PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh :
AHMAD ALI AZHAR
NIM : 110 500 116
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Bhumiku Jadi Abadi
Tenggarong Seberang, Provinsi Kalimantan Timur.
Nama : Ahmad Ali Azhar
Nim : 110 500 116
Program Studi : Manajemen Lingkungan
Jurusan : Manajemen Pertanian
Pembimbing, Penguji I Penguji II
Ir. Dadang Suprapto, MP Ir. Emi Malaysia. MP Fachruddin Azwari,S.T,.MSi NIP.19620101 198803 1 003 NIP.19650101 199203 2 002 NIP.19750521 200812 1 001
Menyetujui/ Mengesahkan
Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Dadang Suprapto, MP NIP.19620101 198803 1 003
laporan praktik kerja lapangan ini.
Laporan praktik lapangan ini berdasarkan praktik yang dilaksanakan di PT. Bhumiku Jadi Abadi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda2.
Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.3.
Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi ManajemenLingkungan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapang (PKL).
4.
Ibu Ir. Emi Malaysia, MP dan Bapak Fachruddin Azwari ST, M.Si selaku Penguji 1 dan Penguji II5.
PT. Bhumiku Jadi Abadi, Tenggarong Sebrang, Kalimantan Timur.6.
Kedua Orang Tua dan seluruh Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun materi.7.
Teman-teman satu kelompok dan seperjuangan Retno Ristiadi, Sudirman, Ahmad Nursyah, seluruh Anggota Mapa Politani, seluruh Staf Manajemen Lingkungan, Dan Mahasiswa Manajemen Lingkungan angkatan 2012/2013.Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam kegiatan PKL dan penyelesaian laporan ini, mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahu Wata’ala. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi. Namun penulis berharap informasi yang tersaji di dalamnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan pengetahuan di bidang Environment.
Ahmad Ali Azhar
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Maksud dan Tujuan ... 2
C. Hasil yang diharapkan ... 3
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4
B. Manajemen Perusahaan ... 5
C. Lokasi dan Waktu PKL ....... 6
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN A. Pemeliharaan Bibit Persemaian ... 7
B. Penyiapan Bedeng Sapih ... 9
C. Persiapan Media Semai ... 11
D. Pengadaan Bibit ... 13
E. Penyapihan ... 15
F. Audit Tanaman ... 18
G. Penyiangan ... ... 20
H. Pemupukan ... ... 22
I. Penaburan Cover Croup ... 24
J. Penanaman ... 25
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 30
1. Struktur Organisasi PT. Bhumiku Jadi Abadi ... ... 32
2. Kegiatan Pemeliharaan Bibit Persemaian... ... 33
3. Kegiatan Penyiapan Bedeng Sapih... ... 33
4. Kegiatan Penyiapan Media Semai... ... 34
5. Kegiatan Pengadaan Bibit ... ... 34
6. Kegiatan Penyapihan ... ... 35
7. Kegiatan Audit Tanaman... 35
8. Kegiatan Penyiangan Tanaman... ... 36
9. Kegiatan Pemupukan Tanaman... ... 36
10. Kegiatan Cover crop... ... 37
11. Kegiatan Penanaman... ... 37
12. Gambar Kantor PT. Bumiku Jadi Abadi... ... 38
13. Gambar Nursery PT. Bumiku Jadi Abadi... ... 38
14. Gambar Bedeng Tabur/semai... 39
15. Gambar Bedeng Sapih... 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPraktik kerja lapang adalah merupakan konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Oleh karena itu disamping teori dan praktikum, juga disediakan waktu satu semester untuk mendapatkan praktik kerja lapang. Tujuan praktik kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan lanjutan, sehingga mahasiswa tidak asing lagi bila kelak bekerja di tengah masyarakat.
Lulusan Program Studi Manajemen Lingkungan diharapkan dapat terlibat aktif dalam usaha pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan di perusahaan maupun di lingkungan secara umum. Dimasa depan Indonesia membutuhkan banyak sumber daya manusia yang dapat mengelola berbagai sumber daya alamnya dan mampu mengatasi permasalahan lingkungan yang timbul serta mampu menghasilkan suatu teknologi tepat guna yang dapat diimplementasikan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Kegiatan penambangan batubara yang kini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar baik yang berskala lokal maupun nasional memiliki dua sisi yang saling berlawanan, disatu sisi penambangan batubara memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi negara dan masyarakat di sekitar perusahaan namun di sisi lain dampak kegiatan penambangan batubara menimbulkan adanya penurunan kualitas lingkungan.
Kegiatan penambangan batubara secara terbuka (open pit mining) telah menimbulkan berbagai macam dampak baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung ke lingkungan serta masyarakat sekitar. Berbagai upaya telah dilakukan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
namun upaya tersebut belum dapat secara maksimal dalam memberikan kontribusinya terhadap pengembalian kualitas lingkungan.
Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan merupakan hal terpenting yang harus dilakukan dalam upaya menjaga ekosistem dan proses produksi pada setiap perusahaan sehingga bagian Quality, Safety and
Environment (QSE) memegang peranan penting dalam setiap perusahaan
tambang batubara. Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian harus segera ditanamkan dari sekarang terutama bagi para pelaku usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara.
PT. Bhumiku Jadi Abadi bergerak di bidang environmen dengan bidang usaha yang di kembangkan meliputi:
1. Pengusahaan environment
2. Reklamasi dan Revegetasi
3. Pengelolaan air limbah
4. Rehabilitasi/pemeliharaan lahan
5. Pembenihan,pembibitan dan penanaman
PT. Bhumiku Jadi Abadi bergerak sebagai kontraktor yang mengelola departemen environment disuatu perusahaan pertambangan batubara.
B. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di PT. Bhumiku Jadi Abadi ini adalah :
1. Mahasiswa mampu menerapkan dan melakukan komparasi dari teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan di lapangan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT. Bhumiku Jadi Abadi.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses pemantauan lingkungan yang dilakukan PT. Bhumiku Jadi Abadi.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari praktik kerja lapang ini adalah:
1. Mahasiswa mampu mengevaluasi kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di perusahaan dan membandingkan dengan teori yang diberikan di bangku kuliah.
2. Mahasiswa menjadi terampil dan berdedikasi tinggi dalam mengaplikasikan hasil PKL di dalam lingkungan kerja perusahaan
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum PerusahaanDengan akte pendirian perusahaan No. 134 tanggal 28 Agustus 2005 notaris Saharuddin, SH, pengganti dari notaris Andri Reza SH, yang disahkan oleh Departemen Kehakiman dengan surat No. C2-662.T.01.01.TH.05 tanggal 2 Februari 2006, telah terbentuk perusahaan PT. Bhumiku Jadi Abadi.
PT. Bhumiku Jadi Abadi berlokasi di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Secara geografis terletak pada posisi 0º03’ - 0º18’ LS dan 117º08’ - 117º15’BT.
Kegiatan PT. Bhumiku Jadi Abadi bergerak dibidang Kontraktor environment tambang batu bara sesuai dengan akte notaris Andri Reza, SH, bidang usaha yang dikembangkan meliputi:
1. Pengusahaan Environment 2. Reklamasi dan Revegetasi 3. Pengelolaan Air Limbah
4. Rehabilitasi/ pemeliharaan lahan
5. Perbenihan, pembibitan dan penanaman
B. Manajemen Perusahaan
Manajemen PT. Bhumiku Jadi Abadi memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris, periode Jabatan tahun 2005-2019
Komisaris : Suprati Ningsih A.Md
2. Direksi, periode jabatan tahun 2005-2019 Direktur utama : Suhuri A.Md
3. Manager Perusahaan PT. Bhumiku Jaya Abadi
Manager : Supriansyah, SH, Mi.
Sekretaris : Jumardin A.Md
Suvevisor Environment : Yakin
Mandor Revegetasi : Alfian Kaimuddin A.Md Struktur Organisasi dapat dilihat pada Gambar 1. (Lampiran)
Adapun visi dan m isi perusahaan PT. Bhumiku Jadi Abadi adalah sebagai berikut : 1. Visi
Mewujudkan Unit pengelolaan Pengelolaan Nursery, Revegetasi, Pengelolaan Limbah dan Reklamasi Profesional.
2. Misi
a. Menjamin kesinambungan yang terintegrasi dengan unit pengelolaan Nursery, Revegetasi, Limbah dan Reklamasi yang sesuai daya dukung areal hutannya.
b. Menyelenggarakan kegiatan environment seimbang dengan kegiatan pembinaan sumber daya alam hayati dan lingkungannya dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional. c. Meningkatkan manfaat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat sekitar PT. Bhumiku Jadi Abadi.
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan
Lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Bhumiku Jadi Abadi, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kegiatan PKL dilaksanakan dari tanggal 03 Maret sampai dengan 06 Mei 2015. Di mana prosedur kegiatan PKL dilakukan di satu Areal, yaitu: PT. Bhumiku Jadi Abadi selama 2 bulan. Dengan perincian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL.
No. Kegiatan Lokasi Waktu Ket.
1 Orientasi Kegiatan
Lapangan Kantor PT. BJA 3-5 maret 2015 Teori
2 Pemeliharaan Bibit
Persemaian Persemaian 6-13 Maret 2015 Praktek
3 Penyiapan Bedeng
Sapih Persemaian 13 - 17 Maret 2015 Praktek
4 Persiapan Media
Semai Persemaian 6 Maret – 8 April 2015 Praktek
5 Pengadaan Bibit Persemaian 17 – 26 Maret 2015 Praktek 6 Penyapihan Persemaian 26 Maret - 8 April 2015 Praktek
7 Audit Tanaman Areal Tambang 8 – 11 April 2015 Praktek 8 Penyiangan Areal Tanaman 13 – 20 April 2015 Praktek 9 Pemupukan Areal Tanaman 20 - 24 April 2015 Praktek 10 Penaburan Cover
Crop Areal Tanaman 25 - 27 April 2015 Praktek
BAB III
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
A.
