• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BUKU EDUKASI LINGKUNGAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN SISTEM VISUAL AUGMENTED REALITY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN BUKU EDUKASI LINGKUNGAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN SISTEM VISUAL AUGMENTED REALITY"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN BUKU EDUKASI LINGKUNGAN

UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR

DENGAN SISTEM VISUAL AUGMENTED REALITY

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

Gayatri Nuansa Putri

104216045

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

UNIVERSITAS PERTAMINA

2020

(2)

Universitas Pertamina - 2

.

Lampiran TA-3 – Punggung Laporan Tugas Akhir

Pe

ra

nca

ng

a

n

B

u

ku

E

du

k

a

si

L

ing

k

u

ng

a

n

untu

k

A

na

k

S

eko

la

h

D

a

sa

r

deng

a

n

S

iste

m

V

isua

l A

ug

m

ented

R

ea

lity

Gay

at

ri

Nu

an

sa

Pu

tri

1

0

4

2

1

6

0

4

5

(3)

Universitas Pertamina - 3

PERANCANGAN BUKU EDUKASI LINGKUNGAN

UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR

DENGAN SISTEM VISUAL AUGMENTED REALITY

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

Gayatri Nuansa Putri

104216045

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

UNIVERSITAS PERTAMINA

2020

(4)
(5)

Universitas Pertamina - i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir

: Perancangan Buku Edukasi Lingkungan untuk

Siswa Sekolah Dasar Dengan Sistem Visual

Augmented Reality

Nama Mahasiswa

: Gayatri Nuansa Putri

Nomor Induk Mahasiswa

: 104216045

Program Studi

: Teknik Lingkungan

Fakultas

: Perencanaan Infrastruktur

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 5 Agustus 2020

Jakarta, 13 Agustus 2020

MENGESAHKAN

Pembimbing I

Nama

: Dr. Eng. Mega Mutiara Sari, S.T., M.Si

NIP

: 116102

Pembimbing II Nama

: Dr. Eng. Nova Ulhasanah, S.T., M.Eng

NIP

: 116140

MENGETAHUI,

Ketua Program Studi

Dr. Eng. Ari Rahman, S.T., M.Eng

NIP: 116043

(6)

Universitas Pertamina - ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Perancangan Buku

Edukasi Lingkungan untuk Siswa Sekolah Dasar dengan Sistem Visual Augmented

Reality ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak

mengandung materi yang ditulis oleh orang lain kecuali pengutipan sebagai

referensi yang sumbernya telah dituliskan secara jelas sesuai dengan kaidah

penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini, saya

bersedia menerima sanksi dari Universitas Pertamina sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan

kepada Universitas Pertamina Hak bebas royalti noneksklusif (non-exclusive

royalty-free right) atas Tugas Akhir ini beserta perangkat yang ada. Dengan hak

bebas royalti noneksklusif ini Universitas Pertamina berhak menyimpan, mengalih

media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkatan data (database), merawat,

dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 10 Agustus 2020

Yang membuat pernyataan,

(7)

Universitas Pertamina - iii

ABSTRAK

Gayatri Nuansa Putri. 104216045. Perancangan Buku Edukasi Lingkungan untuk

Siswa Sekolah Dasar dengan Sistem Visual Augmented Reality.

Melihat peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang terus bertambah, terbukti

memiliki dampah terhadap peningkatan timbulan sampah. Sejalan dengan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan

dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

(KSNP-SPP) untuk mengatasi peningkatan jumlah timbulan sampah yang ada salah satu

cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman tentang

pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah.

Perancangan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

siswa sekolah dasar mengenai sistem pengelolaan sampah dengan menguji

efektivitas media visual augmented reality melalui sistem operasi android sebagai

media penyampaiannya. Pada perancangan ini dilakukan dua kali pengujian untuk

mengetahui pemahaman siswa mengenai sistem pengelolaan sampah sebelum

diujikan buku edukasi lingkungan dan setelah diujikan. Berdasarkan hasil uji yang

dilakukan didapatkan peningkatan nilai persentase soal dijawab benar sebesar 42%

, dengan nilai persentase soal dijawab benar saat pre-test sebesar 37%, dan saat

melakukan post-test persentase soal dijawab benar menjadi 79%. Selain itu, nilai

rata-rata jawaban benar dari keseluruhan siswa juga mengalami peningkatan

sebesar 4,25 poin dari rata-rata nilai pre-test sebesar 3,64 poin menjadi 7,89 poin

saat post-test. Dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa perancangan ini berhasil

untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa sekolah dasar mengenai

sistem pengelolaan sampah, sehingga setelah perancangan diharapkan buku dan

aplikasi ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas untuk

memahami proses pengelolaan sampah, sehingga kedepannya semakin banyak

orang yang lebih perduli terhadap lingkungan sekitar

Kata kunci : pengelolaan sampah, augmented reality, android, edukasi

(8)

Universitas Pertamina - iv

ABSTRACT

Gayatri Nuansa Putri. 104216045. Designing Environmental Education Books for

Elementary School Students use Visual Augmented Reality System

Viewing the increase of Indonesia's people, there is an impact with the increase of

garbage. In line with regulation of the Minister of State for Public Works No.

21/PRT/M/2006 concerning national policy and strategy for the development of

waste management system (KSNP-SPP) to reduce the garbage increase, one way to

reduce it with improvement knowledge of understanding about development of

waste management system to school-age children. The design aims to improve

knowledge and understanding of elementary school students regarding waste

management systems by testing the effectiveness of visual media Augmented

Reality through the Android operating system as a media. The design was

conducted twice as a test to find out the students's understanding of the waste

management system before and after being tested by the environmental education

book. Based on the results of the test is obtained increased percentage value of the

question answered correctly 42%, with a percentage of questions answered

correctly when the pre-test of 37%, and when doing post-test ¬ Percentage of

questions answered correctly to 79%. In addition, the average value of the correct

answer from the whole student has also increased by 4,25 points from the average

pre-test value of 3,64 points to 7,89 points during post-test. It can be said that the

design was successful to improve knowledge and understanding of elementary

school students regarding the waste management system. So that the design of book

and digital application are expected to be used and beneficial for the wider

community to understand the process of waste management and in the future more

communities are more concerned about the environment.

Keywords: waste management, augmented reality, android, environmental

education, elementary school

(9)

Universitas Pertamina - v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,

karunia, dan lindungan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas

Akhir dengan judul “Perancangan Buku Edukasi Lingkungan untuk Siswa

Sekolah Dasar dengan Sistem Visual Augmented Reality”. Proses pengerjaan

laporan ini tidak lepas dari do’a, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada semua pihak, yakni kepada:

1. Keluarga saya tercinta, terima kasih sudah selalu meluangkan waktu

untuk mendengarkan cerita-cerita penulis, memberikan dukungan baik

do’a, semangat dan juga materi;

2. Ibu Dr. Eng Mega Mutiara Sari, S.T., M.Si selaku Pembimbing I yang

mana telah memberikan bimbingan, saran, ilmu, serta waktunya kepada

penulis selama melakukan perancangan;

3. Ibu Dr. Eng. Nova Ulhasanah, S.T., M.Eng, selaku Pembimbing II dan

Koordinator Tugas Akhir Teknik Lingkungan Universitas Pertamina,

yang mana telah membantu saya dalam menemukan tema tugas akhir dan

telah memberikan bimbingan, saran, ilmu, serta waktunya kepada penulis

selama melakukan perancangan;

4. Bapak Dr. Eng. Ari Rahman, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi

Teknik Lingkungan Universitas Pertamina;

5. Ibu Nurulbaiti Listyendah Zahra, S.T., M.T, selaku dosen wali penulis

atas ilmu dan bimbingan selama penulis menjalani pendidikan di Program

Studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina

6. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina

atas ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam

menyusun laporan tugas akhir;

7. Seluruh Guru SD Islam Tugasku yang telah membantu kelancaran penulis

selama pengerjaan tugas akhi.

8. Ulfa Izza, Miranti, Delafany, Tasha, dan Zeniasha yang selalu menemani,

memberikan dukungan, masukan, bantuan dan canda-tawa kepada penulis

sejak awal masa perkuliahan hingga penyusunan tugas akhir ini;

9. Teman-teman Kavaleri, Teknik Lingkungan Universitas Pertamina 2016

dan pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas dukungan,

bantuan, serta cerita yang telah diberikan kepada penulis selama proses

perkuliahan hingga penyusunan tugas akhir ini.

