• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Ilmiah.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Ilmiah.docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Ilmiah Metode Ilmiah

Pada uraian dimuka kita telah mengetahui adanya perkembangan pola pikir  Pada uraian dimuka kita telah mengetahui adanya perkembangan pola pikir  man

manusiusia a dimdimulaulai i dardari i zamzaman an BabBabyloylonia nia (ku(kuranrang g leblebih ih 650 650 SMSM) ) dimdimana ana ororang ang perpercaycaya a padpada a mitmitosos ramalan nasib berdasarkan perbintangan! Bahkan percaya adanya banyak de"a ada de"a angin de"a ramalan nasib berdasarkan perbintangan! Bahkan percaya adanya banyak de"a ada de"a angin de"a mat

matahaahariri  de"de"a a petpetir ir dan dan de"de"a#da#de"a e"a lalainninnya! ya! PenPengetgetahuahuan an itu itu mermereka eka perperoleoleh h dendengan gan berberbagbagaiai cara  antara lain $

cara  antara lain $ a

a!! PPrraassaannggkkaa Yaitu

Yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar ataukah salahsuatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar ataukah salah b

b!! IInnttuuiissii Yaitu

Yaitu Pendapat seseorang yang  Pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahuludiangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu c

c!! %%rriiaal l ddaan n &&rrrroor  r   Yaitu

Yaitu metode coba#coba atau untung#untungan!metode coba#coba atau untung#untungan![1][1] Pe

Pengngetetahahuauan n yayang ng dididadapapat t dedengngan an cacarara#c#carara a tetersrsebebut ut didiatatas as tetermrmasasuk uk papada da gogololongnganan pengetahuan yang tidak ilmiah! Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan memenuhi empat pengetahuan yang tidak ilmiah! Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan memenuhi empat syarat yaitu $

syarat yaitu $ 1.

1. 'bekti'bekti ( Kesesuaian dibuktikan dengan hasil pengindraan )( Kesesuaian dibuktikan dengan hasil pengindraan ) 2.

2. MetodikMetodik ( Memperoleh pengetahuan dengan cara ( Memperoleh pengetahuan dengan cara tertentu dan terkontrol )tertentu dan terkontrol ) 3.

3. SistematikSistematik (Pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem )(Pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem ) *!

*! Berlaku umumBerlaku umum (Pengetahuan tidak hanya berlaku atau diamati oleh satu orang, tapi semua orang berhak (Pengetahuan tidak hanya berlaku atau diamati oleh satu orang, tapi semua orang berhak  melakukan eksperiment )

melakukan eksperiment ) [2]  [2] 

+itinau dari searah cara berikir manusia pada dasarnya

+itinau dari searah cara berikir manusia pada dasarnya terdapat duaterdapat dua cara pokok untuk memperoleh pengetahuan yang benar yaitu $

cara pokok untuk memperoleh pengetahuan yang benar yaitu $ ,!

,! -ara yang didasarkan pada rasio paham yang dikembangkan dikenal-ara yang didasarkan pada rasio paham yang dikembangkan dikenal dengan rasionalisme dan

dengan rasionalisme dan .!

.! -ara yang didasarkan pada pengalaman paham yang dikembangkan-ara yang didasarkan pada pengalaman paham yang dikembangkan disebut empirisme

disebut empirisme

/adi metode ilmiah merupakan bagian yang

/adi metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelaari ilmiah alamiah!paling penting dalam mempelaari ilmiah alamiah![3][3] Metode Ilmiah John Dewey

Metode Ilmiah John Dewey /oh

/ohn n de"de"ey ey seorseorang ang ililosoosoi i berberkebkebangangsaan saan mmaeraerikaika! ! MenMenuruurutnytnya a carcara#ca#cara ara non non ililmiamiahh (unscientiic) membuat manusia tidak merasa puas sehingga mereka menggunakan cara berikir dedukti  (unscientiic) membuat manusia tidak merasa puas sehingga mereka menggunakan cara berikir dedukti  atau indukti! 1emudian orang mulai memadukan cara berikir dedukti dan indukti dimana perpaduan ini atau indukti! 1emudian orang mulai memadukan cara berikir dedukti dan indukti dimana perpaduan ini disebut dengan berikir relekti (relecti2e thingking)! Metode ini diperkenalkan oleh /ohn +e"ey antara disebut dengan berikir relekti (relecti2e thingking)! Metode ini diperkenalkan oleh /ohn +e"ey antara lain $

lain $ a!

a! %he 3elt 4eed (adanya suatu kebutuhan)%he 3elt 4eed (adanya suatu kebutuhan) b!

b! %he Problem (adanya suatu masalah)%he Problem (adanya suatu masalah) c!

c! %he hypothesis (menyusun hipotesis)%he hypothesis (menyusun hipotesis) d!

d! -ollection o +ata as 2idance (merekam data untuk pembuktian)-ollection o +ata as 2idance (merekam data untuk pembuktian) e!

e! -oncluding Belie (kesimpulan yang diyakini kebenarannya)-oncluding Belie (kesimpulan yang diyakini kebenarannya) !

! eneral aeneral alue o lue o the -onclusion (memormulasikan kesimpulan umum)the -onclusion (memormulasikan kesimpulan umum) B!

B! Sikap IlmiahSikap Ilmiah

Salah satu aspek tuuan dalam

(2)

sikap ilmiah! 'rang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap alamiah yang antara sikap ilmiah! 'rang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap alamiah yang antara lain adalah $

lain adalah $ a

a!! //uuuurr ( ( !aib melaporkan hasil pengamatan secara ob!ekti" )!aib melaporkan hasil pengamatan secara ob!ekti" ) b

b!! %%eerrbbuukkaa ( #er( #erbuka menerima pendapat buka menerima pendapat orang lain )orang lain ) c

c!! %%oolleerraann ( #idak akan memaksakan pendapatnya kepada orang lain )( #idak akan memaksakan pendapatnya kepada orang lain ) d

d!! SSkkeeppttiiss ( #idak akan menerima suatu kesimpulan tanpa didukung bukti kuat )( #idak akan menerima suatu kesimpulan tanpa didukung bukti kuat ) e

e!! ''ppttiimmiiss ( $erpengharapan baik )( $erpengharapan baik )

!! PPeemmbbeerraannii ( $erani mela%an hal&hal yang akan ( $erani mela%an hal&hal yang akan menghambat kema!uan )menghambat kema!uan ) g

g!! 11rreeaattii ( mampu menghasilkan trobosan dan kreasi demi kema!uan )( mampu menghasilkan trobosan dan kreasi demi kema!uan ) [4]  [4]   da uga siat i

 da uga siat ilmu pengetahuan dan metlmu pengetahuan dan metode ilmiah$ode ilmiah$ a!

a! 7og7ogis8is8masmasuk auk akalkal y yaitaitu seu sesuasuai di dengengan lan logiogika8ka8atuaturan ran berberikikir ir yanyang dig ditettetapkapkan dan dalaalam cm cabaabang ing ilmulmu pengetahuan yang bersangkutan!

pengetahuan yang bersangkutan! b!

b! 'b'byeyektktii yai yaitu iltu ilmu pemu pengngetetahuahuan bean berkrkenenaaaan dengn dengan sian sikakap yanp yang tidg tidak teak tergrganantutung pang pada suda suasasananaa hati prasangka8pertimbangan nilai pribadi!

hati prasangka8pertimbangan nilai pribadi! c!

c! SiSiststemematatisis  yayaititu u adadanyanya a kokonsnsisistetensnsi i dadan n keketeteraratuturaran n ininteternrnalal d!

d! nndadal yal yaititu dapu dapat diat diuui kemi kembabali seli secacara tera terbrbukuka mena menururut peut persrsyayararatatan yann yang ditg ditenentutukakan denn dengagann hasil yang dapat diandalkan!

hasil yang dapat diandalkan! e!

e! +i+irarancncanang g yayaititu iu ilmlmu peu pengngetetahahuauan tin tidadak bk bererkekembmbanang dg dengengan an sesendndiririninyaya !

