• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2020 – 2024

RENCANA STRATEGIS

BIRO HUKUM

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayah-Nya sehingga Rencana Strategis Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini dapat tersusun. Penyusunan rencana strategis ini dilakukan guna menjadi acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan yang lebih tepat sasaran dan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian

sasaran pembangunan nasional sebagaimana

diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, yang disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Biro Hukum tahun 2015 – 2019.

Rencana Strategis Biro Hukum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memuat kondisi umum , potensi dan permasalahan, tujuan, sasaran kegiatan, arah kebijakan dan strategi unit organisasi, arah kebijakan dan strategi unit kerja, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja dan pendanaan berkenaan dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh Biro Hukum sebagai unit penyelenggara fasilitasi pembentukan peraturan perundang – undangan, pelayanan advokasi hukum, pemberian opini hukum (LO) , Penyusunan Perjanjian Kerjasama, Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum, serta sebagai unit penyelenggara kepatuhan intern dan manajemen risiko di Sekretariat Jenderal.

Apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras melakukan segala daya dan upaya tersusunnya Rencana Strategis ini.

(3)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

ii

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Kondisi Umum ... 2

Potensi dan Permasalahan ... 7

Potensi... 7

Permasalahan ... 8

Tantangan ... 8

BAB II TUJUAN DAN SASARAN UNIT KERJA ... 10

Tujuan ... 11

Sasaran kegiatan ... 12

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ... 15

Arah Kebijakan dan Strategi Unit Organisasi ... 16

Arah Kebijakan Unit Organisasi ... 16

Strategi Unit Organisasi ... 20

Arah Kebijakan dan Strategi Unit Kerja ... 25

Arah Kebijakan Unit Kerja ... 25

Strategi Unit Kerja ... 27

Kerangka Regulasi ... 30

Kerangka Kelembagaan ... 30

BAB IV PROGRAM KEGIATAN DAN PENDANAAN ... 33

Target Kinerja ... 34 Kerangka Pendanaan ... 35 BAB V PENUTUP... 36 LAMPIRAN ... 38 LAMPIRAN I ... 39 LAMPIRAN II ... 40 LAMPIRAN III ... 41

(4)

Daftar Tabel

Tabel 1 Target Kinerja Program Dukungan Manajemen ... 34 Tabel 2 Matriks Rincian Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Kegiatan di Biro Hukum Sekretariat Jenderal Tahun 2020 - 2024 ... 39 Tabel 3 Kerangka Regulasi Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 -2024... 40 Tabel 4 Metode Ukur IKK Pembentukan dan Evaluasi Peraturan Perundang - undangan serta Advokasi Hukum ... 41 Tabel 5 Metode Ukur IKK Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal ... 42

(5)

iv

Daftar Gambar

Gambar 1. Data Capaian Realisasi Anggaran dan Capaian Fisik Termonitor Tahun 2015-2019 ... 6 Gambar 2 Grafik Penjabaran Program dan Sasaran Program di Sekretariat Jenderal ... 13 Gambar 3 Breakdown SK, K, dan IKK di Biro Hukum ... 13 Gambar 4 Breakdown Levelling SS, SP dan SK ... 14 Gambar 5 Pejabat Tinggi Madya dan Para Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan Sekretariat Jenderal ... 16 Gambar 6 Struktur Organisasi Unit Kerja Biro Hukum ... 32

(6)

BAB I

(7)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

2

Kondisi Umum

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap kementerian/lembaga diwajibkan menyusun rencana strategis kementerian/lembaga untuk periode 5 tahun yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sejalan dengan hal tersebut, suatu rencana strategis perlu disusun oleh tiap entitas organisasi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 9 Tahun 2018 Pasal 6, sehingga sebagai suatu entitas organisasi, unit kerja biro hukum wajib menyusun suatu dokumen perencanaan strategis lima tahunan sebagai petunjuk perencanaan kegiatan selama periode 2020 – 2024 yang mengacu pada Rencana Strategis Unit Eselon I Sekretariat Jenderal juga sebahai acuan pemrograman, penganggaran tahunan dan evaluasi pelaksanaan / pencapaian sasaran program sampai dengan akhir periode di tahun 2024.

Pada Dasarnya Biro Hukum merupakan suatu unit kerja yang memiliki tugas utama pembentukan peraturan perundang-undangan dan pelayanan advokasi hukum di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, suatu tugas yang strategis dalam pemenuhan kebutuhan atas pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Berdasarkan Data Dalam Laporan Kinerja Biro Hukum Tahun 2019 pada Tabel Perbandingan Kinerja Terhadap Renstra, dapat diketahui bahwa kinerja menunjukkan pencapaian yang baik dengan persentase ketersediaan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menunjukkan angka pencapaian output program sebesar 96.77% yang dapat dirinci dalam Kegiatan Pembinaan, Perencanaan, Harmonisasi dan Publikasi Peraturan – Perundang Undangan serta Bantuan Hukum sebagaimana berikut ini :

a. Penyusunan Produk Hukum dan Pembinaan Hukum yang memuat Target sebagai berikut:

(8)

1. Jumlah Produk Hukum yang diproses sebanyak 150 Dokumen dengan tingkat penyelesaian 150 dokumen (100%)

2. Jumlah SDM yang dibina dengan target 1.580 orang dengan capaian realisasi sebanyak 1.690 orang (106,96%)

Bahwa jumlah produk hukum yang diproses sesuai dengan target hal ini berdasarkan perencanaan penyusunan produk hukum telah sesuai prolegnas dan PROLEGPU serta selaras dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 dan peraturan pelaksananya.

Sedangkan untuk jumlah SDM yang dibina melebihi target karena pada

disesuaikan kembali dengan kebutuhan, ternyata dalam

perkembangannya pembinaan penyusunan produk hukum sangat diperlukan.

b. Bantuan Hukum, Opini Hukum, Pendampingan dan Pembinaan Hukum dengan target sebagaimana berikut :

1. Jumlah Perkara di Kementerian PUPR yang ditangani sebanyak 200 Dokumen dengan Realisasi sebanyak 228 Dokumen (114%)

2. Jumlah Opini Hukum/MoU/Perjanjian Kerjasama yang disusun dengan target sebanyak 125 dokumen dan telah tercapai sebanyak 107 dokumen (85,6%)

3. Jumlah SDM yang dibina dengan target sebanyak 1475 orang, realisasi sebanyak 1508 orang (102,2%)

pembangunan infrastruktur terus berkembang dan dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan aspek hukum. Semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur maka permasalahan hukum yang timbul pun semakin banyak, dengan banyaknya permasalahan hukum maka jumlah perkara menjadi melebihi target karena banyaknya permasalahan yang timbul di pengadilan. Sedangkan untuk opini hukum /

MoU / perjanjian kerjasama tidak memenuhi target, hal ini sesuai dengan

permintaan dari unor/unker/satker yang mengajukan ke Biro Hukum. Untuk pembinaan hukum yang dilakukan dengan semakin

(9)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

4 pembinaan terkait penyelesaian permasalahan hukum, sehingga target melebihi dari yang ditetapkan.

c. Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum, yang terdiri atas target:

1. Jumlah Dokumen hukum yang ditayangkan dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum dengan target sebanyak 315 dokumen telah tercapai sebanyak 334 dokumen (106%)

2. Jumlah SDM yang Dibina dengan target sebanyak 200 Orang telah terealisasi sebanyak 200 orang (100%)

Dokumen hukum yang ditayangkan sesuai dengan jumlah produk hukum yang telah di selesai diundangkan atau ditetapkan, selain produk hukum Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum juga menayangkan

family tree, beberapa mou yang tidak dikecualikan dan beberapa

berita-berita terkait kegiata Biro Hukum. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum juga terintegrasi dengan Badan Pembinaan Hukum Nasional serta melaksanakan layanan penyediaan Peraturan Perundang-Undangan dalam format digital yang dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat maupun Pegawai di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.

