PERANCANGAN BUKU EDUKASI LINGKUNGAN
UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
DENGAN SISTEM VISUAL AUGMENTED REALITY
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh:
Gayatri Nuansa Putri
104216045
FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PERTAMINA
2020
Universitas Pertamina - 2
.
Lampiran TA-3 – Punggung Laporan Tugas Akhir
Pe
ra
nca
ng
a
n
B
u
ku
E
du
k
a
si
L
ing
k
u
ng
a
n
untu
k
A
na
k
S
eko
la
h
D
a
sa
r
deng
a
n
S
iste
m
V
isua
l A
ug
m
ented
R
ea
lity
Gay
at
ri
Nu
an
sa
Pu
tri
1
0
4
2
1
6
0
4
5
Universitas Pertamina - 3
PERANCANGAN BUKU EDUKASI LINGKUNGAN
UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
DENGAN SISTEM VISUAL AUGMENTED REALITY
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh:
Gayatri Nuansa Putri
104216045
FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PERTAMINA
2020
Universitas Pertamina - i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tugas Akhir
: Perancangan Buku Edukasi Lingkungan untuk
Siswa Sekolah Dasar Dengan Sistem Visual
Augmented Reality
Nama Mahasiswa
: Gayatri Nuansa Putri
Nomor Induk Mahasiswa
: 104216045
Program Studi
: Teknik Lingkungan
Fakultas
: Perencanaan Infrastruktur
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 5 Agustus 2020
Jakarta, 13 Agustus 2020
MENGESAHKAN
Pembimbing I
Nama
: Dr. Eng. Mega Mutiara Sari, S.T., M.Si
NIP
: 116102
Pembimbing II Nama
: Dr. Eng. Nova Ulhasanah, S.T., M.Eng
NIP
: 116140
MENGETAHUI,
Ketua Program Studi
Dr. Eng. Ari Rahman, S.T., M.Eng
NIP: 116043
Universitas Pertamina - ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Perancangan Buku
Edukasi Lingkungan untuk Siswa Sekolah Dasar dengan Sistem Visual Augmented
Reality ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak
mengandung materi yang ditulis oleh orang lain kecuali pengutipan sebagai
referensi yang sumbernya telah dituliskan secara jelas sesuai dengan kaidah
penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini, saya
bersedia menerima sanksi dari Universitas Pertamina sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Pertamina Hak bebas royalti noneksklusif (non-exclusive
royalty-free right) atas Tugas Akhir ini beserta perangkat yang ada. Dengan hak
bebas royalti noneksklusif ini Universitas Pertamina berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkatan data (database), merawat,
dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 10 Agustus 2020
Yang membuat pernyataan,
Universitas Pertamina - iii
ABSTRAK
Gayatri Nuansa Putri. 104216045. Perancangan Buku Edukasi Lingkungan untuk
Siswa Sekolah Dasar dengan Sistem Visual Augmented Reality.
Melihat peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang terus bertambah, terbukti
memiliki dampah terhadap peningkatan timbulan sampah. Sejalan dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KSNP-SPP) untuk mengatasi peningkatan jumlah timbulan sampah yang ada salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman tentang
pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah.
Perancangan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
siswa sekolah dasar mengenai sistem pengelolaan sampah dengan menguji
efektivitas media visual augmented reality melalui sistem operasi android sebagai
media penyampaiannya. Pada perancangan ini dilakukan dua kali pengujian untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai sistem pengelolaan sampah sebelum
diujikan buku edukasi lingkungan dan setelah diujikan. Berdasarkan hasil uji yang
dilakukan didapatkan peningkatan nilai persentase soal dijawab benar sebesar 42%
, dengan nilai persentase soal dijawab benar saat pre-test sebesar 37%, dan saat
melakukan post-test persentase soal dijawab benar menjadi 79%. Selain itu, nilai
rata-rata jawaban benar dari keseluruhan siswa juga mengalami peningkatan
sebesar 4,25 poin dari rata-rata nilai pre-test sebesar 3,64 poin menjadi 7,89 poin
saat post-test. Dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa perancangan ini berhasil
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa sekolah dasar mengenai
sistem pengelolaan sampah, sehingga setelah perancangan diharapkan buku dan
aplikasi ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas untuk
memahami proses pengelolaan sampah, sehingga kedepannya semakin banyak
orang yang lebih perduli terhadap lingkungan sekitar
Kata kunci : pengelolaan sampah, augmented reality, android, edukasi
Universitas Pertamina - iv
ABSTRACT
Gayatri Nuansa Putri. 104216045. Designing Environmental Education Books for
Elementary School Students use Visual Augmented Reality System
Viewing the increase of Indonesia's people, there is an impact with the increase of
garbage. In line with regulation of the Minister of State for Public Works No.
21/PRT/M/2006 concerning national policy and strategy for the development of
waste management system (KSNP-SPP) to reduce the garbage increase, one way to
reduce it with improvement knowledge of understanding about development of
waste management system to school-age children. The design aims to improve
knowledge and understanding of elementary school students regarding waste
management systems by testing the effectiveness of visual media Augmented
Reality through the Android operating system as a media. The design was
conducted twice as a test to find out the students's understanding of the waste
management system before and after being tested by the environmental education
book. Based on the results of the test is obtained increased percentage value of the
question answered correctly 42%, with a percentage of questions answered
correctly when the pre-test of 37%, and when doing post-test ¬ Percentage of
questions answered correctly to 79%. In addition, the average value of the correct
answer from the whole student has also increased by 4,25 points from the average
pre-test value of 3,64 points to 7,89 points during post-test. It can be said that the
design was successful to improve knowledge and understanding of elementary
school students regarding the waste management system. So that the design of book
and digital application are expected to be used and beneficial for the wider
community to understand the process of waste management and in the future more
communities are more concerned about the environment.
Keywords: waste management, augmented reality, android, environmental
education, elementary school
Universitas Pertamina - v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
karunia, dan lindungan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas
Akhir dengan judul “Perancangan Buku Edukasi Lingkungan untuk Siswa
Sekolah Dasar dengan Sistem Visual Augmented Reality”. Proses pengerjaan
laporan ini tidak lepas dari do’a, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak, yakni kepada:
1. Keluarga saya tercinta, terima kasih sudah selalu meluangkan waktu
untuk mendengarkan cerita-cerita penulis, memberikan dukungan baik
do’a, semangat dan juga materi;
2. Ibu Dr. Eng Mega Mutiara Sari, S.T., M.Si selaku Pembimbing I yang
mana telah memberikan bimbingan, saran, ilmu, serta waktunya kepada
penulis selama melakukan perancangan;
3. Ibu Dr. Eng. Nova Ulhasanah, S.T., M.Eng, selaku Pembimbing II dan
Koordinator Tugas Akhir Teknik Lingkungan Universitas Pertamina,
yang mana telah membantu saya dalam menemukan tema tugas akhir dan
telah memberikan bimbingan, saran, ilmu, serta waktunya kepada penulis
selama melakukan perancangan;
4. Bapak Dr. Eng. Ari Rahman, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi
Teknik Lingkungan Universitas Pertamina;
5. Ibu Nurulbaiti Listyendah Zahra, S.T., M.T, selaku dosen wali penulis
atas ilmu dan bimbingan selama penulis menjalani pendidikan di Program
Studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina
6. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina
atas ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam
menyusun laporan tugas akhir;
7. Seluruh Guru SD Islam Tugasku yang telah membantu kelancaran penulis
selama pengerjaan tugas akhi.
8. Ulfa Izza, Miranti, Delafany, Tasha, dan Zeniasha yang selalu menemani,
memberikan dukungan, masukan, bantuan dan canda-tawa kepada penulis
sejak awal masa perkuliahan hingga penyusunan tugas akhir ini;
9. Teman-teman Kavaleri, Teknik Lingkungan Universitas Pertamina 2016
dan pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas dukungan,
bantuan, serta cerita yang telah diberikan kepada penulis selama proses
perkuliahan hingga penyusunan tugas akhir ini.
