• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Etnografi Mengenai Budaya Literasi di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Etnografi Mengenai Budaya Literasi di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEADAAN BUDAYA LITERASI DI DESA PERCUT

2.1. Konsep Budaya Literasi

Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis atau keberaksaraan. Literacy merupakan kemampuan menggunakan membaca dan menulis dalam melaksanakan tugas-tugas yang bertalian dengan dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah. Istilah literasi visual (visual literacy) ini pertama sekali digunakan oleh seorang penulis bernama John Debes (1968).Kirsch dan Jungeblut dalam bukunya Literacy: Profile of America’s Young Adults menyebutkan literasi kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam memanfaatkan informasi tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas.

(2)

Di kelompok masyarakat pesisir percut kata literasi masih menjadi kata asing yang belum pernah mereka dengar. Hanya sebagian saja yang paham apa itu literasi. Literasi secara sederhana mereka artikan sebagai kegiatan membaca dan menulis. Menurut mereka apabila ingin bisa menulis maka harus bisa membaca. Dari wawancara-wawancara yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa membaca adalah untuk memperoleh pengetahuan, membaca sebagai ibadah, dan membaca untuk mengisi waktu luang.

2.1.1. Membaca Untuk Memperoleh Pengetahuan

Membaca untuk memperoleh pengetahuan disampaikan oleh Ely (24 tahun) yang merupakan alumni Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Membaca untuk memperoleh pegetahuan dalam pandangan Ely adalah ketika membaca akan menemukan pengetahuan baru yang bisa mereka dapat dari bahan bacaan yang mereka baca tersebut. Pengetahuan bisa meliputi pengetahuan umum, pengetahuan agama dan informasi terkini.

“Dengan membaca kita bisa memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan buku yang kita baca. Bisa buku agama, buku-buku umum, dan wacana yang sedang berkembang saat ini. Informasi tentang cara masak juga saya dapat dari membaca majalah. (Ely, 24 tahun)”

(3)

“Pendidikan sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Dari pendidikan bisa mengantarkan pemuda untuk meraih masa depan yang lebih baik. Dengan membaca wawasan kita lebih luas. Membaca membuat saya lebih percaya diri saat berbicara formal dengan orang lain. Dari membaca saya bisa menggali informasi banyak yang tersebar di dunia dan saya merasa denganmembaca bisa mengenal dunia lebih luas” (Maulidayani, 20 Tahun).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Willy (23, Tahun). Willy merupakan seorang mahasiswa Psikologi di Universitas Medan Area. Willy mengatakan bahwa keberaksaraan sangat penting di jaman seperti sekarang. Semua orang berkompetisi untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan anak-anak pesisir harusnya tidak kalah dengan anak-anak-anak-anak di Kota dalam berkompetisi.

Untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik anak-anak harus menempuh pendidikan yang tinggi. Anak-anak pesisir tidak boleh kalah berkompetisi, maka dari itu harus sekolah dan mampu membaca. Semua anak di Indonesia berhak mengikuti pendidikan yang tinggi sesuai yang ada di dalam undang-undang negara kita” (Willy, 23 tahun)

Dari kutipan wawancara di atas dapat diartikan bahwa membaca merupakan cara seseorang untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Membaca dapat menambah kemampuan seseorang dalam berbicara dan beradaptasi. Dengan membaca dapat meningkatkan kecerdasan verbal9 dan linguistik10 seseorang karena membaca memperkaya kosakata11

Definisi ini sesuai dengan pendapat Sudarso (1996: 4), membaca adalah tidak hanya sekedar membunyikan lambang-lambang bunyi bahasa yang tertulis. Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang mengarahkan sejumlah besar tindakan yang berbeda- beda. Membaca bisa mempengaruhi kemampuan berpikir

. Dengan literasi juga maka seseorang akan memperoleh kehidupan dan pekerjaan yang lebih layak.

9

Secara lisan (bukan tulisan) 10

(4)

seseorang untuk mendapatkan gagasan yang inovatif dan solusi kreatif serta bisa membuat seseorang mampu berkomunikasi dengan baik melalui tutur kata yang sopan dan akurat dan juga memiliki wawasan yang luas tentang apa yang akan disampaikannya.

