LAPORAN AKUNTABILITAS
DAN KINERJA TAHUN 2020
DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL, KULIT, DAN ALAS KAKI
Direktorat Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 9
z
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (Dit. ITKAK) Tahun 2020. LAKIP ini merupakan media pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan Dit. ITKAK dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yaitu pembinaan industri tekstil, kulit, dan alas kaki yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja untuk pencapaian visi dan pelaksanaan misi.
Diterbitkannya LAKIP ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja Dit. ITKAK secara transparan sehingga dapat menjadi fokus perbaikan kinerja berkesinambungan yang harus dilakukan di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap agar laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai media evaluasi untuk menilai kinerja bagi seluruh anggota organisasi Dit. ITKAK, serta seluruh stakeholder yang terlibat.
Jakarta, Januari 2021 Direktur Industri Tekstil, Kulit,
dan Alas Kaki
Ttd. Elis Masitoh
[
KATA
IKTISAR EKSEKUTIF
Setiap instansi pemerintah wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada publik. Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian informasi kinerja kepada masyarakat. Pertanggungjawaban ini tentu saja tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kegiatan dan anggaran yang telah digunakan, melainkan informasi tentang sejauh mana unit kerja tersebut memberikan manfaat atau hasil kepada lingkungannya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (Dit. ITKAK) Tahun 2020 ini berisi laporan capaian kinerja yang dibandingkan terhadap target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (Perkin) dengan mengacu pada Rencana Strategis Dit. ITKAK Tahun 2020-2024. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dit. ITKAK sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian telah dapat diselenggarakan sesuai dengan yang direncanakan. Dit. ITKAK beserta seluruh jajarannya telah berupaya optimal melaksanakan kewajiban pembinaan melalui kegiatan revitalisasi dan penumbuhan industri binaannya. Data capaian kinerja dalam laporan ini diperoleh dari data BPS, BKPM, Kementerian Perindustrian (data hasil pengolahan Dit. ITKAK dan Pusdatin), serta data eksternal yang dapat dipercaya.
LAKIP Tahun 2020 menjelaskan tentang beberapa hal penting yang menjadi keberhasilan maupun ketidakberhasilan kinerja organisasi secara menyeluruh. Tiga tujuan dan tiga indikator kinerja tujuan yang menjadi kunci keberhasilan organisasi dijelaskan dalam LAKIP ini. Selain itu, LAKIP ini juga menjelaskan tentang dua sasaran strategis yang ditetapkan berdasarkan perspektif stakeholder dan satu sasaran strategis yang ditetapkan berdasarkan perspektif bisnis internal. Namun, terdapat sasaran dalam indikator sasaran strategis yang belum terealisasi karena adanya berbagai perubahan dari kondisi di lapangan yang kurang diperhitungkan dalam proses perencanaan sebelumnya, serta penghematan anggaran di awal tahun. Pencapaian kinerja keuangan bila dilihat dari pagu anggaran riil tanpa self block mencapai 96,43%,
[
IKHTISAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tugas dan Fungsi ... 4
C. Peran Strategis Direktorat Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki ... 10
D. Struktur Organisasi ... 10
BAB II RENCANA KEGIATAN ... 12
A. Kegiatan Tahun 2020 ... 12
B. Kebijakan dan Strategi ... 19
C. Rencana Kinerja... 21
D. Perjanjian Kinerja ... 23
E. Rencana Anggaran... 25
F. Profil Indikator dan Dasar Perhitungan Capaian IKU ... 26
G. Penanggung Jawab terhadap Capaian IKU dan IKSS ... 29
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ... 31
A. Analisis Capaian Kinerja ... 31
B. Akuntabilitas Keuangan ... 43
C. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan ... 43
D. Langkah Tindak Lanjut ... 44
BAB IV PENUTUP ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Permasalahan ... 45
C. Langkah Tindak Lanjut ... 46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif yang menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam hal penguasaan usaha, struktur industri disehatkan dengan meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai distorsi pasar.
2. Dalam hal skala usaha, struktur industri akan dikuatkan dengan menjadikan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai basis industri nasional, yaitu terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan industri berskala besar.
3. Struktur industri akan diperdalam dengan mendorong diversifikasi ke hulu dan ke hilir membentuk rumpun industri yang sehat dan kuat.
Arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut selaras dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015 – 2035 yang disahkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015. RIPIN telah menetapkan penahapan capaian pembangunan Industri kedalam tiga periode yaitu tahap I (2015-2019) diarahkan pada meningkatkan nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi. Tahap II (2020 – 2024) diarahkan pada keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi, serta
didukung oleh SDM yang berkualitas, sedangkan tahap III (2025 – 2035) adalah visi Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat global, serta berbasis inovasi dan teknologi.
Dokumen RPJPN dan RIPIN tersebut kemudian dituangkan pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahap II Tahun 2020 – 2024 yang disahkan melalui penetapan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 dan Kebijakan Industri Nasional 2020 – 2024. Salah satu muatan penting dalam dokumen tersebut adalah Making Indonesia 4.0. Kementerian Perindustrian telah meluncurkan inisiatif Making Indonesia 4.0 yang bertujuan untuk mempersiapkan Indonesia menjadi sepuluh besar ekonomi dunia pada tahun 2030 melalui pencapaian tiga aspirasi utama yaitu peningkatan porsi net-ekspor menjadi 10% dari PDB, dua kali rasio produktivitas tenaga kerja terhadap biaya, serta peningkatan porsi pengeluaran litbang menjadi 2 (dua) persen terhadap PDB. Fokus pengembangan industri pada periode tahun 2020 – 2024 merupakan tahap II dari pembangunan industri nasional dengan arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini dimaksudkan untuk mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan penguatan teknologi yang didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan uraian sebagai berikut.
1. Penguatan Struktur Industri dilaksanakan melalui:
a. Perbaikan alur material melalui pembangunan industri hulu;
b. Memperkuat iklim investasi dan keterbukaan perdagangan dalam rantai nilai produksi global;
c. Menarik investasi asing melalui insentif dan kolaborasi untuk percepatan transfer teknologi;
d. Mendesain ulang zona industri nasional; dan
e. Pemberdayaan IKM melalui dukungan pengembangan kompetensi internal, pengembangan ekosistem bisnis, kelembagaan dan penyediaan fasilitas.
2. Penguasaan Teknologi
a. Pembentukan ekosistem inovasi melalui pengembangan pusat-pusat inovasi teknologi oleh pemerintah, swasta, masyarakat dan universitas; b. Menerapkan insentif fiskal dan non fiskal untuk menarik investasi
teknologi;
c. Membangun infrastruktur digital nasional; dan d. Pengembangan Industri Hijau.