! kkumumululatatii  yayaititu u ililmu penmu pengegetatahuhuan mean merurupapakakan n hihimpmpununan aan aktkta tea teororititisis  huhukukum dlm dll! yal! yangng berkumpul sedikit demi sedikit

berkumpul sedikit demi sedikit

C. Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah C. Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah

Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah bah"a materi pengetahuan itu hbah"a materi pengetahuan itu h arus diperoleh melaluiarus diperoleh melalui metode ilmiah! 7angkah#langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu berurutan langkah metode ilmiah! 7angkah#langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu berurutan langkah dem

demi i lanlangkagkah h sepseperterti i yang yang tertercancantum tum berberikuikut t iniini! ! yanyang g penpentinting g ialialah ah pempemecaecahan han masmasalaalah h untuntukuk mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) hanya berdasarkan atas data

mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) hanya berdasarkan atas data dan diui dengandata bukandan diui dengandata bukan oleh keinginan prasangka kepercayaan atau pertimbangan lain!

oleh keinginan prasangka kepercayaan atau pertimbangan lain! Menurut +rs! Maskoeri /asin langkah#langkah penerapan metode Menurut +rs! Maskoeri /asin langkah#langkah penerapan metode ilmiah itu ada 9 (tiga) yaitu $

ilmiah itu ada 9 (tiga) yaitu $ a!

a! MeMenenentntukukan an dadan n memembmbererikikan an babatatasasan n kekepapada da mamasasalalahh b!

b! MeMenenentntukukan han hipipototesesis ais atatau ruu rumumusasan pen pememecacahahan man masasalalah yah yang bng berersisiaat set semementntararaa c!

c! MMenengguui di daan mn menenggadadakakan an 22ereriiiikkasasi ki kesesiimpmpululanan!!

 dapun langkah#langkah op

 dapun langkah#langkah operasional nya adalah serasional nya adalah sebagai berikut $ebagai berikut $ a!

a! Perumusan MasalahPerumusan Masalah :a

:ang dimaksud dengan masalah dng dimaksud dengan masalah d isini adalah merupakan pertanyaan apaisini adalah merupakan pertanyaan apa mengapa ataupun bagaimana tentang obyek

mengapa ataupun bagaimana tentang obyek yang diteliti!yang diteliti! b!

b! Penyusunan HipotesisPenyusunan Hipotesis :a

:ang ng didimakmaksud sud dendengan gan hiphipoteotesis sis adaadalah lah suasuatu tu perpernyanyataataan n yanyang g menmenununukkukkan an kemkemungungkinkinan#an# kemungkinan a"aban untuk memecahkan masalah yang

(3)

c! Pengujian ipotesis

:aitu berbagai usaha pengumpulan akta#akta yang rele2an dengan hipotesis yang telah diaukan untuk dapat memperlibatkan apakah akta# akta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak!

d! Penarikan !esimpulan

Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari akta#akta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diaukan itu diterima atau tidak!

+i dalam ilmu alamiah suatu kesimpulan bersiat sementara (tentati) kesimpulan adalah sesuatu yang harus diaukan! Penguian#penguian seperti itu memerlukan data tambahan! +engan demikian generalisasi baru akan diperoleh dan teradilah proses yang berkesinambungan secara terus menerus dan dengan demikian akan diperoleh kemauan!

Bagaimana data diperoleh guna mengui terhadap generalisasi tersebut; +ata (yaitu catatan obser2asi secara teliti) dapat diperoleh dengan obser2asi bebas (bare obser2ation) yaitu obser2asi yang dilakukan dalam kondisi yang tidak terkendali (uncontrolled condition) dan kedua denganobser2asi eksperimental (e<perimental obser2ation) yaitu obser2asi yang dilakukan dalam kondisi terkendali (controlled condition)

+ata yang diperoleh dianggap sah bila kedua obser2asi itu dapat diulangi oleh pengamat yang lain kecermatan yang lain! kecermatan dan keuuran merupakan persyaratan bagi pencari kebenaran! +ata yang diperoleh dari obser2asi tersebut dikumpulkan dipilih disusun dan dikelompokkan dengan hasil bah"a keteraturan tertentu atau generalisasi menadi tampak elas![5]

II! 1&SIMP=74

> Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila memenuhi * syarat $ a! Metodik

b! 'bekti  c! Sistematik d! Berlaku =mum

> +an ikalau ditinau dari searah cara berikir ada . metode untuk memperoleh pengetahuan $

,! -ara yang didasarkan pada rasio

.! -ara yang didasarkan pada pengalaman > +an dalam metode ilmiah terdapat 9 langkah# langkah operasional yaitu $

a! Perumusan Masalah b! Penyusunan ?ipotesis c! Penguian ?ipotesis d! Penarikan kesimpulan

[1] Purnama ?eri 'lmu lamiah asar,(/akarta$P% @ineka -ipta .00,) hal!,,0 [2] +rs! Margono 'lmu lamiah asar, =4S Surakarta ,A*! hal C,

[3]Purnama ?eri *p +it, hal ,,. [4]'bid, hal! ,,5#,,A!

(4)

1. Filsafat ilmu pada dasarnya dimulai sebagai upaya mengokohkan kebenaran ilmu. Di dalam praktik operasional kegiatan keilmuan (model “logiko – hipotetico – verikasi”

 Jawaban/penjelasan:

Filsafat ilmu merupakan upaya menganalisis ilmu secara mendalam sampai ke akar-akarnya guna mendapatkan pemahaman yang benar mengenai ilmu pengetahuan. Dengan kata lain lsafat ilmu adalah analisis atas hakikat ilmu pengetahuan sehingga disebut “ilmu tentang ilmu” (science of science), yang mencakup dua pokok bahasan, yaitu “sifat ilmu pengetahuan” dan “cara-cara mengusahakan ilmu pengetahuan”. adi, lsafat ilmu merupakan ilmu tentang ilmu yang didekati secara lsafati untuk lebih memfungsionalkan !u"ud keilmuan baik secara intelektual, sosial, dan moral. #idang ka"iannya diarahkan pada tiga aspek yang men"adi penyangga eksistensi ilmu, yaitu ontologi ilmu, epistemologi ilmu, dan aksiologi ilmu. $leh karena itu, pembahasannya tidak hanya sebatas pembahasan mengenai ilmu itu sendiri beserta perangkat-perangkatnya tetapi mencakup "uga pembahasan mengenai kaitan ilmu dengan berbagai aspek kehidupan manusia.

%edudukan lsafat ilmu yang membahas ilmu pengetahuan

menempatkannya dalam batasan penyelidikan losos tentang ciri-ciri ilmu pengetahuan dan cara-cara untuk memperolehnya. Dengan demikian, akti&itas lsafat ilmu sesungguhnya merupakan penyelidikan lan"utan atas ilmu pengetahuan yang merupakan “deskripsi dan analisis tentang fakta empiris” (frst order o  thought)sehingga lsafat ilmu disebut sebagai science o science atau second order  o thought.

