• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAMUS ELEKTRONIK SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (ELECTRICAL DICTIONARY OF INDONESIAN LANGUAGE GESTURE SYSTEM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAMUS ELEKTRONIK SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (ELECTRICAL DICTIONARY OF INDONESIAN LANGUAGE GESTURE SYSTEM)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KAMUS ELEKTRONIK SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA

(ELECTRICAL DICTIONARY OF INDONESIAN LANGUAGE GESTURE SYSTEM) A’ang Subiyakto, Zainnudin Bey Fananie dan Armay Nur Fatkhi

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jl. Ir. H. Djuanda No. 95 Jakarta

Abstract

Communication process is difficult thing for deaf-mute person due to the limitation of his/her hearing sense. In Indonesia, beside to communicate by their natural languange, the deaf-mute person can also communicate by Dictionary of Indonesian Language Gesture System which is published by Department of National Education RI. This research was held due to develop electronic model of the dictionary using computer’s help. The result is an electrical dictionary that was easy to be used by deaf-mute person or public. The research was held in four months in Jakarta using observation data collecting method, interview, and literature study of System Development Live Cycle (SDLC) as the system development methodology. Its development technology using Microsoft Visio 2002 as the design simulation software, Borland Delphi 7 as programming language, Microsoft Access for database design, and Ulead Video Studio 9 to generate the visualisation.

Keywords: communication, deaf-mute, electrical dictionary, SDLC Abstrak

Komunikasi merupakan hal sulit dilakukan oleh penyandang cacat tunarungu karena keterbatasan indra pendengarnya. Di Indonesia, selain berkomunikasi menggunakan isyarat alami mereka juga dapat menggunakan Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (Kamus SIBI) yang diterbitkan oleh Depdiknas. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan model elektronik kamus tersebut dengan bantuan komputer. Hasilnya adalah sebuah kamus elektronik yang mudah untuk digunakan oleh kaum tunarungu ataupun masyarakat umum. Penelitian dilakukan selama 4 (empat) bulan di Jakarta dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan studi pustaka System Development Live Cycle (SDLC) sebagai metodologi pengembangan sistemnya. Teknologi pengembangannya menggunakan Microsoft Visio 2002 untuk software simulasi desain, Borland Delphi 7 sebagai bahasa pemrograman, Microsoft Access untuk perancangan basis data dan Ulead Video Studio 9 untuk pembuatan visualisasinya.

Kata Kunci: komunikasi, tunarungu, kamus elektronik, SDLC.

PENDAHULUAN

Komunikasi secara normal menjadi permasalahan tersendiri bagi kaum tunarungu yang mempunyai ketidaksempurnaan pada indera pendengarannya sehingga menghambat perkembangan kepribadian, kecerdasan, dan penampilan sebagai makhluk sosial. Tidak mengherankan apabila di dalam dunia pendidikan anak tunarungu, pendekatan pembelajaran komunikasi diprioritaskan kepada pengembangan kemampuan berbicara sehingga penguasaan bahasa lisan lebih diutamakan.

Saat ini pendekatan pembelajaran komunikasi bagi mereka adalah komunikasi total yang bertujuan mencapai komunikasi yang efektif antara sesama tunarungu ataupun kaum tunarungu dengan masyarakat luas dengan menggunakan media berbicara seperti membaca bibir, mendengar, dan berisyarat

secara terpadu. Pada tahun 1993 Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan (PPKSP) Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan berhasil menyusun Kamus SIBI [1].

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), memungkinkan dikembangkannya kamus ini secara elektronik untuk lebih mambantu para kaum tunarungu dan masyarakat umum dalam penggunaannya. Model kamus elektronik ini selain mempermudah dan mempercepat penggunaannya juga mampu mengurangi tingkat kesalahan penggunaannya karena keluarannya tidak sebatas pada gambar dua dimensi tetapi sudah dalam bentuk video gerakan. Harapannya, pembelajaran komunikasi kaum tunarungu dapat dilakukan dengan lebih optimal.

(2)

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan kamus elektronik berdasarkan standar SIBI yang dapat memvisualisasikan kata dengan gerakan dan suara sebagai alat bantu pembelajaran komunikasi kaum tunarungu.