Dengan ditulisnya laporan ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca dapat
memberikan saran dan masukan yang membangun sebagai pembelajaran
kedepannya. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca
yang membutuhkan.
Jakarta, 10 Agustus 2020
Universitas Pertamina - vi
DAFTAR IS
LEMBAR PENGESAHAN ... iLEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR IS ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SINGKATAN (ATAU YANG LAINNYA) ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1
Latar Belakang
... 11.2
Rumusan Masalah
... 21.3
Batasan Masalah
... 21.4
Tujuan Perancangan
... 21.5
Manfaat Perancangan
... 21.6
Lokasi Penelitian
... 31.7
Waktu Pelaksanaan Perancangan
... 3BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1
Pendidikan
... 42.2
Pengertian Limbah Padat
... 42.3
Jenis dan Sumber Limbah Padat
... 42.4
Pengurangan Sampah
... 52.5
Pengelolaan Sampah
... 52.6
Augmented Reality ... 8
2.6.1 Sistem Augmented Reality... 8
2.6.2 Metode Augmented Reality ... 10
2.6.3 Komponen Augmented Reality ... 11
BAB III. KONSEP PERANCANGAN ... 12
3.1
Diagram Alir Perancangan
... 123.2
Data Perancangan
... 13Universitas Pertamina - vii
3.4
Analisis Teknis
... 133.5
Peralatan dan Bahan
... 133.6
Teknik Analisis Data
... 153.7
Indikator Keberhasilan
... 15BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
4.1
Kuesioner Awal
... 164.2
Uji Pengetahuan Awal (Pre-test)
... 204.3
Hasil Uji Pengetahuan Akhir (Post Test)
... 224.4
Perbandingan Uji Awal (Pre Test) dan Uji Akhir (Post Test)
... 244.5
Rancangan Anggaran Biaya
... 28BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
5.1
Kesimpulan
... 295.2
Saran
... 30DAFTAR PUSTAKA ... I
LAMPIRAN ... II
Universitas Pertamina - viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Waktu Perancangan... 3
Tabel 2. 1 Tabel jenis pengolahan sampah (Padmi, 2016) ... 7
Tabel 3. 1 Kriteria Keberhasilan Pembelajaran Siswa ... 15
Tabel 4. 1 Perbandingan hasil uji awal dan uji akhir keseluruhan responden ... 27
Tabel 4. 2Anggaran Dana Desain ... 28
Universitas Pertamina - ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Contoh penerapan AR pada games PokemonGo ... 9
Gambar 2. 2 Contoh penerapan AR pada meseum IHM ... 10
Gambar 2. 3 Contoh Penerapan AR pada pengenalan sistem tata surya ... 10
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Perancangan... 12
Gambar 4. 1 Diagram persebaran umur responden ... 16
Gambar 4. 2 Diagram Kegiatan Responden dalam Membaca Buku Setiap Hari . 17
Gambar 4. 3 Diagram Durasi Responden Untuk Membaca Buku Dalam Satu Hari
... 17
Gambar 4. 4 Diagram Durasi Responden Dalam Membaca Buku Satu Halaman 17
Gambar 4. 5 Diagram Ketertarikan Sampel Pada Tulisan dan/atau Gambar Pada
Buku ... 18
Gambar 4. 6 Diagram Keteratrikan Responden Dengan Buku Berwarna atau Buku
Hitam Putih ... 18
Gambar 4. 7 Diagram Pendidikan Lingkungan Hidup yang Diterima oleh
Responden ... 19
Gambar 4. 8 Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Masalah Lingkungan . 19
Gambar 4. 9 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa ... 20
Gambar 4. 10 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji ... 20
Gambar 4. 11 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa ... 21
Gambar 4. 12 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji ... 21
Gambar 4. 13 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa ... 22
Gambar 4. 14 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji... 22
Gambar 4. 15 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa ... 23
Gambar 4. 16 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji... 23
Gambar 4. 17 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek
tinjauan siswa ... 24
Gambar 4. 18 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek
tinjauan soal uji ... 24
Universitas Pertamina - x
Gambar 4. 19 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek
tinjauan siswa ... 25
Gambar 4. 20 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek
tinjauan soal uji ... 25
Gambar 4. 21 Diagram pre-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji
... 26
Gambar 4. 22 Diagram post-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji
... 26
Gambar 4. 23 Diagram perbandingan pre-test dan post-test keseluruhan siswa
Universitas Pertamina - xi
DAFTAR SINGKATAN (ATAU YANG LAINNYA)
Lambang/Singkatan
Arti Keterangan
AR
Augmented reality
SDK
Software Development Kit
OS
Operating System
3D
Tiga Dimensi
TPS
Tempat Penampungan Sementara
TPA
Tempat Pemrosesan Akhir
TPST
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
3R
Reuse, Reduce, Recycle
B3
Bahan Berbahaya dan Beracun
SD
Sekolah Dasar
Universitas Pertamina - 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini masalah persampahan dan limbah sudah menjadi permasalahan nasional. Pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi manusia sangat erat kaitannya dengan masalah persampahan. Pada tahun 2016 dengan 261.12 jumlah penduduk di Indonesia timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 65,20 juta ton/tahun. (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018). Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019 Bapak Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman mengatakan bahwa pada tahun 2018 penduduk Indonesia mencapai 265,00 juta jiwa, dengan timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 65,79 juta ton/tahun (Puningsih, 2020). Dengan demikian jumlah persampahan di Indonesia dapat mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Melihat permasalahan tersebut dirasa perlu adanya sebuah edukasi kepada masyarakat mengenai sistem persampahan. Hal ini sejalan dengan point f ayat 1 pasal 4 Perpres RI Nomor 97 Tahun 2017 yang mana dalam strategi pengurangan sampah rumah tangga (SRT) dan sampah sejenis sampah rumah tangga (SSRT) dapat meliputi beberapa komponen salah satunya dengan cara penguatan keikutsertaan masyarakat melalu komunikasi, informasi dan edukasi. Selain itu pada lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), dalam kebijakan peningkatan keikutsertaan masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan. Beberapa strategi dapat dilakukan untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam menjalankan strategi pengurangan sampah, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat tentang sistem pengelolaan sampah sejak dini hal ini dapat melalui sektor pendidikan dengan memberikan edukasi lingkungan kepada anak-anak usia sekolah.
Berdasarkan teori fase pertumbuhan kognitif menurut Piaget pada tahun 1966. Anak dengan rentang usia 7-11 tahun telah memasuki fase operasi konkrit yang mana siswa mampu menyelesaikan masalah yang nyata, mulai memahami hubungan seperti ukuran, serta sudah memperhatikan dan memperdulikan sudut pandang orang. Sedangkan pada usia 11-15 tahun siswa dapat berpikir logis dengan pola pikir yang deduktif dan futuristis (Sarayati, 2016). Sehingga siswa dengan usia 11 tahun merupakan usia yang efektif untuk berpikir secara konkrit dan rasional.
Melihat era digital yang berkembang begitu pesat, sehingga proses edukasi ini akan menggunakan teknologi digital visual Augmented Reality hal diharapkan dapat meningkatkan tingkat penerimaan pengguna. Teknologi ini merupakan aplikasi yang dapat memproyeksikan objek dalam sebuah lingkungan nyata dengan waktu yang bersamaan, objek pada dunia nyata dan dunia maya dapat berupa objek dua dimensi maupun objek tiga dimensi (Kurniawan, 2017). Dengan menggunakan teknologi tersebut akan memudahkan pembaca dalam keinteraksian dan penggunaannya (Kurniawan, 2017).
Universitas Pertamina - 5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka dalam perancangan ini dirumuskan beberapa permasalahan yakni:
1. Bagaimana pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai sistem pengelolaan sampah? 2. Apakah aplikasi ini dapat membantu media pembelajaran untuk memperkenalkan proses
pengelolaan sampah?