Kajian secara metodologis dilaksanakan melalui model “logiko-hipotetiko-verifikasi”. Logika dapat juga dianggap sebagai sub-divisi atau cabang pembagian dalam studi epistemologi. ugas utama logika adala! men"elidiki si#at berpikir secara benar dan menggunakan akal "ang se!at termasuk !ukum-!ukum pemikiran manusia. Logika ban"ak berperan dalam mencari tolok ukur  tentang kebenaran bagi ilmu pengeta!uan. $a%aban "ang diberikan tentang kebenaran menurut logika merupakan ja%aban "ang bersi#at sementara &!ipotesis' "ang !arus diveri#ikasi atau diuji terlebi! da!ulu. (roses veri#ikasi dapat ditempu! melalui serangkaian prosedur berpikir) baik  dedukti# maupun indukti#) "ang didukung ole! #akta-#akta empiris dan argumentasi ilmia! untuk  menguji !ipotesis se!ingga dapat meng!asilkan ja%aban "ang bersi#at tetap &tesis'.

'ntuk sampai kepada tesis melalui model

logiko-hipotetiko-verifkati, langkah-langkah yang ditempuh harus sistematis dan terarah, yakni penyusunan masalah, penyusunan kerangka berpikir, perumusan hipotesis,

(5)

pengu"ian hipotesis dan penyimpulan. erumusan masalah merupakan pertanyaan yang lahir akibat kesen"angan antara kenyataan dengan yang seharusnya. *umusan tersebut harus "elas batasannya serta dapat diidentikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya. enyusunan kerangka berpikir bertu"uan mencari pen"elasan mengenai hubungan yang mungkin ter"adi antarberbagai faktor yang saling berkaitan dan membentuk konstelasi permasalahan. enyusunan kerangka berpikir didasarkan atas premis-premis ilmiah yang telah diu"i kebenarannya dengan mempertimbangkan kesesuaiannnya dengan fakta-fakta empiris. erumusan hipotesis merupakan "a!aban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sesuai dengan karangka berpikir yang digunakan. engu"ian hipotesis merupakan pengumpulan fakta yang rele&an dengan tu"uan untuk melihat apakah fakta-fakta empiris tersebut mendukung hipotesis atau tidak. enyimpulan merupakan tahap penilaian apakah hipotesis yang dia"ukan diterima ataukah ditolak.

+enurut u"un . uryasumantri, terkait dengan “ogiko-ipotetiko-/erikatif  atau Dedukto-hipotetiko-&erikatif” adalah proses kegiatan ilmiah yang pada hakikatnya adalah kegiatan berpikir yang bersifat analitis. ogika merupakan alur  "alan pikiran yang dilalui dalam kegiatan analisis agar kegiatan berpikir tersebut

membuahkan kesimpulan yang sahih. %egiatan ilmiah pada pokoknya

mempergunakan dua "enis logika yakni logika deduktif dan logika induktif. ogika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari pernyataan yang bersifat umum kepada pernyataan yang bersifat khas. edangkan logika induktif +erupakan cara penalaraan kesimpulan dari penyataan yang bersifat indi&idual (khas) kepada pernyataan yang bersifat umum.

!. "engertian dan konsep manfaat dalam kegiatan operasional penelitian ilmiah terkait dengan tiga pilar utama lsafat ilmu (ontologi# epistemologi $ aksiologi.

 Jawaban/penjelasan: a. %ntologi

$ntologi bidang ka"ian lsafat yang membahas tentang “ yangada”, yang tidak terikat oleh suatu per!u"udan tertentu. $ntologi berupaya mencari inti dan men"elaskan yang ada dalam semua bentuknya. $b"ek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. $ntologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah yang tidak terlepas dari persepsi lsafat tentang apa dan bagaimana “yang ada” itu. 0ang men"adi persoalan mendasar adalah bagaimana memecahkan permasalahan realitas secara tepat karena ontologi merupakan studi tentang realitas yang tertinggi. Dalam ka"ian ontologi dikenal tiga tingkatan abstraksi, yakni abstraksi

(6)

sik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metasik. 1bstraksi sik menampilkan keseluruhan sifat khas ob"ek, abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang men"adi ciri semua sesuatu yang se"enis dan abstraksi metasik mengetengahkan prinsip umum yang men"adi dasar dari semua realitas. 1bstraksi yang di"angkau oleh ontologi adalah abstraksi metasik.

b. &pistemologi

*pistemologi adala! bidang kajian #ilsa#at "ang memba!as ruang lingkup dan batas- batas pengeta!uan. +ilsa#at merupakan induk dari semua ilmu pengeta!uan dari berbagai

disiplin. ,alam lingkup #ilsa#at) epistemologi merupakan bidang #ilsa#at "ang secara k!usus mengupas ilmu pengeta!uan dengan menggunakan landasan kajian metodologis.

(ada bidang epistemologi) pemba!asan secara mendalam ter!adap segenap proses "ang terli!at dalam usa!a untuk memperole! pengeta!uan dinamakan dengan metode ilmia!. etode inila! "ang membedakan ilmu dengan bua! pemikiran lainn"a. Karena ilmu merupakan bagian dari pengeta!uan) "akni pengeta!uan "ang memiliki si#at-si#at tertentu) maka ilmu dapat juga disebut pengeta!uan keilmuan. gar tidak terjadi kekacauan antara pengertian ilmu & science' dan  pengeta!uan &knowledge') dipergunakan istila! /ilmu0 untuk ilmu pengeta!uan. lmu  pengeta!uan "ang berkembang de%asa ini dengan metodologi "ang ilmia! lebi! ban"ak 

menjangkau kebenaran epistemologi dari pada kebenaran subtanti#-!akiki.

ejara! panjang #ilsa#at tela! menunjukkan ba!%a manusia selalu berusa!a merumuskan de#inisi tentang kebenaran dan si#at umum kebenaran. iga pena#siran utama manusia "ang tela! umum dikenal mengenai kebenaran) "aitu

1. Kebenaran bersi#at mutlak dituntut untuk dapat diterima secara umum dengan dukungan data empiris dan argumentasi ilmia! "ang kuat.

2. Kebenaran bersi#at subjekti# dan relati# tentun"a agak dibatasi ole! pengalaman subjekti#  tertentu.

3. Kebenaran sebagai suatu kesatuan "ang tidak bisa dicapai) sesuatu "ang tidak mungkin &ketidakmungkinan' ken"ataan ba!%a sesuatu tidak mungkin terjadi.

Kebenaran-kebenaran tersebut didukung ole! argumentasi-argumentasi "ang terkandung pada si#at kebenaran itu sendiri. encari kebenaran pada !akikatn"a adala! tujuan #ilsa#at. amun) karena si#at kebenaran "ang bervariasi) maka kebenaran itu merupakan  problema tersendiri dalam sejara! #ilsa#at dan ilmu pengeta!uan. elalui epistemologi dan logika) #ilsa#at berusa!a menetapkan tolok ukur untuk mencari kebenaran. ni adala! langka! a%al untuk mendirikan #ondasi ilmu pengeta!uan "ang akan “menjawab” !akiki kesempatan untuk dikritik) diperbaiki) dan disempurnakan dengan memper!atikan dan memper!itungkan #enomena "ang berkembang di alam semesta. 6onto!-conto! dalam sejara! perkembangan ilmu

(7)

 pengeta!uan membuktikan betapa ban"ak kebenaran "ang tampakn"a tela! mutlak diterima umum tern"ata bisa diuba! dan disempurnakan.

c.'ksiologi

ksiologi adala! bidang kajian #ilsa#at "ang memba!as nilai-nilai &values' "ang bersi#at normati# dalam pemberian makna ter!adap kebenaran atau ken"ataan. ilai-nilai itu ditunjukkan ole! aksiologi sebagai suatu conditio sine qua non"ang %ajib dipatu!i dalam melakukan  penelitian maupun dalam menerapkan ilmu. ksiologi membagi nilai menjadi dua jenis) "aitu

a. Nilai jasmani; nilai "ang terdiri atas nilai !idup) nilai nikmat) dan nilai guna.

 b. Nilai rohani; nilai "ang terdiri atas nilai intelek) nilai estetika) nilai etika) dan nilai religi. Dalam lingkup ka"ian lsafat, ilmu bersifat netral. 2lmu tidak mengenal nilai baik atau nilai buruk. +anusialah yang harus mempunyai sikap. Dengan kata lain, netralitas ilmu hanya terletak pada dasar epistemologinya sa"a.  Jika hitam katakan hitam, jika ternyata putih katakan putih. edangkan pada sisi ontologi dan aksiologi, ilmuan harus mampu menilai antara yang baik dan yang buruk, yang pada hakikatnya mengharuskannya untuk menentukan sikap dengan landasan moral yang kuat. 3anpa landasan moral yang kuat, seorang ilmuan tidak lebih dari monster yang menciptakan malapetaka dan momok bagi kemanusiaan.

