• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPKAS BLEFARITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPKAS BLEFARITIS"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata "blefar

"blefaritis" berasal itis" berasal dari kata dari kata YYuunaninani blepharosblepharos, yang berarti "kelopak mata," dan, yang berarti "kelopak mata," dan ak

akhihirarann itisitis, , yanyang g biabiasanysanya a digdigunaunakan kan untuntuk uk menmenunjunjukkukkan an perperadaadangangan n daladalamm  bahasa

 bahasa Inggris. Inggris. Peradangan Peradangan adalah adalah istilah istilah umum umum yang yang digunakan digunakan untuk untuk  menggambarkan proses dimana sel-sel darah putih dan zat kimia yang diproduksi menggambarkan proses dimana sel-sel darah putih dan zat kimia yang diproduksi dalam tubuh melindungi kita dari zat-zat asing, edera, atau infeksi. !espon tubuh dalam tubuh melindungi kita dari zat-zat asing, edera, atau infeksi. !espon tubuh no

normrmal al dadalalam m peperaradadangngan an memelilibabatktkan an beberbrbagagai ai dederarajajat t pepembmbenengkgkakakanan,, kemerahan, nyeri, panas, dan perubahan dalam fungsi.

kemerahan, nyeri, panas, dan perubahan dalam fungsi.

Blefaritis merupakan peradangan menahun dari margo palpebra dengan Blefaritis merupakan peradangan menahun dari margo palpebra dengan kem

kemeraherahan, an, edeedema ma dan dan disdisertaertai i pempembenbentuktukan an skuskuama ama dan dan krukrusta. sta. BleBlefarifaritistis menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan pembentukan ketombe menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan pembentukan ketombe sep

seperterti i sissisik ik papada da bubulu lu mamatata. . InIni i adadalaalah h gagangngguguan an mamata ta yayang ng umumum um yayangng disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala atau disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala atau  jera#at r

 jera#at rosaea. $apat osaea. $apat terjadi pada terjadi pada semua orang semua orang dari segala dari segala usia. %eskipun usia. %eskipun tidak tidak  nyaman, blefaritis tidak menular dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan nyaman, blefaritis tidak menular dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan  permanen pada penglihatan.

 permanen pada penglihatan.&&

Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptoous dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptoous alfa atau beta, pneumoous, dan pseudomonas. Bentuk blefaritis yang biasanya alfa atau beta, pneumoous, dan pseudomonas. Bentuk blefaritis yang biasanya dikenal adalah blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis. dikenal adalah blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.''

Ble

(2)

kemu

kemudian diberikan antibiotik yang dian diberikan antibiotik yang sesuaisesuai. . PenyPenyulit ulit blefariblefaritis tis yang dapat yang dapat timbutimbull adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.''

$ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun $ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun yang datang ke poliklinik mata

(3)

kemu

kemudian diberikan antibiotik yang dian diberikan antibiotik yang sesuaisesuai. . PenyPenyulit ulit blefariblefaritis tis yang dapat yang dapat timbutimbull adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.''

$ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun $ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun yang datang ke poliklinik mata

(4)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2 2..11.. AANNAATTOOMMII

Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot, dan jaringan Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot, dan jaringan fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakkan karena kulitnya paling tipis diantara kulit di bagian sangat mudah digerakkan karena kulitnya paling tipis diantara kulit di bagian tub

tubuh uh lailain.n. PaPalplpebebra ra memerurupapakakan n alalat at pepenunututup p mamata ta yayang ng bebergrgununa a ununtutuk 

mel

melindindungungi i bolbola a mata mata terhterhadap adap trautrauma, ma, trautrauma ma sinsinar ar dan dan penpengergeringingan an matamata,, karena kelopa

karena kelopak k mata juga mata juga berfunberfungsi untuk menyebarkagsi untuk menyebarkann tear filmtear film ke konjungti(a ke konjungti(a dan kornea.

dan kornea.',)',)

ambar  / 0natomi kelopak mata

ambar  / 0natomi kelopak mata1erry Popham %$, &2'31erry Popham %$, &2'3

Pada kelopak terdapat bagian-bagian/ Pada kelopak terdapat bagian-bagian/',,),4',,),4

a.

a. *atu lapi*atu lapisan permsan permukaan kukaan kulit. 5ulit. 5ipis dipis dan halusan halus, dihub, dihubungkungkan oleh jaan oleh jaringan iringan ikatkat yang halus dengan otot yang ada diba#ahnya, sehingga kulit dengan mudah yang halus dengan otot yang ada diba#ahnya, sehingga kulit dengan mudah da

(5)

 perdarahan mudah terkumpul disini, sehingga menimbulkan pembengkakan  palpebra.

 b. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar  zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus dan bermuara pada tepi kelopak mata.

. 6tot seperti/

. %. 6rbikularis 6kuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan  ba#ah, dan terletak di ba#ah kulit kelopak. %. 6rbikularis berfungsi

menutup bola mata yang dipersarafi 7. fasialis.

&. %. !iolani. 6tot yang ada di pinggir kelopak mata. Bersamaan dengan %.6rbikularis 6kuli berfungsi untuk menutup mata.

'. %. 8e(ator Palpebra berjalan kearah kelopak mata atas dan berinsersi pada lempeng tarsal. 6tot ini dipersarafi oleh saraf ketiga 1okulomotor3. Kerusakan pada saraf ini atau perubahan - perubahan pada usia tua menyebabkan jatuhnya kelopak mata 1ptosis3 yang berfungsi untuk  mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

. %. %ulleri, terletak di ba#ah tendon dari %. 8e(ator Palpebra. Iner(asinya oleh saraf simpatis, guna %. 8e(ator Palbebra dan %. %ulleri untuk  mengangkat palpebra.

d. $i dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan yang rapat dengan sedikit jaringan elastin. unanya untuk memberi bentuk kepada palpebra.

e. !ambut

2.2. DEFINISI

Blefaritis merupakan inflamasi kronis kelopak mata yang umum terjadi.)