3. Apakah aplikasi ini dapat efektif dalam penyampaian mengenai proses pengelolaan sampah?
1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup perancangan ini dibatasi oleh beberapa hal, adantaranya:
1. Perancangan ini berfokus kepada pembuatan buku edukasi lingkungan terkait proses pengelolaan sampah
2. Teknologi digital visual yang digunakan adalah Augmented Reality berbasis android 3. Perancangan ini akan di uji cobakan kepada siswa-siswi kelas 5 dan 6 sekolah dasar dengan
rentang usia 10-12 tahun. Adapun jumlah sampel dalam satu kelas adalah 28 siswa yang merupakan batas maksimum jumlah siswa dalam satu kelasnya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidiakan dan Kebudayaan Nomor 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Pasal 24.
4. Pre-test dan post-test dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi Kahoot, pada kegiatan post-test diasumsikan bahwa seluruh responden sudah menggunakan aplikasi yang dirancang.
1.4 Tujuan Perancangan
Pembuatan buku edukasi tentang pengelolaan sampah ini bertujuan untuk:
1. Menambah pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai proses pengelolaan sampah.
2. Membantu proses kegiatan belajar mengajar agar lebih dipahami oleh siswa dalam bidang pengelolaan sampah.
3. Menjadi media yang efektif dalam pembelajaran mengenai pengelolaan sampah
1.5 Manfaat Perancangan
Dengan adanya perancangan ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: Bagi Sekolah Dasar
a. Perancangan ini dapat menimbulkan minat baca kepada siswa-siswi.
b. Perancangan ini dapat menimbulkan pemahaman mengenai topik bahasan yaitu sistem pengelolaan sampah.
c. Perancangan ini dapat menjadi salah satu alternative rekomendasi guna meningkatkan sistem pengajaran yang ada
Universitas Pertamina - 3 Bagi Penulis
a. Perancangan ini merupakan salah satu sarana proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan dalam bidang perancangan khususnya perancangan sistem komunikasi untuk mengenalkan sistem pengelolaan sampah kepada siswa-siswi sekolah dasar.
b. Perancangan ini merupakan media untuk mengaplikasikan ilmu teknik lingkungan fokusnya pada sistem pengelolaan sampah.
c. Perancangan ini merupakan salah satu sarana pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu sebuah pengabdian kepada masyarakat.
1.6 Lokasi Penelitian
Dalam pengambilan kurikulum dan kuesioner untuk konten dalam buku serta uji pemahaman user, akan dilakukan sampling dan pada:
Sekolah : Sekolah Dasar Islam Tugasku.
Alamat : Jl. Pulo Mas Jaya No.2, Kayu Putih, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13210.
1.7
Waktu Pelaksanaan Perancangan
Waktu perancangan dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1. 1 Waktu Perancangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan Proposal Tugas Akhir
Studi Literatur
Pematangan Metodelogi Sampling Tema Buku
Pembuatan Cerita Buku dan Animasi Pembuatan Aplikasi
Uji
Pengolahan Data Finalisasi Laporan Akhir
Juni Juli Mei
Universitas Pertamina - 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan perencanaan untuk merealisasikan situasi belajar dan sistem pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dalam mengelaborasi potensi dirinya untuk memiliki kapasitas spiritual, pengawasan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemahiran yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, hal tersebut tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan reguasi tersebut pula terdapat pengertian dan pemahaman mengenai pendidikan nasional yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang bersumber dari nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan responsif terhadap perubahan zaman.
2.2 Pengertian Limbah Padat
Limbah merupakan sesuatu produk akhir dari kegiatan manusia ataupu hewan yang sudah tidak dapat digunakan dan tidak memiliki nilai. Limbah dapat berupa fasa gas, cair maupun padat. Bersumber pada Undang-Undang No.18 tahun 2008 limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu berdasarkan sumbernya dapat dihasilkan dari kegiatan pertanian, industri, pertambangan, kegiatan kota dan lain sebagainya, berdasarkan bentuknya dapat berupa padat, cair, gas, sludge, dan berdasarkan sifat bahannya dapat berupa domestik dan B3.
2.3 Jenis dan Sumber Limbah Padat
Sumber limbah padat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu (SNI 19-3983-1995): a. Sumber perumahan
Rumah permanen, rumah semi permanen, dan rumah non permanen, merupakan bangunan-bangunan yang termasuk sumber permanen.
b. Sumber non perumahan
Kantor, sekolah, pertokoan, super market, tempat ibadah, jalan raya, perhotelan, rumah makan, industri, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya, merupakan fasilitas-fasilitas yang termasuk kedalam sumber non perumahan
Bersumber pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.03/PRT/M/2013 jenis sampah dapat terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Sampah B3 (Sampah berbahaya dan beracun)
Sampah B3 adalah sampah yang memuat bahan berbahaya dan beracun, seperti: baterai, lampu neon, obat-obatan, jarum suntik.
b. Sampah Organik
Sampah organic adalah tipe sampah yang mudah terurai, seperti: tulang, duri, sisa makanan, daun-daun kering.
c. Sampah Guna Ulang
Sampah guna ulang adalah tipe sampah yang bisa dimanfaatkan kembali seperti: botol-botol plastik, botol kaca, kaleng makanan.
d. Sampah Daur Ulang
Sampah daur ulang adalah sampah yang dapat diproses atau didaur ulang, seperti: kardus, karton, koran, dan kertas-kertas bekas.
Universitas Pertamina - 5 e. Sampah Residu
Merupakan jenis sampah lainnya, yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan kebali, seperti: punting rokok, pembalut, popok bayi, permen karet.
2.4 Pengurangan Sampah
Pengurangan sampah adalah suatu rancangan yeng memiliki tujuan untuk mencegah atau mengurangi terwujudnya limbah, hal ini bertujuan untuk meminimasi dan mereduksi bahaya dari limbah tersebut. Bersumber pada UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengurangan sampah merupakan kegiatan pokok dalam proses pengelolaan sampah. Ketika terdapat sisa pada sampah yang tidak dapat dimanfaatkan hal yang dapat dilakukakan adalah melakukan pengolahan. Dua pendekatan yang bisa diterapkan untuk proses penanganan sampah, yaitu :
a. Pendekatan proaktif adalah cara meminimasi penggunaan bahan hingga sedikit menghasilkan limbah. Pendekatan ini dikenal sebagai teknologi bersih, dalam dunia industri. Hal tersebut membuat penerapan teknologi bersih menjadi salah satu pendekatan proaktif dalam upaya pengurangan sampah.
b. Pendekatan reaktif adalah penindakan yang dilakukan setelah limbah terbentuk atau yang lebih dikenal dengan pendekatan end-of-pipe. Untuk pengurangan dampak terhadap lingkungan metode ini perlu dilakukannya perbaikan, sehingga muncul konsep pengendalian dengan memanfaatka kembali limbah yang timbul secara langsung (reuse) dan/atau dengan mengolah kembali limbah yang dihasilkan sebelum digunakan (recycle).
2.5 Pengelolaan Sampah
Pengurangan sampah secara reaktif salah satu bentuknya dengan sistem pengelolaan sampah. Dalam sistem persampahan di Indonesia, proses pengelolaan sampah biasa disebut dengan teknik operasional pengelolaan sampah. Teknis operasional pengelolaan sampah yang biasa dilakukan memiliki beberapa tahapan, yaitu (Padmi, 2016):
A. Proses Pewadahan
Pewadahan, merupakan proses pengelolaan sampah dengan menadahi sampah baik yang dihasilkan secara mandiri ataupun secara publik di sumbernya. Berlandaskan kebutuhan dan letak, proses pewadahan dapat dibuat kedalam beberapa level (Padmi, 2016):
Tingkat satu
Pewadahan jenis ini dapat menadahi sampah dari asalnya yang peletakannya ditempatkan di tempat yang terjangkau dan terlihat oleh pengguna. Jenis pewadahan ini mudah untuk diangkat, untuk dilanjutkan ke pewadahan tingkat dua.
