• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pencacahan Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pencacahan Produksi"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

Buku 4

Pedoman

Pencacahan Produksi

Survei Penyempurnaan Diagram Timbang

Nilai Tukar Petani

2012

BADAN PUSAT STATISTIK

Buku

(2)

i

Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT NTP) 2012 ini adalah buku pedoman bagi petugas pencacah dan pengawas. Buku pedoman ini memuat seluruh petunjuk/pedoman/acuan yang harus dilakukan oleh petugas dalam pelaksanaan lapangan survei ini.

Kegiatan SPDT NTP yang dilaksanakan pada tahun 2012, terdiri dari persiapan sampai pelaksanaan lapangan dan entri data. Sedangkan proses pengolahan dan penyusunan diagram serta penghitungan NTP dilakukan pada tahun berikutnya.

Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan, untuk itu diperlukan petugas pencacah dan pengawas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik dalam pelaksanaan nanti. Oleh karena itu seluruh petugas harus mengerti, memahami dan mengikuti petunjuk yang ada dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan.

Saya berharap kepada seluruh petugas dan pengawas survei penyempurnaan diagram timbang ini dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan cermat agar pelaksanaan lapangan SPDT NTP 2012 berjalan lancar dan data yang dihasilkan berkualitas.

Demikian dan saya ucapkan terima kasih. Selamat bekerja.

Jakarta, Juli 2012 Kepala Badan Pusat Statistik

(3)
(4)

iii

Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Ruang Lingkup ... 3

1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen ... 3

1.6. Jadwal ... 5

BAB II. ORGANISASI SURVEI 2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei ... 7

2.2. Tugas Pemeriksa (PMS) ... 7

2.3. Tugas Pencacah (PCS) ... 7

2.4. Hubungan Antara PCS dan PMS ... 8

2.5. Alur Dokumen ... 8

BAB III. METODOLOGI 3.1. Metode Pengambilan Sampel ... 11

3.2. Cakupan Rumah Tangga ... 11

3.3. Tata Cara Berwawancara ... 13

BAB IV. Pengisian Daftar 4.1. Tata Cara Pengisian Daftar ... 15

4.2. Daftar SPDT12-TP (Subsektor Tanaman Pangan) ... 16

4.3. Daftar SPDT12-TH (Subsektor Tanaman Hortikultura) ... 37

4.4. Daftar SPDT12-TPR (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) ... 41

4.5. Daftar SPDT12-TRK (Subsektor Peternakan) ... 44

(5)

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT NTP) 2012 ini adalah buku pedoman bagi petugas pencacah dan pengawas. Buku pedoman ini memuat seluruh petunjuk/pedoman/acuan yang harus dilakukan oleh petugas dalam pelaksanaan lapangan survei ini.

Kegiatan SPDT NTP yang dilaksanakan pada tahun 2012, terdiri dari persiapan sampai pelaksanaan lapangan dan entri data. Sedangkan proses pengolahan dan penyusunan diagram serta penghitungan NTP dilakukan pada tahun berikutnya.

Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan, untuk itu diperlukan petugas pencacah dan pengawas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik dalam pelaksanaan nanti. Oleh karena itu seluruh petugas harus mengerti, memahami dan mengikuti petunjuk yang ada dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan.

Saya berharap kepada seluruh petugas dan pengawas survei penyempurnaan diagram timbang ini dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan cermat agar pelaksanaan lapangan SPDT NTP 2012 berjalan lancar dan data yang dihasilkan berkualitas.

Demikian dan saya ucapkan terima kasih. Selamat bekerja.

Jakarta, Juli 2012 Kepala Badan Pusat Statistik

(6)
(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Ruang Lingkup ... 3

1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen ... 3

1.6. Jadwal ... 5

BAB II. ORGANISASI SURVEI 2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei ... 7

2.2. Tugas Pemeriksa (PMS) ... 7

2.3. Tugas Pencacah (PCS) ... 7

2.4. Hubungan Antara PCS dan PMS ... 8

2.5. Alur Dokumen ... 8

BAB III. METODOLOGI 3.1. Metode Pengambilan Sampel ... 11

3.2. Cakupan Rumah Tangga ... 11

3.3. Tata Cara Berwawancara ... 13

BAB IV. Pengisian Daftar 4.1. Tata Cara Pengisian Daftar ... 15

4.2. Daftar SPDT12-TP (Subsektor Tanaman Pangan) ... 16

4.3. Daftar SPDT12-TH (Subsektor Tanaman Hortikultura) ... 37

4.4. Daftar SPDT12-TPR (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) ... 41

4.5. Daftar SPDT12-TRK (Subsektor Peternakan) ... 44

(8)
(9)

1.1.

Latar Belakang

Hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia bergantung hidup pada sektor

pertanian dimana sekitar 36 persen (Sakernas Agustus 2011) distribusi tenaga kerja diserap

oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian sesungguhnya masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai penyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi sekalipun dalam keadaan resesi.

Pelaku sektor pertanian, khususnya petani, adalah masyarakat yang umumnya tinggal atau menetap di wilayah perdesaan. Sedikit ironis bahwa disatu sisi sektor pertanian sebagai pemberi sumbangan yang berarti terhadap perekonomian namun disisi lain tingkat kesejahteraan para petani yang berusaha pada sektor pertanian pada umumnya (diduga) berada disekitar garis kemiskinan. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan suatu indikator yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli petani. Ukuran ini disajikan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan dan keberpihakan kepada petani agar mereka tetap bersemangat dalam mengelola usaha pertanian.

Salah satu indikator untuk memproxy tingkat kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Dimana NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima oleh petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Salah satu bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan paket komoditas dimana diagram timbang dan paket komoditas didapat dari hasil survei penyempurnaan diagram timbang. Untuk saat ini penghitungan NTP masih menggunakan diagram timbang tahun dasar 2007. Seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan iklim/cuaca, perubahan pendapatan petani dan perubahan akan permintaan komoditas serta perubahan sikap masyarakat atas komoditas yang dihasilkan petani dapat mengubah pola tanam dan konsumsi petani. Oleh karena paket komoditas dan diagram timbang NTP tahun dasar 2007 diperkirakan sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut.

BAB

I

(10)

2 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

Pada tahun 2008-2011 BPS RI dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI telah melakukan survei penyusunan diagram timbang subsektor perikanan tangkap (NTN) dan perikanan budidaya (NTPI). Oleh karena itu, untuk survei penyempurnaan diagram timbang kali ini untuk subsektor perikanan tidak diikut sertakan, sehingga untuk kali ini Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 hanya mencakup subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan peternakan di 32 provinsi di Indonesia. Dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 46.300 rumah tangga di daerah perdesaan.

1.2. Landasan Hukum

Pelaksanaan Survei Penggantian Tahun Dasar dan Inflasi Perdesaan 2012 dilandasi oleh:

a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

c. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001

tentang Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen.

1.3. Tujuan

Tujuan dari survei ini adalah :

a. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak dihasilkan

petani dan persentase marketed surplusnya.

b. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditas yang banyak di

gunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga maupun digunakan dalam proses produksi pertanian.

c. Menyusun struktur input untuk setiap komoditas serta rasio biaya produksi terhadap

total produksi.

d. Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditas diagram timbang Nilai Tukar Petani

(NTP).

1.4. Ruang Lingkup

Kegiatan survei dilakukan di 32 provinsi di Indonesia, kecuali DKI Jakarta. Respondennya adalah rumah tangga pertanian terpilih di 4 (empat) Subsektor yang meliputi: rumah tangga

(11)

pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR), dan Peternakan. Materi pencacahan meliputi pendapatan petani dari penjualan hasil produksi, pengeluaran rumah tangga petani untuk keperluan produksi, penambahan barang modal dan konsumsi.