Pembinaan SDM untuk Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum dilakukan beberapa kali di beberapa daerah sesuai dengan perencanaan.

d. Pengelolaan Administrasi Perkantoran dengan target tiap tahun selama 12 bulan telah tercapai sepenuhnya (100%)

Sebelum Tahun Anggaran 2019, terdapat 1 tugas yang merupakan fokus Biro Hukum sebelum tugas tersebut dilimpahkan ke Biro Pengelolaan Barang Milik Negara (PBMN) yakni berkaitan dengan penetapan status dan usulan pengalihan atas Rumah Negara sebagaimana telah dilaporkan dalam Laporan Kinerja Tahun 2018 bahwa capaian target adalah sebanyak 169 dokumen dari target 400 dokumen atau jika dalam perhitungan persentase adalah sebesar 42,25%, Tingkat Ketercapaian yang menunjukkan pada tingkat yang belum memuaskan hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya adalah adanya peraturan baru yang menambah persyaratan dalam pengalihan hak rumah negara, dan ahli waris histori tidak mengetahui proses hukum.

(10)

Seluruh Kegiatan yang dilakukan oleh Biro Hukum Sekretariat Jenderal sebagaimana tercantum dalam matriks Pendanaan dalam Renstra 2015 – 2019, dibiayai dari Rupiah Murni (APBN) tanpa adanya sumber dana yang lain. Sebagaimana dapat kami rinci berdasarkan data dari website

emonitoring.pu.go.id yang telah kami olah sebagaimana berikut:

a. Pada Tahun 2015 Alokasi Dana sebesar Rp. 29.000.000.000,00 (Dua Puluh Sembilan Miliar Rupiah) telah terealisasi sebesar Rp.27.228.335 ( Dua Puluh Tujuh Miliar Dua Ratus Dua Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) atau jika dipersentasikan kinerja anggaran Tahun 2015 berada pada capaian progress sebesar 93,89% dengan Capaian Fisik Termonitor sebesar 79,60%;

b. Pada Tahun 2016, Alokasi Anggran yang diterima sebesar Rp.29.000.000.000 (Dua Puluh Sembilan Miliar Rupiah) dengan capaian realisasi anggaran sebesar Rp.27.822.618.000 ( Dua Puluh Tujuh Miliar Delapan Ratus Dua Puluh Dua Juta Enam Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah) atau sebesar 95,94% dengan capaian fisik termonitor mencapai 100%;

c. Pada Tahun 2017, Alokasi Dana yang diterima oleh Biro Hukum sebesar Rp.29.345.000.000 ( Dua Puluh Sembilan Miliar Tiga Ratus Empat Puluh Lima Juta Rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp.27.815.418.000 (Dua Puluh Tujuh Miliar Delapan Ratus Lima Belas Juta Empat Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah) jika dipersentasikan kinerja anggaran pada Tahun Anggara 2017 berada pada capaian progress sebesar 94,79%, dengan Capaian Fisik Termonitor Sebesar 100%;

d. Pada Tahun 2018, dana yang dialokasikan ke Biro Hukum sebesar Rp.32.500.000, dengan realisasi sebesar Rp.30.570.536.000 ( Tiga Puluh Miliar Lima Ratus Tujuh Puluh Juta Lima Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Rupiah) atau sebesar 94,06% dnegan capaian progress fisik termonitor sebesar 100%;

(11)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

6 (Dua Puluh Delapan Miliar Tiga Belas Juta Tujuh Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah) atau sebesar 96,77% dengan capaian fisik termonitoring sebesar 99.31%.

Dari Uraian Tersebut dapat kami simpulkan bahwa realisasi anggaran pada tahun 2015-2019 berada pada tingkat persentase penyerapan diatas 90% dengan capaian fisik termonitoring yang relatif baik dengan capaian di kisaran 79 % - 100%.

Data Realisasi Tersebut dapat kami tampilkan sebagaimana grafik berikut :

Gambar 1. Data Capaian Realisasi Anggaran dan Capaian Fisik Termonitor Tahun 2015-2019 0 20 40 60 80 100 120 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Capaian Realisasi Anggaran dan

Capaian Fisik 2015 - 2019 (%)

(12)

Potensi dan Permasalahan

Potensi

Bahwa dengan seiring perkembangan dunia pada era globalisasi, sedikit banyak telah memberikan efek kepada makin beragamnya peraturan peraturan – perundang – undangan yang harus disesuaikan dan jenis perkara hukum yang dihadapi. Berkaitan dengan hal tersebut menjadikan sebagian besar sumber daya manusia di bidang hukum memiliki lebih banyak pengalaman dalam menyusun peraturan perundang – undangan dan menyelesaikan permasalahan hukum yang timbul.

Berangkat dari hal tersebut, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam menciptakan kondisi organisasi yang responsif dan berkinerja tinggi yang Mendukung dalam Peningkatan Tata Kelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

Selain itu, dengan banyaknya peraturan – peraturan yang telah dihasilkan oleh Biro Hukum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat menjadi sumber data sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan evaluasi peraturan yang baru

Data perkara, bahan hasil pertimbangan hukum, dan perjanjian kerjasama juga tak luput sebagai modal strategis untuk pengembangan sistem manajemen terintegrasi yang menyajikan data mutakhir proses penyelesaian perkara, pertimbangan hukum, dan perjanjian kerjasama yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Penerapan teknologi informasi yang dilaksanakan secara utuh dan terintegrasi dengan aplikasi KRISNA, RKAKL, eKinerja, eHRM mulai dari penganggaran (eBudgeting), pemantauan (eMonitoring), dan evaluasi kinerja (eSAKIP) ,sistem internal (e-Budgeting) dan eksternal (SPAN- Kementerian Keuangan; SIRUP-LKPP; SPSE-LKPP). Ketersediaan Dana dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), serta Peralatan pendukung kinerja baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

(13)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

8 Permasalahan

Dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Biro Hukum selayaknya suatu organisasi yang lain, pasti tak luput atas permasalahan yang timbul, beberapa permasalahan yang harus dihadapi antara lain:

1) Pembentukan Peraturan perundang-undangan yang berasal dari unit kerja pemrakarsa belum sepenuhnya mengikuti prosedur penyusunan produk hukum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 40 Tahun 2017;

2) Pembinaan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum, pemberian advokasi hukum belum seluruhnya dapat terinformasikan kepada stakeholder; 3) Multitafsir dalam penyusunan Perjanjian;

4) Keterlambatan laporan unit organisasi yang mendapatkan permasalahan hukum sehingga penanganan perkara hukum tidak tertangani secara cepat dan tepat sejak awal permasalahan hukum timbul;

5) Kurang terkoordinasinya pengelolaan dokumentasi informasi hukum di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sehingga data- data belum seluruhnya tersedia secara lengkap dan terakses secara nasional;

6) Belum terkelolanya data penanganan perkara yang ada di kementerian pupr secara optimal;

7) Tidak terelakkannya perbedaan tafsir atas peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan timbulnya permasalahan hukum;

Tantangan

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Biro Hukum juga menghadapi berbagai tantangan yang diantaranya adalah :

1) Masih terdapat beberapa penyusunan peraturan perundang-undangan yang penyelesaiannya tidak sesuai dengan target waktu yang direncanakan.