Untuk menjaga fokus dan optimalisasi hasil dan proses penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: 1) Proses pengembangan hanya dilakukan dalam 4 (tiga) tahapan yaitu perencanaan, analisis, desain dan implementasi sistem; 2) Standarisasi sistem berjalan berdasarkan Kamus SIBI yang diterbitkan oleh Depdiknas tahun 2001; 3) Metodologi penelitian yang dilaksanakan meliputi metode pengumpulan data, teknis analisis dan pengolahan data dan metode pengembangan sistem menggunakan SDLC; 4) Teknologi pengembangan sistem menggunakan bahasa pemrograman aplikasi Borland Delphi 7, Microsoft Access untuk database dan Ulead Video Studio 9 untuk pembuatan video gerakan.

Metodologi Penelitian Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, teori-teori komunikasi dan pengembangan sistem informasi (SI) digunakan pada kenyataan di kasus obyek penelitian. Studi kasus dipilih dalam penelitian ini karena: 1) Data studi kasus diambil dari pengalaman-pengalaman dan praktek peneliti sehingga cukup kuat terhadap realitas. 2) Studi kasus dapat menyediakan sumber data analisis lebih lanjut dalam penelitian [2].

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari dua sumber: 1) Kajian pustaka, kajian ini dilakukan untuk mendapatkan data berupa landasan teori dan empiris tentang topik kajian yang sama dari buku teks, artikel, jurnal, prosiding dan internet serta dokumen-dokumen internal pada studi kasus yang menjadi obyek penelitian berupa

juklak atau juknis pembelajaran kaum tunarungu. 2) Kajian lapangan, berupa wawancara dan observasi di lapangan untuk mendapatkan data dan fakta mengenai obyek penelitian pada lingkungan pengembangan SI. Metode ini digunakan karena peneliti dan responden terlibat langsung dalam studi kasus yang menjadi obyek penelitian [2]. Teknik Analisis Pengolahan Data dan Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan 1) Data cleaning terhadap data yang berhasil dikumpulkan; 2) Interprestasi data berdasarkan acuan dan tujuan penelitian; 3) Menentukan skala prioritas pengembangan mencakup ruang lingkup sistem sesuai interpretasi yang telah dilakukan sebelumnya dan pembahasan; dan 4) Melakukan proses pengembangan sistem.

Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem dilakukan sesuai tahapan SDLC, meliputi: perencanaan (planning), analisis sistem berjalan dan sistem usulan (analyisis), membuat rancangan sistem usulan (design) dan implementasi meliputi pengkodean ke bahasa pemrograman komputer dan pengujian (implementation) dan perawatan (maintenance) [3]. Sehubungan dengan fokus pembahasan, tahap perawatan tidak menjadi bahasan karena sistem hasil pengembangannya selanjutnya diserahkan kepada pihak institusi pengguna yaitu Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Hasil Penelitian

Perencanaan (Planning)

Tahap ini peneliti melakukan: 1) Identifikasi kebutuhan terhadap pengembangan sistem (request for system study) dengan mempelajari kekurangan Kamus SIBI, mengetahui kebutuhan pengguna (Tabel 1);

(3)

Tabel 1 – Tabel perbandingan sistem lama dan sistem usulan Parameter Sistem Lama

(Kamus SIBI)

Sistem Usulan (Kamus Elektronik SIBI) 1. Pencarian

2. Visualisasi gerakan

3. Pemahaman

4. Kesempatan

Pencarian kata dan gerakan membutuhkan waktu lama, karena harus melihat kamus terlebih dahulu berdasarkan abjad.

Berupa gambar yang terdapat kalimat petunjuk untuk melakukan gerakan isyarat. Sulit dipahami karena gerakan isyarat masih berupa gambar.

Hanya untuk kalangan sekolah luar biasa karena kamus tidak diperjualbelikan.

Pencarian kata dan gerakan langsung dapat dilakukan karena menggunakan sistem pencarian dengan komputer.

Berupa video gerakan yang diperagakan oleh seorang peraga untuk menampilkan isyarat. Lebih mudah dipahami karena gerakan isyarat sudah berupa video.

Kesempatan untuk mempelajari bahasa isyarat lebih terbuka karena kamus elektronik akan

dikembangkan tidak hanya untuk kaum tunarungu.