Dalam lingkup ilmu bahasa, konsep-konsep bidang ka"ian lsafat ilmu dapat di"elaskan sebagai berikut

a.%ntologi ilmu bahasa membahas apa yang ingin diketahui tentang “yang ada”, yakni bahasa atau pengka"ian mengenai teori tentang bahasa. Dasar ontologis ini berhubungan dengan materi yang men"adi ob"ek penelaahan ilmu bahasa, yaitu bahasa itu sendiri. #ahasa merupakan simbol atau lambang bunyi suara yang bersifat arbitrer dan disepakati oleh masyarakatnya yang digunakan sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat untuk menyatakan pikiran dan perasaan. $leh karena itu bahasa merupakan alat terpokok dalam hubungan antarmanusia. #ahasa "uga sangat penting artinya sebagai sarana berpikir (bernalar).

Dalam penelahaan, bahasa umumnya dibedakan men"adi dua macam, yaitu bahasa alami dan bahasa buatan. #ahasa alami ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu yang tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya. edangkan bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu. #ahasa buatan inilah yang dimaksud sebagai bahasa ilmiah yang diciptakan oleh para ahli dalam bidangnya dengan menggunakan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk me!akili pengertian-pengertian

(8)

tertentu. #erdasarkan ob"ek yang ditelaahnya tersebut, ilmu bahasa dapat dikategorikan sebagai pengetahuan empiris karena ob"eknya berada di dalam  "angkauan pengalaman manusia.

b.&pistemologi ilmu bahasa membahas secara mendalam segenap proses yang

terlibat dalam upaya memperoleh pengetahuam tentang bahasa. Dengan kata lain merupakan suatu landasan losos dalam mempela"ari bahasa. ebagai landasan losos, epistemologi ilmu bahasa berbicara tentang konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan bagaimana cara-cara dan tata langkah mempela"ari bahasa. akikat keilmuannya ditentukan oleh cara berpikir yang dilakukan menurut syarat keilmuan. Dalam upaya memperoleh pengetahuan tentang bahasa telah dikenal berbagai macam teori dan metode pemerolehan bahasa (baik bahasa pertama maupun bahasa kedua) serta teori dan metode pembela"aran bahasa.

c.'ksiologis ilmu bahasa membahas tentang manfaat yang diperoleh dari pengetahuan tentang bahasa yang didapatkan. +anfaat ini berkaitan dengan fungsi-fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain. ebagai alat komunikasi, bahasa memiliki tiga fungsi pokok, yaitu fungsi ekspresif, fungsi afektif dan fungsi simbolik atau logik. ')F''* &"&+','- F+/'F'* +0 "&)&*'20') (djoko adi walujo dalam www.amazone.com)3

a. +engembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis. +elalui paradigma ontologism diharapkan dapat mendorong pertumbuhan !a!asan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme ilmu pengetahuan.

b. +engembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis. +elalaui paradigma epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan !a!asan intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah

c. +engembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan a4iology. +elalui paradigma a4iologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong perilaku adil dan membentuk moral tanggung  "a!ab. 2lmu pengetahuan dan teknologi dipertanggung "a!abkan bukan unntuk kepentungan manusia, namun "uga untuk kepentingan obyek alam sebagai sumber kehidupan

(9)

4. Dalam lsafat ilmu banyak dibahas tentang konsep berkir dan logika. 5eterkaitan kedua konsep tersebut dalam hubungannya dengan kegiatan keilmuan adalah...

 Jawaban/Penjelasan:

5onsep 6erkir atau bisa "uga disebut sebagai penalaran merupakan konsep yang paling umum menun"uk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui (ura"iyo, 5667). Dalam pernyataan itu terdiri atas pengertian sebagai unsurnya yang antara pengertian satu dengan yang lain ada batas-batas tertentu untuk menghindarkan kekaburan arti. Dalam proses pemikiran ini perlu dipela"ari terlebih dahulu unsur-unsur dari penalaran pada umumnya yang bertitik tolak pada materi yang dibicarakan. 'nsur di sini bukan merupakan bagian-bagian yang menyusun suatu penalaran tetapi merupakan hal-hal sebagai prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu karena penalaran adalah suatu proses yang sifatnya dinamis tergantung pada pangkal pikirnya. 'nsur-unsur penalaran yang dimaksudkan menurut 8oor +s #akry (9:;<) tentang pengertian, karena pengertian ini merupakan dasar dari semua bentuk penalaran. 'ntuk mendapatkan pengertian

sesuatu dengan baik sering dibutuhkan suatu analiss dalam bentuk

pemecahbelahan sesuatu pengertian umum ke pengertian yang menyusunnya, hal ini secara teknis disebut dengan istilah pembagian.

+ogika pertama kali muncul pada lsuf =icero (abad ke-9 +) dalam arti >seni berdebat.? apangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. 1gar dapat berkir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. #erkir adalah ob"ek material logika. #erpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir, amnusia >mengolah? dan >menger"akannya? ini

ter"adi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan, serta

menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lainnya.

Dalam logika berkir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya. %arena berkir lurus dan tepat, merupakan ob"ek formal logika. Di samping dua lsuf  (=icero dan 1le4ander 1phodisias) 1ristoteles pun telah ber"asa besar dalam menemukan logika (ura"iyo, 5667). 1ristoteles membagi ilmu pengetahuan atas tiga golongan, yaitu ilmu pengetahuan praktis, produktif, dan teoritis. 2lmu pengetahuan produktif menyangkut pengetahuan yang sanggup menghasilkan suatu karya (teknis dan kesenian). 2lmu pengetahuan praktis meliputi etika dan politika. 1khirnya ilmu pengetahuan teoritis mencakup tiga bidang, ayitu sika, matematika dan >lsafat pertama.? ogika tidak termasuk ilmu pengetahuan sendiri,

(10)

tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai persiapan untuk berkir dengan cara ilmiah. (#ertens, 9:@7, hlm. 9<;). ogika menurut 3he iang Aie (9:;6) dapat digolongkan men"adi lima macam, yaitu

9. ogika makna luas dan logika makna sempit 5. ogika deduktif dan logika induktif 

<. ogika formal dan logika material B. ogika murni dan logika terapan 7. logika lsafati dan logika matematik

7. +atar belakang munculnya aliran lsafat -asionalisme# &mpirisme# dan 5ritisisme dan esensi pandangannya.