3. Peningkatan Kualitas SDM
a. Peningkatan kompetensi SDM Industri melalui pendidikan vokasi dan diklat berbasis kompetensi;
b. Pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri berbasis kompetensi; dan
c. Pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan vokasi dan diklat berbasis kompetensi.
Dalam rangka mewujudkan fokus pengembangan industri pada periode tahun 2020 – 2024, Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki (Dit. ITKAK), akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan Kebijakan Industri Nasional 2020-2024 dan RPJMN 2020-2024. Program yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki selama periode tahun 2020-2024 adalah Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki. Kegiatan tersebut disusun dan dilaksanakan dengan mengacu pada dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dit. ITKAK Tahun 2020 – 2024 yang disahkan melalui Surat. Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai amanat tugas dan fungsi direktorat sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018.
Kegiatan tahun 2020 merupakan penjabaran dari amanat dalam Peraturan RIPIN Tahun 2015 – 2035, Program Prioritas Nasional RPJMN Tahun 2020 – 2024, Program Kabinet Kerja, dan Program Prioritas Dit. ITKAK dengan merujuk pada Renstra Ditjen IKFT serta Renstra Kementerian Perindustrian. Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di dalam Renstra Dit. ITKAK juga telah ditetapkan Sasaran Strategis (SS) beserta
Indikator Kinerja (IK) yang bersifat kuantitatif dari masing-masing sasaran strategis.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian menyadari bahwa sektor industri tersebut perlu dibina dan ditingkatkan daya saingnya, oleh karena itu Menteri Perindustrian melalui Peraturan Menteri Nomor 30 Tahun 2017 tentang Jenis-Jenis Industri dalam Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan di Lingkungan Kementerian Perindustrian, memberikan kewenangan pembinaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), Industri Alas Kaki (IAK), dan Industri Kulit dan Barang dari Kulit (IKBK) menjadi industri binaan prioritas dibawah binaan Dit. ITKAK.
Sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada publik, maka Dit. ITKAK menyusun laporan kinerja yang dituangkan dalam LAKIP yang tidak semata-mata memberikan informasi tentang kegiatan dan anggaran yang telah digunakan, melainkan informasi tentang sejauh mana Dit. ITKAK mampu memberikan manfaat dan/atau hasil kepada lingkungannya. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Oleh karena itu maka disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dit. ITKAK Tahun 2020, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. LAKIP ini disusun secara komprehensif, obyektif, jujur, akurat, dan transparan, sesuai dengan lingkup tanggung jawab, prioritas, dan manfaat bagi Dit. ITKAK sendiri serta seluruh stakeholder. LAKIP ini bersifat rutin dan disusun sekali dalam setahun, serta disampaikan secara bertahap dan berjenjang pada setiap akhir tahun anggaran. Sehingga dengan demikian LAKIP ini selain berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, juga dapat dijadikan bahan oleh Pimpinan untuk mengambil keputusan, utamanya dalam rangka upaya peningkatan daya saing industri tekstil, kulit, dan alas kaki.
B. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan pasal 264 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Dit. ITKAK mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan RIPIN, Kebijakan
Industri Nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan, dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri tekstil, kulit, dan alas kaki. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Dit. ITKAK menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi, dan pelaporan pengembangan industri tekstil, kulit, dan alas kaki;
2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri tekstil, kulit, dan alas kaki;
3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri tekstil, kulit, dan alas kaki;
4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan, perizinan, data, dan informasi industri tekstil, kulit, dan alas kaki;
5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perizinan, perencanaan, data, dan informasi industri tekstil, kulit, dan alas kaki;
6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI), standar industri hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada industri tekstil, kulit, dan alas kaki; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Dalam menjalankan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Dit. ITKAK terbagi menjadi 4 (empat) subdirektorat dan 1 (satu) subbagian, yaitu:
1. Subdirektorat program pengembangan industri tekstil, kulit, dan alas kaki; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri tekstil, kulit, dan alas kaki. Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi, yaitu :
a) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang industri tekstil, kulit, dan alas kaki.
b) Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan, dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri tekstil, kulit, dan alas kaki.
2. Subdirektorat industri tekstil mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri tekstil, Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi, yaitu: a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standarisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang industri tekstil. b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri tekstil.
3. Subdirektorat industri pakaian jadi dan produk tekstil lainnya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pakaian jadi dan produk tekstil lainnya. Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standarisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan SNI dan SKKNI di bidang industri pakaian jadi dan produk tekstil lainnya.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pakaian jadi dan produk tekstil lainnya
4. Subdirektorat industri kulit dan alas kaki mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri kulit dan alas kaki. Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi, yaitu:
a) Seksi sumber daya dan sarana prasarana industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan SNI dan SKKNI di bidang industri kulit dan alas kaki.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri kulit dan alas kaki. 5. Subbagian tata usaha dan manajemen kinerja; mempunyai tugas melakukan
urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30 Tahun 2017 tentang tentang Jenis-Jenis Industri dalam Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan di Lingkungan Kementerian Perindustrian, Dit. ITKAK membina sektor industri sesuai dengan KBLI 2015 yang disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 KBLI Lingkup Pembinaan Dit. ITKAK
No KBLI Deskripsi
2 13112 Industri pemintalan benang 3 13113 Industri pemintalan benang jahit
4 13121 Industri pertenunan (bukan karung goni dan karung lainnya) 5 13123 Industri bulu tiruan tenunan
6 13131 Industri penyempurnaan benang 7 13132 Industri penyempurnaan kain 8 13133 Industri pencetakan kain 9 13911 Industri kain rajutan 10 13913 Industri bulu tiruan rajutan 11 13941 Industri tali (selain tali rafia) 12 13942 Industri barang dari tali 13 13991 Industri kain pita