2) Investigasi (investigation), untuk mengetahui kebutuhan pengembangan sistem secara teknis meliputi: alur kerja sistem, software, hardware dan database yang dibutuhkan sistem; 3) Studi kelayakan (feasibility study), untuk mengetahui kelayakan pengembangan

sistem. Hasilnya adalah rekomendasi kepada pengguna berupa solusi pemecahan masalah terkait dengan pengembangan sistem. Jadwal pengembangan sistem dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2 – Perencanaan waktu pengembangan sistem Bulan Ke- Kegiatan 1 2 3 4 Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi

Perawatan

Analisis (Analysis)

Berdasarkan hasil tahap identifikasi, investigasi permasalahan pada tahap perencanaan, maka hasil analisis terhadap permasalahan sistem lama adalah:

1. Untuk mengatasi pecarian kata yang membutuhkan waktu lama, dibuat suatu program yang mampu untuk melakukan pencarian kata sesuai dengan permintaan pengguna. Pengguna hanya tinggal mengetikkan kata yang diinginkan tanpa harus mencari satu per satu kata yang dimaksud. Setelah kata yang diinginkan diketikkan akan muncul gambar visualisasi sebagai isyarat dari kata tersebut.

2. Untuk mengatasi masalah pada gambar gerakan isyarat, dibuat video gerakan yang langsung memperagakan gerakan isyarat yang benar, sehingga pengguna tidak perlu mengira-ngira bagaimana melakukan gerakan isyarat tersebut dengan benar karena pengguna hanya tinggal melihat video gerakan dan mempraktekannya.

3. Dalam sistem ini diberikan fasilitas untuk pengguna yang berlaku sebagai admin untuk dapat mengakses semua yang ada dalam sistem ini, dan akan diberikan batasan-batasan penggunaan sistem untuk

(4)

pengguna biasa atau pengguna akhir.

Desain (Design)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan sebelumnya, selanjutnya dilakukan perancangan sistem usulan

menggunakan software simulasi perancangan microsoft Visio 2002. Tahap ini dilakukan dalam bentuk: 1) Perancangan skema proses untuk menjelaskan gambaran sistem secara

umum kepada pengguna (Gambar 1).

Gambar 1 – Flowchart kamus elektronik SIBI 2) Data Flow Diagram (DFD) untuk

memberikan gambaran logika proses kepada programmer aplikasi;

Gambar 2 – Diagram konteks kamus elektronik SIBI 3) Entity relational Diagram (ERD) untuk

memberikan gambaran relasional data kepada programmer basis data dan

Data Dictionary (DD) sebagai alat komunikasi keseuaian aplikasi dan basis datanya. MULAI INPUT KATA ADA ? VIDEO CARI LAGI ? STOP YA TIDAK TIDAK

(5)

Gambar 3 – Diagram level 1 kamus elektronik SIBI

(6)

Gambar 5 – ERD kamus elektronik SIBI

Implementasi (Implementation) Tahap selanjutnya setelah tahap perancangan adalah tahap penerapan sistem. Tahap ini dilakukan berdasarkan hasil tahap perancangan sistem yang telah dibuat dan terdiri dari beberapa sub tahap, yaitu: 1) Tahap pengkodean (coding), hasil rancangan sistem ini dikodekan menggunakan bahasa pemrograman aplikasi Borland delphi 7, Microsoft Access untuk database dan Ulead Video Studio 9 untuk pembuatan video gerakan. 2) Tahap pengujian (testing), tahap ini dilakukan untuk menjamin bahwa sistem yang telah dikembangkan mempunyai standar hasil sesuai rancangan sistem yang sebelumnya telah dibuat. Metode pengujian sistem yang dilakukan terhadap sistem usulan adalah metode pengujian kotak hitam (black box testing), alasan dari pemilihan metode ini adalah karena kemudahan pelaksanaan dan dokumentasi proses pengembangan sistem usulan sudah secara lengkap dimiliki, sehingga memungkinkan perbaikan secara teknikal jika diperlukan selanjutnya. Dasar pemikiran pencapaian hasil pelaksanaan tahap pengujian ini adalah: a) Apakah kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem baru sudah sesuai standar yang ditentukan ?; b) Apakah sistem baru dapat memecahkan masalah yang ada di sistem yang sedang berjalan?; c) Bagaimanakah tanggapan dari user pada setiap tingkatan struktural organisasi user setelah pengujian?.

3) Tahap pemasangan (Installing), instalasi sistem dilakukan secara langsung pada organisasi tempat penelitian. Hal ini dimungkinkan dapat dilakukan karena ketersediaan sumber daya TI yang dimiliki user sudah memenuhi persyaratan minimal operasional sistem. 4) Tahap konversi

data (data convertion), sistem hasil pengembangan telah dilengkapi dengan perbendaharaan kata (data) sebanyak 500 kata, proses penambahan secara berikutnya diserahkan kepada pengguna setelah tahap pelatihan operasional sistem.

