MODUL KULIAH PENGGARAN
DISUSUN & DIOLAH dari berbagai sumber oleh VED.,SE.,MSi.,Ak
Sebagai materi pendukung dalam diskusi dan pembelajaran
perkuliahan
mata kuliah Pengagaran
SILABUS KULIAH
1. Konsep-konsep dasar penganggaran
2. Pengertian peramalan penjualan, metode-metode yang digunakan, dan pemilihan metode yang terbaik untuk diterapkan
3. Pengertian anggaran penjualan, Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggatan penjualan, penyusunan anggaran penjualan
4. Pengertian dan manfaat anggaran produksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi anggaran produksi, langkah-langkah penyusunan anggaran produksi
5. Pengertian dan tujuan anggaran bahan baku, penyusunan anggaran bahan baku
6. Pengertian dan tujuan anggaran tenaga kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran, dan penyusunan anggaran tenaga kerja langsung
7. Review materi 1 -6, dan studi kasus untuk materi 1 - 6
8. Ujian Tengah Semester/UTS (UTS)
9. Pengertian dan manfaat anggaran overhead, sifat-sifat biaya, dan Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
10. Pengertian dan pembagian biaya bersama, Penyusunan anggaran biaya umum dan administrasi
11. Pengertian dan manfaat anggaran biaya variabel, Sifat-sifat biaya, dan penyusunan anggaran biaya variabel
12. Pengertian dan manfaat anggaran modal, Teknik dan konsep anggaran modal, dan Penyusunan anggaran modal
13. Pengertian anggaran piutang, pengaruh penjualan krredit terhadap arus kas, dan penyusunan anggaran kas
14. Pengertian anggaran kas, prosedur pembuatan anggaran kas, dan penyusunan anggaran kas
15. Pengertian dan tujuan anggaran Rugi/Laba, Langkah-langkah penyusunan, dan penyusunan anggaran Rugi/Laba
SESI 1
Konsep-konsep dasar penganggaran
Business Budget atau Budget atau Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatanyang akan dilakukan di waktu yang akan datang.
Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan
yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan.
Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkanpada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.
Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukkan bahwa budgetberlaku untuk masa yang akan datang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget dalam memilih jangka waktu berlakunya :
1. Luas pasar penjualan produk yang dihasilkan. Perusahaan yang mempunyai pasar penjualan yang cukup luas, posisinya lebih stabil, karena jika terjadi kegoncangan di salah satu pasarnya tidak terlalu besar pengaruhnya pada kegiatan penjualan perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan yang posisinya stabil akan mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk melakukan penaksiran-penaksiran (forecasting) untuk jangka panjang, sehingga memungkinkan pula untuk menyusun budget yang berjangka panjang. Dan sebaliknya.
2. Posisi Perusahaan dalam persaingan. Perusahaan yang mempunyai posisi kuat di dalam persaingan, akan lebih mantap dan stabil karena tidak mudah digoyahkan oleh tindakan para pesaing. Maka perusahaan ini memungkinkan untuk menyusun budget yang berjangka panjang. Dan sebaliknya.
3. Jenis produk yang dihasilkan. Dilihat dari sudut permintaan elastisitas terhadapperubahan harga jual. Produk yang in-elastis yaitu jumlah produk yang terjual tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga jualnya. Sehingga perubahan harga jual yang besar hanya mengakibatkan perubahan yang kecil saja terhadap jumlah produk tersebut. Bagi produk yang menghasilkan produk in-elastis , posisinya relatif lebih stabil, karena tidak mudah tergoncang akibat perubahan harga. Dengan demikian perusahaan semacam ini dimungkinkan untuk menyusun budget yang berjangka panjang. Dan sebaliknya.
4. Tersedianya data dan informasi untuk melakukan penaksiran-penaksiran.
Perusahaan yang mempunyai data dan informasi serta pengalaman yang lengkap, lebih mempunyai kemungkinan untuk melakukan penaksiran-penaksiran yang akurat untuk jangka panjang. Perusahaan semacam ini mempunyai kemungkinan yang besar untuk menyusun budget yang berjangka panjang daripada perusahaan yang tidak cukup data, informasi dan pengalaman yang diperlukan. Jadi perusahaan yang sudah lama berdiri mempunyai kemungkinan menyusun budget yang berjangka panjang. Dan sebaliknya.
5. Keadaan perekonomian pada umumnya. Keadaan perekonomian secara umum, baik nasional atau internasional sangat mempengaruhi kehidupan suatu
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang hidup dalam perekonomian yang mantap, posisinya akan lebih mantap juga dalam menyususn budget jangka panjang.
Fungsi Budget
1. Sebagai pedoman kerja. Berfungsi sebagai pedoman dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. Berfungsi untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
3. Sebagai alat pengawasan kerja. Berfungsi sebagai alat banding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan, yaitu membandingkan apa yang terutang dalam budget dan apa yang dicapai dalam realisasi kerja perusahaan. Dari perbandingan dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan antara budget dan realisasinya, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kelemahannya. Hal ini dapat digunakan untuk menyusun rencana selanjutnya yang lebih matang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan Budget
Faktor-faktor internal, Faktor-faktor ekternal
1. Penjualan tahun-tahun yang lalu 2. Kebijakan perusahaan yang
berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya. 3. Kapasitas produksi yang dimiliki
perusahaan
4. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan baik jumlahnya
(kuantitas maupun keterampilan dan keahliannya (kualitas).
5. Modal kerja yang dimiliki perusahaan 6. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
perusahaan
7. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, produksi,
pembelanjaan, administrasi maupun personalia., yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan.
1. Keadaan pesaing
2. Tingkat pertumbuhan penduduk 3. Tingkat penghasilan penduduk 4. Tingkat pendidikan masyarakat 5. Tingkat penyebaran penduduk 6. Agama, adat istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan masyarakat, ekonomi, sosial,
budaya maupun keamanan. 7. Keadaan perekonomian nasional
maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.
Hubungan Budget dengan Bidang Ilmu Pendukung
Management. Manajemen diartikan atau memiliki unsur-unsur :
a) Perencanaan (planning), yaitu menyusun rencana untuk dijadikan sebagai pedoman kerja.
b) Pengorganisasian (organizing), yaitu menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan pembagian tanggungjawab kepada personal perusahaan.
mengarahkan pada karyawan.
d) Pengkoordinasian (coordinating), yaitu menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi di antara semua bagian yang ada dalam perusahaan.
e) Pengawasan (controlling), yaitu melakukan pengawasan terhadap kerja para karyawan di dalam merealisasikan apa yang terutang dalam rencana
perusahaan yang telah ditetapkan.
Akuntansi. Kaitan antara akuntansi dan budget, yaitu :
a) Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan taksiran-taksiran (forecasting) yang akan dituangkan dalam budget, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat bermanfaat di dalam penyusunan budget. b) Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang
pelaksanaan budget itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan demikian akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanaan budget secara lengkap. Data realisasi inilah yang nantinya dibandingkan dengan apa yang tertera di budget, untuk mengadakan penilaian kerja perusahaan.