14 13992 Industri yang menghasilkan kain keperluan industry 15 13993 Industri nonwoven
16 13999 Industri tekstil lainnya YTDL
17 20131 Industri damar buatan dan bahan baku plastik (khusus poliester) 18 20301 Industri serat/benang/strip filamen buatan
19 20302 Industri serat stapel buatan
20 23129 Industri barang lainnya dari kaca (khusus serat kaca/fiberglass termasuk produk dari wol kaca dan nonwoven kaca)
21 13921 Industri barang jadi tekstil untuk keperluan rumah tangga 22 13922 Industri barang jadi tekstil sulaman
23 13923 Industri bantal dan sejenisnya
24 13924 Industri barang jadi rajutan dan sulaman 25 13925 Industri karung goni
26 13926 Industri karung bukan goni
27 13929 Industri barang jadi tekstil lainnya 28 13930 Industri karpet dan permadani
29 14111 Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 30 14131 Industri perlengkapan pakaian dari tekstil
31 14200 Industri pakaian jadi dan barang dari kulit berbulu 32 14301 Industri pakaian jadi rajutan
33 14302 Idustri pakaian jadi sulaman/border 34 14303 Industri rajutan kaos kaki dan sejenisnya 35 14132 Industri perlengkapan pakaian dari kulit 36 14112 Industri pakaian jadi (konveksi) dari kulit 37 15111 Industri pengawetan kulit
38 15112 Industri penyamakan kulit 39 15113 Industri pencelupan kulit bulu 40 15114 Industri kulit buatan/imitasi
41 15121 Industri barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi 42 15122 Industri barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan teknik 43 15129 Industri barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan lainnya 44 15201 Industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari
45 15202 Industri sepatu olahraga
46 15203 Industri sepatu teknik lapangan / keperluan industry 47 15209 Industri alas kaki lainnya
C. Peran Strategis Direktorat Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki
Berdasarkan amanat Keputusan Menteri Perindustrian, Dit. ITKAK merupakan unit kerja yang mempunyai tanggung jawab langsung kepada Ditjen IKFT. Peran strategis organisasi yang akan dilaksanakan Dit. ITKAK adalah “Dit. ITKAK sebagai fasilitator dan dinamisator yang efektif dan efisien dalam pengembangan industri tekstil, kulit, dan alas kaki sehingga dapat mewujudkan industri yang tangguh, berdaya saing kuat, dan berperan dalam perekonomian negara”
Dit. ITKAK bertanggung jawab terhadap pengembangan industri tekstil, kulit, dan alas kaki dimana sektor industri ini berkontribusi cukup signifikan pada perindustrian nasional. Industri Pakaian Jadi (IPJ), Industri Kulit dan Barang dari Kulit (IKBK), dan Industri Alas Kaki (IAK) merupakan subsektor industri yang bercirikan padat karya, memiliki keterkaitan tinggi mulai dari hulu hingga hilir, dan menjadi andalan ekspor penghasil devisa negara. Sedangkan Industri Tekstil (IT) merupakan industri yang berkarakteristik padat modal dan lahap energi. Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, Dit. ITKAK berupaya untuk mengembangkan industri binaannya melalui program kegiatan yang aspiratif, fasilitatif, dan akomodatif. Sesuai Rencana Strategis (Renstra) Dit. ITKAK Perubahan Tahun 2020 – 2024, kondisi Industri TPT yang diharapkan dalam jangka menengah pada tahun 2020 - 2024 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya peran industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam perekonomian nasional
2. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri tekstil dan alas kaki 3. Menguatnya Making Indonesia 4.0 pada sektor industri tekstil, kulit, dan alas
kaki
4. Meningkatnya kemampuan industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam negeri 5. Meningkatnya penguasaan pasar industri tekstil, kulit, dan alas kaki
D. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan tugas pembinaan industri tekstil, kulit, dan alas kaki, sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Dit. ITKAK dibantu 4
(empat) subdirektorat dan 1 (satu) subbagian. Adapun struktur organisasi Dit. ITKAK dapat dilihat pada Gambar 1.1.
BAB II
RENCANA KEGIATAN
A. Kegiatan Tahun 2020
Untuk mencapai target pada tahun 2020, Dit. ITKAK mengikuti program jangka menengah yaitu Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki. Kegiatan yang akan dilaksanakan Dit ITKAK adalah Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki. Program dan Kegiatan tersebut merupakan sarana bagi Dit. ITKAK dalam memfasilitasi dan membina industri tekstil, kulit, dan alas kaki agar dapat mencapai kondisi yang diinginkan, yaitu:
1. Meningkatnya peran industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam perekonomian nasional
2. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri tekstil dan alas kaki 3. Menguatnya Making Indonesia 4.0 pada sektor industri tekstil, kulit, dan alas
kaki
4. Meningkatnya kemampuan industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam negeri 5. Meningkatnya penguasaan pasar industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi ke depan, maka Dit. ITKAK sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai salah satu unit Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian dituntut melaksanakan tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri tekstil, kulit, dan alas kaki. Untuk itu, maka disusunlah visi dan misi pembangunan industri tekstil, kulit, dan alas kaki yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan, sasaran strategis, dan pelaksanaan program dan kegiatan utama maupun kegiatan pendukungnya.
Renstra Dit. ITKAK tahun 2020 - 2024 menjadi pedoman pada penetapan dan pencapaian kinerja Dit. ITKAK melalui perumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi dan Program Utama Dit. ITKAK, yaitu:
a. Visi
Visi pembangunan industri tekstil, kulit, dan alas kaki disusun berdasarkan visi pembangunan industri secara menyeluruh guna mencapai visi, misi, sasaran, dan target pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2020 – 2024, serta mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Visi yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian pada Pasal 3 yaitu “Industri merupakan pilar dan motor penggerak perekonomian nasional”.
Dit. ITKAK yang merupakan bagian dari Kementerian Perindustrian yang membantu Presiden untuk membidangi industri, maka visi Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki ditetapkan sama dengan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024. Visi Presiden dan Wakil Presiden adalah “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Makna dan implementasi visi tersebut dalam sudut pandang sektor industri yaitu mewujudkan industri tangguh dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja melalui penambahan lapangan kerja baru serta meningkatnya investasi dan ekspor sektor industri sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Pemanfaatan teknologi dimaksudkan dapat mengelola sumber daya yang ada dengan kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK yang inovatif melalui implementasi Making Indonesia 4.0 untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata.