Inflamasi atau peradangan pada blefaritis sering terjadi pada palpebra dan tepi  palpebra yang melibatkan folikel dan kelenjar rambut.' Kadang dikaitkan dengan

(6)

tepi kelopak mata, kulit, dan folikel bulu mata 1 blefaritis anterior 3. Kelenjar  %eibom dapat terkena seara tersendiri 1blefaritis posterior 3.)

2.3. ETIOLOGI

Blefaritis disebabkan infeksi dan alergi yang berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan  bahan kosmetik. Infeksi kelopak disebabkan kuman streptoous alfa atau beta,  pneumoous, dan pseudomonas. $emode9 folliulorum selain dapat menjadi  penyebab, juga merupakan (ektor untuk terjadinya infeksi staphyloous.'

2.4. KLASIFIKASI

&... Blefaritis 0nterior 

Blefaristis anterior adalah radang bilateral kronik yang umum di tepi palpebra. 0da dua jenis utamanya/ stafilokok dan seborreik. Blefaritis stafilokook dapat disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis  1stafilokok koagulase-negatif3. Blefaritis seborreik 1non-ulseratif3 umumnya berkaitan dengan

keberadaan  Pityrosporum ovale  meskipun organisme ini belum terbukti menjadi penyebabnya. *ering kali kedua jenis blefaritis ada seara  bersamaan 1infeksi ampur3. *eborrea kulit kepala, alis, dan telinga sering

menyertai blefaritis seborreik.

Blefaritis anterior terjadi akibat peningkatan flora nonpatologi yang tidak terkontrol. %ekanisme terjadinya blefaritis anterior melibatkan '

(7)

 jalur utama, yaitu infeksi bakteri seara langsung, hipersensiti(itas eksotoksin, dan respon hipersensiti(itas sel imun. Kombinasi antigen  bakteri dan peningkatan eksotoksin menyebabkan pelepasan proinflamasi

sitokin.:

ambar &. Blefaritis 0nterior 1Kanski in ;linial 6phthalmology edisi <3

&..&. Blefaritis Posterior 

Blefaritis posterior adalah peradangan palpebra akibat disfungsi kelenjar meibom. Blefaritis posterior terjadi di kelopak mata bagian

dalam, bagian yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior  dapat disebabkan karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak mata yang berlebihan 1blefaritis meibom3 yang akan mengakibatkan terbentuknya lingkungan yang diperlukan bakteri untuk bertumbuh. *elain itu, dapat pula terjadi karena kelainan kulit yang lain seperti jera#at atau ketombe.&

Blefaritis anterior dan posterior dapat timbul bersamaan. $ermatitis seborreik umumnya disertai dengan disfungsi kelenjar meibom. Kolonisasi atau infeksi strain stafilokok dalam jumlah memadai sering disertai dengan  penyakit kelejar meibom dan bisa menjadi salah satu penyebab gangguan fungsi kelenjar meibom. 8ipase bakteri dapat menimbulkan peradangan

(8)

 pada kelenjar meibom dan konjungti(a serta menyebabkan terganggunya film air mata.

$isfungsi kelenjar meibom ditandai dengan adanya inflamasi pada tepi palpebra, terjadi perubahan anatomi dari kelenjar, dan perubahan karakter sekresi.= $alam bentuk yang ringan, blefaritis posterior dapat

asimptomatik. ejala yang munul dapat diakibatkan oleh pelepasan sitokin, dilatasi duktus, pelepasan produk lipolisis ke film air mata, dan  peningkatan e(aporasi dari lapisan air mata. 0kibat dari peningkatan osmolaritas air mata terjadi penurunan aliran dan (olume a>uos air mata. ?al ini dapat memperparah inflamasi yang sudah terjadi.=

ambar . Blefaritis Posterior 1Kanski in ;linial 6phthalmology edisi <3

2.5. FAKTOR RISIKO

&.).. +sia

Blefaritis dapat terjadi pada segala usia, namun lebih sering terjadi pada usia lebih dari )2 tahun. ?al ini dapat terjadi akibat penurunan efektifitas dari kelenjar-kelenjar mata, sehingga mata menjadi kering dan berpasir.2

&.).&. $ry eye @ mata kering

5elah dilaporkan )2A dari pasien dengan mata kering juga mengalami  blefaritis stafilokok. ?al ini dapat terjadi dikarenakan penurunan kadar 

lisosim dari imunoglobulin akibat penurunan air mata, sehingga bakteri mudah masuk. Peningkatan e(aporasi film air mata menyebabkan

(9)

terjadinya penurunan komponen lipid pada air mata. ?al ini yang menyebabkan timbulnya blefaritis pada mata kering.

&.).'. Kondisi dermatologis

Pada sebuah penelitian, didapatkan =)A pasien dengan blefaritis seborreik   juga mengalami dermatitis seborreik.

&.).. $emodiosis

 Demodex folliculorum telah ditemukan pada '2A pasien dengan blefaritis kronik. Bulu mata yang terdapat ketombe merupakan tanda dari infeksi $emode9 pada mata.