Matematika dan statistik
Ketepatan mengadakan taksiran-taksiran (forecasting) disamping tergantung pada tersedianya data, juga tergantung pada ketepatan penggunaan metode statistika dan matematika yang digunakan untuk mengolah serta menganalisa data tersebut. Disamping itu matematika dan statistik digunakan untuk membandingkan budget dengan realiasainya dalam rangka mengadakan penilaian kerja perusahaan.
Proses Penyusunan Anggaran Perusahaan Oleh Hendra Poerwanto
1. Identifikasi dan Evaluasi Variabel Eksternal (trendwatching)
Trendwatcing merupakan pengamatan terhadap trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri untuk mengidentifikasi peluang yang dapat diraih dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan dalam setiap lingkungan tersebut. Ada 2 (dua) jenis lingkungan yang berpengaruh besar pada perusahaan, yaitu:
a) Lingkungan makro terdiri dari empat kekuatan pokok antara lain politik dan hukum, ekonomi, teknologi, dan sosial.
b) Lingkungan industry , analisis trend perubahan yang terjadi dalam industri. Variabel ini tidak dapat dikendalikan perusahaan namun dapat dipengaruhi oleh perusahaan. Terdapat 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi industri, antara lain:
1. Ancaman organisasi baru yang memasuki industri; 2. Kekuatan pemasok;
3. Kekuatan pembeli;
4. Dampak produk subsitusi; 5. Persaingan dalam industri.
Identifikasi variabel eksternal ini mencakup suatu pertimbangan untuk memilih variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan., sehingga manajemen dapat mengambil manfaat dari akibat yang menguntungkan dan meminimalkan akibat yang merugikan bagi perusahaan. Tahap penting dalam analisis ini adalah evaluasi dari kekuatan dan kelemahan perusahaan saat ini (analisis SWOT). Analisis SWOT dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
f) Analisis ekstern ; Bertujuan untuk mempertimbangkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
g) Analisis intern ; Bertujuan untuk mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan intern perusahaan.
2. Pengembangan Tujuan Umum Perusahaan
perusahaan sebelum merumuskan strategi. Tujuan umum ini berisi tentang: Misi berfungsi sebagai pemfokus dan pemberi makna terhadap kehidupan kerja seluruh anggita organisasi. Misi harus menetapkan bisnis perusahaan terpisah dari bisnis pesaing.
a) Visi ; Visi harus menjelaskan kondisi masa depan dari organisasi yang hendak diwujudkan.
b) Keyakinan dasar ; Merupakan keyakinan tentang kebenaran misi, visi dan langkah yang ditempuh untuk mewujudkan visi. Keyakinan dasar ini merupakan pemicu semangat seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan.
c) Nilai dasar ; Merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi dan mampu memandu mereka untuk memilih berbagai alternatif yang diperlukan untuk menuju masa depan. Nilai dasar ini
berfungsi sebagai pembatas pengambilan keputusan oleh para anggota dalam rangka mewujudkan visi demi tercapainya tujuan perusahaan.
Visi menjadi dasar perumusan tujuan perusahaan, karena tujuan merupakan penjabaran dari visi perusahaan. Tujuan umum perusahaan menggambarkan fondasi dasar tempat mengembangkan dan memperkuat kebanggaan pada
perusahaan bagi manajer, karyawan lain, pemilik, pelanggan, dan perusahaan lain yang berhubungan secara komersial.
3. Pengembangan Sasaran Khusus Bagi Perusahaan
Tujuan dari tahap sasaran dalam proses anggaran ini adalah untuk mengarahkan pernyataan tujuan umum ke fokus yang lebih tajam dan untuk mentransformasikan informasi umum kepada informasi perencanaan yang lebih spesifik.
4. Pengembangan dan Evaluasi Strategi Perusahaan
Strategi perusahaan adalah sasaran dasar, cara dan taktik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan. Tujuan dari pengembangan dan penyebaran strategi adalah menemukan alaternatif terbaik untuk mencapai tujuan umum yang direncanakan dan sasaran spesifik. Strategi memberikan garis besar rencana tindakan bagi perusahaan.
6. Instruksi Perencanaan Manajemen Eksekutif
Instruksi perencanaan eksekutif yang dikeluarkan manajemen tingkat atas, mengkomunikasikan materi perencanaan yang diperlukan semua tingkatan
manajemen untuk berpartisipasi dalam pengembangan perencanaan laba strategis dan taktis untuk tahun anggaran mendatang.
Cascading, yaitu alat untuk mengkomunikasikan sasaran dan strategi ke jenjang organisasi yang lebih rendah. Cascading pada dasarnya adalah proses pengubahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi anggota organisasi melalui perilaku operasional. Cascading menjadi suatu proses sistematik
penginternalisasian misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi organisasi ke dalam diri setiap personel perusahaan sehingga menjadi share mission, share vision, share beliefs, share value dan share strategies.
6. Persiapan dan Evaluasi Perencanaan Proyek
Konsep anggaran yang komprehensif mencakup suatu pendekatan yang sistematis dan terintegrasi untuk membuat perencanan proyek, perencanaan taktis dan perencanan strategik. Setiap manajemen perlu mengembangkan tabel/grafik berdimensi waktu untuk keperluan pengambilan keputusan dan perencanaan pada sub unitnya. Dalam tabel/grafik berdimensi waktu, biasanya terdapat dua rencana, yaitu:
a. Rencana proyek
Rencana ini meliputi horizon waktu yang berbeda-beda kerana setiap proyek mempunyai dimensi waktu yang unik, misalny: rencana untuk memperbaiki produk yang ada, fasilitas fisik yang baru.
b. Rencana periodik
Merupakan kebutuhan manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi dan mengendalikan operasi dalam jangka waktu yang relatif singkat dan konsisten secara interim.
7. Pengembangan dan Persetujuan Rencana Laba Strategis dan Taktis Setelah manajer dari berbagai pusat tanggung jawab menerima instruksi perencanaan manajemen eksekutif dan rencana proyek, maka manajer dari berbagai pusat tanggung jawab dapat memulai aktivitas intensifnya untuk
mengembangkan rencana laba secara strategis maupun taktis yang disusun secara bersamaan.
Rencana laba strategik jangka panjang merupakan perencanaan perusahaan untuk jangka waktu yang relatif lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima tahun. Rencana laba strategik jangka panjang dibuat sesuai dengan tujuan umum perusahaan, sasaran strategik, dan strategi jangka panjang yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian formal dari rencana ini meliputi: laporan laba/rugi, neraca, proyeksi arus kas, rencana belanja modal, tuntutan karyawan, rencana penelitian dan rencana penetrasi pasar jangka panjang. Rencana jangka panjang meliputi semua bidang aktivitas utama yang diantisipasi:
a. Penjualan, harga pokok dan laba;
b. Proyek besar dan penambahan investasi modal; c. Arus kas dan pembiayaan;
d. Kebutuhan dan persyaratan personel; e. Pengembalian investasi;
f. Penelitian dan pengembangan;
g. Informasi tentang persaingan dipasar dan analisis pangsa pasar.