Dengan ditulisnya laporan ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca dapat

memberikan saran dan masukan yang membangun sebagai pembelajaran

kedepannya. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca

yang membutuhkan.

Jakarta, 10 Agustus 2020

(10)

Universitas Pertamina - vi

DAFTAR IS

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR IS ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SINGKATAN (ATAU YANG LAINNYA) ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang

... 1

1.2

Rumusan Masalah

... 2

1.3

Batasan Masalah

... 2

1.4

Tujuan Perancangan

... 2

1.5

Manfaat Perancangan

... 2

1.6

Lokasi Penelitian

... 3

1.7

Waktu Pelaksanaan Perancangan

... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1

Pendidikan

... 4

2.2

Pengertian Limbah Padat

... 4

2.3

Jenis dan Sumber Limbah Padat

... 4

2.4

Pengurangan Sampah

... 5

2.5

Pengelolaan Sampah

... 5

2.6

Augmented Reality ... 8

2.6.1 Sistem Augmented Reality... 8

2.6.2 Metode Augmented Reality ... 10

2.6.3 Komponen Augmented Reality ... 11

BAB III. KONSEP PERANCANGAN ... 12

3.1

Diagram Alir Perancangan

... 12

3.2

Data Perancangan

... 13

(11)

Universitas Pertamina - vii

3.4

Analisis Teknis

... 13

3.5

Peralatan dan Bahan

... 13

3.6

Teknik Analisis Data

... 15

3.7

Indikator Keberhasilan

... 15

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1

Kuesioner Awal

... 16

4.2

Uji Pengetahuan Awal (Pre-test)

... 20

4.3

Hasil Uji Pengetahuan Akhir (Post Test)

... 22

4.4

Perbandingan Uji Awal (Pre Test) dan Uji Akhir (Post Test)

... 24

4.5

Rancangan Anggaran Biaya

... 28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

5.1

Kesimpulan

... 29

5.2

Saran

... 30

DAFTAR PUSTAKA ... I

LAMPIRAN ... II

(12)

Universitas Pertamina - viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Waktu Perancangan... 3

Tabel 2. 1 Tabel jenis pengolahan sampah (Padmi, 2016) ... 7

Tabel 3. 1 Kriteria Keberhasilan Pembelajaran Siswa ... 15

Tabel 4. 1 Perbandingan hasil uji awal dan uji akhir keseluruhan responden ... 27

Tabel 4. 2Anggaran Dana Desain ... 28

(13)

Universitas Pertamina - ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh penerapan AR pada games PokemonGo ... 9

Gambar 2. 2 Contoh penerapan AR pada meseum IHM ... 10

Gambar 2. 3 Contoh Penerapan AR pada pengenalan sistem tata surya ... 10

Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Perancangan... 12

Gambar 4. 1 Diagram persebaran umur responden ... 16

Gambar 4. 2 Diagram Kegiatan Responden dalam Membaca Buku Setiap Hari . 17

Gambar 4. 3 Diagram Durasi Responden Untuk Membaca Buku Dalam Satu Hari

... 17

Gambar 4. 4 Diagram Durasi Responden Dalam Membaca Buku Satu Halaman 17

Gambar 4. 5 Diagram Ketertarikan Sampel Pada Tulisan dan/atau Gambar Pada

Buku ... 18

Gambar 4. 6 Diagram Keteratrikan Responden Dengan Buku Berwarna atau Buku

Hitam Putih ... 18

Gambar 4. 7 Diagram Pendidikan Lingkungan Hidup yang Diterima oleh

Responden ... 19

Gambar 4. 8 Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Masalah Lingkungan . 19

Gambar 4. 9 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa ... 20

Gambar 4. 10 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji ... 20

Gambar 4. 11 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa ... 21

Gambar 4. 12 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji ... 21

Gambar 4. 13 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa ... 22

Gambar 4. 14 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji... 22

Gambar 4. 15 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa ... 23

Gambar 4. 16 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji... 23

Gambar 4. 17 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek

tinjauan siswa ... 24

Gambar 4. 18 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek

tinjauan soal uji ... 24

(14)

Universitas Pertamina - x

Gambar 4. 19 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek

tinjauan siswa ... 25

Gambar 4. 20 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek

tinjauan soal uji ... 25

Gambar 4. 21 Diagram pre-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji

... 26

Gambar 4. 22 Diagram post-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji

... 26

Gambar 4. 23 Diagram perbandingan pre-test dan post-test keseluruhan siswa

(15)

Universitas Pertamina - xi

DAFTAR SINGKATAN (ATAU YANG LAINNYA)

Lambang/Singkatan

Arti Keterangan

AR

Augmented reality

SDK

Software Development Kit

OS

Operating System

3D

Tiga Dimensi

TPS

Tempat Penampungan Sementara

TPA

Tempat Pemrosesan Akhir

TPST

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

3R

Reuse, Reduce, Recycle

B3

Bahan Berbahaya dan Beracun

SD

Sekolah Dasar

(16)
(17)
(18)
(19)

Universitas Pertamina - 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini masalah persampahan dan limbah sudah menjadi permasalahan nasional. Pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi manusia sangat erat kaitannya dengan masalah persampahan. Pada tahun 2016 dengan 261.12 jumlah penduduk di Indonesia timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 65,20 juta ton/tahun. (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018). Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019 Bapak Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman mengatakan bahwa pada tahun 2018 penduduk Indonesia mencapai 265,00 juta jiwa, dengan timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 65,79 juta ton/tahun (Puningsih, 2020). Dengan demikian jumlah persampahan di Indonesia dapat mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Melihat permasalahan tersebut dirasa perlu adanya sebuah edukasi kepada masyarakat mengenai sistem persampahan. Hal ini sejalan dengan point f ayat 1 pasal 4 Perpres RI Nomor 97 Tahun 2017 yang mana dalam strategi pengurangan sampah rumah tangga (SRT) dan sampah sejenis sampah rumah tangga (SSRT) dapat meliputi beberapa komponen salah satunya dengan cara penguatan keikutsertaan masyarakat melalu komunikasi, informasi dan edukasi. Selain itu pada lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), dalam kebijakan peningkatan keikutsertaan masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan. Beberapa strategi dapat dilakukan untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam menjalankan strategi pengurangan sampah, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat tentang sistem pengelolaan sampah sejak dini hal ini dapat melalui sektor pendidikan dengan memberikan edukasi lingkungan kepada anak-anak usia sekolah.

Berdasarkan teori fase pertumbuhan kognitif menurut Piaget pada tahun 1966. Anak dengan rentang usia 7-11 tahun telah memasuki fase operasi konkrit yang mana siswa mampu menyelesaikan masalah yang nyata, mulai memahami hubungan seperti ukuran, serta sudah memperhatikan dan memperdulikan sudut pandang orang. Sedangkan pada usia 11-15 tahun siswa dapat berpikir logis dengan pola pikir yang deduktif dan futuristis (Sarayati, 2016). Sehingga siswa dengan usia 11 tahun merupakan usia yang efektif untuk berpikir secara konkrit dan rasional.

Melihat era digital yang berkembang begitu pesat, sehingga proses edukasi ini akan menggunakan teknologi digital visual Augmented Reality hal diharapkan dapat meningkatkan tingkat penerimaan pengguna. Teknologi ini merupakan aplikasi yang dapat memproyeksikan objek dalam sebuah lingkungan nyata dengan waktu yang bersamaan, objek pada dunia nyata dan dunia maya dapat berupa objek dua dimensi maupun objek tiga dimensi (Kurniawan, 2017). Dengan menggunakan teknologi tersebut akan memudahkan pembaca dalam keinteraksian dan penggunaannya (Kurniawan, 2017).

(20)

Universitas Pertamina - 5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka dalam perancangan ini dirumuskan beberapa permasalahan yakni:

1. Bagaimana pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai sistem pengelolaan sampah? 2. Apakah aplikasi ini dapat membantu media pembelajaran untuk memperkenalkan proses

pengelolaan sampah?