2.6. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi terjadinya blefaritis melibatkan sekresi abnormal dari tepi  palpebra, organisme pada tepi palpebra, dan difungsi dari selaput prekorneal. 8apisan lipid pada selaput mata menurunkan e(aporasi air di ba#ah lapisan a>uos. *ekresi kelenjar meibom yang mengandung lipid berfungsi untuk  menstabilkan selaput mata.=

Pada blefaritis, terjadi kolonisasi bakteri pada palpebra. 6rganisme tersering penyebab blefaritis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionbacterium aureus, dan orynobateria.= Kolonisasi bakteri ini

menyebabkan in(asi mikrobial seara langsung masuk ke jaringan, sehingga terjadi kerusakan yang terjadi akibat sistem imunitas tubuh atau kerusakan akibat  produksi toksin dan enzim dari bakteri.& ?al ini menyebabkan terjadi perubahan

yang menyebabkan selaput mata menjadi tidak stabil, sehingga menyebabkan  penurunan sekresi pada tepi palpebra dan menyebabkan terjadinya perubahan  pada komposisi sekresi.=

Pada saluran kelenjar meibom dapat mengalami keratinisasi dan obstruksi sekunder dari inflamasi tepi palpebra. Pada blefaritis seborreik terjadi produksi

(10)

lipid seara berlebihan, sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan kronis  pada tepi palpebra, dan menghambat saluran kelenjar meibom.=

Perubahan pada komposisi sekresi kelenjar meibom terjadi pada pasien  blefaritis kronik. Penurunan polar lipid menyebabkan lipid tear layer menjadi tidak stabil, selaput mata tidak melapisi keseluruhan mata, dan peningkatan e(aporasi a>uos tear. 0kibat dari obstruksi kelenjar meibom adalah tertahannya ekresi dari kelenjar meibom sehingga menyebabkan penumpukkan hasil sekresi dan terjadi pembengkakan pada kelenjar meibom.=

2.7. MANIFESTASI KLINIK  

0. Blefaritis stafilokokus=

-

sisik keras dan pengerasan kulit terutama berlokasi di antara dasar bulu

mata .

-

hiperemia konjungti(a ringan dan umumnya terjadi konjungti(itis papiler 

kronis.

-

Kasus lama dapat berkembang menjadi jaringan parut dan bentukan

1tylosis3 dari tepi kelopak mata. %adarosis, trihiasis dan poliosis.

-

Perubahan sekunder termasuk pembentukan tembel, keratitis tepi kelopak 

mata dan sesekali terjadi phlytenulosis.

-

Berhubungan dengan ketidakstabilan tear film  dan sindrom mata kering

yang umumnya terjadi. B. Blefaritis seboroik =

-

?iperaemik tepi kelopak mata anterior dan tampak berminyak dengan

menempel bersama-sama pada bulu mata

-

*isik yang lembut dan terletak di mana saja pada tepi kelopak mata dan

 bulu mata. ;. Blefaritis posterior =

(11)

-

*ekresi berlebihan dan tidak normal kelenjar meibomian sehingga

menyumbat lubang kelenjar meibomian dengan tetesan minyak

-

Berkerut, resesi, atau penyumbatan lubang kelenjar meibomian

-

?iperemi dan telangietasis dari tepi kelopak posterior.

-

5ekanan pada tepi kelopak mengakibatkan airan meibomian keruh atau

seperti pasta gigi.

-

5ransiluminasi kelopak dapat menunjukkan hilangnya kelenjar dan

dilatasi kistik duktus meibomian.

-

Tear film berminyak dan berbusa, buih dapat menumpuk di tepi kelopak 

atau dalam kantus.

-

Perubahan sekunder termasuk konjungti(itis papiler dan erosi kornea

epitel inferior.

2.8. DIAGNOSIS

Blefaritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Pengujian, dengan penekanan khusus pada e(aluasi kelopak mata dan permukaan depan bola mata, termasuk/'

-

!i#ayat pasien untuk menentukan apakah gejala yang dialami pasien dan

adanya masalah kesehatan umum yang mungkin berkontribusi terhadap masalah mata.

-

Pemeriksaan mata luar, termasuk struktur kelopak mata, tekstur kulit dan

 penampilan bulu mata.

-

(aluasi tepi kelopak mata, dasar bulu mata dan pembukaan kelenjar 

meibomian menggunakan ahaya terang dan pembesaran.

-

(aluasi kuantitas dan kualitas air mata untuk setiap kelainan.

2.9. DIAGNOSIS BANDING

Condition Signs and symptoms Treatment   ;onditions typially presenting bilaterally

An!"#$#%& 6ften, but not al#ays  bilateral

0brupt onset o(er minutes to hoursC may follo# an e9posure

6ften self-limitedC a(oid initing agents

mergeny medial attention is re>uired in patients #ith upper air#ay obstrutionC administer 2.' mg of

intramusular epinephrine

(12)

*aling usually absent gluoortioids/

$iphenhydramine hydrohloride 1Benadryl3, &) to )2 mg three or four times daily 1dosage for hildren/  to 4 mg per kg per day, in three or four di(ided doses3

8oratadine 1;laritin3, 2 mg daily 1dosage for hildren t#o to fi(e years of age/ ) mg daily3 Prednisone, 2.) to .2 mg per kg per day, then taper

after three or four days A'"(!)

$#*%&'!'!+

Dine saling usually  present

8ess edema than #ith ontat dermatitis 6ther signs of atopi dermatitis may be present Damily or personal history of allergi rhinitis or atopi dermatitis

6ral antihistamines 1see abo(e35opial ortiosteroids/ $esonide 15ridesilon3 2.2)A

0llometasone dipropionate 10lo(ate3 2.2)A t#ie daily for fi(e to 2 days

*eond-line treatments/

5arolimus 1Protopi3 2.A ointment t#ie daily Pimerolimus 1lidel3 A ream t#ie daily

B,#-&*!'!+ Yello# saling at eyelid margins

Patients may ha(e  pruritus or burning

8ess edema than #ith ellulitis or ontat dermatitisC edema more  prominent at eyelid

margin

8oal measures/ eyelid massage, #arm ompresses, and gentle srubbing t#ie daily #ith a otton s#ab and / solution of dilute baby shampoo or ommerially a(ailable eyelid leanser 

Dor staphylooal infetions, baitrain or erythromyin ointment to eyelid margins at bedtime or one to t#o #eeks

Dor meibomian gland dysfuntion, may add tetrayline, &)2 mg four times daily, or do9yyline 1Eibramyin3, 22 mg three times daily, then taper after four #eeks "n'&)'

$#*%&'!'!+

6nset follo#s e9posure Pruritus in allergi ontat dermatitisC burning or stinging in irritant ontat dermatitis

