BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata "blefar
"blefaritis" berasal itis" berasal dari kata dari kata YYuunaninani blepharosblepharos, yang berarti "kelopak mata," dan, yang berarti "kelopak mata," dan ak
akhihirarann itisitis, , yanyang g biabiasanysanya a digdigunaunakan kan untuntuk uk menmenunjunjukkukkan an perperadaadangangan n daladalamm bahasa
bahasa Inggris. Inggris. Peradangan Peradangan adalah adalah istilah istilah umum umum yang yang digunakan digunakan untuk untuk menggambarkan proses dimana sel-sel darah putih dan zat kimia yang diproduksi menggambarkan proses dimana sel-sel darah putih dan zat kimia yang diproduksi dalam tubuh melindungi kita dari zat-zat asing, edera, atau infeksi. !espon tubuh dalam tubuh melindungi kita dari zat-zat asing, edera, atau infeksi. !espon tubuh no
normrmal al dadalalam m peperaradadangngan an memelilibabatktkan an beberbrbagagai ai dederarajajat t pepembmbenengkgkakakanan,, kemerahan, nyeri, panas, dan perubahan dalam fungsi.
kemerahan, nyeri, panas, dan perubahan dalam fungsi.
Blefaritis merupakan peradangan menahun dari margo palpebra dengan Blefaritis merupakan peradangan menahun dari margo palpebra dengan kem
kemeraherahan, an, edeedema ma dan dan disdisertaertai i pempembenbentuktukan an skuskuama ama dan dan krukrusta. sta. BleBlefarifaritistis menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan pembentukan ketombe menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan pembentukan ketombe sep
seperterti i sissisik ik papada da bubulu lu mamatata. . InIni i adadalaalah h gagangngguguan an mamata ta yayang ng umumum um yayangng disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala atau disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala atau jera#at r
jera#at rosaea. $apat osaea. $apat terjadi pada terjadi pada semua orang semua orang dari segala dari segala usia. %eskipun usia. %eskipun tidak tidak nyaman, blefaritis tidak menular dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan nyaman, blefaritis tidak menular dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan.
permanen pada penglihatan.&&
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptoous dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptoous alfa atau beta, pneumoous, dan pseudomonas. Bentuk blefaritis yang biasanya alfa atau beta, pneumoous, dan pseudomonas. Bentuk blefaritis yang biasanya dikenal adalah blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis. dikenal adalah blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.''
Ble
kemu
kemudian diberikan antibiotik yang dian diberikan antibiotik yang sesuaisesuai. . PenyPenyulit ulit blefariblefaritis tis yang dapat yang dapat timbutimbull adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.
adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.''
$ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun $ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun yang datang ke poliklinik mata
kemu
kemudian diberikan antibiotik yang dian diberikan antibiotik yang sesuaisesuai. . PenyPenyulit ulit blefariblefaritis tis yang dapat yang dapat timbutimbull adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.
adalah konjungti(itis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.''
$ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun $ilaporkan satu kasus blefaritis pada pasien laki-laki berusia )) tahun yang datang ke poliklinik mata
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2 2..11.. AANNAATTOOMMIIPalpebra adalah lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot, dan jaringan Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot, dan jaringan fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakkan karena kulitnya paling tipis diantara kulit di bagian sangat mudah digerakkan karena kulitnya paling tipis diantara kulit di bagian tub
tubuh uh lailain.n. PaPalplpebebra ra memerurupapakakan n alalat at pepenunututup p mamata ta yayang ng bebergrgununa a ununtutuk k
mel
melindindungungi i bolbola a mata mata terhterhadap adap trautrauma, ma, trautrauma ma sinsinar ar dan dan penpengergeringingan an matamata,, karena kelopa
karena kelopak k mata juga mata juga berfunberfungsi untuk menyebarkagsi untuk menyebarkann tear filmtear film ke konjungti(a ke konjungti(a dan kornea.
dan kornea.',)',)
ambar / 0natomi kelopak mata
ambar / 0natomi kelopak mata1erry Popham %$, &2'31erry Popham %$, &2'3
Pada kelopak terdapat bagian-bagian/ Pada kelopak terdapat bagian-bagian/',,),4',,),4
a.
a. *atu lapi*atu lapisan permsan permukaan kukaan kulit. 5ulit. 5ipis dipis dan halusan halus, dihub, dihubungkungkan oleh jaan oleh jaringan iringan ikatkat yang halus dengan otot yang ada diba#ahnya, sehingga kulit dengan mudah yang halus dengan otot yang ada diba#ahnya, sehingga kulit dengan mudah da
perdarahan mudah terkumpul disini, sehingga menimbulkan pembengkakan palpebra.
b. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus dan bermuara pada tepi kelopak mata.
. 6tot seperti/
. %. 6rbikularis 6kuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan ba#ah, dan terletak di ba#ah kulit kelopak. %. 6rbikularis berfungsi
menutup bola mata yang dipersarafi 7. fasialis.
&. %. !iolani. 6tot yang ada di pinggir kelopak mata. Bersamaan dengan %.6rbikularis 6kuli berfungsi untuk menutup mata.
'. %. 8e(ator Palpebra berjalan kearah kelopak mata atas dan berinsersi pada lempeng tarsal. 6tot ini dipersarafi oleh saraf ketiga 1okulomotor3. Kerusakan pada saraf ini atau perubahan - perubahan pada usia tua menyebabkan jatuhnya kelopak mata 1ptosis3 yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
. %. %ulleri, terletak di ba#ah tendon dari %. 8e(ator Palpebra. Iner(asinya oleh saraf simpatis, guna %. 8e(ator Palbebra dan %. %ulleri untuk mengangkat palpebra.
d. $i dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan yang rapat dengan sedikit jaringan elastin. unanya untuk memberi bentuk kepada palpebra.
e. !ambut
2.2. DEFINISI
Blefaritis merupakan inflamasi kronis kelopak mata yang umum terjadi.)