3. Apakah aplikasi ini dapat efektif dalam penyampaian mengenai proses pengelolaan sampah?

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup perancangan ini dibatasi oleh beberapa hal, adantaranya:

1. Perancangan ini berfokus kepada pembuatan buku edukasi lingkungan terkait proses pengelolaan sampah

2. Teknologi digital visual yang digunakan adalah Augmented Reality berbasis android 3. Perancangan ini akan di uji cobakan kepada siswa-siswi kelas 5 dan 6 sekolah dasar dengan

rentang usia 10-12 tahun. Adapun jumlah sampel dalam satu kelas adalah 28 siswa yang merupakan batas maksimum jumlah siswa dalam satu kelasnya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidiakan dan Kebudayaan Nomor 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Pasal 24.

4. Pre-test dan post-test dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi Kahoot, pada kegiatan post-test diasumsikan bahwa seluruh responden sudah menggunakan aplikasi yang dirancang.

1.4 Tujuan Perancangan

Pembuatan buku edukasi tentang pengelolaan sampah ini bertujuan untuk:

1. Menambah pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai proses pengelolaan sampah.

2. Membantu proses kegiatan belajar mengajar agar lebih dipahami oleh siswa dalam bidang pengelolaan sampah.

3. Menjadi media yang efektif dalam pembelajaran mengenai pengelolaan sampah

1.5 Manfaat Perancangan

Dengan adanya perancangan ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:  Bagi Sekolah Dasar

a. Perancangan ini dapat menimbulkan minat baca kepada siswa-siswi.

b. Perancangan ini dapat menimbulkan pemahaman mengenai topik bahasan yaitu sistem pengelolaan sampah.

c. Perancangan ini dapat menjadi salah satu alternative rekomendasi guna meningkatkan sistem pengajaran yang ada

(21)

Universitas Pertamina - 3  Bagi Penulis

a. Perancangan ini merupakan salah satu sarana proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan dalam bidang perancangan khususnya perancangan sistem komunikasi untuk mengenalkan sistem pengelolaan sampah kepada siswa-siswi sekolah dasar.

b. Perancangan ini merupakan media untuk mengaplikasikan ilmu teknik lingkungan fokusnya pada sistem pengelolaan sampah.

c. Perancangan ini merupakan salah satu sarana pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu sebuah pengabdian kepada masyarakat.

1.6 Lokasi Penelitian

Dalam pengambilan kurikulum dan kuesioner untuk konten dalam buku serta uji pemahaman user, akan dilakukan sampling dan pada:

Sekolah : Sekolah Dasar Islam Tugasku.

Alamat : Jl. Pulo Mas Jaya No.2, Kayu Putih, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13210.

1.7

Waktu Pelaksanaan Perancangan

Waktu perancangan dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1. 1 Waktu Perancangan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan Proposal Tugas Akhir

Studi Literatur

Pematangan Metodelogi Sampling Tema Buku

Pembuatan Cerita Buku dan Animasi Pembuatan Aplikasi

Uji

Pengolahan Data Finalisasi Laporan Akhir

Juni Juli Mei

(22)
(23)
(24)

Universitas Pertamina - 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan

Pendidikan merupakan perencanaan untuk merealisasikan situasi belajar dan sistem pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dalam mengelaborasi potensi dirinya untuk memiliki kapasitas spiritual, pengawasan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemahiran yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, hal tersebut tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan reguasi tersebut pula terdapat pengertian dan pemahaman mengenai pendidikan nasional yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang bersumber dari nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan responsif terhadap perubahan zaman.

2.2 Pengertian Limbah Padat

Limbah merupakan sesuatu produk akhir dari kegiatan manusia ataupu hewan yang sudah tidak dapat digunakan dan tidak memiliki nilai. Limbah dapat berupa fasa gas, cair maupun padat. Bersumber pada Undang-Undang No.18 tahun 2008 limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu berdasarkan sumbernya dapat dihasilkan dari kegiatan pertanian, industri, pertambangan, kegiatan kota dan lain sebagainya, berdasarkan bentuknya dapat berupa padat, cair, gas, sludge, dan berdasarkan sifat bahannya dapat berupa domestik dan B3.

2.3 Jenis dan Sumber Limbah Padat

Sumber limbah padat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu (SNI 19-3983-1995): a. Sumber perumahan

Rumah permanen, rumah semi permanen, dan rumah non permanen, merupakan bangunan-bangunan yang termasuk sumber permanen.

b. Sumber non perumahan

Kantor, sekolah, pertokoan, super market, tempat ibadah, jalan raya, perhotelan, rumah makan, industri, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya, merupakan fasilitas-fasilitas yang termasuk kedalam sumber non perumahan

Bersumber pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.03/PRT/M/2013 jenis sampah dapat terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:

a. Sampah B3 (Sampah berbahaya dan beracun)

Sampah B3 adalah sampah yang memuat bahan berbahaya dan beracun, seperti: baterai, lampu neon, obat-obatan, jarum suntik.

b. Sampah Organik

Sampah organic adalah tipe sampah yang mudah terurai, seperti: tulang, duri, sisa makanan, daun-daun kering.

c. Sampah Guna Ulang

Sampah guna ulang adalah tipe sampah yang bisa dimanfaatkan kembali seperti: botol-botol plastik, botol kaca, kaleng makanan.

d. Sampah Daur Ulang

Sampah daur ulang adalah sampah yang dapat diproses atau didaur ulang, seperti: kardus, karton, koran, dan kertas-kertas bekas.

(25)

Universitas Pertamina - 5 e. Sampah Residu

Merupakan jenis sampah lainnya, yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan kebali, seperti: punting rokok, pembalut, popok bayi, permen karet.

2.4 Pengurangan Sampah

Pengurangan sampah adalah suatu rancangan yeng memiliki tujuan untuk mencegah atau mengurangi terwujudnya limbah, hal ini bertujuan untuk meminimasi dan mereduksi bahaya dari limbah tersebut. Bersumber pada UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengurangan sampah merupakan kegiatan pokok dalam proses pengelolaan sampah. Ketika terdapat sisa pada sampah yang tidak dapat dimanfaatkan hal yang dapat dilakukakan adalah melakukan pengolahan. Dua pendekatan yang bisa diterapkan untuk proses penanganan sampah, yaitu :

a. Pendekatan proaktif adalah cara meminimasi penggunaan bahan hingga sedikit menghasilkan limbah. Pendekatan ini dikenal sebagai teknologi bersih, dalam dunia industri. Hal tersebut membuat penerapan teknologi bersih menjadi salah satu pendekatan proaktif dalam upaya pengurangan sampah.

b. Pendekatan reaktif adalah penindakan yang dilakukan setelah limbah terbentuk atau yang lebih dikenal dengan pendekatan end-of-pipe. Untuk pengurangan dampak terhadap lingkungan metode ini perlu dilakukannya perbaikan, sehingga muncul konsep pengendalian dengan memanfaatka kembali limbah yang timbul secara langsung (reuse) dan/atau dengan mengolah kembali limbah yang dihasilkan sebelum digunakan (recycle).

2.5 Pengelolaan Sampah

Pengurangan sampah secara reaktif salah satu bentuknya dengan sistem pengelolaan sampah. Dalam sistem persampahan di Indonesia, proses pengelolaan sampah biasa disebut dengan teknik operasional pengelolaan sampah. Teknis operasional pengelolaan sampah yang biasa dilakukan memiliki beberapa tahapan, yaitu (Padmi, 2016):

A. Proses Pewadahan

Pewadahan, merupakan proses pengelolaan sampah dengan menadahi sampah baik yang dihasilkan secara mandiri ataupun secara publik di sumbernya. Berlandaskan kebutuhan dan letak, proses pewadahan dapat dibuat kedalam beberapa level (Padmi, 2016):

 Tingkat satu

Pewadahan jenis ini dapat menadahi sampah dari asalnya yang peletakannya ditempatkan di tempat yang terjangkau dan terlihat oleh pengguna. Jenis pewadahan ini mudah untuk diangkat, untuk dilanjutkan ke pewadahan tingkat dua.

