• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI

MORAL

DALAM

NOVEL

ORANG

MISKIN

DILARANG

SEKOLAH

KARYA

WIWID

PRASETYO

DAN

IMPLIKASINYA

TERHADAP

PEMBELAJARAN

BAHASA

DAN

SASTRA

INDONESIA

DI

SEKOLAH

Skripsi

DiajukankepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan

untukMemenuhiPersyaratanMencapaiGelarSarjanaPendidikan(S.Pd)

Oleh:

SitiNurfajriah

(109013000007)

PENDIDIKAN

BAHASA

DAN

SASTRA

INDONESIA

FAKULTAS

ILMU

TARBIYAH

DAN

KEGURUAN

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI

SYARIF

HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Nurfajriah, 109013000007, ―Nilai Moral dalam Novel Orang Miskin Dilarang SekolahkaryaWiwidPrasetyodanImplikasinyaterhadapPembelajaran BahasadanSastraIndonesiadiSekolah‖.JurusanBahasadanSastraIndonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.DosenPembimbing:RosidaErowati,M.Hum.

Nilaipendidikandalamnovelinidifokuskanpadapembahasannilaimoral. Selanjutnyapembentukannilaimoralparatokohtersebutdikaitkandenganlatar belakangasaltempatyangterdapatdalamnovel.Penelitianinibertujuanuntuk mendeskripsikan struktur yang membangun novel Orang Miskin Dilarang Sekolah,nilaipendidikanmoralparatokoh,danimplikasipembahasannovelini terhadappembelajarandisekolah.Metodeyangdigunakandalampenelitianini adalahstrukturalismesastra.

Hasilpenelitianberupastrukturcerita tersusunsecarapadudanlogiskarena setiap unsurnya saling berkaitan. Perjuangan tokoh utama dalam membantu teman-temannyauntuksekolahmerupakantemautamadalamcerita.Penokohan menurutfungsinyasebagaiprotagonisdanantagonissemakinmemperjelasdan menghidupkan cerita. Bentuk alur maju dengan menggunakan sekuen dan hubungankausalitasdapatmempermudahpembacadalammemahamialurcerita. Pendeskripsian latar tempat semakin memperkuat alur dan penokohan. Pendeskripsian latar waktu menampilkan keadaan sosial pada saat itu. Penggunaansudutpandangorangpertamamembuatpembacaseolahmerasakan dan terlibat langsung dalam cerita. Gaya bahasa yang digunakan semakin memperindahjalannyacerita,sehinggalebihmenarikperhatianpembaca.Latar belakangmasyarakatJawadalamceritaberkaitandengannilaimoral,diantaranya nilaimoralterhadapdirisendiri,nilaimoralterhadaporanglaindannilaimoral terhadap Tuhan. Nilai moral tersebut tercermin melalui para tokoh sehingga terlihat bahwa pengarang ingin menunjukkan prinsip Jawa dalam karyanya. Analisisnovel Orang Miskin Dilarang Sekolahdapatmemenuhikompetensiinti dalam kurikulum. Kegiatan menganalisis struktur novel dapat menambah pemahamansiswaterhadapcaramenganalisisstrukturnovelsertameningkatkan keterampilanberbahasa.

KataKunci:Nilaipendidikanmoral,pendekatanstrukturaldanpragmatik,novel

Orang Miskin Dilarang Sekolah

(7)

ABSTRACT

SitiNurfajriah,109013000007,"MoralValuesin Orang Miskin Dilarang Sekolah

novel by WiwidPrasetyo and its Implications toward Literature Learning at School".IndonesianLanguageandLiteratureDepartement,FacultyofTarbiyah and Teaching Science, State Islamic of Syarif Hidayatullah Jakarta. Advisor: RosidaErowati,M.Hum.

Educationalvalueinthisnovelfocusedonthediscussionofmoralvalues. Theformationofthesevaluesinthecharactersisassociatedwiththesocialand culturalsettingofthenovel,whichisSemarang,CentralJava.Thisresearchaims to describe the structure of Orang Miskin Dilarang Sekolah novel, moral educationvalueofthecharacters,andimplicationofthisdiscussionforliterature learningatschool.Themethodusedisstructuralandpragmaticapproach.

Theresultofthestructureanalysisarecoherentandlogicalbecauseevery elementarerelated.Struggleofthemaincharactertohelphisfriendsinschoolis amajorthemeinthestory.Thecharacterizationsaccordingtothefunctionas protagonistandantagonistwerearticulatedandmakethestory.Vividprogressive plot desain by using the sequence and causality relationship make the reader easier in understanding the storyline. Description of the background further strengthen the plot and characterization. Description of the social background displaystateatthetime.Theuseoffirst-personperspectivemakesthereaderfeel asifdirectlyinvolvedinthestory.Styleoflanguageusedincreasinglybeautify the course of the story, attract more the reader’s attention. Background of Javanesesocietyinthestoryrelatedtomoralvalues,whicharethemoralvaluesto oneself,themoralvaluestootherpeople,andthemoralvaluestoGod,reflected bythecharacterssoitlooksthattheauthorwantstoshowtheprincipleofJavain hiswork.Analysisof Orang Miskin Dilarang Sekolahnovelcanfulfillthemain competenceofcurriculum.Structureanalysisofthenovelcanincreasestudent’s knowledgeofhowtoanalyzethestructureofnovelandimprovetheirlanguage skill.

Keywords: Moral education values, pragmatic and structural approach, novel

Orang Miskin Dilarang Sekolah

(8)

KAT`A

PENGANTAR

Alhamdulillah,pujisyukurpenulispanjatkankepadaAllahSwt.,yangtelah

memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehinggapenulis diberi kemudahan

dankelancarandalammenyelesaikanskripsiyangberjudul―NilaiMoraldalam

Novel Orang Miskin Dilarang SekolahkaryaWiwidPrasetyodanImplikasinya

terhadapPembelajaranBahasadanSastraIndonesiadiSekolah‖.Shalawatserta

salamselalupenulissampaikankepadaNabiMuhammadSAW.

Dalamprosespenulisanskripsiinitentunyaterdapatbanyakhalanganyang

penulishadapi.Namun,akhirnyapenulisdapatmenyelesaikandenganbaikberkat

dukungandandoadariberbagaipihak.Olehkarenaitu,penulismenyampaikan

terimakasihdanpenghargaansetinggi-tingginyakepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A.,Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan;

2. Dra.MahmudahFitriyahZA,M.Pd.,KetuaJurusanPendidikanBahasa

danSastraIndonesiaUniversitasIslamNegeriSyarifHidayatullahJakarta

yangtelahmemberikankemudahanselamapenulisanskripsiini;

3. RosidaErowati,M. Hum.,dosenpembimbingyangtelah membimbing

penulisdenganpenuh kesabaran. Ilmupengetahuandanwawasan yang

beliauberikansangatbermanfaatbagipenulis;

4. Dra. Siti Sahara, dosen Penasihat Akademik yang telah memberikan

bimbinganselamaperkuliahan;

5. SeluruhdosenJurusanPendidikanBahasadanSastraIndonesiayangtelah

memberikanilmupengetahuandanwawasannya kepadapenulisselama

perkuliahanberlangsung;

6. Orangtuatercinta(BapakH.SyaifulAzhardanIbuHj.SitiSumairoh)

yangsenantiasamendoakansertamemberikanmotivasiselamapenulisan

skripsiini;

(9)

7. Suami tercinta (Anton Firdaus, S.H) yang senantiasa mendoakan,

memberikan motivasi, serta bantuan waktu dan tenaga dalam proses

penulisanskripsiini;

8. Sahabat-sahabatku tersayang: Fina Wardatul Ummah, Ria Fidiyanti,

WindyNurseptianidanIlaNurlaila,terimakasihatasdoa,motivasidan

waktuluangnyadalamberbagisukadanduka;

9. Seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

angkatan2009,terimakasihatasdoadandukungannya;

10.Berbagaipihakyangtidakdapatdisebutkansatupersatu,terimakasihatas

doadandukungannya.

Semoga semua bantuan doa, motivasi, serta bimbingan yang telah

diberikanmendapatkanbalasandariAllahSwt.Selainitu,penulisberharap

semogaskripsiinidapatmemberikanmanfaatbagisemuapihakagardapat

membantu meningkatkan mutu pembelajaran dan pengajaran bahasa dan

sastraIndonesia.