Dengan perumusan visi Dit. ITKAK Tahun 2020 - 2024 tersebut diharapkan sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki telah terarahkan agar menjadi industri yang memiliki daya saing yang berkekuatan tinggi dalam rangka menciptakan pembangunan industri berkelanjutan dan ikut menjadi penggerak industri nasional.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi diatas, maka Kementerian Perindustrian, Ditjen IKFT, dan Dit. ITKAK menetapkan misi yang juga mengacu pada 9
(sembilan) misi yang telah dimandatkan melalui Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024. Misi Dit. ITKAK pada periode tahun 2020 – 2024 adalah:
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;
2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing; 3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;
5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya; 7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada
Seluruh Warga;
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya; dan 9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
Dit. ITKAK senantiasa memberikan perhatian penuh terhadap seluruh
stakeholders industri, yakni pemerintah baik pusat/daerah, investor, pengusaha,
asosiasi, pegawai/karyawan, dan masyarakat industri lainnya. Kesembilan misi di atas dilakukan secara bertanggungjawab berlandaskan gotong royong bagi semua kementerian/lembaga. Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki fokus pada pembangunan dan pengembangan sektorIndustri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki sehingga dapat memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi kepentingan bangsa Indonesia
c. Tujuan
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi, Dit. ITKAK menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam untuk 3 (tiga) tahun ke depan yaitu “Meningkatnya peran sektor Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki dalam
perekonomian nasional“. Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui
pengukuran indikator kinerja tujuan yang juga menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu:
1. Pertumbuhan PDB Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebesar -7,41% menjadi sebesar 6,82% pada tahun 2024; dan
2. Kontribusi PDB Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 1,44% yang terus bertahan di kisaran angka 1,44% pada tahun 2024.
3. Tenaga kerja di sektor Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 4,71 juta orang menjadi sebanyak 5,57 juta orang pada tahun 2024.
4. Nilai ekspor produk Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebesar US$ 19,07 Miliar menjadi sebesar US$ 25,65 Miliar pada tahun 2024.
d. Sasaran Strategis
Sasaran strategis pembangunan sektor Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh Dit. ITKAK sebagai suatu
impact/outcome dari program yang dilaksanakan oleh Direktorat Industri Tekstil,
Kulit, dan Alas Kaki. Dalam penyusunannya, Dit. ITKAK menjabarkan ke dalam 6 (enam) misi dan menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif, yakni stakeholders prespective, customer
perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective. Pada
peta strategi Dit. ITKAK dapat digambarkan beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 tahun ke depan. Peta strategi Dit. ITKAK dapat di lihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1Peta Strategis Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Untuk mewujudkan pencapaian kondisi yang diinginkan dan tujuan diatas sesuai dengan Visi dan Misi Dit. ITKAK, maka sasaran yang ingin dicapai Dit. ITKAK Tahun 2020 – 2024 terbagi menjadi 4 (empat) yaitu sasaran berdasarkan perspektif pemangku kepentingan (stakeholder perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif proses bisnis internal (internal business
process), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Stakeholder Prespective
Yang dimaksud dengan perspektif pemangku kepentingan adalah sasaran kondisi yang diwujudkan Dit. ITKAK bersama-sama dengan para pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan adalah pelaku usaha industri tekstil, kulit, dan alas kaki; Kementerian Perindustrian cq. Dit. ITKAK; dan instansi terkait lainnya. Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai yaitu “Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki”, dengan indikator kinerja:
a. Persentase tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total pekerja pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 3,19 persen menjadi sebesar 3,94 persen pada tahun 2024.
b. Produktivitas tenaga kerja sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebesar Rp. 39,4 juta/orang/tahun menjadi sebesar Rp. 39,55 juta/orang/tahun pada tahun 2024.
c. Nilai investasi sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebesar Rp. 9,45 triliun menjadi Rp. 20,67 triliun pada tahun 2024.
Indikator kinerja Sasaran Strategis pertama (SS-1) merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki.
2. Customer Perspective
Yang dimaksud dengan perspektif pelanggan adalah sasaran dan kondisi yang diharapkan terwujud pada pelaku usaha di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki. Sasaran Strategis pada perspektif ini terdiri dari:
- Sasaran Strategis II (SS-2)
Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah “Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki”, dengan indikator kinerja:
a. Perusahaan dengan nilai Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0 di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 3 perusahaan menjadi sebesar 5 perusahaan pada tahun 2024.
Indikator kinerja Sasaran Strategis kedua (SS-2) merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki. - Sasaran Strategis III (SS-3)
Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri”, dengan indikator kinerja:
a. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (Rerata Tertimbang) pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 62,1 persen menjadi sebesar 67,2 persen pada tahun 2024.
Indikator kinerja Sasaran Strategis ketiga (SS-3) merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki.
Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki”, dengan indikator kinerja:
a. Pertumbuhan ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki pada tahun 2020 ditargetkan sebesar -10,58 persen menjadi sebesar 17,13 persen pada tahun 2024.
b. Kontribusi ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total ekspor pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 10,29 persen menjadi sebesar 10,68 persen pada tahun 2024.
c. Rasio impor bahan baku industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB sektor industri nonmigas pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 3,96 persen menjadi sebesar 3,75 persen pada tahun 2024.
Indikator kinerja Sasaran Strategis pertama (SS-4) merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki.
3. Internal Process Perspective
Sasaran strategis pada perspektif internal process merupakan proses yang harus dilakukan oleh Dit. ITKAK pada kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsinya sehari-hari. Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan dicapai adalah “Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya saing dan Berkelanjutan”, dengan indikator kinerja :
a. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) ditargetkan sebesar 2 RSKKNI setiap tahun hingga tahun 2024. b. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) yang disusun pada
tahun 2020 ditargetkan sebesar 6 RSNI hingga pada tahun 2024 ditargetkan sebanyak 30 RSNI.
Indikator kinerja Sasaran Strategis kelima (SS-5) merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki. 4. Learning and Growth Perspective
Untuk melaksanakan pencapaian sasaran strategis sebagaimana tersebut di atas, dibutuhkan input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output, outcome, maupun impact dari kinerja Dit. ITKAK.
Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan dicapai adalah “Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel”, dengan indikator kinerja:
a. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional ditargetkan sebesar 95 persen tahun 2020 menjadi 96 persen pada tahun 2024.
b. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Dit. ITKAK ditargetkan sebesar 77 tahun 2020 menjadi 81 pada tahun 2024.
B. Kebijakan dan Strategi
Guna mewujudkan pencapaian sasaran yang ditetapkan sebelumnya, maka telah disusun Peta Strategi (Gambar 2.1) yang menguraikan peta jalan yang akan ditempuh untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Peta Strategi tersebut menggambarkan posisi tujuan dan sasaran bersadarkan perspektif yang telah ditetapkan. Setiap substansi yang termuat dalam Peta Stratgei tersebut dijabarkan indikator kinerjanya yang kemudian menjadi petunjuk bagi perumusan kegiatan Dit. ITKAK.
