• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN PANGKAJENE DANKEPULAUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN PANGKAJENE DANKEPULAUAN"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

BAB III

PROFIL SANITASI WILAYAH

KABUPATEN PANGKAJENE DANKEPULAUAN

Penilaian Profil Sanitasi merupakan gambaran lengkap dan menyeluruh

baik teknis maupun nonteknis dan mencakup berbagai aspek tentang

sanitasi di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan baik yang bersumber

dari data primer maupun sekunder. Secara umum kondisi pengelolaan

sanitasi Kabupaten Pangkajenen dan kepulauan masih belum memadai

hal ini dikarenakan beberapa faktor, utamanya masih terbatasnya

infrastruktur pengelolaan sanitasi seperti masih belum maksimalnya

pengelolaan persampahan disebabkan oleh TPA belum layak, dari sisi

cakupan pelayanan persampahan juga masih terbatas pada kawasan

perkotaan hal ini dikarenakan armada pengangkutan sampah masih

kurang dan banyak yang rusak.

Sektor pengelolaan air limbah domestik juga demikian, sampai saat ini

sarana Instalasi Pengelolaan Air limbah (IPAL) maupun Instalasi

Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) yang ada di Kabupaten Pangkajenen

dan kepulauan belum terolah dengan baik dan tingkat layanannya masih

sangat terbatas.Untuk sub sektor pengelolaan drainase perkotaansampai

saat ini, belum tersusunnya rancangan masterplan drainase Kabupaten

Pangkajene dan kepulauan sehingga intervensi program sub sektor

drainase tidak terencana dengan baik.

3.1

Wilayah Kajian Sanitasi

Wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS)

Kabupaten Pangkajene dan kepulauan meliputi 11 (Sebelas)

(2)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

kecamatan sebagai kecamatan penyangga Kabupaten Pangkajene

dan

kepulauan

yaitu

Kecamatan

Pangkajene,

Kecamatan

Minasate’ne, Kecamatan Balocci, Kecamatan Tondong Tallasa,

Kecamatan Bungoro, Kecamatan Labakkang, Kecamatan

Ma’rang,

Kecamatan Segeri, Kecamatan Mandalle, dan Kecamatan Liukang

Tuppabiring Utara.

(Lihat Peta 3.1.Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan kepulauan)

(3)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

(4)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) Terkait Sanitasi

Kondisi kesehatan di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan tidak bisa dilepaskan dari beberapa faktor yang ikut mempengaruhi seperti tingkat pendidikan masyarakat dan tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah turut memberi andil terhadap rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Perilaku masyarakat yang belum sesuai dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat memberi andil pada rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Pada dasarnya penyakit-penyakit yang terjadi pada masyarakat ini bisa dicegah bila masyarakat secara sadar dan mau menerapkan pola hidup sehat serta menjaga lingkungannya agar tetap bersih dan sehat.

Selain dari terbatasnya kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi juga karena minimnya jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan di berbagai unit pelayanan kesehatan yang menyebabkan tidak optimalnya kinerja unit-unit pelayanan tersebut. Sehingga perlu peningkatan SDM baik secara kuantitas maupun kualitas tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan.

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kondisi penyehatan lingkungan di suatu wilayah yang mana perlu penyadaran pada diri masing-masing individu untuk berperilaku sehat demi manjamin kondisi kesehatan masyarakat pada lingkungannya. Sesuai dengan lingkup study EHRA, fokus pembahasan Promosi Higiene dan Sanitasi dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan kepulauan berada pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Kedua tatanan ini dipandang sebagai pilar utama yang memiliki kontribusi besar terhadap tatanan Promosi Higiene dan Sanitasi secara keseluruhan. Bila dalam tatanan rumah tangga baik maka perilaku hidup bersih dalam semua tatanan akan baik pula, baik dalam lingkungan sekitar maupun terhadap lingkungan yang lebih luas. Dan untuk menjamin kontinuitas dan peningkatan kualitas Promosi Higiene dan Sanitasi jangka panjang diperlukan dukungan dan atau pembinaan pada lingkungan sekolah. Sebagai sarana pembelajaran, sekolah memiliki peranan strategis untuk memperkenalkan cara hidup bersih dan sehat kepada anak didik tentang bagaimana menciptakan suasana kehidupan bermasyarakat yang bersih dan sehat, yaitu yang dimulai dari individu, rumah tangga, kelompok, dan lingkungan.

(5)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 42

3.2.1. Tatanan Rumah Tangga

Pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan perilaku hidup bersih dan sehat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dan pola pikir masyarakat dalam melakukan tindakan pengelolaan sektor sanitasi di lingkungannya, maka untuk mendorong itu kegiatan Promosi dan Higiene dan Sanitasi menjadi sangat penting.

Melalui berbagai program dan kegiatan promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diharapkan agar masing-masing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, dapat mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga dan masyarakat di sekitarnya.

Akses informasi tentang sanitasi yang diperoleh rumah tangga di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan lebih dominan didapatkan dari kegiatan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan petugas puskesmas, selain itu informasi sanitasi juga diperoleh dari berbagai sumber seperti dari tayangan televisi, koran, papan himbauan, dll. (Lihat Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting )

Gambar 3.1

CTPS di Lima Waktu Penting

(6)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 43

Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

Hasil kajian EHRA menunjukkan, bahwa kepemilikan jamban bagi rumah tangga penduduk di kabupaten Pangkajene dan kepulauan sudah lumayan tinggi yaitu yang menggunakan jamban pribadi 61.50% dan yang Perilaku BABS relatif masih besar yaitu 38.50%. Perilaku BABS lebih banyak ke Pinggir Laut, sungai, kebun, dan pekarangan, perilaku ini tidak terbatas pada masyarakat perdesaan maupun perkotaan yang tinggal dipinggi pantai,Maupun masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.. (Lihat Gambar 3.2 Grafik Perilaku BABS)

Gambar 3.2 Grafik Perilaku BABS

Sumber : Kajian Study EHRA 2014

Pengelolaan Air Minum

Kabupaten Pangkajene dan kepulauan merupakan kabupaten yang topografinya Pegunungan dan kepulauan yang untuk di pegunungan menggunakan dari mata air dan untuk kepulauan potensi air tawar kurang dam masyarakat memakai sumur gali.

Khusus untuk kawasan perkotaan sumber air minum diperoleh dari layanan PDAM sedangkan daerah pedesaan diperoleh dari sumber-sumber air dari alam seperti dari mata air. Dalam pengelolaan air untuk diminum berdasarkan study EHRA menyimpan air yang sudah diolah ditempat aman dan tidak tercemar sebesar 77.8%. dan masih ada penyimpanan air yang sudah diolah tetapi tidak aman dan tercemar sebesar 22.2%. (Lihat Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum)

(7)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 44

Gambar 3.3

Grafik Pengelolaan Air Minum

Sumber : Kajian Study EHRA 2014

Perilaku Pengelolaan Sampah

Perilaku pengelolaan sampah menurut kajian Study EHRA, masih menggambarkan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan.Hasil pengamatan menunjukkan 79.80% Masyarakatbelum melakukan pengelolahan Sampah. Hanya 20.20 % masyarakat yang sadar dan untuk melakukan pengelolahan sampah. (Lihat Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat)

Gambar 3.4

Grafik Pengelolaan Sampah Setempat

(8)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 45

Perilaku Pengelolaan Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Potensi pencemaran karena SPAL cukup tinggi, dari hasil kajian study EHRA didapat bahwa angka pencemaran karena SPAL di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 66.80%. Penyebab utama hal ini adalah karena SPAL yang berfungsi di Kabupaten Toraja Utara hanya sekitar 33.20% selebihnya tidak ada SPAL di lingkungan dan walaupun ada tidak dapat berfungsi dengan baik. (Lihat Gambar 3.5 Grafik Pencemaran Karena SPAL)

Gambar 3.5

Grafik Pencemaran Karena SPAL

Sumber : Kajian Study EHRA 2014

3.2.2. Tatanan Sekolah

Kondisi perilaku hidup bersih dan sehat pada lingkungan sekolah dapat dilihat dari ketersedian dan kondisi fasilitas sanitasi di sekolah seperti toilet dan tempat cuci tangan, tempat sampah, SPAL dan pengetahuan tentang kesehatan di sekolah. Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagian besar sekolah baik di tingkat taman kanak-kanak (TK), SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA, telah menyediakan fasilitas dan sarana sanitasi sekolah. Namun dari segi kelayakan tidak sesuai dengan sarat kesehatan dan pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi masih perlu adanya peningkatan, hal ini selain karena keterbatasan anggaran terkait penyediaan sarana sanitasi, kurangnya kesadaran untuk ber PHBS di lingkungan sekolah menjadi penyebab kurangnya perhatian akan perilaku hidup bersih dan sehata di lingkungan sekolah.

