• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU KELAS MENINGKATKAN MOTIVAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI GURU KELAS MENINGKATKAN MOTIVAS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI GURU KELAS MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR

SISWA MADRASAH IBTIDAIYYAH

Wakidatul Muflikah

Guru Madrasah Ibtidaiyyah Bachrul Ulum Bandongan Magelang

Muflikah50@gmail.com

abstract

This paper describes how classroom teachers can develop motivation to learning in accordance with the students’ need. This is backed by their complex function in many important areas as in the subjects of studies as well as in classroom management and student counselors, compare to those of subject teachers. Comprehensive task can provide a complete picture of the class conditions and its every student. Such information is vital to the cultivation of every students' motivation to learning intrinsically.

Keywords: strategy, calssroom teacher, motivation to learn

A. Pendahuluan

Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen menjelaskan, Guru adalah pendidik yang professional dengan tugas utama memndidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Di tingkat pendidikan dasar termasuk Madrasah Ibtidaiyyah (MI), guru dibedakan dalam guru kelas dan mata pelajaran (bidang Studi).

Zainal dalam Nurhayati menjelaskan bahwa guru kelas artinya guru harus dapat mengajarkan berbagai materi pelajaran. Guru tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, tetapi guru harus menguasai dan menghayati secara mendalam semua materi yang akan diajarkan. Oleh karena itu, dalam memberikan materi pelajaran guru mempunyai peranan dan tugas sebagai pengelola proses belajar mengajar dikelas yang dituntut banyak inisiatif dan penuh kreativitas. Jadi penguasan terhadap semua materi pelajaran mutlak dimiliki oleh seorang guru sekolah dasar. Nurhayati kemudian mendefinisikan guru bidang studi dengan guru yang mengajar mate pelajaran tertentu sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan.

(2)

diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional didsarkan pada ruang lingkup kerja, jam kerja, uraian tugas, beban kerja guru. Guru kelas mempunyai Beban kerja dengan mengampu paling sedikit 1 (satu) rombongan belajar/kelas dalam satu minggu secara penuh pada satu satuan pendidikan dasar. Beban kerja Guru bidang studi adalah mengampu paling sedikit dua puluh empat jam tatap muka dan paling banyak empat puluh jam tatap muka dalam 1 satu minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

Dampak Perbedaan keduanya ternyata tidak berhenti sampai di situ. Penelitian Nurhayati menyimpulkan ada pengaruh pada hasil belajar, khususnya studi Matematika di sekolah dasar. Siswa yang diajar oleh guru bidang studi lebih tinggi dibandingkan yang diajar oleh guru kelas, dimana guru bidang studi memberikan pengajaran secara fokus pada salah satu pelajaran saja sehingga materi yang disampaikan benar benar secara mendetail dan guru bidang mengajarkan mata pelajaran sesuai dengan keahliannya.

Dalam kesimpulannya, Nurhayati menemukan bahwa guru kelas memiliki kelemahan karena mengajarkan hampir seluruh mata pelajaran yang ada. Pikiran mereka terbagi-bagi dalam satu hari itu sehingga kurang fokus pada salah satu pelajaran yang disampaikan, dan guru kelas mengajarkan pelajaran secara garis besarnya saja. Oleh karena itu, Ia menyarankan siswa yang mempunyai IQ tinggi diajar oleh guru kelas, karena siswa yang mempunyai IQ tinggi mempunyai daya serap yang tinggi pula. Hal tersebut sesuai dengan guru kelas yang mengajarkan pelajaran secara garis besarnya saja, begitu juga sebaliknya siswa yang mempunyai IQ rendah memerlukan pengarahan yang khusus karena daya serapnya kurang. Oleh sebab itu, guru bidang studi sangat cocok mengajar siswa IQ rendah karena guru bidang studi mengajarnya secara terperinci sesuai bidang studi yang diajarnya.1

Nurhayati kemudian juga mengindentifikasi permasalahan yang timbul dalam penguasaan materi studi dari guru kelas dengan mengutip Sunhaji yang menjelaskan guru kelas mempunyai fungsi membantu kepala sekolah dengan memimpin kelas, mengatur kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan dan pembelajaran, pengelolaan kelas dan administrasi kelas. Selain itu, ia juga dibebani sebagai guru pembimbing yang kegiatannya antara lain: Mengumpulkan data tentang siswa; Menyelenggarakan bimbingan kelompok; Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa (akademik, sosial, fisik, pribadi); Mengawasi kegiatan siswa sehari-hari; dan memberikan penerangan, serta lainnya.