Inflamasi atau peradangan pada blefaritis sering terjadi pada palpebra dan tepi palpebra yang melibatkan folikel dan kelenjar rambut.' Kadang dikaitkan dengan
tepi kelopak mata, kulit, dan folikel bulu mata 1 blefaritis anterior 3. Kelenjar %eibom dapat terkena seara tersendiri 1blefaritis posterior 3.)
2.3. ETIOLOGI
Blefaritis disebabkan infeksi dan alergi yang berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak disebabkan kuman streptoous alfa atau beta, pneumoous, dan pseudomonas. $emode9 folliulorum selain dapat menjadi penyebab, juga merupakan (ektor untuk terjadinya infeksi staphyloous.'
2.4. KLASIFIKASI
&... Blefaritis 0nterior
Blefaristis anterior adalah radang bilateral kronik yang umum di tepi palpebra. 0da dua jenis utamanya/ stafilokok dan seborreik. Blefaritis stafilokook dapat disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis 1stafilokok koagulase-negatif3. Blefaritis seborreik 1non-ulseratif3 umumnya berkaitan dengan
keberadaan Pityrosporum ovale meskipun organisme ini belum terbukti menjadi penyebabnya. *ering kali kedua jenis blefaritis ada seara bersamaan 1infeksi ampur3. *eborrea kulit kepala, alis, dan telinga sering
menyertai blefaritis seborreik.
Blefaritis anterior terjadi akibat peningkatan flora nonpatologi yang tidak terkontrol. %ekanisme terjadinya blefaritis anterior melibatkan '
jalur utama, yaitu infeksi bakteri seara langsung, hipersensiti(itas eksotoksin, dan respon hipersensiti(itas sel imun. Kombinasi antigen bakteri dan peningkatan eksotoksin menyebabkan pelepasan proinflamasi
sitokin.:
ambar &. Blefaritis 0nterior 1Kanski in ;linial 6phthalmology edisi <3
&..&. Blefaritis Posterior
Blefaritis posterior adalah peradangan palpebra akibat disfungsi kelenjar meibom. Blefaritis posterior terjadi di kelopak mata bagian
dalam, bagian yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak mata yang berlebihan 1blefaritis meibom3 yang akan mengakibatkan terbentuknya lingkungan yang diperlukan bakteri untuk bertumbuh. *elain itu, dapat pula terjadi karena kelainan kulit yang lain seperti jera#at atau ketombe.&
Blefaritis anterior dan posterior dapat timbul bersamaan. $ermatitis seborreik umumnya disertai dengan disfungsi kelenjar meibom. Kolonisasi atau infeksi strain stafilokok dalam jumlah memadai sering disertai dengan penyakit kelejar meibom dan bisa menjadi salah satu penyebab gangguan fungsi kelenjar meibom. 8ipase bakteri dapat menimbulkan peradangan
pada kelenjar meibom dan konjungti(a serta menyebabkan terganggunya film air mata.
$isfungsi kelenjar meibom ditandai dengan adanya inflamasi pada tepi palpebra, terjadi perubahan anatomi dari kelenjar, dan perubahan karakter sekresi.= $alam bentuk yang ringan, blefaritis posterior dapat
asimptomatik. ejala yang munul dapat diakibatkan oleh pelepasan sitokin, dilatasi duktus, pelepasan produk lipolisis ke film air mata, dan peningkatan e(aporasi dari lapisan air mata. 0kibat dari peningkatan osmolaritas air mata terjadi penurunan aliran dan (olume a>uos air mata. ?al ini dapat memperparah inflamasi yang sudah terjadi.=
ambar . Blefaritis Posterior 1Kanski in ;linial 6phthalmology edisi <3
2.5. FAKTOR RISIKO
&.).. +sia
Blefaritis dapat terjadi pada segala usia, namun lebih sering terjadi pada usia lebih dari )2 tahun. ?al ini dapat terjadi akibat penurunan efektifitas dari kelenjar-kelenjar mata, sehingga mata menjadi kering dan berpasir.2
&.).&. $ry eye @ mata kering
5elah dilaporkan )2A dari pasien dengan mata kering juga mengalami blefaritis stafilokok. ?al ini dapat terjadi dikarenakan penurunan kadar
lisosim dari imunoglobulin akibat penurunan air mata, sehingga bakteri mudah masuk. Peningkatan e(aporasi film air mata menyebabkan
terjadinya penurunan komponen lipid pada air mata. ?al ini yang menyebabkan timbulnya blefaritis pada mata kering.
&.).'. Kondisi dermatologis
Pada sebuah penelitian, didapatkan =)A pasien dengan blefaritis seborreik juga mengalami dermatitis seborreik.
&.).. $emodiosis
Demodex folliculorum telah ditemukan pada '2A pasien dengan blefaritis kronik. Bulu mata yang terdapat ketombe merupakan tanda dari infeksi $emode9 pada mata.
