• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Organisasi 8 Kepemimpinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perilaku Organisasi 8 Kepemimpinan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

MATERI 8 PERILAKU ORGANISASI

KEPEMIMPINAN

Oleh :

NAMA : I G. N. SATRIA BRAMANTHA

NIM : 1306205148

ABSEN :

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan. Definisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpina hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela/ suka cita.

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, (3) adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.1[3]

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah

(3)

3 mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Misalnya, dengan mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977: 83-84) mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:

 Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)

 Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)

 Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).

Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh Gary Yukl (1996: 2), antara lain:

 Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn)

 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)

 Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)

Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai definisi kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :

(4)

4  Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.

 Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri

 Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.

2.2 Teori – Teori Kepemimpinan 2. Teori-teori Kepemimpinan

a. Teori Sifat, teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.

 Intelegensia. Ralph Stogdill menemukan bahwa para pemimpin lebih pintar dari pengikut-pengikutnya.

 Kepribadian. Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kepribadian seperti kesiagaan, keaslian, integritas pribadi, dan percaya diri diasosiasikan dengan kepemimpinan yang efektif.

 Karakteristik Fisik. Studi mengenai hubungan antara kepemimpinan yang efektif dan karakteristik fisik seperti usia, tinggi badan, berat badan, dan penampilan memberikan hasil-hasil yang bertolak belakang.

b. Teori Kepribadian Perilaku

Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya.

(5)

5 Pemimpin yang berorientasi pada tugas menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan.

 Pemimpin yang berpusat pada bawahan

Mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan membantu pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang suportif.

 Membentuk struktur

Melibatkan perilaku dimana pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan di dalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar.

 Konsiderasi

Melibatkan perilaku yang menunjukan persahabatan, saling percaya, menghargai, kehangatan, dan komunikasi antara pemimpin dan pengikutnya.

c. Teori Kepemimpinan Situasional

Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.

 Model kepemimpinan kontingensi

Model ini dikembangkan oleh Fiedler, model kontingensi dari efektivitas kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung.

 Model partisipasi pemimpin oleh Vroom dan Yetton

Suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang berlainan.2[4]

(6)

6 Dalam teori kepemimpinan, Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin, paling tidak, ada tiga di antaranya yang menonjol yaitu sebagai berikut :

a. Teori Genetis

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made“. bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

b. Teori Sosial

Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and not born“. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

c. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.3[5]

Kelebihan Pemimpin

(7)

7 Menurut Stogdill dalam Lee (1989), menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

1. Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan menilai.

2. Prestasi (Achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga, dan atletik, dan sebagainya.

3. Tanggung Jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.

4. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor. 5. Status : meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer,

tenar.

Menurut Ishak Arep dan Tanjung (2003:93) bahwa kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda-beda manuju pencapaian tertentu.

Jadi kepemimpinan atau leadership ini merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin (leader), yang dalam penerapannya mengandung konsekuensi terhadap diri dalam penerapannya mengandung konsekuensi terhadap diri si pemimpin, antara lain sebagai berikut :

1. Harus berani mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat (decision

making)

2. Harus berani menerima resiko sendiri

3. Harus berani menerima tanggung jawab sendiri (The Principle of

Absolutenes of Responsibility).

Gaya Kepemimpinan

Selanjutnya Ishak Arep dan Tanjung (2003:23) menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan sebagaimana telah dikemukakan diatas, yakni untuk dapat menguasai atau mempengaruhi serta memotivasi orang lain, maka dalam penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia lazimnya digunakan 4 (empat) macam gaya kepemimpinan, yaitu :

(8)

8 1. Democratic Leadership adalah suatau gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada kemampuan untuk menciptakan moral dan kemampuan untuk menciptakan kepercayaan

2. Dictatorial atau Autocratic Leadership, yakni suatu gaya leadership yang menityikberatkan kepada kesanggupan untuk memaksakan keinginannya yang mampu mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk kepentingan pribadinya dan/atau golongannya dengan kesediaan untuk menerima segala resiko apapun.

3. Paternalistic Leadership, yakni bentuk antara gaya pertama (democratic) dan kedua (dictatorial) diatas. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin juga harus berlaku, namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur demokratis. Sistem dapat diibaratkan diktator yang berselimutkan demokratis.