Dalam peta strategi Dit. ITKAK diatas telah ditetapkan Sasaran Strategis (SS) atau Indikator Kinerja (IK) yang akan dicapai pada Tahun 2020 - 2024. Indikator kinerja dari masing-masing sasaran ini dan target realisasinya pada tahun 2020 – 2024 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Matriks Renstra ITKAK 2020 1. -7,41 2,92 4,20 5,24 6,82 2. 1,44 1,43 1,44 1,44 1,44 3. 4,71 4,77 5,02 5,29 5,57 4. 16,15 17,46 19,33 21,90 25,65 1. 3,19 3,72 3,80 3,85 3,94 2. 39,40 36,39 37,37 38,50 39,55 3. 9,45 10,84 12,53 17,06 20,67 1. Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
1. 3,0 4,0 4,0 5,0 5,0
2. Meningkatnya kemampuan industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam negeri 1. 62,1 63,4 64,6 65,9 67,2 3. 1. -10,58 8,09 10,75 13,27 17,13 2. 10,29 9,73 10,02 10,36 10,80 3. 3,96 3,89 3,84 3,79 3,75 1. 0 2 2 2 2 2. 6 30 30 30 30 1. 95 96 96 96 96 2. 77 78 79 80 81 Target 2021
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
1. Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan, serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel
Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional
Persen
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki
Nilai
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Terselenggarany a urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) yang disusun
RSKKNI
Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia yang disusun
RSNI Meningkatnya
penguasaan pasar industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Pertumbuhan ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persen
Kontribusi ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total ekspor
Persen
Rasio impor bahan baku industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB industri pengolahan nonmigas
Persen Perusahaan dengan nilai Indonesia
Industry 4.0 Readyness Index (INDI 4.0) lebih besar dari atau sama dengan 3 di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Perusahaan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki (rata-rata tertimbang)
Persen Rp Juta per Tenaga Kerja
Nilai realisasi investasi sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Rp Triliun
Perspektif Pelanggan
Nilai ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
USD Milyar
Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persentase tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total tenaga kerja
Persen
Produktivitas tenaga kerja sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki Kontribusi PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB nasional
Persen
Nilai ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
USD Milyar
Tujuan
1. Meningkatnya peran industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam perekonomian nasional
Pertumbuhan PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persen Target 2020 Target 2022 Target 2023 Target 2024 No. Strategis (SS)Sasaran Indikator Kinerja Utama(IKU) Satuan
Tabel 2.1 hanya menyajikan Tujuan dan SS yang di-cascade oleh Ditjen IKFT kepada Dit. ITKAK (top-down cascade). Cascading tersebut dimuat dalam dokumen Renstra Dit. ITKAK Tahun 2020 – 2024. Hal ini bukan berarti kegiatan yang dianggarkan dan dilaksanakan Dit. ITKAK hanya berdasarkan matriks diatas. Dit. ITKAK juga melaksanakan tugas dan fungsi yang terkait kegiatan perspektif kelembagaan, misalnya administrasi keuangan, kearsipan, ketatausahaan, kepegawaian, dan lainnya. Kegiatan tersebut dimunculkan pada dokumen Perjanjian Kinerja individu pejabat struktural Dit. ITKAK.
C. Rencana Kinerja
Selanjutnya setelah ditetapkan Rencana Strategis Dit. ITKAK Tahun 2020-2024 perlu diturunkan sasaran dan indiktaor kinerja tahunan yang dirangkum dalam dokumen Rencana Kinerja Dit. ITKAK Tahun 2020. Rencana Kinerja merupakan acuan bagi perumusan kegiatan dan penganggaran dalam rangka mencapai sasaran dan indikator kinerja tahunan. Pada tahun 2020, Dit. ITKAK telah menetapkan Rencana Kinerja yang disajikan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Matriks Rencana Kinerja Dit. ITKAK Tahun 2020. 1. -7,41 2. 1,44 3. 4,71 4. 16,15 1. 3,19 2. 39,40 3. 9,45 1. Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
1. 3,0
2. Meningkatnya kemampuan industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam negeri
1. 62,1 3. 1. -10,58 2. 10,29 3. 3,96 1. 0 2. 6 1. 95 2. 77
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 1. Tersusunnya
Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan, serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel
Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas
Persen Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) Direktorat Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki
Nilai Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) yang disusun
RSKKNI Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia
yang disusun
RSNI Meningkatnya
penguasaan pasar industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Pertumbuhan ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persen Kontribusi ekspor produk industri tekstil, kulit,
dan alas kaki terhadap total ekspor
Persen Rasio impor bahan baku industri tekstil, kulit,
dan alas kaki terhadap PDB industri pengolahan nonmigas
Persen Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0
Readyness Index (INDI 4.0) lebih besar dari atau sama dengan 3 di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Perusahaan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki (rata-rata tertimbang)
Persen Rp Juta per Tenaga Kerja Nilai realisasi investasi sektor industri tekstil,
kulit, dan alas kaki
Rp Triliun Perspektif Pelanggan
Nilai ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
USD Milyar Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persentase tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total tenaga kerja
Persen
Produktivitas tenaga kerja sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Kontribusi PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB nasional
Persen Nilai ekspor produk industri tekstil, kulit, dan
alas kaki
USD Milyar Tujuan
1. Meningkatnya peran industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam
perekonomian nasional
Pertumbuhan PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persen
Target 2020
D. Perjanjian Kinerja
Dokumen Rencana Kinerja diterbitkan satu tahun sebelum tahun anggaran berjalan. Hal ini ditujukan agar Rencana Kinerja menjadi pedoman dalam penyusunan program kegiatan. Setelah rancangan program kegiatan tersebut disahkan menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), maka pada awal tahun anggaran pimpinan unit harus menyusun Perjanjian Kinerja sebagai bukti kontrak kerja antara pimpinan unit Eselon II kepada pimpinan unit Eselon I. Dokumen Perjanjian Kinerja inilah yang akan selalu direview capaiannya setiap triwulan dan dilaporkan. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja diperbolehkan tidak mencantumkan seluruh SS dan IK sehingga pada tahun 2020 Dit. ITKAK menyusun dokumen Perjanjian Kinerja yang menjadi janji kinerja Dit. ITKAK kepada para pemangku kepentingan.
Perjanjian Kinerja tersebut kemudian diubah untuk menyesuaikan target yang tercantum pada Reviu Rencana Strategis Ditjen IKFT. Penyesuaian target tersebut disebabkan oleh kondisi Pandemi COVID-19 yang menyebabkan perlambatan perekonomian di seluruh dunia, termasuk sektor industri di Indonesia. Berikut adalah sandingan target kinerja dalam Perjanjian Kinerja Dit. ITKAK Tahun 2020 dengan target kinerja dalam Reviu Renstra.
