• Tidak ada hasil yang ditemukan

tawasin.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tawasin.pdf"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tasawuf Falsafi Al-Hallaj 

Tasawuf Falsafi Al-Hallaj 

 AL

 AL -H-H ALAL LALA JJ

(Biografi,karya,tasawuf, dan pemikirannya) (Biografi,karya,tasawuf, dan pemikirannya) Latar Belakang

Latar Belakang

Pada abad ke 9 Masehi, berkembang kehidupan kerohanian Islam dengan jalan Pada abad ke 9 Masehi, berkembang kehidupan kerohanian Islam dengan jalan melakukan Zuhud (mengabaikan dunia) untuk mencapai kesempurnaan ma’rifat melakukan Zuhud (mengabaikan dunia) untuk mencapai kesempurnaan ma’rifat dan tauhid kepada Allah. Gagasan-gagasan para ahli sufi dan syiah pada abad dan tauhid kepada Allah. Gagasan-gagasan para ahli sufi dan syiah pada abad tersebut telah ditemukan, baik yang berupa berupa syair ataupun pemikiran tersebut telah ditemukan, baik yang berupa berupa syair ataupun pemikiran yang menunjukkan keanekaragaman kemungkinan dalam kehidupan mistik, yang menunjukkan keanekaragaman kemungkinan dalam kehidupan mistik, seperti halnya Al Ghazali, Dzun Nun (859 M), Bayezid Bistami (874 M), dan Al seperti halnya Al Ghazali, Dzun Nun (859 M), Bayezid Bistami (874 M), dan Al Harith al Muhasibi (857 M) dan Husein Ibn Mansur Al hallaj (858 M).

Harith al Muhasibi (857 M) dan Husein Ibn Mansur Al hallaj (858 M). Pemikiran dan peranan para tokoh inilah yang perlu kita ketahui sebagai Pemikiran dan peranan para tokoh inilah yang perlu kita ketahui sebagai wacana keilmuan dan sejarah, sekaligus menganalisa konflik pemikiran yang wacana keilmuan dan sejarah, sekaligus menganalisa konflik pemikiran yang tidak pernah habis dibahaskan, kerana pihak-pihak yang berbeda pendapat tidak pernah habis dibahaskan, kerana pihak-pihak yang berbeda pendapat tidak pernah saling bertemu untuk memberikan klarifikasi dalam satu majlis, tidak pernah saling bertemu untuk memberikan klarifikasi dalam satu majlis, kecuali hanya saling mengecam dan mengkafirkan dengan musabab bibit konflik kecuali hanya saling mengecam dan mengkafirkan dengan musabab bibit konflik politik kekuasaan yang serakah dan licik sejak dahulu.

politik kekuasaan yang serakah dan licik sejak dahulu.

Menarik untuk dikaji kembali penyataan yang popular yang di lontarkan oleh Menarik untuk dikaji kembali penyataan yang popular yang di lontarkan oleh Husein Ibnu Al Hallaj

Husein Ibnu Al Hallaj "Ana al-Haq""Ana al-Haq" dan juga tak kalah populernya yaitu dan juga tak kalah populernya yaitu paham hulul. Peristiwa ini merubah pandangan masyarakat umum terhadap paham hulul. Peristiwa ini merubah pandangan masyarakat umum terhadap kaum Sufi atau para Zahid yang menjalankan praktis kerohaniannya dengan kaum Sufi atau para Zahid yang menjalankan praktis kerohaniannya dengan melakukan dzikir secara rutin, shalat malam dan menjauhkan diri dari

melakukan dzikir secara rutin, shalat malam dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Sehingga pada ujungnya berpengaruh terhadap perbuatan maksiat. Sehingga pada ujungnya berpengaruh terhadap perkembangan ilmu tafsir yang menjadi nadi.

perkembangan ilmu tafsir yang menjadi nadi.  A.

 A. BiBi oogrgr afaf i i AlAl --HaHa lllala jj

Memiliki nama lengkap Abu Mughits Husein bin Mansur bin Muhammad Memiliki nama lengkap Abu Mughits Husein bin Mansur bin Muhammad al-Baidawi . Beliau dilahirkan pada tahun 244 H (858 M) di Thur bagian distrik Baidawi . Beliau dilahirkan pada tahun 244 H (858 M) di Thur bagian distrik Baida Persia, tempat orang-orang Iran selatan yang telah terArabisasi yang Baida Persia, tempat orang-orang Iran selatan yang telah terArabisasi yang merupakan sub camp dari jund Basrah, dan kemudian menjadi pusat militer merupakan sub camp dari jund Basrah, dan kemudian menjadi pusat militer (dengan sebuah pabrik pembuat koin uang untu

(dengan sebuah pabrik pembuat koin uang untu k pasukan yang keluar darik pasukan yang keluar dari Shiraz ke Khurasan untuk memerangi Turki), sekarang berada di wilayah Barat Shiraz ke Khurasan untuk memerangi Turki), sekarang berada di wilayah Barat Daya Iran. Beliau dibesarkan di Wasit dan Tustar yang dikenal sebagai tempat Daya Iran. Beliau dibesarkan di Wasit dan Tustar yang dikenal sebagai tempat perkebunan kapas dan tempat tinggal para penyortir kapas . Ayahnya adalah perkebunan kapas dan tempat tinggal para penyortir kapas . Ayahnya adalah seorang penyortir wool (hallaj), oleh karena itu beliau diberi gelar al-Hallaj . seorang penyortir wool (hallaj), oleh karena itu beliau diberi gelar al-Hallaj .

(3)

Bersama ayahnya, al-Hallaj berimigrasi ke sebuah pusat tekstil di Ahwaz dan Bersama ayahnya, al-Hallaj berimigrasi ke sebuah pusat tekstil di Ahwaz dan Tustar. Kakeknya, Muhammad adalah seorang penyembah api, pemeluk agama Tustar. Kakeknya, Muhammad adalah seorang penyembah api, pemeluk agama Majusi sebelum ia masuk Islam. Ada yang mengatakan bahwa al Hallaj berasal Majusi sebelum ia masuk Islam. Ada yang mengatakan bahwa al Hallaj berasal dari keturunan Abu Ayyub, sahabat Rasulullah.

dari keturunan Abu Ayyub, sahabat Rasulullah.

Sejak kecil al-Hallaj sudah banyak bergaul dengan orang-orang sufi terkenal. Sejak kecil al-Hallaj sudah banyak bergaul dengan orang-orang sufi terkenal. Pada saat ia berumur 16 tahun, ia menetap di Tustar dan berguru pada Sahl ibn Pada saat ia berumur 16 tahun, ia menetap di Tustar dan berguru pada Sahl ibn Abdullah at-Tustury (wafat 896 M/ 282 H), seorang sufi terkenal yang pernah Abdullah at-Tustury (wafat 896 M/ 282 H), seorang sufi terkenal yang pernah belajar pada Sufyan at-Tsaury (Wafat 778 M/ 161 H) . Dua tahun kemudian ia belajar pada Sufyan at-Tsaury (Wafat 778 M/ 161 H) . Dua tahun kemudian ia meninggalkan gurunya at-Tustury dan pindah ke Bashrah untuk belajar kepada meninggalkan gurunya at-Tustury dan pindah ke Bashrah untuk belajar kepada Sufi ‘Amr al

Sufi ‘Amr al-Makki. Kemudian dia masuk ke kota Baghdad dan belajar kepada-Makki. Kemudian dia masuk ke kota Baghdad dan belajar kepada al-Junaid al-Baghdadi. Al-Hallaj pernah hidup dalam pertapaan dari tahun al-Junaid al-Baghdadi. Al-Hallaj pernah hidup dalam pertapaan dari tahun 873-879 M bersama-sama dengan guru sufi

al-879 M bersama-sama dengan guru sufi al-Tustury, ‘Amr alTustury, ‘Amr al-Makki, dan Junaid al--Makki, dan Junaid al-Baghdadi.

Baghdadi.

Setelah itu al-Hallaj pergi mengembara dari satu negeri ke negeri lain, Setelah itu al-Hallaj pergi mengembara dari satu negeri ke negeri lain,

menambah pengetahuan dalam ilmu tasawuf, sehingga tidak ada seorang syekh menambah pengetahuan dalam ilmu tasawuf, sehingga tidak ada seorang syekh ternama yang tidak pernah dimintainya nasehat. Al-Hallaj telah menunaikan ternama yang tidak pernah dimintainya nasehat. Al-Hallaj telah menunaikan ibadah haji tiga kali selama hidupnya. Dalam perjalanan dan pengembaraan ibadah haji tiga kali selama hidupnya. Dalam perjalanan dan pengembaraan serta pertemuannya dengan ahli- ahli sufi itulah yang membentuk pribadi dan serta pertemuannya dengan ahli- ahli sufi itulah yang membentuk pribadi dan pandangan hidup al-Hallaj sehingga dalam usia 53 tahun ia telah menjadi pandangan hidup al-Hallaj sehingga dalam usia 53 tahun ia telah menjadi pembicara ulama pada waktu itu karena paham tasawufnya yang berbeda pembicara ulama pada waktu itu karena paham tasawufnya yang berbeda

dengan yang lain. Sampai-sampai seorang ulama fiqh terkemuka yang bernama dengan yang lain. Sampai-sampai seorang ulama fiqh terkemuka yang bernama Ibn Daud al-Isfahani mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa paham dan Ibn Daud al-Isfahani mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa paham dan ajaran al-Hallaj sesat. Atas dasar fatwa ini Al Hallaj dipenjarakan. Tetapi

ajaran al-Hallaj sesat. Atas dasar fatwa ini Al Hallaj dipenjarakan. Tetapi

setelah satu tahun dalam penjara, dia dapat melarikan diri dengan pertolongan setelah satu tahun dalam penjara, dia dapat melarikan diri dengan pertolongan dari seorang penjaga yang menaruh simpati padanya.

dari seorang penjaga yang menaruh simpati padanya.

Dari Baghdad ia melarikan diri ke Sus di wilayah Ahwas. Disana ia bersembunyi Dari Baghdad ia melarikan diri ke Sus di wilayah Ahwas. Disana ia bersembunyi selama empat tahun. Namun pada tahun 301H/903M ia ditangkap kembali dan selama empat tahun. Namun pada tahun 301H/903M ia ditangkap kembali dan dimasukkan lagi ke dalam penjara sampai delapan tahun lamanya. Akhirnya dimasukkan lagi ke dalam penjara sampai delapan tahun lamanya. Akhirnya pada tahun 309/921M diadakanlah persidangaan ulama di bawah kerajaan Bani pada tahun 309/921M diadakanlah persidangaan ulama di bawah kerajaan Bani Abbas di masa khalifah al-Muktadirbillah. Pada tanggal 18 Dzulkaidah 309H Abbas di masa khalifah al-Muktadirbillah. Pada tanggal 18 Dzulkaidah 309H jatuhlah hukuman kepadanya. Dia dihukum mati dengan mula-mula dipukul dan jatuhlah hukuman kepadanya. Dia dihukum mati dengan mula-mula dipukul dan dicambuk dengan cemeti, lalu disalib, sesudah itu dipotong kedua tangan dan dicambuk dengan cemeti, lalu disalib, sesudah itu dipotong kedua tangan dan kakinya, dipenggal lehernya dan ditinggalakan tergantung pecahan-pecahan kakinya, dipenggal lehernya dan ditinggalakan tergantung pecahan-pecahan tubunhnya itu di pintu gerbang kota Baghdad. Kemudian dibakar tubuhnya dan tubunhnya itu di pintu gerbang kota Baghdad. Kemudian dibakar tubuhnya dan abunya dihanyutkan di sungai Dajlah.

abunya dihanyutkan di sungai Dajlah.