1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen

a. Buku 1, buku ini digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas. b. Buku 2, buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga. c. Buku 3, buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan hasil produksi pertanian. d. Buku 4, buku ini digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan.

e. Buku 5, buku inidigunakan sebagaipedoman pengolahan.

f. Daftar SPDT12-TP, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Pangan.

g. Daftar SPDT12-TH, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Hortikultura.

h. Daftar SPDT12-TPR, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.

i. Daftar SPDT12-TRK, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Peternakan. j. Daftar SPDT12-K, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan keterangan rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berasal dari pembelian, tidak termasuk pemberian dari pihak lain maupun produksi sendiri.

k. Daftar SPDT12-LKK, daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai lembar kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama seminggu.

(12)

4 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

l. Daftar SPDT12-LKP, daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk membantu pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dan produksi yang dijual selama setahun.

Satu rumah tangga sampel hanya dicacah dengan satu daftar SPDT12-K dan salah satu daftar SPDT12 yang sesuai dengan kegiatan subsektor yang diusahakan.

(13)

1.6.

Jadwal

KEGIATAN JADWAL

1. Persiapan

- Penyusunan Kerangka Daftar Sampel Maret - April 2012

- Penyusunan Daftar Isian dan Buku Pedoman April - Mei 2012

- Penyusunan Program Tabulasi Juni - Agustus 2012

- Pencetakan Dokumen Juli - Agustus 2012

- Pengiriman Dokumen September 2012

2. Pelatihan dan Pelaksanaan Lapangan

- Workshop Intama September 2012

- Pelatihan Instruktur Nasional September 2012

- Pelatihan Petugas Lapang 1-15 Oktober 2012

- Pencacahan dan Pengawasan 16 Oktober - 15 November 2012

- Supervisi Pencacahan 16 Oktober - 15 November 2012

3. Pelatihan dan Pengolahan

- Pelatihan Editor dan Petugas Entri 16 Oktober - 23 Oktober 2012

- Editing Coding dan Entri Data 24 Oktober - 31 November 2012

- Pengiriman hasil entri data 1 Desember - 20 Desember 2012

- Pengolahan Tabel dan Kompilasi Data Januari - Februari 2013

- Finalisasi Diagram Timbang NTP Maret 2013

4. Penyusunan Publikasi April 2013

5. Penghitungan NTP Tahun Dasar Mei 2013

(14)
(15)

2.1

Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei

Penanggung jawab Pusat : Direktur Statistik Harga

Penanggung jawab Daerah : Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten terpilih.

Pengawas/Pemeriksa (PMS) : Staf BPS Kabupaten atau Kepala Seksi Statistik Distribusi.

Pencacah (PCS) : Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/Mitra.

2.2

Tugas Pemeriksa (PMS)

a. Mengikuti pelatihan petugas survei.

b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang menjadi

tanggung jawabnya.

c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan apakah sudah sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan.

d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah.

e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil pencacahan

yang dilakukan PCS.

f. Mengisi kode jenis komoditas.

g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten.

h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

2.3

Tugas Pencacah (PCS)

a. Mengikuti pelatihan petugas survei.

b. Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT12 ke rumah tangga sampel.

c. Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan.

d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan.

e. Menyerahkan Daftar SPDT12 yang telah diisi kepada PMS secara bertahap tanpa

menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS.

g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

BAB

II

(16)

8 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

2.4

Hubungan Antara PCS dan PMS

a. PMS harus membantu, memeriksa dan memberikan bimbingan kepada pencacah/ PCS.

b. PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang dijumpai

selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala BPS Kabupaten.

2.5

Alur Dokumen

1. PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS

2. PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang

meragukan, dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan diperbaiki.

3. Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan, dikirimkan oleh Kepala Seksi

Statistik Distribusi ke BPS Provinsi cq Bidang Statistik Distribusi, setelah dilakukan pemeriksaan.

4. Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh petugas.

5. Setelah proses data entri selesai, seluruh hasilnya segera dikirimkan via email ke BPS

(17)
(18)
(19)

3.1. Metode Pengambilan Sampel

Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 dilaksanakan di seluruh provinsi di wilayah Indonesia, kecuali provinsi DKI Jakarta. Dari sisi materi, survei ini mencakup produksi dan konsumsi rumah tangga petani yang dibedakan menurut empat subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan. Kecamatan yang dicakup dalam kegiatan ini adalah semua kecamatan di wilayah kabupaten.

Rancangan sampel yang digunakan dalam Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 adalah rancangan sampel dua tahap. Masing-masing tahapan pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

- Tahap I : di masing-masing provinsi dipilih kabupaten-kabupaten yang memiliki potensi untuk suatu komoditas tertentu berdasarkan besaran produksi komoditas tersebut.

- Tahap II : dari kabupaten terpilih, dipilih kecamatan yang memiliki potensi untuk komoditas yang telah ditentukan besaran sampelnya. Dari kecamatan tersebut dipilih sampel rumah tangga tani secara purposif bersyarat sesuai usaha utama yang telah ditentukan komoditasnya.

3.2.

Cakupan Rumah Tangga

Responden dalam survei ini adalah rumah tangga tani Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan.

Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor, maka rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain.

BAB

III

Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor pertanian.

(20)

12 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 Rumah tangga dibedakan menjadi dua macam:

1. Rumah tangga biasa

2. Rumah tangga khusus

Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa.

Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur.

Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari

dikelola bersama-sama menjadi satu.

Rumah tangga tani adalah rumah tangga biasa yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya berusaha di sektor pertanian.

Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan peternakan.

Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan pertanian, penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian, orang yang bekerja disawah/ladang orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga dengan orang yang mengembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik orang lain dengan menerima upah, bukanlah peternak.

Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi responden survei ini bila:

a. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah

ART<11).

b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian terpilih.

c. Penghasilan rata-rata per bulan rumah tangga dari sektor pertanian harus lebih dari 50

persen dari total penghasilan rumah tangga.

d. Komoditas jenis usaha subsektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal

Usaha (BMU).

e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu

(21)

f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari produksi normal.

g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun.

h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum

3.3.

Tata Cara Berwawancara

1. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang wajar dan sopan.

2. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, mintalah ijin dahulu

dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku.

3. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan

pencacah. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal petugas.

4. Pada saat melakukan pencacahan, banyak ditemui berbagai macam sikap dan tingkah

laku responden, gunakan kecakapan, kesabaran, keramahan selama berwawancara.

5. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari

pelaksanaan survei, kembalikan pembicaraan secara bijaksana ke arah daftar isian.

6. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan dan

jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan.

7. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan responden

dengan tepat dan jelas.

8. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan

memberitahukan tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan yang diperlukan.

9. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada

kunjungan pertama keterangan yang diperlukan tidak berhasil diperoleh.

(22)
(23)

4.1

.

Tata Cara Pengisian Daftar

a. Daftar isian harus diisi dengan menggunakan pensil hitam.

b. Daftar isian harus diisi dengan huruf cetak/balok.

c. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan harus diperbaiki dengan menggunakan

penghapus pensil, tidak diperbolehkan memperbaikinya dengan cara mencoret.

d. Daftar isian harus diisi dengan kaidah rata kanan.

e. Isikan kotak yang tersedia sesuai dengan kodenya.

f. Kualitas terbuka dalam kuesioner harus selalu diisi untuk memudahkan dalam

pengisian nilai komoditas/jasa yang akurat dan rasional.

g. Jika ada komoditas/jasa atau kualitas yang dicacah tidak tertampung dalam kuesioner,

maka coret komoditas/jasa atau kualitas pada subkelompok yang sama yang tidak ada isiannya untuk diganti menjadi komoditas/jasa atau kualitas yang tercacah.

h. Komoditas yang dicacah harus menggunakan satuan yang standar, jika ada

komoditas/jasa yang masih menggunakan satuan lokal atau setempat, maka petugas harus mengkonversikannya ke dalam satuan standar.

i. Mencatat hal-hal yang tidak bisa ditampung atau tidak dapat dimasukkan ke blok

lainnya dalam blok catatan.

Harus diingat:

1. Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor pertanian.

2. Sebelum melakukan wawancara, yakinkan dulu:

Usaha di sektor pertanian yang dicakup dalam survei ini meliputi:

a. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan.

b. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Hortikultura.

c. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.

d. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Peternakan.