Perjanjian Kinerja disusun, ditandangani, dan dilaksanakan oleh pimpinan Dit. ITKAK yang didukung oleh jajaran pejabat struktural Eselon III dan Eselon IV di lingkungan Dit. ITKAK. Oleh karena itu dokumen Perjanjian Kinerja Dit. ITKAK di-cascade hingga ke level Eselon III dan Eselon IV untuk kemudian ditandatangani dan dilaksanakan oleh Pejabat tersebut. Dengan demikian, setiap pejabat struktural di lingkungan Dit. ITKAK memiliki kontrak kerja yang akan menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Perjanjian Kinerja tersebut direview dan dilaporkan setiap akhir tahun melalui laporan LAKIP ini.
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Dit. ITKAK Tahun 2020 1. Persen 2. Persen 3. Juta Orang 4. USD Milyar 1. Persen 2. Rp Juta per Tenaga Kerja 3. Rp Triliun 1. Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
1. Perusahaan
2. Meningkatnya kemampuan industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam negeri
1. Persen 3. 1. Persen 2. Persen 3. Persen 1. 1. RSKKNI 2. RSNI 1. 1. Persen 2. Nilai n.a. n.a. 4,44 1,4 4,9 19,24 3,82 34,18 20,13 3 62,1
Rasio impor bahan baku industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB industri pengolahan
3,96
Perspektif Proses Bisnis Internal Terselenggaranya
urusan
pemerintahan di bidang
industritekstil, kulit, dan alas kaki yang berdaya saing dan
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
0
Infrastruktur standar produk yang terbentuk
6 4,27
0
6 Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
62,1
Pertumbuhan ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
-10,58 Kontribusi ekspor produk industri
tekstil, kulit, dan alas kaki
10,29 4,17
10,37
3 39,4 Nilai realisasi investasi sektor
industri tekstil, kulit, dan alas kaki
9,45 Perspektif Pelanggan
1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persentase tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total tenaga kerja
3,19
Produktivitas tenaga kerja sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Sasaran Strategis(IKSS) Target awal 2020 Target revisi 2020 Satuan
Meningkatnya penguasaan pasar industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Perspektif Tujuan
Nilai ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
16,15 Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya peran industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam perekonomian nasional
Pertumbuhan PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki
-7,41 Kontribusi PDB industri tekstil, kulit,
dan alas kaki terhadap PDB nasional
1,44 Jumlah tenaga kerja di sektor
industri tekstil, kulit, dan alas kaki
4,71
Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Readyness Index (INDI 4.0) lebih besar dari atau sama dengan 3 di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan, serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan
95
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Direktorat Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki
E. Rencana Anggaran
Untuk mencapai target pada tahun 2020, Dit. ITKAK telah menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki dengan dukungan anggaran DIPA sebesar Rp. 9.318.686.000 (Sembilan milyar tiga ratus delapan belas juta enam ratus delapan puluh enam ribu rupiah) yang terdiri dari 6 (enam) output dengan masing-masing anggaran setiap output sebagai berikut :
Tabel 2.4 Alokasi Awal Anggaran Dit. ITKAK tahun 2020
Dalam perjalanannya, anggaran DIPA Dit. ITKAK Tahun 2020 mengalami penghematan dan realokasi akibat Pandemi COVID-19. Pada akhir tahun nilai DIPA Dit. ITKAK adalah sebagai berikut:
F. Profil Indikator dan Dasar Perhitungan Capaian IKU
Penetapan capaian indikator kinerja dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari BPS, BKPM, dan lainnya. Disamping itu juga digunakan data primer dari internal Kementerian Perindustrian untuk penetapan dan pengukuran capaian indikoator kinerja tertentu. Data yang digunakan diantaranya adalah:
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
Data PDB yang digunakan berasal dari publikasi secara triwulanan BPS. Data PDB tersebut terdiri dari data nilai nominal dan laju pertumbuhan yang dirinci berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha di Indonesia (KBLI) 2 Digit. Data PDB yang digunakan oleh Dit. ITKAK adalah Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, serta industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki. Mengingat Dit. ITKAK membina ketiga subsektor tersebut, maka untuk penyajian laju pertumbuhan nilai PDB diagregasi terlebih dahulu baru kemudian dihitung laju pertumbuhannya. Adapun perhitungan laju pertumbuhan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Untuk pertumbuhan industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka maka :
Anggaran (Rp Ribu)
Pagu
1875 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki 9.318.686 1.875.001 Perusahaan Restrukturisasi Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki 4.168.686 1.875.019 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi
Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki 900.000 1.875.023 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Peningkatan Daya
Saing Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki 900.000 1.875.024 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Tekstil, Kulit,
dan Alas Kaki 1.800.000 1.875.038 Branding Produk Garmen, Fashion, dan Alas Kaki 950.000 1.875.039 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Usaha 600.000
9.318.686
Kode Kegiatan/Output Pendukung
PDBt: PDB harga konstan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, + PDB
harga konstan Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki pada tahun t
PDBt-1: PDB harga konstan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, + PDB
harga konstan Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki pada tahun t – 1 ( 1 tahun sebelumnya)
Sedangkan untuk perhitungan Kontribusi PDB industry tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB nasional dihitung dengan PDB atas dasar harga berlaku sektor tersebut terhadap PDB nasional pada tahun yang sama menggunakan rumus :
Kontribusi PDB = PDBt/PDB Nasional
Keterangan : PDBt adalah PDB untuk sektor/tahun tertentu
2. Data Tenaga Kerja
Penghitungan indicator jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industry tekstil, kulit, dan alas kaki dilakukan dengan menjumlahkan tenaga kerja subsektor berdasarkan data Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dikeluarkan BPS dua kali dalam setahun. Adapun rumus perhitungan yang digunakan adalah :
Jumlah penyerapan tenaga kerja ITKAK = TK Industri Tekstil (KBLI 13) + TK Industri Pakaian Jadi (KBLI 14) + TK Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (KBLI 15)
3. Data investasi
Penghitungan indikator penambahan unit baru (baik unit baru atau ekspansi) dan nilai investasi bersumber dari data investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Data investasi tersebut memuat jumlah proyek dan nilai proyek yang berasal dari Izin Prinsip (IP), Izin Usaha Industri (IUI), dan realisasi Laporan Koordinasi Penanaman Modal (LKPM). Data dirilis setiap triwulan dengan kode klasifikasi KBLI 2 Digit. Penghitungan indicator unit baru berasal dari jumlah proyek dan penghitungan nilai investasi berasal dari nilai proyek.