Pemeliharaan Bibit Persemaian 1. TujuanTujuan pemeliharaan bibit di persemaian adalah agar bibit yang tersemai terawat dan tumbuh dengan baik.
2. Dasar Teori
Pemeliharaan bibit di persemaian merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan secara terus menerus agar bibit yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. Perawatan yang dilakukan antara lain dengan melakukan penyiraman dua kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari. Pemberantasan penyakit pada tanaman dan pembersihan penyemaian dari gulma atau tanaman lain yang dapat mengganggu pertumbuhan bibit (Supriono, 2012).
Bibit yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke lahan/media tanam dan memenuhi persyaratan di dalam pembudidayaan tanaman. Termasuk dalam kategori bibit yaitu hasil cangkokan, sambungan, okulasi, kultur jaringan dan bibit hasil perbanyakan vegetatif lainnya. Bibit adalah bahan pertanaman berupa vegetatif, terdiri dari
a. Tanaman muda asal biji, misalnya : Bibit cabutan,
b. Bahan tanaman asal pembiakan secara vegetatif, misalnya : cangkokan, stek. (Yanis, 2015).
3. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Selang air ukuran 1.4 inch untuk menyiram tanaman
2) Untuk membersihkan bibit didalam polybag hanya menggunakan tangan untuk pencabutan rumput-rumput di sekitar bibit.
b. Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Bibit sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) dengan tinggi 1 meter. 2) Bibit sengon laut(Paraserianthes falcataria L. Nielsen) dengan tinggi 1
meter.
3) Johar(Senna siamea)
4) Bibit trambesi (Samanea saman) dengan tinggi 1 meter. 5) Air untuk penyiraman bibit.
4. Prosedur Kerja
a. Setiap bibit yang ada di persemaian dibersihkan sekitar batangnya dengan cara mencabut rumput-rumput di sekitar batang bibit sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea), trambesi (Samanea saman) yang berada di dalam polybag.
b. Pembersihan rumput-rumput di sekitar tanaman dilakukan seoptimal mungkin agar anakan tidak terganggu pertumbuhannya.
c. Penyiraman bibit sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), engon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea), trambesi (Samanea saman) di persemaian dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari.
Dokumentasi kegiatan praktek pemeliharaan bibit persemaian dapat dilihat pada Gambar 2. (Lampiran)
5. Hasil yang Dicapai
Proses pemeliharaan bibit persemaian yang dilakukan oleh mahasiswa PKL sebanyak 4 orang, dalam 1 hari dapat memperoleh 6 bedeng sapih yang berjumlah 6.000 bibit.
6. Pembahasan
Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman di lahan pasca tambang karena kegiatan tersebut sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman. Dalam proses pemeliharaan bibit persemaian setiap Mahasiswa PKL dapat membersihkan bibit sebanyak 1.500 bibit.
Pencapaian yang di peroleh oleh Mahasiswa PKL dalam melakukan kegiatan pemeliharaan bibit persemaian belum mencapai target yang biasa dicapai oleh karyawan nursery, dikarenakan dalam proses pemeliharaan bibit membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaanya, dikarenakan bibit yang terdapat dalam polybag sangat mudah tercabut.
B.
Penyiapan Bedeng Sapih 1. TujuanUntuk menampung polybag yang berisi semai. yang berasal dari biji atau sistem cabutan yang sudah ditanam dalam polybag.
2. Dasar Teori
Bedeng sapih adalah bedengan tempat diletakannya polybag yang berisi bibit yang berasal dari bedeng tabur, guna mempersiapkan ukuran dan mutu bibit yang memadai untuk pengayaan, rehabilitasi ataupun peruntukan lainnya (Baihaki, 2011).
3. Alat dan Bahan
a. Jenis alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Cangkul export quality merek Ayam Jago dengan ukuran panjang 23 2) Gerobak dorong artco dengan kapasitas berat 400 kg, 1 unit
b. Bahan yang digunakan adalah bedeng sapih dengan panjang 7m dan lebar 1 meter sebanyak 3 bedeng sapih.
4. Prosedur Kerja
a. Persiapan peralatan
b. Membersihkan bedeng sapih dengan cara membersihkan rumput-rumputan dan tanaman pengganggu lainnya. c. Merapikan kembali bedeng sapih yang telah dibersihkan.
Dokumentasi kegiatan praktik penyiapan bedeng sapih dapat dilihat pada Gambar 3. (Lampiran)
5. Hasil yang Dicapai
Kegiatan penyiapan bedeng sapih dalam sehari bisa menyelesaikan 3 bedeng sapih.