Jakarta,Maret2014

Penulis

(10)

DAFTAR

ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT……….. ii

KATAPENGANTAR... iii

DAFTARISI... v

DAFTARDIAGRAM... vii

DAFTARTABEL... viii

BABIPENDAHULUAN... 1

A.LatarBelakangMasalah... 1

B.RumusanMasalah... 3

C.TujuanPenelitian... 3

D.ManfaatPenelitian... 3

E.MetodologiPenelitian... 4

BABIILANDASANTEORI... 10

A.Pengertian Novel ... 10

B.StrukturalismeSastradanPendekatanPragmatik... 11

C.HakikatNilaiPendidikandalamKaryaSastra... 19

D.Hakikat Moral ... 20

1. Pengertian Moral ... 20

2. Wujud Penyampaian Moral ... 24

E. Etika Jawa ... 25

F. Hakikat Pembelajaran Sastra... 29

G. Penelitian yang Relevan ... 30

(11)

BABIIIPROFIL PENGARANG DAN HASIL ANALISIS ...34

A. Biografi Wiwid Prasetyo... 34

B. Karya-karyaWiwid Prasetyo... 35

C. Sinopsis Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah... 37

D. Struktur Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah... 39

1.Tema ... 39

2.Tokoh dan Penokohan ... 44

3.Latar ... 75

4.Alur ... 78

5.Sudut Pandang ... 85

6.Gaya Bahasa ... 86

E. Analisis Nilai Moral Tokoh dengan Pendekatan Pragmatik ... 89

1.NilaiMoralterhadapDiriSendiri... 91

2.Nilai Moral terhadap Orang Lain ... 96

3.Nilai Moral terhadap Tuhan ... 98

F. Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah...102

BABIVPENUTUP... 104

A.Simpulan... 104

B.Saran... 105

DAFTARPUSTAKA... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran1 :Sekuen

Lampiran2 :RPP Lampiran3:Silabus

Lampiran4:BahanMateriAjar

Lampirab5 :CoverNovel Orang Miskin Dilarang Sekolah

Lampiran6 :WawancaraantaraPenulisdenganWiwidPrasetyo

PROFILPENULIS

(12)

DAFTAR

DIAGRAM

DIAGRAM HALAMAN

4.1 Diagrammengenaiskemaaktan... 44

(13)

DAFTAR

TABEL

TABEL HALAMAN

4.1Tabelmengenaihubungankausalitasalur... ..81

[image:13.595.197.429.266.500.2]
(14)

BAB

I

PENDAHULUAN

A.

Latar

Belakang

Masalah

Novelsebagaikaryafiksimenawarkansebuahdunia,duniayangberisi

model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui

unsurintrinsiknyasepertiperistiwa,plot,tokoh(danpenokohan),latar,sudut

pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu sajajugabersifat imajinatif.

Jadi,dalamkaryasastrakhususnyadalamnovel,tidakhanyaberupakisahyang

diambildarikehidupannyatasehari-hari,melainkandiambildariimajinasiatau

dayakhayalseseorang.

Perkembangan novel di Indonesia berkembang cukup pesat, terbukti

dengan hadirnya berbagai macam novel yang telah diterbitkan, sehingga

bentuk dan isi novel tersebut beragam. Pada dasarnya, novel selalu hadir

sebagaisebuahgambaranataucerminankehidupanmanusiadalammengarungi

kehidupannya.Noveljugamerupakangambaranlingkunganmasyarakatyang

hidupdisuatumasadansuatutempat.Tokohdanperistiwa yangdisajikan

dalamnovelmerupakanpantulanrealitasyangditampilkanolehpengarangdari

suatukeadaantertentu.

Sebuahkaryasatra,termasuknovelbiasanyamenggambarkankehidupan

pada saat karya sastra itu ditulis. Karya sastra seperti novel selalu

menghadirkanberbagaimacamnilai-nilaikehidupandannilai-nilaipendidikan

sepertinilaimoral,sosial,budaya,danreligiyangpatutuntukditeladani.Oleh

karenaitu,novelsebagaikaryasastramerupakansalahsatujenisdaribacaan

masyarakat, turut memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan pola

pikirmasyarakatpembacanya.Novelsebagaisalahsatumediaalternatifbacaan

punharusmampumemberikanhal-halpositifyangadadidalamnya.Dengan

begitu,pembacapundiharapkanmampumengaplikasikannilai-nilaiyangada

dalamnoveldengankehidupansehari-hari.

(15)

2

Akan tetapi, jika diamati bagaimana keadaan nyata dunia pendidikan

dewasaini,tampakadanyagejala-gejalayangmenunjukkanrendahnyakualitas

moralseseorang.Haltersebutdapatdilihatdarimoralseoranganakterhadap

orangtuasepertimelawandanmenentangmereka,maraknyaperilakuseks,

mewabahnya penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan lain sebagainya.

Masalahtersebuttentumemerlukansolusi.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan, bertugas memberikan

pembelajaranmoralkepadasiswanya.Pembelajaranmoralinidapatdilakukan

dengan memberikan pembinaan dalam pembelajaran karya sastra. Pada

hakikatnya,karyasastraberupabuku-bukuyangberisiceritayangbaikturut

memberikanpengaruhdalampembentukanwataksiswa.Makadariitu,apa

yangtertulisdalamkaryasastrakhususnyanovel,merupakanobservasiyang

tajamdaripengarangterhadaprealitasyangterjadidisekelilingnya.Membaca

karya sastra memungkinkan seseorang mendapatkan masukan tentang

nilai-nilaikehidupanpositifyangpatutditeladani,baikterhadapdirisendiri,orang

lain,maupunTuhan.

Daripemaparandiatas,diharapkandenganadanyapembelajaransastra

disekolahturutberpengaruhdalampembentukanwataksiswa.Dengankata

lain, tiap kegiatan menyiratkan upaya pendidikan yang bertujuan membina

watak siswa. Begitu juga dengan pengajaran sastra, diharapkan mampu

menghasilkanmanusia-manusiayangberpotensidanmampumenjadipribadi

yangbaik.

Hal inilah yang membuat penulis ingin menjabarkan nilai-nilai

pendidikanberupanilaimoralyangadadalamcerita,dannilaimoraltersebut

akandikaitakandengankeadaanaslidalamlatarcerita,baikyangberkaitan

denganadat,budaya,danlainsebagainya.Nilaimoralnovel Orang Miskin

Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo ini bernafaskan persahabatan dan

pendidikandiIndonesia.Ceritadalamnovelinimenegaskanbahwakeadaan

ekonomi bukanlah menjadi hambatan seseorang dalam meraih cita-citanya.

(16)

3

materi.Tokoh-tokohyangadadalamceritaselalumenjaganilaimoraldalam

kehidupan.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti

akan mengangkat permasalahan tersebut dalam judul skripsi ―Nilai Moral

dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo dan

ImplikasinyaterhadapPembelajaranBahasadanSastraIndonesiadiSekolah‖.

B.

Rumusan

Masalah

Berdasarkanlatarbelakangyangtelahdiuraikandiatas,makadidapatkan

rumusanmasalahsebagaiberikut:

1.Bagaimanakahstrukturyangmembangunnovel Orang Miskin Dilarang

SekolahKaryaWiwidPrasetyo?

2.Bagaimanakah nilai moral yang tergambar dalam novel Orang Miskin

Dilarang SekolahkaryaWiwidPrasetyo?

3.Bagaimanakah implikasi pembahasan novel Orang Miskin Dilarang

SekolahterhadappembelajaranbahasadansastraIndonesiadisekolah?

C.

Tujuan

Penelitian

1.Mendeskripsikanstrukturyangmembangunnovel Orang Miskin Dilarang

SekolahkaryaWiwidPrasetyo.

2.Memaparkan nilai moral yang tergambar dalam novel Orang Miskin

Dilarang SekolahkaryaWiwidPrasetyo.

3.Mendeskripsikan implikasi pembahasan novel Orang Miskin Dilarang

SekolahterhadappembelajaranbahasadansastraIndonesiadisekolah.

D.

Manfaat

Penelitian

1.ManfaatTeoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu

pengetahuan terutama di bidang sastra Indonesia, khususnya bagi

(17)

4

b.Sebagai acuan bahan dalam pembelajaran khususnya bidangSastra

Indonesia yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai edukasi

terutamanilaimoralyangberkaitandengankehidupansehari-hari.

2.ManfaatPraktis

a. Bagi guru, hasil penelitianini diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahanreferensidalammemilihsumberpembelajarankhususnya

dalambidangsastra.

b.Bagisekolah,hasilpenelitianinidiharapkandapatdigunakansebagai

masukan dan tambahan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

sastrasertamelengkapisaranadanprasaranasebagaipenunjangdalam

proses kegiatan belajar dan mengajar untuk menghasilkan lulusan

yangberkualitas.

c. Bagi peserta, didik penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dalam mengapresiasi sastra khususnya memahami dan

mengamalkannilai-nilaiedukasiyangterkandungdidalamnya.

d.Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan mengenai sastra sehingga dapat berpengaruh pada

perkembanganpemahamanpenelititentangsastra.