2.6. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya blefaritis melibatkan sekresi abnormal dari tepi palpebra, organisme pada tepi palpebra, dan difungsi dari selaput prekorneal. 8apisan lipid pada selaput mata menurunkan e(aporasi air di ba#ah lapisan a>uos. *ekresi kelenjar meibom yang mengandung lipid berfungsi untuk menstabilkan selaput mata.=
Pada blefaritis, terjadi kolonisasi bakteri pada palpebra. 6rganisme tersering penyebab blefaritis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionbacterium aureus, dan orynobateria.= Kolonisasi bakteri ini
menyebabkan in(asi mikrobial seara langsung masuk ke jaringan, sehingga terjadi kerusakan yang terjadi akibat sistem imunitas tubuh atau kerusakan akibat produksi toksin dan enzim dari bakteri.& ?al ini menyebabkan terjadi perubahan
yang menyebabkan selaput mata menjadi tidak stabil, sehingga menyebabkan penurunan sekresi pada tepi palpebra dan menyebabkan terjadinya perubahan pada komposisi sekresi.=
Pada saluran kelenjar meibom dapat mengalami keratinisasi dan obstruksi sekunder dari inflamasi tepi palpebra. Pada blefaritis seborreik terjadi produksi
lipid seara berlebihan, sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan kronis pada tepi palpebra, dan menghambat saluran kelenjar meibom.=
Perubahan pada komposisi sekresi kelenjar meibom terjadi pada pasien blefaritis kronik. Penurunan polar lipid menyebabkan lipid tear layer menjadi tidak stabil, selaput mata tidak melapisi keseluruhan mata, dan peningkatan e(aporasi a>uos tear. 0kibat dari obstruksi kelenjar meibom adalah tertahannya ekresi dari kelenjar meibom sehingga menyebabkan penumpukkan hasil sekresi dan terjadi pembengkakan pada kelenjar meibom.=
2.7. MANIFESTASI KLINIK
0. Blefaritis stafilokokus=
-
sisik keras dan pengerasan kulit terutama berlokasi di antara dasar bulumata .
-
hiperemia konjungti(a ringan dan umumnya terjadi konjungti(itis papilerkronis.
-
Kasus lama dapat berkembang menjadi jaringan parut dan bentukan1tylosis3 dari tepi kelopak mata. %adarosis, trihiasis dan poliosis.
-
Perubahan sekunder termasuk pembentukan tembel, keratitis tepi kelopakmata dan sesekali terjadi phlytenulosis.
-
Berhubungan dengan ketidakstabilan tear film dan sindrom mata keringyang umumnya terjadi. B. Blefaritis seboroik =
-
?iperaemik tepi kelopak mata anterior dan tampak berminyak denganmenempel bersama-sama pada bulu mata
-
*isik yang lembut dan terletak di mana saja pada tepi kelopak mata danbulu mata. ;. Blefaritis posterior =
-
*ekresi berlebihan dan tidak normal kelenjar meibomian sehinggamenyumbat lubang kelenjar meibomian dengan tetesan minyak
-
Berkerut, resesi, atau penyumbatan lubang kelenjar meibomian-
?iperemi dan telangietasis dari tepi kelopak posterior.-
5ekanan pada tepi kelopak mengakibatkan airan meibomian keruh atauseperti pasta gigi.
-
5ransiluminasi kelopak dapat menunjukkan hilangnya kelenjar dandilatasi kistik duktus meibomian.
-
Tear film berminyak dan berbusa, buih dapat menumpuk di tepi kelopakatau dalam kantus.
-
Perubahan sekunder termasuk konjungti(itis papiler dan erosi korneaepitel inferior.
2.8. DIAGNOSIS
Blefaritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Pengujian, dengan penekanan khusus pada e(aluasi kelopak mata dan permukaan depan bola mata, termasuk/'
-
!i#ayat pasien untuk menentukan apakah gejala yang dialami pasien danadanya masalah kesehatan umum yang mungkin berkontribusi terhadap masalah mata.
-
Pemeriksaan mata luar, termasuk struktur kelopak mata, tekstur kulit danpenampilan bulu mata.
-
(aluasi tepi kelopak mata, dasar bulu mata dan pembukaan kelenjarmeibomian menggunakan ahaya terang dan pembesaran.
-
(aluasi kuantitas dan kualitas air mata untuk setiap kelainan.2.9. DIAGNOSIS BANDING
Condition Signs and symptoms Treatment ;onditions typially presenting bilaterally
An!"#$#%& 6ften, but not al#ays bilateral
0brupt onset o(er minutes to hoursC may follo# an e9posure
6ften self-limitedC a(oid initing agents
mergeny medial attention is re>uired in patients #ith upper air#ay obstrutionC administer 2.' mg of
intramusular epinephrine
*aling usually absent gluoortioids/
$iphenhydramine hydrohloride 1Benadryl3, &) to )2 mg three or four times daily 1dosage for hildren/ to 4 mg per kg per day, in three or four di(ided doses3
8oratadine 1;laritin3, 2 mg daily 1dosage for hildren t#o to fi(e years of age/ ) mg daily3 Prednisone, 2.) to .2 mg per kg per day, then taper
after three or four days A'"(!)