Penutup Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Kamus Elektronik SIBI dapat menjadi salah satu alat bantu pembelajaran komunikasi untuk pengguna khususnya kaum tunarungu dan masyarakat umum; 2. Kamus Elektronik SIBI

mempermudah pengguna dalam penggunaan Kamus SIBI yang telah ada;

3. Sistem ini tidak hanya dirancang untuk kaum tunarungu tetapi juga dapat dipergunakan oleh siapa saja yang ingin mempelajari bahasa isyarat Indonesia untuk anak tunarungu. Saran

1. Bagi yang berminat untuk pengembangan sistem ini lebih lanjut bisa ditambahkan dengan menggunakan kalimat atau dapat mengembangkan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa isyarat Indonesia dengan bahasa isyarat Inggris.

2. Pada lingkungan SLB, sebaiknya sistem ini diletakkan di perpustakaan agar dapat dipergunakan oleh guru dan murid.

3. Menu Help dan Replay untuk visualisasi gerakan dapat

(7)

ditambahkan untuk lebih mempejelas gerakan isyarat. 4. Kamus Elektronik SIBI dapat

dikembangkan lebih lanjut dengan teknologi pengembangan berbasis web sehingga memperluas penggunaan sistem.

Daftar Pustaka

[1] Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2001

[2] Blaxter, Loraine, How To Research, McGraw Hill Education, England, 2001

[3] Jeffry A. Hoffer, Joey F. Goerge, Joseph S. Valacich, Modern System Analysis And Design, hal. 10”, 2005

(8)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN STUDI KASUS DI KELURAHAN BANIORO

(THE DEVELOPMENT OF DEMOGRAPHICAL DATA INFORMATION SYSTEM CASE STUDY IN

KELURAHAN BANIORO)

Nofiyati, A’ang Subiyakto

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jl. Ir. H. Djuanda No. 95 Jakarta

E-mail: nofi.yati@yahoo.com, aangsubiyakto@yahoo.com

Abstract

Indonesia as the third largest population country in the world after China Republic and India, is a country that rich with human resources as establishment asset in civilization life. Regarding with it, the government should have provide population record effectively, precisely and accurately using information technology through the system development which is developed along with the era development. Thus, the unfinished system in Kelurahan agency present day can be developed to a better direction. The development of Demographic Information System is utilizing structured system approach and using SDLC method through the stages such as System Survey, System Analyze, System Design, System Generate, System Implementation, and System Maintanance. The demographic system development use Ms. Visual Basic 6.0 as the programming language, Ms. Access 2000 as the DBMS, and Crystal Report 8.5 as the program report. The demographic information system development hopefully can help the Kelurahan staff, especially Administration Staff and Government Staff to provide the demographical record and searching for demographical information that was needed precisely and accurately.

Keywords: Demographical record, Information Technology, Kelurahan Agency, Structured System, SDLC, Visual Basic 6.0, Microsoft Access 2000, Crystal Report 8. 5

Abstrak

Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ketiga dunia setelah Republik Rakyat China (RRC) dan India, merupakan negara yang kaya akan sumber daya manusia sebagai aset pembangunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berkaitan dengan itu sudah selayaknya pemerintah melakukan pencatatan kependudukan secara cermat, tepat dan akurat dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui pengembangan sistem yang dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Sehingga sistem yang belum sempurna yang terdapat di Instansi Kelurahan saat ini, dapat dikembangkan ke arah yang lebih baik. Pengembangan Sistem Informasi Kependudukan ini memanfaatkan pendekatan sistem terstruktur dengan metode SDLC melalui tahapan-tahapan Survey Sistem, Analisa Sistem, Desain Sistem, Pembuatan Sistem, Implementasi sistem, dan Pemeliharaan sistem. Dalam mengembangkan sistem kependudukan ini menggunakan bahasa pemrograman Ms. Visual Basic 6.0, DBMS-nya adalah Ms. Access 2000 sedangkan laporan program menggunakan Crystal Report 8.5. Dengan pengembangan Sistem Informasi Kependudukan ini diharapkan dapat membantu pihak Kelurahan khususnya Staff Kesekretariatan dan Staff Pemerintahan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat serta mempermudah Staff Kelurahan dalam melakukan pencatatan kependudukan dan mencari informasi kependudukan yang diinginkan dengan tepat dan akurat.