E.

Metodologi

Penelitian

1.Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam

hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cara-cara inilah yang

mendorong metode kualitatif dianggap sebagai multimetode sebab

penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang

relevan.

Ratna mengatakan bahwa suatu objek penelitian bukanlah gejala

sosial sebagai bentuk substansif, melainkan makna-makna yang

(18)

5

sosial tersebut. Dalam hubungan inilah metode kualitatif dianggap persis

sama dengan metode pemahaman. Ciri-ciri terpenting dari metode

kualitatif, sebagai berikut:1

a. Memberikan perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai dengan

hakikat objek, yaitu sebagai studi kultural.

b.Lebih mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil penelitian

sehingga makna selalu berubah.

c. Tidak ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek

peneliti sebagai instrumen utama, sehingga terjadi interaksi langsung

di antaranya.

d.Desain dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian

bersifat terbuka.

e. Penelitian bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budayanya

masing-masing.

Rancangan penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini

karena data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan

yang diperoleh dari novel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

secara sistematis data-data tertulis berupa kata-kata, kalimat, paragraf, atau

wacana yang terdapat pada novel OMDS karya Wiwid Prasetyo agar

diperoleh nilai-nilai edukasi.

Dalam penelitian ini, untuk mengkajinovel OMDS karya Wiwid

Prasetyo, peneliti mulai menganalisis karya sastra itu sendiri. Analisis ini

dilakukan untuk mencari unsur-unsur yang membangun karya sastra itu.

Unsur instrinsik yang dianalisis meliputi tema, penokohan, alur, latar, dan

sudut pandang dengan mendeskripsikan nilai-nilai moral yang

digambarkan melalui alur cerita dan tokoh-tokoh di dalam novel OMDS

karya Wiwid Prasetyo.

1NyomanKuthaRatna,S.U,Teori,Metode,danTeknikPenelitianSastra,(Yogyakarta:

(19)

6

2.Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif. Pengkajian jenis ini bertujuan untuk menjelaskan

berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang diteliti dan untuk

menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan, fenomena,

dan tidak terbatas pada pengumpulan data melainkan meliputi analisis dan

interpretasi data tersebut.

3.Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten.

Analisis konten yaitu metode penelitian untuk menghasilkan deskripsi

yang objektif dan sistematik mengenai isi.

4.Sumber Data

Sumber data untuk penelitian ini terdapat sumber data primer dan

sumber data sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel OMDSkarya

Wiwid Prasetyo yang diterbitkan oleh Diva Press, Cetakan X: Januari

2012, dengan tebal 450 halaman.

b.Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa

buku dan artikel yang terkait dengan teori sastra, nilai pendidikan

moral, dan implikasi dalam pembelajaran sastra.

5.Teknik Pengumpulan Data

Agar memperoleh data yang sesuai dengan tema penelitian,

diperlukan suatu teknik atau metode pengumpulan data yang sesuai

dengan objek penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, teknik catat, dan teknik simak.

(20)

7

dari novel OMDSkaryaWiwidPrasetyoberupakata-kataatauverbaldata.

Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut.

a. Teknik Pustaka, peneliti mengumpulkan berbagai pustaka yang

terkait dengan pembahasan dalam penelitian.

b.Teknik Catat (hand writing), yaitu peneliti membaca novel OMDS

karya Wiwid Prasetyo secara keseluruhan untuk mendapatkan

pemahaman tentang analisis melalui dialog dan narasi yang

merupakan wujud reaksi terhadap tokoh-tokoh, lingkungan, serta

terhadap diri sendiri. Kemudian dicatat sesuai dengan data yang

diperukan dalam penelitian.

c. Teknik Simak, yaitu peneliti mengaitkan berbagai data yang

terkumpul untuk diklasifikasi sehingga memudahkan penyajian.

6.Validitas Data

Menurut Moleong, bahwa validitas adalah keabsahan data.

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan

untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif

yang mengatakan tidak ilmiah, keabsahan data juga merupakan unsur yang

tidak dapat terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.2

Data yang telah berhasil digali kemudian dikumpulkann dan dicatat

dalam kegiatan penelitian. Oleh karena itu, guna menjamin validasi data

dalam penelitian ini, maka digunakan triangulasi. Triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi teori. Teknik

tersebut dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya

untuk mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada upaya

penemuanpenelitianlainnya.3

2LexyJ.Moleong,MetodologiPenelitianKualitatif,(Bandung:PTRemajaRosdakarya,

2011),h.320.

(21)

8

7.Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pembacaan

semiotik yang terdiri atas pembacaan model heuristikdan hermeneutik.

Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur

kebahasaannya yang berfungsi untuk memperjelas arti apabila perlu diberi

sisipan kata atau sinonim kata-katanya diberikan tanda kurung. Begitu juga

struktur kalimatnya disesuaikan dengan kalimat baku (berdasarkan tata

bahasa normatif) apabila perlu susunannya dibalik utnuk memperjelas arti,

sedangkan Hermeneutik pembacaan ulang setelah pembacaan heuristik

dengan memberikan tafsiran berdasarkan konvensi sastranya.4

Langkah awal dalam penelitian ini adalah pembacaan heuristikyaitu

peneliti menginterpretasikan teksnovel OMDS karya Wiwid Prasetyo

untuk menemukan unsur-unsur instrinsik dan nilai-nilai moral dalam

novel. Unsur-unsur yang dianalisis di dalamnovelini meliputi tema, alur,

latar, penokohan, dan sudut pandang. Langkah kedua, peneliti melakukan

pembacaan hermeneutikyaitu dengan menafsirkan makna peristiwa atau

kejadian yang terdapat dalam teksnovel OMDSkaryaWiwidPrasetyo,

sehingga dapat menemukan nilai-nilai edukasi yang terdapat dalam novel.

8.Prosedur Penelitian

a. Pembacaan Data

Pembacaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah heuristik

dan hermeuneutik.

b.Reduksi Data

Pada langkah ini data yang sudah diperoleh kemudian dicatat dalam

uraian terperinci. Dari data-data yang sudah dicatat tersebut, kemudian

dilakukan penyederhanaan data. Data-data yang dipilih hanya data

yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis. Dalam hal ini

berkaitan dengan analisis struktur dan nilai moral dalam novel OMDS

(22)

9

karya Wiwid Prasetyo. Informasi-informasi yang mengacu pada

permasalahan itulah yang menjadi data dalam penelitian ini.

c. Penyajian Hasil Identifikasi dan Klasifikasi Data

Pada langkah ini, data yang sudah ditetapkan kemudian disusun secara

teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Data-data tersebut

kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi tentang analisis

(23)

BAB

II

LANDASAN

TEORI

A.Pengertian Novel

Menurut Nurgiyantoro, novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat:

cerpen: Inggris: short story) merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus

disebut fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi juga berlaku untuk novel,1

sedangkan menurut Wellek dan Warren, novel adalah gambaran dari kehidupan

dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis. Romansa, yang

ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah, menggambarkan apa yang tidak

pernah terjadidan tidak mungkin terjadi.2

Berdasarkan segi panjangnya cerita, tentulah novel berkisah mengenai

kehidupan manusia dalam skala yang lebih luas, dibandingkan cerpen yang hanya

mengisahkan seseorang yang mengalami satu peristiwa dalam satu waktu tertentu.

Novel dapat dikatakan sebagai kisah sejarah hidup seseorang. Seperti yang

dikatakan oleh Wellek dan Warren bahwa novel dianggap sebagai dokumen atau

berupa kasus sejarah, sebagai pengakuan (karena ditulis sangat meyakinkan),

sebagai sejarah kehidupan seseorang dan zamannya.3

Sebagian besar orang membaca sebuah novel hanya ingin menikmati

cerita yang disajikan oleh pengarang. Pembaca hanya akan mendapatkan

kesan secara umum dan bagian cerita tertentu yang menarik. Membaca

sebuah novel yang terlalu panjang yang dapat diselesaikan setelah berulang kali

membaca dan setiap kali membaca hanya dapat menyelesaikan beberapa episode

akan memaksa pembaca untuk mengingat kembali cerita yang telah dibaca

sebelumnya. Hal ini menyebabkan pemahaman keseluruhan cerita dari episode ke

episode berikutnya akan terputus.

1BurhanNurgiyantoro,TeoriPengkajianFiksi,(Yogyakarta:GadjahMadaUniversity

Press,2005),h.9.

2ReneWellekdanAustinWarren,TeoriKesusastraan,(Jakarta:PTGramediaPustaka

Utama,1993),h.282. 3Ibid,h.276

(24)

11

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa novel adalah

sebuah cerita fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan

kehidupan tokoh-tokohnya dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya

sebagai cerita khayalan semata, tetapi sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh

pengarang adalah realitas atau fenomena yang dilihat dan dirasakan.