$#*%&'!'!+
Dine saling usually present
8ess edema than #ith ontat dermatitis 6ther signs of atopi dermatitis may be present Damily or personal history of allergi rhinitis or atopi dermatitis
6ral antihistamines 1see abo(e35opial ortiosteroids/ $esonide 15ridesilon3 2.2)A
0llometasone dipropionate 10lo(ate3 2.2)A t#ie daily for fi(e to 2 days
*eond-line treatments/
5arolimus 1Protopi3 2.A ointment t#ie daily Pimerolimus 1lidel3 A ream t#ie daily
B,#-&*!'!+ Yello# saling at eyelid margins
Patients may ha(e pruritus or burning
8ess edema than #ith ellulitis or ontat dermatitisC edema more prominent at eyelid
margin
8oal measures/ eyelid massage, #arm ompresses, and gentle srubbing t#ie daily #ith a otton s#ab and / solution of dilute baby shampoo or ommerially a(ailable eyelid leanser
Dor staphylooal infetions, baitrain or erythromyin ointment to eyelid margins at bedtime or one to t#o #eeks
Dor meibomian gland dysfuntion, may add tetrayline, &)2 mg four times daily, or do9yyline 1Eibramyin3, 22 mg three times daily, then taper after four #eeks "n'&)'
$#*%&'!'!+
6nset follo#s e9posure Pruritus in allergi ontat dermatitisC burning or stinging in irritant ontat dermatitis
%inimal saling
dema may be profound
0(oid initing agents
Dor allergi dermatitis, desonide 2.2)A or allometasone dipropionate 2.2)A ream or ointment t#ie daily for fi(e to 2 days
Dor irritant dermatitis, ool ompresses and a petroleum- based emollient applied at bedtime
R"+&)#& 5elangietasias often present
6nset o(er #eeks to months
yelid hanges often aompany flushing, papules, and pustules of
the nose, heek, forehead, and hin
8oal measures as for blefaritis *ystemi tetraylines/
5etrayline, &)2 mg four times daily $o9yyline, 22 mg three times daily
5opial metronidazole 2.<)A ream 1%etroream3 or gel 1%etrogel3 t#ie daily
0zelai aid gel 1Dinaea3 t#ie daily
S/+'#%!) (*")#++#+
6nset o(er #eeks to months
6ther utaneous and systemi findings present
%a9imize treatment of the underlying disorder
;onditions typially presenting unilaterally #,,0,!'!+ 6ften presents #ith
se(ere edema, deep
*uggested oral regimen for patients #ith preseptal ellulitis onlyF/
(iolaeous olor, and pain 6nset o(er hours to days?istory of preeding trauma or bite
0mo9iillin@la(ulanate 10ugmentin3, :<) mg t#ie daily or )22 mg three times daily 1dosage for hildren older than three months/ 2 mg per kg three times dailyC dosage for hildren younger than three months/ '2 mg per kg e(ery & hours3
*uggested intra(enous regimens/
0mpiillin@sulbatam 1+nasyn3, .) to ' g e(ery si9 hours 1dosage for hildren/ '22 mg per kg daily, di(ided e(ery si9 hours3
;eftria9one 1!oephin3, to & g daily or di(ided e(ery & hours 1dosage for hildren/ )2 to <) mg per kg daily, di(ided e(ery & hours3 Parenteral antibiotis are often gi(en for se(en days in orbital ellulitisC transition to oral antibiotis if linial impro(ement is noted after one #eek, to omplete a total treatment ourse of & days
H#*(#+ +!%(,#
Eesiles often present Pain or burning may be present
6nset o(er hours to days
6ften self-limitedC use supporti(e measures suh as ompresses
5opial baitrain may help pre(ent seondary infetion !eurrent ases an be treated #ith long-term suppressi(e therapy/
0ylo(ir 1Go(ira93, 22 mg t#ie daily
Ealaylo(ir 1Ealtre93, )22 mg to ,222 mg daily Damilo(ir 1Dam(ir3, &)2 mg t#ie daily H#*(#+ "+'#*
"('&,%!)0+
6lder adults
Eesiles often present Pain or burning
6nset o(er hours to days
;ool ompresses
0ylo(ir, :22 mg fi(e times daily for se(en to 2 daysC (alaylo(ir, g three times daily for se(en daysC or familo(ir, )22 mg three times daily for se(en days arly initiation of triyli antidepressants 1desipramine H7orpramin, &) to <) mg at bedtime3 may inhibit postherpeti neuralgia
Patients may re>uire additional treatment for ompliations suh as keratitis and glauoma T0%"*+ 6lder adultsInsidious
onset
5ypially painless nodule
$epending on tumor type, %ohs mirographi surgery or #ide loal e9ision
1$ifferential $iagnosis of the *#ollen !ed yelid, &22<3
2.1.PEMERIKSAAN PENUNJANG
5idak ada tes spesifik untuk mendiagnosis blefaritis, diagnosis pada blefaritis ditegakkan dengan pemeriksaan fisis. Pemeriksaan slit lamp diindikasikan paada gejala yang berat atau terdapat tanda-tanda adanya penyakit mata lainnya. Pemeriksaan s#ab diindikasikan paa kasus yang berat atau kasus
rekuren, dan biopsi diindikasikan ketika terdapat tanda-tanda keganasan 1seperti adanya lesi atau hilangnya bulu mata3.)
2.11. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan blefaritis pada umumnya adalah menjaga kebersihan palpebra, selain itu dapat juga diberikan antibiotik sistemik dan topikal, dan pada beberapa kasus dapat digunakan agen inflamasi topikal, seperti kortikosteroid.=
2.11.1. N"nF&*%&"'#*&(!
Kebersihan dari palpebra merupakan manjemen utama dalam pengobatan blefaritis. Palpebra dapat dikompres dengan air hangat selama beberapa menit untuk melunakkan dan menghilangkan krusta dan menghangatkan kelenjar meibom. ;ara yang baik adalah dengan meletakkan handuk yang telah direndam air hangat pada palpebra yang tertutup selama ) sampai 2 menit. ?al ini dapat diikuti dengan sedikit pijatan pada tepi palpebra untuk melanarkan aliran sekresi kelenjar
meibom.=
$apat juga diberikan shampo bayi atau sodium biarbonate solution pada kulit kepala, alis mata, dan tepi palpebra 1terutama pada blefaritis seborreik3. Pada pemberian pertama dapat dilakukan & kali sehari, namun selanjutnya dapat diberikan kali sehari ketika sudah adanya perbaikan. +ntuk kepentingan kosmetik, dapat menggunakan eye linear dan masara.,4