Dalam riwayat lain diceritakan secara lebih mendetail mengenai jalannya Dalam riwayat lain diceritakan secara lebih mendetail mengenai jalannya eksekusi “ekstra tragis” yang diterima al

eksekusi “ekstra tragis” yang diterima al-Hallaj. Al-Hallaj tengah dipecut-Hallaj. Al-Hallaj tengah dipecut (disebat) seribu kali tanpa mengaduh kesakitan. Sesudah dipecut, kepalanya (disebat) seribu kali tanpa mengaduh kesakitan. Sesudah dipecut, kepalanya dipenggal, tapi sebelum dipancung dia sempat shalat 2 rakaat. Kemudian kaki dipenggal, tapi sebelum dipancung dia sempat shalat 2 rakaat. Kemudian kaki dan tangannya dipotong. Badannya digulung ke dalam tikar bambu,

(4)

direndamkan ke naftah dan kemudian dibakar. Abu mayatnya dihanyutkan ke direndamkan ke naftah dan kemudian dibakar. Abu mayatnya dihanyutkan ke sungai sedangkan kepalnya di bawa ke Khurasan untuk dipersaksikan oleh umat sungai sedangkan kepalnya di bawa ke Khurasan untuk dipersaksikan oleh umat Islam dan sejarahnya.

Islam dan sejarahnya.

Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa ketika proses hukuman mati al-Hallaj, Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa ketika proses hukuman mati al-Hallaj, algojo-algojo menaikkan al-Hallaj ke atas menara yang tinggi, kemudian algojo-algojo menaikkan al-Hallaj ke atas menara yang tinggi, kemudian dikerumuni orang banyak yang datang dari berbagai penjuru yang

dikerumuni orang banyak yang datang dari berbagai penjuru yang diperintahkan untuk melempari batu kepadanya. Ketika itu dia selalu diperintahkan untuk melempari batu kepadanya. Ketika itu dia selalu

mengulang-ulang kalimat yang menyebabkan ia dijebloskan ke dalam penjara mengulang-ulang kalimat yang menyebabkan ia dijebloskan ke dalam penjara dan hukuman mati, yaitu Ana Al Haqq (aku adalah Yang Maha benar). Dan dan hukuman mati, yaitu Ana Al Haqq (aku adalah Yang Maha benar). Dan ketika disuruh untuk membaca syahadat, dia berteriak seraya berseru kepada ketika disuruh untuk membaca syahadat, dia berteriak seraya berseru kepada Allah

Allah :: “ “SeSesusunngggguhuhnnya ya wwujujud ud AlAlllah ah iitu tu tetellah ah jejellasas, , titiddakak membutuhkan penguat semacam syahadat”.

membutuhkan penguat semacam syahadat”.

Ketika dipukul oleh para algojo, al-Hallaj tersenyum. Setelah selesai Ketika dipukul oleh para algojo, al-Hallaj tersenyum. Setelah selesai

memukulnya, mereka memotong tangan dan kakinya, diapun menerimanya memukulnya, mereka memotong tangan dan kakinya, diapun menerimanya dengan tersenyum, bahkan dia sempat mengoleskan darah potongan tangannya dengan tersenyum, bahkan dia sempat mengoleskan darah potongan tangannya ke mukanya seakan-akan dia berwudhu dengan darah sucinya itu. Setelah itu ke mukanya seakan-akan dia berwudhu dengan darah sucinya itu. Setelah itu para algojo memotong lidah dan mencukil matanya. Pada saat itu dia berisyarat, para algojo memotong lidah dan mencukil matanya. Pada saat itu dia berisyarat, seakan-akan memintakan ampun bagi para algojo kepada Allah

seakan-akan memintakan ampun bagi para algojo kepada Allah “ “MMererekekaa semua adalah hambaMu, mereka berkumpul untuk

semua adalah hambaMu, mereka berkumpul untuk

membunuhku karena fanatik terhadap agamaMu dan untuk

membunuhku karena fanatik terhadap agamaMu dan untuk

mendekatkan diri kepadaMu. Maka ampunilah mereka.

mendekatkan diri kepadaMu. Maka ampunilah mereka.

Andaikata Kau singkapkan kepada mereka apa yang Kau

Andaikata Kau singkapkan kepada mereka apa yang Kau

singkapkan kepadaku, tentu mereka tidak akan melakukan

singkapkan kepadaku, tentu mereka tidak akan melakukan apa yang mereka lakukan sekarang ini.” 

apa yang mereka lakukan sekarang ini.” 

Al

Al --Hallaj adalah seorang ‘alim dalam ilmu Hallaj adalah seorang ‘alim dalam ilmu agama Islam. Sebagaimagama Islam. Sebagaimana dikatakanana dikatakan oleh Ibn Suraij, ia adalah seorang yang hafal al-Quran beserta pemahamannya, oleh Ibn Suraij, ia adalah seorang yang hafal al-Quran beserta pemahamannya, menguasai ilmu fiqh dan hadist serta tidak diragukan lagi keahliannya dalam menguasai ilmu fiqh dan hadist serta tidak diragukan lagi keahliannya dalam ilmu tasawuf. Beliau merupakan seorang zahid yang terkenal pada masanya, ilmu tasawuf. Beliau merupakan seorang zahid yang terkenal pada masanya, dan masih banyak lagi sifat kesalehannya.

dan masih banyak lagi sifat kesalehannya. B. Karya

B. Karya –– Karya Al-Hallaj Karya Al-Hallaj

Ibnu nadim seorang ahli riwayat ternama, yang banyak sekali membicarakan Ibnu nadim seorang ahli riwayat ternama, yang banyak sekali membicarakan al-Hallaj dan menentang pendiriannya, mencatat bahwa karya-karya al-al-Hallaj

Hallaj dan menentang pendiriannya, mencatat bahwa karya-karya al-Hallaj tidak kurang dari 47 buah banyaknya. Diantaranya adalah:

tidak kurang dari 47 buah banyaknya. Diantaranya adalah: 1. Al Ahruful muhaddasah, wal azaliyah, wal asmaul kulliyah. 1. Al Ahruful muhaddasah, wal azaliyah, wal asmaul kulliyah.

2. Kitab Al Ushul wal Furu’. 2. Kitab Al Ushul wal Furu’.

3. Kitab Sirrul ‘Alam wal mab’uts. 3. Kitab Sirrul ‘Alam wal mab’uts. 4. Kitab Al ‘Adlu wat Tauhid.

(5)

5. Kitab ‘Ilmul Baqa dan Fana. 5. Kitab ‘Ilmul Baqa dan Fana.

6. Kitab Madhun Nabi wal Masaul A’laa. 6. Kitab Madhun Nabi wal Masaul A’laa. 7. Kitab “Hua, Hua”.

7. Kitab “Hua, Hua”.

8. Kitab At Thawwasin.

8. Kitab At Thawwasin.

Kedelapan kitab ini adalah yang terpenting di antara 47 kitab itu. Menurut Kedelapan kitab ini adalah yang terpenting di antara 47 kitab itu. Menurut at-Taftazani, kitab At-Thawasin merupakan kitab al-Hallaj yang paling lengkap Taftazani, kitab At-Thawasin merupakan kitab al-Hallaj yang paling lengkap dalam menggambarkan paham tasawufnya. Susunan bahasanya sangat sulit dalam menggambarkan paham tasawufnya. Susunan bahasanya sangat sulit dipahami, sehingga mungkin banyak pembaca tidak mengerti apa yang

dipahami, sehingga mungkin banyak pembaca tidak mengerti apa yang

dimaksudkan penulisnya. Disamping itu, kitab tersebut berisi rumus-rumus dan dimaksudkan penulisnya. Disamping itu, kitab tersebut berisi rumus-rumus dan istilah-istilah yang tidak gampang dimengerti.

istilah-istilah yang tidak gampang dimengerti. C. Filsafat Al-Hallaj

C. Filsafat Al-Hallaj

Inti ajaran al-Hallaj telah dinyatakan dalam bentuk syair (Tawasin) dan juga Inti ajaran al-Hallaj telah dinyatakan dalam bentuk syair (Tawasin) dan juga kadang dalam prosa (Natsar), dalam susunan kata-kata yang mendalam di kadang dalam prosa (Natsar), dalam susunan kata-kata yang mendalam di sekililing tiga hal, yaitu :

sekililing tiga hal, yaitu :

1. Hulul ketuhanan (lahut) menjelma kedalam diri insan

1. Hulul ketuhanan (lahut) menjelma kedalam diri insan

(nasut).

(nasut).

Secara etimologi Hulul memiliki sinonim dengan infusion yang bermakna Secara etimologi Hulul memiliki sinonim dengan infusion yang bermakna “penyerapan”

“penyerapan” yakni menyerap keseluruh obyek yang dapat menerimanya (the yakni menyerap keseluruh obyek yang dapat menerimanya (the infusion spreads to all part of the receptive object). Secara harfiah hulul berarti infusion spreads to all part of the receptive object). Secara harfiah hulul berarti Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan

sifat-telah dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana’. Menurutsifat kemanusiaannya melalui fana’. Menurut keterangan Abu Nasr Tusi dalam

al-keterangan Abu Nasr al-Tusi dalam al-Luma’ sebagaimana dikutip HarunLuma’ sebagaimana dikutip Harun

Nasution, hulul adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih Nasution, hulul adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya setelah sifat tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya setelah sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.

kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.

Paham hulul dapat dikatakan sebagai lanjutan atau bentuk lain dari faham Paham hulul dapat dikatakan sebagai lanjutan atau bentuk lain dari faham al-ittihad yang dipopulerkan oleh Abu Yazid al-Bustami (874 M/ 261 H). Tetapi ittihad yang dipopulerkan oleh Abu Yazid al-Bustami (874 M/ 261 H). Tetapi dua konsep ajaran ini berbeda. Dalam ajaran al-ittihad, diri manusia lebur dan dua konsep ajaran ini berbeda. Dalam ajaran al-ittihad, diri manusia lebur dan yang ada hanya diri Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sedangkan dalam konsep hulul, yang ada hanya diri Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sedangkan dalam konsep hulul, diri manusia tidak hancur. Dalam konsep al-ittihad yang dilihat satu wujud, diri manusia tidak hancur. Dalam konsep al-ittihad yang dilihat satu wujud, sedangkan dalam konsep ajaran hulul disana ada dua wujud tetapi bersatu sedangkan dalam konsep ajaran hulul disana ada dua wujud tetapi bersatu dalam satu tubuh .

dalam satu tubuh .