 Tingkat dua

Pewadahan jenis ini merupakan tempat transit dari pewadahan tingkat satu ataupun pewadahan dari asalnya. Pewadahan tingkat dua dalam penerapannya biasa diposisikan diluar bangunan dan bersifat permanen. Sehingga pewadahan tingkat dua ini dapat dijadikan titik pertemuan sampah dari sumber dengan sistem lanjutan yaitu sistem pengumpul.

(26)

Universitas Pertamina - 6 Pewadahan tingkat ini merupakan jenis pewadahan dengan volume yang besar dan menjadi sentral, dalam penerapannya biasa lebih dikenal dengan TPS. Adapun fungsi wadah tingkat 2 ini sebagai penampung sampah-sampah dati pewadahan tingkat 2.

B. Pengumpulan

Pengumpulan merupakan proses penindaka sampah dari masing-masing sumber sampah yang sudah terkumpul dan akan diangkut ke stasiun berikutnya, dalam proses pengumpulannya dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Bersumber pada SNI 19-2454-2002, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam proses operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah dari sumber sampai ke TPA, yaitu secara direk (door to door) atau secara tidak langsung.

1. Pola individual langsung : pola ini dilakukan pengangkutan direk ke tempat pemrosesan akhir dari sumber sampah. Pola ini dapat diterapkan jika banyaknya sampah > 0,3 m3/hari. Daerah layanan yang biasa menerapkan proses pengumpulan tipe ini adalah kawasan pertokoan, kawasan elite dan jalan-jalan utama.

2. Pola komunal langsung : pola pengumpulan ini sampah dari asalnya akan langsung diangkut oleh produsen sampah ke tempat transportasi pengumpul sampah melakukan bongkar muat sampah. Kemudian truk melanjutkan pengambilan sampah pada titik pengumpulan berikutnya.

3. Pola individual tidak langsung : pola pengumpulan ini dilakukan dengan cara setiap sumber sampah akan memanfaatkan sebuah kendaraan untuk mengumpulkan sampah-sapah untuk dibawa ke TPS. Proses selanjutnya yang dilakukan di TPS adalah sampah dari sumber akan dipindahkan ke truk-truk pengangkut yang akan membawa sampah-sampah tersebut ke TPA.

4. Pola komunal tidak langsung : pola pengumpulan ini dilakukan dengan cara sampah dari sumber sampah diangkut sendiri oleh penghasil sampah ke titik pengumpulan tempat truk-truk sampah. Proses selanjutnya truk pengumpul akan menghantarkan sampah-sampah tersebut ke TPS yang dilanjutkan dengan proses pemindahan ke truk pengangkut untuk dibawa ke pengolahan lanjutan ataupun ke TPA.

C. Pemindahan

Kegiatan memindahkan sampah merupakan kegiatan yang dilakukan di TPS untuk memindahkan sampah dari moda pengumpulan ke transportasi pengangkut yang selanjutnya akan dibawa ke proses pengolahan atau ke tempat pemrosesan akhir. Dua jenis cara pemindahan yang dapat digunakan, yaitu :

 Permanent (stationary container system – SCS)  Non-Permenent (hauled container system – HCS)

Bersumber pada PP 81/2012 yang diperinci dalam peraturan menteri pekerjaan umum, prasarana pemindahan dapat diklasifikasikan menjadi:

 Tempat Penampungan Sementara (TPS), merupakan wadah sampah yang digunakan sebelum sampah diangkut ke proses pengolahan, pada TPS tidak dilakukan pemilahan dan pengolahan sampah.

 Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS-3R), merupakan wadah sampah yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan, pemilahan, serta pengolahan sampah.

(27)

Universitas Pertamina - 7  Stasiun Peralihan Antara (SPA), merupakan salah satu prasarana pemindahan sampah dari trasnportasi pengangkut kecil ke transportasi pengangkut yang lebih besar dengan dilengkapi fasilitas pereduksi volume sampah yang berupa alat pemadat sampah.

 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), merupakan tempat yang digunakan untuk kegiatan pengumpulan sampah, pemilahan sampah, pengolahan sampah dan pemrosesan akhir, dengan wilayah layanan berskala kota dan dilaksanakan oleh sebuah instansi. D. Pengangkutan

Proses pengangkutan memiliki tujuan untuk mengirimkan sampah dari area pemindahan atau dari sumber menuju ke TPA. Proses pengangkutan dilakukan untuk mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dari sistem, sehingga pengangkutan menjadi mudah, cepat, dan biaya relatif murah. Adapun persyaratan alat pengangkut adalah :

 Alat angkut yang tidak memiliki fungsi khusus untuk proses pengangkutan sampah (truk terbuka) maka transportasi tersebut harus dilengkapi dengan penutup dapat berupa terpal mapun jaring sampah;

 Alat pengangkut maksimum memiliki ketinggian bak 1,6 m;  Alat pengangkut sebaiknya dilengkapi dengan alat ungkit;

 Dalam pengoperasiannya kapasitas alat pengangkut harus disesuaikan dengan keadaan jalan yang akan dilewati

 Pada bagian bak truk/ dasar kontainer alat pengangkut perlu dilengkapi dengan alat penampung air sampah.

Mekanisme yang dapat dilakukan agar proses pengangkutan menjadi efektif dan efisien:  Memilih rute pengangkutan dengan hambatan dan jarak tempuh yang paling minim;  Memaksimalkan kapasitas atau daya angkut dari trasnportasi yang digunakan;

 Penggunaan transportasi yang dalam penggunaan bahan bakarnya seminim mungkin;

 Meningkatkan jumlah beban kerja atau ritasi pengangkutan untuk mendaptkan waktu kerja yang semaksimal mungkin.

D. Pengolahan

Proses pengolahan merupakan proses pengubahan karakteristik, komposisi, dan/atau jumlah sampah yang dihasilkan. Adapun jenis pengolahan sampah yang biasa diterapkan dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2. 1

Tabel jenis pengolahan sampah

Jenis Pengolahan Kelebihan Kekurangan

Pengomposan modern

Menghasilkan kompos yang lebih cepat

Peralatan yang digunakan lebih banyak dan

kompleks Penyusutan volume sampah Diperlukan perawatan

(28)

Universitas Pertamina - 8

Jenis Pengolahan Kelebihan Kekurangan

Pengomposan sederhana

Peralatan yang dibutuhkan sederhana Memerlukan pekerja yang memadai Efisien untuk jenis sampah dengan

kandungan organik lebih banyak

Membutuhkan waktu pemrosesan yang lama Biaya yang dikeluarkan tergolong

sedikit

Pemadatan

Dapat mengurangi volume sampah Biaya investasi, operasional, dan pemeliharan relatif tinggi Proses pengangkutan lebih mudah dan

efisien

Pembakaran

Memiliki kapasitas yang besar

Biaya investasi, operasional, dan pemeliharan relatif tinggi Sisa pembakaran dapat dimanfaatkan

Penyusutan volume sampah cukup besar Lebih bersih

Daur ulang

Dapat dijadikan peluang usaha

Tidak semua janis sampah dapat didaur

ulang Dapat mereduksi sampah yang akan

dibuang ke pemrosesan akhir

Peralatan yang digunakan cukup banyak dan mahal

Dapat menciptakan lingkungan kerja tidak sehat karena tumpukan

sampah Sumber: Padmi, 2016

2.6 Augmented Reality

2.6.1 Sistem Augmented Reality

Augmented Reality merupakan aplikasi yang dapat memproyeksikan objek dalam sebuah lingkungan nyata dengan waktu yang bersamaan, objek pada dunia nyata dan dunia maya dapat berupa objek dua dimensi maupun objek tiga dimensi. Augmented Reality sering juga disebut dengan realitas tertambat. (Kurniawan, 2017). Dalam penerapannya, sistem Augmeted Reality memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari Augmented Reality, yaitu (Kurniawan, 2017):

1. Dalam penerapannya dapat dihasilkan suasana yang lebih interaktif, 2. Dapat meningkatkan efektifitas penyampaian,

(29)

Universitas Pertamina - 9 4. Mudah dipahami karena modeling objek yang ditampilkan sederhana,

5. Mudah dalam pengaplikasiannya.

Sedangkan kekurangan dari Augmented Reality adalah:

1. Peka terhadap pergerakan dan perubahan sudat pandang pemindaian 2. Belum banyak yang dapat memuat aplikasi ini,

3. Membutuhkan memori dengan kapasitas besar.

Menurut Azuma pada 2001, visual augmented reality memiliki tiga prinsip. Augmented reality merupakan perpaduan antara dunia nyata dan virtual, augmented reality berjalan secara interaktif dan langsung, dan terdapat integrasi antara benda tiga dimensi, yaitu terintegrasinya benda imajiner dalam dunia nyata (Hanafi, 2015). Adapun beberapa contoh penggunaan aplikasi visual augmented reality sebagai berikut:

 Penerapan AR pada games

Salah satu cotoh penerapan aplikasi AR pada dunia games dapat dilihat pada permainan Pokemon Go.

