah menciptakan biaya peralihan. Diferensiasi atau biaya peralihan yang dihadapi pembeli mengurangi kesempatan mereka untuk memperbandingkan satu pemasok dengan yang lain.

 Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang kuat untuk melakukan integrasi maju. Hal ini mengurangi kemampuan industry untuk mendapatkan syarat pembeli yang lebih baik.(Porter, 2008).

2.2.2 Lingkungan Internal a) Fungsi pemsaran

Menurut David (2009), pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Terdapat tujuh fungsi pemasaran, yaitu: analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Berikut mengenai tujuh fungsi pemasaran tersebut:

 Analisis konsumen, merupakan proses pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat, dan keinginan konsumen, yang melibatkan pengadaan survei konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian

(23)

strategi pemosisian pasar, pengembangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal.

 Penjualan produk/jasa, merupakan suatu proses yang meliputi aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi, penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, dan hubungan konsumen.  Perencanaan produk dan jasa, meliputi aktivitas seperti uji pemasaran,

pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, dan kualitas produk, penghapusan produk lama, serta penyediaan layanan konsumen.

 Penetapan harga. Lima pemangku kepentingan (stakeholder) dapat mempengaruhi keputusan penetapan harga. Lima pemangku kepentingan tersebut adalah: konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.  Distribusi, merupakan fungsi yang mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel.

 Riset pemasaran, merupakan proses pengumpulan, pencatatan, dan penganalisaan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa.

 Analisis peluang, merupakan fungsi pemasaran uang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. b) Fungsi Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Menurut Agus Sunyoto (2008), manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dalam hal pemikiran, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu, maupun organisasi. Pelatihan dan pengembangan diperlukan untuk mempertajam skill atau kemampuan karyawan sehingga efisiensi kinerja dapat tercapai dalam sebuah perusahaan.

Fungsi sumber daya manusia terbagi ke dalam beberapa tahap: 1. Rekrutmen

(24)

Menurut Samsudin (2006), rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan sejumlah orang, baik dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan SDM. Berikut adalah sumber-sumber rekrutmen:

 Agen perekrutan

Agen perekrutan biasanya mempunyai daftar pelamar yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, perusahaan bisa langsung mengambil calon karyawan sehingga bisa menghemat waktu perekrutan.

 Pelamar Langsung

Merupakan orang-orang yang melamar pekerjaan tanpa rujukan dari organisasi, pelamar membaca tulisan lowongan pekerjaan dan tertarik menjadi karyawan.

 Referal atau Rujukan

Adalah orang yang dirujukan melamar pekerjaan oleh orang yang ada dalam organisasi.

 Sekolah, Universitas

Wawancara kampus adalah salah satu sumber rekrutmen yang penting. Organisasi cenderung untuk fokus pada universitas yang memiliki reputasi tinggi sesuai demgam area kebutuhan mereka.

 Iklan

Sumber rekrutmen yang paling populer adalah iklan melalui surat kabar atau majalah.

2. Seleksi

Menurut Henry Simamora (2004), seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar atau orang-orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini. Metode-metode yang digunakan dalam seleksi:

 Wawancara

Adalah dialog yang dilakukan oleh suatu atau lebih orang untuk mendapatkan informasi dan mengevaluasi pelamar untuk pekerjaan. Wawancara

(25)

dikatakan memiliki validitas yang rendah karena terjadinya penilaian subyektif dari pewawancara.

 Tes Psikologi

Adalah tes intelegensia dan tes kepribadian. Keduanya dipakai karena adanya kepercayaan bahwa skor pada tes tersebut memiliki validitas untuk digunakan sebagai prediksi kinerja yang digunakan pada masa mendatang.

 Grafologi

Adalah teknik untuk membuat prediksi kinerja masa datang yang berdasar pada analisis tulisan tangan.

3. Pelatihan

Menurut Akhmad (2012), metode pelatihan terhadap karyawan operasional antara lain:

 On the job training

Pelatihan ini diberikan langsung dari atasan ke karyawan yang akan dilatih. Keunggulan metode ini adalah hemat, dan tidak perlu menyediakan fasilitas khusus untuk latihan.