(3)

dalam penelitiannya tentang peran guru kelas dalam menangani kesulitan belajar siswa sekolah dasar melalui layanan bimbingan belajar. keterbatasan terutama ada dalam hal yang berkaitan dengan waktu yang kurang untuk bertatap muka dengan siswa sementara tetap masih punya kewajiban untuk mengajar. Bimbingan siswa dalam jumlah yang cukup banyak tidak bisa dilakukan secara intensif, dalam semua bentuk layanannya, seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu, dan sebagainya. Di samping itu guru juga mempunyai keterbatasan – keterbatasan dalam memberi bimbingan terhadap murid. Temuan lainnya bahwa guru kelas tidak terlatih untuk untuk menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam.2

Semua perbedaan tentu mempunyai dampak lain dalam pembelajaran kelas termasuk di madrasah Ibtidaiyyah. Salah satu dampaknya timbul dalam strategi peningkatan motivasi belajar terhadap siswa, sebagai tugas penting guru kelas untuk mengefektifkan pengelolaan pembelajaran dalam kelas. Tugas penting motivasi guru kelas dijelaskan oleh Mizlawaty Hamzah. untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi, maka peranan guru dan siswa itu sendiri sangatlah dibutuhkan, sebab hanya seorang gurulah dan siswa itu sendiri yang mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa pada saat berada di dalam kelas, serta seorang gurulah yang dapat menentukan keberhasilan program pendidikan di Sekolah Dasar.3

B. Pengertian Motivasi Belajar

Pemahaman motivasi belajar mengharuskan pemahaman kepada pengertian motivasi terlebih dahulu sebelum dikaitkan dengan belajar. asal katanya dari kata motif. Motif merupakan hal yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati oleh panca indra, namun keberadaannya pada seseorang dapat disimpulkan berdasarkan kegiatan atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

Dalam setiap kegiatan seseorang aktivitas dalam rangka pencapaian suatu tujuan, ia didorong oleh berbagai macam dorongan, baik yang berasal dari dalam diri ataupun dorongan yang berasal dari luar diri orang itu. Suatu atau hal yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan itulah yang dinamakan motif.

Sardiman kemudian membatasi motif dengan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif menjadi daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bila daya penggerak itu telah menjadi aktif dinamakan motivasi.4

(4)

sebagai keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.5

Usai menjelaskan tentang motivasi, Sardiman menjelaskan tentang belajar secara terpisah. Ia memberikan pengertian tentang belajar dari berbagai sarjana pendidikan. Whittaker mengartikan belajar sebagai proses dimana tingkah laku diubah melalui latihan atau pengalaman. Dari Slameto, belajar menjadi suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan dalam interaksi dalam lingkungan. Bairae menekankan belajar berupa perubahan tingkah laku yang relatif tetap diakibatkan oleh pengalaman dan latihan. Definisi terkahir dikutip dari Mustofa Fahmi. Belajar yaitu ungkapan yang menunjukkan aktifitas untuk menghasilkan perubahan tingkah laku atau pengalaman. Sardiman kemudian menyimpulkannya sebagai usaha penguasaan materi pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju pembentukan kepribadian seutuhnya dengan penambahan pengetahuan.67

Oleh karena itu kemudian, ia mengartikan motivasi belajar berupa keseluruhan daya penggerak dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai.8

C. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi brgantung pada keberadaan motif. Woodworth dan Marquis mengklasifikasikan motif atas tiga macam yaitu kebutuhan-kehutuhan organik seperti kebutuhan atau dorongan untuk minum-makan, seksual, bernafas, Motif darurat, seperti dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha. Motif kedua itu telah ada sejak lahir namun timbul karena perangsang dari luar. Karenanya dapat dipelajari serta berkembang dengan bergantung pada perangsang dari luar. Yang terakhir adala motif objektif yang timbul karena dorongan dalam menghadapi dunia luar baik sosial maupun non social.9

Dari sisi periodisasi, motivasi dalam meningkatkan proses belajar ada tiga bentuk yang harus diperhatikan yaitu:

1) Motivasi jangka panjang.

Seorang murid yang belajar secara tekun guna menghadapi ulangan umum atau ujian akhir, mempunyai motivasi jangka panjang. Setiap kali ia selalu memaksa diri untuk dapat mengerti hal yang dijelaskan oleh pengajarnya. Motivasi seperti ini mempunyai arti sama pentingnya dengan inteligensi yang baik.10

2) Motivasi jangka pendek.