Kata Kunci: Pencatatan Kependudukan, Teknologi Informasi, Instansi Kelurahan, Sistem Terstruktur, SDLC,Visual Basic 6.0, Microsoft Access 2000, Crystal Report 8. 5

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dewasa ini mendorong banyak pemerintah daerah untuk menerapkan sarana teknologi informasi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Untuk dapat terciptanya penyelenggaraan pemerintahan

yang baik dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien dapat tercapai maka pemerintah daerah harus memiliki kebijakan dan rencana strategis. Perencanaan strategis yang dimaksud disini adalah dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi yang bersifat menyeluruh, terpadu serta terkoordinasi dari tingkat Propinsi sampai pada tingkat Kabupaten bahkan tingkat Kecamatan dan

(9)

Kelurahan terkait dengan aspek-aspek manajemen kelembagaan, perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, dan jaringan komunikasi data.

Penelitian ini membahas permasalahan bagaimana mengembangkan sebuah sistem informasi kependudukan pada sebuah studi kasus di sebuah kelurahan. Harapannya hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan pada proses pengembangan Sistem Informasi Kependudukan di sebuah kelurahan dan SI sejenis di institusi lain.

Landasan Teori Konsep Dasar Sistem

Sistem dapat didefinisikan ke dalam dua kelompok pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Menurut Jogiyanto (1999:6), menyebutkan bahwa suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sistem menurut Tavri (1990:6), adalah kumpulan elemen-elemen atau vektor-vektor yang saling berkaitan dan bertangung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). [2].

Kependudukan

Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SystemDevelopment Life Cycle/ SDLC) Pengembangan sistem (System Development) dapat berarti menyusun atau membuat suatu sistem baru untuk menggantikan atau meperbaiki sistem lama, baik secara keseluruhan atau sebagian dari sistem yang telah ada dengan mengintegrasikan dan memadukan prosedure, sarana dan sumber daya manusia yang dimiliki.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau yang sering disebut System Development Life

Cycle (SDLC) merupakan suatu metode pengembangan sistem yang terdiri dari tahapan-tahapan yang membentuk siklus. Disebut siklus hidup karena sistem dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas dari siklus hidup ini disebut tahapan atau fase.

Secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan atau metodologi dalam melaksanakan pengembangan sistem (Sutabri Tata, 2004: 63) yaitu: tahap survey sistem, tahap analisis sistem, tahap desain sistem, tahap pembuatan sistem, tahap implementasi sistem, dan tahap pemeliharaan sistem.

Gambar 1 - C/S system: distributed data (two tier) [3]

FlowChart (Bagan Alir) dan Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Hollander & Cheerington (2000:227) menyebutkan bahwa FlowChart adalah alat untuk menggambarkan masukan sistem informasi dalam porsi yang sama. Masukan sistem informasi meliputi pemasukan data secara manual dan proses komputer dan proses output. Proses keluaran tersebut didistribusikan ke pemakai untuk membuat keputusan atau menggambarkan sistem informasi. Sistem FlowChart digunakan untuk mengilustrasikan masukan sistem informasi. FlowChart juga digunakan untuk sistem informasi yang berbentuk dokumen bergrafik. Isi dalam FlowChart menggambarkan proses sistem dan arus data / dokumen. FlowChart memfokuskan pada aspek fisik arus data dan proses.

Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan:

Bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Survey Analisis Desain Pembuata Implementa Pemelihara

(10)

Menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem.

Menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem

Metodologi Penelitian Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, teori-teori dan hasil penelitian mengenai basis data dan implementasi SI khususnya KD digunakan pada kenyataan di kasus yang menjadi obyek penelitian. Studi kasus dipilih dalam penelitian ini karena: 1) Data studi kasus diambil dari pengalaman-pengalaman dan praktek peneliti sehingga cukup kuat terhadap realitas. 2) Studi kasus dapat menyediakan sumber data analisis lebih lanjut dalam penelitian [7]. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari dua sumber. 1) Kajian Pustaka, kajian ini dilakukan untuk mendapatkan data berupa landasan teori dan empiris tentang topik kajian yang sama dari buku teks, artikel, jurnal, prosiding dan internet serta dokumen-dokumen internal pada studi kasus yang menjadi obyek penelitian berupa juklak atau juknis sistem kerja. 2) Kajian lapangan, berupa wawancara dan observasi di lapangan untuk mendapatkan data dan fakta mengenai obyek penelitian pada lingkungan pengembangan SI. Teknik ini digunakan karena peneliti dan responden terlibat langsung dalam studi kasus yang menjadi obyek penelitian [7].

Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan data dan analisis dilakukan dengan: 1) Data cleaning terhadap data yang berhasil dikumpulkan; 2) Interprestasi data berdasarkan acuan dan tujuan penelitian; 3) Menentukan skala prioritas pengembangan mencakup ruang lingkup sistem sesuai interpretasi yang telah dilakukan sebelumnya dan pembahasan; 4) Melakukan proses pengembangan dengan pendekatan siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle/SDLC), meliputi: analisis sistem berjalan dan sistem usulan (permodelan), membuat rancangan sistem usulan dan implementasi meliputi pengkodean ke bahasa pemrograman komputer dan pengujian.

Hasil dan Analisis Data dan Fakta

Berdasarkan hasil cleaning terhadap data yang telah diperoleh, berikut adalah data-data

yang diperoleh dari studi kasus yang menjadi obyek penelitian:

1. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan pada obyek penelitian: Tabel 1 – Spesifikasi perangkat lunak SIM

akademik Programming Language Product Application Dev. Tool

Microsoft Visual Basic 6.0

Database Dev. Tool

MySQL 5.0.20 XML Parser Microsoft XML 4.0 GUI Dev. Tool Adobe Software & Icon

Editor 1.1 Database Design

Tool

MySQLYog Enterprise 8.0

2. Spesifikasi basis data pada obyek penelitian:

Tabel 2 – Spesifikasi basis data SIM akademik

Description Product

Data Processing Architecture

Client Server Distributed System

DBMS RDBMS (MySQL 5.0.20) Total Tables 66 Tables

Analisis

Tahap analisis sistem ini dilakukan dengan 3 (tiga) metode:

1. Analisis Tujuan dan Masalah Analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi berdasarkan tujuan pengembangan SI yang menjadi obyek penelitian, untuk memperoleh alternatif-alternatif pemecahan masalah. Hasil analisis ini menunjukan bahwa tahap KD dapat dilakukan melalui 1) Prosedur manual pemasukan data melalui aplikasi yang telah berhasil diuji dan dipasang, 2) Penggunaan aplikasi paket yang tersedia di pasaran atau memanfaatkan toolkit dari DBMS yang dipakai (MySQL 5.0.20) dan 3) Pengembangan Sistem KD secara khusus.

Berdasarkan beberapa alasan antara lain: 1) Efektivitas proses KD, 2) Efisiensi sumber daya pengembangan SI, 3) Validasi hasil KD, 4) Dukungan terhadap proses pengembangan SI selanjutnya dan 5) Pengembangan SDM internal [8] maka peneliti mengusulkan dikembangkannya Sistem KD secara khusus.

(11)

2. Analisis Critical Success Factors (CSF Analysis)

CSF merupakan hal mendasar yang menentukan tingkat keberhasilan suatu pekerjaan, khusus dalam studi kasus penelitian ini, CSF pengembangan Sistem KD adalah: 1) Ketersediaan sumber daya pengembangan sistem; 2) Keterlibatan dan komitment pengguna; 3) Kemampuan SDM; 4) Pengelolaan proyek; 5) Ruang lingkup dan kompleksitas sistem; 6) Pendekatan dan metodologi pengembangan sistem KD yang dipakai; 7) Standarisasi teknologi yang digunakan; dan 8) Dokumentasi proses.

3. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis ini dilakukan terkait dengan kebutuhan pengembangan sistem KD dan hubungannya dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki, meliputi kebutuhan terhadap data dan informasi terkait proses bisnis akademik, kebutuhan terhadap teknologi pengembangan sistem, network, SDM, waktu dan biaya. Hasil dari analisis ini, pengembangan sistem yang secara khusus mendukung KD layak dikembangkan terkait dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki dan peluang manfaatnya di masa depan..

Selanjutnya, di bawah ini adalah model konseptual dari sistem KD (Gambar 4). Model

ini memberikan gambaran umum proses KD:

Gambar 2 – Model konseptual sistem KD Perancangan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan sebelumnya, selanjutnya dilakukan perancangan sistem usulan. Tahap ini dilakukan dalam bentuk perancangan skema proses untuk menjelaskan gambaran sistem secara umum, Class Diagram untuk memberikan gambaran logika proses kepada programmer aplikasi dan Deployment Diagram untuk memberikan gambaran secara phisikal arsitektur sistem.

