• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. Rantung., V. Ilat., H. Wokas. Yantje Uhing. Analisis penentuan harga jual..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. Rantung., V. Ilat., H. Wokas. Yantje Uhing. Analisis penentuan harga jual.."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal EMBA 1341 Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.1341-1348

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE VARIABEL COSTING DAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. MASSINDO SINAR PRATAMA INDUSTRI

THE ANALYSIS OF DETERMINING THE SELLING PRICE WITH VARIABEL COSTING AND ACTIVITY BASED COSTING METHOD IN PT. MASSINDO SINAR PRATAMA INDUSTRI

Oleh: Valentini Rantung1

Ventje Ilat2 Heince Wokas3 1,2,3

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado.

Email : 1valentrantung@yahoo.co.id 2

ventje.ilat@yahoo.com 3

heincewokas@gmail.com

Abstrak: Setiap perusahaan membutuhkan laba untuk tetap bertahan dan tak mudah untuk mendapatkannya. Dibutuhkan metode dan hitungan yang tepat untuk memperoleh laba tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan dalam penentuan harga jual dengan menggunakan metode harga pokok variabel dan metode ABC pada PT. Massindo Sinar Pratama Industri. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data secara deskriptif dan dinyatakan dalam bentuk angka. Setelah menggunakan penghitungan dengan penentuan harga pokok variabel, laba yang diharapkan bisa tercapai sedangkan harga jual per set yang lebih tinggi. Adapun harga jual per set sofa dengan menggunakan metode ABC lebih rendah dibandingkan metode variable. PT. Massindo Sinar Pratama Industri belum menetapkan harga jual yang tepat dan akurat. Cara perhitungan perusahaan belumlah tepat, sehingga target yang diharapkan tidak terpenuhi. Karena itu, mereka sebaiknya membuat seperangkat metode penerapan harga jual yang ilmiah. Metode ABC hendaknya digunakan dalam penetapan harga jual perusahaan karena dapat bermanfaat pada perencanaan laba, pengawasan biaya, dan pembuatan keputusan. Manajemen PT. Massindo Sinar Pratama Industri sebaiknya meningkatkan kemampuan produksi divisi sofa sehingga dapat menutupi biaya yang dikeluarkan dan memperoleh laba yang ditargetkan. Kata kunci: variable costing, activity based costing, harga jual

Abstrak : Every company needs profit in order to survive and it is not easy earn it. Perfect methods and calculations are needed to get it. Knowing the role of determining the selling price using variable costing and the ABC variable method in PT. Massindo Sinar Pratama Industri is the purpose of this research. This research was conducted with descriptive data collection and expressed in terms of numbers. After using the calculation with variable costing, earnings are expected to be achieved while the higher seling price, As for the selling price of the sofa using the activity based costing method lower that the variable costing method. This company hasn’t set the right and accurate selling price. The calculation from the company isn’t yet right, so that the expected targets aren’t met. Therefore, they should make a set of pricing methods selling scientific. ABC methods should be used in order to determine the selling price with many benefit like, profit planning, cost control, and decision making. The management company should increase production capability sofa division so as to cover the costs incurred and obtain the targeted profit.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Setiap perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin terus berkembang baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan industri. Untuk dapat berkembang tentunya perusahaan harus ditunjang dengan laba yang diperoleh dari usahanya. Memperoleh laba bukanlah suatu hal yang mudah untuk dicapai, bahkan dapat menjadi lebih sulit pencapaiannya karena situasi perekonomian yang semakin berkembang dan persaingan yang semakin ketat di dalam usaha. Laba yang diperoleh perusahaan ditentukan oleh banyak faktor-foktor, antara lain pendapatan, biaya dan volume penjualan.

Penetapan harga ini merupakan salah satu keputusan yang penting. penetapan harga suatu barang harus dapat menutup semua ongkos atau bahkan lebih dari itu agar supaya dapat menambahkan laba. Apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika penentuan harga tinggi akan berakibat kurang menguntungkan. karena pembeli akan berkurang, volume penjualan akan berkurang dan sebaliknya, jika terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah dan semua biaya semakin tidak dapat ditutup dan akhirnya perusahaan bisa menderita rugi. Harga yang ditetapkan harus dapat bersaing dalam pasaran sehingga tetap menyumbangkan contribution margin yang cukup untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.

