• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK M (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK M (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK

MEMPREDIKSI JUMLAH PENGGUNA ALAT KB DI INDONESIA

DENGAN METODE

BACKPROPAGATION

Prionaka Luthfi Mahendra1(201253077), Risal Maulana Failun2(201253078) Wisnu anshori3(201253079), Arytha Apriyantho4(201253106)

Riyan Andriyansah5(201253066)

Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Sistem Informasi, Universitas Muria Kudus

Abstrak - Pada instansi pemerintah Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (Badan KB Dan PP) di indonesia memiliki data pengguna alat KB. Jumlah pengguna alat KB baru setiap bulan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kontrasepsi. Pengguna alat KB terdiri dari Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia. Penelitian ini adalah prediksi pengguna alat KB di Indonesia. Jadi teknik yang digunakan untuk penelitian adalah teknik prediksi. Dalam teknik prediksi akan menerapkan jaringan syaraf tiruan (JST) dengan menggunakan metode backpropagation. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data pengguna alat KB pada tahun 2007-2009.

Kata Kunci : pengguna alat KB, Jaringan Syaraf Tiruan, Backpropagation

I. PENDAHULUAN

Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan

(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB adalah bagian yang terpadu (integral)

dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan

ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan

yang baik dengan kemampuan produksi nasional [1].

Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan

alat/cara kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali yang menggunakan metode

kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran [2].

Setiap bulannya peserta KB baru mengalami peningkatan. Hal tersebut merupakan bukti

bahwa Badan KB dan PP mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk seperti misi

yang yang telah ada. Salah satu misi tersebut adalah mengendalikan pertumbuhan penduduk

melalui peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat [2]. Sehingga peserta KB baru

perlu diprediksi dengan cepat dan akurat karena untuk mengetahui setiap bulan terjadi

(2)

Metode yang digunakan untuk memprediksi adalah Metode Backpropagation.

Backpropagation merupakan suatu pelatihan dengan jenis terkontrol (supervised) dimana

pelatihan tersebut menggunakan pola penyesuaian bobot untuk mencapai nilai kesalahan

yang minimum antara keluaran hasil prediksi dengan keluaran yang nyata [3].

Diharapkan metode Backpropagation dapat memprediksi jumlah peserta KB baru setiap

bulannya dengan hasil yang akurat.

II. PREDIKSI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

A. Prediksi

Prediksi adalah mempertimbangkan nilai yang belum terlihat pada masa yang akan

datang berdasarkan pola-pola yang terjadi sebelumnya. Prediksi merupakan proses

memperkirakan sesuatu dengan mengoreksi aksi sebelumnya, untuk meramalkan suatu

kondisi dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk menjawab permasalahan tersebut.

Perhitungan tersebut dapat menggunakan jaringan saraf tiruan dengan Metode

Backpropagation [4].

B. Peserta KB baru

Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan

alat/cara kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali yang menggunakan metode

kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran [2].

C. Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia

untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah buatan

artinya adalah digunakan karena jaringan syaraf diimplemintasikan menggunakan program

komputer yang dapat menyelesaikan proses perhitungan selama proses pembelajaran [5].

D. Backpropagation

Backpropagation adalah sebuah metode umum pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan

bagaimana melakukan tugas yang diberikan. Algoritma Backpropagation digunakan di layer

feed-forward Jaringan Syaraf Tiruan [3].

Dalam MLP Bakpropagation, algoritma pelatihan mempunyai dua fase.Fase pertama,

vektor pola masukan diberikan pada layer masukan.Jaringan kemudian. Jaringan kemudian

merambatkan pola masukan dari layer masukan ke layer tersembunyi pertama, kemudian

diteruskan ke layer tersembunyi berikutnya sampai nilai keluaran dibangkitkan oleh layer

keluaran. fase kedua, jika nilai pola keluaran berbeda dengan nilai keluaran yang diinginkan,

error akan dihitung, kemudian dirambatkan balik dari layer keluaran sampai kembali ke

(3)

Langkah- langkah metode backpropagation :

Langkah 1 : Inisialisasi

Inisisalisasi semua bobot pada layer tersembunyi dan layer keluaran, tetapkan fungsi aktivasi

yang digunakan pada setiap layer. Inisialisasi bisa menggunakan bilangan acak dalam

jangkauan [-0.5, 0.5] atau menggunakan distribusi uniform dalam jangkauan kecil :

Fi adalah jumlah neuron masukan neuron I dalam Jaringan Syaraf Tiruan. Langkah 2 : Aktivasi

Mengaktifkan jaringan dengan menerapkan masukan, X1(p), X2(p),...Xn(p), dan keluaran

yang diharapkan , Yd1(p), Yd2(p), ..., Ydn(p).

a. Hitung keluaran yang didapatkan dari neuron dalam layer tersembunyi :

n adalah jumlah masukan pada neuron j dalam layer tersembunyi

b. Hitung keluaran yang didapatkan dari neuron dalam layer keluaran

m adalah jumlah masukan pada neuron k dalam layer keluaran.