Rencana laba taktis merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan perusahaan. Manajer, pemilik perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan biasanya memerlukan jadwal, hasil dari rencana laba secara periodik, laporan kinerja dan evaluasi mengenai progress perusahaan. Laporan rencana dan progress biasanya dibuat bulanan, tiga bulanan atau tahunan.
8. Pelaksanaan Rencana Laba
Pelaksanaan rencana manajemen yang telah dikembangkan dan disetujui dalam proses perencanaan melibatkan fungsi manajemen yaitu pengarahan bawahan dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Manajemen yang efektif di semua tingkat mengharuskan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan perusahaan
dikomunikasikan dan dimengerti oleh bawahannya. Perencanaan laba yang luas dan program pengendalian dapat membantu melaksanakan fungsi ini. Rencana, strategi, dan kebijakan yang dibuat melalui partisipasi yang besar menetapkan dasar bagi komunikasi yang efektif.
9. Penggunaan Laporan Kinerja Periodik
Setelah rencana laba diimplementasikan selama periode tertentu, maka diperlukan laporan kinerja periodik yang dibuat berdasarkan laporan bulanan. Laporan kinerja ini mencakup:
a. Laporan kinerja aktual periodik ;
b. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan; c. Memperlihatkan setiap perbedaan sebagai varians kinerja yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara laporan keuangan ekternal dan internal. Laporan internal dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Laporan statistik yang memberikan statistik kuantitatif internal dasar mengenai operasi perusahaan;
b. Laporan manajerial yang khusus mengenai masalah yang tidak berulang dan masalah khusus;
c. Laporan kinerja periodik.
10. Penggunaan Anggaran Biaya Fleksibel
Konsep anggaran fleksibel (anggaran variabel) hanya digunakan pada biaya yang terpisah dari rencana laba, sehingga anggaran variabel hanya bersifat tambahan. Anggaran fleksibel memberikan informasi yang realistik mengenai biaya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah anggaran untuk berbagai macam volume output atau tingkat aktivitas dari setiap pusat tanggung jawab.
11. Penerapan Tindak Lanjut
Dalam hal ini perlu pemisahan yang jelas antara sebab dan akibat. Variasi kinerja adalah sebuah akibat (hasil), manajemen harus dapat menentukan sebab yang mendasarinya. Identifikasi sebab adalah tanggung jawab manajemen lini. Analisis untuk menentukan sebab akibat ini harus diprioritaskan untuk menentukan variasi kinerja yang menguntungkan dan tidak menguntungkan.
Isi Budget
1. Forecasting budget (budget taksiran). Yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta taksiran taksiran-taksiran keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang.
2. Variabel budget (budget variabel), yaitu budget yang berisi tentang tingkat perubahan biaya atau variabel biaya, khususnya biaya semi variabel, sehubungan dengan perubahan produktivitas perusahaan.
3. Analisis statistika dan matematika pembantu, yaitu analisa yang digunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta yang digunakan untuk mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
4. Laporan budget (budget report), yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan budget, yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara budget dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik penyimpangan yang bersifat positif maupun negatif.
Kelemahan Budget :
1. Budget disusun berdasarkan taksiran-taksiran (forecasting). Betapapun cermatnya taksiran tersebut dibuat, namun amat sulit untuk mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan sama sekali tidak berbeda dengan kenyataannya nanti.
2. Taksiran-taksiran dalam budget disusun dengan mempertimbangkan berbagai data, informasi dan pengalaman baik yang controllable maupun uncontrollable. Dengan demikian jika terjadi perubahan, terhadap data, informasi tersebut, maka akan berubah pula ketepatan taksiran-taksiran yang telah disusun tersebut.
SESI 2
Pengertian peramalan penjualan, metode-metode yang digunakan, dan pemilihan metode yang terbaik untuk diterapkan
Anggaran Penjualan
Anggaran yang menerangkan secara terperinci dan teliti tentang penjualan perusahaan dimasa datang dimana didalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan barang.
Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual. Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat tertentu. Penjualan (selling) berarti proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan (sales) adalah hasil penjualan atau hasil proses menjual. Jadi, penjualan memiliki arti yang berbeda dengan jualan. Anggaran jualan disusun oleh fungsi penjualan (manajer
pemasaran).
Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut dapatan jualan (sales revenues). Jualan terdiri atas jualan kotor dan jualan bersih. Jualan bersih diperoleh setelah dikurang dengan potongan dan retur jualan.
Anggaran penjualan yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk menjual (komisi penjualan, gaji staff penjualan, pengiklanan, dan promosi penjualan) dan untuk mendistribusikan barang kepada konsumen (biaya pemrosesan pesanan, penanganan, penyimpanan, dan pengiriman)
Konsep & Komponen Anggaran Penjualan
Komponen-komponen pokok-pokok konsep Anggaran Penjualan : 1. Dasar-dasar penyusunan anggaran
Menyusun tujuan perusahaan
Menyusun strategi perusahaan
Menyusun Forecast penjualan 2. Menyusun Anggaran Penjualan
Anggaran Promosi dan Advertensi
Anggaran biaya-biaya penjualan
Rencana pemasaran
Untuk menetapkan target penjualan, beberapa pokok berikut perlu diperhatikan :
1. Harus mempertimbangkan faktor-fakto sebagai berikut :
2. Luas pasar, apakan bersifat lokak, regional atau nasional
3. Keadaan persaingan, apakah bersifta monopoli, persaingan bebasdan sebagainya.
4. Kemampuan pasar untuk menyerap barang (Peluang Pasar)
5. Keadaan/sifat konsumen, yaitu komsumen akhir dan konsumen industri
6. Kemampuan Financial, yaitu kemampuan membiayai riset pasar, modal kerja, membeli bahan mentah, dan lain sebagainya.
7. Keadaan personalia, berhubungan dengan tenaga kerja baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
SESI 3
Pengertian anggaran penjualan, Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggatan penjualan, penyusunan anggaran penjualan
Forecat Penjualan adalah : perkiraan atau proyeksi secara teknis permintaan konsumen potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi.
Forecast Penjualan.
Merupakan proyeksi secara teknis permintaan konsumen potensial untuk satu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Hasil dari suatu forecast lebih merupakan penilaian terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan. Hasil perkiraan mungkin saja tidak sama dengan rencana, hal ini disebabkan :
a. Forecast lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuatifisir terhadap kondisi masa depan mengenai subyek tertentu, misalnya penjualan.
b. Forecast penjualan merupakan proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu, dengan menyebutkan asumsi yang mendasarinya.
c. Forecast selayaknya hanya dipandang sebagai bahan masukan untuk mengembangkan suatu rencana penjualan.
d. Manajemen dapat menerima, memodifikasi atau menolak hasil dari suatu
forecast.