BAB

(24)

16 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

a. Jumlah anggota rumah tangga harus lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah

ART<11).

b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian

terpilih.

c. Penghasilan rata-rata per bulan rumah tangga dari sektor pertanian harus lebih

dari 50 persen dari total penghasilan rumah tangga.

d. Komoditas jenis usaha subsektor pertanian harus memenuhi syarat Batas

Minimal Usaha (BMU).

e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi

waktu.

f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari

produksi normal.

g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun

h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum

4.2. Daftar SPDT12-TP (Subsektor Tanaman Pangan)

Rumah tangga tani dicacah dengan daftar SPDT12-TP apabila rumah tangga tersebut

mengusahakan jenis-jenis komoditas tanaman pangan yang waktu panen dan jualnya

berada pada referensi waktu survei, meskipun waktu penanaman di luar referensi waktu survei.

a. Daftar ini terdiri dari 5 blok, yaitu:

1. Blok I, digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas

mengenai lokasi/tempat pencacahan.

2. Blok II, digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa. 3. Blok III, digunakan untuk mencatat jenis komoditas, luas tanam dan luas panen

yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender.

4. Blok IV, digunakan untuk mencatat pengeluaran/ongkos produksi selama setahun kalender.

5. Blok V, digunakan untuk mencatat hal-hal (informasi) penting yang harus diketahui yang dapat mendukung pengolahan data.

(25)

b. Cara Pengisian

1. Blok I dan Blok II : Pengenalan Tempat dan Keterangan Pencacahan

Isian Blok I dan Blok II diisi sesuai dengan isian daftar SPDT12-K

2. Blok III : Jenis Komoditas, Luas Tanam dan Luas Panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender.

Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai sumber pendapatan rumah tangga pertanian yang mencakup jenis komoditas, luas tanam dan luas panen yang diusahakan dan produksi selama setahun kalender dari masing-masing jenis komoditas yang diusahakan pada SPDT12-K Blok III.C. Tuliskan jenis komoditas pada Blok III berdasarkan jenis komoditas yang ada di SPDT12-K Blok III.C.

Misalnya :

Pada tanggal 16 Oktober 2012 Pak Burhan didatangi petugas pencacah SPDT12 karena mempunyai usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan yaitu tanaman padi jenis IR-64.

Maka Blok III yang harus diisi sebanyak 1 komoditas.

Komoditas 1: JENIS KOMODITAS : Gabah kering (1 dari 1)

(... dari ....) menunjukkan urutan komoditas dari banyaknya komoditas yang diusahakan dalam satu subsektor pertanian.

Kode komoditas gabah adalah 2101001, tuliskan kode komoditas didalam kotak di pojok kiri atas (kode komoditas diisi oleh pengawas).

Frekuensi Panen adalah berapa kali terjadi panen dalam setahun kalender. Pada tanaman semusim yang panennya bertahap untuk satu kali tanam tetap dihitung

satu kali panen sampai tanaman dibongkar habis (misalnya padi, dll).

Bulan Panen adalah bulan saat petani melakukan panen, jika panenan dilakukan pada persimpangan bulan maka yang diisikan adalah bulan awal/mulai panen. Cara pengisian bulan panen adalah melingkari angka di depan bulan panen (boleh lebih

Penulisan jenis komoditas harus selengkap-lengkapnya,

misalnya: Gabah varians IR-64, Ketela Pohon, Jagung Ontongan, Kacang Tanah, Ketela Rambat, dsb.

(26)

18 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

dari satu), lalu jumlahkan angka-angka yang dilingkari dan masukkan nilainya kedalam kotak disebelah kanan.

Blok III terdiri dari 4 kolom, yaitu:

- Kolom (1): Rincian

- Kolom (2): Satuan

- Kolom (3): Banyaknya

Dikutip dari isian banyaknya pada SPDT12-LKP Kolom (56) s.d Kolom

(59) sesuai dengan rinciannya masing-masing.

- Kolom (4): Nilai (Rp 000).

Dikutip dari isian nilai pada SPDT12-LKP Kolom (56) s.d Kolom (59)

sesuai dengan rinciannya masing-masing. Blok III terdiri atas 9 rincian, yaitu:

- Rincian 1: Luas Tanam

Isikan luas tanam dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan pada kolom (3).

Luas tanam adalah luas areal yang ditanami tanaman tertentu.

Jika satu bidang lahan yang ditanami 2 jenis komoditas secara berselang seling dan keduanya mempunyai jarak tanam normal, maka luas tanam untuk masing-masing jenis komoditas adalah seluas bidang lahan tersebut. Misalnya lahan seluas 1 Ha ditanami padi dan ketela pohon. Bila kedua tanaman tersebut memenuhi jarak tanam normal, maka:

- Luas tanam untuk tanaman padi adalah 1 Ha, dan

- Luas tanam untuk tanaman ketela pohon 1 Ha.

Bila salah satu jenis komoditas tidak memenuhi jarak tanam normal maka jenis komoditas yang dicatat sebagai jenis komoditas pada survei ini hanya yang memenuhi jarak tanam normal (luas tanamnya adalah seluas bidang lahan). Sehingga tanaman yang tidak memenuhi jarak tanam normal tidak perlu ditanyakan.

(27)

- Rincian 2: Luas Panen.

Isikan luas panen dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan pada kolom (3).

Luas panen adalah luas tanaman yang dipanen.

Bila selama setahun kalender suatu lahan ditanami tanaman pangan yang dipanen dua kali, maka luas panen tidak boleh lebih dari dua kali luas tanam.

Rincian 1 dan 2, nilai pada kolom (4) tidak perlu diisi.

- Rincian 3: Produksi yang Dihasilkan.

Isikan produksi yang dihasilkan dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4). Untuk sistem bagi hasil, produksi yang dihasilkan adalah jumlah produksi keseluruhan.

Produksi dapat dibedakan menurut jenisnya, yaitu:

Produksi primer yaitu produksi yang memiliki nilai dan atau kuantitas paling dominan di antara produk-produk yang dihasilkan.

Produksi ikutan yaitu produk yang secara otomatis terbentuk pada saat menghasilkan produk primer. Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk ikutan dan primer merupakan teknologi tunggal. Produksi sampingan yaitu produk yang dihasilkan sejalan dengan produk primer tetapi menggunakan teknologi yang berbeda. Produk sampingan pada umumnya dihasilkan dalam rangka mendukung kegiatan untuk menghasilkan produk primer.

Contoh perbedaan jenis produksi: Buah kelapa adalah produksi utama, daun kelapanya adalah produksi ikutan, dan arang dari batok kelapa adalah produksi sampingan.

Produksi pertanian adalah suatu hasil panen/tangkapan yang diperoleh dari kegiatan usaha pertanian selama referensi waktu survei.

Produksi yang dihasilkan dalam konsep ini meliputi produksi yang dijual, dikonsumsi sendiri maupun yang diberikan kepada pihak lain.

(28)

20 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

Produksi yang dicatat disini adalah produksi primer.

Nilai produksi adalah nilai dari komoditas yang dihasilkan, biasanya merupakan hasil perkalian dari kuantitas produksi dengan harga per unit komoditas tersebut. Harga per unit adalah harga produsen (farm gate) pada saat komoditas tersebut dijual.

- Rincian 4: Produksi yang Dijual

Isikan produksi yang dijual dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi yang dijual diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4).

Produksi dijual adalah produksi yang dijual dari seluruh atau sebagian produk yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha pertanian. Jika petani melakukan sistem bagi hasil, maka produksi yang dijual adalah penjumlahan dari produksi yang dijual oleh petani dan produksi untuk bagi hasil.

- Rincian 5: Produksi yang dikonsumsi sendiri

Isikan produksi yang dikonsumsi sendiri dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi yang dikonsumsi diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4).

Produksi yang dikonsumsi sendiri adalah produksi yang digunakan untuk konsumsi sendiri di rumah tangga terpilih.