2.11.2. F&*%&"'#*&(!
Pengobatan blefaritis dengan farmakoterapi adalah untuk menurunkan derajat kolonisasi bakteri pada palpebra, sehingga dapat menurunkan inflamasi dan gejala, namun untuk eliminasi semua bakteri dengan penggunaan antibiotik masih menyulitkan.= Pengobatan blefaritis
dapat menggunakan salep antibiotik jika gejala infeksi munul 1seperti kloramfenikol3 yang diberikan & kali sehari dan dioleskan pada mata atau pada tepi palpebra dengan menggunakan ujung jari atau otton bud.4
Penggunaan salep antibiotik ini ditargetkan pada bakteri patogen, terutama
*. aureus 1dan dapat juga untuk staphyloous lainnya,
propionbaterium, $emole9, dan Pityrosporum sp.3. %ekanismenya adalah dengan mereduksi produksi lipase staphyloous dan juga eliminasi bakteri.&
ika kebersihan palpebra dan pengobatan antibiotik topikal gagal, dapat diberikan antibiotik oral, seperti tetrasiklin, doksisiklkin, atau minosiklin.=,4,< $oksisiklin dia#ali dengan penggunaan dosis a#al 22
mg & kali sehari selama '- minggu, dan dilanjutkan dengan dosis 22 mg kali sehari selam beberapa bulan. 5etrasiklin dapat diberikan dengan dosis a#al &)2 mg kali sehari, dan dosis diturunkan setelah '- minggu menjadi & kali sehari, kemudian diturunkan lagi menjadi kali sehari. Penggunaan tetrasiklin untuk menurunkan produksi lipase pada *. aureus dan *. epidermidis.=
$apat juga digunakan kombinasi kortikosteroid topikal dengan antibiotik untuk terapi jangka pendek. Penggunaan kombinasi ini dapat lebih epat untuk menurunkan inflamasi dan lebih epat mengurangi gejala.& Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti peningkatan tekanan intraokular, memperparah infeksi, dan dapat terjadi perubahan pada kornea dan lensa.=,<
5erapi blefaritis posterior tergantung pada perubahan-perubahan di konjungti(a dan kornea yang terkait. peradangan yang jelas pada
struktur-struktur ini mengharuskan pengobatan aktif, termasuk terapi antibiotik sistemik dosis rendah jangka panjang. Biasanya doksisiklin 122 mg & kali sehari3 atau erytomisisn 1&)2 mg ' kali sehari3, tetapi juga berpedoman pada hasil biakan bakteri dari tepi palpebra, dan steroid topikal lemah
1sebaiknya jangka pendek3, misalnya prednisolon 12,&)A & kali sehari3. Blefaritis posterior dapat dihubungkan dengan mata kering yang membutuhkan terapi dengan substitusi air mata buatan.)
2.12. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. %ungkin sebaiknya disarankan untuk sementara #aktu menggunakan alat bantu lain seperti kaa mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang.
Blefaritis stafilokok dapat disertai komplikasi berupa hordeolum, kalazion, eratitis epitel sepertiga ba#ah kornea, dan infiltrasi kornea marginal. Kedua bentuk blefaritis anterior merupakan predisposisi terjadinya konjungti(itis berulang.,< Komplikasi lain dapat berupa hilangnya bilu mata 1madarosis3,
kemudian bulu mata yang tumbuh melengkung ke dalam 1trikiasis3. 6leh karena blefaritis merupakan proses yang menahun, menimbulkan hipertrofi dari margo palpebra, sehingga palpebra menjadi berat. ika hal ini terjadi pada palpebra superior, maka dapat terjadi tilosis, dan apabila terjadi pada palpebra inferior maka dapat menyebabkan ektropion.<
Blefaritis tidak mempengaruhi penglihatan pada umumnya, meskipun defisiensi tear film kadang dapat mengaburkan penglihatan, menyebabkan berbagai derajat penglihatan berfluktuasi sepanjang hari.
Kebersihan yang baik 1pembersihan seara teratur daerah mata3 dapat mengontrol tanda-tanda dan gejala blefaritis dan menegah komplikasi. Pera#atan kelopak mata yang baik biasanya ukup untuk pengobatan. ?arus ukup nyaman untuk menghindari kekambuhan, karena blefaritis sering merupakan kondisi kronis. ika blefaritis berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti ketombe atau rosaea, mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi blefaritis. Pada pasien yang memiliki beberapa episode blefaritis, kondisi ini jarang sembuh sepenuhnya. Bahkan dengan pengobatan yang berhasil,
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. IDENTITAS
7ama / 5n. Y.
+mur / )) tahun
enis Kelamin / 8aki-laki
0lamat / *entani
Pendidikan / *%P
Pekerjaan / Berkebun
5anggal Pemeriksaan / &4 0pril &2< 7o. !ekam %edik / & :
3.2. ANAMNESIS
&. K#,0&n U'&%&
7yeri pada mata kanan . R!&/&' P#n/&!'
Pasien datang ke poli mata !*+$ ayapura dengan keluhan merasa nyeri pada mata kanan sejak & minggu yang lalu. Pasien mengaku mata terasa kering, pandangan kabur serta kedua mata terasa seperti berpasir. Pasien mengaku sudah diberi obat #arungan berupa tetes mata tetapi tidak membaik. Pasien menyangkal pernah jatuh atau mengalami trauma sebelumnya.