2) Koordinasi dalam penyusunan Kesepakatan Bersama (MoU)) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian/Lembaga lain yang

(14)

membutuhkan waktu yang lama.

3) Sesuai dengan perkembangan ilmu hukum dan tantangan yang dihadapi, perlu meningkatkan kompetensi dan kuantitas SDM bidang hukum.

4) Dalam penyelesaian perkara/masalah di bidang Perdata, data dukung /dokumen asli yang berkaitan dengan objek sengketa tidak lengkap, karena pengarsipan data/dokumen aset barang milik negara tidak tertib. 5) Kurangnya sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang ada baik

dengan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh kementerian/lembaga terkait maupun dengan peraturan daerah akibat dari adanya ego sektoral, sehingga dalam penyusunan peraturan perundang- undangan diperlukan harmonisasi dan konsultasi publik yang melibatkan kementerian / lembaga, pemerintah daerah dan unsur- unsur terkait.

6) Banyaknya Permasalahan hukum yang kekurangan data dukung sebagai bukti di pengadilan, khususnya permasalahan hukum terkait aset sebelum terbentuknya unit kerja khusus pengelolaan Barang Milik Negara.

7) Meningkatnya Potensi Permasalahan kasus hukum yang melibatkan pegawai di lingkungan Kementerian PUPR karena banyaknya paket pekerjaan konstruksi, sehingga penguatan dalam bidang hukum mutlak diperlukan.

(15)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 …… 10

BAB II

TUJUAN DAN

SASARAN UNIT

KERJA

10

(16)

Tujuan

Sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana Strategis Unit Organisasi Sekretariat Jenderal, Bahwasanya pada dasarnya Biro Hukum Mengikuti Tujuan Unit Organisasi Sekretariat Jenderal yang juga merupakan bagian dari tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2020-2024 poin ke-5 (lima) yaitu:

PENINGKATAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG EFEKTIF, BERSIH DAN TERPERCAYA YANG

DIDUKUNG OLEH SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR YANG BERKINERJA TINGGI’’

Terkait dengan tujuan tersebut Sekretariat Jenderal mendukung dalam aspek peningkatan kualitas tata kelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk meningkatkan kinerja pelayanan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tujuan Sekretariat Jenderal tersebut dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu:

1. Meningkatkan manajemen tata kelola administrasi yang efektif dan efisien. 2. Meningkatkan manajemen sumber daya yang dapat mendorong

peningkatan produktivitas kinerja, profesionalitas sumber daya manusia, serta kelembagaan yang tepat fungsi dan ukuran.

3. Meningkatkan pelayanan administrasi pimpinan yang prima dan menyediakan informasi publik yang akurat dan andal.

Sedangkan Tujuan dari Unit Kerja Biro Hukum adalah

“Terwujudnya Layanan Fasilitasi Produk Hukum yang Responsif, Advokasi Hukum yang Progresif, serta Tertibnya Pelaksanaan Kebijakan Kepatuhan Intern dan Manajemen Risiko di Sekretariat

(17)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

12

Sasaran kegiatan

Sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang telah dilegalkan sebagai

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 23 Tahun 2020 Tanggal 25 September 2020 serta Rencana Strategis Unit

Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Bahwa dalam rangka Peningkatan dukungan manajemen dalam mewujudkan Tata Kelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berkualitas, maka dilaksanakanlah 1 (satu) sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat oleh Sekretariat Jenderal yang dilaksanakan bersama-sama dengan Inspektorat Jenderal, Ditjen Bina Konstruksi, Ditjen Pembiayaan Infrastruktur, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, serta Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, yaitu menyelenggarakan Program Dukungan Manajemen dengan Sasaran Program “Meningkatnya Dukungan Manajemen Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat dan Tugas Teknis Lainnya” yang dijabarkan

oleh Unit Eselon II Biro Hukum dengan Kegiatan 1. Pembentukan dan Evaluasi Peraturan Perundang-undangan serta Advokasi Hukum dan 2. Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal yang memiliki Sasaran Kegiatan “Meningkatnya Fasilitasi Produk Hukum dan Advokasi Hukum yang

(18)

Gambar 2 Grafik Penjabaran Program dan Sasaran Program di Sekretariat Jenderal Customers

Oriented

•(SK.4) - Meningkatnya kualitas fasilitasi dalam perencanaan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan penyelenggaraanninfrastruktur daerah

•(SK.5) - Meningkatnya

Penyelenggaraan Komunikasi Publik yang Modern, terpadu dan berorientasi publik

Internal Process

•(SK.1) - Meningkatnya Layanan Pengelolaan Perencanaan, Keuangan, BMN dan Umum

•SK.2 - Meningkatnya Pengelolaan dan Pengadministrasian Pegawai Kementerian PUPR

•SK.3 - Meningkatnya Fasilitasi Produk Hukum dan Advokasi Hukum yang Progresif

•SK.6 - Digital Melayani

•SK.7 - Meningkatnya Layanan Kajian dan Pemantauan Kebijakan

Development •Meningkatnya Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal

Biro

Hukum

Sasaran Kegiatan 3 "Meningkatnya Fasilitasi Produk Hukum dan Advokasi Hukum yang

Progresif"

Kegiatan 1 .

Pembentukan dan Evaluasi Peraturan Perundang-undangan serta Advokasi

Hukum

Indikator : Tingkat Layanan Pembentukan Produk Hukum dan

Advokasi Hukum Sasaran Kegiatan 5 "Meningkatnya Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal" Kegiatan 2.

Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal

Indikator : Tingkat Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal

P1. Program Dukungan Manajemen SP.1 Meningkatnya Dukungan Manajemen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Tugas

(19)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

14

Level

Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat

Level

Sekretariat Jenderal

SS 5.

Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan tugas teknis

lainnya

SP 1.

