• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang

Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang memegang peranan penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan khususnya para petani. Pada umumnya petani di pedesaan selalu mengusahakan tanaman palawija maupun hortikultura sebagai mata pencaharian pokok ataupun sebagai mata pencaharian tambahan. Palawija merupakan tanaman-tanaman hasil pertanian kedua setelah tanaman pokok seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, jagung dan sebagainya, sedangkan hortikultura merupakan tanaman-tanaman hasil pertanian seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias.

Palawija dan hortikultura merupakan salah satu kunci dalam menggalakkan diversifikasi pangan di Indonesia karena tanaman tersebut merupakan tanaman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat luas. Lahan tidur yang tidak tergarap, misal lahan bekas hutan berpotensi untuk ditanami tanaman sampingan seperti tanaman palawija dan juga tanaman hortikultura. Selain itu, tanaman palawija dan hortikultura merupakan tanaman musiman sehingga dapat menunjang pendapatan para petani dalam waktu yang tidak terlalu lama apabila dibandingkan dengan tanaman perkebunan.

(2)

Pembiayaan perusahaan agribisnis berhubungan dengan semua keperluan dan pengaturan serta pengontrolan keuangan untuk membiayai status perusahaan/kegiatan di sektor pertanian. Perusahaan di sektor pertanian disebut usahatani, selama semua hasil usahatani tersebut ditujukan untuk pasaran, walaupun peringkat usahanya masih tradisional dan sederhana, masih subsistem, maupun sudah moderan dan komersil. Pembiayaan perusahaan agribisnis merupakan bagian dari studi keuangan pertanian.

Keuangan pertanian adalah usaha untuk mendapatkan modal, memakai modal tersebut dan terakhir mengontrolnya yang dilakukan disegala bidang pertanian dalam arti agregatif. Keuangan pertanian berhubungan dengan permintaan, penawaran, pengaturan dan permohonan modal di sektor pertanian, sedangkan pembiayaan perusahaan agribisnis berhubungan dengan semua keperluan dan pengaturan serta pengontrolan keuangan untuk membiayai suatu perusahaan/kegiatan di sektor pertanian (usahatani) (Kadarsan, 1992).

(3)

Akses petani terhadap sumber modal dari lembaga formal yang masih terbatas menyebabkan petani lebih memilih mendapatkan modal dari lembaga nonformal. Hal ini tentu saja disebabkan oleh prosedur yang sulit, pencairan dana yang lama serta syarat agunan untuk memperoleh pinjaman ke lembaga formal. Jika lahan usahatani dijadikan agunan untuk mendapatkan kredit modal dari perbankan, maka hampir dipastikan sebagian petani tidak akan memperoleh modal dari lembaga keungaan formal. Dengan demikian, hal tersebut menjadi penghambat bagi petani untuk melakukan usahtaninya.

Keterbatasan-keterbatasan tersebut menyebabkan lemahnya kemampuan petani dalam upaya melakukan pembentukan modal (capital formation). Pembentukan modal ini menjadi keharusan untuk ditumbuhkan di kalangan petani. Sumber-sumber pembentukan modal dapat ditempuh melalui modal milik sendiri dan modal pinjaman atau kredit yang berasal dari lembaga formal maupun informal.

(4)

Berdasarkan data di atas tanaman palawija dan hortikultura seperti ubi jalar, kubis, cabai dan kentang merupakan tanaman yang tergolong unggulan di Kabupaten Dairi. Salah satu Kecamatan yang menghasilkan produk terbanyak ubi jalar, kubis, cabai dan kentang adalah Kecamatan Parbuluan seperti yang terdapat pada Lampiran 1.

Di Kecamatan Parbuluan terdapat beberapa desa yang memiliki lahan datar yang produktif namun tidak dimanfaatkan atau tidak dalam proses budidaya usahatani. Salah satu desa terluas ialah Desa Parbuluan III. Desa Parbuluan III mewakili 16% dari luas Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Desa Tahun 2015

No Desa Luas (Km2) Tanah Kering Rasio Terhadap Total Luas Kecamatan (%)

(1) (2) (3) (4) (4)

Sumber: BPS Sumut 2016

(5)

pembudidayaan. Padahal tanaman palawija dan hortikultura merupakan tanaman yang cukup berpotensi dibudidayakan di lahan yang terdapat di Desa Parbuluan III. Dengan demikian peneliti tertarik untuk menganalisis kajian mengenai Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija dan Hortikultura di Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik sosial dan ekonomi petani palawija dan hortikultura di daerah penelitian ?

2. Berapa kebutuhan permodalan tiap petani palawija dan hortikultura di daerah penelitian ?

3. Berapa besar pengalokasian pendapatan yang diterima petani palawija dan hortikultura untuk permodalan di daerah penelitian ?

4. Bagaimana cara dan sumber pengadaan modal usahatani palawija dan hortikultura di daerah penelitian ?

5. Adakah peran pemerintah dalam penguatan modal usahatani palawija dan hortikultura di daerah penelitian ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis karakteristik sosial dan ekonomi petani palawija dan hortikultura di daerah penelitian.

(6)

3. Untuk menganalisis besarnya pengalokasian pendapatan yang diterima petani palawija dan hortikultura untuk permodalan di daerah penelitian.

4. Untuk menganalisis cara dan sumber pengadaan modal usahatani palawija dan hortikultura di daerah penelitian.

5. Untuk menganalisis peran pemerintah dalam penguatan modal usahatani palawija dan hortikultura di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi petani dan pihak-pihak yang terkait pada permasalahan modal usahatani.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah terhadap penguatan modal usahatani.

Gambar

Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Desa Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Sebenarnya tidak ada konsep umum yang tepat mengenai sistem pengendalian internal (internal control) terhadap kas yang secara mutlak baik untuk diterapkan di semua

[r]

Pada hari ini, Rabu tanggal Empat bulan Mei tahun Dua ribu enam belas, bertempat di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Daerah Kelompok Kerja Provinsi Kepulauan

Pada hari ini, Sabtu tanggal Tujuh bulan Mei tahun Dua ribu enam belas, bertempat di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Daerah Kelompok Kerja Provinsi Kepulauan

Pada hari ini, Sabtu tanggal Tujuh bulan Mei tahun Dua ribu enam belas, bertempat di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Daerah Kelompok Kerja Provinsi Kepulauan Riau, telah

Pada hari ini, Minggu tanggal Delapan bulan Mei tahun Dua ribu enam belas, bertempat di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Daerah Kelompok Kerja Provinsi Kepulauan

Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasannya benar, nilai 90.. Jika peserta didik dapat mengumpulkan

Desa Prangat Baru juga memiliki beberapa lahan yang ditujukan untuk.. keperluan khusus, di antaranya adalah lahan pekarangan seluas delapan puluh