Metode perhitungan biaya produk yang dapat membantu perusahaan dalam menetapkan harga jual dan merencanakan laba salah satunya adalah metode variabel costing. Metode ini memberikan kemungkinan bagi manajemen untuk meneliti apakah produk yang dihasilkan dapat menembus pasaran, berapa kontribution margin yang dapat diperoleh dan berapa besarnya laba yang masih dapat dicapai setelah seluruh biaya-biaya produk ini tertutup. Dengan menggunakan metode variabel costing dapat membantu manajemen dalam menentukan harga jual yang tepat untuk mencapai target laba tertentu.

Perusahaan dapat melakukan pengendalian terhadap aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai, dimana mengacu kepada pengendalian biaya agar efektif dengan menerapkan metode activity based costing. Oleh karena itu, penerapan metode activity based costing diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menetapkan harga pokok produksi yang lebih cermat dan mampu untuk memperbaiki posisi persaingannya di pasar, serta mengeliminasi penyimpangan biaya yang diakibatkan oleh penerapan metode konvensional selama ini.

PT. Massindo Sinar Pratama adalah merupakan perusahaan yang sebelumnya berawal dari CV. Abadi Jaya Bersama. Perusahaan ini bergerak di bidang usaha Manufacture & Trading Furniture dan memproduksi bermacam-macam produk seperti : Kursi sofa, Kursi Plastik, Kasur busa, barang agen furniture dan springbed. Mengingat persaingan yang ketat dalam industri furniture, khususnya spring bed, perusahaan harus menetapkan harga bersaing bagi produknya, dimana ketepatan dalam perhitungan harga pokok produknya menjadi hal yang sangat penting. PT. Massindo Sinar Pratama sendiri dalam menentukan harga pokok produksi menggunakan metode Job Order Costing, dalam menggunakan metode ini seluruh biaya-biaya diakumulasikan untuk tiap pesanan atau pekerjaan yang berbeda dan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan (job order cost sheet) yang berisi rincian tentang pesanan-pesanan yang akan dikerjakan.Total biaya yang akan dicatat dalam harga pokok pesanan adalah pokok pesanan (job order costing) yang akan menjadi dasar penetapan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan dalam penentuan harga jual dengan metode variabel costing dan metode ABC (activity based costing) pada PT. Massindo Sinar Pratama Industri.

TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi

Akuntansi merupakan Suatu sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi perusahaan (Reeve, Warren, Duchan 2009:4). Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan (Horngren dan Harrison 2010:3). Dengan

(3)

Jurnal EMBA 1343 Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.1341-1348

demikian maka akuntansi adalah suatu aktifitas yang menghasilkan informasi ekonomi yang bermanfaat dalam menilai dan mengambil keputusan mengankut kesatuan usaha yang ada dalam hal menggambarkan fungsi akuntansi Konsep-konsep yang mendasari pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan Akuntansi 2. Kesinambungan 3. Periode akuntans

4. Pengukuran dalam nilai uang 5. Harga tukar

6. Penetapan beban dan pendapatan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitori dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan keuangan (Supriyono 2011:12). Mulyadi (2009:7) menyatakan bahwa Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa akuntansi biaya adalah merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang mempunyai objek biaya, dan akuntansi manajemen.

Biaya

Carter dan Usry (1993) yang dialih bahasakan oleh Krista (2009:29) mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Mursyidi (2010:14) menyatakan bahwa Biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tersebut.

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Bustami dan Nurlela (2009:49) Mendefinisikan harga pokok produksi adalah kumpulan biaya yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurangi persediaanproduk dalam proses akhir. Metode penentuan harga pokok produk adalah menghitung semua unsur biaya kerja dalam harga pokok produksi (Mulyadi 2010:55). Dalam menghitung unsur-unsur biaya pada harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu metode full costing dan metode variabel costing. Full costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsusr biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhaed baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Sedangkan Variabel costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksinya.

Activity Based Costing

Tunggal (2009:2) mendefinisikan bahwa Activity Based Costing adalah Metode costing yang mendasarkan pada aktivitas yang didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap.

Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk menjual dan membuat produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:

1. Facility sustaining activity cost 2. Product sustaining activity cost 3. Bacth activity cost

4. Unit level activity cost Harga Jual

Hansen dan Mowen (2009:40) mendefinisikan harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Sudarsono menyatakan bahwa Dalam menetapkan harga jual perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain: (a) harga

(4)

pokok jual barang, (b) harga barang sejenis, (c) daya beli masyarakat, (d) jangka waktu perputaran modal, (e) peraturan-peraturan dan sebagainya.