Tingkat dua
Pewadahan jenis ini merupakan tempat transit dari pewadahan tingkat satu ataupun pewadahan dari asalnya. Pewadahan tingkat dua dalam penerapannya biasa diposisikan diluar bangunan dan bersifat permanen. Sehingga pewadahan tingkat dua ini dapat dijadikan titik pertemuan sampah dari sumber dengan sistem lanjutan yaitu sistem pengumpul.
Universitas Pertamina - 6 Pewadahan tingkat ini merupakan jenis pewadahan dengan volume yang besar dan menjadi sentral, dalam penerapannya biasa lebih dikenal dengan TPS. Adapun fungsi wadah tingkat 2 ini sebagai penampung sampah-sampah dati pewadahan tingkat 2.
B. Pengumpulan
Pengumpulan merupakan proses penindaka sampah dari masing-masing sumber sampah yang sudah terkumpul dan akan diangkut ke stasiun berikutnya, dalam proses pengumpulannya dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Bersumber pada SNI 19-2454-2002, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam proses operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah dari sumber sampai ke TPA, yaitu secara direk (door to door) atau secara tidak langsung.
1. Pola individual langsung : pola ini dilakukan pengangkutan direk ke tempat pemrosesan akhir dari sumber sampah. Pola ini dapat diterapkan jika banyaknya sampah > 0,3 m3/hari. Daerah layanan yang biasa menerapkan proses pengumpulan tipe ini adalah kawasan pertokoan, kawasan elite dan jalan-jalan utama.
2. Pola komunal langsung : pola pengumpulan ini sampah dari asalnya akan langsung diangkut oleh produsen sampah ke tempat transportasi pengumpul sampah melakukan bongkar muat sampah. Kemudian truk melanjutkan pengambilan sampah pada titik pengumpulan berikutnya.
3. Pola individual tidak langsung : pola pengumpulan ini dilakukan dengan cara setiap sumber sampah akan memanfaatkan sebuah kendaraan untuk mengumpulkan sampah-sapah untuk dibawa ke TPS. Proses selanjutnya yang dilakukan di TPS adalah sampah dari sumber akan dipindahkan ke truk-truk pengangkut yang akan membawa sampah-sampah tersebut ke TPA.
4. Pola komunal tidak langsung : pola pengumpulan ini dilakukan dengan cara sampah dari sumber sampah diangkut sendiri oleh penghasil sampah ke titik pengumpulan tempat truk-truk sampah. Proses selanjutnya truk pengumpul akan menghantarkan sampah-sampah tersebut ke TPS yang dilanjutkan dengan proses pemindahan ke truk pengangkut untuk dibawa ke pengolahan lanjutan ataupun ke TPA.
C. Pemindahan
Kegiatan memindahkan sampah merupakan kegiatan yang dilakukan di TPS untuk memindahkan sampah dari moda pengumpulan ke transportasi pengangkut yang selanjutnya akan dibawa ke proses pengolahan atau ke tempat pemrosesan akhir. Dua jenis cara pemindahan yang dapat digunakan, yaitu :
Permanent (stationary container system – SCS) Non-Permenent (hauled container system – HCS)
Bersumber pada PP 81/2012 yang diperinci dalam peraturan menteri pekerjaan umum, prasarana pemindahan dapat diklasifikasikan menjadi:
Tempat Penampungan Sementara (TPS), merupakan wadah sampah yang digunakan sebelum sampah diangkut ke proses pengolahan, pada TPS tidak dilakukan pemilahan dan pengolahan sampah.
Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS-3R), merupakan wadah sampah yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan, pemilahan, serta pengolahan sampah.
Universitas Pertamina - 7 Stasiun Peralihan Antara (SPA), merupakan salah satu prasarana pemindahan sampah dari trasnportasi pengangkut kecil ke transportasi pengangkut yang lebih besar dengan dilengkapi fasilitas pereduksi volume sampah yang berupa alat pemadat sampah.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), merupakan tempat yang digunakan untuk kegiatan pengumpulan sampah, pemilahan sampah, pengolahan sampah dan pemrosesan akhir, dengan wilayah layanan berskala kota dan dilaksanakan oleh sebuah instansi. D. Pengangkutan
Proses pengangkutan memiliki tujuan untuk mengirimkan sampah dari area pemindahan atau dari sumber menuju ke TPA. Proses pengangkutan dilakukan untuk mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dari sistem, sehingga pengangkutan menjadi mudah, cepat, dan biaya relatif murah. Adapun persyaratan alat pengangkut adalah :
Alat angkut yang tidak memiliki fungsi khusus untuk proses pengangkutan sampah (truk terbuka) maka transportasi tersebut harus dilengkapi dengan penutup dapat berupa terpal mapun jaring sampah;
Alat pengangkut maksimum memiliki ketinggian bak 1,6 m; Alat pengangkut sebaiknya dilengkapi dengan alat ungkit;
Dalam pengoperasiannya kapasitas alat pengangkut harus disesuaikan dengan keadaan jalan yang akan dilewati
Pada bagian bak truk/ dasar kontainer alat pengangkut perlu dilengkapi dengan alat penampung air sampah.
Mekanisme yang dapat dilakukan agar proses pengangkutan menjadi efektif dan efisien: Memilih rute pengangkutan dengan hambatan dan jarak tempuh yang paling minim; Memaksimalkan kapasitas atau daya angkut dari trasnportasi yang digunakan;
Penggunaan transportasi yang dalam penggunaan bahan bakarnya seminim mungkin;
Meningkatkan jumlah beban kerja atau ritasi pengangkutan untuk mendaptkan waktu kerja yang semaksimal mungkin.
D. Pengolahan
Proses pengolahan merupakan proses pengubahan karakteristik, komposisi, dan/atau jumlah sampah yang dihasilkan. Adapun jenis pengolahan sampah yang biasa diterapkan dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2. 1
Tabel jenis pengolahan sampah
Jenis Pengolahan Kelebihan Kekurangan
Pengomposan modern
Menghasilkan kompos yang lebih cepat
Peralatan yang digunakan lebih banyak dan
kompleks Penyusutan volume sampah Diperlukan perawatan
Universitas Pertamina - 8
Jenis Pengolahan Kelebihan Kekurangan
Pengomposan sederhana
Peralatan yang dibutuhkan sederhana Memerlukan pekerja yang memadai Efisien untuk jenis sampah dengan
kandungan organik lebih banyak
Membutuhkan waktu pemrosesan yang lama Biaya yang dikeluarkan tergolong
sedikit
Pemadatan
Dapat mengurangi volume sampah Biaya investasi, operasional, dan pemeliharan relatif tinggi Proses pengangkutan lebih mudah dan
efisien
Pembakaran
Memiliki kapasitas yang besar
Biaya investasi, operasional, dan pemeliharan relatif tinggi Sisa pembakaran dapat dimanfaatkan
Penyusutan volume sampah cukup besar Lebih bersih
Daur ulang
Dapat dijadikan peluang usaha
Tidak semua janis sampah dapat didaur
ulang Dapat mereduksi sampah yang akan
dibuang ke pemrosesan akhir
Peralatan yang digunakan cukup banyak dan mahal
Dapat menciptakan lingkungan kerja tidak sehat karena tumpukan
sampah Sumber: Padmi, 2016
2.6 Augmented Reality
2.6.1 Sistem Augmented Reality
Augmented Reality merupakan aplikasi yang dapat memproyeksikan objek dalam sebuah lingkungan nyata dengan waktu yang bersamaan, objek pada dunia nyata dan dunia maya dapat berupa objek dua dimensi maupun objek tiga dimensi. Augmented Reality sering juga disebut dengan realitas tertambat. (Kurniawan, 2017). Dalam penerapannya, sistem Augmeted Reality memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari Augmented Reality, yaitu (Kurniawan, 2017):
1. Dalam penerapannya dapat dihasilkan suasana yang lebih interaktif, 2. Dapat meningkatkan efektifitas penyampaian,
Universitas Pertamina - 9 4. Mudah dipahami karena modeling objek yang ditampilkan sederhana,
5. Mudah dalam pengaplikasiannya.
Sedangkan kekurangan dari Augmented Reality adalah:
1. Peka terhadap pergerakan dan perubahan sudat pandang pemindaian 2. Belum banyak yang dapat memuat aplikasi ini,
3. Membutuhkan memori dengan kapasitas besar.
Menurut Azuma pada 2001, visual augmented reality memiliki tiga prinsip. Augmented reality merupakan perpaduan antara dunia nyata dan virtual, augmented reality berjalan secara interaktif dan langsung, dan terdapat integrasi antara benda tiga dimensi, yaitu terintegrasinya benda imajiner dalam dunia nyata (Hanafi, 2015). Adapun beberapa contoh penggunaan aplikasi visual augmented reality sebagai berikut:
Penerapan AR pada games
Salah satu cotoh penerapan aplikasi AR pada dunia games dapat dilihat pada permainan Pokemon Go.