%inimal saling

dema may be profound

0(oid initing agents

Dor allergi dermatitis, desonide 2.2)A or allometasone dipropionate 2.2)A ream or ointment t#ie daily for fi(e to 2 days

Dor irritant dermatitis, ool ompresses and a petroleum- based emollient applied at bedtime

R"+&)#& 5elangietasias often  present

6nset o(er #eeks to months

yelid hanges often aompany flushing,  papules, and pustules of

the nose, heek, forehead, and hin

8oal measures as for blefaritis *ystemi tetraylines/

5etrayline, &)2 mg four times daily $o9yyline, 22 mg three times daily

5opial metronidazole 2.<)A ream 1%etroream3 or gel 1%etrogel3 t#ie daily

0zelai aid gel 1Dinaea3 t#ie daily

S/+'#%!) (*")#++#+

6nset o(er #eeks to months

6ther utaneous and systemi findings present

%a9imize treatment of the underlying disorder 

;onditions typially presenting unilaterally #,,0,!'!+ 6ften presents #ith

se(ere edema, deep

*uggested oral regimen for patients #ith preseptal ellulitis onlyF/

(13)

(iolaeous olor, and pain 6nset o(er hours to days?istory of preeding trauma or bite

0mo9iillin@la(ulanate 10ugmentin3, :<) mg t#ie daily or )22 mg three times daily 1dosage for hildren older than three months/ 2 mg per kg three times dailyC dosage for hildren younger than three months/ '2 mg per kg e(ery & hours3

*uggested intra(enous regimens/

0mpiillin@sulbatam 1+nasyn3, .) to ' g e(ery si9 hours 1dosage for hildren/ '22 mg per kg daily, di(ided e(ery si9 hours3

;eftria9one 1!oephin3,  to & g daily or di(ided e(ery & hours 1dosage for hildren/ )2 to <) mg per kg daily, di(ided e(ery & hours3 Parenteral antibiotis are often gi(en for se(en days in orbital ellulitisC transition to oral antibiotis if linial impro(ement is noted after one #eek, to omplete a total treatment ourse of & days

H#*(#+ +!%(,#

Eesiles often present Pain or burning may be  present

6nset o(er hours to days

6ften self-limitedC use supporti(e measures suh as ompresses

5opial baitrain may help pre(ent seondary infetion !eurrent ases an be treated #ith long-term suppressi(e therapy/

0ylo(ir 1Go(ira93, 22 mg t#ie daily

Ealaylo(ir 1Ealtre93, )22 mg to ,222 mg daily Damilo(ir 1Dam(ir3, &)2 mg t#ie daily H#*(#+ "+'#*

"('&,%!)0+

6lder adults

Eesiles often present Pain or burning

6nset o(er hours to days

;ool ompresses

0ylo(ir, :22 mg fi(e times daily for se(en to 2 daysC (alaylo(ir,  g three times daily for se(en daysC or familo(ir, )22 mg three times daily for se(en days arly initiation of triyli antidepressants 1desipramine H7orpramin, &) to <) mg at bedtime3 may inhibit  postherpeti neuralgia

Patients may re>uire additional treatment for ompliations suh as keratitis and glauoma T0%"*+ 6lder adultsInsidious

onset

5ypially painless nodule

$epending on tumor type, %ohs mirographi surgery or #ide loal e9ision

1$ifferential $iagnosis of the *#ollen !ed yelid, &22<3

2.1.PEMERIKSAAN PENUNJANG

5idak ada tes spesifik untuk mendiagnosis blefaritis, diagnosis pada  blefaritis ditegakkan dengan pemeriksaan fisis. Pemeriksaan slit lamp diindikasikan paada gejala yang berat atau terdapat tanda-tanda adanya penyakit mata lainnya. Pemeriksaan s#ab diindikasikan paa kasus yang berat atau kasus

(14)

rekuren, dan biopsi diindikasikan ketika terdapat tanda-tanda keganasan 1seperti adanya lesi atau hilangnya bulu mata3.)

2.11. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan blefaritis pada umumnya adalah menjaga kebersihan  palpebra, selain itu dapat juga diberikan antibiotik sistemik dan topikal, dan pada  beberapa kasus dapat digunakan agen inflamasi topikal, seperti kortikosteroid.=

2.11.1. N"nF&*%&"'#*&(!

Kebersihan dari palpebra merupakan manjemen utama dalam  pengobatan blefaritis. Palpebra dapat dikompres dengan air hangat selama  beberapa menit untuk melunakkan dan menghilangkan krusta dan menghangatkan kelenjar meibom. ;ara yang baik adalah dengan meletakkan handuk yang telah direndam air hangat pada palpebra yang tertutup selama ) sampai 2 menit. ?al ini dapat diikuti dengan sedikit  pijatan pada tepi palpebra untuk melanarkan aliran sekresi kelenjar 

meibom.=

$apat juga diberikan shampo bayi atau sodium biarbonate solution pada kulit kepala, alis mata, dan tepi palpebra 1terutama pada  blefaritis seborreik3. Pada pemberian pertama dapat dilakukan & kali sehari, namun selanjutnya dapat diberikan  kali sehari ketika sudah adanya perbaikan. +ntuk kepentingan kosmetik, dapat menggunakan eye linear dan masara.,4

2.11.2. F&*%&"'#*&(!

Pengobatan blefaritis dengan farmakoterapi adalah untuk  menurunkan derajat kolonisasi bakteri pada palpebra, sehingga dapat menurunkan inflamasi dan gejala, namun untuk eliminasi semua bakteri dengan penggunaan antibiotik masih menyulitkan.=  Pengobatan blefaritis

(15)

dapat menggunakan salep antibiotik jika gejala infeksi munul 1seperti kloramfenikol3 yang diberikan & kali sehari dan dioleskan pada mata atau  pada tepi palpebra dengan menggunakan ujung jari atau otton bud.4