Meningkatnya Dukungan Manajemen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Tugas Teknis Lainnya

Gambar 4 Breakdown Levelling SS, SP dan SK

indikator :

"Tingkat Kualitas Tata Kelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Tugas Teknis

Lainnya"

SK.01

Meningkatnya Layanan Pengelolaan, Perencanaan, Keuangan, BMN dan Umum

SK.02

Meningkatnya Pengelolaan dan Pengadministrasian pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SK.03

Meningkatnya Fasilitasi Produk Hukum dan Advokasi Hukum yang Progresif

Meningkatnya Kualitas Fasilitasi dalam Perencanaan, Pembinaan, Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan Penyelenggaraan

Infrastruktur Daerah

Meningkatnya Penyelenggaraan Komunikasi Publik yang Modern, Terpadu dan Berorientasi Publik

Digital Melayani

Meningkatnya Layanan Kajian dan Pemantauan Kebijakan

(20)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 …… 15

BAB III

ARAH KEBIJAKAN,

STRATEGI,

REGULASI DAN

KERANGKA

KELEMBAGAAN

15

(21)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

16

Arah Kebijakan dan Strategi Unit Organisasi

Arah Kebijakan Unit Organisasi

Sesuai dengan arahan dalam RPJMN 2020-2024, pembangunan infrastruktur diprioritaskan pada infrastruktur untuk mendukung pelayanan dasar, pembangunan ekonomi, dan perkotaan. Sasaran yang akan dicapai dalam 5 tahun mendatang oleh Kementerian PUPR dalam mendukung pencapaian pembangunan infrastuktur nasional yaitu :

Prioritas Nasional 1 (Peningkatan kuantitas/ketahanan air untuk mendukung pertumbuhan ekonomi)

Prioritas Nasional 5 (Meningkatnya penyediaan infrastruktur layanan dasar serta Meningkatnya konektivitas wilayah)

Mengingat tugas Kementerian PUPR ke depan lebih menantang dengan

harapan masyarakat yang tinggi, Peran Sekretariat Jenderal dalam

peningkatan kualitas dukungan manajemen perlu dioptimalkan sesuai dengan tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan Gambar 5 Pejabat Tinggi Madya dan Para Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan Sekretariat Jenderal

(22)

pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Peningkatan dukungan manajemen di berbagai aspek yaitu pengelolaan aset barang milik negara, keuangan, prasarana dan sarana aparatur negara, tata kelola dalam hal perencanaan, penganggaran, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan, kelembagaan yang efisien dan efektif, transformasi digital, fasilitasi infrastruktur kewenangan daerah, analisis implementasi dari kebijakan Menteri PUPR, fasilitasi produk hukum dan advokasi hukum, serta inovasi pelayanan publik dengan melakukan terobosan dan bukan lagi

business as usual.

Selain itu, Aparatur Sipil Negara terutama di lingkungan Sekretariat Jenderal harus memberikan pelayanan prima dan mewujudkan birokrasi yang profesional, berintegritas tinggi serta mampu bekerja sama dalam tim.

Berkaitan dengan Isu strategis dan tantangan dalam tata kelola penyelenggaraan pembangunan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat utamanya terkait dengan pemenuhan nilai-nilai dalam penyelenggaraan pembangunan yang harus dipenuhi sesuai dengan amanat Reformasi Birokrasi yang antara lain meliputi:

a) Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2019 masih BB (72,90). Pada periode 2015 – 2019, nilai SAKIP terus meningkat tiap tahun, namun belum bisa mencapai target Renstra 2019 dengan nilai 78. Perlu upaya konkret untuk meningkatkan nilai SAKIP terutama penerapan SAKIP sampai entitas Unit Kerja, Balai, Satker sampai dengan individu pegawai.

b) Nilai Reformasi Birokrasi (RB) tahun 2019 sebesar 74,06 (BB), mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 73,42, namun masih jauh dari target nilai A (>80). Perlu upaya peningkatan penerapan Reformasi Birokrasi (RB) pada 8 area perubahan birokrasi.

(23)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

18

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memperoleh predikat Opini WTP. Namun tren ini mengalami perubahan, turun menjadi WDP di tahun 2015 dan tahun 2018, meskipun Opini WTP berhasil diraih kembali pada tahun 2019. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta peningkatan kualitas penatausahaan asset, agar terwujud Laporan Keuangan yang andal, berkualitas, dan akuntabel, sehingga Opini WTP dapat tetap dipertahankan.

Nilai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) rata-rata Kementerian Tahun 2018 baru mencapai 3,05 atau pada level “Terdefinisi”. Nilai SPIP merupakan tingkat kematangan (maturitas) implementasi SPIP pada skala 1 – 5 berdasarkan penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Level “terdefinisi” dapat diartikan bahwa unit telah melaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.

Beberapa kelemahan pengendalian terjadi dengan dampak yang cukup berarti bagi pencapaian tujuan organisasi. Diperlukan upaya-upaya agar level SPIP pada tingkat 5 atau “Optimum” yaitu telah menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer. Akuntabilitas penuh berdasarkan analisis gap dan penyebabnya. Para pegawai terlibat secara aktif dalam penyempurnaan sistem pengendalian intern. diterapkan dalam pemantauan pengendalian, manajemen risiko,dan penegakan aturan. Self assessment atas pengendalian intern dilakukan secara terus - menerus.

Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan peningkatan dukungan manajemen adalah membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Untuk mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan aparatur dan peran dukungan sarana dan prasarana bagi terwujudnya sistem perencanaan yang

(24)

berkualitas, pelaksanaan kegiatan yang optimal, dan responsibilitas evaluasi pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, akan dicapai melalui sasaran program Meningkatnya Dukungan Manajemen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Arah kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas tata kelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah:

1. Peningkatan kualitas administrasi (modernisasi kesekretariatan)

Peningkatan kualitas administrasi yang saat ini tengah digalakkan di lingkungan Sekretariat Jenderal ini diharapkan mampu mendukung kinerja penyelenggaraan infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Fokus utama pada transformasi digital, transformasi sumber daya manusia, penyederhanaan birokrasi dan regulasi, integrasi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pemantauan dan evaluasi kegiatan, peningkatan kualitas lingkungan pengendalian untuk efektifitas kerja, keterbukaan informasi, serta inovasi pelayanan publik dalam meningkatkan citra positif Kementerian.

2. Penataan Sumber Daya Manusia

Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, diperlukan pembinaan bagi aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat guna menciptakan aparat yang profesional, memiliki integritas tinggi, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, bebas dari tindak korupsi, dan bebas dari penyalahgunaan narkoba serta penerapan protokol Kesehatan di era new normal dalam pelaksanaan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien. Pembinaan karakter harus dilakukan secara terus menerus pada seluruh jajaran, khususnya pada aparatur generasi muda Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang akan menjadi ujung tombak keberhasilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di masa yang akan datang.

(25)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

20 Strategi Unit Organisasi

Strategi dari arah kebijakan yang telah di sebutkan di atas meliputi:

1. Peningkatan kualitas dukungan kesekretariatan dalam mendukung implementasi program pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui penerapan prinsip-prinsip good governance dicapai melalui strategi:

a) Peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi dan pemberdayaan aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

b) Peningkatan kualitas pembinaan pengelolaan dan pengolahan kearsipan, pengembangan Sistim Aplikasi Tata Naskah Elektronis Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat, dan Sistim Kearsipan Elektronik.

c) Peningkatan dukungan ketersediaan ruangan kerja/gedung, pemutakhiran hardware dan software guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai.

d) Revitalisasi pelayanan administrasi publik melalui tata laksana administrasi yang baik.

e) Optimalisasi peran Sekretariat Jenderal sebagai unit organisasi terdepan dalam mendukung implementasi program pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

2. Peningkatan kinerja pengelolaan bidang keuangan kementerian dicapai melalui strategi:

a. Penyusunan Pedoman Administrasi Keuangan dan Pelaporan Keuangan

b. Penggunaan Sistem Informasi

c. Pembinaan SDM Pengelola Keuangan dan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

(26)

e. Evaluasi Data yang meliputi data PNBP, dan data hasil rekonsiliasi

f. Rekonsiliasi neraca antara Biro Keuangan dengan Biro PBMN

g. Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan

h. Komitmen pimpinan beserta jajarannya untuk meningkatkan keualitas penatausahaan keuangan.