Penghitungan indicator kontribusi ekspor produk tekstil, kulit, dan alas kaki berasal dari nilai ekspor produk tekstil, kulit, dan alas kaki dibandingkan dengan nilai ekspor nasional. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Kontribusi X = Xt/X Nasional
Keterangan : Xt adalah nilai ekspor untuk sektor/tahun tertentu
5. Data produktivitas tenaga kerja
Indicator produktivitas tenaga kerja dihitung dengan rumus sebagai berikut: Produktivitas tenaga kerja = PDBt
Tkt
6. Data RSKKNI dan RSNI
Capaian draft RSKKNI dan RSNI dihitung dengan melihat realisasi draft RSNI dan RSKKNI yang tersusun sampai rapat Prakonvensi.
Adapun Ringkasan Profil Indikator dan Dasar Perhitungan Capaian IKU dalam indikator kinerja sasaran dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Profil Indikator dan Dasar Penghitungan Capaian IKU dalam indikator kinerja tujuan
Indikator Kinerja
(IK) Penjelasa IK Komponen Perhitungan Sumber Data
1. Laju
pertumbuhan PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Laju Pertumbuhan PDB menggambarkan kinerja industri pada sector Tekstil Kulit dan Alas Kaki
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
Membandingkan PDB sector Tekstil Kulit dan Alas Kaki tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya (PDB harga konstan seri 2010) Data PDB sesuai lapangan Usaha (BPS) 2. Kontribusi PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB nasional
Kontribusi PDB menggambarkan peran industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki terhadap perekonomian Nasional
Menghitung share PDB sector Tekstil Kulit dan Alas Kaki tahun tertentu terhadap PDB Nasional (PDB harga berlaku seri 2010) Data PDB sesuai lapangan Usaha (BPS) 3. Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Penyerapan tenaga kerja menggambarkan sector peran industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki sebagai industri padat karya
terhadap penyerapan tenaga kerja
Menghitung jumlah penyerapan sector Tekstil Kulit dan Alas Kaki tahun
Data Survei Angkatan Kerja Nasional/Saker nas (BPS) 4. Jumlah unit industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Pertumbuhan populasi pada industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki
unit usaha besar sedang yang tumbuh. Berdasarkan data BKPM, jumlah Izin Usaha Industri (IUI) yang terbit pada tahun 2018
Data IP, IUI, dan LKPM triwulanan dari
Indikator Kinerja
(IK) Penjelasa IK Komponen Perhitungan Sumber Data
5. Nilai investasi di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Perhitungan nilai realisasi investasi (PMA dan PMDN) di sektor industri pengolahan Tekstil Kulit dan Alas Kaki berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BKPM
nilai realisasi investasi (PMA dan PMDN) berupa IUI pada tahun berjalan
Data IP, IUI, dan LKPM triwulanan dari OSS BKPM 6. Kontribusi ekspor produk industri industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap ekspor nasional.
Perbandingan nilai ekspor produk industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki terhadap nilai ekspor nasional setiap tahunnya
Data Ekspor – Impor BPS Data Ekspor Impor Bulanan
BPS
7. Produktivitas SDM industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Perbandingan antara Nilai Tambah yang dihasilkan oleh sector Tekstil Kulit dan Alas Kaki terhadap jumlah tenaga kerjanya
Nilai PDB harga berlaku berdasarkan survey BPS triwulanan dan data Tenaga Kerja berdasarkan data Sakernas BPS
Data PDB Triwulanan BPS dan Data Tenaga Kerja Sakernas semesteran BPS 8. Infrastruktur
kompetensi yang terbentuk
Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) bidang Tekstil Kulit dan Alas Kaki yang tersusun sampai dengan tahap prakonvensi
Jumlah Draft RSKKNI s/d
tahap prakonvensi Kemenperin
9. Infrastruktur Standar Produk yang terbentuk
Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) bidang Tekstil Kulit dan Alas Kaki yang tersusun sampai dengan tahap prakonvensi
Jumlah Draft RSNI s/d tahap
prakonvensi Kemenperin
G. Penanggung Jawab terhadap Capaian IKU dan IKSS
Terhadap indikator kinerja utama dan indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan pembagian tanggung jawab terhadap capaian dari masing-masing indikator dimaksud dengan mengacu kepada tugas pokok dan fungsi yang tercantum dalam peraturan Menteri Perindustrian No 35 Tahun 2018. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Direktur Industri Tekstil Kulit Alas Kaki dan Aneka bertanggung jawab terhadap capaian dari masing-masing IKT bersama dengan subdit terkait dengan rincian pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Penanggung Jawab Capaian IKT
No Sasaran
Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Penanggung Jawab 1 Meningkatnya
peran industri
industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam perekonomian nasional
1. Laju pertumbuhan PDB industri
industri tekstil, kulit, dan alas kaki Dir ITKAK, Subdit PEP, IT, IPJ dan IAK 2. Kontribusi PDB industri tekstil,
kulit, dan alas kaki terhadap PDB nasional
Dir ITKAK, Subdit PEP, IT, IPJ dan IAK
3. Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan
Sedangkan terhadap Capaian IKSS rincian penanggung jawab sampai dengan level Eselon III terdapat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Penanggung Jawab terhadap Capaian IKU dan IKSS
Kode Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Penanggung Jawab S1.1 Jumlah unit industri tekstil, kulit, dan alas kaki Subdit PEP, IT, IPJ, dan IAK
S1.2 Nilai investasi di sektor industri tekstil, kulit,
dan alas kaki Subdit PEP, IT, IPJ, dan IAK
S2.1 Kontribusi ekspor produk industri tekstil, kulit,
dan alas kaki terhadap ekspor nasional. Subdit IPJ dan IAK
S2.2 Produktivitas SDM industri tekstil, kulit, dan
alas kaki Subdit IT, IPJ, dan IAK
T2.1 Infrastruktur kompetensi yang terbentuk Subdit IT, IPJ, dan IAK
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
Secara umum Dit. ITKAK telah melaksanakan tugas fungsi sesuai amanat Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Dit. ITKAK mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri tekstil, kulit, dan alas kaki. Tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan dalam bentuk kegiatan DIPA Dit. ITKAK Tahun 2020 yang berpedoman pada Rencana Kinerja (Renkin) dan Perjanjian Kinerja (Perkin). Keberhasilan dan kegagalan pencapaian SS, IK, dan target output DIPA diuraikan dan dianalisis berdasarkan realisasi kegiatan DIPA pendukung SS dan IK tersebut. A. Analisis Capaian Kinerja
Pencapaian target berdasarkan SS dan IK yang dimuat dalam Rencana Strategis Perubahan Tahun 2020-2024, Rencana Kinerja Tahun 2020, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2020 diuraikan berdasarkan perspektif sebagai berikut:
1. Realisasi Target sesuai Indikator Kinerja Tujuan
Perspektif tujuan memuat SS dan IKT yang tanggung jawab pencapaiannya dipikul oleh pemerintah (Dit. ITKAK dan instansi lainnya) beserta pelaku industri dan sektor pendukung lainnya.