Gambar 2. 1 Contoh penerapan AR pada games PokemonGo (yulianingsih, 2016)  Penerapan AR pada dunia pariwisata

Salah satu penerapan aplikasi AR dapat digunakan pada sektor pariwisata, Indonesia Heritage Museum merupakan salah satu museum di Batu, Jawa timur yang sudah menggunakan sistem AR sebagai salah satu pengembangan pariwisata di Indonesia.

(30)

Universitas Pertamina - 10 Gambar 2. 2 Contoh penerapan AR pada meseum IHM (monsterar.net, 2019)

 Penerapan pada dunia pendidikan

Penggunaan aplikasi AR juga sudah banyak diterpkan pad dunia pendidikan, salah satu contohnya adalah pengenalan tata surya menggunakan aplikasi AR

Gambar 2. 3 Contoh Penerapan AR pada pengenalan sistem tata surya (Nurdin, 2018)

2.6.2 Metode Augmented Reality

Menurut Lyu pada tahun 2012, augmented reality memiliki dua jenis cara dalam proses pencitraannya (Hanafi, 2015):

a. Marker Based Tracking

Marker based tracking merupakan desain lama dalam bidang visual augmented realit. Dalam pengoperasiannya sistem ini memerlukan penanda (marker) untuk membentuk reality berupa gambar yang dapat dianalisi. Penanda gambar tersebut biasa disebut dengan marker.

(31)

Universitas Pertamina - 11 Marker based augmented reality memiliki ciri khusus yaitu menggunakan fitur kamera pada device untuk menampilkan objek optis seperti video setelah menangkap, membaca dan menganalisis marker. Dalam metode ini pengguna dapat menggerakan device untuk melihat objek visual pada berbagai sudut pandang. Sehingga pengguna dapat melihat objek yang digambarkan lebih jelas dan dari berbagai sisi.

b. Markerless Augmented Reality

Markerless augmented reality merupakan metode yang dalam menampilkan elemen-elemen digital tidak perlu lagi menggunakan penanda (marker). Contoh dari penggunaan markerless adalah augmented reality dengan face tracking, 3d object tracking, motion tracking, dan GPS based tracking. Teknik GPS based tracking memanfaatkan vitur GPS dan kompas yang ada didalam device untuk menampilkan arah dalam bentuk real time.

2.6.3 Komponen Augmented Reality

Berdasarkan Sylva yang dikutip oleh Hanavi,2015 komponen yang digunakan untuk membantu sistem kerja dari proses augmented reality. Adapun komponen-komponen tersebut adalah:

a. Scene Generator

Scene generator merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan rendering. Rendering adalah kegiatan untuk membangun objek dalam bentuk gambar dalam augmented reality.

b. Tracking System

Pada proses tracking merupakan kegiatan pendekatan objek virtual dengan objek nyata menggunakan pola tertentu.

c. Display

Pada augmented reality kualitas visual seperti resolusi, fleksibilitas, titik pandang dan tracking area sangat penting. Dalam tracking area faktor pencahayaan menjadi salah satu yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi proses display.

d. Augmented Reality Devices

Peralatan augmented reality dapat berupa perangkat keras seperti smartphone dan PC. Beberapa aplikasi menggunakan vitur augmented reality telah tersedia pada Android, iOS, dan Windows Phone.

(32)
(33)
(34)

Universitas Pertamina - 12

BAB III. KONSEP PERANCANGAN

3.1 Diagram Alir Perancangan

Dalam prose perancangan ini memiliki alur kerja seperti yang tergambar pada Gambar 3.1

Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Perancangan

Mulai

Sampling Data Awal

Pembuatan Konsep Cerita: a. Penyusunan Naskah b. Pembuatan Gambar Dalam

Cerita

Buku Cetak Pembuatan aplikasi:

a. Perancangan menu dalam aplikasi

b. Pembuatan objek c. Marker dan objek 3d

d. Pemodelan aplikasi

Aplikasi Android

Apakah aplikasi ini dapat berjalan

dengan baik?

Pre-test Pemahaman User Terhadap Persampahan

Uji coba penggunaan

Post-test Pemahaman User Terhadap Persampahan

Analisis Hasil Pemahaman

Kesimpulan dan Saran

Selesai NO

(35)

Universitas Pertamina - 13

3.2 Data Perancangan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui penyebaran kuesioner awal terkait ketertarikan dengan buku kepada siswa. Selanjutnya saat aplikasi dan buku sudah selesai akan dilakukan uji pemahaman awal (pre-test) mengenai persampahan dan uji pemahaman akhir (post-test) pengetahuan siswa mengenai persampahan setelah demonstrasi buku dan aplikasi hasil perancangan dilakukan. Adapun data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer dapat diperoleh dari literatur beberapa diantanya adalah buku teks, skripsi, jurnal maupun literatur lainnya yang dianggap relevan dengan proses perancangan ini.

3.3 Pertimbangan Perancangan

Dalam perancangan produk ini hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Fase perkembangan kognitif siswa dalam pengambilan sampel. Sehingga pada perancangan ini menggunakan sampel siswa sekolah dasar dengan rentang usia 11 tahun.

2. Kecenderungan masyarakat Indonesia dalam memilih dan menggunakan mobile operating system. Sehingga pada perancangan ini menggunakan sistem augmented reality berbasis android.

3. Dukungan dan komitmen sekolah dalam proses pembelajaran dan kegiatan literasi. Sehingga pada perancangan ini mengambil sampling di Sekolah Islam Tugasku, dimana sekolah tersebut memiliki program gemar membaca pada setiap harinya dengan waktu dan jam tertentu. Dan pemilihan sekolah dengan sekolah high income karena fasilitas yang dimiliki lebih memadai.

3.4 Analisis Teknis

Secara teknis produk perancangan ini dapat dikatakan layak secara tekniks apabila:  Aplikasi Android

Aplikasi pemindai pada android dapat menampilkan objek 3D dengan detail mengenai sistem pengelolaan sampah dan dapat menggambarkan objek dengan nyata secara visual, serta mudah melihat gambar dari sudut pandang berbeda. Sehingga tujuan dari pembuatan perancangan ini dapat tercapai.

 Buku Edukasi

Buku edukasi secara teknis dapat dikatakan layak bila informasi mengenai sistem pengelolaan sampah dapat tersampaikan dengan baik, dan gambar pada buku dapat dipindai dengan aplikasi Augmented Reality.