2.1.2. Membaca Untuk Ibadah

Ibadah secara etimologi adalah perbuatan menyembah atau menghamba dengan penuh kecintaan. Ibadah dalam agama islam adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam agama islam perintah beribadah difirmankan Allah di dalam Al-Quran yang berbunyi “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (QS. Adz. Dzariyat;56). Artinya beribadah menjadi kewajiban yang harus ditegakkan seseorang yang mempercayai agama islam dan adanya Allah.

Menurut Abdullah At Tuwaijry (2007) ibadah digunakan hambanya untuk 2 hal yaitu,

a) Menyembah, yaitu merendahkan diri kepada Allah SWT denganmelakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya karenarasa cinta dan mengagungkan-Nya.

(5)

Dalam konteks agama islam menurut Edi Suresman, ibadah mempunyai 3 fungsi utama yaitu,

1. Sebagai bentuk realisasi bagi manusia yang diberi tanggung jawab oleh Allah menjadi khalifah dan hamba Allah di muka bumi.

2. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi vertikal dengan Sang Khaliq.

3. Meningkatkan derajat manusia di mata Allah.

Ibadah dalam pandangan masyarakat di Desa Percut memiliki artian sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang sudah memberi limpahan rezeki. Ibadah diartikan sebagai cara bersyukur seorang hamba terhadap Tuhannya. Sama seperti umat muslim lainnya, umat muslim di Desa Percut juga melaksanakan ibadah rutin shalat, mengaji, berpuasa, zakat, dan haji. Dari ibadah-ibadah yang dilakukan masyarakat di Percut, ibadah yang berkaitan dengan literasi menurut mereka adalah Shalat dan membaca Al-Quran.

Shalat adalah bentuk ibadah yang rutin dilakukan oleh umat muslim setiap harinya. Shalat sebagai rukun islam yang kedua merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan seseorang pemeluk agama islam. Shalat dalam pengetahuan saya adalah cara berkomunikasi dengan Allah melalui bacaan-bacaan serta gerakan.

(6)

kerja, yaitu shalat dzuhur dan ashar mesjid juga selalu penuh. Mesjid umumnya diisi oleh laki-laki baik yang masih anak-anak hingga yang sudah tua. Saya melihat agama begitu melekat dengan keseharian masyarakat di Desa ini. Menurut salah seorang informan dalam penelitian ini, agama memang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat suku melayu. Menurutnya anak-anak sejak kecil sudah diajarkan shalat, membaca al-quran dan belajar agama.

“Sejak kecil anak-anak sudah diajarkan shalat, agama, dan

mengaji. Jadi wajar aja kalau di sini mesjid penuh terus apalagi

kalau bulan puasa gini” (Rojai, 29 Tahun).

Rojai yang berprofesi sebagai guru mengaji di Madrasah Diniyah Awaliyah Persil ini mengatakan bahwa shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan. Agama semakin kokoh apabila shalat tetap dilaksanakan oleh umat muslim. Selama umat muslim masih ada di dunia, adzan tidak akan pernah terputus di dunia ini menurutnya.

Konsep literasi dalam pandangan mereka adalah termasuk dalam menghafal bacaan-bacaan dalam shalat. Bacaan-bacaan shalat yang mereka baca pada saat shalat tersebut mengartikan bahwa mereka sudah berliterasi. Bacaan-bacaan ini yang mereka anggap membawa pahala dan merupakan suatu ibadah.

(7)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya”

Membaca Al-Quran merupakan amalan yang sangat mulia seperti amalan shalat. Dalam Al-Quran terkandung pengetahuan-pengetahuan duniawi maupun agamawi yang tersembunyi. Pengetahuan akan didapatkan seseorang apabila mampu membaca dan menafsirkan Al-Quran secara benar.

Seperti halnya shalat, membaca Al-Quran menjadi ibadah yang wajib dilakukan oleh masyarakat di percut yang beragama islam. Membaca Al-Quran biasanya mereka lakukan setiap sebelum shalat dan setelah shalat. Membaca Al-Quran ini dilakukan baik di mesjid, rumah, atau tempat pengajian. Mengaji atau membaca Al-Quran rutin dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa di percut. Mengaji menurut pandangan mereka merupakan bentuk dari literasi, karena ada yang dibaca dan ada yang dipahami. Mengaji Al-Quran juga berliterasi dikarenakan umat muslim juga harus menafsirkan isi dalam Al-Quran tersebut.

Pada saat penelitian ini dilakukan, saya selalu melihat Bang Jai mengaji pada saat selesai subuh. Dia mengatakan untuk selalu menyempatkan membaca Al-quran setiap subuh untuk mengirim doa ke orang tua dia yang memang sudah lama meninggal.