Sebelum Tuhan menjadikan makhluk, Ia hanya melihat diri-Nya sendiri. Dalam Sebelum Tuhan menjadikan makhluk, Ia hanya melihat diri-Nya sendiri. Dalam kesendirian-Nya itu terjadilah dialog antara Tuhan dengan diri-Nya sendiri, kesendirian-Nya itu terjadilah dialog antara Tuhan dengan diri-Nya sendiri, yaitu dialog yang di dalamnya tidak terdapat kata ataupun huruf. Yang dilihat yaitu dialog yang di dalamnya tidak terdapat kata ataupun huruf. Yang dilihat

(6)

Allah hanyalah kemuliaan dan ketinggian zat-Nya. Allah melihat kepada Allah hanyalah kemuliaan dan ketinggian zat-Nya. Allah melihat kepada dzat-Nya dan Ia pun cinta pada zat-dzat-Nya sendiri, cinta yang tak dapat disifatkan, dan Nya dan Ia pun cinta pada zat-Nya sendiri, cinta yang tak dapat disifatkan, dan cinta inilah yang menjadi sebab wujud

cinta inilah yang menjadi sebab wujud dan sebab dari yang banyak ini. Ia pundan sebab dari yang banyak ini. Ia pun mengeluarkan dari yang tiada bentuk copy dari diri-Nya yang mempunyai sifat mengeluarkan dari yang tiada bentuk copy dari diri-Nya yang mempunyai sifat dan nama-Nya. Bentuk copy ini adalah Adam. Setelah menjadikan Adam dengan dan nama-Nya. Bentuk copy ini adalah Adam. Setelah menjadikan Adam dengan cara itu, Ia memuliakan dan mengagungkan Adam. Ia cinta pada Adam, dan pada cara itu, Ia memuliakan dan mengagungkan Adam. Ia cinta pada Adam, dan pada diri Adam Allah muncul dalam bentuk-Nya. Teori ini nampak dalam syairnya: diri Adam Allah muncul dalam bentuk-Nya. Teori ini nampak dalam syairnya:

 #  #

 #  #

Maha suci dzat yang sifat kemanusiaannya membuka rahasia Maha suci dzat yang sifat kemanusiaannya membuka rahasia Ketuhanan-Nya yang gemilang

Ketuhanan-Nya yang gemilang

Kemudian kelihatan bagi makhluk-Nya dengan nyata Kemudian kelihatan bagi makhluk-Nya dengan nyata Dalam bentuk manusia yang makan dan minum

Dalam bentuk manusia yang makan dan minum

Melalui syair diatas, tampaknya al-Hallaj memperlihatkan bahwa Allah memiliki Melalui syair diatas, tampaknya al-Hallaj memperlihatkan bahwa Allah memiliki dua sifat dasar, yaitu sifat ketuhanan (lahut) dan sifat kemanusiaan (nasut). dua sifat dasar, yaitu sifat ketuhanan (lahut) dan sifat kemanusiaan (nasut). Demikian pula pada diri manusia juga terdapat dua sifat dasar, yaitu sifat Demikian pula pada diri manusia juga terdapat dua sifat dasar, yaitu sifat ketuhanan (lahut) dan sifat kemanusiaan (nasut). Dengan demikian maka ketuhanan (lahut) dan sifat kemanusiaan (nasut). Dengan demikian maka manusia mempunyai sifat ketuhanan dalam dirinya. Yang demikian ini manusia mempunyai sifat ketuhanan dalam dirinya. Yang demikian ini

merupakan bentuk pemahaman al-Hallaj dalam menafsirkan Q.S. Al-Baqarah merupakan bentuk pemahaman al-Hallaj dalam menafsirkan Q.S. Al-Baqarah ayat 34 yang berbunyi :

ayat 34 yang berbunyi :

D a n ( i

D a n ( i n g a tn g a tl a h ) k el a h ) k et i k a K a m i b et i k a K a m i b er fr f i ri r m a n k em a n k ep ap ad a d a m a l a i k a tm a l a i k a t: : "" T u n d u k lT u n d u k l a ha h ( b e

( b er i r i ho r m at) k e ph or m at ) k epad a N abad a N a bi i Ad am "Ad am " . l al u . l al u m em err eek a sk a seek a l ik al i an ny a tu nd uka nn y a t un duk m e

m em b em b err i i ho r m at m eh or m at m el ail ai nk an nk a n II bl i s ; ib l i s ; i a ea eng gang gan d an ta k b urn d an t ak b ur , da, dann m e

m enjnj ad i l ah iad i l ah i a da dar i ar i gog ol ong an Y ang k al o ng an Ya ng k afifi rr ..

Allah memberi perintah kepada malaikat agar bersujud kepada Adam. Karena Allah memberi perintah kepada malaikat agar bersujud kepada Adam. Karena yang berhak untuk diberi sujud hanya Allah, maka al-Hallaj memahami bahwa yang berhak untuk diberi sujud hanya Allah, maka al-Hallaj memahami bahwa dalam diri Adam (manusia) sebenarnya terdapat unsur ketuhanan. Disisi lain, dalam diri Adam (manusia) sebenarnya terdapat unsur ketuhanan. Disisi lain,

























































                                                                                                                                                                                             

(7)

hal ini (sujud) dikarenakan pada diri Adam, Allah menjelma sebagaimana Dia hal ini (sujud) dikarenakan pada diri Adam, Allah menjelma sebagaimana Dia menjelma dalam diri Isa as.

menjelma dalam diri Isa as.

Kalau sifat-sifat kemanusian itu telah hilang dan yang tinggal hanya sifat-sifat Kalau sifat-sifat kemanusian itu telah hilang dan yang tinggal hanya sifat-sifat ketuhanan dalam dirinya, disitu baru Tuhan dapat mengambil tempat dalam ketuhanan dalam dirinya, disitu baru Tuhan dapat mengambil tempat dalam dirinya. dan ketika itu roh Tuhan dan roh manusia bersatu dalam tubuh dirinya. dan ketika itu roh Tuhan dan roh manusia bersatu dalam tubuh manusia, sebagaimana diungkapkannya dalam syair berikut :

manusia, sebagaimana diungkapkannya dalam syair berikut :

 #  #

Telah bercampur rohMu dalam rohku Telah bercampur rohMu dalam rohku

Laksana bercampurnya khamar dengan air yang jernih Laksana bercampurnya khamar dengan air yang jernih Bila menyentuh akan-Mu sesuatu, tersentuhlah Aku Bila menyentuh akan-Mu sesuatu, tersentuhlah Aku Sebab itu, Engkau adalah Aku, dalam segala hal

Sebab itu, Engkau adalah Aku, dalam segala hal

Aku adalah ia yang kucintai dan ia yang ku cintai adalah aku Aku adalah ia yang kucintai dan ia yang ku cintai adalah aku Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh

Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh Jika engkau lihat aku, engkau lihat ia

Jika engkau lihat aku, engkau lihat ia

Dan jika engkau lihat ia, engkau lihat kami. Dan jika engkau lihat ia, engkau lihat kami.

Berdasarkan syair diatas, dapat diketahui bahwa persatuan antara Tuhan Berdasarkan syair diatas, dapat diketahui bahwa persatuan antara Tuhan dengan manusia dapat terjadi dengan mengambil bentuk hulul. Yakni dengan dengan manusia dapat terjadi dengan mengambil bentuk hulul. Yakni dengan terlebih dahulu menghilangkan sifat kemanusiaannya (nasut). Setelah sifat-sifat terlebih dahulu menghilangkan sifat kemanusiaannya (nasut). Setelah sifat-sifat kemanusiaannya hilang dan hanya tinggal sifat ketuhanan (lahut) yang ada

kemanusiaannya hilang dan hanya tinggal sifat ketuhanan (lahut) yang ada pada dirinya, disitulah Tuhan mengambil tempat dalam dirinya, dan ketika itu pada dirinya, disitulah Tuhan mengambil tempat dalam dirinya, dan ketika itu roh Tuhan dan roh manusia bersatu dalam tubuh manusia.

roh Tuhan dan roh manusia bersatu dalam tubuh manusia.

Menurut al-Hallaj, pada hulul terkandung kefanaan total kehendak manusia Menurut al-Hallaj, pada hulul terkandung kefanaan total kehendak manusia dalam kehendak ilahi, sehingga setiap kehendaknya adalah kehendak Tuhan, dalam kehendak ilahi, sehingga setiap kehendaknya adalah kehendak Tuhan, demikian juga tindakannya. Namun disisi lain al-Hallaj mengatakan:

demikian juga tindakannya. Namun disisi lain al-Hallaj mengatakan:  “

 “KeKeiinsnsaananannku ku ttenenggggelelam am kekeddalalaam m keketutuhhanananan-Mu, tetapi-Mu, tetapi tidaklah mungkin percampuran. Sebab ketuhanan-Mu itu tidaklah mungkin percampuran. Sebab ketuhanan-Mu itu senantiasa menguasai akan keinsananku. Barangsiapa yang senantiasa menguasai akan keinsananku. Barangsiapa yang menyangka bahwa ketuhanan bercampur keinsanan jadi

menyangka bahwa ketuhanan bercampur keinsanan jadi satu, atau keinsanan masuk kedalam ketuhanan, maka satu, atau keinsanan masuk kedalam ketuhanan, maka

kafirlah dia. Sebab Tuhan itu bersendiri dalam zat-Nya dan kafirlah dia. Sebab Tuhan itu bersendiri dalam zat-Nya dan









 # #





















 

 

















 # #

















































 # #













(8)

sifat-Nya daripada makhluk dan sifat-Nya pula. Tidaklah

sifat-Nya daripada makhluk dan sifat-Nya pula. Tidaklah

Tuhan serupa dengan manusia dalam rupa bentuk yang

Tuhan serupa dengan manusia dalam rupa bentuk yang

mana jua pun”. mana jua pun”.

Dengan demikian, al-Hallaj sebenarnya tidak mengakui bahwa dirinya adalah Dengan demikian, al-Hallaj sebenarnya tidak mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan dan juga tidak sama dengan Tuhan. Seperti yang terlihat dala syairnya: Tuhan dan juga tidak sama dengan Tuhan. Seperti yang terlihat dala syairnya:

 #  #

Aku adalah yang Maha Benar Aku adalah yang Maha Benar

Dan bukanlah yang Maha benar itu aku Dan bukanlah yang Maha benar itu aku Aku hanya satu dari yang Maha Benar Aku hanya satu dari yang Maha Benar

Maka bedakanlah aku dari yang Maha Benar Maka bedakanlah aku dari yang Maha Benar

Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hulul Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hulul yang terjadi pada al-Hallaj tidaklah nyata karena membari pengertian secara yang terjadi pada al-Hallaj tidaklah nyata karena membari pengertian secara jelas bahwa adanya perbedaan antara hamba dengan Tuhan. Dengan demikian, jelas bahwa adanya perbedaan antara hamba dengan Tuhan. Dengan demikian, hulul yang terjadi hanya sekedar kesadaran psikis yang berlangsung pada

hulul yang terjadi hanya sekedar kesadaran psikis yang berlangsung pada

kondisi fana’, atau sekedar terleb

kondisi fana’, atau sekedar terlebarnya nasut kedalam lahut, dan diantaraarnya nasut kedalam lahut, dan diantara keduanya tetap ada perbedaan. Untuk lebih memahami doktrin hulul ini, lebih keduanya tetap ada perbedaan. Untuk lebih memahami doktrin hulul ini, lebih jelasnya dapat merujuk kepada rangkaian penjelasan al-Hallaj berikut ini : jelasnya dapat merujuk kepada rangkaian penjelasan al-Hallaj berikut ini :

 “

 “SiSiapapa a yayanng g memembmbiiasasakakan an didiririnynya a ddalalaam m keketataatatanan, , sasabbarar atas kenikmatan dan keinginan, maka ia akan naik

atas kenikmatan dan keinginan, maka ia akan naik

ketingkat muqarrabin. Kemudian ia senantiasa suci dan ketingkat muqarrabin. Kemudian ia senantiasa suci dan meningkat terus hingga terbebas dari sifat-sifat

meningkat terus hingga terbebas dari sifat-sifat

kemanusiaan ini. Apabila sifat-sifat kemanusiaan dalam kemanusiaan ini. Apabila sifat-sifat kemanusiaan dalam dirinya lenyap, maka roh Tuhan akan mengambil tempat dirinya lenyap, maka roh Tuhan akan mengambil tempat dalam tubuhnya sebagaimana ia mengambil tempat pada dalam tubuhnya sebagaimana ia mengambil tempat pada diri Isa bin Maryam. Dan ketika itu seorang sufi tidak lagi diri Isa bin Maryam. Dan ketika itu seorang sufi tidak lagi punya kehendak kecuali apa yang dikehendak ol

punya kehendak kecuali apa yang dikehendak oleh ruheh ruh Tuhan sehingga seluruh perbuatannya merupakan

Tuhan sehingga seluruh perbuatannya merupakan perbuatan Tuhan . Air tidak dapat menjadi an

perbuatan Tuhan . Air tidak dapat menjadi anggurggur mesk

meskipun keduanya telah bercampur aduk ”.ipun keduanya telah bercampur aduk ”.