Gambar 2. 1 Contoh penerapan AR pada games PokemonGo (yulianingsih, 2016) Penerapan AR pada dunia pariwisata
Salah satu penerapan aplikasi AR dapat digunakan pada sektor pariwisata, Indonesia Heritage Museum merupakan salah satu museum di Batu, Jawa timur yang sudah menggunakan sistem AR sebagai salah satu pengembangan pariwisata di Indonesia.
Universitas Pertamina - 10 Gambar 2. 2 Contoh penerapan AR pada meseum IHM (monsterar.net, 2019)
Penerapan pada dunia pendidikan
Penggunaan aplikasi AR juga sudah banyak diterpkan pad dunia pendidikan, salah satu contohnya adalah pengenalan tata surya menggunakan aplikasi AR
Gambar 2. 3 Contoh Penerapan AR pada pengenalan sistem tata surya (Nurdin, 2018)
2.6.2 Metode Augmented Reality
Menurut Lyu pada tahun 2012, augmented reality memiliki dua jenis cara dalam proses pencitraannya (Hanafi, 2015):
a. Marker Based Tracking
Marker based tracking merupakan desain lama dalam bidang visual augmented realit. Dalam pengoperasiannya sistem ini memerlukan penanda (marker) untuk membentuk reality berupa gambar yang dapat dianalisi. Penanda gambar tersebut biasa disebut dengan marker.
Universitas Pertamina - 11 Marker based augmented reality memiliki ciri khusus yaitu menggunakan fitur kamera pada device untuk menampilkan objek optis seperti video setelah menangkap, membaca dan menganalisis marker. Dalam metode ini pengguna dapat menggerakan device untuk melihat objek visual pada berbagai sudut pandang. Sehingga pengguna dapat melihat objek yang digambarkan lebih jelas dan dari berbagai sisi.
b. Markerless Augmented Reality
Markerless augmented reality merupakan metode yang dalam menampilkan elemen-elemen digital tidak perlu lagi menggunakan penanda (marker). Contoh dari penggunaan markerless adalah augmented reality dengan face tracking, 3d object tracking, motion tracking, dan GPS based tracking. Teknik GPS based tracking memanfaatkan vitur GPS dan kompas yang ada didalam device untuk menampilkan arah dalam bentuk real time.
2.6.3 Komponen Augmented Reality
Berdasarkan Sylva yang dikutip oleh Hanavi,2015 komponen yang digunakan untuk membantu sistem kerja dari proses augmented reality. Adapun komponen-komponen tersebut adalah:
a. Scene Generator
Scene generator merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan rendering. Rendering adalah kegiatan untuk membangun objek dalam bentuk gambar dalam augmented reality.
b. Tracking System
Pada proses tracking merupakan kegiatan pendekatan objek virtual dengan objek nyata menggunakan pola tertentu.
c. Display
Pada augmented reality kualitas visual seperti resolusi, fleksibilitas, titik pandang dan tracking area sangat penting. Dalam tracking area faktor pencahayaan menjadi salah satu yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi proses display.
d. Augmented Reality Devices
Peralatan augmented reality dapat berupa perangkat keras seperti smartphone dan PC. Beberapa aplikasi menggunakan vitur augmented reality telah tersedia pada Android, iOS, dan Windows Phone.
Universitas Pertamina - 12
BAB III. KONSEP PERANCANGAN
3.1 Diagram Alir Perancangan
Dalam prose perancangan ini memiliki alur kerja seperti yang tergambar pada Gambar 3.1
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Perancangan
Mulai
Sampling Data Awal
Pembuatan Konsep Cerita: a. Penyusunan Naskah b. Pembuatan Gambar Dalam
Cerita
Buku Cetak Pembuatan aplikasi:
a. Perancangan menu dalam aplikasi
b. Pembuatan objek c. Marker dan objek 3d
d. Pemodelan aplikasi
Aplikasi Android
Apakah aplikasi ini dapat berjalan
dengan baik?
Pre-test Pemahaman User Terhadap Persampahan
Uji coba penggunaan
Post-test Pemahaman User Terhadap Persampahan
Analisis Hasil Pemahaman
Kesimpulan dan Saran
Selesai NO
Universitas Pertamina - 13
3.2 Data Perancangan
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui penyebaran kuesioner awal terkait ketertarikan dengan buku kepada siswa. Selanjutnya saat aplikasi dan buku sudah selesai akan dilakukan uji pemahaman awal (pre-test) mengenai persampahan dan uji pemahaman akhir (post-test) pengetahuan siswa mengenai persampahan setelah demonstrasi buku dan aplikasi hasil perancangan dilakukan. Adapun data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer dapat diperoleh dari literatur beberapa diantanya adalah buku teks, skripsi, jurnal maupun literatur lainnya yang dianggap relevan dengan proses perancangan ini.
3.3 Pertimbangan Perancangan
Dalam perancangan produk ini hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. Fase perkembangan kognitif siswa dalam pengambilan sampel. Sehingga pada perancangan ini menggunakan sampel siswa sekolah dasar dengan rentang usia 11 tahun.
2. Kecenderungan masyarakat Indonesia dalam memilih dan menggunakan mobile operating system. Sehingga pada perancangan ini menggunakan sistem augmented reality berbasis android.
3. Dukungan dan komitmen sekolah dalam proses pembelajaran dan kegiatan literasi. Sehingga pada perancangan ini mengambil sampling di Sekolah Islam Tugasku, dimana sekolah tersebut memiliki program gemar membaca pada setiap harinya dengan waktu dan jam tertentu. Dan pemilihan sekolah dengan sekolah high income karena fasilitas yang dimiliki lebih memadai.
3.4 Analisis Teknis
Secara teknis produk perancangan ini dapat dikatakan layak secara tekniks apabila: Aplikasi Android
Aplikasi pemindai pada android dapat menampilkan objek 3D dengan detail mengenai sistem pengelolaan sampah dan dapat menggambarkan objek dengan nyata secara visual, serta mudah melihat gambar dari sudut pandang berbeda. Sehingga tujuan dari pembuatan perancangan ini dapat tercapai.
Buku Edukasi
Buku edukasi secara teknis dapat dikatakan layak bila informasi mengenai sistem pengelolaan sampah dapat tersampaikan dengan baik, dan gambar pada buku dapat dipindai dengan aplikasi Augmented Reality.