(9)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 46

Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi di sekolah terus digalakkan salah satunya dengan kegiatan peyuluhan disekolah dan perlombaan Unit Kesehatan Sekolah antar sekolah di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan.(Lihat Tabel 3.1Rekapitulasi Jumlah Sarana Air bersih dan Sanitasi tingkat Sekolah Dasar)

(10)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 47

Tabel 3.1: Rekapitulasi Jumlah sarana air bersih dan sanitasi tingkat Sekolah DasarI

No Sekolah Status Dasar

Jumlah Sekolah

Jumlah Siswa Jumlah Guru Sumber Air Bersih Toilet Guru Toilet Siswa Fas. Cuci tangan

Fasilitas Pengolah an sampah Saluran Drainase L P L P PDAM SPT/PL SGL T L/P L dan P T L/P L dan P T Y T Y T Y T 1 Sekolah Dasar Negeri 224 17.136 16.071 703 1.857 164 12 48 0 126 98 0 193 31 0 212 12 59 165 153 0 2 Sekolah Dasar Swasta 9 605 579 28 66 9 0 0 0 3 6 0 5 4 0 9 0 8 1 8 1 3 MI 10 933 811 32 112 6 0 4 0 7 3 0 5 5 0 8 2 3 7 8 2 Total 243 18.069 16.882 763 1.969 179 12 52 0 136 107 0 203 40 0 229 14 70 173 169 3

(11)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 48

Tabel 3.2

Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar

NO Kondisi Sarana Sanitasi % Sangat Baik % Baik % Kurang Baik

1 Toilet Guru 35,25 40,34 24,41

2 Toilet Siswa 20,31 37,48 42,21

3 Fasilitas Cucu tangan pakai

sabun ( CTPS )

18,28 60,41 21,31

4 Sarana Air Bersih 11,84 57,44 30,32

5 Penelolahan Sampah 18,89 51,38 29,73

6 Saluran Drainase 8,28 40,38 51,33

7 Ketersediaan Dana untuk

higiene dan Sanitasi

23,74 48,91 27,35

8 Pendidikan Higiene dan

Sanitasi

33,52 47,21 19,27

Tabel 3.3

PHBS terkait Sanitasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar

NO PHBS Terkait Sanitasi Baik % Kurang Baik %

1 Cuci Tangan Pakai Sabun 271 67,75 129 32,25

2 Pengunaan Toilet 297 74,25 103 25,75

3 Perilaku Buang Sampah 307 76,75 93 23,25

Sumber : Kajian Sanitasi Sekolah Tahun 2014

(12)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 9

3.3. Pengelolaan Air Limbah Domestik

3.3.1. Kelembagaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Tata Ruang ,Menpunyai indikator layanan dasar penyehatan lingkungan permukiman untuk air limbah permukiman (air limbah domestik) adalah penyediaan sistem air limbah setempat yang memadai sebesar 60 %, dan sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota sebesar 5%, oleh dinas yang membidangi pekerjaan umum.

Pada Kabupaten Pangkajene dan kepulauan pengelolaan air limbah domestik menjadi tupoksi lintas SKPD yang mana secara teknis menjadi kewenangan Dinas PU dan Tata Ruang . Pengelolaan air limbah domestik juga berkaitan erat dengan tupoksi SKPD Badan Lingkungan Hidup dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terutama dalam hal perumusan kebijakan, pengawasan maupun pembinaan.

Institusi pemerintahan tersebut memiliki korelasi yang kuat, dimana Dinas PU danTata Ruang berperan sebagai operator karena lebih bersifat teknis, dan Badan Lingkungan Hidup serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah lebih memainkan peran sebagai regulator. Upaya-upaya preventif dan promotif menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari rangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik sehingga peran dari Dinas Kesehatan juga bersifat penting. (Lihat Tabel 3.6 Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik, Tabel 3.7 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik)

(13)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 10

Tabel 3.4

Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah

Kab. Swasta Masyarakat

Perencanaan

 Menyusun Target Pengelolaan Air Limbah

domestik skala kabupaten √ - -

 Menyusun rencana program air limbah domestik

dalam rangka pencapaian target √ - -

 Menyusun rencana anggaran program air limbah

domestik dalam rangka pencapaian target √ - -

Pengadaan Sarana

 Menyediakan sarana pembuangan awal air

limbah domestik - √ √

 Membangun sarana pengumpulan dan

pengelolaan awal (tangki septik) - - √

 Menyediakan sarana pengangkutan dan tangki

septik ke IPLT (truk Tinja) √ √ -

 Membangun jaringan dan saluran pengaliran

limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) √ - -

 Membangun sarana IPLT dan atau IPAL √ - -

Pengelolaan

 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja √ - -

 Mengelola IPLT dan atau IPAL √ √ -

 Melakukan penarikan retribusi penyedotan

lumpur tinja √ √ -

 Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik dan atau penyedotan air limbah domestik

√ - -

 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran

(14)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 42

Pengaturan dan Pembinaan

 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah

domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) √ - -  Melakukan Sosialisasi Peraturan dan Pembinaan

dalam hal Pengelolaan Air limbah Domestik √ - -

 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran

pengelolaan air limbah domestik - - -

Monitoring dan Evaluasi

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten

√ - -

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik

√ - -

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik

√ - -

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku

mutu air limbah domestik √ - -

Sumber : BLH

Tabel 3.5

Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Ket Ada Tdk Ada Efektif Belum efektif efektif Tidak

Air Limbah Domestik

 Target Capaian Pelayanan

Pengelolaan Air Limbah Domestik - √ - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan

pengelolaan Air Limbah Domestik -

√ - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan Air Limbah Domestik

- √ - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk

menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di hunian umum

- √ - - -

 Keawajiban dan sanksi bagi Industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di tempat usaha

(15)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 43

 Kewajiban dan sanksi bagi kantor

untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di tempat umum

√ - - √ -

 Kewajiban pengelolaan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik

- √ - - -

 Retribusi pengelolaan air limbah

domestik - √ - √ -

 Tata cara perizinan untuk kegiatan pembangunan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran

√ - - √ -

Sumber : BLH

3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan

Air limbah domestik di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dikelola secara on-site (setempat), dimana sistem pembuangan air limbah dilakukan secara individual, diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi tangki septik, cubluk dan resapan. Sedangkan untuk tangki, suspek aman masih cukup besar yaitu 66.30%.(Lihat Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja, Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Suspek Aman dan Tidak Aman)

Gambar 3.6

(16)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 44

Gambar 3.7

(17)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 42

Gambar 3.8:

Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik

Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik

Produk Input

User Interface

(A)

(B)

Pengumpulan dan

Penampungan /

Pengolahan Awal

(C)

Pengangkutan /

Pengaliran

(D)

(Semi) Pengolahan

Akhir Terpusat

(E)

Daur Ulang dan/atau

Pembuangan Akhir

Black Water + Grey Water Halaman dan Kebun Grey Water

(18)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 42

Tabel 3.6:

Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota

No Kecamatan/ Nama Kelurahan

BABS

Sarana tidak

layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System Individual Berbasis Komunal Kawasan /

terpusat (KK) Cubluk, Tangki septik tidak aman (KK) Jamban keluarga dgn tangki septik aman (KK) MCK umum /Jamban Bersama (KK) MCK++ (KK) Tangki Septik Komuna l (KK) IPAL Komu nal (KK) Sambungan Rumah (KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

I Kec. Liukang Tuppabiring Utara 512 2..219 683 4 0 0 0 0

1 Desa Mattiro Bulu 117 509 157 0 0 0 0 0

2 Desa Mattiro Walie 74 320 98 0 0 0 0 0

3 Desa Mattiro kanja 49 214 66 2 0 0 0 0

4 Desa mattiro bombing 106 457 141 0 0 0 0 0

5 Desa mattiro

Labangeng 39 169 52 2 0 0 0 0

6 Desa Mattiro baji 53 230 71 0 0 0 0 0

7 Desa mattiro Uleng 74 320 99 0 0 0 0 0

II Kecamatan Pangkajene 1.011 5.056 4.045 2 0 0 0 0

1 Kel. Sibatua 59 294 235 0 0 0 0 0

2 Kel. Bonto Perak 135 677 541 0 0 0 0 0

3 Kel. Anrong Appaka 140 702 562 0 0 0 0 0

4 Kel. Tekolabbua 59 294 235 0 0 0 0 0 5 Kel. Jagong 76 379 303 2 0 0 0 0 6 Kel. Tumampua 161 806 645 0 0 0 0 0 7 Kel. Padoang Doangan 110 551 441 0 0 0 0 0 8 Kel. Pabundukang 99 494 395 0 0 0 0 0 9 Kel. Mappasaile 172 860 688 0 0 0 0 0 III Kecamatan Minasate'ne 1.215 5.276 1.625 0 0 0 0 0 1 Kel. Bonto Langkasa 172 747 230 0 0 0 0 0 2 Kel. Minasate'ne 163 710 219 0 0 0 0 0 3 Desa Kaba 119 516 159 0 0 0 0 0 4 Desa Panaikang 103 447 138 0 0 0 0 0

5 Kel. Boto Kio 175 759 234 0 0 0 0 0

6 Kel. Biraeng 169 735 226 0 0 0 0 0 7 Desa Kalabirang 155 672 207 0 0 0 0 0 8 Kel. Bontoa 159 690 213 0 0 0 0 0 IV Kecamatan Balocci 442 2.062 1.501 7 0 0 0 0 1 Kel. Kassi 88 438 350 0 0 0 0 0 2 Kel. Tonasa 86 431 345 0 0 0 0 0

3 Kel. Balocci Baru 76 382 306 4 0 0 0 0

4 Kel. Balleangin 102 511 408 0 0 0 0 0

(19)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 43

V Kecamatan

Tondong Tallasa 383 1.661 511 4 0 0 0 0

1 Desa Bulu Tellue 82 355 109 0 0 0 0 0

2 Desa Malaka 35 151 47 4 0 0 0 0

3 Desa Bantimurung 73 317 98 0 0 0 0 0

4 Desa Tondong Kura 72 311 96 0 0 0 0 0

5 Desa Lanne 67 290 89 0 0 0 0 0

6 Desa Bonto Birao 55 237 73 0 0 0 0 0

VI Kecamatan

Bungoro 1.213 5.460 3.442 9 0 0 0 0

1 Kel. Boriappaka 111 553 442 0 0 0 0 0

2 Desa Bulu Cindea 167 670 279 3 0 0 0 0

3 Ke. Bowong Cindea 91 456 365 0 0 0 0 0

4 Kel. Samalewa 286 1.428 1.142 0 0 0 0 0

5 Kel. Sapanang 121 606 485 0 0 0 0 0

6 Desa Biring Ere 148 594 247 2 0 0 0 0

7 Desa mangilu 168 674 281 0 0 0 0 0

8 Desa Tabo Tabo 120 480 200 4 0 0 0 0

VII Kecamatan Labakkang 1.606 5.501 3.569 10 0 0 0 0 1 Kel. Borimasunggu 97 372 390 0 0 0 0 0 2 Kel. Mangallekana 138 418 550 0 0 0 0 0 3 Desa Batara 164 428 219 0 0 0 0 0 4 Desa Tawareang 180 376 240 0 0 0 0 0

5 Desa bara batu 174 361 232 2 0 0 0 0

6 Kel. Liang Kassi 71 534 285 0 0 0 0 0

7 Desa patallassang 96 478 128 4 0 0 0 0

8 Kel. Labakkang 124 421 497 0 0 0 0 0

9 Kel. Pundata baji 105 437 418 4 0 0 0 0

10 Desa Bonto mania 109 317 145 0 0 0 0 0

11 Desa manakku 93 465 124 0 0 0 0 0 12 Desa Gentung 95 473 126 0 0 0 0 0 13 Desa Kanaungan 161 421 215 0 0 0 0 0 VIII Kecamatan Ma'rang 1.301 3.775 1.735 7 0 0 0 0 1 Desa Talaka 229 432 306 0 0 0 0 0

2 Desa Attang Salo 155 385 207 0 0 0 0 0

3 Desa Padang

Lampe 123 427 164 2 0 0 0 0

4 Desa Alesipitto 68 360 90 0 0 0 0 0

5 Kel. Ma'rang 185 364 247 0 0 0 0 0

6 Kel. Bonto Bonto 145 358 193 0 0 0 0 0

7 Desa Pitue 115 375 153 0 0 0 0 0

8 Desa Pitu Sunggu 70 375 94 3 0 0 0 0

9 Desa Tamangap 125 243 167 2 0 0 0 0

10 Desa Pun'ranga 86 456 114 0 0 0 0 0

IX Kecamatan Sigeri 655 2.983 1.456 0 0 0 0 0

1 Kel. Bonto Matene 121 605 484 0 0 0 0 0

2 Kel. Bonto Matene 130 565 174 0 0 0 0 0

3 Desa Parenreng 109 473 146 0 0 0 0 0 4 Kel. Sigeri 98 489 391 0 0 0 0 0 5 Desa Bawasolo 108 469 144 0 0 0 0 0 6 Desa Bone 88 383 118 0 0 0 0 0 X Kecamatan Mandalle 581 2.178 774 3 0 0 0 0

(20)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 44

1 Desa Benteng 117 263 156 0 0 0 0 0 2 Desa manggalung 74 392 98 0 0 0 0 0 3 Desa Boddie 99 326 132 3 0 0 0 0 4 Desa Tamarupa 102 443 136 0 0 0 0 0 5 Desa Coppo Tompong 75 397 99 0 0 0 0 0 6 Desa mandalle 115 357 153 0 0 0 0 0 Tabel 3.7:

Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik

No

Jenis

Satuan

Kapasitas

Jumlah/

Berfungsi

Kondisi

Tdk

Keterangan

berfungsi

(i)

(ii)

(iii)

(iv)

(v)

(vi)

(vii)

Sistem Onsite

1 Berbasis komunal

- IPAL Komunal unit 0 0 0 - - MCK ++ unit 0 0 0 - - Tangki septik

komunal unit 0 0 0 - 2. Truk Tinja unit 1 1 0 - 3 IPLT : kapasitas M3/hari 32 1 0 -