Tabel 3.1 Capaian SS dan IKT Dit. ITKAK Tahun 2020
Sumber : BPS, BKPM, Pusdatin Kementerian Perindustrian (diolah)
Esensi penetapan SS dan IKT dengan perspektif tujuan adalah harapan adanya peningkatan nilai tambah industri yang merupakan selisih antara biaya
output dengan biaya input. Peningkatan nilai tambah industri tekstil, kulit, dan
alas kaki merupakan parameter yang menunjukkan bahwa industri tekstil, kulit,
1. 4,4 12,3 Persen 2. 1,4 1,53 Persen 3. 4,9 3,85 Juta Orang 4. 19,07 18,05 USD Milyar 1. 3,81 3,85 Persen 2. 34,58 50,02 Rp Juta per Tenaga Kerja 3. 16,84 7,54 Rp Triliun 1. Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
1. 3 3 Perusahaan
2. Meningkatnya kemampuan industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam negeri
1. 62,10 n.a. Persen 3. 1. 5,56 -5,01 Persen 2. 10,64 10,76 Persen 3. 4,27 4,65 Persen 1. 1. 2 2 RSKKNI 2. 12 12 RSNI 1. 1. 95 95 Persen 2. 77 81 Nilai Meningkatnya penguasaan pasar industri tekstil, kulit, dan alas kaki Capaian 2019 Target 2019 Perspektif Tujuan
No. Sasaran Strategis (SS)
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Target 2020 Capaian 2020 Satuan 4,1 Nilai ekspor produk industri tekstil,
kulit, dan alas kaki
16,15 16,08
Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya peran industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam perekonomian nasional
Pertumbuhan PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki
-7,41 -8,86 Kontribusi PDB industri tekstil, kulit,
dan alas kaki terhadap PDB nasional
1,44 1,46
Jumlah tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
4,71
Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Readyness Index (INDI 4.0) lebih besar dari atau sama dengan 3 di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
3 3
39,4 55,09
Nilai realisasi investasi sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
9,45 9,52
Perspektif Pelanggan
1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Persentase tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total tenaga kerja
3,19 3,19
Produktivitas tenaga kerja sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
62,1 n.a.
Pertumbuhan ekspor produk industri tekstil, kulit, dan alas kaki
-10,58 -10,86 Kontribusi ekspor produk industri
tekstil, kulit, dan alas kaki
10,29 10,07
Rasio impor bahan baku industri tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap PDB industri pengolahan
3,96 3,38
Perspektif Proses Bisnis Internal
Terselenggaranya urusan
pemerintahan di bidang industritekstil, kulit, dan alas kaki yang berdaya saing dan
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
0 0
Infrastruktur standar produk yang terbentuk
6 8
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan, serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan
95 95
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki
dan alas kaki sebagai industri pengolahan menghasilkan nilai tambah yang menyumbang terhadap perekonomian nasional. Nilai tambah tersebut kemudian digunakan sebagai pengukuran PDB dan sebagai indikator pertumbuhan sektor industri ini. Industri tekstil, kulit, dan alas kaki meningkatkan nilai output yang dihasilkan dari proses industrinya yang pada sisi lain menggambarkan juga daya saing yang semakin baik yang berasal dari efisiensi proses produksi yang berjalan. Semakin efisien struktur biaya produksi maka akan semakin meningkat daya saing sektor tersebut. Berikut diuraikan capaian SS dan IKU berdasarkan perspektifnya:
1. Perspektif Tujuan
Perspektif tujuan merupakan kesimpulan dari keseluruhan perspektif dalam Peta Strategi Dit. ITKAK. Oleh karena itu, perspektif ini mengukur pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja yang mencerminkan Tujuan dan Program Dit. ITKAK, yaitu menciptakan daya saing dan meningkatkan kompetensi SDM industri. Perspektif tersebut disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Capaian SS Peran Industri dalam Perekonomian Nasional Dit. ITKAK Tahun 2020
Tabel 3.2 menunjukkana perbandingan capaian antar tahun. Hal tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan dinamika perkembangan sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki. Hal ini terutama bertujuan untuk mendapatkan justifikasi dan pemetaan penyebab dinamika tersebut. Secara umum, capaian beberapa Indikator Kinerja (IK) yang telah ditargetkan memang tidak dapat tercapai optimal, hal ini dikarenakan terjadinya Pandemi COVID-19 dimana di Indonesia telah ditetapkan sebagai bencana nasional pada 18 Maret 2020. Penetapan tersebut menyebabkan pengetatan aktivitas ekonomi dan sosial sehingga menyebabkan perlambatan ekonomi. Perkembangan laju pertumbuhan
1. 4,4 12,3 Persen 2. 1,4 1,53 Persen 3. 4,9 3,85 Juta Orang 4. 19,07 18,05 USD Milyar Capaian 2019 Target 2019 Perspektif Tujuan
No. Sasaran Strategis (SS)
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Target 2020 Capaian 2020 Satuan 4,1 Nilai ekspor produk industri tekstil,
kulit, dan alas kaki
16,15 16,08 1. Meningkatnya
peran industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam perekonomian nasional
Pertumbuhan PDB industri tekstil, kulit, dan alas kaki
-7,41 -8,86 Kontribusi PDB industri tekstil, kulit,
dan alas kaki terhadap PDB nasional
1,44 1,46
Jumlah tenaga kerja di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki
Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan ITKAK Tahun 2011-2020
Sedangkan kontribusi PDB sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki disajikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Grafik Kontribusi PDB ITKAK Terhadap Ekonomi Nasional
Salah satu faktor utama penyebab kontraksi pertumbuhan sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki adalah penurunan konsumsi rumah tangga, dimana pada pengeluaran untuk konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya turun sebesar 4,21 persen. Penurunan permintaan dan prosedur Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) tersebut menyebabkan penurunan kinerja