4.5 Peralatan dan Bahan
Dalam proses perancangan ini beberapa peralatan dan bahan yang diperlukan adalah: Dalam proses perancangan ini beberapa peralatan dan bahan yang diperlukan adalah:
Universitas Pertamina - 14 Koesioner awal merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada siswa kelas 5 dan 6 SD untuk data awal dalam perancangan ini. Hasil dari kuesioner ini akan berdampak kepada jumlah halaman dalam buku, durasi penjelasan dalam video, dan tema yang diangkat dalam buku.
b. Soal pre-test
Soal pre-test merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai persampahan. Pertanyaan-pertanyaan ini diberikan untuk mengetahu pemahaman siswa mengenai persampahan. Dalam pengujian ini, soal pre-test berjumlah 10 soal, hal ini merupakan irisan-irisan sistem pengelolaan sampah yang disampaikan pada buku edukasi lingkungan yang dirancang. c. Soal post-test
Soal post-test merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai persampahan yang sama dengan soal pre-test. Pertanyaan-pertanyaan ini diberikan untuk mengetahu pemahaman siswa mengenai persampahan setelah demonstrasi buku dan aplikasi dilakukan, hal ini dapat menilai efektifitas dari penggunaan buku dan aplikasi yang dirancang.
d. Alat Tulis
Alat tulis dapat berupa pinsil, pena dan alat penghapus. Alat-alat ini digunakan sebagai alat pendukung pengisian kuesioner awal dari perancangan buku edukasi lingkungan ini. e. Kahoot
Kahoot merupakan aplikasi aplikasi pembelajar dan kuis secara online. Dalam proses perancangan ini, aplikasi Kahoot digunakan sebagai media pre-test dan post-test.
f. Laptop
Dalam perancangan ini laptop berperan sebagai perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan beberapa perangkat lunak pembuat Augmented Reality. Selain itu laptop juga digunakan untuk pendesainan buku edukasi dan pembuatan naskah dari buku tersebut. g. Andorid
Andorid merupakan sistem operasi untuk mobile phone berbasis Linux yang mencangkup beberapa sistem operasi, aplikasi dan middleware (Muntahanan, 2017). Dalam perancangan ini android digunakan sebagai perangkat keras yang digunakan untuk proses pemindaian dari sistem Augmented Reality.
h. Blender
Blender merupakan program 3D dan animasi yang digunakan dalam pembuatan visualisasi 3D yang akan ditampilkan.
i. Vuforia SDK
Vuforia merupakan Augmented Reality Software Development Kit yang digunakan sebagai pendukung AR di perangkat android dan iOS (Atmaji, 2019). Dalam perancangan ini vuforia digunakan sebagai aplikasi yang mengatur letak dan sudut pandang objek secara virtual, seperti model 3D saat dipindai melalui kamera pada perangkat mobile.
Universitas Pertamina - 15 j. Adobe Illustrator
Adobe illustrator merupakan aplikasi editor desain grafis, dalam perancangan ini adobe illustrator digunakan untuk membuat, mendesain, dam mengedit gambar yang ditampilkan pada buku ataupun pada aplikasi AR.
4.6 Teknik Analisis Data
Dalam perancangan buku edukasi lingkungan dengan sistem visual augmented reality ini terdapat tahapan uji coba kepada user dalam hal ini adalah siswa-siswi kelas 5 dan 6, untuk melihat keberhasilan buku dan aplikasi yang dirancang maka akan diadakan uji pemahaman awal (pre-test) dan uji pemahaman akhir (post-test). Teknis analisis data hasil uji pemahaman akan melihat persentase jawaban dijawab benar dengan rumus sebagai berikut:
Σ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Σ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 x 100%
Dimana: ∑ Jumlah total
untuk melihat keberhasilan dari proses pengujian ini terdapat beberapa kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3. 1 Kriteria Keberhasilan Pembelajaran Siswa Konversi Nilai
Akhir
Konversi
Nilai Predikat Pencapaian
3,80 - 4,00 96 - 100 A Sangat Baik 3,59 - 3,79 90 - 95 A- 3,38 - 3,58 83 - 89 B+ Baik 3,17 - 3,37 76 - 82 B 2,96 - 3,16 69 - 75 B- 2,75 - 2,95 62 - 68 C+ Cukup 2,54 - 2,74 55 - 61 C 2,33 - 2,53 48 - 54 C- 2,12 - 2,32 47 - 41 D+ Kurang 1,91 - 2,11 < 41 D
Sumber : SDI Tugasku
Pada perancangan ini, predikat keberhasilan dikonfersikan menjadi predikat pemahaman siswa.
4.7 Indikator Keberhasilan
Dalam perancangan buku dan aplikasi edukasi lingkungan dapat dikatakan efektif apabila (Agiq, 2009):
a. Persentase jawaban benar siswa meningkat setiap siklusnya b. Tedapat peningkatan nilai rata-rata dari setiap pertemuan
c. Nilai keberhasilan mencapai ≥75% dari jumlah total keseluruhan jumlah siswa (responden) yang lulus nilai minimum dengan hal ini dikonfersi dengan predikat pencapaian baik.
Universitas Pertamina - 16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kuesioner Awal
Dalam proses perancangan ini, saya menggunakan kuesioner awal sebagai acuan dalam mendesai buku dan juga aplikasi. Adapun hasil dari kuesioner awal yang dibagikan adalah sebagai berikut:
Pertanyaan 1. Umur/ Kelas
Gambar 4. 1 Diagram persebaran umur responden
Dapat dilihat pada Gambar 4.2 bahwa jumlah kuesioner yang diberikan adalah 155 orang dengan responden yang berumur 10 tahun sebanyak 44 orang, responden yang berumur 11 tahun sebanyak 64 orang, responden yang berumur 12 tahun sebanyak 36 orang dan 11 responden tidak menjawab.
Pertanyaan 2. Nama sekolah
Penyebaran kuesioner ini saya lakukan di SD Islam Tugasku sehingga keseluruhan responden menjawab SD Islam Tugasku
Pertanyaan 3. Apakah setiap hari membaca buku? 44
64 36
11
Persebaran Umur Responden
Umur 10 Umur 11 Umur 12 Tidak Menjawab
52
95 8
Kegiatan Responden Dalam Membaca Buku
Setiap Hari
Universitas Pertamina - 17 Gambar 4. 2 Diagram Kegiatan Responden dalam Membaca Buku Setiap Hari
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bawa dalam 155 kuesioner yang diberikan sebanyak 52 responden menyatakan setiap hari membaca buku, 95 responden menyatakan tidak membaca buku setiap hari dan 8 responden tidak menjawab
Pertanyaan 4. Seberapa lama durasi membaca buku dalam satu hari?
Gambar 4. 3 Diagram Durasi Responden Untuk Membaca Buku Dalam Satu Hari
Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa dari 155 kuesioner yang diberikan, sebanyak 17 responden menjawab membaca buku lebih dari 1 jam dalam satu hari, 56 responden menjawab membaca buku selama 30 menit – 1 jam dalam satu hari, 74 responden menjawab membaca buku kurang dari 30 menit dalam satu hari dan 8 responden tidak menjawab.
Pertanyaan 5. Seberapa lama durasi jika membaca 500 kata (satu halaman) cerita?
Gambar 4. 4 Diagram Durasi Responden Dalam Membaca Buku Satu Halaman
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat dari 155 kuesioner yang diberikan, sebanyak 45 responden menjawab durasi membaca buku untuk satu halaman buku membutuhkan waktu lebih dari 2 mint, sebanyak 46 responden menjawab durasi membaca buku untuk satu halaman buku
56
74
17 8
Durasi Responden Untuk Membaca Buku Dalam
Satu Hari
Kurang dari 30 menit 30 menit - 1 jam Lebih dari 1 jam Tidak Menjawab
46
55 45
9
Durasi Responden Dalam Membaca Satu
Halaman (500 kata)
Universitas Pertamina - 18 membutuhkan waktu kurang dari 2 menit, 55 responden menyatakan bahwa durasi membaca buku untuk satu halaman buku membutuhkan waktu selama 2 menit, dan 9 orang responden tidak menjawab
Pertanyaan 6. Saat membaca buku lebih tertarik kepada tulisannya atau gambarnya?
Gambar 4. 5 Diagram Ketertarikan Sampel Pada Tulisan dan/atau Gambar Dalam Buku Pada Gambar 4.5 dapat dilihat berdasarkan dari 155 kuesioner yang diberkan, sebanyak 22 responden mengatakan bahwa dalam buku lebih tertarik terhadap tulisan, 30 responden mengatakan bahwa dalam buku lebih tertarik terhadap gambar, 95 responden mengatakan bahwa teratrik terhadap gambar dan tulisan pada buku, dan 8 responden tidak menjawab.