4.5 Peralatan dan Bahan

Dalam proses perancangan ini beberapa peralatan dan bahan yang diperlukan adalah: Dalam proses perancangan ini beberapa peralatan dan bahan yang diperlukan adalah:

(36)

Universitas Pertamina - 14 Koesioner awal merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada siswa kelas 5 dan 6 SD untuk data awal dalam perancangan ini. Hasil dari kuesioner ini akan berdampak kepada jumlah halaman dalam buku, durasi penjelasan dalam video, dan tema yang diangkat dalam buku.

b. Soal pre-test

Soal pre-test merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai persampahan. Pertanyaan-pertanyaan ini diberikan untuk mengetahu pemahaman siswa mengenai persampahan. Dalam pengujian ini, soal pre-test berjumlah 10 soal, hal ini merupakan irisan-irisan sistem pengelolaan sampah yang disampaikan pada buku edukasi lingkungan yang dirancang. c. Soal post-test

Soal post-test merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai persampahan yang sama dengan soal pre-test. Pertanyaan-pertanyaan ini diberikan untuk mengetahu pemahaman siswa mengenai persampahan setelah demonstrasi buku dan aplikasi dilakukan, hal ini dapat menilai efektifitas dari penggunaan buku dan aplikasi yang dirancang.

d. Alat Tulis

Alat tulis dapat berupa pinsil, pena dan alat penghapus. Alat-alat ini digunakan sebagai alat pendukung pengisian kuesioner awal dari perancangan buku edukasi lingkungan ini. e. Kahoot

Kahoot merupakan aplikasi aplikasi pembelajar dan kuis secara online. Dalam proses perancangan ini, aplikasi Kahoot digunakan sebagai media pre-test dan post-test.

f. Laptop

Dalam perancangan ini laptop berperan sebagai perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan beberapa perangkat lunak pembuat Augmented Reality. Selain itu laptop juga digunakan untuk pendesainan buku edukasi dan pembuatan naskah dari buku tersebut. g. Andorid

Andorid merupakan sistem operasi untuk mobile phone berbasis Linux yang mencangkup beberapa sistem operasi, aplikasi dan middleware (Muntahanan, 2017). Dalam perancangan ini android digunakan sebagai perangkat keras yang digunakan untuk proses pemindaian dari sistem Augmented Reality.

h. Blender

Blender merupakan program 3D dan animasi yang digunakan dalam pembuatan visualisasi 3D yang akan ditampilkan.

i. Vuforia SDK

Vuforia merupakan Augmented Reality Software Development Kit yang digunakan sebagai pendukung AR di perangkat android dan iOS (Atmaji, 2019). Dalam perancangan ini vuforia digunakan sebagai aplikasi yang mengatur letak dan sudut pandang objek secara virtual, seperti model 3D saat dipindai melalui kamera pada perangkat mobile.

(37)

Universitas Pertamina - 15 j. Adobe Illustrator

Adobe illustrator merupakan aplikasi editor desain grafis, dalam perancangan ini adobe illustrator digunakan untuk membuat, mendesain, dam mengedit gambar yang ditampilkan pada buku ataupun pada aplikasi AR.

4.6 Teknik Analisis Data

Dalam perancangan buku edukasi lingkungan dengan sistem visual augmented reality ini terdapat tahapan uji coba kepada user dalam hal ini adalah siswa-siswi kelas 5 dan 6, untuk melihat keberhasilan buku dan aplikasi yang dirancang maka akan diadakan uji pemahaman awal (pre-test) dan uji pemahaman akhir (post-test). Teknis analisis data hasil uji pemahaman akan melihat persentase jawaban dijawab benar dengan rumus sebagai berikut:

Σ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

Σ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 x 100%

Dimana: ∑ Jumlah total

untuk melihat keberhasilan dari proses pengujian ini terdapat beberapa kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3. 1 Kriteria Keberhasilan Pembelajaran Siswa Konversi Nilai

Akhir

Konversi

Nilai Predikat Pencapaian

3,80 - 4,00 96 - 100 A Sangat Baik 3,59 - 3,79 90 - 95 A- 3,38 - 3,58 83 - 89 B+ Baik 3,17 - 3,37 76 - 82 B 2,96 - 3,16 69 - 75 B- 2,75 - 2,95 62 - 68 C+ Cukup 2,54 - 2,74 55 - 61 C 2,33 - 2,53 48 - 54 C- 2,12 - 2,32 47 - 41 D+ Kurang 1,91 - 2,11 < 41 D

Sumber : SDI Tugasku

Pada perancangan ini, predikat keberhasilan dikonfersikan menjadi predikat pemahaman siswa.

4.7 Indikator Keberhasilan

Dalam perancangan buku dan aplikasi edukasi lingkungan dapat dikatakan efektif apabila (Agiq, 2009):

a. Persentase jawaban benar siswa meningkat setiap siklusnya b. Tedapat peningkatan nilai rata-rata dari setiap pertemuan

c. Nilai keberhasilan mencapai ≥75% dari jumlah total keseluruhan jumlah siswa (responden) yang lulus nilai minimum dengan hal ini dikonfersi dengan predikat pencapaian baik.

(38)
(39)
(40)

Universitas Pertamina - 16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kuesioner Awal

Dalam proses perancangan ini, saya menggunakan kuesioner awal sebagai acuan dalam mendesai buku dan juga aplikasi. Adapun hasil dari kuesioner awal yang dibagikan adalah sebagai berikut:

Pertanyaan 1. Umur/ Kelas

Gambar 4. 1 Diagram persebaran umur responden

Dapat dilihat pada Gambar 4.2 bahwa jumlah kuesioner yang diberikan adalah 155 orang dengan responden yang berumur 10 tahun sebanyak 44 orang, responden yang berumur 11 tahun sebanyak 64 orang, responden yang berumur 12 tahun sebanyak 36 orang dan 11 responden tidak menjawab.

Pertanyaan 2. Nama sekolah

Penyebaran kuesioner ini saya lakukan di SD Islam Tugasku sehingga keseluruhan responden menjawab SD Islam Tugasku

Pertanyaan 3. Apakah setiap hari membaca buku? 44

64 36

11

Persebaran Umur Responden

Umur 10 Umur 11 Umur 12 Tidak Menjawab

52

95 8

Kegiatan Responden Dalam Membaca Buku

Setiap Hari

(41)

Universitas Pertamina - 17 Gambar 4. 2 Diagram Kegiatan Responden dalam Membaca Buku Setiap Hari

Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bawa dalam 155 kuesioner yang diberikan sebanyak 52 responden menyatakan setiap hari membaca buku, 95 responden menyatakan tidak membaca buku setiap hari dan 8 responden tidak menjawab

Pertanyaan 4. Seberapa lama durasi membaca buku dalam satu hari?

Gambar 4. 3 Diagram Durasi Responden Untuk Membaca Buku Dalam Satu Hari

Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa dari 155 kuesioner yang diberikan, sebanyak 17 responden menjawab membaca buku lebih dari 1 jam dalam satu hari, 56 responden menjawab membaca buku selama 30 menit – 1 jam dalam satu hari, 74 responden menjawab membaca buku kurang dari 30 menit dalam satu hari dan 8 responden tidak menjawab.

Pertanyaan 5. Seberapa lama durasi jika membaca 500 kata (satu halaman) cerita?

Gambar 4. 4 Diagram Durasi Responden Dalam Membaca Buku Satu Halaman

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat dari 155 kuesioner yang diberikan, sebanyak 45 responden menjawab durasi membaca buku untuk satu halaman buku membutuhkan waktu lebih dari 2 mint, sebanyak 46 responden menjawab durasi membaca buku untuk satu halaman buku

56

74

17 8

Durasi Responden Untuk Membaca Buku Dalam

Satu Hari

Kurang dari 30 menit 30 menit - 1 jam Lebih dari 1 jam Tidak Menjawab

46

55 45

9

Durasi Responden Dalam Membaca Satu

Halaman (500 kata)

(42)

Universitas Pertamina - 18 membutuhkan waktu kurang dari 2 menit, 55 responden menyatakan bahwa durasi membaca buku untuk satu halaman buku membutuhkan waktu selama 2 menit, dan 9 orang responden tidak menjawab

Pertanyaan 6. Saat membaca buku lebih tertarik kepada tulisannya atau gambarnya?

Gambar 4. 5 Diagram Ketertarikan Sampel Pada Tulisan dan/atau Gambar Dalam Buku Pada Gambar 4.5 dapat dilihat berdasarkan dari 155 kuesioner yang diberkan, sebanyak 22 responden mengatakan bahwa dalam buku lebih tertarik terhadap tulisan, 30 responden mengatakan bahwa dalam buku lebih tertarik terhadap gambar, 95 responden mengatakan bahwa teratrik terhadap gambar dan tulisan pada buku, dan 8 responden tidak menjawab.

Pertanyaan 7. Saat membaca buku lebih tertarik dengan buku hitam putih atau berwarna?

Gambar 4. 6 Diagram Keteratrikan Responden Dengan Buku Berwarna atau Buku Hitam Putih

22 30 95

8

Ketertarikan Sampel Pada Tulisan dan/atau

Gambar Dalam Buku

Tulisan Gambar Tulisan dan Gambar Tidak Menjawab

52

95 8

Ketertarikan Responden Dengan Buku Berwarna

atau Hitam Putih

(43)

Universitas Pertamina - 19 Pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa dari 155 kuesioner yang diberikan sebanyak 52 responden menjawab lebih tertarik terhadap buku yang hitam putih, 95 responden menjawab lebih tertarik terhadap buku yang berwarna dan 8 responden tidak menjawab.

