• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana

Ida Ayu Sukma DewiSurya Dewi Rustariyuni

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ABSTRAK

Nelayan sangat tergantung pada kondisi alam dalam menjalankan aktivitas ekonominya. Aktivitas ekonomi telah menimbulkan stratifikasi dalam masyarakat nelayan menempati level paling bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapatannya di saat musim ikan dan musim sepi ikan serta mengetahui pengaruh jumlah tanggungan, jam kerja, umur dan jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading, Jembrana. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Teknik analisis data menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan. Jumlah tanggungan, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Namun secara parsial hanya usia dan jarak tempuh yang berpengaruh signifikan.

Kata kunci: nelayan buruh, pendapatan, jumlah tanggungan, jam kerja, usia, jarak tempuh melaut

Abstract

Fisherman is very depend on natural condition in conduct their economic acitivity. Economic activity has been arise stratitification in fisherman community and they occupy at the lowest level. This study aims to find out the difference of their income at fish season and less-fish season and to find out the effect of the amount of responsibility, working hour, age and distance go to the sea, toward coolie fisherman’s income at estuary area of Ijo Gading river, Jembrana. This study was quanititave. This study was applied purposive sampling by number of sample were 60 respondents. The data analyzed with multiple regression analysis.The result show there was significant difference between coolie fisherman’s income at fish season and less-fish season. There was significant effect among the amount of responsibility, working hour, age and distance go to the sea, toward coolie fisherman’s income at estuary area of Ijo Gading river, Jembrana regency. But partially only age and distance of go the sea have signifinicant effect.

Keywords: coolie fisherman, income, responsibility, working hour, age, distance go to the sea PENDAHULUAN

Salah satu sektor informal yang penetapan upahnya jauh di bawah nilai UMR adalah di bidang perikanan, yaitu nelayan. Secara geografis masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir. Kawasan pesisir merupakan tempat pendaratan ikan serta berbagai sumber daya laut maupun aliran sumber daya lainnya untuk kemudian dialirkan ke daratan. Kawasan pesisir secara global berakibat pada kecenderungan konsentrasi aktifitas perekonomian dan peradaban manusia, yang dalam kenyataannya menampung sekitar 60% populasi dunia. Kawasan pesisir secara historis telah menjadi hamparan konsentrasi berbagai kota-kota pelabuhan dan pusat-pusat pertumbuhan global (Rustiadi, 2003:5).

Kehidupan nelayan sangat tergantung pada kondisi alam, dibuktikan dengan pendapatan nelayan meningkat ketika musim ikan. Musim sepi ikan menyebabkan intensitas melaut nelayan berkurang, dengan demikian jumlah pendapatan yang diterima nelayan tentu berkurang secara drastis. Perubahan musim menyebabkan pendapatan nelayan tidak dapat                                                                                                                          

∗  e-mail:umadewi_tjahyadi@yahoo.com

(2)

diprediksi, dampaknya jumlah pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan nelayan baik pada musim ikan maupun musim sepi ikan. Permasalahan perubahan musim menyebabkan para nelayan buruh di semua negara akan menyandang gelar “status miskin” secara ekonomi.

Bali sebagai sebuah pulau yang dikelilingi lautan memiliki potensi perikanan kelautan. Salah satu daerah di Bali yang terkenal sebagai daerah potensi perikanan kelautan adalah Kabupaten Jembrana. Potensi perikanan kelautan di Kabupaten Jembrana secara umum adalah sebesar 56.947 ton per tahun untuk penangkapan, sedangkan luas budidaya kelautan adalah seluas 1000 hektar (Dinas PKL Jembrana, 2013). Jumlah tenaga kerja di bidang penangkapan dan budidaya perikanan kelautan secara keseluruhan telah terorganisir secara baik dalam kelompok-kelompok dengan tujuan memberdayakan nelayan dalam kehidupan perekonomian mereka. Data menunjukkan bahwa daerah yang memiliki jumlah nelayan terbesar yaitu Kecamatan Jembrana dan Negara. Jumlah nelayan di Kecamatan Jembrana sebesar 2.210 orang. Jumlah nelayan di Kecamatan Negara sebesar 6.936 orang.