 Jawaban/Penjelasan: 1. -asionalisme

1liran ini berpendapat bah!a sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal). anya pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang didapatkan oleh akal. 1kal dapat menurunkan kebenaran dari dirinya sendiri, yaitu atas dasar asas-asas pertama yang pasti. +etode yang diterapkan adalah deduktif. 3eladan yang dikemukakan adalah ilmu pasti. Filsufnya antara lain *ene Descartes, #. pinoCa, eibniC. okok pikiran dan kritik terhadap aliran adalah (!!!.lsafat.blog.com)

9. engetahuan rasional dibentuk oleh idea yang tidak dapat dilihat maupun diraba. ksistensi tentang idea yang sudah pasti maupun yang bersifat ba!aan itu sendiri belum dapat dilakukan oleh semua manusia dengan kekuatan dan keyakinan yang sama. ebih "auh terdapat perbedaan pendapat yang nyata di antara kaum rasionalis itu sendir mengenai kebenaran dasar yang men"adi landasan dalam menalar. lato,t. 1ugustine dan Descrat!s masing-masing mengembangkan teori-teori rasional sendiri yang masing-masing berbeda.

5. #anyak diantara manusia yang berpikiran "auh,merasa bah!a mereka menemukan kesukaran yang besar dalam menerapkan konsep rasional kepada masalah kehidupan yang praktis. %ecendrungan terhadap abstraksi dan kecendrungan dalam meragukan serta menyangkal syahnya pengalaman keinderaan telah dikritik habis-habisan. %ritikus yang terdidik biasanya mengeluh bah!a kaum rasionalis memperlakukan idea atau konsep seakan-akan mereka adalah benda yang obyektif. +enghilangkan nilai dari pengalaman keinderaan,menghilangkan pentingnya benda-benda sik

(11)

sebagai tumpuan ,lalu menggantinya dengan serangkaian abstraksi yang samar-samar,dinilai mereka sebagai suatu metode yang sangat meragukan dalam memperoleh pengetahuan yang dapat diandalkan.

<. 3eori rasional gagal dalam men"elaskan perubahan dan pertambahan pengetahuan manusia selama ini. #anyak dari idea yang sudah pasti pada suatu !aktu kemudian berubah pada !aktu yang lain. ada suatu saat dalam se"arah, idea bah!a bumi adalah pusat dari sistem matahari hampir diterima secara umum sebagai suatu pernyataan yang pasti.

!. &mpirisme

1liran in berpendapat, bah!a empiris atau pengalamanlah yang men"adi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah. 1kal bukan  "adi sumber pengetahuan, tetapi akal mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. +etode yang diterapkan adalah induksi. Filsuf empirisme antara lain ohn ocke, Da&id ume. Dari pemikiran aliran tersebut dapat kita tarik beberapa kesimpulan pemahaman sekaligus kritik terhadap pendukung “mpirisme” (!!!.lsafat.blog.com)

9. mpirisme didasarkan pada pengalaman. 3etapi apakah yang disebut pengalamanE

5. ekali !aktu dia hanya berarti rangsangan pancaidera. ain kali dia muncul sebagai sebuah sensasi ditambah dengan penilaian.ebagai sebuah konsep,ternyata pengalaman tidak berhubungan langsung dengan kenyataan obyektif yang sangat ditinggikan oleh kaum empiris. %ritukus kaum empiris menun"ukkan bah!a fakta tidak mempunyai apa pun yang bersifat pasti. Fakta itu sendiri tak menun"ukkan hubungan di antara mereka terhadap pengamat yang netral. ika dianalisis secara kritis maka”pengalaman” merupakan pengertian yang terlalu samar untuk di"adikan dasar bagi sebuah teori pengetahuan yang sistematis.

<. ebuah teori yang sangat menitiberatkan pada persepsi pancaidera kiranya melupakan kenyataan bah!a pancaindera manusia adalah terbatas dan tidak sempurna. ancaindera kita sering menyesatkan di mana hal ini disadari oleh kaum empiris itu sendiri. mpirisme tidak mempunyai perlengakapan untuk membedakan antara khayalan dan fakta.

4. 5ritisisme

1liran ini dimulai di 2nggris,kemudian rancis dan selan"utnya menyebar keseluruh ropa, terutama di erman. Di erman pertentangan antara

(12)

rasionalisme dan empirisme terus berlan"ut. +asing-masing berebut otonomi. %emudian timbul masalah, siapakah sebenarnya dikatakan sumber pengetahuanE 1pakah pengetahuan yang benar itu le!at rasio atau empirisE %ant mencoba menyelesaikan persoalan diatas. ada a!alnya %ant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme (ume). alaupun demikian, %ant tidak begitu mudah menerimanya, karena ia mengetahui bah!a dalam empirisme terkandung skeptisme. 'ntuk itu tetap mengakui kebenaran ilmu dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenaran empirsme. 1liran Filsafat yang dkenal dengan kritisisme adalah lsafat yang di introdusir oleh 2mmanuel %ant. Filsafat ini memulai pela"arannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia

eneylesaian pertentangan antara rasionalisme dan empirisme hendak diselesaikan oleh 2mmanuel %ant dengan kritisismenya. +enurut 2. %ant, peranan budi sangat besar sekali. al ini tampak dalam pengetahuan apriorinya, baik yang analitis maupun yang sintetis. Di samping itu, peranan pengalaman (empiris) tampak "elas dalam pengetahuan aposteriorinya.

Dalam kritik stas *asio +urni, 2. %ant membedakan tiga macam pengetahuan. a) engetahuan analitis predikat sudah termuat dalam sub"ek. redikat diketahui

melalui suatu analisis sub"ek. +isal, lingkaran itu bulat.

b) engetahuan sintetis aposteriori predikat dihubungkan dengan sub"ek berdasarkan pengalaman indra!i. +isal, kalimat >ari ini sudah hu"an”, merupakan suatu hasil obser&asi indra!i “sesudah” obser&asi saya, saya bisa mengatakan bah!a  adalah .

c) engetahuan sintetis apriori 1kal budi dan pengalaman indra!i dibutuhkan serentak. 2lmu pasti, ilmu pesa!at, ilmu alam bersifat sintetis apriori. %alau saya tahu bah!a 96G7 H 97 memang ter"adi sesuatu yang sangat istime!a. (1bbas amami, 9:;5).

..

8. Dalam pemikiran aksiologi sering muncul pandangan kontroversial bahkan dilematis dalam pengembangan ilmu. 2al tersebut ter9adi dalam kasus:kasus pemikiran ilmu belakangan ini.

 Jawaban/penjelasan:

1ksiologi adalah lsafat nilai. 1spek nilai ini ada kaitannya dengan kategori (9) baik dan burukI serta (5) indah dan "elek. %ategori nilai yang pertama di ba!ah ka"ian lsafat tingkah laku atau disebut etika, sedang kategori kedua merupakan ob"ek ka"ian lsafat keindahan atau estetika.

+etak "andangan 5ontroversi Dalam "engembangan lmu

2lmu tidak sa"a men"elaskan ge"ala-ge"ala alam untuk pengertian dan pemahaman. 8amun lebih "auh lagi bertu"uan memanipulasi factor-faktor yang

(13)

terkait dalam ge"alIa tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang ter"adi. +isal, ilmu mengembangkan teknologi untuk mencegah ban"ir. #ertrand *ussell menyebut perkembangan ini sebagi peralihan ilmu dari tahap kontemplasi ke manipulasi. Dalam tahap manipulasi inilah maka masalah moral muncul kembali namun dalam kaitan dengan factor lain. %alau dalam tahap kontemplasi masalah moral bersangkutan dengan metasika keilmuan maka dalam tahap manipulasi ini berkaitan dengan masalah cara penggunaan pengetahuan ilmiah atau secara lsafat dapat dikatakan, dalam tahap pengmbangan konsep terdapat masalah moral yang di tin"au dari segi ontology keilmuan sedangkan dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah moral ditin"au dari segi aksiologi keilmuan.

eradaban manusia bergerak seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. #erkat kedua hal tersebut, pemenuhan kebutuhan manusia men"adi lebih mudah dan cepat. 8amun, terdapat sisi buruk dari imu yaitu se"ak dalam tahap pertama pertumbuhannnya ilmu sudah dikaitkan dengan tu"uan perang. 2lmu bukan sa"a digunakan untuk menguasai alam melainkan "uga untuk memerangi sesama manusia dan menguasai mereka. +endapatkan otonomi yang terbebas dari segenap nilai yang bersifat dogmatik maka dengan leluasa ilmu dapat mengembangkan dirinya. %onsep ilmiah yang bersifat abstrak men"elma dalam bentuk konkret yang berupa teknologi. 2lmu tidak sa"a bertu"uan untuk men"elaskan ge"ala-ge"ala alam untuk tu"uan pengertian dan pemahaman tetapi bertu"uan untuk memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam ge"ala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang ter"adi.