Pada umumnya hasil dari suatu forecast penjualan akan dikonversikan menjadi rencana penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut ;
a.
Pendapat manajemenb.
Strategi-strategi yang direncanakanc.
Keterikatan/komitmen dengan sumber dayad.
Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran penjualan. Secara umum teknik forecasting yang umum diterapkan untuk memperoleh suatu forecast penjualan dapat dikelompokkan menjadi :1. Forecast berdasarkan Judgement
Pendapat Salesman
Pendapat Sales Manager
Pendapat Para Ahli
Survey Konsumen
2. Forecast Berdasarkan Perhitungan Statistik
Apabila berdasarkan data histories dari satu varible saja digunakan :
Metode Trend Bebas
Metode Trend Semi Average
Metode Trend Moment
Metode Least Square
Apabila berdasarkan data histories dari satu variable yang akan ditaksir dihubungkan dengan data histories lain yang mempunyai hubungan kuat terhadap perkembangan variable yang akan ditaksir, maka digunakan :
Metode Korelasi
Metode Regresi
3. Forecast Dengan Metode-metode Khusus
a. Analisa Industri
b. Analisa Product Line
Contoh penerapan garis trend secara bebas:
Sebuah perusahaan membuat peramalan penjualan untuk beberapa tahun mendatang dengan menggambarkan garis trend. Data penjualan tahun-tahun terakhir dan grafik tersaji pada gbr di bawah ini::
Berikut data penjualan PT "X".
Selanjutnya diminta untuk meramalkan penjualan tahun 2007 dengan menggunakan metode peramalan Trend Bebas. Untuk itu, langkah pertama adalah memplotkan seluruh data ke grafik sumbu kartesius dimana sumbu vertikal mewakili penjualan dan sumbu horisontal mewakili tahun.
Setelah data diplotkan ke grafik sumbu kartesius, kemudian dibuat garis trend bebas yang sekiranya mewakili keseluruan titik-titik hasil plotting data sebgaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
sebesar 175 unit.
Contoh Kasus :
PT. Sejati Sejahtera ingin membuat ramalan penjualan tahun 2020.adapun data jualan actual selama 4 tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun Penjualan 2016 4,400 Unit 2017 4,000 Unit 2018 3,800 Unit 2019 3,900 Unit ∑ 16,100 Unit
Pada Tahun 2020 Perusahaan berencana menjual satu jenis barang dengan harga jual per unit @ sebesar Rp. 100. Harga jual / unit tiap triwulan tahun 2020 mendatang diperkirakan naik 10% daroi triwulan dibelakangnya. Perkiraan jualan triwulan I = 30 %, II = 20 % , III = 20 % dan IV = 30 %.
Berdasarkan data diatas, buatlah ramalan jualan tahun 2020 dengan metode kuadrat terkecil dan susunlah anggaran jualan tiap triwulannya.
Jawab :
· Ramalan penjualan menggunakan metode kuadrat terkecil.
n Tahun Penjualan ( Y ) X X2 XY 1 2016 4,400 Unit 0 0 0 2 2017 4,000 Unit 1 1 4,000 3 2018 3,800 Unit 2 4 7,600 4 2019 3,900 Unit 3 9 11,700 ∑ 16,100 Unit 6 14 23,300 n ∑ XY - ∑X ∑Y Cari b : n ∑X2 – ( ∑X )2 b = ( 4 * 23,300 ) – ( 6 * 16,100) / ( 4 * 14 ) – ( 6 ) 2 = 93,200 – 96,600 / 56 – 36 = - 3,400 / 20 = - 170
Cara Cari a = ∑Y / n - b ∑X / n
a = 16,100 / 4 - ( - 170 ) 6 /4
= 4025 + 255
= 4280
Jadi persamaan garis lurus metode kuadrat terkecil : a + bX Ramalan Penjualan 2020 = 4,280 + ( - 170* 4 )
= 4,280 – 680 = 3,600 Unit.
· Anggaran Penjualan Perkiraan Penjualan Triwulan I :
30 % * 3,600 * Rp. 100 = Rp. 108,000 Perkiraan Penjualan Triwulan II :
20 % * 3,600 * Rp.100 = Rp. 72,000 Perkiraan Penjualan Triwulan III : 20% * 3,600 * Rp.100 = Rp. 72,000 Perkiraan Penjualan Triwulan IV : 30% * 3,600 * Rp. 100 = Rp. 108,000
Anggaran Penjualan Setahun adalah Rp. 360,000
LATIHAN SOAL RAMALAN PENJUALAN METODE LEAST SQUARE Data PT MAJU MALANG TAHUN 1995-2006
NO TAHUN PENJUALAN (Y)
1 1996 15.000 2 1997 16.000 3 1998 17.000 4 1999 17.500 5 2000 18.000 6 2001 18.500 7 2002 18.500 8 2003 19.000 9 2004 19.250 10 2005 19.500 11 2006 19.750 JUMLAH 11 198.000
1. ANALISIS MENGGUNAKAN METODE LEAST SQUARE PT MAJU MALANG NO TAHUN PENJUALAN (Y) PREDIKSI (X) X^2 XY 1 1996 15.000 -5 25 -75.000 2 1997 16.000 -4 16 -64.000 3 1998 17.000 -3 9 -51.000 4 1999 17.500 -2 4 -35.000 5 2000 18.000 -1 1 -18.000 6 2001 18.500 0 0 0
7 2002 18.500 1 1 18.500 8 2003 19.000 2 4 38.000 9 2004 19.250 3 9 57.750 10 2005 19.500 4 16 78.000 11 2006 19.750 5 25 98.750 JUMLAH 11 198.000 0 110 48.000
2. Mencari nilai a dan b
a = 198.000 = 18.000 11
b = 48.000 = 436.36 110
maka persamaan least squarenya adalah Y’ = a + bX
Y’ = 18.000 + 436.36X
Maka ramalan penjualan untuk tahun 2007 : Y (2007) = 18.000 + 436.36 (6)
Y (2007) = 18.000 + 2,618.18
Y (2007) = 20618.18 dibulatkan menjadi 20.619 unit
Ramalan penjualan tahun sebelumnya misalkan tahun 1995 adalah Y (1995) = 18.000 + 436.36 (-6)
Y (1995) = 18.000 + (-2,618.18)
Y (1995) = 15.381,82 dibulatkan menjadi 15.382 unit NO TAHUN PENJUALAN (Y) PREDIKSI (X) X^2 XY 1 1997 16250 -9 81 -146250 2 1998 17200 -7 49 -120400 3 1999 18050 -5 25 -90250 4 2000 18800 -3 9 -56400 5 2001 19450 -1 1 -19450 6 2002 20000 1 1 20000 7 2003 20450 3 9 61350 8 2004 20800 5 25 10400 9 2005 21050 7 49 147350
10 2006 21250 9 81 191250
JUMLAH 10 193300 0 330 91200
2. Mencari nilai a dan b
a = 193300 = 19330 10
b = 91200 = 276.36 330
maka persamaan least squarenya adalah Y’ = a + bX
Y’ = 19330 + 276.36X
Maka ramalan penjualan untuk tahun 2007 : Y (2007) = 19330 + 276.36 (6)
Y (2007) = 19330 + 3040
Y (2007) = 22370 jadi ramalan penjualan menjadi 20.619 unit Ramalan penjualan tahun sebelumnya misalkan tahun 1995 adalah Y (1995) = 18.000 + 436.36 (-13)
Y (1995) = 18.000 + (-3592.73)
SESI 4
Pengertian dan manfaat anggaran produksi, faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran produksi, langkah-langkah penyusunan anggaran produksi
DEFINISI
anggaran produksi : aggaran terperinci tentang jumlah unit barang yang akan diproduksi ,selama periode tertentu (meliputi rencana tentang jenis (kualitatif) barang yang akan diproduksi, jumlah (kuantitatif), waktu produksi )
Beberapa rencana perusahaan di bidang produksi antara lain :
a. Rencana tentang routing atau urutan proses produksi sejak dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi.