Pergantian pekerjaan dari nelayan ke bidang lain sering terjadi pada nelayan buruh di Loloan Timur, Loloan Barat dan Lelateng, karena tingkat kesejahteraan nelayan buruh rendah. Indikasi rendahnya tingkat kesejahteraan dari nelayan buruh dilihat dari penghasilannya. Saat musim ikan secara umum pendapatan nelayan buruh perhari sebesar Rp 50.000,00 dan tidak selalu didapat setiap hari tergantung pada hasil tangkapan ikan serta kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan nelayan tidak melaut saat bulan purnama (cuaca terang) sedangkan, saat musim sepi ikan para nelayan buruh memperbaiki jaring serta kapal dengan pendapatan perhari berupa makan siang dan ada beberapa beralih profesi sebagai buruh bangunan dengan penghasilan Rp 35.000,00 perhari. Pendapatan tertinggi nelayan buruh pada saat musim ikan sebesar Rp 750.000,00 (Rp 50.000,00 x 15 hari) ketika sepi ikan sebesar Rp 150.000,00 (Rp 10.000,00 x 15 hari), dengan demikian total rata-rata pendapatan perbulan adalah Rp 900.000,00. Nilai pendapatan

tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan UMR Kabupaten Jembrana tahun 2013 sebesar Rp 1.212.500,00.

Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat adalah tingkat pendapatan. Nelayan buruh di Loloan Timur, Loloan Barat dan Lelateng secara umum tingkat pendapatannya dipengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga, jam kerja, umur dan jarak tempuh melaut dari nelayan buruh.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1) Apakah ada perbedaan pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana?

2) Apakah jumlah tanggungan, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana?

3) Diantara variabel jumlah tanggungan, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut, variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana?

METODE PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yaitu jumlah tanggungan, jam kerja, umur dan jarak tempuh melaut.

2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yaitu Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana.

(3)

 

Responden dalam penelitian ini adalah nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Hal ini dimaksudkan agar responden yang menjadi satuan analisis mengetahui seluk beluk dari nelayan buruh.

Variabel penelitian ini adalah sebanyak lima variabel dengan mempertimbangkan tiga wilayah pengumpulan data sehingga jumlah sampel minimal yang ditetapkan adalah 60 orang responden.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji beda dan regresi linear berganda. Uji beda pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada perbedaan pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah tanggungan, jam kerja dan usia terhadap pendapatan nelayan buruh digunakan teknik analisis koefisien regresi berganda. Analisis standardized coefficient beta yang merupakan bagian dari uji regresi akan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dominan dari jumlah tanggungan, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil uji menunjukkan bahwa kedua variabel telah memenuhi asumsi normalitas data. Mengacu pada hasil ini maka uji yang akan digunakan adalah model uji parametrik yaitu model uji t berpasangan (paired sample t-test). Hasil uji t dihasilkan signifikansi thitung sebesar 0,000 yang lebih kecil alpha (α = 0,05). Jadi H0 ditolak yang berarti ada perbedaan pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana.

Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

Y = 4783,969 + 223,219 X1 + 828,869 X2 + 362,867 X3 + 1038,756 X4 Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Nilai konstanta adalah sebesar 4.783,969. Ini berarti bila seluruh variabel bebas dianggap konstan pada angka 0 (nol) maka nilai pendapatan nelayan buruh adalah sebesar Rp 4.783,969.

2) Koefisien regresi variabel jumlah tanggungan adalah sebesar 223,219. Ini berarti bila terjadi peningkatan jumlah tanggungan sebanyak 1 (satu) orang dan variabel bebas lainnya dianggap konstan maka akan terjadi peningkatan pendapatan nelayan buruh adalah sebesar Rp 223,219.

3) Koefisien regresi variabel jam kerja adalah sebesar 828,869. Ini berarti bila terjadi peningkatan jam kerja sebanyak 1 (satu) jam dan variabel bebas lainnya dianggap konstan maka akan terjadi peningkatan pendapatan nelayan buruh adalah sebesar Rp 828,869.

4) Koefisien regresi variabel usia adalah sebesar 362,867. Ini berarti bila terjadi peningkatan usia sebanyak 1 (satu) tahun dan variabel bebas lainnya dianggap konstan maka akan terjadi peningkatan pendapatan nelayan buruh adalah sebesar Rp 362,867.

5) Koefisien regresi variabel jarak tempuh melaut adalah sebesar 1038,756. Ini berarti bila terjadi peningkatan jarak tempuh melaut sebanyak 1 (satu) mil dan variabel bebas lainnya dianggap konstan maka akan terjadi peningkatan pendapatan nelayan buruh adalah sebesar Rp 1.038,756.