2. Al-Haqiqah al-Muhammadiyah (Nur Muhammad) 2. Al-Haqiqah al-Muhammadiyah (Nur Muhammad)







(9)

Menurut al Hallaj Nur Muhammad merupakan asal atau sumber dari segala Menurut al Hallaj Nur Muhammad merupakan asal atau sumber dari segala sesuatu , segala kejadian, amal perbuatan dan ilmu pengetahuan . Dan dengan sesuatu , segala kejadian, amal perbuatan dan ilmu pengetahuan . Dan dengan perantaraan Nur Muhammad itulah alam ini dijadikan. Nur Muhammad bisa perantaraan Nur Muhammad itulah alam ini dijadikan. Nur Muhammad bisa diartika juga sebagai pusat kesatuan alam dan pusat kesatuan nubuwwat segala diartika juga sebagai pusat kesatuan alam dan pusat kesatuan nubuwwat segala Nabi. Dan nabi-nabi itu, nubuwwat-nya ataupun dirinya hanyalah sebagian dari Nabi. Dan nabi-nabi itu, nubuwwat-nya ataupun dirinya hanyalah sebagian dari Nur Muhammad itu. Segala macam ilmu, hikmat dan nubuwwat adalah pancaran Nur Muhammad itu. Segala macam ilmu, hikmat dan nubuwwat adalah pancaran dari Nur Muhammad.

dari Nur Muhammad.

Menurut Al Hallaj, kejadian Nabi Muhammad terbentuk dari dua rupa. Pertama, Menurut Al Hallaj, kejadian Nabi Muhammad terbentuk dari dua rupa. Pertama, rupanya yang qadim dan azali, yaitu dia telah terjadi sebelum terjadinya segala rupanya yang qadim dan azali, yaitu dia telah terjadi sebelum terjadinya segala yang ada ini. Kedua, ialah rupanya sebagai manusia, sebagai seorang Rasul dan yang ada ini. Kedua, ialah rupanya sebagai manusia, sebagai seorang Rasul dan Nabi yang diutus Tuhan. Rupanya sebagai manusia akan mengalami maut, tetapi Nabi yang diutus Tuhan. Rupanya sebagai manusia akan mengalami maut, tetapi rupanya yang qadim akan tetap ada meliputi alam.

rupanya yang qadim akan tetap ada meliputi alam.

Paham tentang Nur Muhammad ini berdasar pada hadis yang sangat populer di Paham tentang Nur Muhammad ini berdasar pada hadis yang sangat populer di kalangan ahli sufi, yaitu :

kalangan ahli sufi, yaitu : “ “AkAku u bbereraassal al dadarri cahaya Tuhan dani cahaya Tuhan dan seluruh dunia berasal dari cahayku” 

seluruh dunia berasal dari cahayku” . Dan paham ini kemudian. Dan paham ini kemudian dikembangkan dan disebarluaskan oleh Muhyiddin Ibnu Arabai (w638H) dan dikembangkan dan disebarluaskan oleh Muhyiddin Ibnu Arabai (w638H) dan Abd.al Karim bin Ibrahim al Jili (w.811H) dalam kerangka ide Insan Kamil. Abd.al Karim bin Ibrahim al Jili (w.811H) dalam kerangka ide Insan Kamil. Dalam teori kejadian alam dari Nur Muhammad ini nampak adanya pengaruh Dalam teori kejadian alam dari Nur Muhammad ini nampak adanya pengaruh ajaran filsafat. Kalau dalam filsafat Islam, teori terjadinya alam semesta

ajaran filsafat. Kalau dalam filsafat Islam, teori terjadinya alam semesta

diperkenalkan oleh al Farabi dengan mentransfer teori emanasi Neo Platonisme diperkenalkan oleh al Farabi dengan mentransfer teori emanasi Neo Platonisme Plotinus, maka dalam tasawuf teori ini mula-mula diperkenalkan oleh al Hallaj Plotinus, maka dalam tasawuf teori ini mula-mula diperkenalkan oleh al Hallaj dengan konsep barunya yang disebut Nur Muhammad atau Haqiqah

dengan konsep barunya yang disebut Nur Muhammad atau Haqiqah Muhammadiyah sebagai sumber dari segala yang maujud.

Muhammadiyah sebagai sumber dari segala yang maujud.

3. Wahdah al adyan (Kesatuan agama-agama) 3. Wahdah al adyan (Kesatuan agama-agama)

Inti ajaran dari Wahdah al adyan adalah sebenranya nama agama yang berbagai Inti ajaran dari Wahdah al adyan adalah sebenranya nama agama yang berbagai macam, seperti Islam, Nasrani, Yahudi dan yang lain-lain hanyalah perbedaan macam, seperti Islam, Nasrani, Yahudi dan yang lain-lain hanyalah perbedaan nama dari hakikat yang satu saja. Nama berbeda, satu tujuan. Segala agama nama dari hakikat yang satu saja. Nama berbeda, satu tujuan. Segala agama

adalah agama Allah maksudnya ialah menuju Allah. Orang memilih suatu agama, adalah agama Allah maksudnya ialah menuju Allah. Orang memilih suatu agama, atau lahir dalam satu agama, bukanlah atas kehendaknya, tetapi dikehendaki atau lahir dalam satu agama, bukanlah atas kehendaknya, tetapi dikehendaki untuknya. Cara ibadah bisa berbeda warnanya, namun isinya hanya satu. Paham untuknya. Cara ibadah bisa berbeda warnanya, namun isinya hanya satu. Paham Wahdah al-Adyan ini muncul sebagai konsekuensi logis dari pahamnya tentang Wahdah al-Adyan ini muncul sebagai konsekuensi logis dari pahamnya tentang Nur Muhammad. Yakni pahamnya al-Hallaj tentang qadimnya Nur Muhammad Nur Muhammad. Yakni pahamnya al-Hallaj tentang qadimnya Nur Muhammad telah mendorongnya untuk berkesimpulan tentang kesatuan agama.

telah mendorongnya untuk berkesimpulan tentang kesatuan agama. Mengenai hal ini, ‘Abdullah bin Tahir al

Mengenai hal ini, ‘Abdullah bin Tahir al-Azdi mengatakan, sebagaimana-Azdi mengatakan, sebagaimana dicatatkan oleh al-Taftazani sebagai berikut:

dicatatkan oleh al-Taftazani sebagai berikut:  “

 “SuSuatatu u hharari i akaku u bberertetengngkakar r ddeennggan an ororanang g yayahhuudi di ddi i ppasasarar baghdad. Diapun ku maki: hai anjing. Ketika itu al-Hallaj baghdad. Diapun ku maki: hai anjing. Ketika itu al-Hallaj

(10)

lewat dan memandangku dengan geram. Dan tegurnya: lewat dan memandangku dengan geram. Dan tegurnya:  ja

 jangngaan n kakau u mamaki ki ananjijingngmumu. . DaDan n didiapapun un lalangngsusung ng peperrgigi.. Setelah pertengkaran itu, aku mencari al-Hallaj. Namun Setelah pertengkaran itu, aku mencari al-Hallaj. Namun ketika ku temui, dia memalingkan wajahnya.

ketika ku temui, dia memalingkan wajahnya. AkupunAkupun meminta maaf kepadanya. Lalu dia berkata: wahai meminta maaf kepadanya. Lalu dia berkata: wahai sahabatku, semua agama adalah milik Allah. Setiap sahabatku, semua agama adalah milik Allah. Setiap golongan menganut suatu agama tanpa adanya pili

golongan menganut suatu agama tanpa adanya pilihan,han, bahkan dipilihkan bagi mereka. Kerena itu, barangsiapa bahkan dipilihkan bagi mereka. Kerena itu, barangsiapa menyalahkan apa yang dianut golongan itu sama

menyalahkan apa yang dianut golongan itu sama sajasaja

halnya dia telah menghukumi golongan tersebut menganut halnya dia telah menghukumi golongan tersebut menganut agama atas upayanya sendiri. Ketahuilah ! agama-agama agama atas upayanya sendiri. Ketahuilah ! agama-agama yahudi, islam dan yang lain-lainya adalah sebutan serta yahudi, islam dan yang lain-lainya adalah sebutan serta nama yang beraneka ragam dan berbeda. Akan tetapi nama yang beraneka ragam dan berbeda. Akan tetapi

tujuan tujuan semuanya tidak berbeda” .

tujuan tujuan semuanya tidak berbeda” .

Tidak ada faedahnya seseorang mencela orang yang berlainan agama dengan Tidak ada faedahnya seseorang mencela orang yang berlainan agama dengan dia, karena itu adalah takdir (ketentuan) Tuhan buat orang itu. Tidak ada dia, karena itu adalah takdir (ketentuan) Tuhan buat orang itu. Tidak ada perlunya berselisih dan bertingkah. Tetapi lebih baik perdalamlah agama perlunya berselisih dan bertingkah. Tetapi lebih baik perdalamlah agama masing-masing.

masing-masing.