b. Rencana tentang layout (penempatan) serta penyusunan mesin da peralatan produksi
c. Rencana tentang scheduling (penyusunan jadwal) waktu produksi d. Rencana tentang organisasi produksi yang akan dipergunakan
e. Rencana tentang pengembangan produk
f. Rencana tentang biaya produksi Tujuan :
a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang tidak tertalu besar dan tidak terlalu kecil,
c. Mengatur produksi agar biaya-biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin
Faktor yang mempengaruhi Anggaran Produksi 1. Rencana penjualan
2. Kapasitas mesin
3. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlah, keahlian serta kemungkinan penambahan Modal kerja yang dimiliki
4. Fasilitas lain
5. Luas perusahaan yang optimal, yaitu kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi rata-rata per unit yang paling rendah.
6. Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan barang jadi. Kebijaksanaan persediaan barang jadi dipengaruhi oleh factor : -fluktuasi penjualan dari waktu ke waktu -fasilitas tempat penyimpanan -risiko kerugian -biaya yang timbul dalam rangka penyimpanan -tingkat perputaran persediaan barang jadi -lamanya waktu yang diperlukan untuk memproses bahan mentah menjadi barang jadi
7. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetapkan pola produksi (pola produksi stabil, pola produksi yang bergelombang, pola produksi moderat)
PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan,mengkoordinir kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan tersebut. Tujuan disusunnya anggaran ini adalah :
• Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan
• Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya produksi barang yang dihasilkan akan seminimal mungkin.
Penyusunan Anggaran Produksi, secara garis besar dapat menggunakan rumus :
Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Produksi Oleh Hendra Poerwanto
1. Pendekatan Stabilitas Produksi
Kebijakan Stabilisasi Produksi adalah kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi (mengambang) untuk menyama-ratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman.
Pertimbangan untuk kebijakan ini adalah :
Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya.
Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil akan lebih tepat digunakan.
bulannya.
Disamping pertimbangan diatas, kebijakan ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas yang diperlukan untuk musim permintaan pasar meningkat dan menghindari kapasitas yang menganggur pada saat permintaan menurun.
Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja, mengurangi perputaran tenaga kerja, menarik tenaga kerja yang terampil, dan mengurangi biaya latihan bagi tenaga kerja yang baru.
Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya bahan baku, potongan pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana, kebutuhan dana yang lebih kecil, dan mengurangi risiko persediaan. Contoh
Rencana penjualan satu tahun 2.000 unit terbagai dalam triwulan, yaitu penjualan triwulan 1,2,3, dan 4 adalah 515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan swat 60 unit dan persediaan akhir 40 unit. Anggaran produksi dapat disusun sebagai berikut.
Dalam menyusun anggaran produksi dengan pendekatan stabilitas produksi, seperti contoh di atas, maka produksi setiap triwulan sebesar 1.980 unit dibagi 4 sama dengan 495 unit; jadi tiap-tiap triwulan divisi pabrik harus memproduksi 495 unit. Sedangkan persediaan awal dan akhir barangjadi mengikuti kebijakan produksi yang stabil tersebut. Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas produksi, maka unit persediaan awal dan akhir dibiarkan berfluktuasi menurut penjualan yang telah ditetapkan secara stabil
Kebijakan stabilisasi produksi ini dapat dilakukan dengan cara :
Mengorbankan fluktuasi persediaan seperlunya.
Memproduksi produk baru yang dapat disimpan pada saat produk lama mulai menunjukkan kecenderungan permintaan menurun.
Memproduksi produk lain yang dapat dijual (laku) pada saat permintaan produk utama menurun.
2. Pendekatan Stabilitas Persediaan
Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas persediaan, maka unit diproduksi dibiarkan berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil. Teknik membuat persediaan stabil adalah dengan cara: terlebih dahulu harus kita ketahui atau kita tentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila diketahui antar keduanya tidak sama, maka tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.
Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi. Jika dalam kebijakan stabilisasi produksi yang diperhitungkan adalah hasil tingkat produksi barang jadi yang sama tiap periodenya, kebijakan ini lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan
berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang terdapat dalam anggaran.
Tujuan dari kebijakan Tingkat Persediaan sendiri yakni, untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengendalian. Tingkat persediaan harus dipertahankan antara dua perbedaan besar, tingkat yang berlebihan akan menyebabkan biaya penyimpanan, risiko dan investasi yang berlebihan, dan di sisi lain tingkat yang tidak memadai untuk memenuhi permintaan penjualan dan produksi dengan cepat (muncul biaya kehabisan persediaan yang tinggi).
Di dalam kebijakan stabilisasi tingkat persediaan, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya tingkat persediaan barang itu sendiri,
yakni :
1. Daya tahan produk yang akan disimpan.
Untuk produk yang mudah rusak, tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama, besarnya persediaan harus dipertimbangkan dengan cermat.
2. Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan.
Jika tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan relatif ketat, maka persaingan untuk memberikan pelayanan untuk memenuhi pesanan menjadi prioritas. Dengan demikian diperlukan persediaan barang jadi yang relatif besar.
3. Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan persediaan seperti : • Biaya sewa gedung
• Biaya pemeliharaan • Biaya asuransi
• Biaya pemesanan mendadak (Extra Carrying Cost) • Biaya kehabisan persediaan (Stockout Cost) 4. Besarnya modal kerja yang tersedia.
5. Pola permintaan akan produk permintaan. 6. Resiko-resiko yang dihadapi perusahaan.
Resiko ini mencakup :
Resiko yang berasal dari manusia yang umumnya timbul karena kecerobohan manusia, seperti cara pengangkatan, memindahkan, dan meletakkan barang jadi yang tidak mengikuti prosedur yang ada.
Resiko yang berasal dari alam, terjadi di luar kekuasaan manusia (bencana alam).
Resiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak.