Uji F

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Fhitung (18,684) lebih besar dari Ftabel = 2,53. Jadi H0 ditolak yang berarti jumlah tanggungan, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana

(4)

1) Pengaruh jumlah tanggungan terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai thitung (0,132) lebih kecil dari ttabel (1,671). Jadi H0 diterima yang berarti jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. 2) Pengaruh jam kerja terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo

Gading Kabupaten Jembrana.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai thitung (1,689) lebih besar dari ttabel (1,671). Jadi H0 ditolak yang berarti jam kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. 3) Pengaruh umur terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading

Kabupaten Jembrana

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai thitung (2,553) lebih besar dari ttabel (1,671). Jadi H0 ditolak yang berarti umur berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana 4) Pengaruh jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara

Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai thitung (3,248) lebih besar dari ttabel (1,671). Jadi H0 ditolak yang berarti jarak tempuh melaut berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana

Analisis Standardized Coefficient beta

Tabel 3 Hasil analisis Standardized Coefficient beta

No Variabel Standardized Coefficients Beta

1 Jumlah tanggungan 0,013

2 Jam kerja 0,182

3 Usia 0,308

4 Jarak tempuh melaut 0,399

Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel jarak tempuh melaut mempunyai koefisien

standardized coefficient beta terbesar bila dibandingkan dengan variabel lainnya. Ini berarti

variabel jarak tempuh melaut mempunyai pengaruh yang lebih dominan dibandingkan variabel lainnya terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1) Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Hasil uji t menunjukkan nilai thitung 49,912 dengan signifikansi (0,000) yang lebih kecil dari alpha (α = 0,05).

2) Jumlah tanggungan, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Uji F menunjukkan nilai Fhitung (18,684) lebih besar dari Ftabel (2,53). Namun secara parsial tidak semua variabel berpengaruh positif dan signifikan

(5)

 

terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Ini ditunjukkan dengan nilai thitung yang tidak semuanya lebih besar dari ttabel (1,671). Nilai thitung jumlah tanggungan (0,132), jam kerja (1,689), usia (2,553) dan jarak tempuh melaut (3,248). Jadi dapat disimpulkan hanya variabel jarak tempuh melaut yang tidak berpengaruh secara parsial.

3) Jarak tempuh melaut berpengaruh dominan terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Standardized Coefficients Beta jarak tempuh melaut (0,399), jumlah tanggungan (0,013), jam kerja (0,182) dan usia (0,308).

Saran

1) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana sebaiknya melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada nelayan buruh agar dapat lebih kreatif dalam mencari atau menciptakan pekerjaan baru saat musim sepi ikan.

2) Pemerintah Kabupaten Jembrana sebaiknya dapat bersinergi kerja dengan masyarakat untuk menciptakan peluang kerja bagi nelayan buruh sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

3) Pemerintah beserta aparat terkait sebaiknya lebih mampu menjaga kedaulatan wilayah perairan di Indonesia khususnya di Jembrana agar tidak terjadi pencurian ikan di wilayah jelajah nelayan.

4) Penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lainnya agar dapat lebih digeneralisasikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana. Variabel lainnya yang dimaksud adalah pendidikan, jumlah anggota kelompok saat menangkap ikan dan teknologi alat penangkapan ikan.

DAFTAR RUJUKAN

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip.

Gujarati, Damondar. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Rustiadi, Ernan. 2003. Pengembangan Wilayah Pesisir sebagai Kawasan Strategis Pembangunan Daerah. Makalah, disampaikan kepada Staf Dinas Perikanan dalam Pelatihan Pengelolaan dan Perencanaan Wilayah Pesisir secara  Terpadu (ICZPM),   kerjasama PKSPL IPB dengan Departemen Kelautan dan Perikanan. 11 Agustus – 18 Oktober 2003, di  Bogor.  

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suhartini, Sri Hastuti, Wahyu Kukuh., dan Puspadi Ketut. 2005. Pola Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Kaitannya dengan Ketahanan Pangan Rumah tangga. Nusa Tenggara Barat: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB.

Sujarno. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

(6)

Ustriyana, I Nyoman Gede. 2006. Model Dan Pengukuran Nilai Tukar Nelayan (Kasus

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Bar ang/ Jasa pada Direktorat Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Indu strial, Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan

Apakah menurut saudara setuju kepesertaan Bukan Penerima Upah dapat mendaftar sendiri langsung kekantor cabang BPJS Ketenagakerjaan atau mendaftar melalui

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan karakter dalam perspektif al-Qur’an ialah untuk membentuk pribadi yang bertakwa yang dilan-. daskan atas kepercayaan tauhîd

Menghitung dan analisa nilai bobot pada 5 indikator Data Pengecer resmi Data Penebusan pupuk bersubsidi dari distributor Rekapitulasi pupuk bersubsidi tingkat kecamatan

Sesuai dengan gambar di atas, maka arah arus induk yang timbul dalam kawat PQ yang digerakkan memotong tegak lurus garis gaya magnet adalah .... Berikut ini yang merupakan

Berdasarkan hasil klasifikasi per kecamatan yang sesuai dengan penelitian ini didapat hasil bahwa daerah yang memiliki kesesuaian lahan sangat sesuai (S1) untuk

Pekerja cenderung kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dan kurang memperhatikan keselamatan kerja seperti contoh : adanya pecahan botol yang belum dibersihkan

Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan penyakit glomerular yang mendasari (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2008). Bukti