Sistem Offsite

4 IPAL Kawasan/Terpusat

- kapasitas M3/hari 0 0 0 -

(21)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 42

Peta. 3.2

(22)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 42

3.3.3. Peran serta Masyarakat

Pengelolaan air limbah masih membutuhkan perhatian serius dan perlu melibatkan berbagai pihak, tidak saja pemerintah tetapi yang paling utama adalah masyarakat itu sendiri karena selain sebagai obyek, saat ini masyarakat diharapkan lebih banyak memainkan peran dalam berbagai aspek pembangunan termasuk sektor sanitasi. Pemenuhan sarana dan prasarana tentu saja sangat penting dalam pembangunan sektor sanitasi tetapi capaian tujuan secara menyeluruh selalu bermuara pada sejauhmana penyediaan sarana dan prasarana tersebut dapat memberikan manfaat bagi perbaikan kualitas hidup masyarakat. Karena pada kenyataannya, ketersediaan sarana dan prasarana hanya dapat berdampak positif jika masyarakat dapat memanfaatkan secara baik, yang berarti pengetahuan, wawasan dan tingkat kesadaran masyarakat merupakan bagian yang memiliki intervensi sangat signifikan dalam pembangunan sektor sanitasi terlebih mengenai pengelolaan air limbahKabupaten Pangkajene dan kepulauan, dimana masih sebagian Masyarakatnya terdapat angka buta huruf, tingkat pendidikan relatif masih minim, kondisi perekonomian yang masih membutuhkan perhatian jauh lebih besar terutama masyarakat berpenghasilan rendah, serta aksesibilitas yang relatif masih sulit, tentu saja mempengaruhi pola pikir dan perilaku hidup yang masih sangat bergantung pada kebijakan, serta belum begitu mengedepankan pentingnya pola hidup bersih dan sehat.

Dalam konteks rumah tangga, kaum perempuan cukup terlibat namun dalam

pengambilan keputusan masih didominasi oleh laki-laki, padahal dalam pengelolaan sanitasi posisi perempuan sebenarnya sangat strategis dan memiliki pengaruh sangat besar. Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya-upaya pemberdayaan

masyarakat, pengarusutamaan jender serta pelibatan masyarakat berpenghasilan rendah dalam pengelolaan air limbah maupun sektor sanitasi secara umum, seharusnya dapat menjadi salah satu prioritas dan target capaian pembangunan. (Lihat Tabel 3.8 Program kegiatan Air Limbah Domestik berbasis Masyarakat Tabel 3.9 Pengelolaan SaranaAir limbah Domestik oleh

(23)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 43

Tabel 3.8:

Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat

No

Nama

Program/Kegiatan Pelaksana/PJ Lokasi Program/Tahun kegiatan

Penerima manfaat

Jumlah Sarana

Kondisi Sarana Saat Ini )

Berfungsi Berfungsi Tidak

L P 1 PNPM Mandiri Pedesaan Pembuatan MCK Umum TPK dan

Masyarakat Desa Mattiro kanja Kec. Liukang

Tuppaburing Utara 2009 27 35 2 BerfungsI

PNPM Mandiri Pedesaan

Pembuatan MCK Umum

TPK dan

Masyarakat Kelurahan Jagong Kec. Pangkajene

2010 43 29 2 Berfungsi 2 PNPM Mandiri Pedesaan Pembuatan MCK Umum TPK dan

Masyarakat Desa Balocci Baru Kec. Balocci

2009 29 72 2 1 Berfungsi berfungsi 1 Tidak

PNPM Mandiri Pedesaan

Pembuatan MCK Umum

TPK dan

Masyarakat Desa Tompo Bulu Kec. Balocci

2009 150 170 4 3 Berfungsi berfungsi 1 Tidak

PNPM Mandiri Pedesaan

Pembuatan MCK Umum

TPK dan

Masyarakat Desa Malaka Kec.Tondong

Tallasa 2009 111 172 4 1 Berfungsi berfungsi 3 tidak PNPM Mandiri

Pedesaan

Pembuatan MCK Umum

TPK dan

Masyarakat Desa Biring Ere Kec. Bungoro

2010 73 92 2 berfungsi PNPM Mandiri Pedesaan Pembuatan MCK Umum TPK dan

Masyarakat Desa Tabo Tabo Kec. Bungoro

2010 173 254 4 Berfungsi PNPM Mandiri Pedesaan Pembuatan MCK Umum TPK dan

Masyarakat Desa bara batu Kec. Labakkang

2011 62 92 2 Berfungsi PNPM Mandiri Pedesaan Pembuatan MCK Umum TPK dan

Masyarakat Desa patallassang Kec. Labakkang

2011 83 102 4 2 berfungsi berfungsi 2 tidak PNPM Mandiri

Pedesaan

Pembuatan MCK Umum

TPK dan

Masyarakat Kel. Pundata baji Kec. Labakkang

(24)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 44

PNPM Mandiri Pedesaan Pembuatan MCK Umum TPK dan

Masyarakat Desa Padang Lampe Kec.

Ma’rang 2009 83 91 2 2 Tidak berfungsi PNPM Mandiri Pedesaan Pembuatan MCK Umum TPK dan

Masyarakat Desa Pitu SungguKec.

Ma’rang 2010 163 251 3 2 berfungsi berfungsi 1 tidak

Total 1261 1634 35 Unit 25 Unit 10 Unit

Sumber Data : Data Sekunder Pokja, kunjungan lapangan

Tabel 3.9:

Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh Masyarakat

No Jenis Sarana Sarana Tahun Dibangun

Lokasi Pengelola Biaya operasi dan pemeliharaan

Pengosongan tangki septik/IPAL Lembaga Kondisi Waktu Layanan

1 MCK 2010 Kelurahan Jagong Kec. Pangkajene

Pengelola

Pasar Aktif Rp. 2000/ orang biaya pemeliharaan

- -

2 MCK 2010 Desa Balocci Baru Kec. Balocci

Pengelola

Pasar Aktif Rp. 2000/ orang biaya pemeliharaan

- -

3 MCK 2011 Desa Tabo Tabo Kec. Bungoro Pengelola Obyek Wisata Aktif Rp. 1000/ orang biaya pemeliharaan - -

4 MCK 2012 Desa bara batu Kec. Labakkang Pengelola Pasar Aktif Rp. 1000/ orang biaya pemeliharaan - -

Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan Masyarakat dan kunjungan lapangan

3.3.4. Komunikasi dan Media

Sanitasi dan kepedulian masyarakat tidak dapat lepas dari komunikasi dimana dalam komunikasi terdapat pengirim pesan, media komunikasi, pesan yang ingin disampaikan, alat komunikasi yang digunakan serta sasaran komunikasi . Untuk itu dilakukan studi komunikasi dan pemetaan media yang merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja PPSP Kabupaten Pangkajene dan kepulauan dalam rangka penyusunan buku putih.

Media memiliki peran penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta higienis. Informasi mengenai pengelolaan persampahan melalui media secara umum jarang dilakukan, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Sejauh ini sejumlah media yang ada belum dimanfaatkan secara optimal dalam sosialisasi mengenai kebijakan yang berkaitan

(25)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 45

dengan pengelolaan persampahan. Informasi selama ini masih dilakukan secara insidentil berdasarkan program SKPD terkait, antara lain melalui spanduk atau papan himbauan.

Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan kepulauansampai saat ini belum melakukan kerjasama dengan berbagai media informasi. Akan tetapi mengingat pentingnya peran media dalam memberikan informasi kepada masyarakat maka kedepan Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan kepulauanakan bekerjasama dengan beberapa media yang ada di Kabupaten Pangkejene dan kepulauan. (Lihat Gambar 3.9Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti dikabupaten)

Gambar 3.9.