(5)

para pendengar mengerti penjelasan pengajar. Motivasi ini sangat dipengaruhi oleh motivasi jangka panjang. Dan sebaliknya motivasi jangka panjang memperoleh isi dari jangka pendek.

3) Kadar surut ingatan (regresi).

Yang dimaksud dengan kadar surut ingatan atau regresi adalah proses melemahnya ingatan seseorang akan sesuatu hal. Siswa dengan kadar surut ingatan-ingatan yang tinggi mudah lupa akan masalah yang dijelaskan oleh pengajar. Seorang dapat memperkecil regresi siswa- siswanya atau mahasiswa dengan jalan menanamkan motivasi kepada mereka, baik motivasi jangka panjang ataupun motivasi jangka pendek. Tetapi regresi juga dapat berkurang apabila seorang mahasiswa mempunyai banyak kepentingan dengan hal yang diajarkan karena kepentingan dapat memperkuat motivasi seseorang.11

Santrock kemudian membagi motivasi ekstrinsik dan intrinsik.12

Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan yang lain. Kemunculannya sering dipengaruhi dengan insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, siswa belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari nilai baik sebagai hadiah, yaitu insentif pengerjaan tugas yang bertujuan untuk kontrol perilaku siswa, dan informasi penguasaan keahlian.

Yang kedua adalah motivasi intrinsik, yaitu melakukan sesuatu demi pencapaian sesuatu itu sendiri. Misal, siswa belajar menghadapi ujian karena dia memang berminat padanya. Siswa termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Motivasi kedua kembali dibagi menjadi: 1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Artinya, siswa ingin percaya bahwa perbuatannya karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. 2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal yang terjadi ketika siswa merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang dianggap imbang, tidak terlalu sulit maupun mudah.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada mulanya adalah suatu kecenderungan alamiah dalam diri manusia. Perkembangan kemudian tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri. Semua itu terjadi karena ada factor-faktor yang diketahui bisa mempengaruhi seseorang dalam belajar. Dalam garis besarnya, motivasi belajar dipengaruhi dengan banyak faktor.

(6)

1. Tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan yang mendorong tingkah laku/perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapai.

2. Sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan selalu merangsang siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas dan bermakna bagi kelas.

3. Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka motivasinya lebih cenderung ke sifat ekstrinsik.

4. Suasana kelas juga berbengaruh terhadap muncul sifat tertentu pada motivasi belajar siswa.

Sebagian yang lain mencukupkan dalam dua katogori factor, yaitu factor anak dan lingkungan yang dijabarkan sebagai berikut;

1. Faktor anak atau individu belajar,

Yang termasuk dalam faktor ini adalah, kecerdasan, kesehatan dan kemampuan untuk belajar, hal ini dapat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Woldkowski dan Jaynes juga mengidentifikasi bahwa hasil pencapaian nilai rata-rata yang tinggi dan nilai prestasi ujian tertinggi di sekolah adalah indikator utama bagi murid yang berhasil. Penekanan yang besar pada nilai dan angka sebagai dasar tujuan terpenting keuntungan belajar akan memberikan tekanan kepada murid-murid untuk mencari jalan yang paling berguna sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan dari luar terhadap apa yang telah mereka pelajari. Selain itu hal ini mendorong murid-murid kesebuah jalan yang kecil dan belajar tanpa kegembiraan.

Sumadi menjabarkan faktor anak yang berpengaruh antara lain sebagai berikut;

a. Faktor-faktor fisiologis, baik keadaan jasmani secara umum ataupun tertentu yang berkaitan dengan pembelajaran

b. Faktor-faktor psikologis, antara lain;

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas 2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan berkeinginan

untuk selalu maju.

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.

4) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.13

2. Faktor lingkungan, yaitu kondisi diluar diri anak berupa lingkungan fisik dan social

(7)

dan sebagainya. Untuk itu harus termasuk dalam perhitungan masalah lingkungan. Lingkungan harus diciptakan dalam tujuan pendidikan. Sumadi membaginya menjadi dua

a. Lingkungan sosial,

Lingkungan yang berkaitan dengan interaksi dengan orang lain. faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu hadir secara langsung maupun tidak langsung. Woldkowski dan Jaynes tiga pengaruh utama dalam motivasi belajar selain factor anak, yaitu: budaya, keluarga, sekolah.14

1) Budaya.