Setelah mengetahui faktor-faktor di atas, kita juga harus tahu bagaimana penentuan besarnya persediaan. Untuk menentukan persediaan barang atau bahan mentah setiap bulannya, dilakukan perhitungan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan
Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan sama maka digunakan rata-rata bulanan atau rata-rata sederhana. Formula yang digunakan :
Tingkat Persediaan = Kebutuhan barang setahun ÷ 12 bulan
Contoh : kebutuhan barang dalam setahun 60.000 unit. Maka, besarnya persediaan dihitung dengan cara :
Kebutuhan per bulan = (60.000 ÷ 12) × 1 unit = 5.000 unit
Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan tidak sama (berfluktuasi) maka digunakan rata-rata bulanan bergerak.
Contoh : kebutuhan bulanan periode Kebutuhan Barang Januari 4000 unit Februari 2000 unit Maret 3000 unit April 4000 unit Mei 5000 unit
Kebutuhan bulanan dihitung dengan metode rata-rata bergerak : Februari : (4.000 + 2.000 + 3.000) ÷ 3 = 3.000 unit
Maret : (2.000 + 3.000 + 4.000) ÷ 3 = 3.000 unit April : (3.000 + 4.000 + 5.000) ÷ 3 = 4.000 unit
Apabila perusahaan menentukan dua bulan kebutuhan, maka besarnya persediaan :
Februari : 3.000 x 2 = 6.000 unit Maret : 3.000 x 2 = 6.000 unit April : 4.000 x 2 = 8.000 unit
2. Batas maksimum dan minimum
Besarnya tingkat persediaan ditentukan dengan cara menetapkan batas tertinggi (maksimum) yang diperbolehkan untuk memiliki (menyimpan) sejumlah persediaan, dan batas rendah (minimum) nya. Penentuan ini dapat dilakukan dengan
mendasarkan pengalaman sebelumnya tentang besarnya persediaan maksimum dan minimum yang harus dipertahankan.
3. Tingkat Perputaran
Banyak perusahaan yang menggunakan tingkat perputaran persediaan sebagai dasar menentukan tingkat persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar selama satu tahun dan
menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya
pengendalian persediaan yang efektif.
Perputaran persediaan dapat dihitung dengan formula ini :
Tingkat Perputaran Persediaan = Rencana Penjualan Setahun ÷ Persediaan Rata-rata
Persediaan Rata-rata = (Persediaan awal + Persediaan akhir) ÷ 2
Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan ini juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya sewa gedung yang tinggi cocok untuk menerapkan kebijakan ini.
Dalam pendekatan atau penyusunan dengan kebijakan ini, terlebih dahulu
ditentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila di antara keduanya tidak sama, tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara
bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.
3. Pendekatan Kebijakan Kombinasi
Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu kebijakan persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil. Dalam membuat kombinasi kebijakan, hares menggunakan asumsi bahwa hares ado keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi. Kebijakan kombinasi antara lain adalah: (1) tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih 10% dari rata-rata
produksi, (2) tingkat persediaan triwulan 1 dart 2 boleh berflutuasi 8 unit dan triwulana 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.
Memilih Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Produksi
Dari ketiga pendekatan penyusunan angaran produksi yang telah dijelaskan di atas, persoalannya adalah pendekatan yang mana yang sebaiknya dipilih? Jawaban dari persoalan tersebut bergantung dari hasil analisis dengan menggunakan metode incremental cost terhadap pola produksi. Mana dari ketiga pola produksi yakni Pola Produksi Konstan, Pola Produksi Bergelombang, dan Pola Produksi Moderat yang memberikan incremental cost yang paling rendah. Pola Produksi yang
berdampak incremental cost terendah lah yang dipilih dan digunakan sebagai pijakan untuk menentukan pendekatan dalam menyusun anggaran produksi.
SESI 5
Pengertian dan tujuan anggaran bahan baku, penyusunan anggaran bahan baku
Tujuan Anggaran Bahan Baku.
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku.
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan.
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku.
4. Sebagai dasar penyusunan produk costing yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi. 5. Sebagai dasar untuk melaksanakan fungsi pengawasan dalam bahan baku.
Anggaran bahan mentah terdiri dari 4 komponen :
1. Anggaran kebutuhan bahan baku (direct materials used budget). 2. Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget). 3. Anggaran persediaan bahan baku (cost of direct materials budget). 4. Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan dalam produksi.
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku adalah perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan baku diperinci berdasarkan:
a. Jenis bahan baku.
b. Menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan.
c. Menurut bagian-bagian dalam pabrik yang mengunakan bahan baku tersebut.
Anggaran bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang.
Fungsi Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
1. Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan dalam proses produksi.
2. Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.
Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu : a. Sebagai pedoman kerja.
b. Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja. c. Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.
Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi. Khususnya tentang jumlah dari masing-masing jenis barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode tertentu. Berbagai standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku untuk proses produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar pemakaian bahan baku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku (controlling).
Ada 2 metode yang menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
Data historis atau data pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu.
Caranya adalah dengan melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui penggunaan bahan mentah rata-rata untuk unit produk.
Data penelitian khusus.
Pada data penelitian khusus dengan mengabaikan data pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan dengan :
Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai diproduksi, agar dapat diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak dalam produksi mebel
akan menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal yang dilakukan adalah mengukur meja dan kursi yang telah selesai diproduksi, hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui kebutuhan bahan baku berupa kayu yang dipakai. Melakukan penelitian dan pengukuran secara laboratories terhadap produk yang dihasilkannya. Hal ini biasanya dipakai pada barang atau produk yang tidak mudah diukur penggunaan bahan baku secara visual, tanpa bantuan alat khusus, Misal obat-obatan, minuman, kosmetik, dll. Mengadakan percobaan-percobaan proses produksi secara efisien, sambil diukur pemakaian bahan mentahnya.
Jumlah Pembelian yang paling Ekonomis ( economical order quantity)
Hal yang perlu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnyakebutuhan juga besarnya jumlah bahan baku setiap kali dilakukanpembelian, yang menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Jumlah pembelian dapatdihitung dengan EOQ (Economical Order Quantity). Dalam EOQ inidipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat varibel, yaitu :
a. Biaya PemesananYaitu biaya ± biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatanpemesanan bahan baku. Biaya ini berubah ± ubah sesuai denganfrekuensi
pemesannanya. Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan jumlah (kuantitas) bahan baku setiap kali pemesanan. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya jumlah setiap kali pemesandilakukan, berarti frekuensi pemesanan menjadi semakin rendah.Contoh : biaya ± biaya persiapan pemesanan, biaya administrasi,biaya pengiriman pesanan, dll.
b. Biaya PenyimpananYaitu biaya - biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatanpenyimpanan bahan baku yang telah dibeli. Biaya ini juga berubahsesuai dengan jumlah bahan baku yang disimpan. Semakin besar jumlah bahan baku setiap kali pemesanan maka biaya penyimpananakan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpananmempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan.