Penelitian Terdahulu

Samsul (2013) Melakukan penelitian Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing Dan Variabel Costing untuk harga jual CV. Pyramid. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis perbandingan metode full costing dan variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi untuk penentuan harga jual pada CV. Pyramid. Hasil penelitian dan perhitungan,adanya kelemahan dalam perhitungan harga pokok perusahaan. Berdasarkan perbandingan metode full costing dan variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan, metode full costing memiliki angka nominal jauh lebih tinggi dari pada metode variable costing, karena disebabkan dalam perhitungan harga pokok produksi pada metode full costing memasukkan semua akun biaya baik yang berjenis variabel maupun tetap. Perusahaan sebaiknya memasukan akun-akun seperti biaya penyusutan gedung pabrik,biaya penyusutan mesin dan peralatan serta biaya asuransi dalam harga pokok produksi dan penentuan harga pokok produk menjadi lebih tepat.

Gunawan (2009) melakukan penelitian dengan judul: Penentuan Harga Jual Perusahaan Dengan Metode Full Costing Pada PT. Danliris Dalam Faktor biaya adalah faktor utama dalam menentukan harga jual, karena merupakan batas minimal yang harus dipenuhi perusahaan dalam menetapkan harga jual. Dalam penelitian ini penulis akan membandingkan harga jual yang ditetapkan perusahaan dengan harga jual yang ditentukan dengan cost plus pricing dengan metode full costing. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan harga jual, PT. Danliris mengabaikan biaya pemasaran dan biaya administrasi umum. Penulis memberikan saran hendaknya dalam menentukan harga jual agar menggunakan cost plus pricing dengan metode Variabel costing karena menggambarkan biaya yang dikeluarkan perusahaan secara menyeluruh dan bukan hanya sekedar perkiraan.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka- angka .

Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

a. Data Kuantitati merupakan data yang diukur dalam suatu skala numeric b. Data kualitatif merupakan data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. 2. Sumber Data

a. Data primer atau data internal yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro 2009:148)

b. Data sekunder atau data eksternal yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna alat (Kuncoro 2009:148)

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian berada diperusahaan PT massindo sinar pratama industry. Dan waktu penelitian berlangung dari bulan januari 2014 sampai april 2014.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Teknik ini dilakukan dengan cara observasi/pengamatan langsung pada PT. Massindo Sinar Pratama Industri 2. Penelitian keperpustakaan (Library Research)

Teknik ini dilakukan dengan cara mendapatkan informasi dari teori-teori dengan Cara mempelajari serta mencatat dari buku-buku literatur, serta bahan-bahan informasi lainnya

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. 3. Dokumentasi

(5)

Jurnal EMBA 1345 Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.1341-1348

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data tertulis berupa asrip-arsip dan dokumen dari PT massindo sinar pratama industri. Teknik Analisis

1. Menganalisis metode penentuan harga jual pada PT. Massindo Sinar Pratama Industri

2. Mengadakan klasifikasi biaya, antara biaya produksi dan biaya non produksi untuk penentuan harga jual 3. Memberi contoh penggunaan metode variable costing dan metode ABC (activity based costing) dalam

penentuan harga jual.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah PT. Massindo Sinar Pratama yang awal mulanya adalah dikenal dengan CV. Abadi Jaya Bersama. Berdiri sejak tahun 1983 di manado. Bidang usaha Manuacture & Trading Furniture. Ekspansi usaha mulai dilakukan kemudian berturut-turut sampai berkembang menjadi PT. Massindo Karya Prima (MKP) tahun 1995 di bekasi, PT. Massindo Unggul Timur (MUT) tahun 1997 di gorontalo, PT. Massindo Pelita Mulia (MPM) tahun 1999 di kotamobagu, dan pada tahun 2002 disurabaya terbentuk PT. Massindo Solaris Nusantara.

Contoh perhitungan yang disampaikan oleh PT. Massindo Sinar Pratama Industri, dengan jumlah produksi 40 set:

Biaya bahan baku Rp 29.013.503

Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.160.000 Biaya overhead pabrik:

Biaya bahan penolong Rp 2.304.825

Biaya overhead lainnya Rp 9.450.000

Rp 11.754.825

Harga pokok produksi Rp 43.928.328

Laba yang diharapkan Rp 4.000.000

Harga jual Rp 47.928.328

Harga jual tersebut berlaku untuk 40 set, maka hasil tersebut harusnya dibagi sebagai berikut:

Rp 47.928.382 : 40 set = Rp 1.198.208 /set. Jadi, harga jual dengan metode perusahaan adalah Rp 1.198.208 untuk satu set sofa.