 Vestibule training

Latihan tidak diberikan oleh atasan, melainkan oleh pelatih khusus yang ahli dalam bidangnya.

 Magang

Digunakan untuk pekerja yang membutuhkan ketrampilan formal yang relatif memerlukan sistem dan prosedur yang lebih rinci.

 Kursus dan pelatihan khusus

Bentuk pengembangan karyawan yang lebih kepada pendidikan daripada pelatihan. Kursus-kursus ini biasanya dilakukan untuk memenuhi minat karyawan dibidang pengetahuan tertentu.

4. Pengembangan

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001) metode pengembangan anatara lain sebagai berikut:

 Metode Pelatihan

Beberapa metode pelatihan dapat digunakan pula untuk metode pengembangan. Hal ini karena beberapa pegawai adalah manajer, dan semua

(26)

manajer adalah pegawai. Metode pelatihan yang sering dilakukan dalam pengajaran pengembangan antara lain: simulasi, metode konferensi, studi kasus, dan bermain peran.

 Understudies

Understudy adalah mempersiapkan peserta untuk melaksanakan pekerjaan atau mengisi suatu posisi jabatan tertentu.

 Job Rotation dan Kemajuan Berencana

Job rotation melibatkan perpindahan peserta dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Biasanya job rotatation dilakukan 2-3 bulan. Sedangkan kemampuan berencana tidak mengubah keseimbangan status dan gaji tetapi penempatan kembali dengan asumsi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tinggi.  Coaching – counseling

Coaching adalah suatu prosedur pengajaran pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan pada pegawai bawahan. Peranan job coaching adalah memberikan bimbingan kepada pegawai bawahan dalam menerima suatu pekerjaan atau tugas dari atasannya. Counseling atau penyuluhan adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh seorang ahli kepegawaian yang melibatkan manusiawi, dan bantuan pemecahan masalah.

C).Fungsi Produksi dan Operasional

Menurut David (2009), produksi terkait dengan semua aktivitas perusahaan untuk mengubah input menjadi barang atau jasa. Sedangkan menurut Assauri (2008), produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

 Proses : Keputusan ini termasuk pemilihan dalam teknologi, rancangan fasilitas, analisa alira proses, lokasi fasilitas, pengendalian proses, analisa transportasi. Jarak dari bahan baku pada produksi untuk pelanggan yang menjadi pertimbangan utama.

 Kapasitas : Keputusan ini termasuk meramalkan, perencanaan fasilitas, kumpulan rencana, penjadwalan, perencanaan kapasitas, analisa antrian. Pemanfaatan kapasitas adalah pertimbangan utama.

(27)

 Persediaan : Keputusan ini melibatkan pengaturan bahan baku, proses pengerjaan, barang jadi, terutama melibatkan apa yang dipesan, kapan dipesan, berapa banyak dipesan, penanganan bahan.

 Tenaga kerja : Keputusan ini melibatkan pengaturan keahlian, terampil, klerikal, pengelolaan karyawan, pengukuran kinerja, standard kerja, dan teknik motivasi.

 Kualitas : Keputusan ini ditujukan pada pemastian kulitas barang yang bagus dan jasa yang diproduksi dengan peduli pada pengendalian kualitas, contoh, menguji, penjaminan kualitas, dan biaya pengendalian

2.3 Matriks SWOT

Menurut Fred R. David (2013). Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokan yang penting yang membantu manajer, digunakan untuk mengembangkan empat tipe strategi, yaitu : Strategi SO (Strenght-Opportunity), Strategi WO (Weakness-Oppoertunity), Strategi ST (Strenght-Threats), dan Strategi WT (Weakness-Threats).

1. Staregi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan keadilan eksternal. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikan kekuatan. Ketika sebuah organiasi menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

2. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.

3. Strategi ST menguunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti

(28)

bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung.