Contoh : biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya perbaikankerusakan, dll.Dengan memperrhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlahpembelian yang palin ekonomis dapat dihitung dengan rumus :
EOQ = 2.R.S
P . I di mana :
R : jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam jangka waktu tertentu S : biaya pemesanan
P : harga per unit bahan baku
I :biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase daripersediaan rata-rata.C/Unit : biaya penyimpanan setiap unit bahan baku.
Contoh :PT. Indiana memperkirakan kebutuhan bahan baku selam tahun 2010sebanyak 1.000kg. Setiap kali dipesan, akan dikeluarkan biaya sebesar Rp. 50,00 sebagai biaya perangko. Harga per kg bahan baku adalah Rp.20,00. Biaya penyimpanan sebesar 50% dari persediaan rata-rata. Maka jumlah pembelian yang paling ekonomis adalah :
Waktu Pembelian Bahan Mentah Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup ditentukanjumlah bahan baku yang dibeli. Harus ditentukan pula kapanpemesanan bahan baku harus dilakukan agar bahan baku itu dapatdatang tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan baku yang datangterlambat akan mengakibatkan terganggunya kelancaran prosesproduksi. Kadang-kadang perlu dicari bahan baku pengganti agar proses produksi tidak berhenti. Biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkankarena keterlambatan datangnya bahan baku disebut
Stock Out Cost. Sebaliknya, bahan mentah yang datangnya terlalu awal akanmenimbulkan masalah pula.Harus disediakan tempat penyimpanan danharus ditanggung pula biaya pemeliharaan ekstra. Biaya-biaya yang dikelarkan karena bahan baku datang terlalu awal diebut ExtraCarrying Cost.
Contoh Perhitungan EOQ
Produsen Sarung jok mobil selama satu tahun memproduksi 3.200 unit dengan SUR 2. harga perunit Rp. 40. Untuk pembelian bahan baku tersebut, diperlukan berbagai biaya antara lain
a. Biaya penyimpanan barang digudang dihitung dari rata 2 yang di beli 12 % b. Biaya modal yang tanamkan dalam barang, dihitung dari harga rata – rata barang yang di beli 8 %
c. Biaya persediaan pesanan Rp. 20
d. Biaya pemeriksaan material setiap kali datang Rp. 45
e. Biaya administrasi gudang setiap barang datang Rp. 22
f. Biaya penyelesaian pembayaran setiap kali pembelian Rp. 13
Ditanya
a. Menghitung besarnya EOQ
kontinuitas produksi, diperlukan safety stock sebesar 200 m dan tenggang waktu pemesanan 10 hari ( setahun sama dengan 265 hari kerja). Hasil perhitungan yang merupakan angka pecahan supaya di bulatkan ke atas menjadi angka satuan c. Jika pada neraca awal (1 Januari) bahan baku persediaannya ada sebanyak 488 m, sedangkan pabrik mulai bekerja lagi tanggal 3 januari, maka tanggal berapa bahan baku itu harus dipesan dan tanggal berapa bahan baku itu tiba di gudang perusahaan (hari produksi 29 hari)
d. Jika pabrik bekerja tanpa berhenti sejak tanggal 3 januari sehingga akhir februari, maka berapa banyak persediaan bahan baku yang nampak dalam neraca akhir januari dan akhir februari
e. Susunlah anggaran pembelian bahan baku untuk januari dan untuk februari Jawab :
a. Pemakaian bahan baku 1 tahun
Pemakaian bahan baku satu tahun 3.200 x 2 m = 6.400 m
2*P*R EOQ = K * U 2 x 100 x 6.400 EOQ = 20 % x 40 = 400 m Pemakaian setahun b. Frekuensi Pembelian setahun = EOQ
Pemakaian 1 hari kerja 6.400 ; 356 = 18 m / hari kerja
Pemakaian selama tenggang waktu 10 hari = 10 x 18 = 180 m
Safety stock 200 m
Reoeder stock 380 m
c. Persediaan 1/1 sama dengan tanggal 2/1 malam yaitu 488 m. Pesanan dilaksanakan saat persediaan 380 yaitu jatuh pada (488 – 380 : 18 = 180 ; 18 = 6 hari) yaitu tanggal (2 + 6) = 8/1 dan bahan baku masuk tanggal 10 + 8 = 18/1 dan selanjutnya barang harus masuk selang 22 hari yaitu (18 + 22 = 40 – 31 = 9) tanggal 9/2, (9 + 22 = 31 – 28) 3/3 dan seterusnya
d. Persediaan 1/1 488 m Persediaan ½ 366 m
Bahan baku masuk 400 m Bahan baku masuk 400 m
Jumlah 888 m Jumlah 766 m
Pemakaian 29 x 18 522 m Pemakaian 28 x 18 504 m
Persediaan 31/1 366 Persediaan 28/2 262 m
e. Anggaran pembelian bahan januari Anggaran pembelian bahan pebruari
Pemakaian 29 x 18 522 m Pemakaian 28 x 18 504 m Persediaan 31/1 366 m Persediaan 28/2 262 m Jumlah 888 m Jumlah 766 m Persediaan 1/1 488 m Persediaan ½ 366 m Pembelian (18/1) 400 m Persediaan (9/2) 400 m Rp / unit Rp. 40 Rp/unit Rp. 40
Nilai Pembelian Rp. 16.000 Nilai Pembelian Rp. 16.000
Perusahaan akan menyusun anggaran material tahun 2007 dengan data sebagai berikut :
a. Anggaran produksi tahun 2007
Tri Wulan Produksi Unit
1 2
6500 6000
3 4
4000 4000
b. Standar pemakaian material (SUR) 2 Kg, Persediaan awal material 6000 kg @ Rp. 1.000. Persediaan akhir material 5000 Kg, pembelian material di rencanakan 4 kali dalam tahun 2007 dengan jumlah yang sama pada setiap pembelian dengan perkiraan harga / kg sebagai berikut :
Pembelian 1 : Rp. 1100, Pembelian 2 : Rp. 1200, Pembelian 3 : Rp. 1.300 dan Pembelian ke 4 : Rp. 1.400. Dari data tersebut tentukan :
1. Anggaran kebutuhan material per triwulan tahun 2007 2. Anggaran pembelian material
3. Anggaran penggunaan material 4. Anggaran persediaan material Jawab :
1. Anggaran kebutuhan material per tri wulan tahun 2007
Tri Wulan Produksi SUR Jumlah (Kg)
1 6.500 2 13.000
2 6.000 2 12.000
3 4.000 2 8.000
4 4.000 2 8.000
2. Anggaran pembelian material
Kebutuhan material 41.000 Kg
Persedaiaan akhir 5.000 Kg
Jumlah 46.000 Kg
Persediaan Awal 6.000 Kg
Pembelian material 40.000 Kg
Setiap kali pembelian = 40000/4 = 10.000 Kg Anggaran biaya pembelian material
Pembelian ke Quantity (kg) Harga / Kg (Rp) Jumlah (Rp)
1 10.000 1.100 11.000
2 10.000 1.200 12.000
3 10.000 1.300 13.000
4 10.000 1.400 14.000
50.0000
3. Anggaran penggunaan dan persediaan material tahun 2007 1. Penilaian pembelian akhir dengan metode FIFO
Anggaran biaya pembelian material (40.000 Kg) Rp. 50.000 Nilai persediaan awal (6000 Kg x Rp. 1.000) Rp. 6.000
Jumlah Rp. 56.000
Nilai persediaan akhir (5.000 Kg x Rp. 1.400) Rp. 7.000
Anggaran penggunaan material Rp. 49.000
2. Penilaian persediaan akhir dengan metode LIFO
Anggaran biaya pembelian material (40.000 Kg) Rp. 50.000 Nilai persediaan awal (6.000 Kg x Rp. 1.000) Rp. 6.000
Jumlah Rp. 56.000
Anggaran penggunaan material Rp. 51.000 3. Penilaian persediaan akhir dengan metode AVERAGE
Anggaran biaya pembelian material Rp. 50.000.000
Nilai persediaan awal (6.000 Kg x Rp. 1.000) Rp. 6.000.000
Jumlah Rp. 56.000.000
Nilai persediaan akhir Rp. 6.085.000
SESI 6
Pengertian dan tujuan anggaran tenaga kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran, dan penyusunan anggaran tenaga
kerja langsung
Tenaga kerja dikelompokkan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan dalam produksi, dan sebagai standar tenaga kerja biasanya didasarkan atas time study (penelitian waktu) yang dilakukan oleh para ahli. yang memiliki karateristik sebagai berikut :
Besar kecilnya berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya variabel
Kegiatan tenaga kerja dapat langsung dihubungkan dengan produk akhir untuk penentuan harga pokok.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung berperan dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Tenaga kerja tidak langsung mempunyai karateristik sebagai berikut :
Besar kecilnya biaya tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya semi fixed atau semi variabel
Tempat kerjanya tidak selalu di dalam pabrik
Anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga langsung untuk periode yang akan datang. Anggaran tenaga kerja meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan produk, tarif upah, dan waktu yang dikerjakan.