Dihadapkan pada masalah moral maka ilmu!an dapat dibagi men"adi dua golongan yaitu golongan pertama dan golongan kedua. Aolongan pertama yaitu golongan yang menginginkan agar ilmu harus netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini tugas ilmu!an adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya. 1dapun golongan kedua merupakan golongan yang berpendapat bah!a netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metasik keilmuan, sedangkan penggunaannya, bahkan pemilihan obyek penelitian, maka kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral. Aolongan pertama ingin melan"utkan tradisi kenetralan ilmu seperti pada saat era Aalileo, sedangkan golongan kedua berusaha menyesuaikan kenetralan ilmu berdasarkan perkembangan ilmu dan masyarakat. Aolongan kedua mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal ilmu secara faktual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang dibuktikan dengan adanya dua erang Dunia yang mempergunakan teknologi-teknologi keilmuan, ilmu telah berkembang dengan pesat sehingga ilmu!an lebih mengetahui tentang ekses-ekses yang mungkin ter"adi penyalahgunaan ilmu telah berkembang,dimana

(14)

terdapat kemungkinan bah!a ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki, seperti kasus re&olusi genetika.

1. &tika 5eilmuan dan *anggung ,a;ab oral

tika disebut "uga lsafat moral (moral philosophy), yang berasal dari kata ethos (0unani) yang berarti !atak. +oral berasal dari kata mos atau mores (atin) yang artinya kebiasaan. Dalam bahasa 2ndonesia istilah moral atau etika diartikan kesusilaan. $b"ek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedang ob"ek formal etika adalah kebaikan atau keburukan, bermoral atau tidak bermoral. +oralitas manusia adalah ob"ek ka"ian etika yang telah berusia sangat lama. e"ak masyarakat manusia terbentuk, persoalan perilaku yang sesuai dengan moralitas telah men"adi bahasan. #erkaitan dengan hal itu, kemudian muncul dua teori yang men"elaskan bagaimana suatu perilaku itu dapat diukur secara etis. 3eori yang dimaksud adalah Deontologis dan 3eologis.

a. Deontologis

 3eori Deontologis diilhami oleh pemikiran 2mmanuel %ant, yang terkesan kaku, konser&atif dan melestarikan status Juo, yaitu menyatakan bah!a baik buruknya suatu perilaku dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan akibatnya. uatu perilaku baik apabila perilaku itu sesuai norma-norma yang ada.

b. 3eologis

 3eori 3eologis lebih menekankan pada unsur hasil. uatu perilaku baik "ika buah dari perilaku itu lebih banyak untung daripada ruginya, dimana untung dan rugi ini dilihat dari indikator kepentingan manusia. 3eori ini memunculkan dua pandangan, yaitu egoisme dan utilitarianisme (utilisme). 3okoh yang menga"arkan adalah eremy #entham (9@B5 K 9;<5), yang kemudian diperbaiki oleh "ohn tuart +ill (9;6L K 9;@<).

!. &stetika dan "engembangan lmu "engetahuan

stetika disebut "uga dengan lsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal dari kata aisthetika atau aisthesis (0unani) yang artinya hal-hal yang dapat dicerap dengan indera atau cerapan indera. stetika membahas hal yang berkaitan dengan reMeksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu yang disebut indak atau tidak indah.

Dalam per"alanan lsafat dari era 0unani kuno hingga sekarang muncul persoalan tentang estetika, yaitu pertanyaan apa keindahan itu, keindahan yang bersifat ob"ektif dan sub"ektif, ukuran keindahan, peranan keindahan dalam kehidupan manusia dan hubungan keindahan dengan kebenaran. ehingga dari pertanyaan itu men"adi polemik menarik terutama "ika dikaitkan dengan agama dan nilai-nilai kesusilaan, kepatutan, dan hukum.

(15)

ermasalahan aksiologi meliputi N9O sifat nilai, N5O tipe nilai, N<O criteria nilai, NBO status metasika nilai. ada adasarnya ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. 2lmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan menitik beratkan pada kodrat dan martabat. 'ntuk kepentingan manusia maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh disusun dipergunakan secara komunal dan uni&ersal.

<. enurut 2abermas# ada paling sedikit tiga paradigma keilmuan yang biasanya melatarbelakangi satu penelitian ilmiah sesuai bidang ilmunya.

 Jawaban/Penjelasan:

andangan abermas tentang klasikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan sifat dan "enis ilmu pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tu"uan ilmu pengetahuan itu sendiri. aradigma keilmuan yang melatarbelakangi penelitan sesua dengan bidangnya dapat di"abarkan sebagai berikut

ifat 2lmu  enis 2lmu engetahuan

yang Dihasilkan

1kses %epada *ealitas

 3u"uan

mpiris-analitis2lmu alam dan

sosial empiris 2nformasi $bser&asi

nguasaan teknik

istoris-hermeneutis umaniora 2nterpretasi

emahaman ariti &ia bahasa

engembangan inter sub"ektif 

osial-kritis

konomi,

sosiologi, politik 1nalisis elf-*eMe4ion

embebasan kesadaran non reMektif 

2gnas %leden menun"ukkan pandangan abermas tentang tiga kegiatan utama yang langsung mempengaruhi dan menentukan bentuk tindakan dan bentuk pengetahuan manusia, yaitu ker"a, komunikasi, dan kekuasaan. %er"a dibimbing oleh kepentingan yang bersifat teknis, interaksi dibimbing oleh kepentingan yang bersifat praktis, sedangkan kekusaan dibimbing oleh kepentingan yang bersifat emansipatoris. %etiga kepentingan ini mempengaruhi pula proses terbentuknya ilmu pengetahuan, yaitu ilmu-ilmu empiris-analitis, ilmu historis-hermeneutis, dan ilmu sosial kritis (ekonomi, sosiologii, dan politik).

5arakteristik &pistemologi Dalam "enelitian lmiah.

9."endekatan %b9ektivis3 +enurut opper, ciri utama epistemologi adalah ob"ecti&is, yaitu pendekatan yang memandang pengetahuan manusia sebagai suatu sistem pernyataan atau teori yang dihadapkan pada diskusi yang kritis. endekatan ini mengakui adanya problem ob"ektif, pemecahan problem dan

(16)

pengetahuan dalam arti ob"ektif, ayitu pengetahuan dipandang dalam dirinya sendiri terlepas dari sub"ek yang mengetahui. 2ni disebut Dunia <.

5.-asional# berkenaan dengan hubungan antara problem, teori dan kritik atas teori tersebut. etiap teori bersifat se"auh berusaha memecahkan problem tertentu dan hanya bisa didiskusikan secara rasional dengan mengacu pada hubungan tersebut.