Penggunaan salep antibiotik ini ditargetkan pada bakteri patogen, terutama

*. aureus 1dan dapat juga untuk staphyloous lainnya,

 propionbaterium, $emole9, dan  Pityrosporum sp.3. %ekanismenya adalah dengan mereduksi produksi lipase staphyloous dan juga eliminasi bakteri.&

ika kebersihan palpebra dan pengobatan antibiotik topikal gagal, dapat diberikan antibiotik oral, seperti tetrasiklin, doksisiklkin, atau minosiklin.=,4,<  $oksisiklin dia#ali dengan penggunaan dosis a#al 22

mg & kali sehari selama '- minggu, dan dilanjutkan dengan dosis 22 mg  kali sehari selam beberapa bulan. 5etrasiklin dapat diberikan dengan dosis a#al &)2 mg  kali sehari, dan dosis diturunkan setelah '- minggu menjadi & kali sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi  kali sehari. Penggunaan tetrasiklin untuk menurunkan produksi lipase pada *. aureus dan *. epidermidis.=

$apat juga digunakan kombinasi kortikosteroid topikal dengan antibiotik untuk terapi jangka pendek. Penggunaan kombinasi ini dapat lebih epat untuk menurunkan inflamasi dan lebih epat mengurangi gejala.& Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat

menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti peningkatan tekanan intraokular, memperparah infeksi, dan dapat terjadi perubahan pada kornea dan lensa.=,<

5erapi blefaritis posterior tergantung pada perubahan-perubahan di konjungti(a dan kornea yang terkait. peradangan yang jelas pada

(16)

struktur-struktur ini mengharuskan pengobatan aktif, termasuk terapi antibiotik  sistemik dosis rendah jangka panjang. Biasanya doksisiklin 122 mg & kali sehari3 atau erytomisisn 1&)2 mg ' kali sehari3, tetapi juga berpedoman  pada hasil biakan bakteri dari tepi palpebra, dan steroid topikal lemah

1sebaiknya jangka pendek3, misalnya prednisolon 12,&)A & kali sehari3. Blefaritis posterior dapat dihubungkan dengan mata kering yang membutuhkan terapi dengan substitusi air mata buatan.)

2.12. KOMPLIKASI

Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang  paling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. %ungkin sebaiknya disarankan untuk sementara #aktu menggunakan alat bantu lain seperti kaa mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang.

Blefaritis stafilokok dapat disertai komplikasi berupa hordeolum, kalazion, eratitis epitel sepertiga ba#ah kornea, dan infiltrasi kornea marginal. Kedua  bentuk blefaritis anterior merupakan predisposisi terjadinya konjungti(itis  berulang.,< Komplikasi lain dapat berupa hilangnya bilu mata 1madarosis3,

kemudian bulu mata yang tumbuh melengkung ke dalam 1trikiasis3. 6leh karena  blefaritis merupakan proses yang menahun, menimbulkan hipertrofi dari margo  palpebra, sehingga palpebra menjadi berat. ika hal ini terjadi pada palpebra superior, maka dapat terjadi tilosis, dan apabila terjadi pada palpebra inferior  maka dapat menyebabkan ektropion.<

Blefaritis tidak mempengaruhi penglihatan pada umumnya, meskipun defisiensi tear film kadang dapat mengaburkan penglihatan, menyebabkan  berbagai derajat penglihatan berfluktuasi sepanjang hari.

(17)

Kebersihan yang baik 1pembersihan seara teratur daerah mata3 dapat mengontrol tanda-tanda dan gejala blefaritis dan menegah komplikasi. Pera#atan kelopak mata yang baik biasanya ukup untuk pengobatan. ?arus ukup nyaman untuk menghindari kekambuhan, karena blefaritis sering merupakan kondisi kronis. ika blefaritis berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti ketombe atau rosaea, mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi  blefaritis. Pada pasien yang memiliki beberapa episode blefaritis, kondisi ini  jarang sembuh sepenuhnya. Bahkan dengan pengobatan yang berhasil,

(18)

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. IDENTITAS

 7ama / 5n. Y.

+mur / )) tahun

enis Kelamin / 8aki-laki

0lamat / *entani

Pendidikan / *%P

Pekerjaan / Berkebun

5anggal Pemeriksaan / &4 0pril &2<  7o. !ekam %edik / &  :

3.2. ANAMNESIS

&. K#,0&n U'&%&

 7yeri pada mata kanan . R!&/&' P#n/&!'

Pasien datang ke poli mata !*+$ ayapura dengan keluhan merasa nyeri pada mata kanan sejak & minggu yang lalu. Pasien mengaku mata terasa kering, pandangan kabur serta kedua mata terasa seperti berpasir. Pasien mengaku sudah diberi obat #arungan berupa tetes mata tetapi tidak  membaik. Pasien menyangkal pernah jatuh atau mengalami trauma sebelumnya.

 7yeri tekan 1J3 pada mata kanan. Keluhan mata merah 1J3, mata  berair 1-3, sekret 1J3, pandangan kabur 1J3, silau saat melihat sinar 1J3,  pandangan ganda 1-3, tidak ada kerontokan pada bulu mata, mata gatal 1-3,

demam 1-3, mual dan pusing 1-3. ). R!&/&' P#n/&!' D&0,0

-

!i#ayat penyakit serupa disangkal

-

!i#ayat ?ipertensi disangkal

-

!i#ayat $% disangkal

-

!i#ayat alergi obat atau makanan disangkal

$. R!&/&' P#n/&!' K#,0&*&

5idak ada keluarga yang menderita penyakit serupa. #. R!&/&' S"+!&, E"n"%!