7yeri tekan 1J3 pada mata kanan. Keluhan mata merah 1J3, mata berair 1-3, sekret 1J3, pandangan kabur 1J3, silau saat melihat sinar 1J3, pandangan ganda 1-3, tidak ada kerontokan pada bulu mata, mata gatal 1-3,
demam 1-3, mual dan pusing 1-3. ). R!&/&' P#n/&!' D&0,0
-
!i#ayat penyakit serupa disangkal-
!i#ayat ?ipertensi disangkal-
!i#ayat $% disangkal-
!i#ayat alergi obat atau makanan disangkal$. R!&/&' P#n/&!' K#,0&*&
5idak ada keluarga yang menderita penyakit serupa. #. R!&/&' S"+!&, E"n"%!
Pasien berobat menggunakan KP*
5.3. PEMERIKSAAN FISIS UMUM
&. Keadaan +mum / Baik
. Kesadaran / ;ompos %entis
). 5anda-tanda Eital / dalam batas normal
3.4. PEMERIKSAAN KHUSUS: STATUS OFTALMOLOGIS
&. P#%#*!+&&n S0/#'!-
JENIS PEMERIKSAAN OD OS
F"*% S#n)# *entral $istane Eision 1*nellen ;ard3 4@& Koreksi/ * -2.<) 4@<.) 4@& Koreksi/ * -2.<) 4@<.) 7ear Eision 1aegger 5est3 0dd * J&.22 0dd * J&.22
Perifer tde tde
","0* S#n)# tde tde L!' S#n)# tde tde L!' P*";#)'!"n tde tde . P#%#*!+&&n O;#'!-
1. P#n&n&n&n B&!&n L0&*
JENIS PEMERIKSAAN OD OS In+(#+! 0%0% dema J -?iperemis J -*ekret J -8akrimasi - -Dotofobia J -Blefarospasme -
-Posisi bola mata 6rtoforia 6rtoforia
Benjolan@tonjolan -
-*upersilia -
-Palpebra Posisi 7ormal 7ormal
Larna ?iperemis 7ormal
Bentuk 7ormal 7ormal
dema J
In+(#+! K0+0+ +lkus - -5umor - -*ekret P.inferior J - 7yeri tekan J -%argo palpebra
Posisi 7ormal 7ormal
+lkus - -Krusta - -*ilia %adarosis 1-3 5rikiasis 1-3 $istrikiasis 1-3 %adarosis 1-3 5rikiasis 1-3 $istrikiasis 1-3 *kuama -
-Konjungti(a Palpebra Larna ?iperemis
1J3
?iperemis 1-3
*ekret -
-dema -
-Bulbi Larna ?iperemis
1-3 ?iperemis 1-3 Benjolam - -Pembuluh darah - -Injeksi -
-Dorniks Posisi 7ormal 7ormal
erakan 7ormal 7ormal
Bulbus 6kuli
*klera
Larna Ikterik 1-3 Ikterik 1-3
Perdarahan - -Benjolan - -8ain-lain - -Kornea Kekeruhan - -+lkus - -*ikatriks - -Panus - -0rkus *enilis -
-Permukaan %erata %erata
!efleks Kornea - -8ain-lain - -;60 ;ukup dalam ;ukup dalam Iris Perlekatan -
-Larna ;okelat ;okelat
-Pupil Bentuk Bulat, regular Bulat, regular !efleks J J 8ensa Kekeruhan - -P&,(&+! 7yeri 5ekan J -5umor -
-5I6 $igital 7ormal@
palpasi
7ormal@ palpasi 2. P#%#*!+&&n K&%&* G#,&(
JENIS PEMERIKSAAN OD OS
O,!0+ I,0%!n&'0%
Direct Ophtalmoscope
Kornea Permukaan liin,
ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 Permukaan liin, ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 ;60 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3
Iris ;okelat, sinekia 1-3 ;okelat, sinekia 1-3
Badan Kaa 7ormal 7ormal
!efleks Dundus < < Pembuluh $arah 7ormal 7ormal
%aula 8utea 7ormal 7ormal
S,!' L&%(
Kornea Permukaan liin,
ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 Permukaan liin, ulkus 1-3, sikatriks 1-3, jaringan fibro(askulker 1-3 ;60 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3 ;ukup dalam, hipopion 1-3, hifema 1-3, flare 1-3
Iris ;okelat, sinekia 1-3 ;okelat, sinekia 1-3
8ensa Keruh 1-3 tes
bayangan 1-3 Keruh 1-3 tes bayangan 1-3 Konjungti(a Bulbi ?iperemis 1-3 ?iperemis 1-3
T#n+! O)0,! S)!"' 5de tde
P,&)!$" T#+' 5de tde
FOTO KLINIS
3.5. RESUME
*eorang laki-laki berusia )) tahun datang dengan keluhan merasa nyeri pada mata kanan sejak & minggu yang lalu. Pasien mengaku mata terasa kering, pandangan kabur serta mata terasa seperti berpasir. %ata terasa panas, apabila ditekan semakin nyeri, sudah diberi obat #arungan berupa tetes mata tetapi tidak membaik, keluar sedikit belek ber#arna putih, mata merah, pandangan kabur, tidak melihat pelangi di sekitar lampu, tidak silau saat melihat sinar, tidak melihat pandangan ganda, tidak ada kerontokan pada bulu mata, tidak ada demam, tidak mual muntah, tidak pusing.