Contoh perhitungan laba dengan metode penentuan harga jual seperti di atas ini, dengan jumlah produksi perusahaan sebanyak 40 set yaitu:

Penjualan Rp 47.928.327

Biaya bahan baku Rp 29.013.502

Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.160.000 Biaya Overhead

Biaya bahan penolong Rp 2.304.825 Biaya overhead lainnya Rp 9.450.000

(Rp 43.928.327)

Laba Rp 4.000.000

Pembahasan Menggunakan Metode Variable Costing Dan Activity Based Costing

Cara perhitungan dengan metode variable costing terhadap produk sofa pada PT. Massindo Sinar Pratama Industri: Total biaya berdasarkan hasil penilitian PT. Massindo Sinar Pratama Industri untuk pembuatan 40 set sofa

Biaya Bahan Baku Rp 29.013.502 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.160.000

(6)

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Bahan Penolong Rp 2.304.825 Biaya Overhead Lainnya Rp 9.450.000 Biaya Pemasaran Rp 1.400.000 Biaya Administrasi & Umum Rp 2.200.000

Total Biaya Rp 47.528.327.

Dengan demikian jumlah biaya tetap dan biaya variable sebagai berikut : Biaya Variable:

Biaya Produksi variable:

Biaya Bahan Baku Rp. 29.013.503

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 3.160.000 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 7.052.895

Taksiran Total Biaya Produksi Variabel Rp 39.226.398

Biaya Administrasi dan Umum Variable Rp 1.320.000

Biaya Pemasaran Variable Rp 840.000

Taksiran Total Biaya Variable Rp 41.386.398 Biaya Tetap

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 4.701.930 Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp 880.000

Biaya Pemasaran Tetap Rp 560.000

Taksiran Biaya Tetap Rp 6.141.930

Pengunaan rumus untuk menentukan harga jual yang layak agar tujuan perusahaan yaitu biaya yang efektif dan efesien serta laba yang diharapkan sebagai berikut :

Mark Up = Rp 6.141.930 +Rp 4.000.000 Rp 41.386.398 = Rp 10.141.930 Rp 41.386.398 = 0.245 x 100% = 24,5 %

Penentuan Harga Jual:

Harga Jual = Rp 41.386.398 + (Rp 41.386.398x 24,5%) = Rp 41.386.398 + Rp 10.139.668

= Rp 51.526.066

Harga di atas adalah perhitungan dengan memakai jumlah 40 set sofa. Untuk mendapatkan harga satu set maka jumlah tersebut harus :

Harga Jual = Rp 51.526.066 : 40 Harga Jual = Rp 1.288.152

Berikut ini adalah pembuktiannya :

Penjualan Rp 51.526.066

Biaya Produksi variable:

Biaya Bahan Baku Rp. 29.013.503

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 3.160.000 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 840.000 Taksiran Total Biaya Produksi Variabel Rp 39.226.398 Biaya Administrasi dan Umum Variable Rp 1.320.000 Biaya Pemasaran Variable Rp 650.000

(7)

Jurnal EMBA 1347 Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.1341-1348

Biaya Tetap

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 4.701.930 Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp 880.000

Biaya Pemasaran Tetap Rp 560.000

Taksiran Biaya Tetap (Rp 6.141.930)

Laba Rp 4.187.738

Berikut ini juga dengan menggunakan perhitungan metode ABC (activity based costing):

Dengan total biaya berdasarkan hasil penilitian PT. Massindo Sinar Pratama Industri untuk pembuatan 40 set sofa sebagai berikut:

Facility sustaining activity cost

Biaya Administrasi & Umum Rp 2.200.000 Product sustaining activity cost

Biaya Pemasaran Rp 1.400.000

Biaya Overhead Lainnya Rp 9.450.000 Bacth activity cost

Biaya Bahan Penolong Rp 2.304.825 Unit level activity cost

Biaya Bahan Baku Rp 29.013.502

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.160.000 Total Biaya Selama Produksi Rp 47.528.327 Harga Jual untuk 1 set:

Rp.47.528.327 : 40 = Rp.1.188.208,18

Setelah dibandingkan, maka ternyata dengan perhitungan cara perusahan didapatkan harga jual Rp 1.198.208,19 namun masih ada biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum yang tidak diperhitungkan. Dengan cara penentuan harga jual variable costing harga jual menjadi Rp 1.288.152 sedangkan jika menggunakan metode ABC harga jualnya menjadi Rp. 1.188.208,18 sehingga perusahaan dapat mencapai target yang diinginkan.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari metode variable costing terbukti dapat mencapai laba yang diinginkan perusahaan tapi tidak dengan harga jual, dikarenakan harga jual yang masih terlalu tinggi. Sedangkan jika menggunakan metode activity based costing dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam perencanaan laba dan pengawasan biaya. Hasil penelitian juga dilakukan oleh Samsul (2013) dengan judul penelitian perbandingan harga pokok produksi full costing dan metode variable costing untuk harga jual, dimana hasil penelitian metode full costing memiliki angka nominal jauh lebih tinggi dari pada metode variable costing karena disebabkan dalam perhitungan harga pokok produksi pada metode full costing memasukan semua akun biaya variable maupun biaya tetap. Begitu juga menurut penelitian dari Gunawan (2009) dengan judul penerapan cost plust pricing dengan metode full costing yang lebih menyarankan perusahaan untuk menggunakan metode variable costing karena dengan metode ini perusahaan dapat mengggambarkan keseluruhan biayanya.

PENUTUP Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini : PT. Massindo Sinar Pratama Industri belum menetapkan harga jual dengan benar dan akurat, masih ada biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum yang tidak diperhitungkan. Dengan cara penentuan harga jual metode variable costing memasukan biaya pemasaran dan administrasi dan umum, terbukti dapat mencapai laba yang diharapkan. Dengan metode ABC dapat bermanfaat untuk PT. Massindo Sinar Pratama Industri untuk perencanaan laba, pengendalian biaya atau pengawasan biaya, dan pembuatan keputusan.

(8)

Saran

Saran yang dapat diberikan adalah: Perusahan sebaiknya memiliki keunggulan bersaing, untuk meningkatkan daya saing. Pimpinan dari PT. Massindo Sinar Pratama Industri sebaiknya membuat seperangkat metode penerapan harga jual yang ilmiah atau dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penetapan harga jual perusahaan hendaknnya menggunakan metode ABC karena penggunaan metode ini dapat bermanfaat PT. Massindo Sinar Pratama Industri untuk perencanaan laba, pengendalian biaya atau pengawasan biaya, dan pembuatan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2009. Harga Pokok Produksi. Mitra Wancana, Yogyakarta.

Carter, William K dan Milton F. Usry. 1993. Cost Accounting. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta. Gunawan, Michael. 2009. Penentuan Harga Jual Perusahaan Dengan Metode Full Costing Pada PT. Danliris.

Artikel eprints.uns.ac. Fakultas Ekonomi. http://eprints.uns.ac.id/id/eprint/8369. Diakses tanggal 12 Maret 2014. Hal.1.

Hasen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajemen. Selemba Empat, Jakarta. Horngren dan Zaki Harrison. 2010. Akuntans. Erlangga, Jakarta.

Reeve James M, Carl S. Warren dan Jonathan E. Duchan. 2009. Principles of Accounting Indonesia Adaption. Salemba Empat, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya, Conventional Costing, Just In Time dan Activity-Based Costing. Erlangga, Jakarta.

Samsul, Nienik Hestika. 2013. Analisis Perbandingan Metode Full Costing dan Variabel costing Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penentuan Harga Jual Pada CV. Pyramid. Jurnal emba. Fakultas Ekonomi. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/2050/. Diakses tanggal 12 maret 2014. Hal.356-475.

Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Cetakan ke-15. BPFE, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Minimum Spanning Tree (MST) dengan menggunakan Algoritma kruskal yang diringkas menggunakan

Program kegiatan literasi ini dibentuk melalui perencanaan yang mana dalam perencanaannya tersebut kepala sekolah maupun guru melakukan musyawarah dalam pembentukan program

Dengan adanya perubahan tersebut, maka susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) akan berubah pula. Perubahan SOTK tersebut telah dituangkan ke dalam Peraturan Bupati

Dengan proses yang berbeda akan dihasilkan jenis teh yang berbeda, diantaranya yaitu teh hijau (diproses tanpa fermentasi) dan teh hitam (diproses dengan

Di Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 hanya 3 Kabupaten yang mengalami kejadian antraks yaitu Kabupaten Sikka, Ende dan Kabupaten

Bab 3 Peran Indonesia Sebagai Mediator Dalam Proses Penyelesaian Konflik Kamboja , merupakan bab yang akan menjelaskan penjabaran dan kajian analisa mengenai peran sentral

Berdasarkan urgenitas kebutuhan tuntutan pengembangan kesiapan menulis dan keunggulan dari pola permainan yang diajukan, maka perlu dicari efektivitas pemanfaatan media permainan

Hasil studi penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan responden berada pada kategori tinggi disetiap komponen cinta (intimacy, passion, dan commitment),