(8)

masih hidup diganti dengan mengirim doa selalu dengan membaca ayat-ayat Al-quran. Dia sebagai seorang guru mengaji harus tetap mengasah kemampuan membacanya. Dia tidak mau mengajarkan kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, apalagi yang diajarkan adalah ilmu agama.

Guru mengaji punya tanggungjawab di akhirat karena yang diajarkan agama. Kalau salah mengajarkan akan terus salah sampai akhirat. Jadi aku setiap hari harus mengaji biar gak salah-salah (Jai, 29 tahun).”

Siang ini saya ikut ke tempat dia mengajar mengaji. Di sana dia terlihat lebih tua karena anak didiknya memanggil bapak. Bang jai terlihat canggung saat mengajar, mungkin karena ada saya. di tempat mengaji suasana terlihat antusias, anak-anak mengaji dengan lantang tapi tak sedikit juga mereka sambil mengobrol dengan teman-temannya. Mengaji di sini hanya sampai menjelang sholat ashar saja

Selain mengaji Al-Quran, masyarakat juga mengaji bahan-bahan bacaan lain seperti buku aqidah, fiqih, dan yang berkaitan dengan agama. Membaca bahan-bahan agama ini mereka anggap sebagai ibadah yang dapat menambah pengetahuan mereka tentang agama. Saat penelitian ini dilakukan, memang bahan bacaan yang dimiliki masyarakat adalah AL-Quran dan buku-buku fiqih.

2.1.3. Membaca Sebagai Hiburan

(9)

berwisata. Menghibur diri biasanya dilakukan saat seseorang sedang sedih, galau, dan sendirian.

Membaca dapat dikatakan sebagai hiburan seseorang saat sedang sendiri dan memiliki waktu luang. Hasil wawancara saya dengan Zainuddin (27, Tahun) menyimpulkan bahwa membaca di waktu luang menurutnya sebagai cara untuk menghibur diri. Membaca majalah yang penuh dengan gambar menghilangkan rasa jenuh kalau tidak sedang bekerja menurutnya.

“Aku baca kalau tiada ulah untuk mengisi waktu kosong pas

gak melaut atau di mesjid. Itupun yang kubaca buku-buku

majalah kalau di mesjid buku fiqih dan buku-buku agama aja”

Zainuddin (27, Tahun)

Dari kutipan wawancara di atas dapat diartikan bahwa membaca bukan hanya untuk memperoleh informasi atau pengetahuan dari bahan bacaan yang dibaca melainkan sebagai cara seseorang untuk mengisi waktu luang atau pada saat tidak bekerja.

2.2 Kepemilikan Bahan Bacaan pada Masyarakat Desa Percut 2.2.1 Bahan Bacaan Agama

(10)

Pesisir Percut yang mayoritas bersuku melayu adalah beragama islam. Kebudayaan Melayu yang memeluk agama islam secara garis besar tidak pernah bisa dilepaskan dari sejarah pengaruh Islam di semenanjung Sumatra dan Malaysia di masa lampau. Hingga saat ini, hampir semua masyarakat yang bersuku melayu adalah beragama islam.

Ketika kita berkunjung ke rumah warga di Percut maka bahan bacaanyang bisa kita temukan adalah Al-Quran, buku Yasin dan sejenisnya. Saat peneliti mengunjungi dan melakukan wawancara dengan pemilik rumah maka mereka menjawab hanya ada Al-Quran dan buku Yasin saja.

“Kalau Al-Quran semua rumah di sini pasti punya. DanSelesai shalat aku memang baca Al-Quran. Baca Al-Quran ini sekalian kirim doa untuk orang tua aku yang udah meninggal. Kalau pun baca buku, ya buku-buku fadillah aja yang aku baca karna itu yang aku suka”. (Roja’i, 29 Tahun).

(11)

2.3. Sarana Baca

2.3.1. Perpustakaan Sekolah

Menurut Sutarno NS (2006 : 11) Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung atau bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta memberi pelayanan kepada murid dan guru dalam proses belajar mengajar (Soeatminah, 1992 : 37).