D. Pendapat Ulama Mengenai Pemikiran Al Hallaj D. Pendapat Ulama Mengenai Pemikiran Al Hallaj

Berbagai macamlah perkataan ulama tentang al-Hallaj. Sebagian mengkafirkan Berbagai macamlah perkataan ulama tentang al-Hallaj. Sebagian mengkafirkan dan sebagian yang lain membela atau membenarkan. Beberapa perkataan,

dan sebagian yang lain membela atau membenarkan. Beberapa perkataan, terutama dari pihak masa kekuasaan pada masa itu tersiar bahwa ajaran terutama dari pihak masa kekuasaan pada masa itu tersiar bahwa ajaran al-Hallaj sangat merusak ketentraman umum. Murid-muridnya sampai ada yang Hallaj sangat merusak ketentraman umum. Murid-muridnya sampai ada yang menyangka bahwa al-Hallaj adalah Tuhan, sebagaimana prasangkaan orang menyangka bahwa al-Hallaj adalah Tuhan, sebagaimana prasangkaan orang nasrani terhadap diri isa al-masih. Dia dianggap pandai menghidupkan orang nasrani terhadap diri isa al-masih. Dia dianggap pandai menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang sakit kusta. Muridnya kian lama kian banyak. Dan mati, menyembuhkan orang sakit kusta. Muridnya kian lama kian banyak. Dan setelah diselidiki oleh penyelidik kerajaan, katanya dia mengadakan hubungan setelah diselidiki oleh penyelidik kerajaan, katanya dia mengadakan hubungan yang rapat dengan kaum karamithah, yaitu segolongan umat di abad ketiga dan yang rapat dengan kaum karamithah, yaitu segolongan umat di abad ketiga dan keempat yang menyerupai faham komunis di indonesia. Sebab itu dia tidak mau keempat yang menyerupai faham komunis di indonesia. Sebab itu dia tidak mau mengakui kekuasaan pemerintahan yang sah. Dia mengakui sebagian

mengakui kekuasaan pemerintahan yang sah. Dia mengakui sebagian

kepercayaan kaum ismailiyyah bahwa imam yang sejati ialah imam yang ghaib. kepercayaan kaum ismailiyyah bahwa imam yang sejati ialah imam yang ghaib. Dan lagi menurut beritra yang tersiar itu pula beliau menfatwakan

Dan lagi menurut beritra yang tersiar itu pula beliau menfatwakan bahwasannya naik haji yang lahir pergi ke mekkah itu tidaklah perlu bahwasannya naik haji yang lahir pergi ke mekkah itu tidaklah perlu

dikerjakan. Sebab itu hanya memayah-mayahkan diri saja. Itu boleh diganti dikerjakan. Sebab itu hanya memayah-mayahkan diri saja. Itu boleh diganti dengan haji yang lain, yaitu dengan haji rohani, dengan membersihkan diri dan dengan haji yang lain, yaitu dengan haji rohani, dengan membersihkan diri dan

jiwa dan tafakur mengingat Tuhan dalam khalwat, sehingga ka’bah itu jiwa dan tafakur mengingat Tuhan dalam khalwat, sehingga ka’bah itu

(11)

sendirilah yang datang kedalam khalwatnya menemuinya. Disanapun dia boleh sendirilah yang datang kedalam khalwatnya menemuinya. Disanapun dia boleh berthawaf.

berthawaf.

Memang, banyak di antara ulama yang tidak bisa menerima ajaran tasawuf yang Memang, banyak di antara ulama yang tidak bisa menerima ajaran tasawuf yang diajarkan oleh Al Hallaj ini, tetapi tidak sedikit pula para ulama yang

diajarkan oleh Al Hallaj ini, tetapi tidak sedikit pula para ulama yang sependapat dan membelanya. Kebanyakan Ulama fiqih mengkafirkannya. sependapat dan membelanya. Kebanyakan Ulama fiqih mengkafirkannya. Dengan alasan bahwasanya mengatakan bahwa diri manusia bersatu dengan Dengan alasan bahwasanya mengatakan bahwa diri manusia bersatu dengan Tuhan adalah syirik yang amat besar. Oleh karena itu Ibn at Taymiyah, Ibn al Tuhan adalah syirik yang amat besar. Oleh karena itu Ibn at Taymiyah, Ibn al Qayyim, Ibn an Nadim dan lain-lain berpendapat bahwa hukuman mati yang Qayyim, Ibn an Nadim dan lain-lain berpendapat bahwa hukuman mati yang ditimpakan kepada Al Halaj memang patut diterimanya.

ditimpakan kepada Al Halaj memang patut diterimanya.

Tetapi ulama-ulama fiqih yang lain seperti Ibnu Syuraih seorang ulama yang Tetapi ulama-ulama fiqih yang lain seperti Ibnu Syuraih seorang ulama yang sangat terkemuka dari mazhab Malik, memberikan komentar:

sangat terkemuka dari mazhab Malik, memberikan komentar: "Ilmuku tidak"Ilmuku tidak

mendalam tentang dirinya, karena itu saya tidak bisa

mendalam tentang dirinya, karena itu saya tidak bisa

berkata apa-apa".

berkata apa-apa".

Pembela-pembela Al Hallaj menjernihkan ajarannya dari apa yang dituduhkan Pembela-pembela Al Hallaj menjernihkan ajarannya dari apa yang dituduhkan orang kepadanya. Syaikh Abdurrahman As Saqqaf salah seorang Syaikh tarikat orang kepadanya. Syaikh Abdurrahman As Saqqaf salah seorang Syaikh tarikat Alawiyah, mengatakan bahwa dia sebelumnya menyangka pada diri Al Hallaj Alawiyah, mengatakan bahwa dia sebelumnya menyangka pada diri Al Hallaj ada keretakan karena sikapnya, seperti keretakan pada kaca, tetapi setelah ada keretakan karena sikapnya, seperti keretakan pada kaca, tetapi setelah sampai pada maqam al qutbiyyah dia melihat bahwa Al Hallaj telah mencapai sampai pada maqam al qutbiyyah dia melihat bahwa Al Hallaj telah mencapai tingkat bila diandaikan buah dia telah matang.

tingkat bila diandaikan buah dia telah matang.

Imam Al Ghazali ketika ditanyai bagaimana pendapatnya tentang perkataan Imam Al Ghazali ketika ditanyai bagaimana pendapatnya tentang perkataan "ana al haq?". Beliau menjawab

"ana al haq?". Beliau menjawab," Perkataan demikian yang keluar," Perkataan demikian yang keluar

dari mulutnya adalah karena sangat cintanya kepada Allah.

dari mulutnya adalah karena sangat cintanya kepada Allah.

Apabila cinta sudah demikian mendalamnya, tidak ada l

Apabila cinta sudah demikian mendalamnya, tidak ada lagiagi

rasa berpisah antara diri seseorang dengan seseorang yang

rasa berpisah antara diri seseorang dengan seseorang yang

dicintainya".

dicintainya". Sehingga beliau, Jalaludin Rumi, dan Fariduddin al Attar Sehingga beliau, Jalaludin Rumi, dan Fariduddin al Attar memberinya julukan "Syahidul Haq" (seorang syahid yang benar).

memberinya julukan "Syahidul Haq" (seorang syahid yang benar).

Beliau syekh Maftuh Basthul Birri salah satu masyayikh di ponpes Hidayatul Beliau syekh Maftuh Basthul Birri salah satu masyayikh di ponpes Hidayatul Mubtadi’in (lirboyo) dalam bukunya yang berjudul Manaqib 50 Wali Agung Mubtadi’in (lirboyo) dalam bukunya yang berjudul Manaqib 50 Wali Agung mengatakan “Syekh al

mengatakan “Syekh al-Hallaj ini t -Hallaj ini t inggi sekali ma’rifat dan ilmu haqiqatnya,inggi sekali ma’rifat dan ilmu haqiqatnya,

jadzab dan cintanya dengan Allah seperti imam Abu Yazid al-Bustomi, sehingga jadzab dan cintanya dengan Allah seperti imam Abu Yazid al-Bustomi, sehingga beliau pernah berkata ANAL HAQ. Maka banyak orang yang ingkar karena tidak beliau pernah berkata ANAL HAQ. Maka banyak orang yang ingkar karena tidak sampai kefahamannya”.

sampai kefahamannya”.

Kesimpulan Kesimpulan 1.

(12)

hidup pada masa khalifah al-muktadir billah dan beliau wafat karena dihukum hidup pada masa khalifah al-muktadir billah dan beliau wafat karena dihukum mati untuk mempertanggung jawabkan ajarannya yang dianggap sesat oleh mati untuk mempertanggung jawabkan ajarannya yang dianggap sesat oleh

beberapa ulama’ khususnya fuqoha pada masa itu. beberapa ulama’ khususnya fuqoha pada masa itu.

2.

2. Al-Hallaj tidak melakukan dosa terhadap kebenaran, tetapi beliau dihukum Al-Hallaj tidak melakukan dosa terhadap kebenaran, tetapi beliau dihukum karena tindakannya yang dipandang bertentangan dengan hukum. Beliau

karena tindakannya yang dipandang bertentangan dengan hukum. Beliau

membuka rahasia tentang Tuhan dengan mengemukakan segala yang dianggap membuka rahasia tentang Tuhan dengan mengemukakan segala yang dianggap misteri tertinggi yang selayaknya hanya boleh diketahui oleh orang-orang misteri tertinggi yang selayaknya hanya boleh diketahui oleh orang-orang terpilih saja.

terpilih saja. 3.

3. Ajaran al-Hallaj yang mashur adalah hulul (ketuhanan (lahut) menjelma ke Ajaran al-Hallaj yang mashur adalah hulul (ketuhanan (lahut) menjelma ke dalam diri insan (nasut)), al-haqiiqah al-muhammadiyyah (nur Muhammad), dalam diri insan (nasut)), al-haqiiqah al-muhammadiyyah (nur Muhammad), dan wahdatul adyan (kesatuan semua agama).

dan wahdatul adyan (kesatuan semua agama). 4.

4. Al-Hallaj mengatakan bahwa tidak ada pemisahan antara Tuhan dengan Al-Hallaj mengatakan bahwa tidak ada pemisahan antara Tuhan dengan Nya sebagaimana dengan kesatuan ilahi yang melingkupi Nya sebagaimana dengan kesatuan ilahi yang melingkupi makhluk-Nya. Yang berbicara Ana Al-Haq bukanlah al-Hallaj pribadi, melainkan Tuhan Nya. Yang berbicara Ana Al-Haq bukanlah al-Hallaj pribadi, melainkan Tuhan sendiri melalui mulut al-Hallaj.

sendiri melalui mulut al-Hallaj.  Da

 Da ftft ar ar PuPu stst akak aa::  Ma

 Ma ssss igig nono n n LLoouiui s, s, Al Al HaHa llll aaj, j, (Y(Y oogygy aakkarar ta ta : : FaFa jaja r r PuPu stst aaka ka BaBa ruru , , tttt))  As

 As AAsmsm aarara n, n, PePe nngganan ttaar r StSt uuddi i TTasas aawwufuf , , (J(J aakaka rtrt a a : : PT PT RaRa ja ja GGrara fifi nndo do PPerer sasa dada , , 220000 22))  Ro

 Ro sisi hoho n n anan wwaar r dada n n MMukuk hhtata r r shsh olol ihih inin , , ilil mu mu tata sasa wuwu f, f, (B(B anan dduunng g : : PuPu stst aakka a SSetet iaia , , tttt ))  Ha

 Ha mkmk aa, , TTaasasa ufuf , , PPerer kkeembmb anan ggaan n ddan an PePe mumu rnrn iaia nnnn yyaa , , (J(J aakkarar ta ta : : PTPT . . PPusus ttakak aa  Pa

 Pa njnj imim asas ))  Ba

(13)

At Thawasin Al Azal

At Thawasin Al Azal

Oleh Hussain bin Manshur Al-Hallaj

Oleh Hussain bin Manshur Al-Hallaj

1. Thasin Al Siraj

1. Thasin Al Siraj (Pelita Nubuwah Nabi Muhammad S.A.W)

(Pelita Nubuwah Nabi Muhammad S.A.W)

2. Thasin Al Fahm (Pemahaman)

2. Thasin Al Fahm (Pemahaman)

3. Thasin Al Shafa (Kebeningan)

3. Thasin Al Shafa (Kebeningan)

4. Thasin Al

4. Thasin Al Dairah (Lingkaran)

Dairah (Lingkaran)

5. Thasin Al Nuqthah (Titik)

5. Thasin Al Nuqthah (Titik)

6. Thasin Al Azal wa al Iltibas (Kebahagiaan dan Derita

6. Thasin Al Azal wa al Iltibas (Kebahagiaan dan Derita

 Eterniti / Keabadian dan Kekeli

 Eterniti / Keabadian dan Kekeliruan Pemahaman)

ruan Pemahaman)

7. Thasin Al Masyi-ah (Kehendak)

7. Thasin Al Masyi-ah (Kehendak)

8. Thasin Al Tauhid (Keesaan)

8. Thasin Al Tauhid (Keesaan)

9. Thasin Al Asrar fi al T

9. Thasin Al Asrar fi al Tauhid (Kesadaran Diri Dalam Tauhid)

auhid (Kesadaran Diri Dalam Tauhid)

10. Thasin Al Tanzih (Kesucian, Keterbebasan)

10. Thasin Al Tanzih (Kesucian, Keterbebasan)

11. Thasin Bustan A

(14)

Thasin Al Siraj (Pelita Nubuwah Nabi Muhammad

Thasin Al Siraj (Pelita Nubuwah Nabi Muhammad SAW)

SAW)

1.