- Rincian 6: Produksi yang diberikan kepada pihak lain

Isikan produksi yang diberikan kepada pihak lain dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi yang diberikan pada pihak lain diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4).

Produksi yang diberikan kepada pihak lain adalah produksi yang diberikan/disumbangkan kepada orang lain, misalnya sanak saudara, tetangga, dan sebagainya.

(29)

- Rincian 7: Status lahan yang diusahakan:

Milik Sendiri - 1

Sewa /Kontrak - 2

Lainnya - 4

Lahan yang diusahakan adalah lahan yang dikuasai dan digunakan untuk jenis komoditas yang diusahakan.

Status lahan yang diusahakan dibedakan milik sendiri, sewa/kontrak, atau lainnya (ditanyakan per jenis komoditas). Status lahan lainnya seperti lahan gadai, bengkok/lahan pelungguh, lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan lainnya. Jika status lahan yang diusahakan adalah lainnya (berkode 4), maka isikan pada titik-titik yang ada dalam tanda kurung.

Bidang lahan yang diusahakan bisa lebih dari satu, karena itu statusnya juga bisa lebih dari satu (multiple). Jumlahkan kode status lahan yang diusahakan, kemudian tuliskan pada kotak di sebelah kanannya.

Misalnya:

Pak Burhan mempunyai 3 bidang lahan yang diusahakan untuk menanam padi, yaitu:

- Bidang 1 dan 2 adalah milik sendiri.

- Bidang 3 adalah sewa.

Dalam hal ini status lahan yang diusahakan untuk menanam Padi adalah milik sendiri (kode 1) dilingkari dan sewa/kontrak (kode 2) dilingkari. Kode : 1 + 2 = 3, maka pada kotak tuliskan kode 3.

- Rincian 8: Apakah melakukan sistem bagi hasil?

Lingkari 1 jika dilakukan sistem bagi hasil, atau lingkari 2 jika tidak melakukan sistem bagi hasil. Jika tidak melakukan bagi hasil, maka rincian 9 kosong dan lanjutkan pengisian untuk jenis komoditas berikutnya atau langsung ke Blok IV jika tidak ada lagi komoditas lain yang diusahakan dalam rumah tangga sampel.

- Rincian 9: Jika Ya, Berapa persen : .... %

Jika melakukan sistem bagi hasil, isikan berapa persen petani mendapatkan bagian dari bagi hasil.

(30)

22 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 Banyaknya jenis komoditas pada Blok III yang terisi harus sama dengan

banyaknya jenis komoditas yang diusahakan pada Blok III.C daftar SPDT12-K.

Misalnya:

Cara pembayaran lahan yang disewa Pak Burhan adalah dengan sistem bagi hasil, yaitu 60% untuk dirinya dan 40 % untuk pemilik lahan.

Maka:

Isian pada rincian 9 adalah 60 %

Untuk mengisi Blok III (produksi selama setahun kalender) diperlukan Lembar

Kerja Produksi (SPDT12-LKP). SPDT12-LKP ini digunakan untuk memudahkan pencacah dalam memperoleh data produksi rumah tangga selama setahun kalender.

Lembar Kerja Produksi (SPDT12-LKP):

Sebuah daftar yang digunakan untuk memperoleh keterangan jenis komoditas dan produksi yang dihasilkan rumahtangga dari usaha pertanian dari bulan ke bulan selama setahun kalender. Bila pencacahan dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2012, catatlah jenis komoditas dan produksi yang diperoleh dari hasil wawancara rumah tangga yang dimulai Oktober 2011 s.d. September 2012. Dalam hal ini awal bulan pencatatan dimulai dari bulan Oktober 2011, sedangkan akhir bulan pencatatan adalah bulan September 2012.

Daftar SPDT12-LKP terdiri:

Pengenalan Tempat : terdiri dari 7 rincian

Isikan pengenalan tempat dari SPDT12-LKP sesuai dengan Blok I daftar SPDT12-K.

Lembar Kerja Produksi ini terdiri dari 60 kolom, yaitu: Kolom (1): No.urut

Kolom (2): Jenis Komoditas

Kolom (3): SatuanKolom (4) s.d.(7) Produksi bulan Oktober 2011 Kolom (4): Produksi yang dihasilkan pada bulan Oktober 2011

Kolom (5): Produksi yang dijual pada Oktober 2011 merupakan hasil produksi Oktober 2011. Isikan banyaknya dan nilainya.

(31)

Jika banyaknya tidak diketahui (misalnya sistem tebasan), isikan banyaknya produksi dengan cara membagi nilai produksi dengan harga pasaran per satuan Kg di daerah setempat (untuk komoditas gabah, harga pasaran yang digunakan adalah harga gabah kering giling).

Jika nilai tidak diketahui, kalikan jumlah produksi dengan harga pasaran per

satuan Kg di daerah setempat.

Kolom (6): Produksi yang dikonsumsi sendiri pada Oktober 2011 (produk yang dikonsumsi merupakan hasil produksi Oktober 2011).

Kolom (7): Produksi yang diberikan pada pihak lain pada Oktober 2011 (produk yang diberikan kepada pihak lain merupakan hasil produksi bulan Oktober 2011).

Kolom (8) s.d. (11) Produksi bulan November 2011

Kolom (8): Produksi yang dihasilkan pada bulan November 2011

Kolom (9): Produksi yang dijual pada bulan November 2011 (penjualan pada

bulan ini merupakan hasil produksi yang dipanen pada periode waktu survei, dalam hal ini penjualan hasil produksi yang dipanen mulai Oktober 2011). Isikan banyaknya dan nilainya.

Kolom (10): Produksi yang dikonsumsi sendiri pada bulan November 2011 (produk yang dikonsumsi pada bulan ini merupakan hasil produksi

yang dipanen pada periode waktu survei, dalam hal ini

mengkonsumsi hasil produksi yang dipanen mulai Oktober 2011). Kolom (11): Produksi yang diberikan pada pihak lain pada bulan November

2011 (produk yang diberikan pada pihak lain di bulan ini merupakan hasil produksi yang dipanen pada periode waktu

survei, dalam hal ini memberikan hasil produksi yang dipanen

mulai Oktober 2011).

Untuk kolom (12) s.d (55) cara pengisian sama dengan kolom (8) s.d. (11). Kolom (56) s.d.(59) Total Produksi Selama setahun kalender

Kolom (56):

Kolom (56) =Kolom (4) + Kolom (8) + Kolom (12) + Kolom (16) + …+ Kolom (52) Kolom (57): Total produksi yang dijual selama setahun kalender.

Kolom (57) = Kolom (5) + Kolom (9) + Kolom (13) + Kolom (17) +…+ Kolom (53) Kolom (58): Total produksi yang dikonsumsi sendiri selama setahun kalender.

Kolom (58) = Kolom (6) + Kolom (10) + Kolom (14) + Kolom (18) +…+ Kolom(54) Kolom (59): Total produksi yang diberikan pada pihak lain selama setahun kalender.

Kolom (59) = Kolom (7) + Kolom (11) + Kolom (15) + Kolom (19)+…+ Kolom (55) Untuk komoditas gabah, konversikan hasil produksi ke dalam Gabah

Kering Giling (GKG). Dari Gabah Kering Panen (GKP) menjadi GKG konversinya adalah 82 %.

(32)

24 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

Kolom (60): Rata-rata harga satuan komoditas

Kolom (60) didapat dari hasil pembagian isian nilai pada Kolom (57) dengan isian banyaknya pada Kolom (57) untuk masing-masing komoditas.

Untuk pengisian baris nilai pada Kolom (56), Kolom (58) dan Kolom (59) adalah dengan mengalikan isian banyaknya pada Kolom (56), Kolom(58), dan Kolom (59) dengan Kolom (60) untuk masing-masing komoditas .

Menyalin hasil rekapitulasi daftar SPDT12-LKP ke daftar SPDT12-TP Blok III

Hasil rekapitulasi daftar LKP harus disalin ke daftar SPDT12-TP Blok III, dengan cara sbb:

- Kolom (2) SPDT12-LKP disalin ke daftar SPDT12-TP Blok III untuk

masing-masing jenis komoditas.