B.

Strukturalisme

Sastra

dan

Pendekatan

Pragmatik

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural.MenurutRatna,strukturberasaldarikata structural(bahasalatin)yang

berartibentukataubangunan.Strukturalismeberartipahammengenaiunsur-unsur

untuk menganalisis sebuah karya sastra, sehingga harus dipertahankan

unsur-unsuryangterkandungdalamkaryasastratersebut.Strukturyangmembangun

sebuahkaryasastrasebagaiunsurestetikadalamduniasastrayaitutema,alur,

penokohan,latar,sudutpandang,gayabahasa,danamanat.4

MenurutNurgiyantoro,sebuahkaryasastra,fiksiataupuisi,menurutkaum

strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh

berbagai unsur (pembangun)nya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat

diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian

yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang

indah.5

Analisisstrukturalkaryasastrayangdalamhalinifiksi,dapatdilakukan

denganmengidentifikasi,mengkaji,danmendeskripsikanfungsidanhubungan

antarunsurintrinsikfiksi yangbersangkutan. Mula-muladiidentifikasikandan

dideskripsikan,misalnyabagaimanakeadaanperistiwa-peristiwa,plot,tokohdan

penokohan,latar,sudutpandang,danlain-lain.Setelahcobadijelaskanbagaimana

fungsi masing-masingunsuritu dalam menunjangmakna keseluruhannya, dan

bagaimanahubunganantarunsuritusehinggasecarabersamamembentuksebuah

totalitas kemaknaan yang padu. Sedangkan Mahayana mengatakan bahwa

4NyomanKuthaRatna,TeoriMetode,danTeknikPenelitianSastra,(Yogyakarta:

PustakaPelajar,2007),h.91—94.

(25)

12

pendekatanyangditawarkanolehstrukturalismesangatefektifdanpraktiskarena

peneliticukupmemahamiteksnyasajatanpaharusmengaitkanteksdengansegala

konteksyanglainsehinggapenelitidapatmemfokuskanpikiranhanyapadateks.6

PendapatlaindikemukakanolehJabrohimbahwaanalisisstruktural(yang

murni),unsur-unsurpembangunyangdisebutkandiatasitulahyangdikajidan

diteliti. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemahaman dan

pengkajian unsur struktur harus ditopang oleh pengetahuan yang mendalam

tentangpengertian,peran,fungsi,dansegalasesuatunyayangberkaitandengan

unsuritu.7

Seperti halnya dalam karya fiksi, kita tidak mungkin dapat ―merebut

makna‖ tokoh dan penokohan tanpa kita mengetahui apa pengertian tokoh,

bentuk-bentuk watak dalam segala situasi, dan sebagainya mengenai tokoh.

Demikianjugamengenaialur,latar,tema,danyanglainnya.Akantetapi,penting

juga diperhatikan mengenai makna-makna bagian atau unsur itu dalam

keseluruhan,dansebaliknya.

Dalam menganalisis novel Orang Miskin Dilarang Sekolah, peneliti

menggunakan pendekatan struktural yang menitikberatkan pada kajian intrinsik

sebuah novel. Menurut Natawidjaja, intrinsik adalah unsur-unsur rohaniah yang

harus diangkat dari isi karya sastra itu mengenai tema dan arti yang tersirat di

dalamnya.8Berikut adalah penjelasan masing-masing mengenai unsur pembangun

(intrinsik) sebuah karya sastra:

1. Tema

Menurut Siswanto adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan kaya rekaan yang

diciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan

pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya.9 Tema digolongkan menjadi

6MamanS,Mahayana,EkstrinsikalitasSastraIndonesia,(Jakarta:PTRajaGrafindo

Persada,1007),h.ix.

7Jabrohim,MetodologiPenelitianSastra,(Yogyakarta:PT.HaninditaGrahaWidia),h.

58.

8P.SuparmanNatawidjaja,ApresiasiSastradanBudaya,(Jakarta:PTIntermasa,1982),h.

102.

(26)

13

beberapa kategori yang berbeda. Namun, dalam penelitian ini, untuk

pembahasan tema hanya akan menggunakan tema menurut cakupannya.

Berdasarkan cakupannya, tema dibedakan menjadi dua yaitu tema mayor (tema

utama) dan tema minor (tema tambahan). Menurut Nurgiyantoro, tema mayor

adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya

itu, sedangkan tema minor adalah makna yang hanya terdapat pada

bagian-bagian tertentu cerita, atau dapat didefinisikan sebagai makna bagian-bagian atau

maknatambahan.10

2. Latar

Abrams dalam Nurgiyantoro menjelaskan bahwa latar cerita (setting)

disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubunganwaktu,danlingkungansosialtempatterjadinyaperistiwa-peristiwa

yangdiceritakan.Nurgiyantorojugamemaparkan bahwalatarmemberikan

pijakanceritasecarakonkretdanjelas,halinipentinguntukmemberikankesan

realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah

sungguh-sungguhadadanterjadi.11

Dalamkaryafiksi,latardibedakanmenjadidua,yaitulatartipikaldanlatar

netral. Menurut Sayuti, latar netral adalah latar yang hanya latar, tidak

memilikikaitanyangfungsionaldenganelemenfiksilainnya.Pengarangtidak

memiliki motivasi untuk memilih kualitas tertentu untuk membuat

pelukisannyatentangwaktuatautempatmenjadikhasatautipikal.12Sedangkan

menurutNurgiyantoro,latartipikalmemilikisifatkhaslatartertentu,baikyang

menyangkutunsurtempat,waktu,maupunsosial.Haltersebutdimaksudkan

untukmemberikankesankepadapembacabahwakaryaitubersifatrealistis,

terlihatsungguh-sungguhdiangkatdarilatarfaktual.13

10

Nurgiyantoro,op.cit., h.82—83.

11Ibid h.217.

12SumintoA.Sayuti, ApresiasiProsaFiksi,(Jakarta:Depdikbud,1996),h.121. 13

(27)

Nurgiyantoro,op.cit.h.142—145

14

3. Alur

AlurolehStantondalambukukaryaSusanto,dipandangsebagaitulang

punggungsebuahcerita,sebabalurbersifatmampumenjelaskandirinyasendiri

daripada unsur-unsur yang lain. Alur atau plot menurutnya harus memiliki

bagianawal,bagiantengah,danbagianakhir.Alurharusmampumemberikan

kejutankepadapembacanyadenganberbagaiketeganganyangdibangunnya.

Alurmerupakansatumatarangkaisebuahperistiwayangdihubungkandengan

sebab dan akibat.14 Alur tidak hanya dimaknai hanya sekedar penyajian

rangkaianperistiwadalamcerita,tetapitahapanpertiwadalamalurmemiliki

hubungan sebab akibat, sedangkan pengaluran merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pengarang dalam mengolah peristiwa sehingga membentuk

rangkaianperistiwayangdapattersusundenganbaikdanberkaitansatudengan

yanglain.

Sementara itu, Nurgiyantoro menjelaskan isi dari tahapan-tahapan alur

yaitutahapawalyaitutahappengenalanyangpadaumumnyaberisisejumlah

informasipentingyangberkaitandenganberbagaihalyangakandikisahkan

padatahap-tahapberikutnya,berupapengenalanlataratautokoh.Tahaptengah

cerita yangdisebut juga pertikaian, menampilkan pertentangan atau konflik

yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya menjadi semakin

meningkat, semakin menuju klimaks. Tahap akhir cerita atau disebut juga

tahappenyelesaianyangmenampilkanperistiwatertentusebagaitandaakibat

klimaks,padatahapinidijelaskanbagaimanaakhirdarisebuahcerita.15

4. TokohdanPenokohan

MenurutSiswanto,tokohadalahpelakuyangmengembanperistiwadalam

cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara

sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan.16Sedangkan menurut

Abramsdalambukunya“A Glossary Of Literary Terms”mengatakanbahwa

penokohan ataukarakteradalah “ The persons, in a dramatic or narrative

14DwiSusanto,PengantarTeoriSastra,(Yogyakarta:CAPS,2012),h.131.