Pertanyaan 8. Apakah pernah menerima pembelajaran tentang lingkungan hidup?

Gambar 4. 7 Diagram Pendidikan Lingkungan Hidup yang Diterima oleh Responden Pada Gambar 4.7 dapat dilihat dari 155 kuesioner yang diberikan sebanyak 11 responden menjawab tidak pernah menerima pendidikan mengenai lingkungan hidup, sebanyak 134 responden mengatakan pernah menerima pendidikan mengenai lingkungan hidup, dan 10 responden tidak menjawab.

Pertanyaan 9. Dari permasalahan lingkungan yang ada, mana yang paling anda ketahui? (urutkan atau tuliskan yang anda ketahui)

Gambar 4. 8 Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Masalah Lingkungan

Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bawah dari 155 kuesioner yang diberikan, sebnayak 1 responden mengatakan bahwa masalah lingkungan yang paling diketahui adalah toksikologi lingkungan, sebanyak 2 responden mengatakan bahwa permasalahn lingkungan yang paling diketahu adalah B3, sebanyak 8 responden mengatakan bahwa permasalahn lingkungan yang

134

11 10

Pendidikan Lingkungan Hidup yang Diterima oleh

Responden

Pernah Tidak Pernah Tidak Menjawab

136

812 0

8

Pengetahuan Responden Terhadap Masalah

Lingkungan

Persampahan Limbah Cair Industri Toksikologi Lingkungan

(44)

Universitas Pertamina - 20 paling diketahui adalah limbah cair, sebanyak 136 responden mengatakan bahwa permasalahan ligkungan yang paling diketahui adalah persampahan dan 8 responden tidak menjawab.

Berdasarkan hasil kuesioner awal, maka dalam perancangan buku edukasi lingkungan dengan sistem augmented reality ini akan dibuat menjadi 15 sampai 30 halaman, dengan durasi video kurang dari 2 menit. Buku akan dirancang dengan gambar dan tulisan yang berwarna. Buku edukasi lingkungan ini akan mengambil tema dari persampahan.

4.2 Uji Pengetahuan Awal (Pre-test)

Dalam proses pengujian aplikasi, penulis mengawali dengan uji pengetahuan awal (pre-test) kapada siswa-siswi kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku. Adapun hasil dari uji pengetahuan awal adalah sebagai berikut:

a. Uji pengetahuan awal kelas 5

Gambar 4. 9 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa

Berdasarkan diagram pre-test kelas 5 pada Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 5. Adapun dari 28 siswa yang mengikuti pre-test sebanyak 20 siswa memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak, 4 siswa memiliki jumlah jawab benar lebih banyak dan sebanyak 4 siswa memiliki jumlah jawaban benar dan jawaban salah yang sama, dengan hal tersebut sebesar 35,71% pertanyaan dapat dijawab benar.

Gambar 4. 10 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji

0 2 4 6 8 10 12 5 .1 5.2 5.3 5.4 .55 5.6 5.7 5.8 5.9 5 .1 0 5 .1 1 5 .1 2 5 .1 3 5 .1 4 5 .1 5 5 .1 6 5 .1 7 5 .1 8 5 .1 9 5 .2 0 5 .2 1 5 .2 2 5 .2 3 5 .2 4 5 .2 5 5 .2 6 5 .2 7 5 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 5 Hasil Pre-test Kelas 5

Benar Salah 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Sis w a Nomor Soal Hasil Pre-test Kelas 5

(45)

Universitas Pertamina - 21 Berdasarkan diagram pre-test siswa kelas 5 pada Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terdapat 3 soal yang memiliki jumlah lebih banyak benar, dan terdapat 7 soal yang memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 6 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 24 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 18 siswa.

b. Uji pengetahuan awal kelas 6

Gambar 4. 11 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa

Berdasarkan diagram pre test kelas 6 pada Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 6. Adapun 28 siswa yang mengikuti pre-test sebanyak 4 siswa memiliki jumlah jawaban benar lebih banyak, 20 siswa memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak dan sebanyak 4 siswa memiliki jumlah jawaban benar dan jawaban salah yang sama, dengan hal tersebut sebesar 37,86% pertanyaan dapat dijawab benar.

Gambar 4. 12 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji

Berdasarkan diagram pre-test siswa kelas 6 pada Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terdapat 2 soal yang memiliki jumlah lebih banyak benar, terdapat 7 soal yang memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak, dan terdapat 1 soal dengan jawaban hasil imbang antara jawaban benar dan jawaban salah. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 6 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak

0 2 4 6 8 10 6 .1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.1 6 .1 1 6 .1 2 6 .1 3 6 .1 4 6 .1 5 6 .1 6 6 .1 7 6 .1 8 6 .1 9 6 .2 6 .2 1 6 .2 2 6 .2 3 6 .2 4 6 .2 5 6 .2 6 6 .2 7 6 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 6 Hasil Pre-test Kelas 6

Benar Salah 0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Sis w a Nomor Soal Hasil Pre-test Kelas 6

(46)

Universitas Pertamina - 22 22 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 20 siswa

.

4.3 Hasil Uji Pengetahuan Akhir (Post Test)

Dalam proses pengujian aplikasi, penulis melakukan uji pengetahuan akhir (post test) kapada siswa-siswi kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku untuk mengetahui seberapa paham siswa-siswi mengenai proses pengelolaan sampah setelah diberika e-book yang penulis rancang. Adapun hasil dari uji pengetahuan akhir adalah sebagai berikut:

a. Uji Pengetahuan akhir kelas 5

Gambar 4. 13 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa

Berdasarkan diagram post test kelas 5 pada Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 5. Adapun hasil post-test keseluruhan siswa memiliki jawaban benar yang lebih banyak dengan hal tersebut dari post-test yang dilakukan sebesar 81,79% pertanyaan dapat dijawab benar.

Gambar 4. 14 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji

Berdasarkan diagram post-test siswa kelas 5 pada Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa jawaban dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terjadi peningkatan pada keseluruhan soal. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 1 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 18 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 28 siswa.

0 2 4 6 8 10 12 5 .1 5 .2 5 .3 5 .4 5 .5 5 .6 5 .7 5 .8 5 .9 5 .1 0 5 .1 1 5 .1 2 5 .1 3 5 .1 4 5 .1 5 5 .1 6 5 .1 7 5 .1 8 5 .1 9 5 .2 0 5 .2 1 5 .2 2 5 .2 3 5 .2 4 5 .2 5 5 .2 6 5 .2 7 5 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 5 Hasil Post-test Kelas 5

Benar Salah 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Si swa Nomor Soal Hasil Post-test Kelas 5

(47)

Universitas Pertamina - 23 b. Uji Pengetahuan akhir kelas 6

Gambar 4. 15 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa

Berdasarkan diagram post test kelas 6 pada Gambar 4.15 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 6. Adapun hasil post-test keseluruhan siswa memiliki jawaban benar yang lebih banyak dengan hal tersebut dari post-test yang dilakukan sebesar 76,07% pertanyaan dapat dijawab benar.