4. Strategi WT adalah taktik defensive yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi.

Dalam membuat matriks SWOT terdapat delapan tahapan kerja sebagai berikut:

 Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan  Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan  Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan  Tulisakan kelemahan internal kunci perusahaan

 Cocokan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal kemudian dicatat dalam sel strategi SO

 Cocokan kelemahan-kelemahan internal dan peluaang-peluang eksternal kemudia dicatat dalam sel strategi WO  Cocokan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman

ekstrnal kemudia dicatat dalam sel strategi ST

 Cocokan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal kemudian dicatat dalam sel strategi WT

2.4 Penelitian Terdahulu

Menurut Ni Nyoman Resmi (2011) mengenai jurnal Strategi Meningkatkan Kualitas Produk Untuk Menang Dalam Kompetisi. Dalam perdagangan bebas, produk dengan ber-bagai jenis membanjir di pasar. Konsumen memiliki banyak alternatif untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan di-tuntut untuk mampu merumuskan dan menciptakan suatu strategi bersaing yang tepat

(29)

untuk dapat mengalahkan rivalnya dalam berkompetensi. Hanya perusahaan yang memiliki daya saing strategis yang berkelanjutan akan menang dalam persaingan. Kualitas produk yang tinggi adalah merupakan salah satu dari lima keunggulan kompe-titif yang dapat dipergunakan untuk unggul dalam per-saingan bisnis. Dengan kualitas produk yang tinggi dapat dipergunakan sebagai senjata ampuh untuk menang dalam persaingan. Produk dikatakan berkualitas apabila produk dapat memenuhi kebutuhan dan melebihi harapan kon-sumen, serta memenuhi dimensi kualitas dari segi per-forma (performance), keistimewaan (features), keandalan (reliability), konformasi (conformance), daya tahan (durabi-lity), kemampuan pelayanan (service ability), estetika (aesthetics), dan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Sedangkan dimensi kualitas untuk jasa dapat di-ukur dari: bukti langsung (tangibles), empati (empaty), ke-andalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), dan jaminan (assurance). Dampak yang ditimbulkan dengan kualitas produk yang tinggi adalah produk tetap diminati konsumen sehingga tetap eksis di pasaran. Apabila kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkannya jelek, maka akan timbul reaksi terbuka maupun tertutup dari konsumen dan konsumen akan secara langsung mengetahui bahwa per-usahaan yang menghasilkan itu tidak baik pula. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan adalah melalui penelitian dan pengembangan produk, pengamatan daur kehidupan produk, total quality manajement, atribut produk serta diferensiasi produk. Tujuan dari peningkatan kualitas adalah agar produk tetap diminati, dibeli dan dikomsumsi oleh konsumen sehingga tujuan perusahaan untuk eksis, tumbuh, dan berkembang dapat dicapai.

Menurut Suhartini (2012) mengenai analisa SWOT dalam menentukan strategi pemasaran pada perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Matriks IFE merupakan analisis lingkungan internal dimana variabel yang digunakan adalah variabel internal yang terdiri kekuatan dan kelemahan perusahaan. matriks EFE merupakan analisis lingkungan internal dimana variabel yang digunakan adalah variabel eksternal yang terdiri peluang dan ancaman bagi perusahaan. Dari penyusunan strategi pada matriks SWOT maka dihasilkan beberapa alternatif strategi antara lain yaitu :memperluas

(30)

target pasar, mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan, meningkatkan kualitas produk, menambah dan melakukan pelatihan terhadap sdm, memperbaiki sistem manajemen, menetapkan dan mempertahankan harga pasar yang bersaing, meningkatkan promosi, meningkatkan kinerja kerja karyawan, mempertahankan hubungan baik dengan konsumen. Hasil penelitian Strategi yang digunakan dalam memperbaiki sistem dan meningkatkan promosi sehingga dapat memperluas target pasar dan juga mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan dengan tetap mempertahankan hubungan baik kepada konsumen dan relasi bisnisnya