Perpustakaan sekolah menjadi bagian yang sangat penting dalam proses pendidikan kepada peserta didik. Untuk pengembangan literasi, proses pengajaran, proses pembelajaran dan membentuk budaya membaca kepada peserta didik, perpustakaan sekolah harus berjalan dengan optimal dan sesuai fungsinya. Perpustakaan menurut Darmono (2007) memiliki fungsi sebagai:

1. Fungsi Informatif

Perpustakaan sekolah menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, maupun elektronik agar pemustaka dapat : a. Memperoleh ide dari buku yang ditulis oleh para ahli berbagai

bidang ilmu.

b. Memilih informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhannya. c. Memiliki kesempatan untuk memdapatkan berbagai informasi yang

(12)

d. Memperoleh informasi yang disediakan di perpustakaan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

2. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak maupun elektronik sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Manfaat yang diperoleh dari fungsi pendidikan adalah :

a. Pemustaka mendapat kesempatan mendidik diri sendiri secara berkesinambungan.

b. Pemustaka dapat membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual.

c. Pemustaka dapat mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru.

3. Fungsi kebudayaan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak dan elektronik yang dimanfaatkan pemustaka untuk:

a. Meningkatakan taraf hidup secara individual maupun kelompok. b. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan.

c. Mengembangkan sikap untuk menunjang kehidupan antar budaya yang harmonis.

d. Menumbuhkan budaya baca sebagai bekal penguasaan alih teknologi.

(13)

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi koleksi tercetak maupun elektronik untuk:

a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani. b. Mengembang minat rekreasi pemustaka melalui berbagai bacaan

dan pemanfaatan waktu senggang.

c. Menunjang berbagi kegiatan kreatif serta hibuaran yang positif. 5. Fungsi Penelitian

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang penelitian. Informasi meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan memiliki fungsi deposit yaitu menyimpan dan melestarikan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah.

(14)

Gambar di atas menunjukkan bahwa kondisi sarana baca yang tidak layak serta tidak adanya aktivitas di perpustkaan ini menambah daftar temuan literasi yang belum berkembang.

2.3.2. Taman Bacaan Masyarakat Rumah Baca Bakau

Taman bacaan masyarakat merupakan salah satu bentuk pendidikan berbasis masyarakat. Taman bacaan masyarakat diartikan sebagai sebuah wadah yang bergerak dalam bidang pendidikan yang mempunyai tujuan memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat dalam rangka mendorong dan menumbuhkembangkan masyarakat gemar membaca dan menulis.

Taman bacaan masyarakat yang terdapat di Desa Percut adalah taman bacaan masyarakat Rumah Baca Bakau (RBB). Letaknya berada di pesisir pantai

(15)

timur sumatera utara tepatnya di Dusun 18 Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Rumah Baca Bakau merupakan sebuah inisiatif dari seorang aktivis sosial Bapak Ismail, S.Hut, MA untuk mengabdi dan berbagi kepada anak-anak nelayan di pesisir pantai timur Sumatera Utara. Berdiri sejak awal tahun 2012 dan mulai beroperasi secara resmi pada tanggal 8 Juli 2012. Rumah Baca Bakau kini sudah menjadi taman bacaan masyarakat yang terkenal dan banyak diketahui orang. Rumah baca bakau menyediakan akses layanan bahan bacaan, pendidikan untuk anak-anak pesisir, serta menjadi pusat informasi lingkungan yang menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan. Rumah Baca Bakau secara garis besar adalah wahana untuk belajar, bermain dan berbagi untuk anak-anak serta masyarakat pesisir di desa Percut Sei Tuan.

Rumah Baca Bakau diibaratkan sebagai perahu nelayan yang ingin mengarungi lautan guna menuju samudera pengetahuan yang lebih luas. Di rumah baca ini, anak-anak saling menyelami dan memaknai kata “BACA” yang berarti belajar tiada henti. Saat wawasan dan pengetahuan mengiringi pertumbuhan kehidupan anak-anak nelayan di pesisir Percut, maka akan melahirkan generasi-generasi yang cerdas dan berani meraih mimpi dan cita-cita mereka12

Menumbuhkan minat baca adalah awal untuk membentuk masyarakat yang pintar, cerdas dan peduli terhadap kehidupannya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Stigma bahwa kebanyakan masyarakat pesisir hidup dalam keterbelakangan, bodoh, miskin dan cenderung pragmatis membuat tak banyak

.

(16)

kepedulian hadir di tengah-tengah kehidupan anak-anak nelayan ini. Untuk itulah Rumah Baca Bakau berdiri untuk mendorong dan membangun masayarakat yang cerdas dengan memberikan akses pelayanan terhadap buku dan ruang berkembang bagi anak-anak nelayan di pesisir Percut.