- Kolom (56) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP

Blok III Rincian 3 Kolom (3), dan baris nilai disalin pada Kolom (4)

untuk masing-masing komoditas yang sesuai.

- Kolom (57) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP

Blok III Rincian 4 Kolom (3), dan baris nilai disalin pada Kolom (4)

untuk masing-masing komoditas yang sesuai.

- Kolom (58) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP

Blok III Rincian 5 Kolom (3), dan baris nilai disalin pada Kolom (4)

untuk masing-masing komoditas yang sesuai.

- Kolom (59) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP

Blok III Rincian 6 Kolom (3), dan baris nilai disalin pada Kolom (4)

untuk masing-masing komoditas yang sesuai.

Contoh pengisian pada daftar SPDT12-TP Blok III dan SPDT12-LKP:

Pak Burhan menanam padi IR-64 pada 3 lahan seluas 2 Ha, 2 lahan miliknya masing-masing sebesar 0,6 Ha dan 0,9 Ha, dan 1 lahan dengan sistem bagi hasil sebesar 0,5 Ha.

Selama setahun kalender padi milik Pak Burhan telah mengalami 2 kali panen, yaitu Maret 2012 dan September 2012. Panen yang pertama menghasilkan gabah 3 ton dari lahan 1 dan 2, dan 1 ton dari lahan ketiga yang merupakan lahan bagi hasil. Dari panen yang pertama ini dijual sebanyak 3,5 ton senilai Rp 14.000.000,- dalam bentuk GKG pada Maret 2012, sedangkan panen yang kedua menghasilkan 2 ton dari lahan 1 dan 2, dan 1 ton dari lahan ketiga. Dari

(33)

panen yang kedua dijual sebanyak 2 ton senilai Rp 8.000.000,- dalam bentuk GKG pada September 2012. Kemudian dia harus memberikan hasil panennya (40 %) kepada pemilik lahan dari hasil kedua panen tersebut. Pada Maret 2012, Pak Burhan menggiling gabahnya sebanyak 200 kg untuk dikonsumsi sendiri dan pada September 2012 sebanyak 200 kg. Pada September 2012 Pak Burhan memberikan gabah kepada saudaranya sebanyak 150 kg.

Cara pengisian pada daftar SPDT12-TP Blok III untuk tanaman padi:

Jenis komoditas: Gabah Kering (1 dari 1)  karena Pak Burhan

menghasilkan satu jenis komoditas, yaitu gabah IR-64 dan disalin dari Kolom (2) SPDT12-LKP

Frekuensi Panen: 2

Bulan Panen: Maret dan September (dilingkari).

Karena luas lahan 2 Ha = 20.000 m2 dan 2 kali panen, maka: Rincian 1 kolom (3): Luas tanam = 2 x 20.000 = 40.000 m2 Rincian 2 kolom (3): Luas panen = 2 x 20.000 = 40.000 m2

Untuk pengisian rincian 3 s.d. rincian 6 kolom (3) dan kolom (4) disalin dari SPDT12-LKP.

Pengisian SPDT12-LKP

Kolom (2): Gabah Kering Kolom (3): Kg

Kolom (24) baris banyaknya:4.000

Kolom (25) baris banyaknya: 3.500 + 400 = 3.900

dimana 400 diperoleh dari bagi hasil = 40 % x 1.000

Kolom (25) baris nilai: 14.000 + 1.600 = 15.600

dimana 1.600 diperoleh dari 400 x Rp 4.000,- (harga gabah per kg)

Kolom (26) baris banyaknya: 200

Kolom (27): -

Kolom (48) baris banyaknya: 3.000

Kolom (49) baris banyaknya: 2.000 + 400 = 2.400

dimana 400 diperoleh dari bagi hasil = 40 % x 1.000

Kolom (49) baris nilai: 8.000 + 1.600 = 9.600

(34)

26 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

Kolom (50) baris banyaknya: 200

Kolom (51) baris banyaknya: 150

Total produksi selama setahun kalender

Kolom (57) baris banyaknya: 6.300

Kolom (57) baris nilai: 25.200

Kolom (60) rata-rata harga satuan : Rp. 4.000,-

Diperoleh dari = Kolom (57) baris nilai/ Kolom (57) baris banyaknya = Rp.25.200.000/6.300 = Rp.4.000

Kolom (56) baris banyaknya: 7.000

Kolom (56) baris nilai: 28.000, diperoleh dari 7.000 x Rp 4.000,-

Kolom (58) baris banyaknya: 400

Kolom (58) baris nilai: 1.600

Kolom (59) baris banyaknya: 150

Kolom (59) baris nilai: 600

Kolom (60): 4.000, diperoleh dari Rp 25.200.000,- dibagi 6.300

Pengisian daftar SPDT12-TP Blok III

Rincian 3 kolom (3): 7.000 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (56) baris

banyaknya)

Rincian 3 kolom (4): 28.000 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (56) baris nilai)

Rincian 4 kolom (3): 6.300 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (57) baris

banyaknya)

Rincian 4 kolom (4): 25.200 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (57) baris nilai)

Rincian 5 kolom (3): 400 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (58) baris

banyaknya)

Rincian 5 kolom (4): 1.600 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (58) baris nilai)

Rincian 6 kolom (3): 150 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (59) baris

banyaknya)

Rincian 6 kolom (4): 600 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (59) baris nilai)

Rincian 7: lingkari kode 1 dan 2, kemudian isikan 3 pada kotak. Rincian 8: lingkari kode 1, kemudian isikan 1 pada kotak.

(35)

Contoh pengisian daftar SPDT12-TP dapat dilihat dalam lampiran 3

Blok IV: Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender

Blok ini digunakan untuk mencatat segala macam pengeluaran/biaya untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender.

Misalnya: Selama setahun kalender (Oktober 2011 - September 2012) tanaman padi Pak Burhan telah mengalami dua kali panen. Panen yang pertama pada Maret 2012 dan panen yang kedua pada September 2012. Pengeluaran/biaya yang dicatat di sini adalah semua pengeluaran untuk tanaman padi yang dipanen selama setahun kalender (jumlah biaya yang dikeluarkan pada panen Maret 2012 dan panen September 2012). Termasuk pengeluaran yang dikeluarkan sebelum Oktober 2011 (untuk panen Maret 2012).

Biaya pengeluaran/ongkos produksi:

a. Pengeluaran/ongkos-ongkos yang dicatat adalah seluruh pengeluaran untuk

usaha, seperti pengeluaran untuk bibit, pupuk dan obat-obatan, biaya sewa dan pengeluaran lain, transportasi, barang modal dan upah buruh untuk usaha pertanian.

b. Pengeluaran untuk usaha, hanya yang berasal dari pembelian oleh rumah

tangga tani, tidak termasuk dari produksi sendiri, maupun dari pemberian orang lain. Apabila petani membeli obat-obatan 1 botol (500 ml) tetapi baru digunakan sebagian, maka yang dihitung adalah yang digunakan saja.

c. Pengeluaran untuk usaha rumah tangga tani yang mempunyai beberapa

jenis komoditas, dicatat apa adanya besarnya pengeluaran untuk seluruh jenis komoditas dalam satu subsektor. Misalnya Pak Burhan mengusahakan

Dalam survei ini, waktu panen dan penjualan hasil produksi harus berada pada referensi waktu survei (selama setahun kalender). Sedangkan pengeluaran/biaya yang dicatat adalah segala macam pengeluaran/ biaya yang digunakan untuk komoditas yang dipanen dan dijual selama setahun kalender, walaupun pengeluaran/biaya tersebut dikeluarkan sebelum referensi waktu survei.

(36)

28 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

tanaman padi dan jagung. Untuk keperluan panen kedua jenis komoditas tersebut diperlukan pupuk urea PUSRI untuk tanaman padi sebesar 100 kg, dan untuk komoditas jagung 60 kg. Maka isian untuk pengeluaran pupuk urea Pusri adalah 160 kg.

Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender terdiri dari:

A. Bibit/benih

Rincian sub kelompok ini terdiri dari beberapa jenis bibit, yaitu padi dan palawija.

Biaya bibit/benih adalah biaya yang digunakan untuk membeli bibit/benih.

Bibit adalah tanaman hasil proses penelitian dan pengkajian dan atau tanaman yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangkan.

B. Pupuk dan Obat-obatan

Pupuk dan obat-obatan/pestisida meliputi urea, TSP/SP 36, KCL, pupuk kandang, insektisida, fungisida, herbisida, rodentisida dan sebagainya.

Biaya pupuk dan obat-obatan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli pupuk dan obat-obatan yang digunakan untuk menyuburkan tanaman dan membasmi hama-hama tanaman.

Pestisida/obat-obatan adalah suatu zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama/penyakit serta tumbuhan pengganggu tanaman.

Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga. Misalnya: Agrolide, Basudin, Furadan, Lebayside, Phosvel, Sevin, Sumithian, Times, dsb.

Fungisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan cendawan atau jamur. Contoh: Baycor, Delsene, Cobox, Altan, Moduba, dsb.

Herbisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan pengganggu (herba). Contoh : DMA-6, Gramoxon, dll.

(37)

Rodentisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat. Contoh: Dekatit, Fumarin, Racumin, Giserin, Sulmurin, dsb.

Bakterisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan bakteri. Contoh: Agrimycin, Stablex, Tenamycin, dsb.

Akarisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan tungau. Contoh: Morestan, Ornite, Tedion, Plictran, Kelthane, dsb.

Nematisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan nematoda. Contoh: Basamid, Vydate, Sheillede, dsb.

Tanyakan jenis bibit, pupuk dan obat-obatan yang dibeli dan telah

digunakan, tuliskan kualitasnya pada isian terbuka yang tersedia pada kolom (2), kemudian tuliskan banyaknya pada kolom (5), dan isikan nilainya pada kolom (6) dalam ribuan rupiah (Rp.000).

Pengeluaran untuk pestisida/obat-obatan yang dituliskan pada Kolom (1) adalah jenis barangnya (bukan merknya) misalnya insektisida, fungisida, herbisida, akarisida, dsb, sedangkan merknya dituliskan pada Kolom (2). Contoh pengisian Blok IV.A. dan Blok IV.B dapat dilihat didalam lampiran 3.

C. Biaya Sewa, Pajak & Pengeluaran lain

Beberapa jenis pengeluaran ini antara lain: sewa ladang, sewa sawah, biaya pengairan, pajak/PBB ladang, pajak/PBB sawah, bunga modal, sewa garu dan ternak, sewa traktor, sewa bajak, sewa alat penyemprot hama, sewa gerobak, sewa tresher, ongkos perbaikan barang modal dan pengeluaran lainnya.

Sewa lahan untuk pertanian adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan pertanian dalam jangka waktu tertentu dari pihak lain, di mana besarnya sewa lahan sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Lahan untuk pertanian dapat berupa lahan sawah dan lahan ladang.

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah. Termasuk di sini adalah lahan rawa yang

(38)

30 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija.

Dalam survei ini yang termasuk lahan ladang adalah pekarangan, huma,

ladang, dan tegalan/kebun.

Lahan sawah dapat dikelompokkan menurut jenis pengairannya:

Sawah berpengairan:

1. Sawah dengan Irigasi Teknis yaitu lahan sawah berpengairan yang

memperoleh pengairan dari irigasi teknis. Ciri-ciri: air dapat diatur

dan diukur sampai dengan saluran tersier serta bangunannya permanen.

2. Sawah dengan Irigasi Setengah Teknis yaitu lahan sawah yang

memperoleh pengairan dari irigasi setengah teknis. Ciri-ciri: air dapat diatur seluruh sistem, tetapi yang dapat diukur hanya sebagian

(primer/sekunder), bangunan sebagian belum permanen

(sekunder/tersier), primer sudah permanen.

3. Sawah dengan Irigasi Non Teknis terdiri dari irigasi sederhana (PU)

dan lainnya (Non PU).

Irigasi sederhana PU adalah lahan sawah yang memperoleh pengairan dari irigasi sederhana yang sebagian jaringannya (bendungan) dibangun oleh PU. Ciri-ciri: air dapat diatur, bangunan-bangunannya belum/tidak permanen (mulai dari primer sampai tersier).

Irigasi Lainnya (Non PU) adalah lahan sawah yang memperoleh pengairan dari system pengairan yang dikelola sendiri oleh masyarakat atau irigasi desa.

Sawah tak berpengairan (bukan irigasi) adalah lahan sawah yang tidak memperoleh pengairan dari sistem irigasi tetapi tergantung pada air alam seperti: air hujan, pasang surutnya air sungai/laut dan air rembesan.

(39)

Lahan bebas sewa misalnya: lahan milik orang tua, saudara atau orang lain yang tidak dikenai biaya sewa untuk menggunakannya.

Bunga Modal adalah balas jasa penggunaan uang dari bank, lembaga keuangan lainnya dan perorangan sebagai modal untuk kegiatan usaha.

Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan pada konsumen melalui produsen terhadap pembelian barang/jasa misalnya pajak pertambahan nilai barang dan jasa, pajak bumi dan bangunan.

Contoh tentang pengisian pengeluaran Blok IV.C. Pak Burhan dapat dilihat dalam lampiran 3.

D. Transportasi

Biaya Transportasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk transportasi yang berkaitan dengan proses produksi. Misalnya transportasi untuk membeli bibit, membeli barang modal, mengangkut hasil produksi, dan sebagainya.

Ongkos angkut di sini adalah ongkos/biaya yang digunakan untuk membayar

angkutan yang berkaitan dengan proses produksi (termasuk sewa

angkutan).

Bila alat transportasi yang digunakan milik sendiri, maka biaya yang

dikeluarkan untuk transportasi berupa: bensin, solar, oli, ongkos perbaikan,

Tanyakan banyaknya dan nilainya dalam ribuan rupiah (Rp. 000) dari sewa lahan ladang/sawah, biaya pengairan, pajak/PBB ladang/sawah (Ha), sewa traktor, maupun pengeluaran lain yang dibayar petani, kemudian isikan di kolom (5) dan kolom (6) menurut kaidah penuh tepi kanan.

Bila lahan yang digunakan untuk usaha pertanian adalah milik sendiri atau bebas sewa, tidak perlu diperkirakan nilai sewanya. Sedangkan bila lahan yang digunakan adalah lahan bagi hasil maka harus diperkirakan nilai sewanya berdasarkan nilai bagi hasilnya untuk sewa lahan.

(40)

32 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 ban luar mobil, ban dalam mobil, ban luar motor, ban dalam motor, dan sebagainya.

Contoh:

Selama setahun kalender Pak Burhan telah mengeluarkan biaya-biaya transportasi untuk usaha padinya, yaitu untuk membeli bibit dia naik mobil angkutan perdesaan (ongkosnya Rp 100.000,-), untuk membeli pupuk dan obat-obatan dia naik motor sendiri (membeli 20 liter bensin Rp 100.000,- mengganti oli Mesran 6 kali Rp. 150.000 dan mengganti ban dalam motor IRC 2 kali Rp 60.000,-). Kemudian untuk memasarkan hasil panen dia menyewa mobil pick up milik tetangganya (sewanya Rp 1.000.000).