4. Free Rein Leadership, yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100% menyerahkan sepenuhnya seluruh kebijakan pengoperasian Manajemen Sumber Daya Manusia kepada bawahannya dengan hanya berpegang kepeda ketentuan-ketentuan pokok yang ditetapkan oleh atasan mereka. Pimpinan disini hanya sekedar mengawasi dari atas dan menerima laporan kebijaksanaan pengoperasian yang telah dilaksanakan oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan ini terutama diterapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan bermacam-macam, misalnya tipe kharismatis, paternalistis, militeristis, otokratis, laissez faire, populistis, administratif, dan demokratis. Tipe pemimpin yang dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam What

Kind of Manager yang disunting oleh Wajosumidjo (Dept. P & K, Pusat

Pendidikan dan Latihan Pegawai, 1982), yaitu: 1. Berorientasikan tugas (task orientation)

2. Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation) 3. Berorientasikan hasil yang efektif (effective orientation)

(9)

9 Berdasarkan ketiga orientasi tipe pemimpin tersebut maka terdapat delapan tipe kepemimpinan, yaitu :

1. Tipe Deserter (Pembelot) Sifatnya : bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan kekuatan, sukar diramalkan.

2. Tipe Birokrat Sifatnya : correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma; ia adalah manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin, dan keras.

3. Tipe Misionaris (Missionary) Sifatnya : terbuka, penolong, lembut hati, ramah tamah.

4. Tipe Developer (Pembangun) Sifatnya : kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan.

5. Tipe Otokrat Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong. Bandel.

6. Benevolent Autocrat (otokrat yang bijak) Sifatnya : lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.

7. Tipe Compromiser (kompromis) Sifatnya : plintat plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.

8. Tipe Eksekutif Sifatnya : bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun.

2.4 Pemimpin Versus Manajer

Menurut Warren Bennis yang dikutip oleh LPMM Jakarta(1998), perbedaan pemimpin dan manajer adalah orang yang menguasai lingkungan dan mereka yang menyerah kepadanya. Ada perbedaan-perbedaan lain yang sangat besar dan penting, yaitu:

1. Manajer mengelola, pemimpin menemukan(inovasi) 2. Manajer adalah tiruan, pemimpin adalah orisinal 3. Manajer mempertahankan, pemimpin mengembangkan

(10)

10 4. Manajer berfokus pada sistem dan struktur, pemimpin berfokus pada

orang

5. Manajer bergantung pada pengendalian, pemimpin membangkitkan kepercayaan

6. Manajer memiliki pandangan jangka pendek, pemimpin memiliki perspektif jangka panjang

7. Manajer bertanya bagaimana dan kapan, pemimpin bertanya apa yang berikutnya dikerjakan dan bagaimana

8. Manajer lebih memperhatikan pada hasil akhir, pemimpin memberi perhatian pada masa depan

9. Manajer meniru, pemimpin memulai

10. Manajer menerima status quo, pemimpin menentangnya

Menurut Djanalis Djanaid(1996) perbedaa manajer dengan pemimpin adalah sebagai berikut:

1. Manajer diangkat oleh kekuasaan, pemimpin oleh pengikut

2. Manajer menghandalkan pada kekuasaan, pemimpin mengandalkan personal power

3. Manajer bertindak sebagai penguasa, pemimpin sebagai pencetus ide

4. Manajer bagian dari organisasi, pemimpin bagian dari pengikut

2.5 Peran Pemimpin

Menurut Burt Nanus yang dikutip LPMM (1998), seorang pemimpin diharapkan dapat berperan sebagai berikut:

1. Pemberi Arah(Direction Setter)

Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi pengarahan, sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana efektivitas maupun efisiensi pelaksanaan dalam upaya pencapaian tujuan

2. Agen Perubahan

Seorang pemimpin berperan sebagai katalisator perubahan pada lingkungan internal

(11)

11 3. Pembicara(Spokesperson)

Pemimpin sebagau pembicara ahli, pendengar yang baik, dan penentu visi organisasi merupakan penasihat dan negoisiator organisasi dengan pihak luar

4. Pembina(Coach)

Pemimpin adalah pembina team yang memberdayakan individu-individu dalam organisasinya dan mengarahkan perilaku mereka sesuai visi yang telah dirumuskan. Dengan kata lain ia berperan sebagai mentor, yang menjadikan visi sebagai realitas.