15

(28)

15

work, endowed with moral and dispositional qualities that are expressed in

what they say the dialogue and what they do the action”.―Karakteradalah

tokoh yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau dramatis, yang

ditakdirkanmemilikikualitas moraldankecenderungantertentusepertiyang

diekspresikandalamucapandanapayangdilakukandalamtindakan.17

Pengelompokantokohdibedakanmenjadibeberapajenis.Salahsatunya

berdasarkan fungsitokoh yaitu Tokoh protagonisadalahtokoh utama yang

merupakan sentral cerita, keberadaan tokoh tersebut untuk mencapai tujuan

yang diinginkan dan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul ketika

hendak mencapai tujuan.18Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang

menyebabkanmunculnyasuatukonflikataudandapatmenimbulkanantipati

pada pembacanya. Penokohan memiliki pengertian lebih luas dari ―tokoh‖

sebab penokohan mencakup bagaimana perwatakan dan bagaimana

penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

memberikan gambaran yangjelaskepadapembaca.19Teori yangdigunakan

dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dimiliki oleh A.J Greimas

dengan menggunakan teori aktan. Analisis struktur aktan akan lebih

mengeksploitasi eksistensi tokoh dan keterlibatannya dalam berbagai peristiwa,

sehingga lebih terlihat keterlibatan antara masing-masing tokoh. Dalam buku

Ratna yang berjudul Teori, Metodedan Teknik Penelitian Sastra, Greimas

mengisahkan hubungan-hubungan yang dapat terjadi antara pelaku (aktan)

dalam sebuah cerita.20Dengan terlihatnya hubungan-hubungan antara pelaku

atau tokoh, akan lebih memperjelas mengenai fungsi dari masing-masing tokoh

tersebut sehingga memudahkan pembaca dalam memahami cerita.

17M.HAbrams,AGlossaryOfLiteraryTerms,(NewYork:CornellUniversity,1981),h.

69.

18DelfianaSandi,TokohdanPenokohanTeater,artikelinidiunduhpada10November

2013,Pukul19.30,dari http://dsandi-go.blogspot.com/2012/10tokoh-dan-penokohan-teater.html?m=1

19Nurgiyantoro,op.cit., h.166.

20NyomanKuthaRatna,S.U,Teori,Metode,danTeknikPenelitianSastra,(Yogyakarta:

(29)

16

5. SudutPandang

MenurutMinderop,padahakikatnyamerupakanstrategi,teknikatausiasat

yangsengajadipilihpengaranguntukmengemukakangagasanceritanyauntuk

menampilkan pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan yang

disalurkanmelaluisudutpandang.21Segalasesuatuyangdikemukakandalam

karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya

terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan

lewatsudutpandangtokoh,lewatkacamatatokohcerita.

Sudutpandangdibedakanmenjadibeberapabagian,namundalamanalisis

ini menggunakan sudut pandang orang pertama ―aku-an‖. Minderope

menjelaskan bahwa pencerita ―aku-an‖ tokoh utama digunakan apabila

pencerita merupakan salah satu tokoh utama dalam ceritera yang dalam

berceritamengacukepadadirinyasendiridenganmenggunakankata―aku‖.22

Denganmenggunakansudutpandangtokohutama―aku-an‖makakitasebagai

pembaca akan lebih mudah memahami isi cerita berdasarkan pandangan si

tokohutama―aku-an‖tersebutyangmemilikiperananpentingdalamcerita,

dantentunyatokohutama―aku-an‖inimengalamiperistiwadankonfliksecara

langsungdalamcerita.

6. Gaya Bahasa

Aminuddin dalam Siswanto mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara

seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan indah dan harmonis

melalui media bahasa serta mampu menyentuh daya intelektual dan emosi

pembaca.23Menurut Keraf, jenis-jenis gaya bahasa dapat dibedakan sebagai

berikut; (1) berdasarkan bahasa terdiri dari segi non bahasa berupa gaya bahasa

berdasarkan pengarang, masa, medium, subyek, tempat, hadirin, tujuan,

sedangkan jika dari segi bahasa terdiri atas gaya bahasa berdasarkan pilihan

kata dan nada yang terdapat dalam wacana; (2) gaya bahasa berdasarkan

21AlbertineMinderop,MetodeKarakterisasiTelaahFiksi,(Jakarta:YayasanObor

Indonesia,2005),h.88.

22Ibid.,h.94.

(30)

17

pilihan kata terdiri atas gaya bahasa resmi, tak resmi, dan percakapan; (3)

berdasarkan nada, yaitu gaya bahasa sederhana, gaya mulia dan bertenaga, dan

gaya menengah; (4) berdasarkan struktur kalimat terdiri dari klimaks,

antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi; (5) gaya bahasa berdasarkan

langsung tidaknya makna terdiri atas gaya bahasa retoris dan gaya bahasa

kiasan.24

Jadi, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa merupakan cara pengarang

menggunakan bahasa melalui karya yang dihasilkan. Semakin khas gaya

bahasa yang digunakan pengarang, maka karakter pengarang karya sastra

tersebut pun akan semakin terlihat. Gaya bahasa yang digunakan peneliti

adalah gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yaitu gaya bahasa

kiasan.

Pendekatan selanjutnya yang digunakan penulis adalah pendekatan

pragmatik. Dalam pendekatan pragmatik, peran pembaca sangat diperlukan

karena peran pembaca tersebut dapat menentukan dan menilai layak atau

tidaknya sebuah karya sastra, seperti yang dijelaskan oleh Semi yaitu

pendekataninimenganutprinsipbahwasastrayangbaikadalahsastrayang

dapatmemberikesenangandanfaedahbagipembacanya.Dengandemikian,

pendekataninimenggabungkanantaraunsurpelipurlaradanunsurdidaktis.25

Ratna mengatakan bahwa pendekatan pragmatik memiliki hubungan

dengan sosiologi atau kemasyarakatan karena pragmatik membicarakan

mengenaimasyarakatsebagaipembacadanterkaittanggapan-tanggapandari

masyarakat sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan oleh para

penikmatnya.26PendapatlaindikemukakanolehYudionobahwamaknayang

terdapatdidalamkaryasastradapatditentukanolehpembacakarenakarya

sastrasebagaisenidapatdipandangberhasilapabiladapatmembuatpembaca

24

GorysKeraf,DiksidanGayabahasa,(Jakarta:PTGramediaJakarta,1985),h.115— 129

(31)

18

merasasenangdanterhibursertadapatmemberikanpembelajaranataunilai

pendidikanyangdapatditerapkansipembaca.27

Menurut Pradotokusumo, pendekatan pragmatik menitikberatkan

kajiannyaterhadappembaca,pembacayangmenilai,menafsirkan,memahami,

dan menikmati karya sastra, karena setiap pembaca memiliki pengalaman

selakumanusiabudayadanseterusnya.28Dalamnovel OMDS,WiwidPrasetyo

mengangkatsuatuceritaberdasarkantujuan yangakandisampaikankepada

pembaca. Mempelajari sastra mau tidak mau harus mengetahui apa tujuan

sastrabagiparapenikmatnya,denganmengetahuitujuanyangada,palingtidak

kitamampumemberikankesanbahwasastrayangdiciptakanbergunauntuk

kemaslahatanmanusia.

Menurut pendapat Teeuw, ciri khas dari pendekatan pragmatik adalah

pergeseranminatdarikaryasastrasebagaistrukturkearahpembaca,dengan

menekankanperananpembacasebagaipemberimaknapadakaryasastraitu.

Pembacadipandangnyasebagaipenyingkapstrukturkaryasastrasecaracukup

mutlak.Tekananpadapembacasebagaipemberimaknaberartibahwakarya

sastra dalam visi ini tidak mempunyai makna langgeng dan mantap,

pemahamandanpenilaiannyaterustergeserdenganmunculnyakalanganatau

angkatanpembacabaru.29

Jikaditinjaumenggunakanpendekatanpragmatik,makanovel OMDSini

akan memiliki citra yang berbeda-beda dari tiap-tiap pembaca. Hal ini

disebabkanadanyaperbedaanpandanganantarapembacasatudanpembaca

lain,adakalanyapembacamemandangdarisudutestetika.Parapembacayang

memandang novel OMDS dari sudut pandang ini akan mengutarakan

pendapatnyasecaraobjektifdanmengacupadainterpretasinyasendirisehingga

terkadangakanmunculpendapatbahwanoveliniadalahsuatukaryasatrayang

indah,dilihatdaristrukturpenyampaianataupenulisannya.

Pendekatanpragmatikmengungkapkantujuandanfungsisastraterhadap

keberadaanmasyarakatdenganmenghadirkannilaipendidikansehinggadapat

(32)

19

dijadikan teladan untuk masyarakat. Dikatakan demikian karena kehadiran

sastra dalam masyarakat dipandang mempunyai tujuan. Adapun aspek

pragmatikyangakandikajidalamnovel OMDSkaryaWiwidPrasetyoadalah

nilaimoral,karenamoralmerupakansalahsatuaspekpragmatikyangselalu

memberikanpesankepadapembacauntukberbuatbaik.

C.