“Kita dirikan ini untuk meningkatkan kemampuan membaca,

menulis dan pengembangan bakat untuk anak-anak pesisir sesuai dengan level dan kapasitas anak-anak diusianya. Hal ini tentunya tidak jauh seperti apa yang diinginkan lembaga pilar sebagai pendiri Rumah Baca Bakau. Rumah Baca Bakau hadir atas kegelisahan saya melihat anak-anak Percut berkeliaran dijam sekolah.” (Ismail, S.Hut, MA)

(17)

Sampai saat ini koleksi buku yang dimiliki Rumah Baca Bakau sudah lebih dari 2000 buah buku yang tersusun rapi. Rumah baca bakau memiliki 15 rak buku dan dibagi menjadi 6 jenis buku yaitu, buku umum, komik remaja, agama untuk dewasa, agama untuk anak-anak, novel remaja dan dewasa, serta buku-buku sains.

2.4. Kegiatan Literasi pada Masyarakat di Desa Percut

Ilmu pengetahuan merupakan cara sesungguhnya untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan membaca. Dengan membaca tentunya akan mendapat informasi dan kita dapat memetik pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Hodgson (1960: 43-44), mengartikan membaca sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

(18)

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Di kalangan berpendidikan, membaca menjadi salah satu yang sangat penting dalam kehidupannya. Ilmu pengetahuan dapat diandalkan oleh kalangan berpendidikan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Contoh di kalangan akademisi, membaca dapat memperkaya pengetahuannya sehingga mampu meningkatkan kemampuan diri, berinovasi, melakukan penelitian serta mengetahui informasi terkini dan meengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Artinya, mau tidak mau mereka harus meningkatkan frekuensi membaca mereka agar tidak ketinggalan informasi yang tersebar. Dalam membaca juga kalangan berpendidikan harus mampu memahami dan menganalisis apa yang mereka baca.

2.4.1. Kegiatan Agama

(19)

digunakan untuk menyebut sebuah acara dzikir bersama yang pada hakikatnya tahlilan dan yasinan adalah bagian dari dzikir kepada Allah SWT.

Tahlilan adalah ritual atau upacara

umat

memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya

dilakukan pada hari pertama

dilakukan pada hari ke-40, ke-100, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari ke-1000.Kata “Tahlil” sendiri secara harfiah berarti berizikir dengan mengucap kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah” (tiada yang patut disembah kecuali Allah).13

Wirid di Desa percut dibagi di setiap dusun, artinya setiap dusun ada wiridnya sendiri. Wirid ini menjadi kegiatan literasi masyarakat yang rutin Di Desa percut wirid dibagi menjadi tiga kelompok. Wirid remaja, wirid Bapak-bapak, dan wirid Ibu-ibu. Wirid remaja dilakukan setiap hari kamis pada malam hari biasanya selesai shalat Isya. Wirid bapak-bapak dilakukan pada setiap hari kamis malam biasanya juga selesai shalat isya. Untuk wirid ibu-ibu dilakukan pada hari kamis siang sampai menjelang sore biasanya pukul 14.00 sampai dengan abis shalat ashar. Wirid ini rutin dilakukan setiap minggunya kecuali pada bulan ramadhan. Untuk tahlilan dilakukan pada saat sore atau malam hari di rumah warga yang baru kemalangan.

“Sejak tahun 60 an saya sudah menetap di sini. Wirid memang selalu dilakukan setiap malam jumat. Ini untuk mengirim doa saudara-saudara kita yang sudah duluan dan untuk silaturahmi warga karna setiap minggu pindah rumah wiridnya” (Pak Yusuf, 56 Tahun).

(20)

dilaksanakan. Jika dilihat bahwa di Desa Percut literasi arab memang lebih membudaya daripada literasi latin. Anak-anak kecil sudah pasti bisa membaca Al-Quran namun belum tentu bisa membaca latin.

2.4.2 Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Di zaman yang mengedepankan pendidikan seperti sekarang ini sekolah mempunyai peran yang sangat vital dalam mentransformasikan pengetahuan kepada generasi penerus bangsa. Sekolah menjadi rumah kedua bagi generasi muda untuk meraih pendidikan setelah mendapat pendidikan dari keluarganya terlebih dahulu.