6. Pembahasan
Bedeng sapih yang merupakan tempat peletakan polybag yang berisi bibit sangat perlu dilakukan perawatan sebelum dilakukannya proses pemindahan stok polybag baru. Proses penyiapan bedeng sapih ini dilakukan setelah bibit lama yang berada di bedeng sapih dipindahkan ke bedeng penyesuaian. Proses pembersihan ini dilakukan sekali dalam 3 bulan dan sangat penting untuk dilakukan secara rutin.
Mahasiswa PKL dapat menyelesaikan pembersihan 3 bedeng dalam 1 hari, dengan diarahkan oleh pembimbing lapangan dalam proses pembersihan ini kami tidak mendapatkan kendala maupun kesulitan, akan tetapi fisik dan tenaga ekstra diperlukan sekali dalam proses pembersihan bedeng sapih mengingat panjang bedeng sapih yang mencapai 7 meter dan
lebar 1 meter. Setelah bedeng sapih selesai dibersihkan bedeng tersebut siap digunakan untuk memindahkan polybag dan menanam bibit.
C.
Persiapan Media Semai 1. TujuanMedia semai disiapkan untuk menyemai benih yang berasal dari biji.
2. Dasar Teori
Media semai adalah media yang berupa tanah, gambut, sekam, pasir, batu kerikil, yang di persiapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk biji dapat tumbuh dengan baik (Baihaki, 2011).
3. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Gerobak sorong arco dengan kapasitas berat 400 kg, ukuran roda 13” 1 buah untuk mengangkut tanah.
2) Cangkul export quality merek Ayam Jago dengan ukuran panjang 23 cm x lebar 15 cm sebanyak 4 buah
b. Bahan yang digunakan adalah
1) Bedeng tabur dengan ukuran 5x1 m. 2) Batu kerikil sebanyak 2 grobak arco. 3) Pasir sebanyak 2 grobak arco.
4. Prosedur Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan.
b. Angkut bahan menggunakan grobak arco.
c. Susun batu kerikil menggunakan cangkul di atas bedeng tabur secara merata dengan tinggi 5 cm.
d. Susun pasir di atas susunan batu kerikil menggunakan cangkul dengan tinggi 5 cm.
Dokumentasi kegiatan praktik persiapan media semai dapat dilihat pada Gambar 4. (Lampiran)
5. Hasil Yang Dicapai
Dalam kegiatan persiapan media semai berupa bedeng tabur dapat memudahkan proses penyemaian biji di bedeng tabur yang telah siap menjadi media semai. Mahasiswa PKL dalam 1 hari dapat menyelesaikan persiapan bedeng sapih sebanyak 2 bedeng sapih.
6. Pembahasan
Proses persiapan media semai berupa bedeng sapih yang dilaksanakan oleh PT. Bumiku Jadi Abadi menggunakan bahan batu kerikil dan pasir. Penggunaan pasir dalam media semai yang dilaksanakan bertujuan untuk memudahkan proses pencabutan benih, sedangkan batu kerikil yang digunakan dalam media semai berfungsi untuk menahan pasir yang letaknya berada di atas batu kerikil.
D.
Pengadaan Bibit 1. TujuanTujuan dari pengadaan bibit adalah untuk memperoleh bibit/anakan yang siap untuk di tanam di bedeng sapih.
2. Dasar Teori
Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan sarana, prasarana, pengumpulan bibit berkualitas baik berupa biji maupun anakan alam (wilding) ataupun teknik lainnya yang diperuntukkan sebagai penyedia materi (bibit) khususnya dalam kegiatan penanaman, pengayaan
(enrichment planting), rehabilitasi hutan maupun peruntukan lainnya
(Baihaki, 2011).
a. Biji merupakan suatu bentuk inti hasil dari persarian dan bakal tanaman mini (embrio)yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang (dorman). Biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa campur tangan manusia misalnya terbawa angin, air, atau melalui perantaraan binatang.
b. Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis. Benih diartikan sebagai biji yang telah mengalami perlakukan khusus sehingga dapat di jadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
c. Bibit yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke lahan/media tanam dan memenuhi persyaratan di dalam pembudidayaan tanaman. Termasuk dalam kategori bibit yaitu hasil cangkokan, sambungan, okulasi, kultur jaringan dan bibit hasil perbanyakan vegetatif lainnya. Bibit adalah bahan pertanaman berupa vegetative, terdiri dari : 1) Tanaman muda asal biji, misalnya : Bibit cabutan, Bibit puteran, Bibit
setump.
2) Bahan tanaman asal pembiakan secara vegetative, misalnya : Cangkokan, atau stek.
3) Organ khusus dari tanaman, misalnya : setolon, umbi batang, bulbus dan suing, bulbil, dan anakan.
3. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan sebagai berikut :
b. Bahan yang digunakan sebagai berikut : 1) Air panas 500 ml untuk 1 jenis biji. 2) Air biasa 1000 ml untuk 1 jenis biji.
3) Biji sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) 5 kg.