Masing-masing kelompok etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan, baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai ini diberikan melalui beberapa cara seperti pengaruh agama, mitos dan dongeng-dongeng dari kebudayaannya, undang- undang politik untuk pendidikan, status gaji para guru, serta melalui beberapa harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka untuk sekolah dan peran mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Kebudayaan juga telah banyak menyuarakan tentang penghargaan apa yang harus dicapai dan diharapkan bagi murid-murid yang sedang belajar.

Seperti halnya pada budaya Jepang. Masyarakat Jepang menempatkan suatu nilai yang tinggi atas keberhasilan pendidikan selain itu, prestasi di sekolah sangat berat kaitannya dengan kebaikan pribadi. Bersekolah merupakan persoalan moral. Sehingga, ketika seorang murid menyerahkan usaha kerasnya dalam mengejar pendidikan akademisnya, hal ini tercermin secara positif dalam diri murid itu sebaik mencerminkan keluarganya.

2) Keluarga.

Berdasarkan penelitian dan pengalami klinisnya, orang tua berpengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap tahap perkembangannya. Kenyataannya, keterlibatan orang tua secara antusias adalah karakteristik yang paling umum. Orang tua merupakan guru pertama dan paling penting dalam kehidupan seorang anak.

3) Sekolah.

(8)

yang mereka ajarkan dan mengomunikasikan dengan murid-murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Namun antusiasme bukan lahir dari gen namun dipengaruhi oleh sebuah tujuan perasaan-perasaannya dan sebuah kegembiraan berbagi pengetahuan, kebanggaan akan profesinya berhubgnan dengan peningakatan pembelajaran siswa.

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, Salahuddein dkk. mengharapkan guru perlu menciptakan kondisi sesuatu proses yang mengarahkan peserta didik itu melakukan aktifitas belajar. Untuk dapat belajar yang baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Memberikan motivasi kepada peserta didik, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.

Diantara hal yang dapat mendorong peserta didik belajar adalah : hadiah berupa pujian, benda, uang, ataupun lainnya, juga hal lain yang merupakan motivasi belajar, antara lain disebutkan sebagai berikut :

a) Kelengkapan alat pengajaran b) Sikap guru yang simpatik

c) Keberhasilan dan kerapian ruangan

d) Kata-kata guru yang menyenangkan dan berwibawa

e) Kerajinan dan Ketelitian guru dalam memeriksa pekerjaan siswa f) Kesadaran akan tujuan dan manfaat pelajaran

g) Rasa bersaing

h) Keseluruhan hubungan, dan lain sebagainya.15

Semua factor selanjutnya perlu dikelola secara seksama guna ketepatan dalam motivasi belajar. Woldkowski dan Jaynes menegaskan bahwa semua kemungkinan di dunia yang paling baik bagi pengembangan motivasi belajar adalah ketika ada keselarasan dari semua pengaruh motivasi belajar tersebut. Jika nilai budaya bisa menghargai usaha sebagai bagian yang diperlukan dari belajar, keluarga serta sekolah juga memberikan dukungan persetujuan sepenuhnya dengan penghargaan ini, maka para siswa akan tahu, menerima dan mengenali penghargaan tersebut.

(9)

wawasan sosial yang luas; kepribadian yang baik, berakhlakul karimah; dan pengakuan dari masyarakat dan atau Negara.16

Kapasitas yang luas dari pengelola kelas hingga pembimbing siswa bisa memberikan gambaran lengkap tentang kondisi kelas beserta siswanya bagi guru kelas. Senjaya dalam Samisih menyebutkan, sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.17 Peran itu bisa

menjadi dasar untuk pengembangan motivasi belajar tiap siswa. Perhatian itu didasari dengan kondisi masing-masing siswa dan menyesuaikannya dengan situasi perkembangan sekolah.

Dalam hubungan ini, guru harus berusaha agar siswa memiliki minat belajar yang tinggi. Motivasi intrinsik ini menonjolkan dorongan belajar yang berasal dari dalam dirinya sendiri, sehingga ia berbuat untuk memenuhi kebutuhan itu. Guru kelas kemudian harus berusaha membangkitkan semangat untuk mencapai hasil yang tinggi dan bukan hanya sekedar berhasil. Siswa bisa terdorong untuk berupaya keras yang mencapai hasil yang tinggi karena keinginan diri sendiri.