Kegiatan literasi yang paling sering dilakukan anak-anak di Percut yaitu pada saat di sekolah. Di sekolah anak-anak yang bersekolah mendapat tugas untuk mengerjakan soal-soal terkait mata pelajaran yang sedang dipelajari. Tugas bisa berupa tugas yang dikerjakan di sekolah ataupun tugas yang dikerjakan di rumah atau Pekerjaan Rumah (PR). Tugasnya juga ada yang dikerjakan secara berkelompok atau yang dikerjakan individu.

(21)

atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Artinya dengan latihan-latihan yang diberikan guru dapat membantu anak dalampembelajaran.

2.4.3 Belajar di Rumah Baca Bakau

Selain sebagai sarana yang menyediakan akses layanan bahan bacaan, Rumah Baca Bakau juga aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Rumah Baca Bakau menyediakan fasilitator yang bisa mengajari anak-anak di percut khususnya di Dusun 18 pada siang hari sepulang sekolah. Peserta didik tidak ada dipungut biaya bahkan berkesempatan mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan Rumah Baca Bakau. Untuk mempermudah pembelajaran kepada peserta didik, belajar di Rumah Baca Bakau menggunakan metode Visual Literasi.

Visual literasi adalah kemampuan menganalisis sebuah pesan visual dalam aktivitas literasi. Visual literasi menurut Smith (1982) merupakan kemampuan individu mengenali penggunaan garis, bentuk, dan warna sehingga dapat menginterpretasikan tindakan, mengenali objek, dan memahami pesan lambang. Dalam aktivitas belajar mengajar visual literasi dimaksudkan sebagai proses pengajaran dengan menggunakan beragam jenis media seperti foto, film, dan

gambar-gambar. Bahan bacaan seperti komik dan permainan sejenis puzzle juga merupakan

bagian dari visual literasi.

(22)

membaca. Dengan memanfaatkan alat dan media belajar yang tersedia di alam dan lingkungan sekitar diharapkan anak-anak peserta didik lebih mudah dalam menangkap pelajaran.

Sampai saat ini metode visual literasi masih berjalan dan semakin dioptimalkan. Waktu belajarnya lebih kurang 3 jam mulai pukul 14.00 wib sampai dengan 17.00 wib. Metode Dalam pelaksanaannya Rumah Baca Bakau mengelompokkan mata pelajaran yang diajarkan berdasarkan hari.

• Pada hari senin mata pelajaran yang diajarkan adalah psikologi atau

pendidikan karakter. Mata pelajaran ini bertujuan untuk melihat karakter anak sesuai dengan minat dan bidang yang dikuasainya. Biasanya dilakukan pemutaran video atau film dan didampingi fasilitator.

• Pada hari selasa anak-anak diajak untuk membaca dan mereview. Dalam

pelaksanaannya anak-anak diberi waktu beberapa menit untuk membaca buku yang mereka sukai dan akan mereka ceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri.

• Pada hari rabu dan jumat anak-anak diberi materi tentang sains. Materi ini

bertujuan untuk menambah pengetahuan anak tentang ilmu alam dan dunia fisik.

• Pada hari kamis anak-anak diberi materi tentang menulis karya.

(23)

• Pada hari sabtu merupakan hari untuk anak berkreasi. Sabtu

anak-anak diajarkan tentang seni drama tari dan musik (sendratasik).

Ida merupakan salah satu relawan yang menjadi fasilitator di Rumah Baca Bakau. Saat ini dia sedang duduk di semester 4 di Universitas Negeri Medan jurusan Sastra Indonesia. Kesehariannya mengajar anak-anak di rumah baca bakau. Pendidikan baginya sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Dari pendidikan bisa mengantarkan pemuda untuk meraih masa depan yang lebih baik. Membaca menurutnya menjadi salah satu hal untuk membuka wawasan kita lebih luas. Istilah buku adalah jendela dunia memang benar dirasakannya. Dia merasa bahwa dengan banyak membaca lebih percaya diri saat berbicara formal dengan orang lain. Dari membaca dia bisa menggali informasi banyak yang tersebar. Menurutnya dia termasuk orang yang banyak ingin tahu, setiap ada buku dia ingin tahu isinya apa. Dia suka penasaran tentang bahan-bahan bacaan seperti majalah dan lain-lain. Dia mengatakan bahwa kalau membaca biasanya di perpustakaan kampus, atau sambil jalan-jalan ke toko buku, dan kadang membaca juga dari

(24)

handphone. Ida sangat menyukai novel-novel motivasi, buku agama, buku-buku inspiratif, dan yang terpenting bukan novel cinta.