1. Sang Pelita (As-Siraj) tampak dan tercerah dari Cahaya Keghaiban,ia terpancar danSang Pelita (As-Siraj) tampak dan tercerah dari Cahaya Keghaiban,ia terpancar dan (tampak) kembali, dan melampaui pelita-pelita lain.Ia rembulan yang c

(tampak) kembali, dan melampaui pelita-pelita lain.Ia rembulan yang cerlang, yangerlang, yang menampakkan kecemerlangannya lebih dari bulan-bulan lain. Ia bintang yang graha menampakkan kecemerlangannya lebih dari bulan-bulan lain. Ia bintang yang graha  perbintangannya di Langit

 perbintangannya di Langit„Azaly.„Azaly. Allah menyebutnya Allah menyebutnya „ummi „ummi  (awam) atas dasar (awam) atas dasar keterpusatan aspirasinya,juga harami (suci) disebabkan kelimpahan

keterpusatan aspirasinya,juga harami (suci) disebabkan kelimpahan syafa‟atny syafa‟atny a,a, dan makki (pusat) karena ked

dan makki (pusat) karena kedekatannya di Hadirat-Nya.ekatannya di Hadirat-Nya. 2.

2. Dia (Allah) lapangkan dadanya, Dia tingkatkan kekuatannya, dan Dia (Allah) lapangkan dadanya, Dia tingkatkan kekuatannya, dan mengangkatnyamengangkatnya dari beban

dari beban “yang memberati punggungnya” (Q. 94: 2 “yang memberati punggungnya” (Q. 94: 2 -3) serta Dia tetapkan-3) serta Dia tetapkan kewenangannya. Sebagaimana Allah membuat

kewenangannya. Sebagaimana Allah membuat„Badr‟ „Badr‟ -nya terpancar, demikianlah-nya terpancar, demikianlah  purnamanya muncul dari awan Yamam

 purnamanya muncul dari awan Yamamah, mentarinya terbit di bukit Tihamah, mentarinya terbit di bukit Tihamahah [Makkah],dan pelitanya bersinar gemerlap dari sumur Karamah

[Makkah],dan pelitanya bersinar gemerlap dari sumur Karamah (Zamzam).(Zamzam). 3.

3. Ia tidak menyampaikan sesuatu kecuali yang menyangkut pandangan (bashirah) batinnya,Ia tidak menyampaikan sesuatu kecuali yang menyangkut pandangan (bashirah) batinnya, dan tidak mewajibkan diikuti keteladanannya kecuali yang me

dan tidak mewajibkan diikuti keteladanannya kecuali yang menyangkutnyangkut

kebenaran Sunnah-nya. Ia berada di Hadirat Allah, dan ia mengajukan yang lain ke kebenaran Sunnah-nya. Ia berada di Hadirat Allah, dan ia mengajukan yang lain ke Hadirat-Nya.

Hadirat-Nya.Ia telah „melihat‟ (Kebenaran), lalu ia Ia telah „melihat‟ (Kebenaran), lalu ia  sampaikan apa yang dilihatnya. Ia sampaikan apa yang dilihatnya. Ia telah diutus sebagai sang Pemberi Tunjuk, maka ia menggariskan batas (halal-haram) telah diutus sebagai sang Pemberi Tunjuk, maka ia menggariskan batas (halal-haram)  perilaku.

 perilaku. 4.

4. Tidak seorang pun mampu mengungkapkan kebenaran maknanya kecuali sang TulusTidak seorang pun mampu mengungkapkan kebenaran maknanya kecuali sang Tulus Hati (Al-Amin) ini. Karena ia menegaskan

Hati (Al-Amin) ini. Karena ia menegaskan ke-syahid-annya, serta mengiringkannya,ke-syahid-annya, serta mengiringkannya, maka tiada lagi tersisa perbedaan di antara kaumnya.

maka tiada lagi tersisa perbedaan di antara kaumnya. 5.

5. Tiada seorang arif ( Tiada seorang arif ( „irfan)„irfan) pun yang merasa „kenal‟ pun yang merasa „kenal‟ padanya, yang tidak keliru mengenali padanya, yang tidak keliru mengenali kebenaran kualitasnya. Kualitasnya hanya jelas kepada seseorang

kebenaran kualitasnya. Kualitasnya hanya jelas kepada seseorang yang Allah bimbingyang Allah bimbing untuk menyingkap (kasyf) tabirnya 

untuk menyingkap (kasyf) tabirnya  , “  , “ Yaitu yang telah Kami berikan Yaitu yang telah Kami berikan kepadanya Kitab,kepadanya Kitab, mereka mengenalinya seperti mengenali anak-anaknya. Namun, sebagian mereka

mereka mengenalinya seperti mengenali anak-anaknya. Namun, sebagian mereka menyembunyikan kebenarannya,

menyembunyikan kebenarannya, padahal mereka mengetahui.” [Q. 2: 14 padahal mereka mengetahui.” [Q. 2: 146] 6]  6.

6. Segenap cahaya nubuwah berasal dari cahayanya, dan cahayanya tercerahkan dari CahayaSegenap cahaya nubuwah berasal dari cahayanya, dan cahayanya tercerahkan dari Cahaya  yang Gaib.Di antara cahaya-cahay

 yang Gaib.Di antara cahaya-cahaya itu tidak ada yang lebih gemerlap, la itu tidak ada yang lebih gemerlap, lebih nyata atauebih nyata atau lebih mutlak dari cahayanya sang J

(15)

7.

7.  Aspirasi (himmah)-nya mendahului segenap  Aspirasi (himmah)-nya mendahului segenap aspirasi lain, adanya mendahuluiaspirasi lain, adanya mendahului

„Tiada‟ 

„Tiada‟ („Adam),(„Adam), nam nam anya mendahului „Pena‟ anya mendahului „Pena‟  (Qalam), sebab keberadaannya terdahulu (Qalam), sebab keberadaannya terdahulu ada sebelum apa pun.

ada sebelum apa pun.

8.

8. Tidak pernah ada di atas semesta atau di luar semesta, tidak juga di balik semesta, sesuatuTidak pernah ada di atas semesta atau di luar semesta, tidak juga di balik semesta, sesuatu  yang lebih indah, lebih agung, lebih bij

 yang lebih indah, lebih agung, lebih bijak, lebih adil, lebih kasihak, lebih adil, lebih kasih, lebih taat atau lebih, lebih taat atau lebih takwa, yang lebih dari sang

takwa, yang lebih dari sang Tokoh Utama ini.Gelarnya adalah sang Junjungan Makhluk,Tokoh Utama ini.Gelarnya adalah sang Junjungan Makhluk, namanya adalah Ahmad, dan harkatnya adalah Muhammad.

namanya adalah Ahmad, dan harkatnya adalah Muhammad. Perintahnya penuhPerintahnya penuh kepastian, hikmahnya penuh kebaikan, sifatnya penuh kemuliaan, dan

kepastian, hikmahnya penuh kebaikan, sifatnya penuh kemuliaan, dan aspirasinya penuhaspirasinya penuh keunikan.

keunikan.

9.

9.  Maha Suci Allah! Adakah y Maha Suci Allah! Adakah yang lebih nyata, lebih tampak, lebang lebih nyata, lebih tampak, lebih agung, lebih masyhur,ih agung, lebih masyhur, lebih kemilau, lebih perkasa ataupun cendekia, yang lebih darinya? Ia

lebih kemilau, lebih perkasa ataupun cendekia, yang lebih darinya? Ia –  –  sungguh sungguh –  –  telah telah dikenal sebelum penciptaan sesuatu, yang ada, juga semesta. Ia senantiasa diingat sebelum dikenal sebelum penciptaan sesuatu, yang ada, juga semesta. Ia senantiasa diingat sebelum

adanya „sebelum‟ dan setelah adanya „setelah‟,

adanya „sebelum‟ dan setelah adanya „setelah‟, juga sebelum ada substansi dan kualitas. juga sebelum ada substansi dan kualitas. Substansinya adalah cahaya semata, ucapannya adalah

Substansinya adalah cahaya semata, ucapannya adalah nubuwah, hikmahnya adalahnubuwah, hikmahnya adalah wahyu, gaya bahasanya adalah Arab,

wahyu, gaya bahasanya adalah Arab, kesukuannya adalah “tiada Timur dan tiada Barat”kesukuannya adalah “tiada Timur dan tiada Barat”

[Q. 24: 35], silsilahnya adalah garis kebapakan, misinya adalah

[Q. 24: 35], silsilahnya adalah garis kebapakan, misinya adalah damai, dan sebutannyadamai, dan sebutannya adalah

adalah „ummi „ummi  (awam). (awam). 10.

10. Segenap mata terbuka dengan isyaratnya, segenap rahasia dan segenap jiwa terasa deSegenap mata terbuka dengan isyaratnya, segenap rahasia dan segenap jiwa terasa de nganngan kehadirannya yang ada. Adalah Allah yang

kehadirannya yang ada. Adalah Allah yang membuatnya fasih menghafalkan rangkaianmembuatnya fasih menghafalkan rangkaian Firman-Nya, dan menjadi Bukti (Al-Hujjah) yang meneguhkannya. Juga

Firman-Nya, dan menjadi Bukti (Al-Hujjah) yang meneguhkannya. Juga Allah yangAllah yang mengutusnya, dan ia adalah Bukti

mengutusnya, dan ia adalah Bukti –  –  senyatanya Bukti. Adalah ia  senyatanya Bukti. Adalah ia yang memuaskanyang memuaskan dahaga hati pedamba yang kehausan, yang tidak tersentuh apa pun, tidak terkatakan dahaga hati pedamba yang kehausan, yang tidak tersentuh apa pun, tidak terkatakan lidah, tidak juga terekayasa, yang

lidah, tidak juga terekayasa, yang „menyatu‟„menyatu‟ dengan Allah tanpa terpisahkan, bahkan jauhdengan Allah tanpa terpisahkan, bahkan jauh di luar jangkauan pikiran. Pokoknya ia yang mengabarkan adanya akhir, dan akhirnya di luar jangkauan pikiran. Pokoknya ia yang mengabarkan adanya akhir, dan akhirnya akhir, serta akhir-akhirnya akhir.

akhir, serta akhir-akhirnya akhir.

11.

11. Ia singkapkan awan, dan menunjuk ke Rumah Suci (Bayt al-Haram). Ia adalahIa singkapkan awan, dan menunjuk ke Rumah Suci (Bayt al-Haram). Ia adalah

„pembeda‟, ba 

„pembeda‟, ba hkan ia adalah panglima perang. Adalah ia yang diperintah untukhkan ia adalah panglima perang. Adalah ia yang diperintah untuk meluluhlantakkan berhala-berhala, juga ia yang diutus kepada

meluluhlantakkan berhala-berhala, juga ia yang diutus kepada ummat manusia untukummat manusia untuk membasmi pemujaan.

membasmi pemujaan. 12.