4. Prosedur Kerja
a. Biji sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sebanyak 5 kg direndam di air panas selama 5 detik sambil diaduk.
b. Ditambah 1000 ml air.
c. Biarkan terendam dan diamkan selama 1 malam.
d. Di pagi hari, biji yang timbul dibuang sedangkan biji yang tenggelam siap ditaburkan di bedeng tabur.
e. Dalam waktu satu minggu anakan bibit tersebut siap dipindahkan ke bedeng sapih.
Dokumentasi kegiatan praktik pengadaan bibit dapat dilihat pada Gambar 5. (Lampiran).
5. Hasil yang Dicapai
Dalam kegiatan pengadaan bibit, dalam satu hari mahasiswa dapat menyemai masing-masing 5 kg biji dengan jenis yang berbeda sesuai jenis biji yang disiapkan sebagai bahan.
6. Pembahasan
Dalam proses pengadaan bibit ini yang perlu diperhatikan adalah perlakuan terhadap biji tanaman yang akan disemai. Dalam jarak waktu 1 minggu hanya menyemai 1 jenis bibit .
Perlakuan yang diberikan kepada biji yaitu perendaman menggunakan air panas selama 5 detik kemudian ditambahkan dengan air biasa dan
direndam selama 1 malam. Perlakuan ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan biji agar menghasilkan bibit yang baik untuk disemai.
E.
Penyapihan 1. TujuanTujuan dari penyapihan adalah untuk memindahkan tanaman yang sudah siap disapih ke dalam polybag agar tanaman tersebut bisa tumbuh dengan baik.
2. Dasar Teori
Penyapihan adalah menanaman bibit/anakan semai ke polybag di bedeng sapih (Wulansari, 2012).
3. Alat dan Bahan
a. Jenis alat yang digunakan sebagai berikut :
1) Tongkat kecil untuk melubangi bagian tengah polybag. 2) Wadah berupa ember untuk tempat benih.
3) Gunting.
b. Bahan yang digunakan sebagai berikut :
2) Semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum). 3) Polybag yang telah berisi tanah sebagai media tanam.
4. Prosedur Kerja
a. Persiapan peralatan dan perlengkapan.
b. Cabut semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) lalu letakan dalam wadah ember.
c. Melubangi polybag dengan tongkat kecil dengan ke dalaman 3 cm.
d. Sebelum memasukkan semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) ke dalam polybag, akar semai yang terlalu panjang sebagian dipotong.
e. Memasukan semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) ke dalam polybag yang telah dilubangi, kegiatan ini disebut menyapih.
f. Melakukan penyiraman dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Dokumentasi kegiatan praktik penyapihan dapat dilihat pada Gambar 6. (Lampiran).
5. Hasil yang Dicapai
Kegiatan penyapihan semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) dalam sehari mendapatkan 1000 semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum).
6. Pembahasan
Dalam kegiatan penyapihan ini perlu tehnik khusus dan tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru, pemberian lubang di atas tanah polybag dilakukan dengan hati-hati agar tanah yang berada dalam polybag tidak terhambur kedalaman lubang polybag disesuaikan dengan panjang akar benih tanaman.
Sebelum semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) ditanam ke polybag, perlu dilakukan penyiraman terlebih dahulu. semai yang akarnya terlalu panjang dipotong setengah agar tidak terlalu panjang jika dimasukan ke dalam polybag. Dalam 1 hari rata-rata didapatkan 1.000 semai sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) yang disapih.
Di PT. Bhumiku Jadi Abadi penyapihan ini dilakukan di pagi hari 1 kali dalam seminggu dengan jenis semai yang berbeda di setiap minggunya. Benih-benih tersebut yaitu:
a. Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum).
c. Johar (Senna siamea). Trambesi (Samanea saman).
F.
Audit Tanaman 1. TujuanUntuk mengetahui jumlah tanaman yang berhasil hidup dan tanaman yang tidak berhasil.
2. Dasar teori
Audit tanaman adalah salah cara untuk mengetahui tanaman yang berhasil hidup dan tanaman yang tidak berhasil (mati). (Anonim, 2009).
3. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan adalah 1) Alat Tulis.
2) Tali Pita. 3) Ajir.
b. Bahan yang digunakan adalah
1) Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum).
2) Sengon laut(Paraserianthes falcataria L. Nielsen). 3) Johar (Senna siamea).
4) Trambesi (Samanea saman) 4. Prosedur Kerja
a. Mengamati lahan tanaman.
b. Menghitung jumlah tanaman yang mati.
c. Berikan ajir dan tali pita di titik tanaman yang mati. d. Jenis tanaman yang mati dicatat di buku tulis.
Dokumentasi kegiatan praktik audit tanaman dapat dilihat pada Gambar 7. (Lampiran)
5. Hasil yang Dicapai
Dalam sehari mahasiswa PKL yang berjumlah 4 orang ditambah 2 orang kariyawan dapat mengaudit tanaman lahan sekitar 16 Ha dengan jumlah 450 tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea), trambesi (Samanea saman) mati dalam waktu 4 hari setelah ditanam.