Pertanyaan 7. Saat membaca buku lebih tertarik dengan buku hitam putih atau berwarna?
Gambar 4. 6 Diagram Keteratrikan Responden Dengan Buku Berwarna atau Buku Hitam Putih
22 30 95
8
Ketertarikan Sampel Pada Tulisan dan/atau
Gambar Dalam Buku
Tulisan Gambar Tulisan dan Gambar Tidak Menjawab
52
95 8
Ketertarikan Responden Dengan Buku Berwarna
atau Hitam Putih
Universitas Pertamina - 19 Pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa dari 155 kuesioner yang diberikan sebanyak 52 responden menjawab lebih tertarik terhadap buku yang hitam putih, 95 responden menjawab lebih tertarik terhadap buku yang berwarna dan 8 responden tidak menjawab.
Pertanyaan 8. Apakah pernah menerima pembelajaran tentang lingkungan hidup?
Gambar 4. 7 Diagram Pendidikan Lingkungan Hidup yang Diterima oleh Responden Pada Gambar 4.7 dapat dilihat dari 155 kuesioner yang diberikan sebanyak 11 responden menjawab tidak pernah menerima pendidikan mengenai lingkungan hidup, sebanyak 134 responden mengatakan pernah menerima pendidikan mengenai lingkungan hidup, dan 10 responden tidak menjawab.
Pertanyaan 9. Dari permasalahan lingkungan yang ada, mana yang paling anda ketahui? (urutkan atau tuliskan yang anda ketahui)
Gambar 4. 8 Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Masalah Lingkungan
Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bawah dari 155 kuesioner yang diberikan, sebnayak 1 responden mengatakan bahwa masalah lingkungan yang paling diketahui adalah toksikologi lingkungan, sebanyak 2 responden mengatakan bahwa permasalahn lingkungan yang paling diketahu adalah B3, sebanyak 8 responden mengatakan bahwa permasalahn lingkungan yang
134
11 10
Pendidikan Lingkungan Hidup yang Diterima oleh
Responden
Pernah Tidak Pernah Tidak Menjawab
136
812 0
8
Pengetahuan Responden Terhadap Masalah
Lingkungan
Persampahan Limbah Cair Industri Toksikologi Lingkungan
Universitas Pertamina - 20 paling diketahui adalah limbah cair, sebanyak 136 responden mengatakan bahwa permasalahan ligkungan yang paling diketahui adalah persampahan dan 8 responden tidak menjawab.
Berdasarkan hasil kuesioner awal, maka dalam perancangan buku edukasi lingkungan dengan sistem augmented reality ini akan dibuat menjadi 15 sampai 30 halaman, dengan durasi video kurang dari 2 menit. Buku akan dirancang dengan gambar dan tulisan yang berwarna. Buku edukasi lingkungan ini akan mengambil tema dari persampahan.
4.2 Uji Pengetahuan Awal (Pre-test)
Dalam proses pengujian aplikasi, penulis mengawali dengan uji pengetahuan awal (pre-test) kapada siswa-siswi kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku. Adapun hasil dari uji pengetahuan awal adalah sebagai berikut:
a. Uji pengetahuan awal kelas 5
Gambar 4. 9 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa
Berdasarkan diagram pre-test kelas 5 pada Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 5. Adapun dari 28 siswa yang mengikuti pre-test sebanyak 20 siswa memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak, 4 siswa memiliki jumlah jawab benar lebih banyak dan sebanyak 4 siswa memiliki jumlah jawaban benar dan jawaban salah yang sama, dengan hal tersebut sebesar 35,71% pertanyaan dapat dijawab benar.
Gambar 4. 10 Diagram pre-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji
0 2 4 6 8 10 12 5 .1 5.2 5.3 5.4 .55 5.6 5.7 5.8 5.9 5 .1 0 5 .1 1 5 .1 2 5 .1 3 5 .1 4 5 .1 5 5 .1 6 5 .1 7 5 .1 8 5 .1 9 5 .2 0 5 .2 1 5 .2 2 5 .2 3 5 .2 4 5 .2 5 5 .2 6 5 .2 7 5 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 5 Hasil Pre-test Kelas 5
Benar Salah 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Sis w a Nomor Soal Hasil Pre-test Kelas 5
Universitas Pertamina - 21 Berdasarkan diagram pre-test siswa kelas 5 pada Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terdapat 3 soal yang memiliki jumlah lebih banyak benar, dan terdapat 7 soal yang memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 6 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 24 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 18 siswa.
b. Uji pengetahuan awal kelas 6
Gambar 4. 11 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa
Berdasarkan diagram pre test kelas 6 pada Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 6. Adapun 28 siswa yang mengikuti pre-test sebanyak 4 siswa memiliki jumlah jawaban benar lebih banyak, 20 siswa memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak dan sebanyak 4 siswa memiliki jumlah jawaban benar dan jawaban salah yang sama, dengan hal tersebut sebesar 37,86% pertanyaan dapat dijawab benar.
Gambar 4. 12 Diagram pre-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji
Berdasarkan diagram pre-test siswa kelas 6 pada Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terdapat 2 soal yang memiliki jumlah lebih banyak benar, terdapat 7 soal yang memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak, dan terdapat 1 soal dengan jawaban hasil imbang antara jawaban benar dan jawaban salah. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 6 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak
0 2 4 6 8 10 6 .1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.1 6 .1 1 6 .1 2 6 .1 3 6 .1 4 6 .1 5 6 .1 6 6 .1 7 6 .1 8 6 .1 9 6 .2 6 .2 1 6 .2 2 6 .2 3 6 .2 4 6 .2 5 6 .2 6 6 .2 7 6 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 6 Hasil Pre-test Kelas 6
Benar Salah 0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Sis w a Nomor Soal Hasil Pre-test Kelas 6
Universitas Pertamina - 22 22 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 20 siswa
.
4.3 Hasil Uji Pengetahuan Akhir (Post Test)
Dalam proses pengujian aplikasi, penulis melakukan uji pengetahuan akhir (post test) kapada siswa-siswi kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku untuk mengetahui seberapa paham siswa-siswi mengenai proses pengelolaan sampah setelah diberika e-book yang penulis rancang. Adapun hasil dari uji pengetahuan akhir adalah sebagai berikut:
a. Uji Pengetahuan akhir kelas 5
Gambar 4. 13 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa
Berdasarkan diagram post test kelas 5 pada Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 5. Adapun hasil post-test keseluruhan siswa memiliki jawaban benar yang lebih banyak dengan hal tersebut dari post-test yang dilakukan sebesar 81,79% pertanyaan dapat dijawab benar.
Gambar 4. 14 Diagram post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji
Berdasarkan diagram post-test siswa kelas 5 pada Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa jawaban dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terjadi peningkatan pada keseluruhan soal. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 1 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 18 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 28 siswa.
0 2 4 6 8 10 12 5 .1 5 .2 5 .3 5 .4 5 .5 5 .6 5 .7 5 .8 5 .9 5 .1 0 5 .1 1 5 .1 2 5 .1 3 5 .1 4 5 .1 5 5 .1 6 5 .1 7 5 .1 8 5 .1 9 5 .2 0 5 .2 1 5 .2 2 5 .2 3 5 .2 4 5 .2 5 5 .2 6 5 .2 7 5 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 5 Hasil Post-test Kelas 5
Benar Salah 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Si swa Nomor Soal Hasil Post-test Kelas 5
Universitas Pertamina - 23 b. Uji Pengetahuan akhir kelas 6
Gambar 4. 15 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa
Berdasarkan diagram post test kelas 6 pada Gambar 4.15 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas 6. Adapun hasil post-test keseluruhan siswa memiliki jawaban benar yang lebih banyak dengan hal tersebut dari post-test yang dilakukan sebesar 76,07% pertanyaan dapat dijawab benar.