Ida mengajar anak-anak di rumah baca bakau sejak pukul 14.00 sampai dengan pukul 17.00. di rumah baca bakau dia mengajarkan berbagai hal termasuk sains. Metode pengajaran yang dilakukan ida lebih adapif dengan anak-anak. Dengan bantuan peralatan seperti pensi warna, kertas karton, dan buku gambar dia mencoba untuk memudahkan anak-anak lebih mengerti.

2.4.4. Festival

Festival secara sederhana diartikan sebagai sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu. Biasanya festival diselenggarakan dengan kegiatan-kegiatan seperti kompetisi dan perlombaan. Ajang ini memiliki tujuannya masing-masing tergantung festival yang diselenggarakan. Di Desa Percut festival sering diselenggarakan oleh ikatan remaja mesjid atau organisasi lain yang ada di Percut. Salah satu festival yang sering diselenggarakan adalah festival pesisir.

(25)

Dari kegiatan-kegiatan perlombaan yang diselenggarakan tentunya dapat membantu dalam pemecahan permasalahan tidak bisa membaca. Anak-anak dituntuk untuk menghafal narasi drama, menuliskan karya puisinya, membacakan puisinya, serta menghafal setiap kata yang sudah ia tuliskan tersebut.

“Kita selenggarakan kegiatan seperti ini tentunya untuk perkembangan anak ya. Perlombaan ini dapat membantu menstimulan fungsi kognitif dan fungsi psikomotorik anak-anak. Juhaina, S.Psi (25, Tahun)”.

2.4.5. Mengaji

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kaji, mengaji berarti mendaras (membaca) Al-Quran atau belajar membaca tulisan arab.Mengaji merujuk pada aktivitas membaca Al-Quran atau mengkaji kitab-kitab oleh

penganut agama

yang melakukannya akan mendapatkan pahala dari Allah.

(26)

lain: Qiraat (Membaca Alqur’an), Tafsir Qur’an (Menerjemahkan ayat Alqur’an), Shalat Fardhu, Dakwah (Ceramah) setiap santri/wati.

2.5 Upaya-Upaya yang dilakukan untuk Menumbuhkembangkan Budaya Literasi

Mengingat kondisi literasi yang masih rendah di Desa Percut, sudah ada upaya-upaya yang dilakukan baik dari lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Upaya-upaya tersebut mulai dari menyediakan layanan Perpustakaan Keliling,menerapkan Jam Belajar Malam (JBM), serta mendirikan taman bacaan ataupun sekolah-sekolah.

(27)

2.5.1 Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang menjadi bagian dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling menyediakan layanan bahan bacaan kepada masyarakat secara langsung dengan cara mengunjungi desa atau tujuan lokasi. Perpustakaan ini biasanya menggunakan mobil yang sudah dirancang sedemikian seperti layaknya perpustakaan umum. Di perpustkaan keliling masyarakat selain membaca juga boleh meminjam buku yang tersedia.

Perpustakaan keliling di Desa Percut pernah masuk sekitar 8 (delapan) tahun yang lalu. Perpustakaan ini rutin datang setiap minggunya ke Desa Percut. Pada awalnya anak-anak antusias meminjam buku dan mendatangi perpustakaan keliling. Namun ternyata perpustakaan keliling di desa percut ini hanya bertahan tidak lebih dari 2 (dua) bulan saja. Menurut pak Syarifuddin (52, tahun) Permasalahan yang dihadapi adalah banyak buku-buku yang dipinjam masyarakat hilang dan tidak kembali.

2.5.2 Jam Belajar Malam (JBM)

Jam belajar malam (JBM) adalah bagian dari program Pemerintah Kabupaten Deli Serdang tentang Program Cerdas yang termaktub di dalam Peraturan Daerah (PERDA) No.5 Tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang. Jam belajar malam serta program lain ini dicanangkan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia di wilayah Deli Serdang. Desa Percut yang menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Deli Serdang turut menerapkan jam belajar malam ini.