6. Pembahasan
Dalam pelaksanaan audit tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman) dilakukan oleh 6 orang yang masing masing mengikuti jalur tanaman yang berjarak 4 m setiap jalur. Kegiatan audit ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi
(Samanea saman) yang ditanam. Dengan dilakukannya audit ini akan
diketahui jumlah tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi
(Samanea saman) yang hidup dan jumlah tanaman sengon buto
(Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman) yang mati.
Letak tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman) yang mati akan diberi tanda pita dan ajir untuk memper
mudah ditemukannya lokasi tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman) yang mati. Tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman) yang mati tersebut akan diganti dengan tanaman Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman) yang baru.
G.
Penyiangan 1. TujuanUntuk membersihkan pohon dari gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan dan membunuh tanaman.
2. Dasar teori
Penyiangan adalah kegiatan membersihkan tanaman pengganggu (rumput atau gulma lainnya) sehingga tanaman dapat tumbuh optimal
(Fahrurozi, 2014).
3. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan adalah 1) Parang tebas Mandau 1 buah 2) Kaus tangan Krisbow 1 buah b. Bahan yang digunakan adalah
1) Pohon sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman).
4. Prosedur Kerja
a. Persiapan peralatan dan perlengkapan.
b. Penyiangan dilakukan di sekitar pohon sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), johar (Senna siamea) trambesi (Samanea saman) dengan radius 1 meter dari pohon tersebut.
c. Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan parang tebas, hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan unsur hara dari pemupukan pada bibit.
Dokumentasi kegiatan praktik penyiangan dapat dilihat pada Gambar 8. (Lampiran)
5. Hasil yang Dicapai
Dalam sehari mahasiswa PKL yang berjumlah 4 orang dapat membersihkan lahan sekitar 2 Ha, dengan jumlah tanaman senggon (Paraserianthes falcataria) 312 pohon, sengon laut(Paraserianthes falcataria
L. Nielsen) 312 pohon, trambesi (Samanea saman) 312, johar (Senna
siamea)312 pohon. Sehingga setiap mahasiswa dapat membersihkan 1.250
pohon yang berbeda.
6. Pembahasan
Penyiangan pohon ini merupakan s alah satu perawatan tanaman yang dilakukan guna membersihkan tanaman dari gulma dan rumput yang merambat ke batang pohon dan dapat menghambat pertumbuhan bahkan membuat tanaman tersebut mati.
Dengan dilakukannya penyiangan tanaman dari gulma dan rumput ini jumlah tanaman yang mati dan pertumbuhannya tidak maksimal dapat
diminimalisir. Dalam pelaksanaanya, pekerja dituntut untuk selalu berhati-hati, dikarenakan lokasinya terdapat banyak serannga yang berbahaya dan dapat melukai diri pekerja. Diperlukan ke hati-hatian pula dalam menebas rumput yang melinggkar di batang pohon agar batang tanaman tersebut tidak ikut tertebas. Dalam sehari mahasiswa PKL dapat menyelesaikan penyiangan seluas 2 Ha dengan jarak tanaman 4x4 m dengan jumlah tanaman 1.250.
H.
Pemupukan 7. TujuanKegiatan pemupukan dilakukan untuk membantu menyuburkan tanah dan tanaman dan mendapatkan kualitas dan hasil yang baik.
8. Dasar Teori
Pemupukan adalah kegiatan menambahkan unsur hara atau bahan lainnya agar pertumbuhan tanaman bisa dipacu. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman. (Muiz, 2015).
9. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan adalah
1) Ember 1 buah untuk menyimpan pupuk .
2) I Unit traktor massey ferguson 5365 dari kelompok produkTraktor 100-119 hp dan mempunyai tenaga tarik 4 WD. Untuk mengangkut pupuk.
b. Bahan yang digunakan adalah 1) Pupuk urea sebanyak 4 karung
4. Prosedur Kerja
c. Persiapan perlengkapan alat dan bahan
d. Menentukan areal tanaman yang akan dilakukan pemupukkan
e. Pemupukan dilakukan pada setiap tanaman yang sudah dibersihkan dan didangir.
f. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk sebanyak dua genggam tangan perpohon secara keliling dengan radius dari tanaman 15 cm.
Dokumentasi kegiatan praktik pemupukan dapat dilihat pada Gambar 9. (Lampiran).
5. Hasil yang Dicapai
Dalam melakukan pemupukan tanaman, dalam 1 hari dapat memupuk sebanyak 3 ha dengan jarak tanam 4 x 4 meter, dengan jumlah tanaman yang di pupuk 1.875 tanaman.
6. Pembahasan
Pemupukan tanaman dilakukan guna menunjang laju pertumbuhan tanaman tersebut. Pupuk ditaburkan dalam radius 15 cm dari setiap tanaman yang sebelumnya telah dilakukan pendangiran.