(19)

Pasien berobat menggunakan KP*

5.3. PEMERIKSAAN FISIS UMUM

&. Keadaan +mum / Baik

. Kesadaran / ;ompos %entis

). 5anda-tanda Eital / dalam batas normal

3.4. PEMERIKSAAN KHUSUS: STATUS OFTALMOLOGIS

&. P#%#*!+&&n S0/#'!- 

JENIS PEMERIKSAAN OD OS

F"*% S#n)# *entral $istane Eision 1*nellen ;ard3 4@& Koreksi/ * -2.<)  4@<.) 4@& Koreksi/ * -2.<)  4@<.)  7ear Eision 1aegger 5est3 0dd * J&.22 0dd * J&.22

Perifer tde tde

","0* S#n)# tde tde L!' S#n)# tde tde L!' P*";#)'!"n tde tde . P#%#*!+&&n O;#'!- 

1. P#n&n&n&n B&!&n L0&*

JENIS PEMERIKSAAN OD OS In+(#+! 0%0% dema J -?iperemis J -*ekret J -8akrimasi - -Dotofobia J -Blefarospasme -

-Posisi bola mata 6rtoforia 6rtoforia

Benjolan@tonjolan -

-*upersilia -

-Palpebra Posisi 7ormal 7ormal

Larna ?iperemis  7ormal

Bentuk 7ormal 7ormal

dema J

(20)

In+(#+! K0+0+ +lkus - -5umor - -*ekret P.inferior J - 7yeri tekan J -%argo  palpebra

Posisi 7ormal 7ormal

+lkus - -Krusta - -*ilia %adarosis 1-3 5rikiasis 1-3 $istrikiasis 1-3 %adarosis 1-3 5rikiasis 1-3 $istrikiasis 1-3 *kuama -

-Konjungti(a Palpebra Larna ?iperemis

1J3

?iperemis 1-3

*ekret -

-dema -

-Bulbi Larna ?iperemis

1-3 ?iperemis 1-3 Benjolam - -Pembuluh darah - -Injeksi -

-Dorniks Posisi 7ormal 7ormal

erakan 7ormal 7ormal

Bulbus 6kuli

*klera

Larna Ikterik 1-3 Ikterik 1-3

Perdarahan - -Benjolan - -8ain-lain - -Kornea Kekeruhan - -+lkus - -*ikatriks - -Panus - -0rkus *enilis -

-Permukaan %erata %erata

!efleks Kornea - -8ain-lain - -;60 ;ukup dalam ;ukup dalam Iris Perlekatan -

-Larna ;okelat ;okelat

(21)

-Pupil Bentuk Bulat, regular  Bulat, regular  !efleks J J 8ensa Kekeruhan - -P&,(&+!  7yeri 5ekan J -5umor -

-5I6 $igital 7ormal@

 palpasi

 7ormal@  palpasi 2. P#%#*!+&&n K&%&* G#,&(

JENIS PEMERIKSAAN OD OS

O,!0+ I,0%!n&'0%

 Direct Ophtalmoscope

Kornea Permukaan liin,

ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 Permukaan liin, ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 ;60 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3

Iris ;okelat, sinekia 1-3 ;okelat, sinekia 1-3

Badan Kaa 7ormal 7ormal

!efleks Dundus < < Pembuluh $arah  7ormal 7ormal

%aula 8utea 7ormal 7ormal

S,!' L&%(

Kornea Permukaan liin,

ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 Permukaan liin, ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 ;60 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3

Iris ;okelat, sinekia 1-3 ;okelat, sinekia 1-3

8ensa Keruh 1-3 tes

 bayangan 1-3 Keruh 1-3 tes  bayangan 1-3 Konjungti(a Bulbi ?iperemis 1-3 ?iperemis 1-3

T#n+! O)0,! S)!"' 5de tde

P,&)!$" T#+' 5de tde

(22)

FOTO KLINIS

3.5. RESUME

*eorang laki-laki berusia )) tahun datang dengan keluhan merasa nyeri  pada mata kanan sejak & minggu yang lalu. Pasien mengaku mata terasa kering, pandangan kabur serta mata terasa seperti berpasir. %ata terasa panas, apabila ditekan semakin nyeri, sudah diberi obat #arungan berupa tetes mata tetapi tidak membaik, keluar sedikit belek ber#arna putih, mata merah,  pandangan kabur, tidak melihat pelangi di sekitar lampu, tidak silau saat melihat sinar, tidak melihat pandangan ganda, tidak ada kerontokan pada bulu mata, tidak ada demam, tidak mual muntah, tidak pusing.

$ari pemeriksaan fisik mata kanan ditemukan adanya edema, suhu  perabaan hangat, nyeri tekan pada palpebra inferior, dan terdapat seret mukoserous pada margo palpebra inferior okuli de9tra. Pada pemeriksaan (isus  jarak jauh didapatkan (isus 0E6$ dan 0E60* 4@& dengan koreksi * -2.<) maksimal (isus 4@<.) serta pada pemeriksaan (isus jarak dekat didapatkan add J&.22. Pada pemeriksaan direct opthalmoskopi dan slit lamp tidak ditemukan adanya kelainan. 3.6. DIAGNOSIS BANDING  B l e f  a r  itis 0nterior 6$ et ausa Bakteri

edema

Dry eye

sekret

(23)

ejala utama pada blefaritis anterior adalah iritasi, rasa terbakar, dan gatal  pada tepi palpebra. Banyak sisik atau granulasi terlihat menggaung di bulu mata palpebra superior maupun inferior. Pada tipe stafilokok, sisiknya kering, palpebra merah, terdapat ulkus-ulkus keil di sepanjang tepi  palpebra dan bulu mata enderung rontok. Pada tipe seborreik, sisik   berminyak, tidak terjadi ulserasi, dan tapian palpebra tidak begitu merah. & Blefearits 0nterior 6$ et ausa Eirus

Bila yang terkena ganglion abang oftalmik maka akan terlihat gejala -gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. ejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam. Pada kelopak mata terlihat (esikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena.

' Blefearits 0nterior 6$ et ausa 0lergi

Blefaritis alergi dapat disebabkan oleh rangsangan kronik @ menahun akibat dari debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik.