1. Skema Proses

Berdasarkan model konseptual sistem usulan, sistem dirancang dalam 3 (tiga) proses utama yaitu:

1) Seleksi, proses ini menyeleksi field-field pada file sumber berdasarkan rujukan Standar Field sesuai struktur basis data dan menghasilkan Dump File #1 yang akan menjadi masukan proses selanjutnya.

2) Penyaringan, proses ini menyaring data hasil penyeleksian sebelumnya berdasarkan Standar Table/File dan menghasilkan Dump File #2 sebagai masukan proses verifikasi.

3) Verifikasi, melakukan pensortiran Dump File #2 berdasarkan indek validasi sesuai kebutuhan basis data. Sistem dapat menampilkan hasil pemrosesan dalam bentuk indek data-data standar dan tidak standar. Data standar dapat langsung dikirimkan ke basis data tujuan sedangkan data tidak standar (Dump File #3) dapat di validasi atau disimpan kembali ke basis data sumber untuk kemudian dapat dilakukan verifikasi secara manual.

(12)

Gambar 3 – Rancangan skema proses

2. Class Diagram

Diagram kelas dari sistem ini terdiri dari 8 (delapan) kelas yaitu: SheetExcel, DisplayData, DDM (Data Distributed Manager), DDMItem, DDMIndex, StandarTable, StandarField dan DumpFile.

Gambar 4 – Class diagram

3. Deployment Diagram

Gambar 5 – Diagram deployment sistem KD Penerapan Sistem

Tahap selanjutnya setelah tahap perancangan adalah tahap penerapan sistem. Tahap ini dilakukan berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat. Gambaran dari tahap ini dapat dijelaskan dalam dua hal: pertama, pengkodean (coding) komputer yang digunakan dalam mengembangkan sistem ini dan kedua, gambaran hasil pengujian.

1. Tahap Pengkodean (Coding)

Pada tahap ini, rancangan sistem dikodekan ke dalam bentuk bahasa pemrograman komputer sehingga menghasilkan aplikasi program komputer. Aspek yang diperhatikan terkait dengan penggunaan jenis alat bantu pengkodean, antara lain adalah: 1) Biaya pengadaan perangkat lunak terkait dengan pembelian dan pembayaran lisensi pemakaian di masa depan; 2) Fungsionalitas jenis perangkat lunak terkait dengan kemampuan penanganan kompleksitas logika proses sistem usulan; 3) Kemudahan pengembangan dan dukungan produsen serta standarisasi platform teknologi yang digunakan dan 4) Kemampuan developer dalam pengembangan sistem. Development tools yang digunakan dalam pengembangan sistem dapat dilihat pada Tabel 3, sebagai berikut:

(13)

Tabel 3 – Development tools

Programming Language

Product

Application Dev. Tool

Microsoft Visual Basic 6.0 Database Dev.

Tool

MySQL 5.0.20

Design Tool MySQLYog Enterprise 8.0

2. Tahap Pengujian (Testing)

Tahap ini dilakukan untuk menjamin bahwa sistem yang telah kembangkan mempunyai standar hasil sesuai rancangan sistem yang sebelumnya telah dibuat. Pendekatannya adalah melakukan pengujian secara parsial dan bertahap pada setiap aspek operasional sistem berjalan berdasarkan parameter yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu: 1) Apakah kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem sudah sesuai standar yang ditentukan?; 2) Apakah sistem baru dapat memecahkan masalah yang ada di sistem yang sedang berjalan?; 3) Apakah sistem baru dapat dijalankan secara on-line dengan konfigurasi perangkat jaringan komputer client server?; 4) Bagaimanakah tanggapan dari user khususnya pada tingkatan teknis setelah pengujian?. Metode pengujiannya adalah metode pengujian kotak hitam (black box testing), alasan dari pemilihan metode ini adalah: 1) Kemudahan pelaksanaan pengujian; 2) Pengembangan sistem usulan dilakukan oleh pihak internal sehingga pengujian secara rinci (white box testing) telah dilakukan sebagai bagian dari evaluasi setiap proses pengembangan; 3) Dokumentasi proses pengembangan sistem usulan sudah secara lengkap dimiliki, sehingga memungkinkan perbaikan secara teknis jika diperlukan.

Penutup Simpulan

Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa secara teknis hasil pengembangan sistem ini dapat menjadi solusi alternatif dari permasalahan pada sistem berjalan. Hasil pengujian menunjukan bahwa tingkat efektivitas pemrosesan data dan efisiensi penggunaan sumber daya pengembangan sistem khususnya waktu yang dibutuhkan dalam tahap KD dapat lebih pendek, perencanaan anggaran biaya dapat lebih mudah dibuat karena kebutuhan tenaga operator untuk

pemasukan data dan tenaga programmer untuk penanganan validasi data lebih mudah diperkirakan.