Hakikat Nilai Pendidikan dalam Karya Sastra

Nilai berhubungan erat dengan kegiatan manusia dalam menjalani

kehidupan. Setiadi menjelaskan bahwa menilai berarti menimbang kegiatan

manusia dengan menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang

selanjutnyadiambilsuatukeputusan.30

Nilai merupakan sesuatu yang sangat dihargai, selalu dijunjung tinggi, serta

manusia dapat merasakan kepuasan dengan nilai. Nilai jika dihayati akan

berpengaruh pada cara berpikir, cara bersikap, maupun cara bertindak seseorang

dalam mencapai tujuan hidupnya. Hal ini berarti bahwa dengan adanya berbagai

wawasan yang dikandung dalam karya sastra, khususnya novel akan mengandung

berbagai macam nilai kehidupan yang akan sangat bermanfaat bagi pembaca.

Setiap karya sastra khususnya novel pasti mengandung pesan yang ingin

disampaikan, pesan tersebut mengandung nilai-nilai kehidupan berupa nilai

pendidikan, karena novel tidak hanya menghibur, melainkan sebagai sarana

menyampaikan nilai pendidikan. Pendidikan menurut Sabri bahwa istilah

pendidikan dapat diartikan sebagai proses atau suatu kegiatan yang mendidik. Hal

tersebut dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang memberikan uraian yang

lengkap, sistematis, dan metodis mengenai masalah-masalah yang ada kaitannya

denganprosespendidikanataumendidik.31

Pendidikan tidak hanya dapat diperoleh melalui suatu lembaga formal,

melainkan melalui sarana novel juga dapat menanamkan nilai pendidikan. Sejalan

dengan yang dijelaskan oleh Idi, bahwa ada keterkaitan yang sangat kuat antara

sekolah, keluarga, dan masyarakat, karena pendidikan merupakan bagian dari

(33)

20

kehidupan yang dituntut mampu mengikuti perkembangan yang ada di

dalamnya.32

Manfaat yang dapat diambil dari karya sastra diantaranya adalah agar

mendapat nilai estetik. Menurut Ratna dalam bukunya yang berjudul Estetika

Sastra dan Budaya,estetik dalam bahasa Inggris menjadi aestheticsatau esthetics

(studi tentang keindahan). Dalam bahasa Indonesia menjadi estetikus, estetik dan

estetika, yang masing-masing berarti orang yang ahli dalam bidang keindahan,

bersifat indah, dan ilmu atau filsafat tentang keindahan atau keindahan itu

sendiri.33

Manfaat lain dari karya sastra yaitu mendapatkan manfaat praktis. Maksud

dari manfaat praktis yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis yang

dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.34Nilai praktis dalam novel

OMDSterlihatdarinilaimoralyangdisampaikandalamnoveltersebutyangdapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, nilai pendidikan yang

dikaji dalam novel ini akan ditekankan terkait dengan nilai moral yang terkandung

dalamnovel OMDS.

D.

Hakikat

Moral

1.PengertianMoral

Menurut Bertens, moral atau moralitas berasal dari kata sifat latin

moralismempunyaiartiyangpadadasarnyasamadenganmoral,hanya

sajaterlihatlebihabstrak.Misalnyakitaberbicaramengenai―moralitas

suatu perbuatan‖, artinya kita berbicara mengenai baik atau buruknya

suatu perbuatan, yang berarti moralitas merupakan sifat moral atau

keseluruhanasasdannilaiyangberkenaandenganbaikatauburuk.35

32AbdullahIdi,SosiologiPedidikan,Individu,Masyarakat,danPendidikan,(Jakarta:PT

RajagrafindoPersada,2011), h.59.

33NyomanKuthaRatna, EstetikaSastradanBudaya,(Yogyakarta:PustakaPelajar,

2007), h.3—4.

34Aristhaserenade,UnsurdanNilaiSastra,artikelinidiunduhpada10November2013,

Pukul20.00,dari http://aristhaserenade.blogspot.com/p/unsur-dan-nilai-sastra.html

35K.Bertens,Etika,(Jakarta:PTGramediaPustakaUtama,cetakankesebelas,2011), h.

(34)

21

Setiap perbuatan manusia pasti berkaitan dengan baik dan buruk,

akantetapitidaksemua,yangberartiadajugabeberapaperbuatanyang

netraldarisegietis.Misalnya,sesuatuyangbaikakanselaludiawaliatau

menggunakan tangan kanan atau kaki kanan, namun seseorang yang

tebiasamemakaisepatudiawalidengankakikirikarenasudahmenjadi

kebiasaan,makahaltersebuttidakdapatdikatakansebagaisesuatuyang

tidakbaikataumelanggarmoral,akantetapihaltersebutdapatdikatakan

amoral. Berbedadengan seorangkepalarumah tangga yanglebih dulu

membelanjakanuangnyauntukkepentingansendirisepertimainjudi,dan

lain sebagainya, dan sisa uang tersebut barulah ia serahkan untuk

keperluankeluarga,makatindakantersebuttermasuktindakan immoral.

SepertiyangdijelaskanolehBertensbahwaperbuatanyangbersifat

amoral tidak memiliki relevansi yang etis, tidak berhubungan dengan

konteksmoralataudiluarsuasanaetis,sedangkan immoralbertentangan

dengan moral baik, yang berarti tindakan atau perbuatan yang dinilai

buruk.36 Jadi, jelas terlihat bagaimana perbedaan antara amoral dan

immoralyangseringdisalahartikan.

Suseno memaparkan bahwa moral mengacu pada baik buruknya

perbuatanmanusiasebagaimanusia,sebagaitolakukuruntukmenentukan

baik atau buruknya suatu tindakan manusia sebagai manusia, bukan

sebagaipelakuperanyangtertentuatauterbatas.37

Zubair menjelaskan bahwa istilah etika berasal dari kata Yunani

―Ethos‖yangberartiwatakkesusilaanatauadat.Identikdenganperkataan

moralyangberasaldarikataLatin―Mos‖yangdalambentukjamaknya

―Mores‖ yang berarti juga adat atau cara hidup. 38 Moral atau etika

merupakan aspek yang berkaitan dengan perbuatanataukelakuan yang

padadasarnyamerupakanpencerminanakhlakataubudipekerti.

36Ibid,h.8

37Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta:Kanisius,1987),h.19

(35)

22

Sedangkansecara umum menurut Nurgiyantoro, moral menyaran pada

pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral dalam karya sastra

biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan,

pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang akan

disampaikankepadapembaca.39

Nilai moral yang terdapat dalam karya sastra bertujuan untuk

mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika mengenai baik atau

buruk suatu perbuatan, patut untuk ditiru ataukah sebaliknya sehingga

dapat tercipta suatu hubungan antarmanusia yang baik dalam

bermasyarakat.

Semi menyatakan bahwa moral dalam hal ini diartikan sebagai suatu

norma, suatu konsep tentang kehidupan yang disanjungtinggi oleh

sebagian besar masyarakat tersebut. Ukuran moral dalam masyarakat juga

mengalami perubahan menurut gerak pertumbuhan masyarakat yang

bersangkutan.40 Moral memberi manusia aturan atau petunjuk konkret

tentang bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia harus bertindak dalam

hidup ini sebagai manusia yang baik, dan bagaimana menghindari

perilaku-perilaku yang tidak baik.

Seseorang harus mampu memiliki kesadaran moral, karena

kesadaranmoraltimbuldaridirisendiriketikaberhadapandenganbaik

dan buruk dalam hidupnya. Dengan adanya kesadaran moral, maka

seseorang akan mampu memberi penilaian terhadap suatu perbuatan

termasuk pada perbuatan yang baik atau yang buruk. Setelah timbul

kesadaranmoral,makamanusiaakanmampumengontroltentanghalbaik

yang harus ia lakukan dan hal buruk yang tidak pantas dilakukan.

Singkatnya, semua nilai yang mendukung harkat manusia adalah nilai

moralatauetis.

(36)

23

Ciri-ciridarimanusiayangmemilikikesadaranmoraladalahiaakan

selaluberpegangteguhpadanilai-nilaiyangdiyakinisekalipuntidakada

oranglainyangmelihatnyakarenakesadaraninilahirdaridalamdirinya

sendiritanpaadapaksaandarisiapapun.

Moral berarti etika, etika memiliki pengertian yang sama dengan

moral.MengacupadapenjelasandariSetiadiyang mengatakan bahwa kata

etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi

pegangan bagi orang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah

lakunya.41

PendapatlainyangdikemukakanolehSalam,bahwaetikamerupakan

cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang

menentukanperilakumanusiadalamhidupnya.42Haltersebutmerupakan

sistemnilaitentangbagaimanamanusiaharushidupsecarabaiksebagai

manusia.