3. Peningkatan citra positif kementerian, dicapai melalui strategi:

a) Peningkatan penyebarluasan informasi penyelenggaraan infrastruktur melalui berbagai media.

b) Peningkatan kualitas keterbukaan informasi publik dan pelayanan publik.

c) Peningkatan pengelolaan perpustakaan kementerian. d) Peningkatan integrasi data/informasi.

4. Peningkatan kualitas pengelolaan BMN, dicapai melalui strategi:

a) Memperkuat kualitas SDM Pengelola BMN melalui pembinaan yang intensif dan berkelanjutan;

b) Penyempurnaan dan penguatan regulasi (NSPK), Pembenahan tata kelola, serta Peningkatkan aktivitas pengawasan dan pengendalian dibidang Pengelolaan BMN yang aktif di lingkungan Kementerian PUPR.

c) Meningkatkan kualitas Laporan BMN melalui Konsolidasi dan Pengendalian Intern Atas Pelaporan Aset Negara;

d) Memperkuat Pengamanan (baik secara administrasi, hukum, dan fisik) dan melakukan Penertiban BMN serta mendorong peningkatan Optimalisasi dan Pemanfaatan BMN Kementerian PUPR;

e) Menyediakan Informasi dan Dokumentasi terkait Pengelolaan BMN melalui pengembangan sistem E-BMN

5. Peningkatan pelayanan administrasi dan pembentukan peraturan

(27)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

22

b) Peningkatan Fasilitasi Pembentukan Produk Hukum yang Responsif; c) Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan Bidang Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat, serta Peraturan Lain;

d) Peningkatan Koordinasi dan Manajemen dalam Pelayanan Advokasi Hukum yang Responsif dan Solutif;

e) Peningkatan Koordinasi Kepatuhan Intern dan Manajemen Risiko di Lingkungan Sekretariat Jenderal;

f) Peningkatan Koordinasi dalam Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH);

g) Pembuatan Aplikasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH-Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) sebagai wadah pendayagunaan atas dokumen hukum bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat secara tertib, terpadu, dan berkesinambungan, serta merupakan sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara lengkap, akurat, mudah, dan cepat di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

6. Pengelolaan data spasial dan statistik bidang Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat serta penyelenggaraan sistem informasi mendukung manajemen Kementerian, dicapai melalui strategi:

a) Smart Office.

b) Layanan Handal/Prima (kemudahan dalam pengajuan permohonan layanan, proses cepat, dan layanan yang diberikan sesuai permohonan).

c) Manajemen Tata Kelola (Integrasi data dan layanan) dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

7. Penciptaan kelembagaan Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat yang efektif, efisien, dan sinergis ,dicapai melalui

strategi:

a) Penyempurnaan struktur organisasi sebagai upaya perampingan struktur untuk mencapai organisasi yang efektif dan efisien.

(28)

b) Penajaman tugas dan fungsi organisasi dengan tujuan untuk memperkuat landasan bisnis proses sampai dengan level unit pelaksana.

c) Pembenahan regulasi dan kebijakan melalui sinkronisasi peraturan di bidang manajemen kepegawaian.

8. Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan,

kompetitif, dan berbasis merit , dicapai melalui strategi:

a) Perencanaan komposisi dan kebutuhan pegawai secara akurat.

b) Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang obyektif, transparan, kompetitif dan berbasis teknologi informasi.

c) Penempatan pegawai dengan penempatan kesesuaian kompetensi. d) Penerapan sistem promosi secara kompetitif.

e) Penerapan sistem manajemen kinerja individu. f) Penguatan sistem informasi bidang kepegawaian.

g) Pengelolaan layanan administrasi kepegawaian yang cepat, akurat dan dapat dipantau.

9. Penguatan kebijakan bidang kepegawaian yang dapat menyentuh

seluruh lapisan pegawai, dicapai melalui:

a) Internalisasi dengan didukung komitmen penegakan disiplin pegawai. b) Perumusan/pengembangan model penetapan pemberian penghargaan

pegawai yang benar-benar dapat memunculkan motivasi para pegawai. 10. Peningkatan kualitas pelayanan publik, dicapai melalui strategi:

a) Peningkatan pelayanan publik yang lebih terintregrasi.

b) Memastikan implementasi kebijakan secara konsisten sebagaimana diamanatkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. c) Pelaksanaan inovasi pelayanan publik.

(29)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

24

e) Perbaikan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik.

11. Peningkatan koordinasi administrasi penganggaran, pemantauan

dan evaluasi program dan kegiatan, serta kerja sama luar negeri bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat., dicapai melalui

strategi:

a) Koordinasi dan penyusunan administrasi penganggaran yang tepat waktu.

b) Peningkatan kualitas data pelaporan dan penyelenggaraan SAKIP agar memperoleh nilai akuntabilitas kinerja >80 dengan kategori A. c) Peningkatan kualitas pemantauan dan evaluasi yang lengkap, akurat

dan terkini.

d) Peningkatan layanan kerja sama luar negeri yang efektif

12. Meningkatkan kualitas fasilitasi dalam perencanaan, pembinaan,

pemantauan dan evaluasi serta pelaporan penyelenggaraan infrastruktur, dicapai melalui strategi:

a) Penyusunan Petunjuk Operasional (Jukops) Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur PUPR;

b) Bimbingan Teknis Terintegrasi Infrastruktur Daerah;

c) Rapat Kerja Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kewenangan daerah; d) Konsultasi Program Penyelenggaraan DAK Fisik Infrastruktur PUPR;

dan

e) Penyusunan Kriteria dan Indeks Teknis Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Jalan dan Jembatan;

f) Penilaian Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur melalui Sinkornisasi dan Harmonisasi (Simoni)

g) Pembahasan dan Penilaian Usulan Rencana Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Jalan dan Jembatan;

h) Pendampingan Penyusunan Rencana Strategis Dana Alokasi Khusus (DAK);

i) Reviu Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun Berkenaan;

(30)

j) Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Infrastruktur dengan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) outcome, output hingga benefit sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Operasional Penyelenggaraan DAK Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

k) Evaluasi Pemenuhan Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai amanah Peraturan Pemerintah 29 tahun 2018 tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

13. Meningkatkan layanan kajian dan pemantauan kebijakan, dicapai

melalui strategi:

a) Ketepatan waktu dan substansi dalam pelaksanaan kebijakan Menteri

b) Meningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Menteri secara profesional dan akuntabel

c) Melakukan pelaksanaan telaahan dan kajian untuk mendukung kebijakan Menteri

d) Meningkatkan efektivitas penyusunan agenda prioritas Menteri

Arah Kebijakan dan Strategi Unit Kerja

Arah Kebijakan Unit Kerja

Sebagaimana Arah Kebijakan dari Unit Organisasi Sekretariat Jenderal, Kebijakan Unit Kerja Biro Hukum yang pertama adalah Peningkatan

Kualitas Sumber Daya Manusia yang dilakukan bersama dengan Unit Kerja

(31)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

26

Dengan sumber daya manusia yang berkualitaslah sebuah organisasi dapat berinovasi, bergerak maju dan mudah beradaptasi pada kemajuan zaman serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan pelayanan yang prima.