Cara Pengisian daftar SPDT12-TP Blok IV.D Subkelompok Transportasi

Rincian 1 kolom(2): mobil pick up Rincian 1 kolom (6): 1.100

Rincian 2 kolom (2): premium eceran Rincian 2 kolom (5): 20,0

Rincian 2 kolom (6): 100 Rincian 4 kolom (2): mesran Rincian 4 kolom (5): 6,0 Rincian 4 kolom (6): 150 Rincian 7 kolom (2): IRC Rincian 7 kolom (5): 2,0 Rincian 7 kolom (6): 60

E. Barang Modal

Isi rincian kelompok barang modal terdiri dari beberapa jenis barang modal, antara lain: tampah/nyiru, karung, ani-ani/ketam, cangkul, arit/sabit, garu, traktor tangan, tresher, golok, parang, bajak, serta barang modal lainnya. Tanyakan banyak dan nilai barang modal dalam ribuan rupiah (Rp.000) yang dibayar petani untuk keperluan produksi yang panen dan jualnya dalam referensi waktu survei, kemudian isikan di kolom (5) dan kolom (6). Barang

(41)

modal yang dicatat di sini adalah yang benar-benar dibeli oleh responden dengan tujuan dipakai sendiri untuk usaha pertanian.

Contoh:

Misalnya pada periode waktu survei (Oktober 2011-September 2012), Pak Burhan membeli peralatan pertanian sebuah ani-ani seharga Rp.15.000,- pada September 2012 setelah panen (setelah panen bulan September 2012). Pada September 2011 dia membeli sebuah cangkul pabrik seharga Rp.60.000,-, 10 buah karung goni @ Rp.5.000,- dan sebuah parang pandai besi Rp.25.000,- yang digunakan untuk panen pada Maret 2012. Maka pengisian daftar SPDT12-TP Blok IV.E adalah sebagai berikut:

Rincian 2 kolom (2): goni Rincian 2 kolom (5): 10,0 Rincian 2 kolom (6): 50 Rincian 4 kolom (2): pabrik Rincian 4 kolom (5): 1,0 Rincian 4 kolom (6): 60

Rincian 8 kolom (2): pandai besi Rincian 8 kolom (5): 1,0

Rincian 8 kolom (6): 25

F. Upah Buruh Tani

Isian pada subkelompok upah buruh ini terdiri dari: upah mencangkul, upah membajak, upah menanam, upah merambet/menyiangi, upah penjemuran, upah penyemprotan, upah menuai/memanen, dan sebagainya. Upah yang dicatat adalah upah untuk keperluan produksi yang panen dan jualnya dalam referensi waktu survei.

Kualitas upah buruh tani dapat meliputi:

a.Upah Perorangan yaitu upah yang diberikan kepada buruh tani laki-laki/perempuan secara perorangan.

(42)

34 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 Upah mencangkul adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan pengolahan lahan dengan menggunakan cangkul.

Upah membajak adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan pengolahan lahan dengan menggunakan bajak, garu, tenaga penggeraknya traktor atau tenaga hewan seperti sapi atau kerbau.

Upah menanam adalah adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan penyiapan lahan untuk bibit, penebaran benih, sampai pengangkutan bibit untuk ditanam di lahan pertanian. Upah menanam termasuk upah menanam untuk penggantian tanaman yang rusak (puso).

Upah merambet/menyiangi adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan kegiatan membersihkan tanaman liar seperti rumput, semanggi, dll.

Upah menuai/memanen adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan kegiatan pemungutan/pemetikan hasil dari tanaman yang telah siap dipetik/dipanen. Upah memanen ini tidak termasuk ongkos angkut barang ke alat transportasi.

Upah pengeringan adalah adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan pengeringan tanaman produksi.

Upah pemupukan adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan pemupukan tanaman produksi.

Upah Penyemprotan/OPT adalah besarnya uang dan barang yang diberikan

sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan

penyemprotan/OPT tanaman produksi.

Upah Perontokan adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan perontokan tanaman produksi.

(43)

Pada subkelompok ini terdiri dari 6 kolom, yaitu : kolom (1) Nama Barang/jasa, kolom (2) kualitas, kolom (3) satuan, kolom (4) kode, kolom (5) banyaknya dan kolom (6) Nilai.

Tanyakan banyaknya orang dikalikan dengan hari yang digunakan untuk kegiatan mencangkul, membajak, menanam, menyiangi dan memanen, lalu tuliskan pada kolom (5). Kemudian tanyakan upah yang dikeluarkan untuk keperluan produksi yang panen dan jualnya dalam referensi waktu survei. Upah buruh dapat berupa uang, makanan, minuman, rokok, dan bawon. Untuk upah yang berupa makanan, minuman, rokok dan bawon/natura harus diperkirakan nilainya. Tuliskan besarnya nilai upah buruh tersebut pada kolom (6) menurut kaidah penuh tepi kanan dalam ribuan rupiah (Rp.000).

Contoh 1:

Untuk usaha padi miliknya, Pak Burhan memborongkan pekerjaan mencangkul selama 5 hari kepada 5 orang pekerja, dengan upah borongan pada enam bulan yang lalu sebesar Rp 3.000.000,-/Ha. Selain itu setiap hari kerja ia juga menyediakan makan siang, untuk tiap pekerja seharga Rp 10.000, kopi Rp 3.000, dan singkong goreng Rp 3.000. Ia juga menyediakan rokok sehari seharga Rp 10.000.

Untuk pekerjaan menanam dia menyuruh Pak Sastro. Selama 2 hari menanam, Pak Sastro mendapatkan upah: berupa uang Rp 90.000,-, makan Rp 20.000,-, kopi Rp 6.000,- dan rokok Rp 10.000,- Pada pekerjaan memanen diberikan kepada Pak Dadang dan Pak Soni dengan sistem bawon, yaitu 20 % dari hasil produksi panen yang dihasilkan. Pak Dadang menghasilkan produksi 1,5 ton, yang dikerjakan selama 5 hari dan Pak Soni menghasilkan 2,5 ton, yang dikerjakan selama 10 hari. Selama setahun kalender hasil produksinya mencapai 4 ton, harga rata-rata gabah di daerah tersebut Rp 4.000,-/kg.

Cara Pengisian daftar SPDT12-TP Subblok IV.F Biaya Buruh Tani

Rincian 1 kolom (2): borongan

Rincian 1 kolom (5): 25,0 diperoleh dari 5 orang x 5 hari Rincian 1 kolom (6): 3.450, diperoleh dari :

(44)

36 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

Upah berupa makanan, minuman dan rokok:

(Rp 10.000 x 5 orang x 5 hari) + (Rp 3000 x 5 orang x 5 hari) + (Rp 3000 x 5 orang x 5 hari) + (Rp 10.000 x 5 hari)

Rp 250.000 + Rp 75.000 + Rp 75.000 + Rp 50.000 = Rp 450.000 Jumlah = Rp 3.000.000 + Rp 450.000 = Rp 3.450.000

Rincian 2 kolom (2): perorangan Rincian 2 kolom (5): 2,0

Rincian 2 kolom (6): 126.000, diperoleh dari: Upah berupa uang: Rp 90.000,-

Upah berupa makanan, minuman dan rokok: Rp 20.000 +Rp 6.000 +Rp 10.000 = Rp 36.000,- Jumlah = Rp 126.000,-

Rincian 4 kolom (2): borongan

Rincian 4 kolom (5): 15,0 diperoleh dari Rincian 4 kolom (6): 3.200, diperoleh dari :

Upah berupa uang: (20 % x 4.000 kg x Rp 4.000,-/kg) = Rp 3.200.000,-

Upah berupa makanan, minuman dan rokok: - Jumlah = Rp 3.200.000,-

5. Blok V: Catatan

Blok ini disediakan untuk mencatat/menampung hal-hal yang tidak bisa ditampung/ dimasukkan ke blok lainnya yang dianggap perlu/penting oleh pencacah (KSK).

4.3.

Daftar SPDT12-TH (Subsektor Tanaman Hortikultura)

Rumah tangga tani dicacah dengan daftar SPDT12-TH apabila rumah tangga tersebut mengusahakan jenis komoditas hortikultura yang waktu panen dan jualnya berada pada referensi waktu survei (setahun kalender), meskipun waktu penanaman berada diluar referensi waktu survei.

a. Daftar ini terdiri dari 5 blok, yaitu:

1. Blok I, digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas

(45)

2. Blok II, digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa. 3. Blok III, digunakan untuk mencatat jenis komoditas, luas tanam dan luas panen

yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender.