Dari hasil penelitian Hoover dalam Oemar Hamalik, Hamzah menjelaskan beberapa prinsip bagi guru dalam mengembangkan motivasi belajar. Diantaranya adalah sebagai berikut;18

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman.

b. Para siswa membutuhkan psikologis yang bersifat dasar yang perlu mendapat kepuasan.

c. Dorongan yang muncul dari dalam (Intrinsik), lebih efektif dibandingkan dengan dorongan yang muncul dari luar (Ekstrinsik), dalam menggerakkan motivasi belajar siswa.

d. Tindakan-tindakan atau respons siswa yang sesuai dengan tujuan, perlu diberikan penguatan untuk memantapkan hasil belajar.

e. Motivasi mudah menular kepada orang lain.

f. Pemahaman siswa yang jelas terhadap tujuan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

g. Minat siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri, akan lebih besar dibandingkan dengan tugas yang dibebankan oleh orang lain.

h. Berbagai macam penghargaan seperti ganjaran yang diberikan dari luar kadangkadang diperlukan untuk merangsang minat belajar siswa. i. Penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

(10)

materi pelajaran yang akan disampaikan.

k. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat siswa yang tergolong lamban, ternyata kurang bermanfaat untuk siswa yang tergolong cepat belajar.

l. Tidak semua kecemasan berdampak negativ terhadap motivasi belajat siswa.

m. Keadaan psikologis yang serius seperti kecemasan dan emosi yang berat dapat menyebabkan kesulitan siswa dalam belajar.

n. Tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikerjakan akan menyebabkan frustasi kepada siswa, bahkan dapat mengakibatkan munculnya efek-efek negativ, seperti munculnya perbuatan-perbuatan menyimpang (misalnya menyontek atau mencontoh).

o. Setiap siswa memiliki kadar emosi yang berbeda.

p. Pengaruh kelompok sebaya pada umumnya lebih efektif dibandingkan pengaruh orang dewasa dalam membangkitkan motivasi belajar siswa bagi para remaja.

q. Motivasi berhubungan dengan peningkatan kreativitas.

Guru kelas kelas dalam meningkatkan motivasi belajar secara intrinsik bisa melakukan hal-hal sebahgai berikut :

1. Menunjukan dari kegiatan belajar yang akan dilaksanakan sehubungan dengan tujuan dan materi pelajaran.

2. Membesarkan hati siswa dengan menerangkan, bahwa mereka pasti akan berhasil, apabila mau berusaha dengan sungguh-sungguh.

3. Memberikan penjelasan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami siswa, apapun metode yang digunakan sesuai dengan pilihannya.

4. Bersifat simpatik dan tidak menakutkan. 5. Memberikan kesempatan untuk bertanya.

6. Memberikan kesempatan untuk menjawab atau memecahkan masalah yang dianjurkan teman.

7. Mempergunakan alat dengan cara yang tepat, sehingga siswa lebih memahami pelajaran.

8. Bersifat adil dalam memberikan kesempatan, memberikan tugas, meminta bantuan, menghakimi suatu perkara, memberikan pujian, memberikan larangan, memberikan sangsi, memberikan bantuan dan menilai pekerjaan siswa.

9. Segera memberikan atas tugas pelajaran yang telah dikumpulkan dan segera pula membagikan kepada siswa.

(11)

yang tidak dipahami.

11. Memberikan kesempataan untuk ikut serta memecahkan masalah bersama, misal: rencana sinau wisata atau silaturrahmi.

12. Mengatur ruangan kelas sedemikian rupa sehingga siswa merasa betah belajar, bersih, rapi, dan sebagainya.

13. Bersedia minta maaf dan memaafkan. 14. Belajar tepat pada waktunya.

15. Merapikan dan menjaga kebersihan pakaian.

16. Menyesuaikan bahan pelajaran dengan tingkat kemampuan siswa. 17. Memberikan tugas dan pelajaran rumah dan memeriksanya.19

Dalam mata pelajaran, Hamzah dari Fathurrohman dan Sutikno menyarankan guru kelas juga dapat melengkapi dengan pemberian motivasi berupa; (1) Menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik, (2) Hadiah, (3) Saingan/Kompetisi, (4) Pujian, (5) Hukuman, (6) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar, (7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik, (8) Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, (9) Menggunakan metode yang bervariasi dan (10) Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.20