12. Di atasnya awan bergemuruh menyambarkan kilat, dan Di atasnya awan bergemuruh menyambarkan kilat, dan di bawahnya kilat menyambardi bawahnya kilat menyambar  gemuruh, berkilatan, mencurahkan hujan, serta menyuburkan. Segenap

(16)

hanyalah setetes dari samuderanya, segenap kearifan hanyalah secauk dari bengawannya, hanyalah setetes dari samuderanya, segenap kearifan hanyalah secauk dari bengawannya, dan segenap waktu hanyalah sesaat dari masanya.

dan segenap waktu hanyalah sesaat dari masanya.

13.

13. Allah („ada‟) bersamanya, Allah („ada‟) bersamanya, dan bersamanya adalah hakikat. Ia yang pertama dalam dan bersamanya adalah hakikat. Ia yang pertama dalam kesatuan (penciptaan) dan terakhir yang diutus sebagai Rasul, yang hakikatnya bersifat kesatuan (penciptaan) dan terakhir yang diutus sebagai Rasul, yang hakikatnya bersifat batin, dan ma‟rifatnya bersifat lahir.

batin, dan ma‟rifatnya bersifat lahir. 14.

14. Tiada seorang pakar pun yang pernah mencapai hikmahnya, bahkan para filsuf niscayaTiada seorang pakar pun yang pernah mencapai hikmahnya, bahkan para filsuf niscaya tersadar atas kearifannya.

tersadar atas kearifannya.

15.

15. Allah tidak menyerahkan [hakikat-Ny Allah tidak menyerahkan [hakikat-Nya] itu kepada makhluk-Nya,a] itu kepada makhluk-Nya,sebab ia adalah „ia‟,sebab ia adalah „ia‟, dan ia adanya bersama Dia,

dan ia adanya bersama Dia, sedangkan Dia adalah „Dia‟.sedangkan Dia adalah „Dia‟.

16.

16. Tidak ada apa pun yang keluar dariTidak ada apa pun yang keluar dari „Mim‟ „Mim‟  (  (   ), dan tidak ada ), dan tidak ada  yang masuk ke

 yang masuk ke „Ha‟ „Ha‟ ( ( )-nya. )-nya. AdapunAdapun „Ha‟ „Ha‟  (  (  kedua, sedangkan

kedua, sedangkan ‟Dal‟ ‟Dal‟  (  ( 

 pertama adalah peringkat (maqam)-nya, serta

 pertama adalah peringkat (maqam)-nya, serta„Ha‟ „Ha‟  (  (  keadaan (hal) spritualnya, sebagaimana

keadaan (hal) spritualnya, sebagaimana„Mim‟ „Mim‟  (  (   )-nya yang kedua. )-nya yang kedua.

17.

17. Allah membuat bicaranya j Allah membuat bicaranya jelas, menambah nilainya, dan membuat buktelas, menambah nilainya, dan membuat bukti (hujjah)- i (hujjah)-  nya dikenal. Dia menurunkan wahyu

nya dikenal. Dia menurunkan wahyu Pembeda [Al-Furqan] kepadanya. Dia membuatPembeda [Al-Furqan] kepadanya. Dia membuat lidahnya fasih, dan Dia membuat hatinya terang.

lidahnya fasih, dan Dia membuat hatinya terang. Dia membuat ummat sezamannya tidakDia membuat ummat sezamannya tidak mampu [memalsu Al- 

mampu [memalsu Al-  Qur‟an]. Qur‟an].Dia pun mengakui kejelasannya, dan memuji kemuliaannya.Dia pun mengakui kejelasannya, dan memuji kemuliaannya.

18.

18. Andaikan kau melarikan diri dari kewenangan Andaikan kau melarikan diri dari kewenangansyari‟at syari‟at -nya, adakah jalan (lain) yang-nya, adakah jalan (lain) yang dapat kau tempuh, tanpa adanya pembimbing, hai orang yang malang? Ketahuilah, segenap dapat kau tempuh, tanpa adanya pembimbing, hai orang yang malang? Ketahuilah, segenap  fatwa para filsuf berantakan, seperti gundukan pasir, di

 fatwa para filsuf berantakan, seperti gundukan pasir, dibandingkan hikmahnya.bandingkan hikmahnya.

__________________________________________________

__________________________________________________

 )-nya Muhammad (   )-nya Muhammad (  

 )-nya sebagaimana

 )-nya sebagaimana „Mim‟ „Mim‟  (  (  )-nya yang )-nya yang  )-nya seperti

 )-nya seperti „Mim‟ „Mim‟  (  (  )-nya yang pertama. )-nya yang pertama. „Mim‟ „Mim‟  (  (  )-nya yang )-nya yang  )-nya adalah

(17)

Thasin Al Fahm (Pemahaman)

Thasin Al Fahm (Pemahaman)

1.

1. Pemahaman tentang alam-makhluk tidak terkait dengan Pemahaman tentang alam-makhluk tidak terkait dengan hakikat, dan hakikat tidak jugahakikat, dan hakikat tidak juga terkait dengan alam-makhluk. Pemikiran [yang asal-terima] adalah

terkait dengan alam-makhluk. Pemikiran [yang asal-terima] adalah taqlid, dan taqlid-nyataqlid, dan taqlid-nya alam-makhluk tidak ada keterkaitannya dengan hakikat. Pengertian

alam-makhluk tidak ada keterkaitannya dengan hakikat. Pengertian tentang hakikat itutentang hakikat itu sulit dicapai, makanya betapa lebih sulit lagi

sulit dicapai, makanya betapa lebih sulit lagi mencapai pengertian tentang hakikatnya- mencapai pengertian tentang hakikatnya-  Hakikat (Allah). Apalagi, Allah itu di luar hakikat, dan hakikat

Hakikat (Allah). Apalagi, Allah itu di luar hakikat, dan hakikat tidak dengantidak dengan sendirinya menyatakan 'ada'-Nya Allah.

sendirinya menyatakan 'ada'-Nya Allah. 2.

2. Sang laron terbang di sekeliling nyala api hingga terbit fajar. Lalu, ia kembali ke teman- Sang laron terbang di sekeliling nyala api hingga terbit fajar. Lalu, ia kembali ke teman-  temannya, dan menceritakan keadaan (hal) spiritualnya dengan ungkapan yang penuh temannya, dan menceritakan keadaan (hal) spiritualnya dengan ungkapan yang penuh kesan. Ia berpadu (hulul) dengan geliatnya nyala api dalam hasratnya untuk mencapai kesan. Ia berpadu (hulul) dengan geliatnya nyala api dalam hasratnya untuk mencapai Penyatuan (Tawhid) yang sempurna.

Penyatuan (Tawhid) yang sempurna. 3.

3. Cahayanya nyala api adalah Pengetahuan ('llm) hakikat, panaCahayanya nyala api adalah Pengetahuan ('llm) hakikat, panasnya adalahsnya adalah Kenyataan ('Ayn) hakikat, dan Penyatuan dengannya adalah

Kenyataan ('Ayn) hakikat, dan Penyatuan dengannya adalah Kebenaran (Haqq) hakikat.Kebenaran (Haqq) hakikat.

4.

4. Ia merasa tidak puas dengan cahayanya ataupun dengan panasnya, sehingga Ia merasa tidak puas dengan cahayanya ataupun dengan panasnya, sehingga ia melompat keia melompat ke dalam nyala api langsung. Sementara itu,

dalam nyala api langsung. Sementara itu, teman-temannya menantikan kedatangannya,teman-temannya menantikan kedatangannya, supaya ia menceritakan kepada mereka tentang 'penglihatan' aktualnya, karena ia merasa supaya ia menceritakan kepada mereka tentang 'penglihatan' aktualnya, karena ia merasa tidak puas dengan kabar angin saja. Tetapi, ketika itu ia tengah tuntas sirna (fana'), tidak puas dengan kabar angin saja. Tetapi, ketika itu ia tengah tuntas sirna (fana'), musnah dan buyar ke dalam serpihan-serpihan, yang tersisa tanpa wujud, tanpa jasad musnah dan buyar ke dalam serpihan-serpihan, yang tersisa tanpa wujud, tanpa jasad ataupun tanda pengenal. Jadi, dalam peringkat (maqam) apa ia dapat kembali ke teman-  ataupun tanda pengenal. Jadi, dalam peringkat (maqam) apa ia dapat kembali ke teman-  temannya? Dan, keadaan (hal) spiritual apa yang tengah dicapainya sekarang? Ia yang temannya? Dan, keadaan (hal) spiritual apa yang tengah dicapainya sekarang? Ia yang sampai pada pandangan (bashirah) batin niscaya sanggup terlepas dari pekabaran saja. sampai pada pandangan (bashirah) batin niscaya sanggup terlepas dari pekabaran saja.  Juga ia yang sampai pada inti pandangan batin tidak le

 Juga ia yang sampai pada inti pandangan batin tidak lebih prihatin tentang pandanganbih prihatin tentang pandangan batinnya.

batinnya. 5.

5. Pemaknaan (masalah) ini tidak menyangkut manusia yang Pemaknaan (masalah) ini tidak menyangkut manusia yang alpa, tidak juga manusia yangalpa, tidak juga manusia yang maya, atau manusia yang penuh dosa, ataupun manusia yang menuruti hawa-nafsunya maya, atau manusia yang penuh dosa, ataupun manusia yang menuruti hawa-nafsunya semata.

semata.

6.

6. Wahai kau yang ragu-ragu! Jangan persamakan 'aku' (insani) dengan 'Aku' Ilahi --Wahai kau yang ragu-ragu! Jangan persamakan 'aku' (insani) dengan 'Aku' Ilahi -- janganlah sekarang, janganlah di masa depan nanti,

 janganlah sekarang, janganlah di masa depan nanti, janganlah pula di masa lampjanganlah pula di masa lampau dulu.au dulu. Bahkan, kendatipun 'aku' itu merupakan pencapaian seorang 'Arif, kendatipun ini

(18)

merupakan keadaan (hal) spiritual, namun itu bukanlah kesempurnaan. Kendatipun 'aku' merupakan keadaan (hal) spiritual, namun itu bukanlah kesempurnaan. Kendatipun 'aku' adalah milik-Nya, namun 'aku' bukanlah Dia.

adalah milik-Nya, namun 'aku' bukanlah Dia.

7.

7. Bila kau memahami ini, maka pahamilah juga Bila kau memahami ini, maka pahamilah juga bahwa pemaknaan (masalah) itu bukanlahbahwa pemaknaan (masalah) itu bukanlah kebenaran bagi siapa pun kecuali (bagi) Muhammad (shalallahu 'alaihi wasallam), dan kebenaran bagi siapa pun kecuali (bagi) Muhammad (shalallahu 'alaihi wasallam), dan "Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang kerabatmu" (Q. 33: 40) tapi Rasulullah "Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang kerabatmu" (Q. 33: 40) tapi Rasulullah (Utusan Allah) dan penutup para

(Utusan Allah) dan penutup para nabi (khatam an-nabiyyin). Ia mem-fana'-kan dirinyanabi (khatam an-nabiyyin). Ia mem-fana'-kan dirinya dari manusia dan jin, serta memejamkan matanya ke (arah) 'mana' pun, hingga tidak lagi dari manusia dan jin, serta memejamkan matanya ke (arah) 'mana' pun, hingga tidak lagi tersisa kepalsuan hati ataupun kemunafikan.

tersisa kepalsuan hati ataupun kemunafikan.

8.