Gambar 4. 16 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji

Berdasarkan diagram post-test siswa kelas 6 pada Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa jawaban dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terjadi peningkatan keseluruhan soal mengalami peningkatan jawaban benar. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 1dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 10 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 26 siswa. 0 2 4 6 8 10 12 6 .1 6 .2 6 .3 6 .4 6 .5 6 .6 6 .7 6 .8 6 .9 6 .1 6 .1 1 6 .1 2 6 .1 3 6 .1 4 6 .1 5 6 .1 6 6 .1 7 6 .1 8 6 .1 9 6 .2 6 .2 1 6 .2 2 6 .2 3 6 .2 4 6 .2 5 6 .2 6 6 .2 7 6 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 6 Hasil Post-test Kelas 6

Benar Salah 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah SI swa Nomor Soal

Hasil Post-test Kelas 6

(48)

Universitas Pertamina - 24

4.4 Perbandingan Uji Awal (Pre Test) dan Uji Akhir (Post Test)

Berdasarkan hasil uji awal dan uji akhir dari pengetahuan siswa-siswa kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku mengenai proses pengelolaan sampah, berikut perbandingan nilai benar dari masing-masing kelas saat uji awal dan uji akhir:

A. Perbandingan uji awal dan uji akhir kelas 5

Gambar 4. 17 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa

Berdasarkan diagram pada Gambar 4.17 dari 28 siswa kelas 5 sebanyak 28 siswa mengalami peningkatan jawaban yang benar. Dengan hasil perbandingan yang dilakukan siswa kelas 5 memiliki kenaikan pada nilai rata-rata menjawab benar, dengan nilai persentase rata-rata benar saat pre-test sebesar 35,71% dan presentase rata-rata benar pada post test sebesar 81,79%, sehingga siswa kelas 5 mengalami peningkatan persentase rata-rata menjawab benar sebesar 46,07%.

Gambar 4. 18 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji 0 2 4 6 8 10 12 5 .1 5 .2 5 .3 5 .4 5 .5 5 .6 5 .7 5 .8 5 .9 5 .1 0 5 .1 1 5 .1 2 5 .1 3 5 .1 4 5 .1 5 5 .1 6 5 .1 7 5 .1 8 5 .1 9 5 .2 0 5 .2 1 5 .2 2 5 .2 3 5 .2 4 5 .2 5 5 .2 6 5 .2 7 5 .2 8 N il ai J awaban B ena r Sampel Kelas 5

Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 5

Pre-test Post-test 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 5 Pre test Benar Post test Benar

(49)

Universitas Pertamina - 25 Berdasarkan diagram pada Gambar 4.18 dari 10 soal pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa kelas 5 sebanyak 10 soal mengalami peningkatan jawaban benar.

B. Perbandingan uji awal dan uji akhir kelas 6

Gambar 4. 19 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa

Berdasarkan diagram pada Gambar 4.19 dari 28 siswa kelas 6 sebanyak 26 siswa mengalami peningkatan jawaban yang benar, sebanyak 2 siswa tidak terjadi peningkatan jawaban benar. Dengan hasil perbandingan yang dilakukan siswa kelas 6 memiliki kenaikan pada nilai rata-rata menjawab benar, dengan nilai persentase rata-rata benar saat pre-test sebesar 37,86% dan presentase rata-rata benar pada post test sebesar 76,07%, sehingga siswa kelas 5B mengalami peningkatan persentase rata-rata menjawab benar sebesar 38,21%.

Gambar 4. 20 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji

Berdasarkan diagram pada Gambar 4.20 dari 10 soal pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa kelas 6 sebanyak 10 soal mengalami peningkatan jawaban benar saat dilakuakn post-test. 0 20 40 60 80 100 120 6 .1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.1 6 .1 1 6 .1 2 6 .1 3 6 .1 4 6 .1 5 6 .1 6 6 .1 7 6 .1 8 6 .1 9 6 .2 6 .2 1 6 .2 2 6 .2 3 6 .2 4 6 .2 5 6 .2 6 6 .2 7 6 .2 8 N il ai J awaban B ena r Sampel Kelas 6

Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 6

Pre-test Post-test 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 6 pre test Benar post test Benar

(50)

Universitas Pertamina - 26

C. Perbandingan hasil uji awal dan uji akhir keseluruahan siswa

Gambar 4. 21 Diagram pre-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji Berdasarkan diagram pre-test keseluruhan siswa pada Gambar 4.21 dapat dilihat bahwa dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terdapat 1 soal yang memiliki jumlah lebih banyak benar, terdapat 8 soal yang memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak, dan 1 soal dengan jumlah jawaban benar dan jumlah jawaban salah sama. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 6 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 46 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 38 siswa

Gambar 4. 22 Diagram post-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji Berdasarkan diagram post-test keseluruhan siswa pada Gambar 4.22 dapat dilihat bahwa jawaban dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terjadi peningkatan. Terdapat 10 soal yang memiliki jumlah lebih banyak. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 1 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 20 siswa dan soal yang paling

0 10 20 30 40 50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Sis w a Nomor Soal

Pre-test Keseluruhan Siswa

Benar Salah Tidak Menjawab

0 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jawaban Sis w a Nomor Soal

Post-test Keseluruhan Siswa

(51)

Universitas Pertamina - 27 mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 54 siswa.

Gambar 4. 23 Diagram perbandingan pre-test dan post-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji

Berdasarkan diagram pada Gambar 4.23 dari 10 soal pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku sebanyak 10 soal mengalami peningkatan jawaban benar saat dilakuakn post-test.

Tabel 4. 1 Perbandingan hasil uji awal dan uji akhir keseluruhan siswa kelas 5 dan 6 Jumlah Siswa Hadir Jumlah Benar Persentase Benar Jumlah Salah Persentase Salah rata-rata Pre test 56 206 37% 293 52 3.64 Post test 56 442 79% 109 19 7,89

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa persentase menjawab benar dari keseluruhan siswa yang mengikuti test awal dan test akhir mengalami peningkatan persentase soal dijawab benar sebesar 42% dari nilai pre-test sebesar 37% menjadi 79% pada nilai post-test, nilai rata-rata dari keseluruhan siswa juga mengalami peningkatan sebesar 4,25 dari 3,64 saat pre-test menjadi 7,89 saat post-test.

Jika melihat peningkatan nilai persentase benar dan nilai rata-rata dari uji pemahan awal dan uji pemahaman akhir siswa tentang sistem pengelolaan sampah di SD Islam Tugasku dapat dikatan berhasil, berdasarkan indikator keberhasilan yang mana salah satu indikatornya adalah setiap siklus pembelajaran ada peningkatan nilai rata-rata dan juga peningkatan persentase jumlah jawaban yang benar. Indikator keberhasilan lainnya adalah lebih dari 75% siswa memiliki nilai lebih dari KKM dalam penelitian ini sama dengan kritera baik yaitu mencapai nilai 69. Adapun nilai siswa yang melebihin 69 sebanyak 50 dari 56 siswa, untuk itu nilai efektifitas dari adanya perancangan ini sebesar 89,29%. Sehingga perancangan ini dapat dikatan berhasil dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan juga pemahaman siswa sekolah dasar mengenai proses pengelolaan sampah.

0 20 40 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perbandingan Pre-test dan Post-test Keseluruhan Siswa Pre-test Benar Post-test Benar

Gambar

Tabel 2. 1  Tabel jenis pengolahan sampah
Gambar 2. 1 Contoh penerapan AR pada games PokemonGo (yulianingsih, 2016)
Gambar 2. 3 Contoh Penerapan AR pada pengenalan sistem tata surya (Nurdin, 2018)   2.6.2 Metode Augmented Reality
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Perancangan Mulai
+7

Referensi

Dokumen terkait

mikroprosesor Zilog 80 dengan rasa bertanggung jawab, dan percaya diri mikroprosesor Zilog 80 dengan rasa bertanggung jawab, dan percaya diri ((Menanya Menanya)) - - Siswa

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak adanya hubungan antara umur dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada TKBM di Pelabuhan Kota Padang tahun 2019.. Tidak

63. Jumlah guru yang dimiliki program keahlian dan kualifikasinya. Jumlah guru: 25 orang. Jumlah guru yang mengajar memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan mata pelajaran

Sebagai contoh, hasil penelitian yang dilakukan oleh Andreas (2010) menunjukkan bahwa kelompok penjual jamu gendong dari Solo meyakini bahwa lendir bekicot berkhasiat

Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stirilisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih

a) Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak Phyllanthus niruri L dosis 125, 250 dan 500 µg selama 7 hari terhadap peningkatan jumlah lekosit pada mencit.. Balb/C yang

Dalam kelompok faktor II menunjukkan bahwa item karateristik produk mempengaruhi paling dominan dalam kepuasan konsumen saat menggunakan mobil merek Honda Jazz.. Dalam

mengutus Raden Ngabei Ngabdul Darwis (panggilan Kraton terhadap Ahmad Dahlan) untuk menuntut ilmu di Arab Saudi. Di sana beliau berjumpa kembali dengan kawan lama