Gambar 4. 16 Diagram post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji
Berdasarkan diagram post-test siswa kelas 6 pada Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa jawaban dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terjadi peningkatan keseluruhan soal mengalami peningkatan jawaban benar. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 1dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 10 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 26 siswa. 0 2 4 6 8 10 12 6 .1 6 .2 6 .3 6 .4 6 .5 6 .6 6 .7 6 .8 6 .9 6 .1 6 .1 1 6 .1 2 6 .1 3 6 .1 4 6 .1 5 6 .1 6 6 .1 7 6 .1 8 6 .1 9 6 .2 6 .2 1 6 .2 2 6 .2 3 6 .2 4 6 .2 5 6 .2 6 6 .2 7 6 .2 8 Jum lah Soal Sampel Kelas 6 Hasil Post-test Kelas 6
Benar Salah 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah SI swa Nomor Soal
Hasil Post-test Kelas 6
Universitas Pertamina - 24
4.4 Perbandingan Uji Awal (Pre Test) dan Uji Akhir (Post Test)
Berdasarkan hasil uji awal dan uji akhir dari pengetahuan siswa-siswa kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku mengenai proses pengelolaan sampah, berikut perbandingan nilai benar dari masing-masing kelas saat uji awal dan uji akhir:
A. Perbandingan uji awal dan uji akhir kelas 5
Gambar 4. 17 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan siswa
Berdasarkan diagram pada Gambar 4.17 dari 28 siswa kelas 5 sebanyak 28 siswa mengalami peningkatan jawaban yang benar. Dengan hasil perbandingan yang dilakukan siswa kelas 5 memiliki kenaikan pada nilai rata-rata menjawab benar, dengan nilai persentase rata-rata benar saat pre-test sebesar 35,71% dan presentase rata-rata benar pada post test sebesar 81,79%, sehingga siswa kelas 5 mengalami peningkatan persentase rata-rata menjawab benar sebesar 46,07%.
Gambar 4. 18 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 5 dengan subjek tinjauan soal uji 0 2 4 6 8 10 12 5 .1 5 .2 5 .3 5 .4 5 .5 5 .6 5 .7 5 .8 5 .9 5 .1 0 5 .1 1 5 .1 2 5 .1 3 5 .1 4 5 .1 5 5 .1 6 5 .1 7 5 .1 8 5 .1 9 5 .2 0 5 .2 1 5 .2 2 5 .2 3 5 .2 4 5 .2 5 5 .2 6 5 .2 7 5 .2 8 N il ai J awaban B ena r Sampel Kelas 5
Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 5
Pre-test Post-test 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 5 Pre test Benar Post test Benar
Universitas Pertamina - 25 Berdasarkan diagram pada Gambar 4.18 dari 10 soal pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa kelas 5 sebanyak 10 soal mengalami peningkatan jawaban benar.
B. Perbandingan uji awal dan uji akhir kelas 6
Gambar 4. 19 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan siswa
Berdasarkan diagram pada Gambar 4.19 dari 28 siswa kelas 6 sebanyak 26 siswa mengalami peningkatan jawaban yang benar, sebanyak 2 siswa tidak terjadi peningkatan jawaban benar. Dengan hasil perbandingan yang dilakukan siswa kelas 6 memiliki kenaikan pada nilai rata-rata menjawab benar, dengan nilai persentase rata-rata benar saat pre-test sebesar 37,86% dan presentase rata-rata benar pada post test sebesar 76,07%, sehingga siswa kelas 5B mengalami peningkatan persentase rata-rata menjawab benar sebesar 38,21%.
Gambar 4. 20 Diagram perbandingan pre-test dan post-test kelas 6 dengan subjek tinjauan soal uji
Berdasarkan diagram pada Gambar 4.20 dari 10 soal pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa kelas 6 sebanyak 10 soal mengalami peningkatan jawaban benar saat dilakuakn post-test. 0 20 40 60 80 100 120 6 .1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.1 6 .1 1 6 .1 2 6 .1 3 6 .1 4 6 .1 5 6 .1 6 6 .1 7 6 .1 8 6 .1 9 6 .2 6 .2 1 6 .2 2 6 .2 3 6 .2 4 6 .2 5 6 .2 6 6 .2 7 6 .2 8 N il ai J awaban B ena r Sampel Kelas 6
Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 6
Pre-test Post-test 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelas 6 pre test Benar post test Benar
Universitas Pertamina - 26
C. Perbandingan hasil uji awal dan uji akhir keseluruahan siswa
Gambar 4. 21 Diagram pre-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji Berdasarkan diagram pre-test keseluruhan siswa pada Gambar 4.21 dapat dilihat bahwa dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terdapat 1 soal yang memiliki jumlah lebih banyak benar, terdapat 8 soal yang memiliki jumlah jawaban salah lebih banyak, dan 1 soal dengan jumlah jawaban benar dan jumlah jawaban salah sama. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 6 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 46 siswa dan soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 38 siswa
Gambar 4. 22 Diagram post-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji Berdasarkan diagram post-test keseluruhan siswa pada Gambar 4.22 dapat dilihat bahwa jawaban dari 10 soal mengenai pengelolaan sampah yang diberikan terjadi peningkatan. Terdapat 10 soal yang memiliki jumlah lebih banyak. Adapun soal yang paling sulit untuk dijawab adalah soal nomor 1 dengan jumlah siswa menjawab salah sebanyak 20 siswa dan soal yang paling
0 10 20 30 40 50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jum lah Sis w a Nomor Soal
Pre-test Keseluruhan Siswa
Benar Salah Tidak Menjawab
0 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jawaban Sis w a Nomor Soal
Post-test Keseluruhan Siswa
Universitas Pertamina - 27 mudah untuk dijawab adalah soal nomor 7 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar sebanyak 54 siswa.
Gambar 4. 23 Diagram perbandingan pre-test dan post-test keseluruhan siswa dengan subjek tinjauan soal uji
Berdasarkan diagram pada Gambar 4.23 dari 10 soal pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa kelas 5 dan 6 SD Islam Tugasku sebanyak 10 soal mengalami peningkatan jawaban benar saat dilakuakn post-test.
Tabel 4. 1 Perbandingan hasil uji awal dan uji akhir keseluruhan siswa kelas 5 dan 6 Jumlah Siswa Hadir Jumlah Benar Persentase Benar Jumlah Salah Persentase Salah rata-rata Pre test 56 206 37% 293 52 3.64 Post test 56 442 79% 109 19 7,89
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa persentase menjawab benar dari keseluruhan siswa yang mengikuti test awal dan test akhir mengalami peningkatan persentase soal dijawab benar sebesar 42% dari nilai pre-test sebesar 37% menjadi 79% pada nilai post-test, nilai rata-rata dari keseluruhan siswa juga mengalami peningkatan sebesar 4,25 dari 3,64 saat pre-test menjadi 7,89 saat post-test.
Jika melihat peningkatan nilai persentase benar dan nilai rata-rata dari uji pemahan awal dan uji pemahaman akhir siswa tentang sistem pengelolaan sampah di SD Islam Tugasku dapat dikatan berhasil, berdasarkan indikator keberhasilan yang mana salah satu indikatornya adalah setiap siklus pembelajaran ada peningkatan nilai rata-rata dan juga peningkatan persentase jumlah jawaban yang benar. Indikator keberhasilan lainnya adalah lebih dari 75% siswa memiliki nilai lebih dari KKM dalam penelitian ini sama dengan kritera baik yaitu mencapai nilai 69. Adapun nilai siswa yang melebihin 69 sebanyak 50 dari 56 siswa, untuk itu nilai efektifitas dari adanya perancangan ini sebesar 89,29%. Sehingga perancangan ini dapat dikatan berhasil dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan juga pemahaman siswa sekolah dasar mengenai proses pengelolaan sampah.
0 20 40 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perbandingan Pre-test dan Post-test Keseluruhan Siswa Pre-test Benar Post-test Benar