Menuruthukumetika,suatuperbuatanitudinilaipadatigatingkat:(1)

semasihbelumlahirjadiperbuatan,jadimasihberuparencanadalamkata

hati, niat; (2)sesudahnya, sudahberupaperbuatannyata =pekerti; (3)

akibatatauhasildariperbuatanitu=baikatautidakbaik.Apayangmasih

berupakatahatiatauniatitu,dalambahasafalsafahataupunpsikologi,

biasa disebut karsa atau kehendak, kemauan, will. Isi dari karsa atau

kemauanitulahyangakandirealisasikanolehperbuatan.Langkah-langkah

yangditempuholehperbuatanitulahyangdinilai.43

Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan

yang lainnya kita dapat mengatakan bahwa antara etika dan moral

memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan

manusia untuk selanjutnya ditentukanposisinya baik atau buruk.

41Setiadi,op.cit.,h.108.

42BurhanuddinSalam,EtikaSosial(AsasMoraldalamKehidupanManusia),(Jakarta:

PTRinekaCipta,2002),h.1.

(37)

24

Dalam karya sastra, moral merupakan inti yang ingin disampaikan

oleh pengarang kepada pembaca dengan menampilkan makna yang

terkandungdidalamnya.Moraldalamkaryasastradianggapsebagaipesan

atauamanat,sepertiyangtergambarmelaluisalahsatuunsurpembangun

novel, yaitu tokoh dan penokohan, dalam unsur tersebut akan

menampilkanbeberapamoraltentangbaikdanburuksuatuperbuatan,dan

pembacaharuspandaimembedakanantaramoralbaikdanburuk.Moral

dalam karya sastra merupakan pandangan hidup seorang pengarang

tentangbaikdanburuksuatuperbuatan,denganmaksudsebagaisarana

yang berhubungan dengan ajaran moral dan bersifat praktis yang

ditambilkanmelaluicerita.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral

menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat untuk

menjunjung tinggi budi pekerti dan nilai susila, sehingga di dalam

masyarakat sangat mengutamakan nilai akhlak atau tingkah laku. Tingkah

laku tersebut yang akan menentukan kedudukan seseorang di dalam

masyarakat.

2.Wujud Penyampaian Moral

Menurut Nurgiyantoro, wujud dari penyampaian moral secara umum

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu mencakup hubungan

manusia dengan diri sendiri, manusia dengan manusia lain (orang lain),

dan manusia dengan Tuhan.44 Adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut:

a. Hubungan manusia dengan diri sendiri

Persoalan manusia dengan diri sendiri dapat bermacam-macam

jenis dan tingkat intensitasnya.Persoalan tersebut dapat berhubungan

dengan persoalan eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, takut,

rindu dendam, kesepian, kebimbangan, dan persoalan-persoalan lain

yang lebih berhubungan dengan diri individu itu sendiri.

(38)

25

b.Hubungan manusia dengan manusia lain (orang lain)

Dalam kehidupan ini, mansusia pun sering berhubungan dengan

manusia lain. Permasalahan ini biasanya berhubungan dengan

permasalahan persahabatan, misalnya kesetiaan dan penghianatan,

permasalahan keluarga, misalnya hubungan antara suami dan istri, anak

dengan orang tua, permasalahan antara atasan dengan bawahan, dan

permasalahan-permasalahan lain yang berkaitan dengan interaksi

manusia dalam kehidupan.

c. Hubungan manusia dengan Tuhan

Permasalahan lain yang sering dialami manusia dalam kehidupan

adalah permasalahan antara dirinya dengan Tuhannya. Permasalahan ini

berhubungan dengan aspek ketuhanan, misalnya permasalahan yang

berkaitan dengan ketaatan dalam menjalankan perintah Tuhan dan

menjauhi larangan-Nya.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis ingin menjadikan ketiga

wujud penyampaian pesan moral di atas sebagai landasan dalam

menganalisis nilai moral dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dalam proses analisis dapat

mempermudah penulis dalam menentukan nilai moral yang ada dalam

novel Orang Miskin Dilarang Sekolahsehingga batasan analisisnya pun

akan semakin jelas.

E.

Etika Jawa

Budaya Jawa memiliki ciri khas dalam kemampuan menerima berbagai

macam kebudayaan yang datang dari dalam maupun luar, tetapi masih tetap

mempertahankan keasliannya. Hal itu dikarenakan pola kehidupan masyarakat

Jawa telah diatur dalam nilai dan norma sebagai tuntutan bagaimana orang Jawa

(39)

26

dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk

mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya.45

Daripengertiantersebut,dapatdisimpulkanbahwaetikaJawamerupakan

keseluruhan norma yang mengikat atau mengatur bagaimana seorang manusia

harus bersikap, bertindak, dan bertutur dalam kehidupan masyarakat sehingga

diketahuibaikburuknyaterhadapapayangtelahdilakukannya,halituberlaku

untuk seluruh anggota masyarakat Jawa baik itu dari kalangan atas (Wong Gedhe)

atau kalangan bawah (Wong Cilik). Adapun etika atau moral yang dimaksud di

antaranya:

1. Nrimo

Nrimo berarti menerima atau ikhlas terhadap apa yang sudah

ditakdirkan oleh Tuhan kepada manusia, tanpa adanya protes atau

pemberontakan. Nrimo merupakan salah satu sikap Jawa yang paling

seringdisalah-pahamisebagaibentukkesediaanseseoranguntukmenelan

segala-galanyasecaraapatis.Sebenarnya nrimo itumerupakansalahsatu

sikaphidupyangpositif.46

Jadi, pengertian di atas dapat dipahami bahwa sikap nrimo sering

disalahartikandengansikapyangpasrahdalamartimasyarakatJawatidak

mau berusaha merubah nasib. Namun, dibalik sikapnya yang nrimo,

masyarakatJawaterkenaldengansikapnyayangpekerjakeras.Apabilaia

telahmemilikipekerjaan,makaiaakantekunmengerjakannyawalaupun

pekerjaanyangmerekamilikirelatifrendah.

2. Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe

Sepi ing pamrih berarti suatu kerelaan untuk tidak lagi mengejar

kepentingan-kepentingan yang bersifat pribadi, sedangkan rame ing gawe

berupa memenuhi suatu kewajiban maisng-masing individu.47 Dapat

dikatakanbahwa sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawememilikipengertian

bahwa apabila melakukan suatu perbuatan atau suatu kewajiban harus

45FranzMagnis-Suseno,EtikaJawa:SebuahanalisafalsafiTentangKebijaksanaan HidupJawa,(Jakarta:GramediaPustakaUtama,1984)h.6

(40)

27

didasarirasaikhlasdengantidakmementingkanurusanpribadiataudalam

bentukmengharapkanimbalandariapayangtelahdilakukan,akantetapi

lebihmengutamakankepentinganoranglain.

3. PrinsipHormatatau mundhuk-mundhuk

Prinsipyangmenyatakanbahwasetiaporangdalamcarabicaradan

membawadiriselaluharusmenunjukkansikaphormatterhadaporang

lain, sesuai derajat dan kedudukannya.48 Tentu saja prinsip-prinsip

demikian beranjak ke arah pemudaran, apalagi setelah orang mengerti

bahwa setiap orang memiliki harkat, derajat dan martabat yang sama,

kemudiantimbulpemberontakanuntukapaprinsiphormatitudilakukan.

Dalammasyarakatjawakesatuanhendaknyadiakuioleholehsemua

denganmembawadirisesuaituntutantatakramasosial,sehinggamereka

yangberkedudukanlebihtinggiatautuaharusdihormatidansebaliknya

yang lebih tinggi mampu mengayomi. Oleh karenanya orang jawa

mengaturhaltersebutdalametikanya,dalambahasajawatidakmungkin

untuk menyapa atau bercakap-cakap dengan orang lain tanpa menaksir

kedudukan sosial jika dibandingkan dengan dirinya, sehingga dalam

bahasajawaterdiridariduatingkatutamayangberbedadalamperkataan

dangramatika,yaituterdapatbahasa kromountukmengungkapkansikap

hormatdanbahasa ngokountukmengungkapkansikapkeakraban.

4. PercayaterhadapHalGaib

AgamaIslamyangberkembangdimasyarakatJawaterkenalsangat

kentaldengantradisidanbudayanya.Nama-namaJawajugasangatakrab

ditelingabangsaIndonesia,begitujugajargonatauistilah-istilahJawa.

Hal ini membuktikan bahwa tradisi dan budaya Jawa cukup memberi

warnadinegaraIndonesia.

Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang

belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya, meskipun

(41)

28

terkadangtradisidanbudayaitubertentangandenganajaran-ajaranIslam.