<.5ritis# yaitu proses pencarian kesalahan secara sadar sebagai mekanisme pertumbuhan pengetahuan. al ini se"alan dengan pengakuan bah!a pengetahuan atau teori bisa salah, dan manusia anya bisa ma"u dengan bela"ar dari kesalahan.

B.&volusioner# yaitu bah!a proses pertumbuhan pengetahuan berlangsung secara kon"ektur dan refutasi ("adi tidak memilih induksi dan &erikasi). 3eori yang tak tahan u"i, gugur dan digantikan oleh teori baru yang lebih unggul. roses ini mirip seleksi alamiah ala Dar!in.

7.-ealitas# artinya adanya pengakuan akan realitas masalah dan usaha

pemecahannya sebagai sesuatu yang ob"ektif.

L."luralitas# artinya suatu keterbukaan terhadap pertumbuhan yang tak terduga sebelumnya. 2ni merupakan pandangan indeterminisme. #isa "adi, teori-teori yang belum terpikirkan saat ini akan muncul kemudian. rat kaitannya dengan gagasan kemunculan (emergence) ini adalah gagasan opper tentang transendental diri.

*homas /. 5uhn berpendapat bah!a perkembangan atau kema"uan ilmiah bersifat re&olusioner, bukan kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. *e&olusi ilmiah pertama-tama menyentuh !ilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh prestasi atau praktik ilmiah konkret. +enurutu %uhn cara ker"a paradigma dan ter"adinya re&olusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut

9. aradigma normal science, paradigma ini membimbing dan mengarahkan akti&itas ilmiah dalam masa ilmu normal. Di sini para ilmu!an berkesempatan men"abarkan dan mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang digelutinya secara rinci dan mendalam. Dalam tahap ini para ilmu!an tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang membimbing akti&itas ilmiahnya. elama men"alankan akti&itas ilmiah, para ilmu!an men"umpai beberapa fenomena yang tidak dapat diterangkan dengan paradigma yang dipergunakan sebagai bimbingan atau arahan akti&itas ilmiahnya itu, ini dinamakan anomali. 1nomali adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara kenyataan (fenomena) dengan paradigma yang dipakai.

(17)

5. +enumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmu!an terhadap paradigma. aradigma mulai diperiksa dan dipertanyakan. ara ilmu!an mulai keluar dari "alur ilmu normal.

<. ara ilmu!an bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan maslah dan membimbing akti&itas ilmiah berikutnya. roses peralihan dari paradigma lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan re&olusi ilmiah.

erkembangan tahapan paradigma tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

(18)

F21F13 2+' D18 *%+#18A18801 Nditor  + 3hoyibiO

Audang kami senga"a untuk memilih karya yang dieditori oleh, + 3hoyibi karena disamping kaya akan catatan yang mudah dicerna, buku ini merupakan kumpulan tulisan pakar lsafat ilmu. 8amun kurang bi"ak rasanya kalau dikupas secara tuntas, karena akan melanggar karya cipta intelektual, "uga akan mencundangi penerbit. $leh karenanya akan dibahas terbatas, dengan gaya mencuplik sana-sani. ecara keseluruhan buku ini merupakan kumpulan tulisan dari sembilan orang penulis, masing-masing

akikat Dasar %eilmuan N u"un. . uriasumantriO

Filsafat 2lmu, e"arah %elahiran, erta erkembangannya N%oento ibisono is!omihard"oO

 3eori engetahuan dan erannya dalam engembangan 2lmu engetahuan N=harles +.tantonO

Filsafat 0unani #atu ertama untuk %ultur +odern N+uchlis amidyO

2lmu engetahuan, kelahiran dan erkembangannya, %lasikasi, serta trategi engembangannya N%oento ibisono is!omihard"oO

+etode +encari 2lmu engetahuan  *asionalisme dan mpirisme N.#.utopoO ragmatisme dan *ealisme +odern ND.di ubrotoO

%edudukan 2lmu engetahuan dalam %onteks +asa %ini dan +asa +endatang

engembangan +etode %eilmuan di erguruan 3inggi dalam kecenderungan 23% De!asa ini N. Farid *uskandaO

elan"utnya dicuplik beberapa tulisan, antara lain tulisan  u"un. . uriasumantri, %oento ibisono is!omihard"o dan .#.utopo.

=uplikan-cuplikan

Nu"un. . uriasumantriO 1pakah 2lmuE

2lmu merupakan suatu pengetahuan yang mencoba men"elaskan rahasia alam agar ge"ala alamiah tersebut tidak lagi merupakan misteri. en"elasan ini akan

(19)

memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan ter"adi. Dengan demikian, pen"elasan ini memungkinkan kita untuk mengontrol ge"ala tersebut. 'ntuk itu, ilmu membatasi ruang "ela"ah kegiatan pada daerah pengalaman manusia. 1rtinya,

obyek pen"ela"ahan keilmuan meliputi segenap ge"ala yang dapat ditangkap oleh pengalaman manusia le!at pancaideranya.

ecara epistemology, ilmu memanfaatkan dua kemampuan manusia dalam

mempela"ari alam, yakni pikiran dan indera. pistemologi keilmuan pada hakikatnya merupakan gabungan antara pikiran secara rasional dan berpikir secara empiris. %edua cara berpikir tersebut digabungkan dalam mempela"ari ge"ala alam untuk menemukan kebenaran.

1pakah %ebenaranE

2lmu, dalam menemukan kebenaran, mensandarkan dirinya kepada beberapa criteria kebenaran, yakni

%oherensi %orespondensi ragmatisme. 1pa %oherensiE

%oherensi merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada criteria konsistensi suatu argumentasi

1pa %orespondensiE

%orespondensi merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada criteria tentang kesesuaian antara materi yang dikandung oleh suatu pernyataan dengan obyek yang dikenai pernyataan tersebut.

1pa ragmatismeE

ragmatisme merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada kreteria tentang fungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang, dan !aktu tertentu.

1pa +etode 2lmiahE

+etode ilmiah merupakan langkah-langkah dalam memproses pengetahuan ilmiah dengan menggabungkan cara berpikir rasional dan empiris dengan "alan

(20)

1pa ipotesis E

ipotesis merupakan kesimpulan yang ditarik secara rasional dalam sebuah

kerangka berpikir yang bersifat koheren dengan pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebelumnya.

1pa langkah-langkah +etode 2lmiahE

angkah metode ilmiah adalah langkah yang berporoskan “troika”

enyusunan kerangka berpikir berdasarkan logika deduktif 

enga"uan hipotesis sebagai kesimpulan dari kerangka berpikir tersebut engu"ian N&erikasiO hipotesis.

#erdasarkan troika ini maka metode ilmiah dikenal sebagai proses “ogiko-ipotetiko-/erikatif atau Dedukto-hipotetiko-&erikatif”

#agaimana roses %egiatan 2lmiahE

roses kegiatan ilmiah pada hakikatnya adalah kegiatan berpikir yang bersifat analitis. ogika merupakan alur "alan pikiran yang dilalui dalam kegiatan analisis agar kegiatan berpikir tersebut membuahkan kesimpulan yang sahih. %egiatan ilmiah pada pokoknya mempergunakan dua "enis logika yakni 

ogika deduktif  ogika 2nduktif 

1pa ogika DeduktifE

ogika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari pernyataan yang bersifat umum kepada pernyataan yang bersifat khas.

1pa ogika 2nduktifE

+erupakan cara penalaraan kesimpulan dari penyataan yang bersifat indi&idual NkhasO kepada pernyataan yang bersifat umum.