Kegiatan penyuluhan atau sosialisasi yang pernahdiikuti di Kabupaten

3.3.5. Peran Swasta

Penyedia layanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan masih terbatas terutama dari dunia usaha atau pihak swasta. Sampai saat ini di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan belum ada pihak swasta yang berkontribusi terhadap kegiatan pengelolaan air limbah domestik kecuali lembaga pemberdayaan masyarakat seperti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). (Lihat Tabel 3.10Penyedia Layanan Air Limbah Domestik)

Masalah Sampah dan Kebersihan

Lingkungan

13% Air Limbah dan Jamban Keluarga

7%

Saluran Air Kotor / Draenase

4%

Air Bersih 18%

Stop Buang Air Besar Sembarangan 22% Cuci tangan Pakai Sabun 30% Belum pernah 6%

(26)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 46

Tabel 3.10

Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten

No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi

Volume Potensi Kerjasama

Sumber Data : Tidak ada Data Pelayanan Air Limbah Domestik

3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja, baik belanja investasi maupun operasional dan pemeliharaan yang dilakukan Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait yang berwenang dalam operasi pengelolaan air limbah domestik pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp1.760.460.000 tumbuh sebesar 57.21% dari Tahun Anggaran 2013. Anggaran tersebut sepenuhnya membiayai kegiatan investasi berupa pembangunan sarana MCK sedangkan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan sejak tahun 2010 sampai tahun 2013 belum teralokasikan sama sekali.

Adapun retribusi yang bersumber dari kegiatan sub sektor air limbah domestik belum ada karena pengelolaan maupun regulasinya juga belum tersedia. (Lihat Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik, Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah Domestik)

Tabel 3.11

Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik

No Sub Sektor Belanja (Rp) Rata - rata Pertum

buhan (%) 2010 2011 2012 2013 1 Air Limbah Domestik 1.a Investasi - 712.300.000 877.193.000 1.760.460.000 837,488,250.00 57.21 1.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) - 106.230.000 - 226.046.000 83,069,000.00 45.87 1.c Perkiraan Biaya OM berdasarkan Infrastruktur terbangun - 31.869.000 263.157.900 67.813.800 90,710,175.00 45.87

(27)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 47

3.3.7. Permasalahan mendesak dan isu strategis

Ada beberapa isu pokok yang mengemuka terkait sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan antara lain bahwa sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan mennggunakan on site system dimana limbah buangan langsung dialirkan ke sungai . Sistem kelembagaan sanitasi masih lemah,kondisi ini menuntut adanya peningkatan kapasitas layanan pengelolaan air limbah, terutama dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sehingga tatanan pengelolaan air limbah domestik memenuhi harapan.

Untuk mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat maka dukungan maka perlu dukungan media komunikasiuntuk memberi informasi mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat di masyarakat.

Permasalahan mendesak yang menjadi prioritas di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan pada sektor air limbah domestik lebih kepada penyediaan sarana dan prasarana seperti sarana Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) terpusat maupun komunal dan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT).(Lihat Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak )

Tabel 3.12

Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah Domestik

No Sub Sektor Belanja (Rp)

Pertum buhan

(%)

2010 2011 2012 2013

1 Air Limbah Domestik

1.a Realisasi Retribusi

- - - - - 1.b Potensi Retribusi - - - - -

(28)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Page | 48

Tebel 3.13:

Permasalahan Mendesak

Permasalahan Mendesak

1. Belum ada sistim pengolahan limbah domestik yang memenuhi syarat sehingga air limbah domestik masih berpotensi mencemari air tanah dan air permukaan/sungai. 2. Sistem pengelolaan air limbah masih menggunakan sistem

on site sehingga pencemaran air sungai oleh limbah domestik mengakibatkan tingginya angka kuman pada air sungai, sehingga tidak layak dijadikan sumber air baku air minum

3. Sistem kelembagaan sanitasi masih lemah,kondisi ini

menuntut adanya peningkatan kapasitas layanan

pengelolaan air limbah

4. Sarana dan prasarana limbah domestik IPAL dan IPLT

belum ada sehingga potensi pencemaran cukup tinggi. Sumber : BLH

(29)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

3.4. Pengelolaan Persampahan

Kawasan Kota Rantepao dan sekitarnya merupakan kota sasaran pelayanan/pengelolaan sampah di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan dimana masih mengacu pada pola lama hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia baik dari petugas pengelolaan sampah maupun masyarakat penghasil sampah serta sarana dan prasarana yang memadai sehingga apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah belum bisa diterapkan.

3.4.1. Kelembagaan

Berdasarkan orientasi kerja dan kesepadanan tupoksi SKPD maka pengelolaan sub sektor persampahan secara operasional berkaitan langsung dengan Dinas PU danTata Ruang, sedangkan Badan Lingkungan Hidup dan Bappeda lebih berperan dalam perumusan kebijakan serta perencanaan secara makro. Pengelolaan sub sektor persampahan tidak cukup hanya berorientasi pada upaya-upaya penyediaan sarana dan prasarana serta penyelamatan lingkungan tetapi juga sangat diintervensi oleh aspek penyehatan lingkungan dan perilaku hidup masyarakat sehingga Dinas Kesehatan juga memegang peranan penting terutama dalam tahap preventif dan promotif.

Kebersihan adalah bidang pada Dinas Pemukiman dan kebersihan yang memiliki mandat tupoksi langsung dengan pengelolaan sub sektor persampahan. tupoksi yang dimaksud antara lain merencanakan langkah-langkah teknik, menyusun konsep yang sifatnya teknis, melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta monitoring dan evaluasi secara teknis kegiatan Bidang Kebersihan.

Pengawasan Lingkungan, serta Pengawasan dan Pengendalian adalah bidang pada Badan Lingkungan Hidup yang memiliki keterkaitan erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan. Hal tersebut tergambar dari tupoksi yang diemban antara lain merumuskan kebijakan operasional, melaksanakan pembinaan, evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalian serta pemulihan kualitas lingkungan. Tupoksi tersebut kemudian menempatkan Badan Lingkungan Hidup pada posisi regulator dalam pengelolaan sub sektor persampahan.

Merumuskan kebijaksanaan, program dan kegiatan pembangunan daerah bidang Perencanaan Wilayah meliputi sumber daya alam dan lingkungan hidup, perumahan dan pemukiman, merupakan tupoksi Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik pada Bappeda sehingga juga memiliki keterkaitan erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan.

(30)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan adalah bidang berkaitan erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan.

Pengelolaan persampahan dilakukan melalui berbagai tahapan yakni perencanaan, pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi. Dalam konteks Kabupaten Pangkajene dan kepulauan, hal tersebut belum seluruhnya dapat dilakukan. (Lihat Tabel 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Persampahan)

Pemerintah kabupaten sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam hal ini masih mengalami berbagai keterbatasan, baik sumberdaya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana termasuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA), penganggaran, regulasi hingga aspek kelembagaan. Disisi lain, pihak swasta yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengelolaan sub sektor persampahan terutama pada posisi pengadaan sarana dan pengelolaannya, juga belum maksimal memberikan partisipasi nyata. Demikian pula dengan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam tahapan fungsi pengelolaan persampahan, masih sangat minim. Secara keseluruhan masih terbatas pada kegiatan pengumpulan sampah dari sumber ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) itupun hanya pada lokasi-lokasi tertentu dalam lingkup layanan masih sangat kecil. Sebagian besar masih mengelola sampah dengan membakar atau bahkan membuang begitu saja ke lingkungan sekitar rumah dan sungai. Hal ini dikarenakan karena belum efektifnya beberapa peraturan mengenai persampahan.(Lihat Tabel 3.15 Daftar Peraturan Terkait Persampahan)

(31)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Tabel 3.14

Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Persampahan

FUNGSI

Pemangku Kepentingan

Pemda Swasta Masyarakat

Perencanaan

 Menyusun Target Pengelolaan Sampah skala

kabupaten √ - -

 Menyusun rencana program persampahan dalam

rangka pencapaian target √ - -

 Menyusun rencana anggaran program

persampahan dalam rangka pencapaian target √ - - Pengadaan Sarana

 Menyediakan sarana pewadahan sampah di

sumber sampah √ - √

 Membangun sarana pengumpulan dari sumber

sampah ke TPS √ - -

 Membangun sarana penampungan sampah (TPS) √ - -

 Membangun saranapengangkutan sampah dari

TPS ke TPA √ - -

 Membangun sarana TPA √ - -

 Menyediakan sarana komposting √

Pengelolaan

 Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS √ - -

 Mengelola sampah di TPS √ - √

 Mengangkut sampah dari TPS ke TPA √ - -

 Mengelola sampah di TPA √ - √

 Melakukan pemilahan sampah - - √

 Melakukan penarikan retribusi sampah √ - -

 Memberikan izin pengelolaan sampah √ - -

Pengaturan dan Pembinaan

1. Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah

(32)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

2. Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan

dalam hal pengelolaan sampah √ - -

3. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran

pengelolaan sampah. - - -

Monitoring dan Evalusi

1. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian

target pengelolaan sampah skala kab/kota √ - - 4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan

persampahan √ - -

5. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persamapahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan

√ - -

Sumber : Dinas Permukiman dan kebersihan - BLH Tabel 3.15

Daftar Peraturan Terkait Persampahan

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan Ada

Sebutkan Ada Tdk Terlaksana Efektif

Belum efektif Dilaksana kan Tidak efekti dilaksana kanf Ket Persampahan

Target Capaian Pelayanan Pengelolaan

persampahan kab/kota √ - - √ -

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam pemberdayaan masyarakat dan

badan usaha dalam pengelolaan sampah - √ - - -

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediaan tempat sampah di hunian rumah dan membuang ke TPS

- √ - - -

Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/fasilitas sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah dari TPS ke TPA

- √ - - -

Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA.

√ - - √ -

Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta

atau pihak lain dalam pengelolaan sampah √ - - √ -

Retribusi pengelolaan sampah atau kebersihan X - - - -

(33)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan

Sumber timbulan sampah terbesar adalah rumah tangga (permukiman), baik yang sifatnya organik maupun anorganik. Di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan jumlah produksi sampah mecapai sekitar 190 m3 dengan jumlah sampah yang terangkut sekitar 140 m3. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa infrastruktur persampahan yang tersedia dan digunakan oleh masyarakat hanya berupa TPS, itupun dalam jumlah terbatas dan terdapat hanya di kawasan perkotaan. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan, misalnya di saluran air ataupun di tanah kosong bahkan disungai. Sampah tersebut biasanya langsung dibakar, namun ada pula yang dibiarkan begitu saja, baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan.(Lihat Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah)

Gambar 3.10

Grafik Pengelolaan Sampah

Ketidaktersediaan ataupun minimnya sarana dan prasarana persampahan menjadi salah satu penyebab penanganan sampah masih terabaikan, disamping kemampuan, wawasan dan kesadaran masyarakat yang juga masih rendah teruatama konsep 3R belum terinternalisasi dalam pengelolaan sampah . Disisi lain, pihak swasta maupun lembaga non pemerintah sampai saat ini belum memperlihatkan partisipasi, inisiatif dan kontribusi nyata terhadap pengelolaan persampahan. (Lihat Gambar 3.11 Grafik Praktik Pemilihan Sampah Oleh Rumah Tangga)

(34)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Gambar 3.11

(35)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Peta : 3.3

(36)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Gambar 3.12:

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

Diagram Sistem Sanitasi Persampahan

Produk Input

User Interface

(A)

Pengumpulan

(B)

Setempat

(C)

Penampungan

Sementara (TPS)

(D)

Pengangkutan

(E)

(Semi) Pengolahan

Akhir Terpusat

(F)

Daur Ulang /

Pembuangan Akhir

Sampah Organik dan Anorganik Lindi Dibakar

(37)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Tabel 3.16:

Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten/Kota

No

Nama Kecamatan/

Kelurahan

Volume Terlayani Tidak

Terlayani Jumlah Pendud uk Timbulan Sampah 3R Institusi Pengelola TPA (orang) (M3) (%) (M3)) (%) (M3)) (%) (M3)) (%) (M3))

I Kec. Liukang Tuppabiring Utara 13,656 0 0 0 0 0 0 0 100 68.28

1 Desa Mattiro Bulu 3,130 0 0 0 0 0 0 0 100 15.65

2 Desa Mattiro Walie 1,969 0 0 0 0 0 0 0 100 9.85

3 Desa Mattiro kanja 1,315 0 0 0 0 0 0 0 100 6.58

4 Desa mattiro bombing 2,815 0 0 0 0 0 0 0 100 14.08

5 Desa mattiro

Labangeng 1,042 0 0 0 0 0 0 0 100 5.21

6 Desa Mattiro baji 1,415 0 0 0 0 0 0 0 100 7.08

7 Desa mattiro

Uleng 1,970 0 0 0 0 0 0 0 100 9.85

II Kecamatan Pangkajene 40,450 19.6 0 0 0 0 0 0 89 180.00

1 Kel. Sibatua 2,350 1.4 0 0 0 0 0 0 88 10.34

2 Kel. Bonto Perak 5,413 1.3 0 0 0 0 0 0 95 25.77

3 Kel. Anrong Appaka 5,619 1.5 0 0 0 0 0 0 95 26.61 4 Kel. Tekolabbua 2,352 0.6 0 0 0 0 0 0 95 11.11 5 Kel. Jagong 3,034 3.8 0 0 0 0 0 0 75 11.38 6 Kel. Tumampua 6,446 1.6 0 0 0 0 0 0 95 30.62 7 Kel. Padoang Doangan 4,408 2.6 0 0 0 0 0 0 88 19.40 8 Kel. Pabundukang 3,949 4.5 0 0 0 0 0 0 77 15.20 9 Kel. Mappasaile 6,879 2.2 0 0 0 0 0 0 94 32.19 III Kecamatan Minasate'ne 32,494 10.5 0 0 0 0 0 0 94 152.86

1 Kel. Bonto Langkasa 4,600 2.1 0 0 0 0 0 0 91 20.86

2 Kel. Minasate'ne 4,373 2.6 0 0 0 0 0 0 88 19.24

3 Desa Kaba 3,181 0 0 0 0 0 0 0 100 15.91

4 Desa Panaikang 2,751 0 0 0 0 0 0 0 100 13.76

5 Kel. Boto Kio 4,673 1.4 0 0 0 0 0 0 94 21.96

6 Kel. Biraeng 4,526 1.1 0 0 0 0 0 0 95 21.50 7 Desa Kalabirang 4,140 0 0 0 0 0 0 0 100 20.70 8 Kel. Bontoa 4,250 3.2 0 0 0 0 0 0 85 18.06 IV Kecamatan Balocci 15,939 8.7 0 0 0 0 0 0 90 71.53 1 Kel. Kassi 3,501 1.1 0 0 0 0 0 0 94 16.42 2 Kel. Tonasa 3,446 2.6 0 0 0 0 0 0 85 14.65

3 Kel. Balocci Baru 3,057 3.4 0 0 0 0 0 0 78 11.92

4 Kel. Balleangin 4,084 1.6 0 0 0 0 0 0 92 18.79

5 Desa Tompo Bulu 1,851 0 0 0 0 0 0 0 100 9.26

(38)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Tondong Tallasa

1 Desa Bulu Tellue 2,183 0 0 0 0 0 0 0 100 10.92

2 Desa Malaka 931 0 0 0 0 0 0 0 100 4.66 3 Desa Bantimurung 1,952 0 0 0 0 0 0 0 100 9.76 4 Desa Tondong Kura 1,914 0 0 0 0 0 0 0 100 9.57 5 Desa Lanne 1,783 0 0 0 0 0 0 0 100 8.92