8.  Ada suatu "jarak s Ada suatu "jarak sepanjang dua busur" epanjang dua busur" lebarnya (Q. 53: 9), lebarnya (Q. 53: 9), atau lebih dekat lagi, satau lebih dekat lagi, saat iaaat ia mencapai gurun Pengetahuan hakikat, dan "ia beritahukan hal itu dari hati mencapai gurun Pengetahuan hakikat, dan "ia beritahukan hal itu dari hati lahirnya (fu'ad)" (Q. 53: 10). Ketika sampai pada Kebenaran hakikat, ia menanggalkan lahirnya (fu'ad)" (Q. 53: 10). Ketika sampai pada Kebenaran hakikat, ia menanggalkan hasratnya di situ, dan mempersembahkan dirinya naik ke Hadirat Sang Pengasih. Setelah hasratnya di situ, dan mempersembahkan dirinya naik ke Hadirat Sang Pengasih. Setelah mencapai Kebenaran (Allah), ia pun kembali sambil berkata: "Hati-batinku bersujud mencapai Kebenaran (Allah), ia pun kembali sambil berkata: "Hati-batinku bersujud kepada-Mu, dan hati-lahirku beriman kepada-Mu." Ketika mencapai Pohon-Batas kepada-Mu, dan hati-lahirku beriman kepada-Mu." Ketika mencapai Pohon-Batas Penghabisan, ia berkata: "Aku tidak dapat memuji-Mu sebagaimana mestinya Engkau Penghabisan, ia berkata: "Aku tidak dapat memuji-Mu sebagaimana mestinya Engkau dipuji." Dan, ketika mencapai Kenyataan hakikat, ia berkata: "Hanya dipuji." Dan, ketika mencapai Kenyataan hakikat, ia berkata: "Hanya  Engkau Sendiri yang

 Engkau Sendiri yang dapat dapat memuji Diri-Mu." memuji Diri-Mu." Ia Ia menanggalkan menanggalkan lagi lagi hasratnya, hasratnya, dandan menuruti panggilan tugasnya, "hatinya tidak berdusta tentang apa yang dilihatnya" (Q. menuruti panggilan tugasnya, "hatinya tidak berdusta tentang apa yang dilihatnya" (Q. 53:11) di maqam dekat Pohon-Batas-Terjauh (Sidrat al-Muntaha). (Q. 53:14) Ia tidak 53:11) di maqam dekat Pohon-Batas-Terjauh (Sidrat al-Muntaha). (Q. 53:14) Ia tidak berpaling ke kanan, ke arah hakikat sesuatu, tidak juga ke kiri, ke arah Kenyataan berpaling ke kanan, ke arah hakikat sesuatu, tidak juga ke kiri, ke arah Kenyataan hakikat.

hakikat. “Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak berkisar daripada menyaksikan Dengan“Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak berkisar daripada menyaksikan Dengan

tepat (akan pemandangan Yang indah di situ Yang diizinkan melihatnya), dan tidak pula tepat (akan pemandangan Yang indah di situ Yang diizinkan melihatnya), dan tidak pula melampaui batas." (Q. 53: 17)

melampaui batas." (Q. 53: 17)

__________________________________________________

__________________________________________________

(19)

Thasin Al Shafa (Kebeningan)

Thasin Al Shafa (Kebeningan)

1.

1. Hakikat itu adalah sesuatu yang sangat halus, dan sulit menguraikannya. Jalan untukHakikat itu adalah sesuatu yang sangat halus, dan sulit menguraikannya. Jalan untuk menempuhnya sempit, dan tentang jalannya itu, seorang penempuh (salik) harus mengarungi menempuhnya sempit, dan tentang jalannya itu, seorang penempuh (salik) harus mengarungi 'kobaran api' di tengah gurun yang dalam. Seorang asing (gharib) telah mengikuti jalan ini, 'kobaran api' di tengah gurun yang dalam. Seorang asing (gharib) telah mengikuti jalan ini, dan menyampaikan bahwa apa yang dialaminya ada

dan menyampaikan bahwa apa yang dialaminya ada empat puluh Maqam, yaitu:empat puluh Maqam, yaitu: 1. Kesopansantunan ['adab], 1. Kesopansantunan ['adab], 2. Kegentarhatian [rahab], 2. Kegentarhatian [rahab], 3. Kejerihpayahan [nashab], 3. Kejerihpayahan [nashab], 4. Penuntutan-diri [thalab], 4. Penuntutan-diri [thalab], 5. Ketakjuban ['ajab], 5. Ketakjuban ['ajab], 6. Peniadaan ['athab], 6. Peniadaan ['athab], 7. Pemujaan [tharab], 7. Pemujaan [tharab], 8. Pendambaan [syarah], 8. Pendambaan [syarah], 9. Penjernihan [nazah], 9. Penjernihan [nazah], 10. Kelurusan [shidq], 10. Kelurusan [shidq], 11. Persahabatan [rifq], 11. Persahabatan [rifq], 12. Persamaan [litq], 12. Persamaan [litq], 13. Keberangkatan [taswih], 13. Keberangkatan [taswih], 14. Penghiburan [tarwih], 14. Penghiburan [tarwih], 15. Ketajaman [tamyiz], 15. Ketajaman [tamyiz], 16. Penyaksian [syuhud], 16. Penyaksian [syuhud], 17. Keberadaan [wujud], 17. Keberadaan [wujud], 18. Penghitungan ['add], 18. Penghitungan ['add], 19. Pengupayaan [kadda], 19. Pengupayaan [kadda], 20. Pemulihan [radda], 20. Pemulihan [radda], 21. Perluasan [imtidad], 21. Perluasan [imtidad], 22. Pengolahan [i'dad], 22. Pengolahan [i'dad], 23. Penyendirian [infirad], 23. Penyendirian [infirad], 24. Pengendalian [inqiyad], 24. Pengendalian [inqiyad], 25. Kemauan [murad], 25. Kemauan [murad], 26. Kehadiran [hudur], 26. Kehadiran [hudur], 27. Pelatihan [riyadhah], 27. Pelatihan [riyadhah], 28. Kehati-hatian [hiyathah], 28. Kehati-hatian [hiyathah],

(20)

29. Penyesalan [iftiqad], 29. Penyesalan [iftiqad], 30. Kedayatahanan [istilad], 30. Kedayatahanan [istilad], 31. Pengawasan [tadabbur], 31. Pengawasan [tadabbur], 32. Keterkejutan [tahayyur], 32. Keterkejutan [tahayyur], 33. Perenungan [tafaqqur], 33. Perenungan [tafaqqur], 34. Kesabaran [tashabbur], 34. Kesabaran [tashabbur], 35. Penafsiran [ta'abbur], 35. Penafsiran [ta'abbur], 36. Penolakan [rafdh], 36. Penolakan [rafdh], 37. Pengoreksian [naqd], 37. Pengoreksian [naqd], 38. Pengamatan [ri'ayah], 38. Pengamatan [ri'ayah], 39. Pembimbingan [hidayah], 39. Pembimbingan [hidayah], 40. Permulaan-jalan [bidayah]. 40. Permulaan-jalan [bidayah].

 Maqam terakhir ini adalah maqam-ny

 Maqam terakhir ini adalah maqam-nya orang-orang yang Hatinya tenang dan suci (shufi).a orang-orang yang Hatinya tenang dan suci (shufi). 2.

2. Tiap maqam memiliki keadaan (hal) spiritualnya sendiri sebagai pTiap maqam memiliki keadaan (hal) spiritualnya sendiri sebagai pahalanya, yangahalanya, yang sebagiannya mungkin diperoleh dan sebagian lainnya tidak.

sebagiannya mungkin diperoleh dan sebagian lainnya tidak. 3.

3.  Adapun sang Gharib yang telah mengharungi gurun (hakikat) dan menye Adapun sang Gharib yang telah mengharungi gurun (hakikat) dan menyeberanginya, telahberanginya, telah mencakupnya serta memahaminya secara keseluruhan. Ia tidak memperoleh sesuatu yang mencakupnya serta memahaminya secara keseluruhan. Ia tidak memperoleh sesuatu yang lazim ataupun biasa, tidak di gunung ataupun di darat.

lazim ataupun biasa, tidak di gunung ataupun di darat. 4.

4. "Ketika Musa (as) menunaikan tugasnya", ia meninggalkan ummatnya karena hakikat"Ketika Musa (as) menunaikan tugasnya", ia meninggalkan ummatnya karena hakikat akan merengkuhnya sebagai 'milik'-Nya. Tapi, masih juga ia berpuas dengan penerangan akan merengkuhnya sebagai 'milik'-Nya. Tapi, masih juga ia berpuas dengan penerangan semu tanpa pandangan (bashirah) batin langsung, sehingga ada perbedaan antara ia dan semu tanpa pandangan (bashirah) batin langsung, sehingga ada perbedaan antara ia dan sang Insan Kamil [Muhammad saw]. Karena itu ia (Musa as) berkata: "Siapa tahu aku sang Insan Kamil [Muhammad saw]. Karena itu ia (Musa as) berkata: "Siapa tahu aku dapat membawa sedikit penerangan untukmu." [Q.

dapat membawa sedikit penerangan untukmu." [Q. 20: 10]20: 10] 5.

5.  Andaikan sang Pembimbing Utama puas dengan p Andaikan sang Pembimbing Utama puas dengan penerangan semu, bagaimana dapatenerangan semu, bagaimana dapat seseorang yang menempuh jalan (thariqah) tidak mencukupkan dirinya dengan jejak semu. seseorang yang menempuh jalan (thariqah) tidak mencukupkan dirinya dengan jejak semu. 6.

6. Dari Semak yang Terbakar, di Bukit Sinai, Dari Semak yang Terbakar, di Bukit Sinai, apa yang kedengarannya difirmankan Semakapa yang kedengarannya difirmankan Semak bukanlah dari Semak atau belukarnya,

bukanlah dari Semak atau belukarnya, tetapi (firman) Allah.tetapi (firman) Allah. 7.

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok besar dengan jumlah yang sama. Mahasiswa membentuk dua lingkaran berdasarkan kelompoknya. Lingkaran kedua mengelilingi

Dalam potongan melintang batang atau cabang pohon, yang biasanya berbentuk lingkaran atau elips, seringkali terlihat adanya bagian kayu yang warnanya lebih gelap di bagian

Melukis garis singgung sekutu luar dan dalam dari dua lingkaran yang diketahui.. Menghitung panjang garis singgung sekutu luar dan dalam sesuai jari – jari dan jarak pusat

Tanaman transgenik yang tidak mampu mengekspresikan ketahanan higromisin menunjukkan gejala nekrotik pada daerah lingkaran yang disapu dengan larutan uji dan tidak nekrotik

a. Bentuk sasaran dimodifikasi menjadi sasaran panahan yang terbagi tiga area berbentuk lingkaran. Lingkaran pertama berdiameter 150cm memiliki poin 3, lingkaran

Karena Bapak saya miskin, maka saya ditakdirkan tanpa Impian Besar dan hidup dalam kemiskinan karena ini hukum alam… Tapi saya PERCAYA diriku bisa memutuskan lingkaran

Helikopter: Lingkaran, Lingkaran, L1, Lingkaran, Lingkaran, Lingkaran, L1, L2, R1, Segitiga, Lingkaran, Segitiga

Selanjutnya kita bahas beberapa rumus – rumus dasarnya : Luas lingkaran dengan adalah jari – jari lingkaran Keliling lingkaran , dimana adalah diameter lingkaran Ingat : atau