(28)

mematikan media elektronik seperti televisi, radio, dan gadgetselama 2 (dua) jam pada pukul 19.00 sampai dengan 21.00. Di waktu ini anak-anak diwajibkan untuk belajar apakah mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau membaca. Menurut Ketua Pelaksana jam belajar malam untuk bagan percut Bapak Laksemana yang juga ketua Lembaga Ketahan Masyarakat Desa (LKMD), jam belajar malam hannya bertahan selama sebulan. Jam belajar malam ini tidak berjalan lama dikarenakan sulitnya mengajak masyarakat untuk mematikan media elektronik tersebut.

Selain itu perhatian pemerintah terhadap pelaksana jam belajar malam nyatanya tidak ada. Pemerintah tidak ada memberikan biaya operasional untuk pengawas yang selalu mengawasi setiap malamnya. Artinya lama kelamaan para pengawas tidak mau menjalankan tugasnya keliling pintu ke pintu untuk mengawasi jam belajar malam. Menurut Pak mana selain jam belajar malam, Pemkab Deli Serdang juga mempunyai program lain tentang pendidikan. Desa Cinta Rakyat merupakan desa yang dinobatkan sebagai desa pendidikan oleh Pemkab Deli Serdang, namun dia juga melihat tidak ada perubahan yang signifikan di Desa tersebut. Menurutnya masih bersiat seremonial saja pada saat pembukaan acara ramai dan semua datang, tapi setelah itu sama aja tidak ada.

(29)

2.5.3 Taman Bacaan Masyarakat dan Sekolah

Di Desa Percut Taman Bacaan Masyarakat hanya ada 1 (satu) yaitu Rumah Baca Bakau. Sementara untuk jumlah sekolah adalah 23 unit.

Tabel.1 Sarana Sekolah

NO SARANA JUMLAH

1 Taman Kanak-Kanak (TK) 5 Unit

2 Sekolah dasar 10 Unit

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 6 Unit 4 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 2 Unit Sumber: Demografi Desa

Selain rumah baca bakau, upaya keberaksaraan juga dilakukan oleh seorang dosen. Pak Abdul Chair yang tinggal di Dusun 1 adalah orang yang juga

(30)

mengupayakan keberaksaraan di desa ini. Beliau adalah pemilik yayasan perguruan islam AL-Khairat yang ada di dusun 1 Desa Percut. Pak chair merupakan lulusan sarjana sastra arab dari Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN-SU) yang sekarang sudah berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU). Untuk pascasarjana dia mengambil program studi antropologi Universitas Negeri Medan (UNIMED). Pak chair bercerita tentang yayasan yang dia miliki. Terdapat empat jenjang pendidikan di yayasan miliknya tersebut, yaitu Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Dinniyah Awaliyah (MDA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), serta dalam waktu dekat akan berdiri Madrasah Tsanawiyah (MTS). Yayasan yang dia miliki setidaknya sudah berdiri sejak delapan tahun yang lalu.

Dalam mengupayakan keberkasaraan dia sudah melakukan dengan mendirikan yayasan menurutnya. Dia juga menunjukkan 2 buku yang sudah dia terbitkan dengan penerbitnya yayasan miliknya sendiri. Buku-buku tersebut menurutnya sebuah upaya dia dalam meningkatkan keberaksaraan. Membaca baginya suatu aktivitas rutin yang selalu beliau lakukan. Membaca baginya sangat penting untuk pengetahuan dan pengembangan wawawasan.

(31)

Gambar

Gambar di atas menunjukkan bahwa kondisi sarana baca yang tidak layak
Gambar 4: Suasana belajar dengan metode visual literasi
Tabel.1 Sarana Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, karena tidak semua kalium yang berada dalam zeolit dapat digunakan dengan segera oleh tanaman, penambahan pupuk kalium masih sangat diperlukan

Meninjau hal diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada

Masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan pembelajaran kecerdasan spiritual melalui metode bernyanyi pada anak usia 4-5 tahun di TK Cita

Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah untuk mengetahui pengaruh sikap kerja, usia, dan masa kerja terhadap keluhan subyektif low back pain pada

Penelitian yang dilakukan ini memiliki manfaat yaitu menambah pengetahuan masyarakat tentang pelaksanaan dan kualitas pelayanan antenatal, sehingga masyarakat dapat

Menurut Sinambela (dalam Ismi Kumalasari, 2015:22) aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca, dan menurut

dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Manajemen Coca-Cola Amatil Indonesia. 3.5.1 Job description Coca Cola Amatil Indonesia A.. 2) Menjalin hubungan baik

Permasalahan awal (pra tindakan) yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung perkalian dan pembagian adalah: (1) Kriteria Ketuntasan