Dengan dilakukannya pemupukan ini yang merupkan salah satu tahap perawatan pada tanaman akan memberi unsur hara lebih yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhannya. Pemupukan dilaksanakan setelah tanaman yang ditanam berusia 2-3 bulan dengan tinggi 2-3 m.
I.
Penaburan Cover Crop1. Tujuan
Cover crop pada lahan pasca tambang dilakukan untuk mengurangi erosi,
2. Dasar Teori
Penaburan cover crop merupakan salah satu langkah untuk mengurangi dampak apabila hujan sehingga memperlambat proses air mengalir dan erosi. (Anonim, 2012).
3. Alat dan Bahan
a. Jenis alat yang digunakan adalah :
Karung yang diisi oleh cover crop jenis turi (Sesbania grandiflora) dan padi ladang (Oryza sativa).
b. Jenis bahan yang digunakan adalah
Biji padi (Oryza sativa) dan biji turi (Sesbania grandiflora) dengan jumlah 4 karung dengan ukuran karung 25 kg untuk luas lahan 2 ha.
4. Prosedur Kerja
a. Mengangkat karung yang terisi Biji padi (Oryza sativa) dan biji turi (Sesbania grandiflora).
b. Taburkan dengan rata.
c. Kegiatan cover crop ini dilakukan dilahan pasca tambang batu bara. Dokumentasi kegiatan praktik cover crop dapat dilihat pada Gambar 10. (Lampiran).
5. Hasil yang Dicapai
Dalam kegiatan penaburan cover croup dalam satu hari
mendapatkan luas lahan yang di tabur sekitar 2 Ha yang di lakukan oleh 2 orang.
7. Pembahasan
Sebelum dilaksanakannya penanaman pada lahan pasca tambang, lahan yang telah ditimbun oleh topsoil ditaburi dengan tanaman cover crop. Dengan adanya cover crop di lahan pasca tambang tersebut akan meningkat keseburan tanah yang bersumber dari seresah tanaman tumbuhan cover crop itu sendiri dan sebagai media penahan laju erosi. setelah pelaksanaan cover crop berhasil dan meningkatkan kesuburan tanah serta meminimalisir laju erosi maka lahan pasca tambang tersebut telah siap untuk dilakukan penanaman. Dalam pelaksananya PT. Bhumiku Jadi Abadi munggunakan jenis tanaman padi (Oryza sativa) dan turi (Sesbania grandiflora) sebagai cover crop.
J.
Penanaman 1. TujuanTujuan dari penanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan.
2. Dasar teori
Penanaman merupakan kegiatan memasukan bibit ke tengah lubang tanam kemudian menimbunnya dengan tanah topsoil(Muiz, 2015).
3. Alat dan Bahan
a. Jenis alat yang digunakan adalah
1) Parang tebas Mandau 1 buah perorangan
2) Cangkul export quality Merk Ayam Jago dengan ukuran panjang 23 cm x lebar 15 cm sebanyak 4 buah.
2) 1 unit traktor massey ferguson 5365 dari kelompok produk Traktor 100-119 hp dan mempunyai tenaga tarik 4 WD untuk mengangkut bibit yang akan di tanam.
b. Jenis bahan yang digunakan adalah
1) Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), siap tanam berusia 2-3 bulan.
2) Sengon laut(Paraserianthes falcataria L. Nielsen).
3) Bibit trambesi (Samanea saman), siap tanam berusia 2-3 bulan 4) Bibit johar (Senna siamea), siap tanam berusia 2-3bulan 5) Pupuk kompos
4. Prosedur kerja
c. Persiapan peralatan dan bahan
d. Menentukan areal yang akan dilakukan penanaman
e. Membersihkan tanaman - tanaman liar yang ada di lahan penanaman f. Mencangkul tanah yang sudah dibersihkan dengan kedalaman 20 cm. g. Masukkan pupuk kompos sebanyak ¼ kg.
h. Dan masukkan tanah ¼ kg.
i. Bibit yang sudah disiapkan ditanam ke dalam tanah yang sudah digali dengan melepas plastik polybag terlebih dahulu.
Dokumentasi kegiatan praktik penanaman dapat dilihat pada Gambar 11. (Lampiran).
5. Hasil yang dicapai
Dalam kegiatan penanaman, dalam 1 hari mahasiswa PKL dapat menanam 448 bibit dengan 4 jenis bibit yang berbeda, jadi 1 jenis bibit dapat ditanam sebanyak 112 dalam sehari.
6. Pembahasan
Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk didapatkan hasil produk dari tanaman yang di budi dayakan. Proses pemindahan ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, perlu adanya metode agar tanaman dapat belangsung hidup di media dan lingkunganya yang baru. Pada umumnya kegagalan dalam proses penanaman adalah saat memindahkan bibit dari polybag ke media tanah di lahan. Maka dari itu perlu diketahui prosedur dalam pemindahan tanaman.