(21)

1pa *asionalisme E

Faham rasionalisme berpendirian bah!a sumber pengetahuan terletak pada akal NratioO. %ebenaran dan kesesatan pada dasarnya terletak di dalam gagasan

manusia, bukan di dalam diri barang sesuatu. %ebenaran hanya ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal sa"a. engalaman tidak dingkari, tetapi ia hanya sebagai perangsang pikiran. eorang-orang bernama Descartes merupakan bapak rasionalisme yang berusaha menemukan kebenaran NpengetahuanO dengan menggunakan metode berpikir deduktif.

eorang pengikut rasionalisme menggunakan pikir untuk memperoleh kebenaran-kebenaran yang harus dikenalnya, bahkan sebelum adanya pengalaman.

1pakah mpirismeE

aham ini mementingkan pengalaman indera. engetahuan diperoleh le!at pengalaman indera. eluruh pengetahuan kita diperoleh dengan "alan

menggunakan dan membandingkan gagasan-gagasan yang diperoleh dari penginderaan serta reMeksinya. 1kal manusia hanya merupakan tempat penampungan yang secara pasif menerima hasil pengeinderan kita.

 hon ocke adalah seorang-orang tokoh empirisme dengan teorinya yang kerap disebut dengan “tabula-rasa”.

Ae"ala-ge"ala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat konkret dan diungkap le!at penginderaan ge"ala bila ditelaah lan"ut akan menghasilkan pola yang teratur mengenai ke"adian tertentu. Dengan mengumpulkan pengalaman, kita akan bisa melihat kesamaan dan perbedaan ge"ala yang ada, yang selan"utnya

men"adi pengetahuan.

#agaimana kata akhir pertentangan antara *asionalisme dengan mpirismeE

erang pikir antara mpirisme dan *asionalisme, ternyata dipadamkan oleh faham “fenomenalisme” a"aran 2mmanuel %ant N9@5B-9;-6BO. $leh karenanya ia dianggap mendamaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme. *asionalisme

mementingkan unsur “apriori” dalam pengenalan, terlepas dari segala pengalaman. mpirisme menekankan unsur-unsur “1posteriori”, yang berarti unsur yang berasal dari pengalaman.

+enurut %ant keduanya berat sebelah. elan"utnya ia men"elaskan bah!a

pengetahuan manusia merupakan paduan atau sintesis antara unsur-unsur apriori dan unsur aposteriori. Dari sintesis tersebut dapat dirumuskan beragam yang

lengkap baik secara empiris maupun dilandasi penalaran yang logis dan dapat lebih  "elas dirumuskan kaitan Nsebab-akibatO dari suatu ge"ala yang ter"adi di alam ini.

(22)

%oento ibisono is!omihard"o +eru"uk buah pikir /an eursen

+enghadapi perkembangan pemikiran umat manusia de!asa ini, ternyata dapat diskemakan dengan tiga tahapan pemikiran yakni 

+istis $ntologis Fungsional

1pa tahapan pemikiran +istisE

Dalam tahapan ini kebenaran atau kenyataan adalah sesuatu yang “gi&en”, mistis, dan tidak perlu ditanyakan

1pa tahapan pemikiran $ntologisE

ada tahapan ini manusia dan masyarakat mendambakan kebenaran substansial 1pa tahapan pemikiran FungsionalE

ada tahapan ini kebenaran dan kenyataan diletakkan pada fungsi atau relasi kemanfaatannya.

1ktualisasi ketika dinamika perkembangan manusia, dalam bidang keilmuan

$rang mulai mempertanyakan”apa hakikat ilmu pengetahuan” itu, yang "a!abnya tidak semudah sebagaimana diperkirakan. 2mplikasi dari perkembangan manusia membuahkan hal-hal sebagai berikut

ertama, cabang ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain. Aaris demarkasi antara ilmu-ilmu murni dan ilmu-ilmu terapan men"adi kaburI

%edua, dengan semakin kaburnya garis demarkasi itu, timbullah persoalan

mengenai se"auh mana nilai-nilai etik dan moral dapat inter&ensi dalam kegiatan ilmiah.

%etiga dengan kehadiran teknologi yang mendominasi kehidupan manusia di segala bidang, timbul pertanyaan lsafati apakah dengan dominasi ilmu pengetahuan itu kehidupan men"adi ma"u atau "ustru sebaliknya. 2tulah sebabnya lsafat men"adi

(23)

actual, khususnya lsafat ilmu yang kita butuhkan dari interdependensi antar

cabang ilmu yang satu dengan cabang ilmu yang lain, "uga dengan lsafat sendiri. 1pa Filsafat ilmuE

Filsafat ilmu Nhilosophy $f cience, issenchaftlehere, etenschapleerO merupakan penerusan dalam pengembangan lsafat pengetahuan, sebab

pengetahuan ilmiah tidak lain adalah >a higher le&el dalam perangkat pengetahuan manusia dalam arti umum sebagaimana kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. $leh karena itu, obyek kedua cabang lsafat ini disana sini berhimpitan, namun berbeda salam aspek pembahasannya.

trategi engembangan 2lmu.

#erbicara tentang strategi pengembangan ilmu, de!asa ini terdapat tiga macam pendapat

ertama, ilmu berkembang dalam otonomi tertutup, dalam hal ini pengaruh konteks dibatasi, bahkan disingkirkan.

%edua, ilmu harus lebur dalam konteksnya, tidak hanya merupakan reMeksi, melainkan "uga memberikan alasan pembenaran konteksnya.

%etiga, ilmu dan konteksnya saling meresapi dan saling mempengaruhi untuk memberi kemungkinan bagi timbulnya gagasan-gagasan baru yang actual dan rele&an bagi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan !aktu dan keadaan.

usana kata.

Filsafat ilmu bukanlah sekedar metodologi ataupun tata cara penulisan karya ilmiah. Filsafat ilmu merupakan reMeksi secara lsafati akan hakikat ilmu yang tidak akan mengenal titik henti dalam menu"u sasaran yang akan dicapai., yaitu kebenaran dan kenyataan.

+emahmi lsafat ilmu berarti memahami seluk beluk ilmu pengetahuan sehingga segi-segi dan sendi-sendinya yang paling mendasar, untuk dipahami pula perspektif  ilmu, kemungkinan pengembangannya, keter"alinannya antar NcabangO ilmu yang satu dengan yang lain.

Filsafat ilmu perlu disebarluaskan untuk dikuasai oleh para tenaga penga"ar dan peneliti, agar memungkinkan mereka untuk mensublimasikan disiplin ilmu yang ditekuninya ke dataran lsafati sehinga sanggup memikirkan spekulasi-spekulasi yang terdalam untuk menciptakan paradigma-paradigma baru yang rele&an dengan budaya masyarakat bangsanya sendiri

Referensi

Dokumen terkait

&#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh klien &#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh

Saya tidak menganjurkan Anda seperti itu, tetapi Anda harus tahu bahwa mereka dapat kaya karena teman – temannya juga ‘kaya’ (bisa berarti kaya jabatan / memiliki kekuasaan)..

Neither PT Lotus Andalan Sekuritas nor any officer or employee of PT Lotus Andalan Sekuritas accept any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian dosis secara oral sediaan heparmin sampai dengan dosis maksimum yang masih dapat diberikan secara teknis pada hewan uji (20g/kgBB)

Dari uraian-uraian tersebut di atas dapatlah dikemukakan hubungan Dari uraian-uraian tersebut di atas dapatlah dikemukakan hubungan antara administrasi, organisasi,

Pengaruh Penggunaan Berbagai Aktivator Pada Konsentrasi Berbeda terhadap Karakteristik dan Stabilitas Papain Kasar Getah Buah Pepaya (Carica Papaya, L.).. Fakultas

Paket Pekerjaan : Oversight Service Provider Regional Management Paket 5.. (Central Java &amp;