6 Desa Bonto Birao 1,461 0 0 0 0 0 0 0 100 7.31

VI Kecamatan Bungoro 40,458 5.3 0 0 0 0 0 0 97 197.16

1 Kel. Boriappaka 4,421 2.0 0 0 0 0 0 0 91 20.07

2 Desa Bulu Cindea 4,464 0 0 0 0 0 0 0 100 22.32

3 Ke. Bowong Cindea 3,651 0.7 0 0 0 0 0 0 96 17.60

4 Kel. Samalewa 11,422 1.4 0 0 0 0 0 0 98 55.68

5 Kel. Sapanang 4,851 1.2 0 0 0 0 0 0 95 23.04

6 Desa Biring Ere 3,957 0 0 0 0 0 0 0 100 19.79

7 Desa mangilu 4,492 0 0 0 0 0 0 0 100 22.46

8 Desa Tabo Tabo 3,200 0 0 0 0 0 0 0 100 16.00

VII Kecamatan Labakkang 49,970 10.3 0 0 0 0 0 0 90 224.19 1 Kel. Borimasunggu 3,897 2.3 0 0 0 0 0 0 88 17.15 2 Kel. Mangallekana 5,504 1.5 0 0 0 0 0 0 95 26.01 3 Desa Batara 4,379 0 0 0 0 0 0 0 100 21.90 4 Desa Tawareang 4,801 0 0 0 0 0 0 0 100 24.01

5 Desa bara batu 4,643 0 0 0 0 0 0 0 100 23.22

6 Kel. Liang Kassi 2,848 0.7 0 0 0 0 0 0 95 13.53

7 Desa

patallassang 2,552 0 0 0 0 0 0 0 100 12.76

8 Kel. Labakkang 4,970 5.7 0 0 0 0 0 0 77 19.13

9 Kel. Pundata baji 4,182 0 0 0 0 0 0 0 100 20.91

10 Desa Bonto mania 2,897 0 0 0 0 0 0 0 100 14.49 11 Desa manakku 2,484 0 0 0 0 0 0 0 100 12.42 12 Desa Gentung 2,523 0 0 0 0 0 0 0 100 12.62 13 Desa Kanaungan 4,290 0 0 0 0 0 0 0 100 21.45 VIII Kecamatan Ma'rang 34,690 3.2 0 0 0 0 0 0 99 170.85 1 Desa Talaka 6,119 0 0 0 0 0 0 0 100 30.60

2 Desa Attang Salo 4,141 0 0 0 0 0 0 0 100 20.71

3 Desa Padang Lampe 3,285 0 0 0 0 0 0 0 100 16.43

4 Desa Alesipitto 1,800 0 0 0 0 0 0 0 100 9.00

5 Kel. Ma'rang 4,930 1.5 0 0 0 0 0 0 94 23.17

6 Kel. Bonto Bonto 3,857 1.7 0 0 0 0 0 0 91 17.55

7 Desa Pitue 3,067 0 0 0 0 0 0 0 100 15.34

8 Desa Pitu Sunggu 1,878 0 0 0 0 0 0 0 100 9.39

9 Desa Tamangap 3,333 0 0 0 0 0 0 0 100 16.67

10 Desa Pun'ranga 2,280 0 0 0 0 0 0 0 100 11.40

IX Kecamatan Sigeri 20,377 4.5 0 0 0 0 0 0 96 98.06

(39)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Matene 2 Kel. Bonto Matene 3,474 1.2 0 0 0 0 0 0 93 16.15 3 Desa Parenreng 2,912 0 0 0 0 0 0 0 100 14.56 4 Kel. Sigeri 3,911 2.0 0 0 0 0 0 0 90 17.60 5 Desa Bawasolo 2,884 0 0 0 0 0 0 0 100 14.42 6 Desa Bone 2,355 0 0 0 0 0 0 0 100 11.78 X Kecamatan Mandalle 15,482 0 0 0 0 0 0 0 100 77.41 1 Desa Benteng 3,118 0 0 0 0 0 0 0 100 15.59 2 Desa manggalung 1,960 0 0 0 0 0 0 0 100 9.80 3 Desa Boddie 2,634 0 0 0 0 0 0 0 100 13.17 4 Desa Tamarupa 2,716 0 0 0 0 0 0 0 100 13.58 5 Desa Coppo Tompong 1,988 0 0 0 0 0 0 0 100 9.94 6 Desa mandalle 3,066 0 0 0 0 0 0 0 100 15.33 Tabel 3.17

Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten

No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ Kapasita s Ritasi /hari Kondisi Keterangan Berfungsi Tdk berfungsi

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

1 Pengumpulan

Setempat

- Gerobak unit 9 1 9 0 -

- Becak/Becak Motor unit 0 0 0 0 -

2 Penampungan

Sementara

- Bak Biasa unit

- Container unit 24 1 24 0 -

- Transfer Depo unit 2 1 2 0 -

3. Pengangkutan

- Dump Truck unit 13 1 13 0 -

- Arm Roll Truck unit 6 4 6 0 -

- Compaction Truck unit 0 0 0 0 -

4 (Semi) Pengolahan

Akhir Terpusat

- TPS 3R unit 0 0 0 0 -

- SPA ( stasiun

peralihan Antara ) Unit 0 0 0 0 -

5 TPA Regional - Sanitary landfill Ha 0 0 0 0 - - Controlled landfill Ha 0 0 0 0 - - Open dumping Ha 6 0 6 0 6 Alat Berat - Bulldozerl Unit

- Whall/truck loader Unit

- Excavator / backhoe Unit

7 IPAL

(40)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

3.4.3. Peran serta Masyarakat

Sejalan dengan uraian sebelumnya, bahwa masih kurangnya partisipasi dan inisiatif masyarakat dalam pengelolaan persampahan tidak hanya disebabkan oleh belum mencukupinya kebutuhan sarana dan prasarana persampahan, tetapi juga kondisi ekonomi, pengetahuan dan wawasan yang akhirnya berpengaruh nyata terhadap tingkat kesadaran masyarakat menjadi indikasi masih rendahnya pengelolaan sanitasi termasuk sub sektor persampahan. Demikian pula dengan masyarakat miskin yang masih mengalami kesulitan terhadap akses, terutama informasi maupun transportasi. Padahal jika konsep pemilahan sampah diterapkan maka masyarakat khusunya masyarakat miskin akan merasakan dampak positif dari penerapan teknologi 3R. (Lihat Tabel 3.18Daftar Program/kegiatan persampahan berbasis Masyarakat, Tabel 3.24 Pengelolaansarana Persampahan oleh masyarakat )

Tabel 3.18

Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat

N o Nama Program/kegiatan Pelaksana/ PJ Lokasi Tahun Progra m/Kegi atan**) Penerima manfaat ***) Jumlah Sarana Kondisi Sarana Saat Ini **) L P Berfung si Tidak Berfung si Total

Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Tabel 3.19

Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat

No Jenis Kegiatan Lokasi

Pengelola Kerjasama

dengan pihak lain

Keterangan Lembaga Kondisi

(41)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

3.4.4. Komonikasi dan Media

Sanitasi dan kepedulian masyarakat tidak dapat lepas dari komunikasi dimana dalam komunikasi terdapat pengirim pesan, media komunikasi, pesan yang ingin disampaikan, alat komunikasi yang digunakan serta sasaran komunikasi . Untuk itu dilakukan studi komunikasi dan pemetaan media yang merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja PPSP Kabupaten Pangkajene dan kepulauan dalam rangka penyusunan buku putih.

Media memiliki peran penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta higienis. Informasi mengenai pengelolaan persampahan melalui media secara umum jarang dilakukan, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Sejauh ini sejumlah media yang ada belum dimanfaatkan secara optimal dalam sosialisasi mengenai kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan persampahan. Informasi selama ini masih dilakukan secara insidentil berdasarkan program SKPD terkait, antara lain melalui spanduk atau papan himbauan.

Sebagai bagian dari proses pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat, maka untuk menunjang semakin maksimalnya kegiatan pengelolaan persampahan, Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan kepulauan telah melakukan kerjasama dengan beberapa media informasi yaitu media cetak koran. Kerjasama ini baru dilakukan sebatas kebutuhan program/proyek, yaitu sosialisasi dalam bentuk kegiatan dan pelayanan yang diberikan oleh para petugas kebersihan, serta berita-berita terkait lainnya.(Lihat Tabel 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang perna diikuti dikabupaten.