Tetapi gambaran tentang kelebihan dan kekurangan dari hasil pengembangan sistem ini perlu disampaikan untuk tercapainya proses pengembangan sistem sejenis yang lebih baik di masa mendatang.

1. Kelebihan

1) Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah KD khususnya pada studi kasus yang digunakan.

2) Penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan teknis dan kerja tim dari tim pengembang SI internal pada studi kasus yang menjadi obyek penelitian.

3) Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian untuk proses pengembangan SI selanjutnya di lingkungan organisasi XYZ yang menjadi obyek penelitian dan pada proses pengembangan sistem secara umum.

2. Kekurangan

1) Hasil penelitian ini hanya bisa diterapkan pada kasus yang menjadi obyek penelitian.

2) Hasil Penelitian belum sepenuhnya memecahkan permasalahan yang ada khususnya pada studi kasus yang menjasi obyek penelitian karena hanya memberikan solusi teknis dalam pemecahan masalah KD sedangkan secara umum tahap implementasi SI membutuhkan solusi administratif dan prosedural terkait dengan permasalahan non-teknis (ergonomik, sosial, psikologis dsb.)

3) Metode dan alat yang digunakan dalam analisis dan perancangan belum dapat menggambarkan permasalahan secara utuh. Rekomendasi

Untuk proses pengembangan selanjutnya di lingkungan organisasi XYZ yang menjadi studi kasus atau pada pengembangan sistem sejenis secara umum, peneliti merekomendasikan:

(14)

1. Untuk menjamin tingkat keberhasilan proses implementasi dan operasional SI, organisasi pengguna harus memiliki sistem administrasi dan manajemen akademik yang tertata baik.

2. Penelitian ini tidak membahas solusi non teknis, seperti prosedur operasional standar, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari sistem KD. Selanjutnya peneliti merekomendasinya untuk dapat menjadi pilihan kajian pada penelitian-penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka

[1] Kendall, Kenneth E.; System Analysis and Design, 2nd Ed., Prentice Hall, New Jersey, 1992

[2] O’Brient A., James; Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan Manajerial, Edisi Keenam, Jakarta, Salemba Empat, 2005

[3] Whitten, Jeffery L.; System Analysis & Design Methods, 6th Ed., McGraw-Hill, USA, 2004

[4] Supriyanto, Aji; Pengantar Teknologi Informasi, Penerbit Salemba Infotek, Jakarta, 2005

[5] Jogiyanto, H.M; Sistem Teknologi Informasi, Jogyakarta, Andy Offset, 2005.

[6] http://www.wikipedia.org, 21 Mei 2007 [7] Blaxter, Loraine; How To Research, McGraw Hill Education, England, 2001

[8] Jaya Putra, Syopiansyah; Establishing The Basis of Choice In The Use Application Software, Dissertation, Technological University on The Philippines, Manila, 2001

Gambar

Tabel 1 – Tabel perbandingan sistem lama dan sistem usulan  Parameter  Sistem Lama
Gambar 2 – Diagram konteks kamus elektronik SIBI   3) Entity relational Diagram (ERD) untuk
Gambar 3 – Diagram level 1 kamus elektronik SIBI
Gambar 5 – ERD kamus elektronik SIBI
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini sudah berjalan, tetapi masih jauh sekali untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan oleh sebab itu kami mengajukan bantuan dana kepada Pemerintah

Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan pernikahan usia muda di tahun 2015 dengan perbandingan tahun 2011, tingginya pernikahan usia muda sebagian besar

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang maha Esa karena atas nikmat-Nya penyusunan Laporan Kuliah Kerja Magang (KKM) STIE PGRI Dewantara Jombang dapat diselesaikan tepat

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH UNTUK MEMPEROLEH KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM NASIONAL AGRARIA

Oleh karena itu, demokratisasi lokal menghadirkan adanya peran aktor dan atau elite politik lokal yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi proses

Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan eksperimen.Menurut Sugiyono (2007: 11), yang dimaksud penelitian asosiatif adalah penelitian yang

Tabel 1.1 Jumlah Lulusan S2 Manajemen di Indonesia 4 Tabel 2.1 Komponen Marketing Mix 14 Tabel 2.2 Atribut Riset SWA 17 Tabel 4.1 Rangkuman Hasil