MemangadabeberapatradisidanbudayaJawayangdapatdiadaptasidan

terusdipegangitanpaharusberlawanandenganajaranIslam,tetapibanyak

juga yang bertentangan dengan ajaran Islam. Masyarakat Jawa yang

memegangan ajaran Islam dengan kuat tentunya dapat memilih dan

memilahmanabudayaJawayangmasihdapatdipertahankantanpaharus

berhadapandenganajaranIslam.SementaramasyarakatJawayangtidak

memiliki pemahaman agama Islam yang cukup, lebih banyak menjaga

warisanleluhurmerekadanmempraktekkannyadalamkehidupanmereka

sehari-hari,meskipunbertentangandenganajaranagamaIslam.

Masyarakat seperti itulah yang kemudian melahirkan suatu agama

yang kemudian dikenal dengan agama Jawi atau Islam Kejawen.

KoentjaraningratmengatakanbahwasebagianbesarpemelukagamaJawi

tidak sepenuhnya menjalankan agamanya sesuai dengan syariat agama

Islam.49Padaumumnyapemelukagamainiadalahmasyarakatmuslim,

namuntidakmenjalankanajaranIslamsecarakeseluruhan,karenaadanya

aliranlainyangjugadijalankansebagaipedoman,yaitualirankejawen.

Kejawensebenarnyabisadikategorikansebagaibudayayangbertentangan

dengan ajaran Islam, karena budaya ini masih menampilkan

perilaku-perilakuyangbertentangandenganajaranIslam.

SepertiyangdikemukakanolehSusenobahwakeagamaanorangJawa

Kejawenditentukanolehkepercayaanterhadapberbagaimacamrohyang

tidak kelihatan, dan dapat menimbulkan bahaya atau penyakit apabila

mereka dibuat marah atau kita kurang hati-hati. Orang Kejawen akan

melindungi diri mereka dari gangguan dengan memberi sesajen dan

memintabantuanseorangdukun.50

49Koentjaraningrat,PengantarAntropologi:Pokok-pokokEtnografiII,(Jakarta:Rineka

Cipta,2005)h.194

(42)

29

F.

Hakikat Pembelajaran Sastra

Pembelajaran mengenai analisis novel yang dibahas di sekolah sangat

membantu siswa dalam memperdalam ilmu sastra. Tujuan pembelajaran tersebut

dijabarkan ke dalam empat kompetensi, yaitu kompetensi menyimak, kompetensi

berbicara, kompetensi membaca, dan kompetensi menulis sastra. Kompetensi

menyimak meliputi kemampuan mendengarkan, memahami, dan mengapresiasi

ragam karya sastra sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Kompetensi

berbicara meliputi kemampuan membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra

sesuai dengan konteks lingkungan dan budaya. Kompetensi membaca meliputi

kemampuan membaca dan memahami berbagai jenis karya sastra. Kompetensi

menulis meliputi kemampuan mengapresisasikan karya sastra dalam bentuk sastra

tulis yang kreatif dalam bentuk menulis kritik dan esai sastra berdasarkan jenis

sastra yang telah dibaca. Menurut Rahmanto, manfaat dari pembelajaran sastra

bagi siswa di sekolah yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan

pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, menunjang pembentukan

watak.51

Dari pemaparan di atas, dijelaskan bahwa dalam pembelajaran sastra

diharapkan agar siswa mampu mengapresiasi karya sastra dengan baik dan

mampu mengembangkan kepekaan siswa dalam memahami karya sastra, baik dari

segi nilai positif yang terdapat dalam karya sastra maupun hal menarik lainnya

yang terdapat di luar karya sastra itu sendiri. Selain itu, pembelajaran sastra bagi

siswa diharapkan dapat mengembangkan cipta dan rasa yang memiliki ruang

lingkup luas terhadap kehidupan sehari-hari, sehingga berpengaruh terhadap

pembentukan watak siswa tersebut.

Pokok materi pembelajaran sastra di sekolah terdapat dalam pelajaran

bahasa Indonesia. Salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran sastra adalah

menentukan unsur intrinsik dalam novel. Dalam menentukan unsur intrinsik

novel, siswa diarahkan untuk membaca dan menganalisis novel, sehingga dapat

membantu siswa dalam mengembangkan pola pikir. Selain itu, alur dalam novel

yang dianalisis juga dapat menambah wawasan siswa karena novel biasanya

(43)

30

menceritakan tentang kehidupan bermasyarakat. Penelitian yang difokuskan pada

nilai moral diharapkan dapat memberikan contoh yang baik untuk siswa sehingga

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat berpengaruh terhadap

pembentukan watak siswa sehingga dapat meningkatkan moralitas remaja yang

sedang mengalami penurunan.

G.

Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah.

Penelitian yang dimaksud adalah penelitian terhadap karya lain yang relevan

dengan penelitian ini. Penelitian yang relevan dapat bersumber dari makalah,

skripsi, jurnal, internet, atau yang lainnya yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

PenelitianAntikSetiyorina,mahasiswiFakultasSastra,UniversitasSebelas

Maret,dalamskripsinyayangberjudul―Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah

KaryaWiwidPrasetyo(TinjauanSosiologiSastradanGayaBahasa).Penelitian

ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik yang terdapat dalam

novel Orang Miskin Dilarang SekolahkaryaWiwidPrasetyo;(2)lapisansosial

yang terdapat dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid

Prasetyo; (3) pemanfaatan gaya bahasa dalam novel Orang Miskin Dilarang

SekolahkaryaWiwidPrasetyo;dan(4)maknagayabahasayangterdapatdalam

novel Orang Miskin Dilarang SekolahkaryaWiwidPrasetyo.PadanovelOrang

MiskinDilarangSekolahdigunakanbeberapagayabahasa, yakni gayabahasa

yangpalingdominanadalahsimilekarenakalimat-kalimatnyabanyakditemukan

penggunaan kata tugas (seperti dan bagai). Pemaknaan gaya bahasa dapat

ditentukanberdasarkankonteksnya.Pemaknaanpadagayabahasaditujukanuntuk

membantupemabacadalammenafsirkannilai-nilaiyangdiungkapkanpengarang

dalamnovel―OrangMiskinDilarangSekolah‖.

Penelitian Fitri Wulandari, K 1207018, mahasiswi Fakultas Sastra,

Universitas Sebelas Maret, dalam skripsinya yang berjudul ―Novel Laskar

(44)

31

Prasetyo(KajianIntertekstualitasdanNilaiPendidikan‖.Penelitianinibertujuan

untuk mendeskripsikan: (1) struktur novel Laskar Pelangi dan Orang Miskin

DilarangSekolah;(2)persamaandanperbedaanstrukturnovelLaskarPelangidan

OrangMiskinDilarangSekolah;(3)kajianintertekstualitasantaranovelLaskar

Pelangi dan Orang Miskin Dilarang Sekolah; dan (4) nilai pendidikan novel

Laskar Pelangi dan Orang Miskin Dilarang Sekolah. Hasil temuan penelitian

dengan kajian intertekstualitas menunjukkan bahwa kedua novel tersebut: (1)

strukturkeduanovelterdiriatastema,sudutpandang,penokohan,latar,alur,dan

amanat;(2)persamaanstrukturkeduanoveltersebutberupatema.Keduanovel

mempunyai tema yang sama yakni pendidikan. Amanat, kedua novel

mengamanatkanuntukberanibercita-citadanberusahakerasmewujudkan

cita-cita tersebut. Terkait dengan alur, kedua novel menggunakan alur maju.

Penokohan dalam kedua novel memiliki persamaan yakni pada teknik

karakterisasi.BaikituLaskarPelangimaupunOrangMiskinDilarangSekolah

karaktertokohtidakselaludigambarkansecaragamblangdanterperincitetapi

Gambar

TABEL
gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur yang membangun novel Menebus Impian Karya Abidah El Khalieqy serta mendeskripsikan pesan moral yang terdapat dalam novel

Mengingat kemampuan yang terbatas dari peneliti, penelitian ini dibatasi pada penggunaan gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam novel Orang Miskin

Yaitu peniruan dalam hal cara berpikir, gaya berpakaian, agama, pendidikan, bahasa, dan kebiasaan (2) gambaran unsur subaltern yang terdapat dalam novel Orang

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa, diskriminasi sosial yang terdapat di dalam novel Orang Cacat Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo tergambar secara

Andika Patria (2013) dengan judul “Nilai Moral dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah

Memanjat pohon secara cepatnya diibaratkan dengan sekumpulan kera pohon. Makna kalimat diatas melukiskan kebiasaan anak-anak yang bermain memanjat pohon karena sudah

Dalam penelitian ini penulis simpulkan bahwa analisis novel Orang Cacat Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo menganalisis tentang (1) unsur intrinsik novel Orang

Uraian di atas menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan termasuk ke dalam kelas sosial atas atau menempati kedudukan yang tinggi,