 Blefaritis Posterior 6$

Blefaritis posterior bermanifestasi dalam aneka maam gejala yang mengenai palpebra, air mata, konjungti(a dan kornea. $isfungsi kelenjar  meibom ditandai dengan adanya inflamasi pada tepi palpebra, terjadi  perubahan anatomi dari kelenjar 1edema3, dan perubahan karakter sekresi.

) Konjungti(itis akut 6$

ambaran klinis yang terlihat pada konjungti(itis dapat berupa hiperemi konjungti(a bulbi 1injeksi konjungti(a3, lakrimasi, eksudat dengan sekret

(24)

yang lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti ada benda asing, dan adenopati preaurikular.

3.7. DIAGNOSIS KERJA

Blefearits Posterior 6$ D&+&* $!&n"+&

Keluhan / 7yeri pada mata kanan

%ata kering 1J3

Pandangan kabur 1J3, mata terasa seperti berpasir 

*ekret 1J3 ber#arna mukoserous pada tepi palpebra inferior  Pemeriksaan fisik 

6$ /

• dem palpebra 1J3

•  7yeri tekan palpebra 1J3 • Dotofobia 1J3

• ?iperemis 1J3 pada tepi palpebra • Pemeriksaan lain dalam batas normal

6* / tidak ada keluhan

3.8. TERAPI

%edikamentosa

0ntibiotik topikal berupa salep mata, yang diberikan  kali per hari dan dioleskan pada mata kanan atau pada tepi palpebra dengan menggunakan ujung jari atau otton bud

0ir mata buatan yang diberikan  kali per hari sebanyak -& tetes

 7on %edikamentosa

Prinsip utamanya ialah menjaga higenitas atau kebersihan diri, dengan ara/

. Kompres dengan air hangat '- kali@hari selama 2-)menit@hari &. Pembersihan sekret kelopak mata dengan shampo bayi

(25)

. Istirahat yang ukup

). 5utup mata baik dengan kaamata maupun kain 4. angan dikuek 

3.9. PROGNOSIS

P*"n"+!+ OD OS

Muo ad Eitam 1berhubungan dengan tanda (ital3 0d bonam 0d bonam

Muo ad *anam1berhubungan dengan penyakit3 0d bonam 0d bonam

Muo ad Eisam 1berhubungan dengan tajam  penglihatan3

0d bonam 0d bonam

Muo ad ;osmetiam 1berhubungan dengan kosmetik3

0d bonam

BAB I? PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan

ophtalmologis, maka pasien ini di diagnosis dengan blefaritis posterior oulus de9tra.

(26)

$ari anamnesis didapatkan pasien berusia )) tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan sejak & minggu yang lalu. Pasien mengaku mata terasa kering, pandangan kabur serta kedua mata terasa seperti berpasir. %ata terasa gatal, panas dan nyeri, apabila ditekan semakin nyeri, sudah diberi obat #arungan berupa tetes mata tetapi tidak membaik. ?al ini sesuai dengan manifestasi klinis terjadinya blefaritis yang memberikan keluhan rasa terbakar, adanya sensasi benda asing, mata merah, fotofobia, nyeri, dan adanya penurunan (isus.

Pada status opthalmologi pemeriksaan (isus jauh dengan kartu *nellen didapatkan 0E6$ dan 0E6* 4@&, dan setelah dikoreksi didapatkan (isus 0E6$ dan 0E6* yaitu * -2.<), dengan maksimal ketajaman penglihatan 4@<.). *edangkan pada pemeriksaan (isus dekat dengan aegger 5est didapatkan add J&.22. Pada inspeksi umum mata kanan didapatkan edema ringan palpebra, sekret,, hiperemis, fotofobia. Pada margo palpebra inferior terlihat adanya sekret  ber#arna putih kental 1mukoserous3. Pada pemeriksaan direct ophtalmoscope dan

slit lamp dalam batas normal.

%aka dasar diagnosa pada kasus ini adalah sesuai dengan adanya faktor  resiko terjadinya blefaritis yaitu usia 1N)2 tahun3, dan adanya dry eye @mata kering. Berdasarkan teori bah#a blefaritis lebih sering terjadi pada usia lebih dari )2 tahun. ?al ini dapat terjadi akibat penurunan efektifitas dari kelenjar-kelenjar  mata, sehingga mata menjadi kering dan berpasir.

Pada blefaritis posterior terjadi perubahan pada komposisi sekresi kelenjar  meibom. $isfungsi kelenjar meibom ditandai dengan adanya inflamasi pada tepi  palpebra, terjadi perubahan anatomi dari kelenjar, dan perubahan karakter sekresi

(27)

air mata. Penurunan polar lipid menyebabkan lipid tear layer  menjadi tidak stabil, sehingga selaput mata tidak melapisi keseluruhan mata, dan peningkatan e(aporasi aquos tear . Peningkatan e(aporasi film air mata menyebabkan terjadinya penurunan komponen lipid pada air mata. ?al ini yang menyebabkan timbulnya blefaritis pada mata kering.

Penurunan (isus mata sebelah kanan, serta pada pemeriksaan mata kanan tampak adanya edema, nyeri tekan palpebra, fotofobia, serta sekret ber#arna mukoserous pada margo palpebra inferior yang mendukung penegakkan diagnosa  pada penyakit blefaritis posterior oulus de9tra.

Penatalaksanaan pada pasien berupa pemberian terapi medikamentosa dan non-medikamentosa. +ntuk medikamentosa, diberikan salep antibiotik atas dasar  adanya gejala peradangan yang munul 1edema, nyeri, adanya sekret3, diberikan antibiotik topikal salep mata & kali sehari dan dioleskan pada mata kananatau pada tepi palpebra dengan menggunakan ujung jari atau otton bud. *elain itu diberikan  pula obat tetes air mata buatan dengan indikasi untuk mengurangi mata kering serta iritasi akibat kondisi lingkungan pasien yang sering terpapar oleh debu. $i  berikan  kali sehari sebanyak -& tetes pada mata kanan.