Arah Kebijakan kedua adalah Peningkatan kualitas administrasi dengan melakukan modernisasi tata kelola kesekretariatan bersama sama dengan Unit kerja terkait untuk melakukan transformasi dalam Birokrasi, penyederhanaan regulasi, dan integrasi dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan dengan suatu sistem manajemen digital yang terintegrasi.

Arah Kebijakan yang Ketiga adalah Penyederhanaan Peraturan

perundang - undangan melalui metode Omnibus Law, merupakan salah

satu kebijakan untuk mengurangi peraturan perundang-undangan yang

overlapping dan mendorong untuk pengevaluasian peraturan - peraturan

lama yang dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.

Arah Kebijakan yang Keempat adalah Akselerasi Pembentukan

Peraturan Pelaksanaan berkaitan dengan Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat .

Arah Kebijakan Kelima adalah Fasilitasi advokasi Hukum secara

progresif dalam penanganan dampak ikutan pembangunan infrastruktur

yang bersifat negatif terutama bidang hukum dan sosial kemasyarakatan Arah Kebijakan keenam adalah Perkuatan kelembagaan unit layanan

advokasi hukum dalam menopang penyelesaian permasalahan hukum /

bidang hukum dan terkait lainnya.

Terakhir, Sebagai unit kerja yang mengemban tugas second line of

defense di Sekretariat Jenderal, Biro Hukum memiliki arah kebijakan

Pengembangan dan Pemantauan Implementasi Manajemen Risiko di Sekretariat Jenderal, Pengawasan pelaksanaan kebijakan Manajemen

Risiko dan Standar Operasional Prosedur, Pemantauan dan Pelaporan risiko-risiko unit kerja secara menyeluruh ke Sekretaris Jenderal sebagai Top

(32)

Strategi Unit Kerja

Peningkatan pelayanan administrasi dan pembentukan peraturan perundang - undangan serta advokasi hukum (Biro Hukum), dicapai melalui strategi:

a. Peningkatan kualitas SDM bidang hukum;

Dalam rangka peningkatan kualitas SDM bidang hukum, Biro Hukum mempunyai strategi dengan:

1) Mendorong Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Hukum terutama pada bidang hukum tanah, Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah terutama berkaitan dengan kontrak konstruksi, dan teknik penyusunan peraturan Perundang-Undangan.

2) Melakukan Pembinaan kepada Sumber Daya Manusia Bidang Hukum yang berada di Unit Kerja / UPT / Balai agar dapat melakukan proses beracara di depan majelis hukum.

3) Secara informal, memberikan asistensi untuk peningkatan pemahaman kepada UPT / Balai di daerah berkenaan dengan Teknis Bidang Hukum.

b. Penyebarluasan peraturan perundangan bidang pekerjaan umum dan perumahan, serta peraturan terkait;

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sasaran utama biro hukum juga terkait dengan penyebarluasan atau diseminasi perundangan bidang pekerjaan umum dan perumahan dicapai melalui strategi :

1) Melaksanakan Sosialisasi berkaitan dengan Peraturan Perundang-undangan secara langsung (Onsite) di berbagai daerah

2) adapun target-target yang menjadi sasaran adalah Unit Pelaksana Teknis / Balai di Daerah dan pihak – pihak yang berkepentingan agar memiliki pemahaman yang seragam terkait peraturan perundang - undangan yang sedang disebarluaskan.

(33)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

28

3) Melaksanakan Pengunggahan Melalui Laman Jaringan Dokumentasi dan Infromasi Hukum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat www.jdih.pu.go.id (Website)

c. Peningkatan koordinasi dalam penanganan perkara/masalah hukum; Dalam upaya Peningkatan Koordinasi dalam penanganan hukum atau masalah hukum yang maksimal, Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat dicapai melalui strategi :

1) Meningkatkan Pelaksanaan Mitigasi untuk pemetaan potensi permasalahan hukum di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

2) Mengoptimalkan Koordinasi dengan Bagian Hukum Unit Organisasi berkaitan dengan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai suatu

Early Warning System;

3) Memberikan Pertimbangan Hukum yang Komprehensif guna mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

d. Pengelolaan data penanganan perkara melalui sistem database perkara yang terintegrasi.

Pengelolaan data penanganan perkara melalui sistem database perkara yang terintegrasi dapat dicapai melalui strategi:

1) Pembuatan Suatu Sistem Manajemen Penanganan Perkara; 2) Pengembangan Sistem Manajemen Penanganan Perkara;

3) Pengintegrasian Sistem Manajemen Penanganan Perkara dengan portal Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum;

Sistem database penanganan perkara memberikan kemudahan dalam manajemen data terkait penanganan perkara. Semua proses penanganan perkara dapat terpantau progres pelaksanaannya.

(34)

perkara. Sistem database penanganan perkara memberikan kemudahan dalam manajemen data terkait penanganan perkaraa Semua proses penanganan perkara dapat terpantau progress pelaksanaannya.

e. Pelaksanaan koordinasi penerapan kepatuhan intern dan manajemen risiko di Sekretariat Jenderal.

Pelaksanaan kebijakan pengendalian kepatuhan intern dan manajemen risiko Sekretariat Jenderal dilakukan sebagai bentuk pengendalian intern sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai terhadap pencapaian tujuan organisasi dengan menggunakan strategi sebagai berikut:

1). Penyusunan kebijakan teknis dan kerangka acuan kepatuhan intern Sekretariat Jenderal;

2). Koordinasi penyusunan Manajemen Risiko pada unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal;

3). Monitoring dan Evaluasi terhadap SOP Proses Bisnis unit kerja dan pemantauan terhadap kepatuhan intern seperti Kode Etik, Perilaku dan Disiplin Pegawai, Pemenuhan Kewajiban Pegawai dalam Pelaporan Harta Kekayaan dan Perpajakan, Pengendalian Gratifikasi, Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik; dan

4). Pengelolaan Pengaduan.

f. Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum;

Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum; dan Dokumentasi dan Informasi hukum yang memiliki sasaran utama untuk menginformasikan seluruh peraturan perundang-undangan yang merupakan produk dari kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat guna menjadi referensi yang terupdate dan otentik terkait dengan hasil penyusunan peraturan Perundang- Undangan yang ditayangkan dalam website (jdih.pu.go.id) yang dapat dicapai melalui

(35)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

30

1) Pengembangan aplikasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum berbasis mobile.

2) Sinergisitas dalam Penyelenggaran Jaringan dokumentasi dan informasi hukum

Kerangka Regulasi

Dalam hal kerangka regulasi, Biro Hukum mempunyai sasaran dalm menyusun kerangka regulasi dengan arah regulasi yang bentuknya berupa Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan kebutuhan dasar atas regulasi terkait proses dan tata cara, antara lain :

A. Kebutuhan akan perubahan Peraturan Menteri PUPR Nomor 6/PRT/M/2016 tentang pedoman layanan advokasi hukum di kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat terkait prosedur penanganan perkara dengan bantuan jaksa pengacara negara;

B. Perlunya standar operasi prosedur (SOP) kegiatan sebagai proses bisnis untuk mendukung terlaksananya manajemen risiko dan kepatuhan internal.