Gambar 3.13

Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten

Masalah Sampah dan Kebersihan Lingkungan 13% Air Limbah dan Jamban Keluarga 7% Saluran Air Kotor / Draenase 4% Air Bersih 18% Stop Buang Air Besar Sembarangan 22% Cuci tangan Pakai Sabun 30% Belum pernah 6%

(42)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

3.4.5. Peran Swasta

Partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan sanitasi sub sektor persampahan masih sangat minim, baik kuantitas maupun variannya. Keterlibatan dalam tahapan pengelolaan pun masih sangat terbatas, hanya pada pengadaan sarana sedangkan partisipasi dalam perencanaan, pengelolaan, maupun pembinaan belum nampak. Hampir semua kegiatan pengelolaan persampahan ditangani langsung Pemerintah dan masih dianggap menjadi tanggung jawab Pemerintah. Padahal seyogyanya dunia usaha dapat lebih memberikan kontribusi upaya-upaya perbaikan kualitas hidup dan penyelamatan lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan, dimana usaha tersebut melakukan kegiatannya.(Lihat Tabel 3.20Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan di Kabupaten)

Tabel 3.28

Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun Mulai

Operasi Jenis Kegiatan Potensi Kerjasama

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman – BPPLH

3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan

Pendanaan dan pembiayaan sub sektor persampahan dialokasikan pada SKPD Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Badan Pengendalian Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sedangkan pendapatan yang dihasilkan dari retribusi persampahan masih relative kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah cakupan pelayanan, karena pengelolaannya memang belum dilakukan secara optimal dan regulasi yang mengatur tentang hal tersebut juga belum

(43)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

tersosialisasi dengan baik. (Lihat Tabel 3.21Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan, Tebel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Persampahan)

3.4.7. Permasalahan mendesak

Kabupaten Pangkajene dan kepulauan mempunyai permasalahan persampahan yang cukup berat selain dengan tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang memadai juga oleh tindak perilaku masyarakat dalam mengolah sampah belum baik, seperti dengan masih membuang sampah di saluran bahkan disungai

Terbatasnya dan masih kurang optimalnya sarana bangunan 3R menjadi salah satu permasalahan cukup penting selain dari perilaku masyarakat. Pemilihan sampah mulai dari sumbernya dapat meminimalisir jumlah timbunan sampah. (Lihat Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak)

Tabel 3.21

Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan

No Sub Sektor Belanja (Rp) Rata -rata Pertu m buhan (%) 2010 2011 2012 2013 2 Sampah

2.a Pendanaan Investasi Persampahan 369.069.000 265.000.000 793.513.000 725.652.250 538,308,562.50 25.28 2.b Oprasional / Pemeliharaan ( OM ) 237.600.000 174.500.000 3.669.084.039 4.484.015.000 2,141,299,759.75 22.21 2.c Perkiraan Biaya OM berdasarkan Infrastruktur

terbangun 71.280.000 52.350.000 1.100.725.211 1.345.204.500 642,389,927.75 22.21 Sumber : : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 - 2013 Bappeda

Tabel 3.22

Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah

No Sub Sektor Belanja (Rp) Pertum buhan

(%)

2010 2011 2012 2013

2 Retribusi Sampah

2.a Realisasi Retribusi 176.050.000 1.200.050.000 1.515.905.500 1.787.950.500 17.95

2.b Potensi Retribusi - - - - - Sumber : : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 - 2013 DPPKAD

(44)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak

No

Permasalahan Mendesak

1. 2. 3. 4. 5.

Jumlah penduduk cenderung meningkat, menyebabkan volume sampah bertambah, Konsep 3R belum memasyarakat ;

Sebagian besar masyarakat masih melakukan penanganan sampah dengan membakar, informasi wawasan dan tingkat kesadaran pentingnya pengelolaan sampah secara baik dan benar, relatif masih rendah, terutama di bagian pedesaan dimana akses media dan komunikasi masih minim. Penanganan sampah masih dilakukan secara ala kadarnya, seperti membakar dan membuang ke saluran/sungai. ;

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) belum memadai dan dikelola secara maksimal.

Sangat sulit mendapatkan TPA yang dekat dengan perkotaan Untuk membangun TPA yang permanen dan sesuai ketentuan

pengelolaannya membutuhkan anggaran yang relatif besar, sedangkan kemampuan daerah masih sangat terbatas dari segi Pendanaan dan Sumber daya manusia pengelola

(45)

Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan

Sistem drainase perkotaan terdiri dari berbagai elemen yang seringkali dioperasikan dan dikelola oleh berbagai institusi, baik di tingkat nasional, provinsi maupun kebupaten. Masing-masing institusi seringkali menggunakan berbagai defenisi dan terminologi yang berbeda untuk berbagai elemen dari sistem sungai dan drainase. Dalam bidang ke-PU an sendiri, seringkali terminologi ini hanya menyebutkan drainase utama dan minor. Sementara dari Pengelola Sumber Daya Air, hampir semua drainase perkotaan diperlakukan sebagai drainase mikro. Terlepas dari berbagai defenisi tersebut, pada dasarnya drainase merupakan prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, baik yang sifatnya primer, sekunder maupun tersier.

Secara umum kondisi jaringan drainase lingkungan khususnya di ibukota kabupaten belum cukup tersedia dengan layak, baik pada ruas jalan utama maupun di unit lingkungan permukiman. Adapun saluran drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya disebabkan oleh adanya ketidakpedulian masyarakat perkotaan akan fungsi drainase dan belum adanya master plan drainase yang bisa mengontrol perencanaan drainase di kawasan Kota Pangkajene dan sekitarnya pada khususnya dan seluruh kecamatan pada umumnya.

3.5.1. Kelembagaan

Kondisi pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan saat ini dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur.Dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur, masih belum menyentuh semua daerah permukiman di kabupaten Pangkajene dan kepulauan.Kegiatan pembangunan dan pemeliharaan di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten yang dikelola oleh Dinas PU dan Tata Ruang Kabupaten Pangkajene dan kepulauan. Selain dari itu sistem pengelolaan drainase juga melibatkan institusi Badan Lingkungan Hidup (BLH) terutama Bidang Pengawasan Lingkungan, dimana pencegahan pencemaran air merupakan salah satu prioritas pada jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup. Sebagai salah satu utilitas suatu daerah / wilayah, drainase tentu saja harus direncanakan dan dibangun sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki serta berkesesuaian dengan utilitas lain maupun fungsi lahan yang ada.Berdasarkan hal tersebut maka eksistensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) terutama Bidang Perencanaan Pembangunan

Gambar

Gambar 3.2  Grafik Perilaku BABS
Grafik Pengelolaan Air Minum
Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami banjir Rutin

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Ngawi memiliki banyak obyek wisata yang menarik mulai dari wisata alam yang dapat dinikmati keindahannya, wisata sejarah untuk ditilisik, sampai wisata budaya

Pada penelitian ini dida- patkan hasil bahwa responden yang mengalami kekera- san dengan pacar yang menggunakan narkoba 8 orang (100%), tetapi setelah dilakukan uji statistik tidak

1:1 basis mol) minyak ikan dan VCO, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan titik leleh antara lipid terstruktur dengan campuran ( blending, 1:1 basis mol)

Profesionalisme adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keahlian (knowledge and skill) yang memadai dan senantiasa berupaya melakuan pengembangan sesuai dengan

Karakteristik marketing berkaitan dengan upaya konselor untuk membuat sesi konseling menjadi lebih menarik dan efektif sehingga konseli merasakan manfaat nyata

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas CPS lebih tinggi daripada kelas PK; (2) peningkatan kemampuan berpikir kritis

Dari hasil crosstab (tabulasi silang) didapatkan pasien berusia > 55 tahun dengan stadium katarak yang sudah mencapai stadium matur sebanyak 44 orang (74,6%), penderita

Bagian tubuh pada ikan yang berguna untuk berenang adalah.. Cacing