Langkah 3 : Perbarui Bobot

Bobot diperbarui pada saat error dirambatkan balik dalam Jaringan Syaraf Tiruan, error yang

dikembalikan sesuai dengan arah keluarnya sinyal keluaran.

a. Hitung gradien error untuk neuron dalam layer keluaran :

Hitung koreksi bobot :

Perbarui bobot pada neuron layer keluaran :

(4)

Hitung koreksi bobot :

Perbarui bobot pada neuron layer tersembunyi:

Langkah 4 : Iterasi

Naikan satu untuk iterasi p, kembali ke langkah 2 dan ulangi proses tersebut sampai kriteria

error tercapai.

III. IMPLEMENTASI

A. Objek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan adalah data pengguna alat KB baru di Indonesia

terdiri dari Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia. Data yang digunakan dari tahun

2007 – 2009. Namun, data yang digunakan sebagai pelatihan data tahun 2007 dan tahun

2008. Data tahun 2009 sebagai data pengujian. Data tahun 2009 digunakan sebagai

pembanding data hasil prediksi tahun 2009 dengan data asli tahun 2009.

B. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

merupakan data berupa angka. Data dalam penelitian ini yang digunakan adalah data

pengguna alat KB pada bulan Januari 2007 sampai bulan Desember 2009.. Data kami

peroleh dari http://data.go.id/dataset/persentase-pengguna-alat-keluarga-berencana-kb.

Data yang kami teliti berjumlah 482 record yang terdiri dari seluruh kabupaten dan kota di

Indonesia.

Tabel 1. Sampel data mentah

kode

provinsi nama_provinsi

Kode

kabkota nama_kabkota 2007 2008 2009

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1101 Kab. Simeulue 73.8 40.83 59.09

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1102 Kab. Aceh Singkil 73.5 54.33 64.18

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1103 Kab. Aceh Selatan 64.75 45.87 44.06

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1104 Kab. Aceh Tenggara 52.91 52.18 61.53

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1105 Kab. Aceh Timur 56.63 59.78 52.92

11 Prov. Nanggroe

(5)

Aceh Darussalam

Aceh Darussalam 1112

Kab. Aceh Barat

Aceh Darussalam 1174 Kota Lhokseumawe 60.01 60.14 71.44

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1175 Kota Subulussalam 53.09 64.8 59.61

(6)

12 Prov. Sumatera

Tabel 2. Sampel data yang sudah diolah

kode

Aceh Darussalam 1101 Kab. Simeulue

0.74 0.46 0.59

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1102 Kab. Aceh Singkil

0.74 0.61 0.64

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1103 Kab. Aceh Selatan

0.65 0.52 0.44

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1104 Kab. Aceh Tenggara

0.53 0.59 0.62

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1105 Kab. Aceh Timur

0.57 0.67 0.53

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1106 Kab. Aceh Tengah

0.70 0.94 0.83

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1107 Kab. Aceh Barat

0.51 0.48 0.43

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1108 Kab. Aceh Besar

0.47 0.50 0.47

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1109 Kab. Pidie

0.30 0.44 0.34

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1110 Kab. Bireuen

0.56 0.44 0.35

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1111 Kab. Aceh Utara

0.54 0.55 0.52

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1112

Kab. Aceh Barat Daya

0.56 0.63 0.49

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1113 Kab. Gayo Lues

0.70 0.83 0.93

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1114 Kab. Aceh Tamiang

0.64 0.80 0.71

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1115 Kab. Nagan Raya

(7)

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1116 Kab. Aceh Jaya

0.38 0.47 0.60

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1117 Kab. Bener Meriah

0.73 0.91 0.84

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1118 Kab. Pidie Jaya

0.41 0.49 0.46

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1171 Kota Banda Aceh

0.56 0.62 0.61

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1172 Kota Sabang

0.56 0.73 0.72

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1173 Kota Langsa

0.62 0.74 0.72

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1174 Kota Lhokseumawe

0.60 0.68 0.71

11 Prov. Nanggroe

Aceh Darussalam 1175 Kota Subulussalam

0.53 0.73 0.60

Utara 1205 Kab. Tapanuli Utara

0.42 0.43 0.28

Utara 1209 Kab. Simalungun

(8)

C. Implementasi Backpropagation

1. Pelatihan

Pelatihan jaringan dilakukan dengan menggunakan Matlab Tools. Inisiasi model

jaringan yang digunakan adalah sbb :

1) Variabel/parameter yang digunakan sebagai pembentuk jaringan antara lain :

a. jumlah epoch atau iterasi maksimal : 500 iterasi

b. target error : 0,0001

2) Selanjutnya hasil latihan akan disimpan dan diukur akurasinya dengan

dibandingkan dengan target seharusnya.