C. Kebutuhan akan pedoman pelaksanaan tugas unit kepatuhan intern sekretariat jenderal;

D. Kebutuhan atas Terinformasikannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Pembentukan Produk Hukum Di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

Kerangka Kebutuhan Regulasi terlampir dalam lampiran II Kerangka Kelembagaan

Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode 2020 – 2024 disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dalam mencapai sasaran strategis, menggunakan prinsip right size and right function ( Organisasi yang tepat ukuran dan tepat fungsi) untuk mewujudkan tata kerja organisasi yang efektif dan efisien.

(36)

Pada Tahun 2020, terdapat restrukturisasi organisasi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pada Peraturan Menteri tersebut, Tugas Biro Hukum diatur pada Pasal 51 Permen PUPR No. 13 Tahun 2020

“Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan

pembinaan pembentukan peraturan perundang-undangan, pemberian advokasi hukum, pertimbangan hukum, penyusunan perjanjian, pelaksanaan dan pembinaan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum, dan penyebarluasan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, serta koordinasi penyelenggaraan kepatuhan intern di Sekretariat Jenderal.

Sedangkan Fungsi Biro Hukum diatur pada Pasal 52 Peraturan Menteri PUPR No. 13 Tahun 2020, yaitu :

a. Koordinasi pembentukan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

b. Pembinaan pembentukan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

c. Koordinasi pemberian advokasi hukum dan pertimbangan hukum terkait tugas dan fungsi Kementerian;

d. Pembinaan pemberian advokasi hukum dan pertimbangan hukum terkait tugas dan fungsi Kementerian;

e. Koordinasi penyusunan perjanjian bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

f. Pembinaan penyusunan perjanjian bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

g. Pelaksanaan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum; h. Pembinaan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum;

(37)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

32

j. Koordinasi penyelenggaraan kepatuhan intern di Sekretariat Jenderal; dan k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Dengan adanya Peraturan Menteri tersebut, menjadikan struktur organisasi Biro Hukum yang sebelumnya terdiri atas 4 Bagian dan 1 Subbagian menjadi 2 Bagian dan 1 Sub bagian yaitu, Bagian Peraturan Perundang – undangan dan Kepatuhan Intern, Bagian Advokasi Hukum, dan Sub bagian Tata Usaha Biro sebagaimana ditampilkan pada gambar 6, serta dihapuskannya pejabat pengawas menjadi pejabat fungsional.

Gambar 6 Struktur Organisasi Unit Kerja Biro Hukum

KEPALA

BIRO HUKUM

KEPALA BAGIAN PERUNDANG-UNDANGAN

DAN KEPATUHAN INTERN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA BAGIAN ADVOKASI HUKUM

KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA BIRO

(38)

BAB IV

PROGRAM

KEGIATAN DAN

PENDANAAN

(39)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

34

Target Kinerja

PROGRAM 1. DUKUNGAN MANAJEMEN

PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN STRATEGIS (IMPACT)/SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR SATUAN TARGET 2020 2021 2022 2023 2024 TOTAL

UNIT ORGANISASI: SEKRETARIAT JENDERAL

PROGRAM 5: DUKUNGAN MANAJEMEN SASARAN STRATEGIS: Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas Teknis Lainnya

1 Tingkat Kualitas Tata Kelola

Kementerian PUPR % 72.39 75.61 77.97 79.72 81.44 81.44

SASARAN PROGRAM: Meningkatnya

Dukungan Manajemen Kementerian PUPR dan Tugas Teknis Lainnya

Tingkat kualitas dukungan manajemen

Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya % 55.92 63.35 71.54 79.26 84.12 84.12

Tabel 1 Target Kinerja Program Dukungan Manajemen

KEGIATAN 3:

PEMBENTUKAN DAN EVALUASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA ADVOKASI HUKUM

Unit Kerja : Biro Hukum

Sasaran Kegiatan : Meningkatnya fasilitasi produk hukum dan advokasi hukum yang progresif

Indikator Kinerja Kegiatan

: Tingkat layanan pembentukan produk hukum dan advokasi hukum

(40)

KEGIATAN 8:

Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal

Unit Kerja : Biro Hukum (Dilaksanakan oleh Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Sekretariat Jenderal)

Sasaran Kegiatan : Meningkatnya dukungan manajemen Sekretariat Jenderal

Indikator Kinerja Kegiatan

: Tingkat dukungan manajemen Sekretariat Jenderal

Keluaran / Output : a) Layanan Perkantoran

b) Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal

c) Layanan Umum

d) Layanan Sarana Internal e) Layanan SDM

f) Layanan Monitoring dan Evaluasi Internal

Rincian Target kinerja Indikator kinerja kegiatan seperti terlihat pada lampiran I.

Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan kegiatan Pembentukan dan Evaluasi Peraturan Perundang-undangan serta Advokasi Hukum dalam periode 2020 – 2024 ditampilkan pada lampiran I.

(41)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

36

BAB V

PENUTUP

(42)

Penutup

Rencana Strategis Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan rencana program dan kegiatan di tingkat eselon II yang disusun untuk mendukung capaian strategis tingkat sekretariat Jenderal dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Rencana Strategis ini merupakan proses perencanaan Jangka Menengah ( tahun 2020 - 2024 ) untuk mendukung visi, misi dan tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dengan tersusunnya Rencana Strategis Biro Hukum ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan yang lebih tepat sasaran dan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, serta disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana strategis Biro Hukum tahun 2015 - 2020

Rencana Strategis ini berisi penajaman kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan Biro Hukum yaitu Terwujudnya Layanan Fasilitasi Produk Hukum yang Responsif, Advokasi Hukum yang Progresif, serta Tertibnya Pelaksanaan Kebijakan Kepatuhan Intern dan Manajemen Risiko di Sekretariat Jenderal yang Akuntabel

Ucapan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam mendukung tersusunnya dokumen rencana strategis Biro Hukum Tahun 2020-2024 ini.

Berkaitan dengan peningkatan kualitas, akuntabilitas dan keandalan pembangunan infrastruktur Pekerjaan umum dan perumahan rakyat, penetapan indikator keluaran (output) dan dampak (outcome) yang tepat sasaran dan tepat guna sangat diperlukan. Dengan demikian pelaksanaan rencana strategis biro hukum dapat secara konsisten dan penuh komitmen mendukung pencapaian kinerja kementerian PUPR sehingga pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat membawa manfaat yang berlipat pada berbagai sektor kehidupan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Akhir kata, Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2024 ini menjadi acuan pengambilan kebijakan yang dijabarkan ke dalam rencana kegiatan bagi unit eselon III

(43)

Rencana Strategis Unit Kerja Biro Hukum Tahun 2020 – 2024 ……

38 .