4. Blok IV, digunakan untuk mencatat pengeluaran untuk biaya produksi selama setahun kalender.

5. Blok V, digunakan untuk catatan.

b. Cara Pengisian :

1. Blok I dan Blok II

Blok I dan II diisi sesuai dengan isian Blok I, dan II daftar SPDT12-K. 2. Blok III dan IV

Blok III dan IV ditanyakan pada petani dengan usaha utamanya di Subsektor Hortikultura

Kegiatan usaha pertanian tanaman hortikultura meliputi : penyiapan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan sebagainya. Batas Minimal Usaha (BMU) rumah tangga yang dikategorikan sebagai rumah tangga hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1.

Banyaknya komoditas atau isian pada Blok III tergantung dari banyaknya jenis komoditas yang diusahakan pada daftar SPDT12-K Blok III.C.

Blok III: Jenis komoditas, Luas Tanam dan Luas Panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender

Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai sumber pendapatan rumah tangga pertanian yang mencakup jenis komoditas, luas tanam dan luas panen yang diusahakan dan produksi selama setahun kalender dari masing-masing jenis komoditas yang diusahakan pada SPDT12-K Blok III.C.

Tuliskan jenis komoditas pada Blok III berdasarkan jenis-jenis komoditas yang ada di SPDT12-K Blok III.C.

Penulisan jenis komoditas harus selengkap-lengkapnya, misalnya: cabai

(46)

38 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

Misalnya :

Pada tanggal 17 Oktober 2012 Bu Dwi didatangi petugas survei SPDT12-TH sebagai responden karena mempunyai usaha bawang merah sebagai komoditas utama. Bu Dwi mempunyai usaha pertanian Hortikultura sebanyak 2 jenis komoditas, yaitu bawang merah dan mangga.

Maka Blok III harus diisi 2 komoditas.

Komoditas 1: JENIS KOMODITAS : BAWANG MERAH (1 dari 2)

Komoditas 2: JENIS KOMODITAS : MANGGA (2 dari 2)

Frekuensi Panen adalah berapa kali terjadi panen dalam setahun.

a. Tanaman Semusim: tanaman yang dipanen sekaligus atau berumur kurang

dari 1 tahun. Frekuensi panendihitung satu kali panen

sampai tanaman dibongkar habis (misalnya cabe, semangka, dll).

b. Tanaman Tahunan: tanaman yang berumur lebih dari 1 tahun dan bisa dipanen berkali-kali. Frekuensi panen dalam setahun adalah jumlah panen yang dilakukan dalam setahun. Tanaman seperti pisang, pepaya, jambu yang panennya dilakukan sepanjang tahun dengan frekuensi

panen lebih dari 98 maka dituliskan 98.

Bulan Panen adalah bulan saat petani melakukan panen. Jika petani melakukan panen pada bulan Januari tetapi masih ada sisa panen yang dilakukan awal Februari maka yang diisikan adalah Januari. Cara pengisian bulan panen adalah melingkari angka didepan bulan panen (boleh lebih dari satu), lalu jumlahkan angka-angka yang dilingkari dan masukkan nilainya kedalam kotak disebelah kanan. Bila Frekuensi Panen : 98, maka Bulan Panen : masukkan nilai 8888 kedalam kotak disebelah kanan.

Blok III terdiri dari 4 kolom, yaitu:

- Kolom (1): Rincian

(47)

Isikan salah satu kode satuan pada kotak di Kolom (2) sesuai dengan rincian di Kolom (1).

Kode 1 bila satuannya : Pohon Kode 2 bila satuannya : Rumpun

Kode 3 bila satuannya : M2

- Kolom (3): Banyaknya

- Kolom (4): Nilai (Rp 000).

Blok III terdiri atas 9 rincian, yaitu:

- Rincian 1: Luas Tanam/Jumlah Pohon

Isikan kode satuan pada kolom (2) dan banyaknya pada kolom (3).

- Rincian 2: Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan

Isikan kode satuan pada Kolom (2), dan banyaknya pada kolom (3).

Luas panen adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya baik tanaman tersebut cukup umur atau belum, baik yang bersifat normal maupun puso. Bila selama setahun kalender suatu lahan ditanami tanaman semusim dan dipanen dua kali, maka luas panen pada Blok III adalah dua kali luas lahan. Pada rincian 1 dan 2, nilai pada kolom (4) tidak perlu diisi.

- Rincian 3: Produksi yang Dihasilkan

Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP.

- Rincian 4: Produksi yang Dijual

Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP.

- Rincian 5: Produksi yang dikonsumsi sendiri

Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP.

- Rincian 6: Produksi yang diberikan kepada pihak lain

Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP.

- Rincian 7: Status lahan yang diusahakan:

Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP

Misalnya:

Bu Dwi memiliki 2 bidang lahan yang diusahakan. Satu bidang lahan seluas 1 Ha untuk tanaman bawang merah disewa dari Bapak Ilham dan 1 Ha

(48)

40 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

lainnya untuk usaha Mangga merupakan milik sendiri.

Dalam hal ini status lahan yang diusahakan untuk jenis komoditas bawang merah adalah sewa (kode 2) dilingkari. Sedangkan untuk komoditas mangga status lahan yang dilingkari adalah milik sendiri (kode 1).

- Rincian 8: Apakah melakukan sistem bagi hasil?

Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP.

- Rincian 9: Jika Ya, Berapa persen : .... %

Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP.

Untuk mengisi Blok III (produksi selama setahun kalender) diperlukan Lembar

Kerja Produksi (SPDT12-LKP). Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-LKP untuk tanaman pangan.

Blok IV: Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender

Blok ini digunakan untuk mencatat segala macam pengeluaran/biaya untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender.

Cara pengisian Blok IV Daftar TH sama dengan Daftar SPDT12-TP.

3. Blok V: Catatan

Blok ini disediakan untuk mencatat/menampung hal-hal yang tidak bisa ditampung/dimasukkan ke blok lainnya yang dianggap perlu/penting oleh pencacah (KSK).

Dalam hal ini, waktu panen harus berada pada referensi waktu survei (selama setahun kalender). Untuk tanaman semusim pengeluaran/biaya yang dicatat adalah segala macam pengeluaran/biaya untuk tanaman yang dipanen selama setahun kalender walaupun pengeluaran/biaya tersebut dikeluarkan sebelum referensi waktu survei, dan untuk tanaman tahunan pengeluaran yang dicatat adalah segala macam pengeluaran/biaya dalam referensi waktu survei.

Referensi

Dokumen terkait

Luas Tanam (ha). Luas Panen

Blok III pada kuesioner VKD-P PUSAT dibagi menjadi 7 (tujuh) blok sesuai dengan jenis layanan yang digunakan pengguna data, yaitu Layanan Umum BPS, Layanan

Keterangan yang dicakup pada blok ini dimulai dari Rincian 1 sampai dengan 8, meliputi beras miskin (raskin), program keluarga harapan (PKH), aset, jaminan kebutuhan

BLOK IV.A: KETERANGAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PENGUNJUNG SINGKAT DENGAN VISA KUNJUNGAN DAN WNA DENGAN VISA TINGGAL TERBATAS (Disalin dari Daftar STAPS-2

PERKEBUNAN (Tanaman semusim: luas tanam diusahakan dan sebagian/seluruhnya pernah menghasilkan selama setahun yang lalu. Tanaman tahunan: jumlah pohon/rumpun pada saat

Pedoman Pengawas Survei Luas Panen dan Luas Tanam Tanaman Pangan 2015 | 35 Daftar VP2015-U digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai luas baku lahan, luas galengan,

Pertumbuhan produksi padi sawah yang sebagian besar berasal dari peningkatan luas panen padi dapat menekan pertumbuhan produksi komoditas pangan lain yang diusahakan pada lahan

Jika komoditas peternakan yang diusahakan lebih dari satu maka pilih komoditas utama (nilai produksi terbesar), kemudian sesuaikan isian Daftar ST2013-STU.DSRT Blok III