Pada pengobatan non-medikamentosa, pasien dianjurkan untuk menjaga higenitas atau kebersihan diri. ?al ini sesuai dengan teori yang menyatakan bah#a menjaga kebersihan dari palpebra merupakan manjemen utama dalam pengobatan  blefaritis. Palpebra dapat dikompres dengan air hangat selama beberapa menit dengan ara yang baik yaitu dengan meletakkan handuk yang telah direndam air  hangat pada palpebra yang tertutup selama ) sampai 2 menit. $apat juga diberikan shampo bayi atau sodium biarbonate solution pada kulit kepala, alis

(28)

mata, dan tepi palpebra untuk menegah keparahan dari blefaritis dengan ara membantu menghilangkan debris skuamosa pada mata. Istirahat yang ukup dan meminta pasien untuk tidak menguek pada mata yang iritasi agar tidak  menyebabkan peradangan yang lebih lanjut.

Pada kasus ini tidak ditemukan adanya penyulit seperti hordeolum, kalazion, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng. *ehingga pera#atan kelopak  mata yang baik biasanya ukup untuk pengobatan.

Prognosis pada pasien dengan blefaritis baik. Keaatan (isual akibat  blefaritis dilaporkan jarang terjadi. Prognosis pada pasien ini adalah >uo ad (itam / bonam, >uo ad fungsionam / bonam, >uo ad sanationam / ad bonam, dan >uo ad osmetiam / ad bonam.

BAB ? KESIMPULAN

(29)

. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan ophtalmologis, maka pasien pada kasus ini di diagnosis dengan blefaritis posterior oulus de9tra.

&. Penanganan pada pasien ini yang utama yaitu untuk menjaga higenitas atau kebersihan diri. Pemberian antibiotik topikal berupa salep mata & kali sehari dan dioleskan pada mata kanan atau pada tepi palpebra, dan pemberian tetes air mata buatan  kali sehari sebnyak -& tetes untuk mengurangi mata kering serta iritasi akibat kondisi lingkungan.

'. 5idak ditemukan penyulit pada kasus ini seperti hordeolum, kalazion, madarosis, trikiasis, dan lainnya.

. Prognosis pada pasien ini adalah >uo ad (itam / bonam, >uo ad fungsionam /  bonam, >uo ad sanationam / ad bonam, dan >uo ad osmetiam / ad bonam.

DAFTAR PUSTAKA

. $ahl, 0ndre# 0. Blefaritis. Hdiakses &4 0pril &2<. $iakses dari/ http/@@###.mediinenet.om@blefaritis@artile.htm pada tanggal &< 0pril &2<.

(30)

&. ohnson, *tephen %. Blefaritis in %id#est ye Institute. &2<. $iakses dari/ http/@@smjohnsonmd.om@Blefaritis.html pada tanggal &< 0pril

'. Ilyas, *idarta. Ilmu penyakit %ata, edisi ketiga, akarta/ balai penerbit DK+I, &22=C :=-=<p.

. !iordan P, Lhither P. Eaughan O 0sbury 6ftalmologi +mum. disi <. akarta/ ;, &2)C <=-:2p.

). ames, Brue. 8eture 7otes 6n 6pthalmology, = th ed. 0ustralia/ Blak#ell  publishing, &2'C )&-p.

4. Popham, erry. In ;osmeti Daial and ye Plasti *urgery / yelid 0natomy. $iakses dari/ http/@@###.drpopham.om@'<-0natomyA&2-A&2yelid@ pada tanggal &4 0pril &2<.

<. Lijana, 7ana. Ilmu penyakit mata. akarta/ Dakultas Kedokteran +nika 0tma aya, =:=C :-=p.

:. Putnam ;%. $iagnosis and %anagement of Blepharitis/ 0n 6ptometrists Perspeti(e. $o(epress, &24C <-:p.

=. akson LB. Blepharitis/ ;urrent *trategies for $iagnosis and %angement. ;an  opthalmol, &22:C <2-=p.

2. 5he ollege of opthometrists. Blepharitis. 8ondon/ 5he ollege of  optometrists, &2.

. ;oleman 08. Blepharitis. *an Dransise/ 0merian aademy of  opthalmology, &2'C -&4p.

&. 8o#ery !*. 0dult blepharitis. 8os 0ngeles/ %edsape, &24. $iakses dari/ http/@@emediine.medsape.om@artile@&<4'-o(er(ie#Qa pada tanggal &4 0pril &2<.

Gambar

FOTO KLINIS

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses penyelesaian harus berpegang pada tiga kendala (triple constrain): sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time schedule dan sesuai biaya yang ditetapkan (Wulfram,

Mukosa oral non keratinisasi (mukosa bucal) dilihat dengan mikroskop cahaya 2 Mukosa mulut berdasarkan kondisi permukaannya, dapat dibedakan menjadi tipe non keratinised/

Menyusun dokumen kebijakan internal layanan publik di Kemenpora yang telah mendukung seluruh kebutuhan dari sistem pelayanan publik di Kemenpora.. Tata kelola sistem

Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian mantra pambarasiah diri dalam masyarakat Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang dapat

Membaut rumah minimalis type 36 memang menjadi idola keluara muda, tapi banyak juga yang mengeluhkan rumah minimalis type 36 ini terkesan sangat sempit dan cukup panas jika

Aku berlindung kepada ALLAH Yang Maha Pemurah dan berpegang teguh pada kalimat-kalimatNya yang sempurna yang tidak dapat dipengaruhi oleh sesiapapun juga, baik yang taat

Eaporan insiden keselatan pasien internal adalah pelaporan secara tertulis setiap kondisi potensial cedera dan insiden yang menimpa pasien) keluarga pengunjung) maupun

Tim gugus tugas penanganan Covid-19 Jawa Barat melakukan rapid test dan tes usap pada penumpang KRL Commuter Line yang tiba di Stasiun Bogor untuk memetakan sebaran