3) Untuk memvalidasi model NN yang sudah ditraining, dimasukkan data validation

yang akan diukur tingkat akurasinya dibandingkan dengan target data validation tsb.

4) Selanjutnya setelah validasi mencapai angka yang lebih baik atau minimal sama

dengan data training, maka dari jaringan yang sudah dilakukan pelatihan/learning

model tersebut disimpan untuk dapat dilakukan testing terhadap dataset testing yang

sudah diinisiasikan sebelumnya. Hasil testing ini juga akan diukur akurasinya,

dibandingkan dengan target data testing yang seharusnya.

5) Simulasi learning yang dilakukan dapat terlihat pada gambar simulasi berikut :

Gambar 1. Grafik nilai MSE pada pelatihan tahun 2007

Berdasarkan dari hasil pelatihan menggunakan data tahun 2007 nilai MSE didapatkan

(9)

Gambar 2. Grafik nilai MSE pada pelatihan tahun 2008

Berdasarkan dari hasil pelatihan menggunakan data tahun 2008 nilai MSE didapatkan

sebesar 0.0083285 pada iterasi ke-147.

Gambar 3. Grafik nilai MSE pada pelatihan tahun 2009

Berdasarkan dari hasil pelatihan menggunakan data tahun 2009 nilai MSE didapatkan

sebesar 0.00019095 pada iterasi ke-159.

IV. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil pelatihan menggunakan data tahun 2007 nilai MSE didapatkan

sebesar 0.024469 pada iterasi ke-30. Sedangkan pelatihan dan pengujian data pada tahun 2008

(10)

nilai MSE didapatkan sebesar 0.00019095 pada iterasi ke-159. Dengan nilai MSE tersebut

sehingga metode Backpropagation mampu memprediksi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Depkes, "1999".

[2] Badan KB dan PP, "Umpan Balik Program KB November 2012," Kabupaten Semarang,

2012.

[3] M.F Andrijasa and Mistianingsih , "Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi

Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma

Pembelajaran Backpropagation," Jurnal Informatika Mulawarman, 2010.

[4] Iriansyah BM Sangadji, "Prediksi Perilaku Pola Pengunjung Terhadap Transaksi Pada

Toko Buku Gramedia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Back Propagation,"

Teknik Informatika STT PLN, 2009.

[5] Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, and Muhammad Ishak Jumarang, "Prediksi

Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia

Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik," PRISMA FISIKA, vol.

Vol. I, No. 1, p. 41, 2013.

[6] Administrator. (2014, Mei). Persentase Pengguna Alat Keluarga Berencana (KB) .

Retrieved Desember 23, 2014, from data.go.id:

Gambar

Tabel 1. Sampel data mentah
Tabel 2. Sampel data yang sudah diolah
Gambar 1. Grafik nilai MSE pada pelatihan tahun 2007
Gambar 2. Grafik nilai MSE pada pelatihan tahun 2008

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pendidikan tergantung dari lembaga yang melaksanakan, tujuan tersebut pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup orang yang mendesain pendidikan itu,

7.1.7 Selepas mendapat pengesahan dari Kumpulan Tuntutan Potongan, disket tuntutan sedia untuk di hantar kepada jabatan ( Prosedur 8 dan fail di e- mail kepada Jabatan Bendahari

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetakan, fotokopi, microfilm, VCD, CD-ROM, dan rekaman suara) tanpa izin

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menyusun penelitian dengan judul “ Analisis Penilaian pengunjung terhadap atribut pengelolaan pariwisata

Halaman ini berisi menu data basis kasus yang berfungsi mengelola basis kasus dan menu logout untuk keluar dari area pakar. Halaman beranda pakar dapat dilihat pada

Secara umum hasil penelitian menunjukkan ketiga subjek memiliki kecenderungan memandang diri sebagai seorang remaja indigo yang memahami dan menerima keunikan diri yang

10.10.2 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untukmencapai.. 10.10.10.2 Memahami

Oleh karena itu, perlu disusun suatu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk tenaga kerja Indonesia yang dalam bidang pekerjaannya membutuhkan penguasaan Bahasa