Anggaran tenaga kerja harus dikaitkan dengan jenis produk yang dihasilkan dan tempat dimana tenaga kerja akan bekerja. Di samping itu, satuan yang digunakan untuk menghitung anggaran tenaga kerja harus ditentukan terlebih dahulu seperti rumus berikut ini.
Rumus untuk menentukan biaya tenaga kerja langsung (direct labor) adalah :
Unit produksi yang harus dibuat x jam kerja langsung per unit x tarif per jam
Manfaaf bagi perusahaan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja :
Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien
Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat diatur lebih efisien
Harga pokok barang dapat dihitung dengan tepat
Alat pengawasan tenaga kerja.
PT. XYZ
ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG Triwulan Pertama 2000
Jan. Peb Mar Jumlah
Unit prod yang harus dibuat 880 1.580 790 3.250
x3 x3 x3 x3
Jam kerja langsung (3 setiap unt) 2.640. 4.740 2.370. 9.750
Tarif per jam x Rp. 2.250,-
Ongkos tenaga kerja langsung (000) Rp.5.940. 10.665 5.332.5 21.937.5 Faktor yang perlu dalam penyusunan anggaran tenaga kerja, adalah :
1. Kebutuhan tenaga kerja 2. Penarikan tenaga kerja 3. Latihan tenaga kerja
4. Evaluasi atau spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja 5. Gaji dan upah
6. Pengawasan tenaga kerja
Isi Anggaran Tenaga Kerja , memuat tentang :
1.
Anggaran jam kerja langsung
Jenis barang yang dihasilkan
Jumlah barang yang diproduksi
Bagian-bagian yang dilalui dalam
proses produksi
Jumlah jam pekerja langsung untuk
setiap jenis barang.
Waktu (kapan) produksi barang di
mulai.
2.
Anggaran biaya tenaga kerja
langsng
Anggaran biaya tenaga kerja
langsung merupakan bagian dari
anggaran tenaga kerja, yang secara
terperinci akan memuat :
Jenis barang yang dihasilkan
Jumlah barang yang
diproduksi
Bagian-bagian yang dilalui
dalam proses produksi
Jumlah jam pekerja langsung
untuk setiap jenis barang.
Tingkat upah rata-rata per jam
pekerja langsung
Waktu (kapan) produksi barang di
mulai.
Faktor yang mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja :
Anggaran unit yang
harus diproduksi,
khususnya rencana
tentang jenis/kualitas
dan kuantitas barang
tersebut.
Standar waktu yang
digunakan yang dapat
didasarkan atas data historis
atau pengalaman di waktu
yang lalu serta atas dasar
penelitian khusus yang
disebut situasi gerak dan
waktu (time and motion
study).
Sistem pengupahan
atau sistem
pembayaran upah
yang bisa
didasarkan atas
waktu, output
(hasil) atau insentif.
Contoh Soal :
Perusahaan Satuti yang bergerak dibidang garmen sedang mempersiapkan
penyususnan anggaran tenaga kerja untuk tahun 2006. Data yang tersedia adalah :
a. Rencana tingkat produksi :
Triwulan Jumlah (unit)
1 5.000
2 4.000
3 6.000
4 8.000
b. Rencana jam kerja pekerja langsung per unit barang :
Departemen
Standar jam
I 2,4
II 1,5
c. Rencana tingkat upah rata-rata perjam pekerja langsung (Direct Labour Hours /DLH) : Departemen Tarif/DLH
I Rp. 500,-
II Rp. 700,-
Pertanyaan :
Berdasarkan data tersebut hitunglah :
1.Anggaran jam kerja langsung menurut waktu, departemen dan produk
2.Anggaran biaya tenaga kerja langsung waktu, departemen dan produk
Penyelesaian :
1. Perusahaan Satuti :
Triwulan
Departemen I Departemen II
Total jam.
Produksi Std jam Jumlah Produksi Std jam Jumlah
1 5.000 2,4 12.000 5.000 1,5 7.500 19.500 2 4.000 9.600 4.000 6.000 15.600 3 6.000 14.400 6.000 9.000 23.400 4 8.000 19.200 8.000 12.000 31.200 Jumlah 23.000 55.200 23.000 34.500 89.700 2. Perusahaan Satuti
Anggaran Jam Kerja Langsung Tahun 2006.
Triwulan
Departemen I Departemen II
Total jam.
Jam Upah Jumlah Jam Upah Jumlah
1 12.000 Rp.500 Rp. 6.000.000 7.500 Rp.700 Rp.5.250.000 Rp. 11.250.000 2 9.600 Rp. 4.800.000 6.000 Rp.4.200.000 Rp. 9.000.000 3 14.400 Rp. 7.200.000 9.000 Rp.6.300.000 Rp. 13.500.000 4 19.200 Rp. 9.600.000 12.000 Rp.8.400.000 Rp. 18.000.000 Jumla h 55.200 Rp.27.600.000 34.500 Rp. 51.750.000