F. Penutup

Guru kelas merupakan komponen penting dalam pengembangan minat dan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Ia berperan aktif dan menempatkan dirinya sebagai tenaga profesional. Dalam arti khusus dapat dikatakan setiap guru harus bertanggung jawab untuk membawa para siswanya ke araah kedewasaan dengan memberikan motivasi belajar Guru kelas berperan penting dalam peningkatan motivasi belajar siswa dari dalam dirinya sendiri. Sebab motivasi belajar siswa dapat meningkat jika guru kelas sering memberikan rangsangan dari luar. Motivasi belajar intrinsic itu dikembangkan dengan mengombinasikan fungsi guru kelas dalam mata pelajaran, pengelolaan kelas dan bimbingan siswa.

Catatan Akhir

1 Nurhayati, “Perbedaan Pengaruh Fungsi Guru (Guru Bidang Studi Dengan Guru Kelas) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Tingkat IQ Siswa,” Jurnal

Formatif 4(2): 140-149, 2014.

2 Samisih,Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar,” Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, Vol. 1 No. 1 Juli 2014, h. 58-68

3 Mizlawaty Hamzah, “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V Sdn 5 Telaga Kabupaten Gorontalo,”

http://kim.ung.ac.id/index.php/ KIMFIP/article/viewFile/4154/4130

4 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.73

(12)

6Sardiman, Interaksi …, h. 20 7Ibid.

8Ibid, h. 20

9 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres. 1987) h.72 10Ad. Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, (Jakarta: PT Gramedia, 2006 ), h.1 11Ibid.

12 John W.Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 156

13Sardiman, Interaksi …, h.221.

14 R.J. Wlodkowski, dan J.H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta : Cerdas Pustaka, 2004), h. 89-90

15 Mahfudh Shalahuddin dkk.,Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), h. 30

16 Hamzah, “Peran …” 17 Samisih,Peran…” 18 Hamzah, “Peran …” 19Ibid, hal, 32.

20 Hamzah,” Peran…”

Daftar Pustaka

Ad. Rooijakkers. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Gramedia, 2006 . Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

John W.Santrock. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2007.

Mahfudh Shalahuddin dkk. Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya: Bina Ilmu, 1987.

Mizlawaty Hamzah. “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V Sdn 5 Telaga Kabupaten

Gorontalo.” http://kim.ung.ac.id/index.php/

KIMFIP/article/viewFile/4154/4130

Nurhayati. “Perbedaan Pengaruh Fungsi Guru (Guru Bidang Studi Dengan Guru Kelas) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Tingkat IQ Siswa.” Jurnal Formatif 4(2): 140-149, 2014.

R.J. Wlodkowski, dan J.H. Jaynes. Motivasi Belajar. Jakarta : Cerdas Pustaka, 2004.

Samisih. “Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar.” Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, Vol. 1 No. 1 Juli 2014, h. 58-68

Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar., Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar nasabah tidak mendapatkan tawaran dari Bank lain karena nasabah sudah menggunakan produk Tabungan Pendidikan Anak (Tadika).. Sebagian lagi ada yang

Dapat disimpulkan bahwa fraksi etanol dari ekstrak etanol 70% buah pare (Momordica charantia L.) memiliki sifat sitotoksik terhadap sel HeLa yang masuk dalam rentang amat

Produk yang ditawarkan bisnis ini adalah SEABOWL yaitu olahan seafood terdiri dari kerang hijau, ikan dori, crayfish yang telah diolah terlebih dahulu sebelumnya.. Industri

Prosedur yang terdapat pada Sistem Pelayanan Prosedur Tambah Daya yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:. Pelanggan memberikan ID pelanggan dan daya yang diminta kepada

Kota Surakarta yang kemudian dikenal dengan Solo, mempunyai sejarah yang panjang sebagai bagian dari pusat kebudayaan Jawa. Solo Past is Solo Future , merupakan slogan

“Wahono Saputro dan Ahmad Wahyu Hidayat diperiksa sebagai saksi atas tersangka RRN (Rajesh Rajamohanan Nair) terkait tindak pidana korupsi memberi hadiah atau janji kepada

Sejajar dengan Model Ekonomi Baru yang menekankan kepentingan peralihan kepada ekonomi berasaskan pengetahuan (K-Economy), kertas ini mencadangkan rangka kerja

Karena disana pun ada yang berdakwah kepada Allah dan menyeru kepada Aqidah ini, akan tetapi itu adalah perjuangan perorangan, berbeda dengan perjuangan disini