LAMPIRAN

(44)

LAMPIRAN I Program/Kegiatan Sasaran Program (Outcome) / Sasaran Kegiatan (Outcome) / Indikator Lokasi

Target (%) Alokasi ( Dalam Jutaan)

Bagian / Bidang 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

Dukungan

Manajemen Meningkatnya Dukungan Manajemen Kementerian PUPR dan Tugas Teknis Lainnya

Tingkat kualitas dukungan manajemen Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya

Kegiatan 1 Bagian Peraturan Perundang-Undangan dan Kepatuhan Intern dan Bagian Advokasi Hukum

Pembentukan dan Evaluasi Peraturan

Perundang-Undangan Serta Advokasi Hukum Jakarta Selatan

Meningkatnya fasilitasi produk hukum dan advokasi hukum yang progresif

Tingkat layanan pembentukan

produk hukum dan advokasi hukum 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 17,102 14,526 17,898 18,562 19,008

Outcome Kegiatan : Layanan Hukum 1 1 1 1 1 17,102 14,526 17,898 18,562 19,008 Kegiatan 2 Subbagian Tata Usaha Biro

Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal Jakarta Selatan

Meningkatnya dukungan manajemen Sekretariat Jenderal Tingkat dukungan manajemen

Sekretariat Jenderal 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 11,798 12,430 12,527 12,860 13,174 Outcome Kegiatan : Layanan Perkantoran 1 1 1 1 1 9,646 9,506 9,900 9,986 10,086 Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 1 1 1 1 1 480 380 397 550 650 Layanan Umum 1 1 1 1 1 338 800 900 950 957

Layanan Sarana Internal 1 1 1 1 1 100 750 200 180 200

(45)

40

LAMPIRAN II

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan

Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan

Penelitian

Bagian/ Bidang Penanggung

jawab

Unit Terkait/

Institusi Target Penyelesaian

1.

Penyesuaian Alur

Persidangan sesuai dengan PERMA No. 1 Tahun 2019

Perlu diatur ulang mengenai tata cara permohonan advokasi hukum dan tata cara penyelenggaraan persidangan yang dilakukan dengan e-Litigasi

Bagian Advokasi Hukum

Kejaksaan Agung,

Mahkamah Agung Tahun 2021

2.

Pedoman pelaksanaan tugas unit kepatuhan intern

Perlu diatur kewenangan unit kepatuhan intern agar tidak tumpang tindih

Bagian Peraturan Perundang-undangan dan Kepatuhan Intern Direktorat Kepatuhan Intern Unor, Inspektorat Jenderal Akhir tahun 2020

(46)

LAMPIRAN III

PROGRAM/SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN

METODE PENGUKURAN TIPE PENGHITUNGAN SUMBER DATA TARGET Cara perhitungan Bobot 2020-2024 2020 2021 2022 2023 2024 Total Sasaran Kegiatan 3. Meningkatnya fasilitasi

produk hukum dan advokasi hukum yang

progresif

Kegiatan Pembentukan dan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan Serta Advokasi Hukum

Merupakan indikator komposit/gabungan dari indikator sbb:

Indikator Kinerja Kegiatan: Dihitung dari masing-masing indikator (1, 2 , 3,

4 , 5 dan 6) diberikan bobot sesuai dengan kapasitas/kepentingannya.

Hasil perhitungan merupakan rata-rata dari

penjumlahan semua indikator tersebut. 73.88 76.07 77.86 79.81 82.29 82.29 IKK 1 Tingkat layanan pembentukan produk hukum dan advokasi hukum % 1. Tingkat efektivitas penyelesaian produk hukum

jumlah usulan produk hukum yang terselesaikan dibagi dengan jumlah usulan produk hukum dikali 100 % 30% non kumulatif, dihitung peningkatan setiap tahun data internal 75.00 73.68 72.22 70.59 68.75 68.75 % 2. Tingkat efektivitas penyebarluasan produk hukum

hasil survei persepsi user terhadap kemudahan akses website JDIH Kemen PUPR 20% non kumulatif, dihitung peningkatan setiap tahun Data internal, data survey 76.92 80.65 81.82 82.35 83.33 83.33 % 3. Tingkat efektivitas advokasi hukum

jumlah perkara yang ditangani dibagi dengan

jumlah perkara dikali 100% 30% non kumulatif, dihitung peningkatan setiap tahun data internal 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 % 4. Tingkat Kepatuhan Internal Di Lingkungan Setjen

Hasil Survei persepsi user terhadap Kepatuhan Internal di Lingkungan Setjen 10% non kumulatif, dihitung peningkatan setiap tahun Data internal, data survey 10.00 20.00 40.00 55.00 70.00 70.00 % 5. Tingkat Efektivitas Penyusunan Perjanjian

jumlah usulan Perjanjian yang terselesaikan dibagi dengan jumlah Perjanjian dikali 100 % 5% non kumulatif, dihitung peningkatan setiap tahun data internal 40.00 50.00 50.00 60.00 80.00 80.00 % 6. Tingkat Efektivitas Penyusunan jumlah usulan Pertimbangan Hukum yang terselesaikan dibagi

dengan jumlah 5% non kumulatif, dihitung peningkatan data internal 60.00 66.67 66.67 73.33 80.00 80.00

(47)

42

PROGRAM/SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN

METODE PENGUKURAN TIPE PENGHITUNGAN SUMBER DATA TARGET Cara perhitungan Bobot 2020-2024 2020 2021 2022 2023 2024 Total

KEGIATAN 5.8: Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal

UNIT KERJA: SEMUA UNIT KERJA PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN

Sasaran Kegiatan 8. Meningkatnya dukungan manajemen Sekretariat Jenderal Kegiatan Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal 100 100 100 100 100 100 IKK 1 Tingkat dukungan manajemen Sekretariat Jenderal 1 Tingkat layanan kepegawaian, keuangan, BMN dan Umum Satuan Kerja

jumlah laporan terkait kepegawaian, keuangan,

BMN dan Umum yang telah diselesaikan dibagi

dengan jumlah total laporan yang wajib

disusun

100% non kumulatif Data

internal 100 100 100 100 100 100

(48)
(49)

---BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Gambar

Gambar 1. Data Capaian Realisasi Anggaran dan Capaian Fisik Termonitor Tahun 2015-2019 02040608010012020152016201720182019
Gambar 2 Grafik Penjabaran Program dan Sasaran Program di Sekretariat Jenderal
Gambar 4 Breakdown Levelling SS, SP dan SK indikator :
Gambar 5 Pejabat Tinggi Madya dan Para Pejabat Tinggi  Pratama di Lingkungan Sekretariat Jenderal
+5

Referensi

Dokumen terkait

1 tahun 2011 dibutuhkan peran serta seluruh stakeholder terutama sektor swasta untuk menyelesaikan persoalan backlog tersebut, pemerintah daerah berperan dalam menentukan

Tugas Akhir merupakan persyaratan bagi mahasiswa Diploma 3 untuk menyelesaikan studi. Persyaratan untuk mahasiswa Diploma 3 yang mengambil Tugas Akhir adalah memiliki

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kebutuhan dan Penyaluran Serta Harga Eceran

Rentabilitas dan risiko kredit berpengaruh positif dan signifikan, permodalan mempunyai pengaruh positif tidak signifikan, likuiditas tidak berpengaruh signifikan,

Renstra Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada

 Perusahaan yang telah berada pada tingkatan ini memiliki fungsi manajemen yang terintegrasi dengan baik. Semua fungsi di perusahaan tersebut, keuangan, pesaran, personalia dan

emotif behavior dalam mengatasi siswa egois di SMP WACHID HASYIM 4 SURABAYA adalah suatu upaya atau tindakan yang mendasar dari guru Bimbingan dan Konseling untuk mengatasi siswa

Berdasarkan ketentuan Pasal 110 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi pemeriksaan alat pemadam