$ari pemeriksaan fisik mata kanan ditemukan adanya edema, suhu perabaan hangat, nyeri tekan pada palpebra inferior, dan terdapat seret mukoserous pada margo palpebra inferior okuli de9tra. Pada pemeriksaan (isus jarak jauh didapatkan (isus 0E6$ dan 0E60* 4@& dengan koreksi * -2.<) maksimal (isus 4@<.) serta pada pemeriksaan (isus jarak dekat didapatkan add J&.22. Pada pemeriksaan direct opthalmoskopi dan slit lamp tidak ditemukan adanya kelainan. 3.6. DIAGNOSIS BANDING B l e f a r itis 0nterior 6$ et ausa Bakteri
edema
Dry eye
sekret
ejala utama pada blefaritis anterior adalah iritasi, rasa terbakar, dan gatal pada tepi palpebra. Banyak sisik atau granulasi terlihat menggaung di bulu mata palpebra superior maupun inferior. Pada tipe stafilokok, sisiknya kering, palpebra merah, terdapat ulkus-ulkus keil di sepanjang tepi palpebra dan bulu mata enderung rontok. Pada tipe seborreik, sisik berminyak, tidak terjadi ulserasi, dan tapian palpebra tidak begitu merah. & Blefearits 0nterior 6$ et ausa Eirus
Bila yang terkena ganglion abang oftalmik maka akan terlihat gejala -gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. ejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam. Pada kelopak mata terlihat (esikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena.
' Blefearits 0nterior 6$ et ausa 0lergi
Blefaritis alergi dapat disebabkan oleh rangsangan kronik @ menahun akibat dari debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik.
Blefaritis Posterior 6$
Blefaritis posterior bermanifestasi dalam aneka maam gejala yang mengenai palpebra, air mata, konjungti(a dan kornea. $isfungsi kelenjar meibom ditandai dengan adanya inflamasi pada tepi palpebra, terjadi perubahan anatomi dari kelenjar 1edema3, dan perubahan karakter sekresi.
) Konjungti(itis akut 6$
ambaran klinis yang terlihat pada konjungti(itis dapat berupa hiperemi konjungti(a bulbi 1injeksi konjungti(a3, lakrimasi, eksudat dengan sekret
yang lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti ada benda asing, dan adenopati preaurikular.
3.7. DIAGNOSIS KERJA
Blefearits Posterior 6$ D&+&* $!&n"+&
Keluhan / 7yeri pada mata kanan
%ata kering 1J3
Pandangan kabur 1J3, mata terasa seperti berpasir
*ekret 1J3 ber#arna mukoserous pada tepi palpebra inferior Pemeriksaan fisik
6$ /
• dem palpebra 1J3
• 7yeri tekan palpebra 1J3 • Dotofobia 1J3
• ?iperemis 1J3 pada tepi palpebra • Pemeriksaan lain dalam batas normal
6* / tidak ada keluhan
3.8. TERAPI
%edikamentosa
0ntibiotik topikal berupa salep mata, yang diberikan kali per hari dan dioleskan pada mata kanan atau pada tepi palpebra dengan menggunakan ujung jari atau otton bud
0ir mata buatan yang diberikan kali per hari sebanyak -& tetes
7on %edikamentosa
Prinsip utamanya ialah menjaga higenitas atau kebersihan diri, dengan ara/
. Kompres dengan air hangat '- kali@hari selama 2-)menit@hari &. Pembersihan sekret kelopak mata dengan shampo bayi
. Istirahat yang ukup
). 5utup mata baik dengan kaamata maupun kain 4. angan dikuek
3.9. PROGNOSIS
P*"n"+!+ OD OS
Muo ad Eitam 1berhubungan dengan tanda (ital3 0d bonam 0d bonam
Muo ad *anam1berhubungan dengan penyakit3 0d bonam 0d bonam
Muo ad Eisam 1berhubungan dengan tajam penglihatan3
0d bonam 0d bonam
Muo ad ;osmetiam 1berhubungan dengan kosmetik3
0d bonam
BAB I? PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan
ophtalmologis, maka pasien ini di diagnosis dengan blefaritis posterior oulus de9tra.
$ari anamnesis didapatkan pasien berusia )) tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan sejak & minggu yang lalu. Pasien mengaku mata terasa kering, pandangan kabur serta kedua mata terasa seperti berpasir. %ata terasa gatal, panas dan nyeri, apabila ditekan semakin nyeri, sudah diberi obat #arungan berupa tetes mata tetapi tidak membaik. ?al ini sesuai dengan manifestasi klinis terjadinya blefaritis yang memberikan keluhan rasa terbakar, adanya sensasi benda asing, mata merah, fotofobia, nyeri, dan adanya penurunan (isus.
Pada status opthalmologi pemeriksaan (isus jauh dengan kartu *nellen didapatkan 0E6$ dan 0E6* 4@&, dan setelah dikoreksi didapatkan (isus 0E6$ dan 0E6* yaitu * -2.<), dengan maksimal ketajaman penglihatan 4@<.). *edangkan pada pemeriksaan (isus dekat dengan aegger 5est didapatkan add J&.22. Pada inspeksi umum mata kanan didapatkan edema ringan palpebra, sekret,, hiperemis, fotofobia. Pada margo palpebra inferior terlihat adanya sekret ber#arna putih kental 1mukoserous3. Pada pemeriksaan direct ophtalmoscope dan
slit lamp dalam batas normal.
%aka dasar diagnosa pada kasus ini adalah sesuai dengan adanya faktor resiko terjadinya blefaritis yaitu usia 1N)2 tahun3, dan adanya dry eye @mata kering. Berdasarkan teori bah#a blefaritis lebih sering terjadi pada usia lebih dari )2 tahun. ?al ini dapat terjadi akibat penurunan efektifitas dari kelenjar-kelenjar mata, sehingga mata menjadi kering dan berpasir.
Pada blefaritis posterior terjadi perubahan pada komposisi sekresi kelenjar meibom. $isfungsi kelenjar meibom ditandai dengan adanya inflamasi pada tepi palpebra, terjadi perubahan anatomi dari kelenjar, dan perubahan karakter sekresi
air mata. Penurunan polar lipid menyebabkan lipid tear layer menjadi tidak stabil, sehingga selaput mata tidak melapisi keseluruhan mata, dan peningkatan e(aporasi aquos tear . Peningkatan e(aporasi film air mata menyebabkan terjadinya penurunan komponen lipid pada air mata. ?al ini yang menyebabkan timbulnya blefaritis pada mata kering.