Penanaman dilaksanakan guna mengembalikan fungsi lahan sebagai salah satu tahapan Reklamasi. Penanaman dilakukan di lahan pasca tambang, kemudian ditutup oleh topsoil dan telah dilakukan cover crop. Jarak tanam yang di pergunakan yaitu 4x4 m dengan kedalaman lubang 20-30 cm, dalam satu hektar jumlah tanaman yang di tanam 625 bibit.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bhumiku Jadi Abadi ini adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT. Bhumiku Jadi Abadi telah terlaksana dengan baik.
2. Kegiatan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan reklamasi dilakukan guna mengembalikan fungsi lahan agar sesuai dengan peruntukannya, dan reklamasi yang dilaksanakan oleh PT. Bhumiku Jadi Abadi sudah cukup baik.
2. Kegiatan revegetasi yang dilakukan dengan menanam pohon dan serta deretan proses revegetasi tersebut dilaksanakan dengan baik dan teliti mengingat pentingnya mengembalikan bentuk lahan seperti rona awal. 3. Pada semua kegiatan yang dilakukan di PT. Bhumiku Jadi Abadi yang
bergerak di bidang pengelolaan lingkungan telah berhasil melaksanakan program reklamasi dan revegetasi, hal ini dapat dilihat dari areal tambang yang didominasi oleh lahan yang telah kembali hijau. Hal ini tidak lepas dari tanggung jawab perusahaan yang selalu konsisten dalam memperbaiki keadaan lingkungan.
4. Pencapaian keberhasilan dalam melaksanakan seluruh kegiatan pengelolaan lingkungan termasuk keberhasilan reklamasi dan revegetasi, semua diawali dengan pengelolaan nursery yang baik dan benar.
B. SARAN
Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa/i sehingga sebagaimana telah disebutkan di atas banyak pelajaran yang didapat maka perlu menambahkan saran demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi meraih kinerja yang profesional di masa mendatang seperti:
1. Mahasiswa harus lebih aktif dalam menimba informasi dan berdiskusi dengan pembimbing lapangan agar data yang didapat lebih lengkap dan lebih akurat. 2. Perlu mengadakan hubungan kerja sama antara pihak kampus dan
perusahaan yang bukan hanya hubungan praktik kerja namun juga hubungan kerja.
Adapun saran yang diberikan penulis kepada perusahaan tempat melaksanakan PKL di PT. Bhumiku Jadi Abadi adalah sebagai berikut :
1. Penambahan SDM pada bagian nursery, guna menunjang kegiatan baru dari revegetasi yakni Kultur Jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Pengertian Cover Crop
http://berrydhiya.blogspot.com/2012/10/tanaman-penutup-tanah-cover-crop.html. Diakses 23 Mei 2015.
Baihaki, 2011. Pengertian Bedeng Sapih.
http://sarjanasatu.blogspot.com/2011/06/persemaian-dan-pembibitan.html. Diakses 24 Mei 2015.
Baihaki, 2011. Pengertian Persiapan Media Semai.
http://alamtani.com/media-persemaian-hortikultura.html. Diakses 24 Mei 2015.
Baihaki, 2011. Pengertian Pengadaan Bibit.
http://sarjanasatu.blogspot.com/2011/06/persemaian-dan-pembibitan.html. Diakses 24 Mei 2015.
Fahrurozi, 2014. Pengertian Penyiangan Tanaman. http://blog-petani.blogspot.com/2014/03/pengertian penyiangan.html#.VWAv2dKqqko. Diakses 24 Mei 2015.
Muiz, 2015. Pengertian Pemupukan.
http://mazmuiz.blogspot.com/2015/01/pengertian-definisi-pemupukan.html. Diakses 24 Mei 2015.
Muiz, 2015. Pengertian Penanaman.
http://mazmuiz.blogspot.com/2015/01/pengertian-definisi-penanaman.html
Supriono, 2012. Pengertian Pemeliharaan Bibit.
https://supriyono99.wordpress.com/2012/06/08/memelihara-bibit-tanaman-perkebunan-9/. Diakses 24 Mei 2015.
Wulansari, 2012. Pengertian Penyapihan
http://indahsarigk.blogspot.com/2012/12/makalah-agroteknologi-pemilihan-bibit.html. Diakses 24 Mei 2015
Yanis, 2015. Perbedaan Biji, Benih, Bibit.
http://marimenghijau.blogspot.com/2014/08/perbedaan-biji-benih-dan-bibit.html. Diakses 24 Mei 2015
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Bumiku Jadi Abadi
COMMISSIONER
DIRECTOR
MANAGER
SECRETARY
SUPERVISIOR ENVIRONMENT SUPERVISIOR REVEGETATION CREW REVEGETATION CREW ENVIRONMENGambar 2. Kegiatan Pemeliharaan Bibit Persemaian
Gambar 4. Persiapan Media Semai
Gambar 6. Kegiatan Penyapihan
Gambar 8. Pelaksanaan Penyiangan Tanaman
Gambar 10. Cover Crop
Gambar 12. Kantor PT. Bhumiku Jadi Abadi
Gambar 14. Bedeng Tabur/semai