Menurut Nur Afrillita T (2013). mengenai analisis SWOT dalam menentukan strategi pemasaran sepeda motor pada PT. Samekarindo Indah Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman serta merumuskan strategi pemasaran sepeda motor yang tepat melalui analisis SWOT pada PT. Samakerindo Indah Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan suatu objek sesuai dengan keadaan atau apa adanya. Hasil penelitian yang didapatkan adalah menggunkana alternative strategi-strategi: 1. Strategi Strength – Opportunities: Pertahankan dan tingkatkan kualitas produk maupun pelayanan purna jual Suzuki dikenal dengan keunggulan brand image yang kuat dan memiliki kualitas mesin yang baik oleh sebab itu dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk maka para konsumen tidak akan ragu untuk memilih dan membeli produk tersebut , 2. Strategi Weakness – opportunities: Promosi yang terarah.Hal yang penting dalam promosi adalah bahwa promosi tersebut harus dilakukan secara terarah yaitu tepat sasaran dan tepat waktu, sehingga biaya yang digunakan untuk promosi efektif dan efisien. 3. Strategi Strength – Threats: Mengembangkan daya saing PT. Samekarindo Indah menciptakan kesan pelayanan yang terbaik dengan menyediakan produk yang lebih bervariasi yang tentunya mengikuti selera pasar, 4. Strategi Weaknesses – Threats: Memperluas area promosi dengan menambah outlet-outlet untuk memperluas jaringan penjualan.Perusahaan harus terus berkembang dengan cara menambah outlet-outlet yang tersebar di berbagai wilayah di Samarinda

(31)

sehingga semakin mudah bagi perusahaan untuk menjangkau dalam pemenuhan kebutuhan konsumen dan menignkatkan penjualan

2.5 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 2.2 Kerangka Kerja Penelitian

Sumber: Porter (2008); David (2013) dan diolah oleh peneliti

CV. Tanaya Fiberglass

Faktor Eksternal Faktor Internal

Five Force’s:

1. Ancaman pendatang baru 2. Tingkat persaingan di antara

pesaing

3. Tekanan dari produk pengganti 4. Kekuatan tawar menawar

pembeli

5. Kekuatan tawar menawar pemasok  Analisa Manajemen (Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, Pengendalian) pada: 1. Pemasaran

2. Sumber Daya Manusia 3. Produksi dan Operasi 4. Keuangan

SWOT

Formulasi Strategi Bersaing

Gambar

Gambar 2.1 Lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri  Sumber: Porter (2008) Pendatang Baru  PembeliPemasokProduk SubstitusiPesaing industri Persaingan di antara perusahaan yang ada Daya tawa- menawar
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perkambangan teknologi smartphone, dibutuhkan konten berbasis web yang dapat disajikan melalui perangkat mobile tersebut. Oleh karena itu, dikembangkan juga

Menguasai teori dasar metode perpindahan dalam bentuk matrik dan sekaligus pemakaian dengan alat bantu pada operasi matrik Metode ini sebenarnya adalah mencari hubungan gaya

beberapa aspek yang dapat mendukung meningkatnya kinerja yang dihubungkan dengan pencapaian pembangunan kesehatan, diantaranya : (1) Indikator derajat kesehatan

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Rank Spearman didapatkan hasil diantara lima variabel hanya persepsi (p-value0,000 <0,05) dengan nilai koefisien 0,619 dengan

Secara keseluruhan hasil Ujian-T tidak bersandar menunjukkan tiada perbezaan min yang signifikan dari segi peningkatan tahap profesionalisme antara pensyarah teknikal dengan

Faktor- faktor yang mempengaruhi peran wanita dalam mewujudkan diversifikasi pangan pada tingkat rumah tangga di Desa Kota Baru Kecamatan Martapura OKU Timur adalah pendapatan

Instrumen dari observasi dilakukan membuat kisi-kisi, kisi-kisi yang pertama, yaitu dalam karakteristik peserta program imersi, baik pemelajar maupun pengajar BIPA digali

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai Hasil