Penurunan (isus mata sebelah kanan, serta pada pemeriksaan mata kanan tampak adanya edema, nyeri tekan palpebra, fotofobia, serta sekret ber#arna mukoserous pada margo palpebra inferior yang mendukung penegakkan diagnosa pada penyakit blefaritis posterior oulus de9tra.
Penatalaksanaan pada pasien berupa pemberian terapi medikamentosa dan non-medikamentosa. +ntuk medikamentosa, diberikan salep antibiotik atas dasar adanya gejala peradangan yang munul 1edema, nyeri, adanya sekret3, diberikan antibiotik topikal salep mata & kali sehari dan dioleskan pada mata kananatau pada tepi palpebra dengan menggunakan ujung jari atau otton bud. *elain itu diberikan pula obat tetes air mata buatan dengan indikasi untuk mengurangi mata kering serta iritasi akibat kondisi lingkungan pasien yang sering terpapar oleh debu. $i berikan kali sehari sebanyak -& tetes pada mata kanan.
Pada pengobatan non-medikamentosa, pasien dianjurkan untuk menjaga higenitas atau kebersihan diri. ?al ini sesuai dengan teori yang menyatakan bah#a menjaga kebersihan dari palpebra merupakan manjemen utama dalam pengobatan blefaritis. Palpebra dapat dikompres dengan air hangat selama beberapa menit dengan ara yang baik yaitu dengan meletakkan handuk yang telah direndam air hangat pada palpebra yang tertutup selama ) sampai 2 menit. $apat juga diberikan shampo bayi atau sodium biarbonate solution pada kulit kepala, alis
mata, dan tepi palpebra untuk menegah keparahan dari blefaritis dengan ara membantu menghilangkan debris skuamosa pada mata. Istirahat yang ukup dan meminta pasien untuk tidak menguek pada mata yang iritasi agar tidak menyebabkan peradangan yang lebih lanjut.
Pada kasus ini tidak ditemukan adanya penyulit seperti hordeolum, kalazion, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng. *ehingga pera#atan kelopak mata yang baik biasanya ukup untuk pengobatan.
Prognosis pada pasien dengan blefaritis baik. Keaatan (isual akibat blefaritis dilaporkan jarang terjadi. Prognosis pada pasien ini adalah >uo ad (itam / bonam, >uo ad fungsionam / bonam, >uo ad sanationam / ad bonam, dan >uo ad osmetiam / ad bonam.
BAB ? KESIMPULAN
. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan ophtalmologis, maka pasien pada kasus ini di diagnosis dengan blefaritis posterior oulus de9tra.
&. Penanganan pada pasien ini yang utama yaitu untuk menjaga higenitas atau kebersihan diri. Pemberian antibiotik topikal berupa salep mata & kali sehari dan dioleskan pada mata kanan atau pada tepi palpebra, dan pemberian tetes air mata buatan kali sehari sebnyak -& tetes untuk mengurangi mata kering serta iritasi akibat kondisi lingkungan.
'. 5idak ditemukan penyulit pada kasus ini seperti hordeolum, kalazion, madarosis, trikiasis, dan lainnya.
. Prognosis pada pasien ini adalah >uo ad (itam / bonam, >uo ad fungsionam / bonam, >uo ad sanationam / ad bonam, dan >uo ad osmetiam / ad bonam.
DAFTAR PUSTAKA
. $ahl, 0ndre# 0. Blefaritis. Hdiakses &4 0pril &2<. $iakses dari/ http/@@###.mediinenet.om@blefaritis@artile.htm pada tanggal &< 0pril &2<.
&. ohnson, *tephen %. Blefaritis in %id#est ye Institute. &2<. $iakses dari/ http/@@smjohnsonmd.om@Blefaritis.html pada tanggal &< 0pril
'. Ilyas, *idarta. Ilmu penyakit %ata, edisi ketiga, akarta/ balai penerbit DK+I, &22=C :=-=<p.
. !iordan P, Lhither P. Eaughan O 0sbury 6ftalmologi +mum. disi <. akarta/ ;, &2)C <=-:2p.
). ames, Brue. 8eture 7otes 6n 6pthalmology, = th ed. 0ustralia/ Blak#ell publishing, &2'C )&-p.
4. Popham, erry. In ;osmeti Daial and ye Plasti *urgery / yelid 0natomy. $iakses dari/ http/@@###.drpopham.om@'<-0natomyA&2-A&2yelid@ pada tanggal &4 0pril &2<.
<. Lijana, 7ana. Ilmu penyakit mata. akarta/ Dakultas Kedokteran +nika 0tma aya, =:=C :-=p.
:. Putnam ;%. $iagnosis and %anagement of Blepharitis/ 0n 6ptometrists Perspeti(e. $o(epress, &24C <-:p.
=. akson LB. Blepharitis/ ;urrent *trategies for $iagnosis and %angement. ;an opthalmol, &22:C <2-=p.
2. 5he ollege of opthometrists. Blepharitis. 8ondon/ 5he ollege of optometrists, &2.
. ;oleman 08. Blepharitis. *an Dransise/ 0merian aademy of opthalmology, &2'C -&4p.
&. 8o#ery !*. 0dult blepharitis. 8os 0ngeles/ %edsape, &24. $iakses dari/ http/@@emediine.medsape.om@artile@&<4'-o(er(ie#Qa pada tanggal &4 0pril &2<.