Menurut Djanalis Djanaid(1996) peran/fungsi pemimpin adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pengambil keputusan 2. Memotivasi anak buah 3. Sebagai sumber informasi 4. Menciptakan inspirasi 5. Menciptakan keadilan 6. Sebagai katalisator 7. Sebagai wakil organisasi 8. Menyelesaikan konflik

9. Memberi sugesti pada anak buah

2.6 Pemimpin yang Efektif

Menurut hasil penelitian “in search of the ASEAN leader” yang dilakukan Chistoper T. Selvarajah dan kawan-kawan yang dikutip oleh LPMM Jakarta(1998), kategori seorang pemimpin yang efektif dibedakan berdasarkan:

1. Kualitas Pribadi

Kualitas pribadi meliputi nilai-nilai pribadi, keterapilan, keyakinan, sikap, dan perilaku-perilaku pimpinan suatu profesi atau organusasi. Peringkat kualitas pribadi yang dimiliki seorang manajer/pimpinan adalah sebagai berikut:

(12)

12 b) Berbicara jelas dan lugas

c) Tenang

d) Inisiator bukan pengikut e) Konsisten

f) Bertanggung jawab atas kegagalan g) Menghargai orang lain

h) Praktis

i) Saling bergantung dan percaya 2. Perilaku Manajerial

Perilaku manajerial meliputi nilai-nilai, sikap, tindakan, dan gaya memimpin yang dituntut dalam tugas manajemen. Peringkat perilaku manajerial yang dimiliki seorang manajer/pimpinan adalah sebagai berikut:

a) Memotivasi bawahan

b) Memberikan penghargaan bagi hasil kerja yang baik c) Mendengarkan ketika bawahan ingin mengatakan sesuatu

d) Mengembangkan orientasi pada tujuan dan antusiasme dalam lingkungan kerja

e) Konsisten dalam penetapan keputusan f) Logis dalam memecahkan permasalahan g) Obyektif dalam menangani konflik 3. Tuntutan Organisasional

Tuntutan organisasional menunjukkan cara manajer berespon terhadap sasaran organisasi, peran-peran, peraturan-peraturan, struktur, tuntutan, tekanan dan imbalan-imbalan(rewards).

Peringkat kriteria dimensi tuntutan organisasional adalah sebagai berikut:

a) Memiliki visi strategik bagi organisasi

b) Memfokuskan pada upaya memaksimalkan produktivitas c) Menetapkan prioritas pada sasaran jangka panjang d) Berdaya adaptasi

(13)

13 4. Pengaruh-pengaruh Lingkungan

Pengaruh-pengaruh lingkungan merupakan faktor-faktor luar organisasi yang berpengaruh pada operai=sional dan kesuksesan organisasi. Peringkat kriteria untuk dimensi pengaruh lingkungan adalah sebagai berikut:

a) Memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan b) Mencari dan menerapkan aspek-aspek kultur positif

c) Mengidentifikasi kecenderungan sosial yang berdampak pada pekerjaan

d) Memiliki orientasi dan pendekatan yang multi budaya e) Tanggap terhadap realitas politik dan lingkungan

f) Mengembangkan perspektif internasional dalam organsasi

Menjadi manajer sekaligus pemimpin seperti yang dipaparkan di atas bukanlah hal yang mustahil. Untuk itu, para manajer perlu mengembangkan diri agar memiliki ciri pribadi pemimpin yang efektif dalam menjawab tantangan dan lingkungan yang berubah.

Ada juga yang berpendapat bahwa efektivitas atau keberhasilan seseorang pemimpin sangat tergantung pada:

1) Keputusan yang diambil apakah sering, tepat dan berdimensi besar bagi organisasi

2) Kemampuannya menjual ide-ide dalam bentuk komunikasi yang persuasif

3) Gaya kepimpinannya terutama dalam mempengaruhi orang lain. Gaya yang ideal adalah demokratif, delegatif, dan menyesuaikan dengan situasi anak buah

4) Sifat-sifat positif yang dimiliki dan mampu dikembangkan dengan mahir

5) Kemampuan menghimpun kekuatan dalam bentuk wibawa, baik yang bersumber pada position power atau personal power

6) Teknik memotivasu anak buah. Disini ia haus mampu sebagau motivator yang tangguh

(14)

14 7) Teknik dalam memecaholan masalah atau konflik/memanajemeni

konflik

2.7 Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi

Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/ organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.

Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:

a) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.

b) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/ organisasi.

Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

a. Fungsi instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

b. Fungsi konsultatif

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskanya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan.

c. Fungsi partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakanya.

(15)

15 Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.

e. Fungsi pengendalian

Fungsi pengendalain bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.4[6]

2.8 Isu-Isu Kontemporer dalam Kepemimpinan

1. Isu Gender dan Kepemimpinan

Kesamaan pria dan wanita dalam kepemimpinan lebih besar daripada perbedaannya, salah satunya dalam hal gaya kepemimpinan, dimana wanita lebih senang dengan gaya demokratis/ partisipatif dan kurang otokratis, sementara pria lebih cenderung menggunakan gaya pengarahan, komando, dan kendali.

2. Isu Kepemimpinan Tim

Peranan yang menonjol dalam kepemimpinan tim adalah sebagai penghubung dengan pihak luar, penyelesai masalah, manajer konflik dan sebagai pembina.

3. Isu Pemberdayaan Karyawan

Kini pemimpin harus rela membagi kekuasaan dan tanggung jawab melalui pemberdayaan karyawan. Intinya adalah membuat karyawan mampu menguasai apa yang harus mereka lakukan melalui kegiatan pelatihan dan aspek lainnya yang memotivasi.

4. Isu Kepengikutan

(16)

16 Disamping memiliki pemimpin yang efektif, sebuah organisasi yang ingin sukses juga membutuhkan pengikut yang baik (efektif) seperti amu mengelola diri dengan baik, berkomitmen, berkompeten, berani, jujur, dapat dipercaya.

5. Isu Budaya Nasional

Pemimpin yang efektif tidak memakai gaya tunggal tetapi situasional, dan budaya nasional adalah factor yang cukup penting untuk mengefektifkan gaya melalui para pengikut.

6. Isu Kepemimpinan yang memiliki agar Biologis

Pemimpin yang baik tidak perlu tercerdik, terkuat, atau teragresif dari suatu kelompok, tetapi mereka yang paling pintar dalam berinteraksi social.

7. Isu Moral/ Etika

Etika menjadi hal yang penting dalam kepemimpinan sehingga tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Karena faktanya, banyak pemimpin yang saking bersemangat dan berambisi untuk memertahankan kekuasaan yang digenggamnya sering melanggar etika sehingga citra/ reputasinya menjadi hancur.

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan yaitu merupakan suatu proses mempengaruhi, mengarahkan, atau memberi contoh kepada pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Pemimpin dalam kepemimpinan dibagi atas dua bagian yaitu pemimpin formal, pemimpin yang secara resmi dipilih oleh suatu organisasi berdasarkan keputusan secara resmi untuk menempati suatu jabatan. Dan pemimpin informal yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin.

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Penerbit PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Kartono, Kartini. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Pemimpinan Abnormal Itu ? PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. .

Winardi. (1990). Kepemimpinan Dalam Manajemen. PT. Rineka Cipta, Jakarta Ardana, Komang, dkk. 2009. Perilaku Keorganisasian Edisi 2. Yogyakarta :

Graha Ilmu

http://desndesty.blogspot.com/2012/11/arti-penting-kepemimpinan-dalam_7976.html http://ismapuenyaipin.blogspot.com/2014/03/makalah-kepemimpinan.html

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan penilaian dan masukan ahli media pembelajaran berbasis Mobile Aplication menggunakan App Inventor sebagai media pembelajaran

Hasil analisa data dengan regresi polinomial menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk Plant catalyst 2006 berperan dalam meningkatkan produksi tanaman sawi, hal itu

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepadakhalayak yang sifatnya massal

Strategi penyuluhan untuk meningkatkan kinerja petani dan berkelanjutan dalam penerapan sistem agroforestri pada lahan kritis, disusun berdasarkan: (a) motivasi petani

Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem dan mempunyai harga perubahan entalpi

Pada suatu jaringan komputer yang terkoneksi dengan Internet dapat ditempatkan satu atau lebih komputer yang berfungsi sebagai server atau komputer yang dapat diakses baik dari

Alasan kami memilih menggunakan roti Canai karena rotin canai memiliki tekstur krispi saat di panaskan, selain itu isian dari produk ini yaitu buah nangka, nanas dan pisang raja

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan efek EDGM dalam menurunkan kadar glukosa darah, MDA, 8-OHdG, dan meningkatkan kadar insulin serta untuk menentukan