7 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan adalah lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang
dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Manajemen merupakan sebuah subjek
yang sangat penting karena mengembangkan usaha penetapan dan pencapaian
sasaran-sasaran, dan mengkombinasikan secara efektif bakat-bakat orang serta mendayagunakan
sumber-sumber materil. Manajemen terdapat pada hampir semua aktivitas manusia, baik
itu dalam perusahaan, kantor, ataupun ditempat lainnya. Karena manajemen menyentuh
serta mempengaruhi kehidupan hampir semua manusia, mana manajemen membuat kita
menyadari akan kemampuan-kemampuan kita sehingga dengan manajemen yang baik
akan berhasil mencapai tujuan secara bersama.
Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
keterampilan diperlukan perhatian terhadap aspek-aspek khusus dari sumber daya
manusia yang merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja karyawan yang
selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh (Gary Dessler, 2003): “Manajemen sumber daya manusia adalah proses
memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan serta masalah keadilan.
2.2 Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan, serta waktu.
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan salah satu tugas yang
paling penting bagi setiap manajer, yang diakui pula bahwa banyak kesulitan dialami
seseorang secara akurat, dan lagi pula sangatlah sulit untuk menyampaikan hasil
penilaian tersebut kepada bawahan yang bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa
bagi yang bersangkutan.
2.3 Gaji
Gaji adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Gaji dapat diibaratkan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaannya, dimana
perolehan gaji didasarkan pada ketentuan dan kebijakan perusahaan, berarti setiap
karyawan kemungkinan memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda.
2.4 Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun
karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
Adapun tujuan utama dilaksanakannya hubungan sosial antar individu dalam
perusahaan adalah untuk mendapatkan kepuasan hati karyawan, semangat kerja yang
tinggi, kerja sama yang tinggi antar karyawan, moral yang tinggi, disiplin yang tinggi dan
banyak lagi yang lainnya.
2.5 Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada pendapat setiap orang. Kata ini adalah
suatu kata yang diambil dari kamus umum dan dimasukkan ke kamus teknis sebuah
disiplin ilmiah tanpa didefenisikan secara tepat, namun salah satu dari arti kepemimpinan
adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde
sosial, dan yang diharapkan dan dipersediakan melakukannya. Gaya Kepemimpinan
(Teknik Kepemimpinan) adalah kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial
pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktek kehidupan serta
organisasi melingkupi konsep-konsep pemikiran perilaku sehari-hari dan semua peralatan
bertindaknya pemimpin dengan bantuan alat-alat fisik dan macam-macam kemampuan
psikis untuk mewujudkan kepemimpinannya.
2.6 Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan
suatu kegiatan, tujuannya yaitu untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana
melalui sistem perencanaan secara hati-hati dan seksama kemudian mengupayakan
pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. Dan juga dapat membantu
personil dalam memberi layanan secara profesional dan dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kerja personil.
2.7 Motivasi Kerja
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui
seluk beluk motivasi karena hal ini berkaitan erat dengan tingkah laku bawahannya yang
harus dibina ke arah tercapainya tujuan organisasi perusahaan.
2.8 Data
Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan
informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan. Data
merupakan komponen utama dalam statistika.
2.8.1 Data Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang
data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Contohnya: Tinggi,
Rendah
b. Data Kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif
adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah
data hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa matematika, data tersebut berbentuk
angka.
2.8.2 Data Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian pula, yaitu:
a. Data Internal
Adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan.
Sebagai contoh: catatan akuntansi, catatan produksi, catatan inventaris, dan lainnya.
b. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar perusahaan atau
organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil
wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti
melakukan sendiri observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya
dapat berupa survei atau percobaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer
yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya
digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran
pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari
beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika, Media Massa, Lembaga
Pemerintahan dan sebagainya.
2.8.3 Data Menurut Jenisnya
Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Data kontiniu
Data kontiniu adalah data dalam bentuk angka/ bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran. Data ini dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantuk jenis skala
yang digunakan. Contohnya: Berat badan Tomy 70 kg, Tinggi badan Tomy 180.
b. Data diskrit
Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dari hasil
perhitungan. Contohnya: Jumlah siswa perempuan di SMA Bunga sebanyak 300 orang.
2.9 Skala Pengukuran
Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri
dari suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala
pengukuran dibagi atas 4 bagian, yaitu:
a. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sederhana yang dilambangkan
mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam kelompok yang terpisah
untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati.
Pada skala nominal hasil pengukurannya dapat dibedakan tetapi tidak dapat diurutkan
mana yang lebih tinggi, rendah, dan mana yang dikesampingkan. Skala nominal
merupakan skala yang paling rendah atau jenis pengukurannya terbatas, misalnya jenis
kelamin yang hanya ada 2 kategori.
b. Skala Ordinal (Rangking)
Adalah skala pengukuran yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga
mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentangan tertentu. Dengan menggunakan skala
ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Angka atau huruf
yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk dapat
dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan
penataan tertentu. Contoh: Seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menurut
pangkatnya, yakni Mayor, Kapten, Letnan dll.
c. Skala Interval
Skala interval adalah skala pengukuran yang mengelompokkan objek-objek ke dalam
kelas-kelas yang mempunyai urutan dan perbedaan dalam jarak yang sama. Misalnya:
Suhu tertinggi pada bulan lalu berturut-turut 30, 32 derajat celcius.
d. Skala Rasio (Nisbah)
Skala ini skala pengukuran yang memiliki 4 ciri, yakni membedakan, mengurutkan, jarak
yang sama, dan memiliki titik nol tulen (titik nol yang berarti) sehingga dapat
menghitung rasio atau perbandingan antar nilai. Semua ciri skala interval menjadi ciri
skala rasio, perbedaan antara nilai-nilai diketahui dan bernilai tetap, kategori-kategori
nilai juga bersifat lepas. Hanya saja skala rasio mempunyai titik nol yang berarti dalam
rasio (perbandingan) antara dua nilai juga berarti, misalnya Tina makan 2 apel dari meja
2.10 Skala Untuk Instrumen (Model Skala Sikap)
Model Skala Sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:
a. Skala Likert
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan
kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Artinya indikator ini dapat
dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang dapat
dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang
dinyatakan dengan pernyataan berikut:
Sangat Suka (SS) = 5
Suka (S) = 4
Cukup Suka (CS) = 3
Tidak Suka (TS) = 2
Sangat Tidak Suka (STS) = 1
b. Skala Gutman
Skala gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel multidimensi. Skala
Gutman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan
konsisten.
c. Skala Diferensial Semantik
Skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar
(dua kutub). Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada suatu skala
yang mempunyai 2 ajektif yang bertentangan.
d. Rating Scale
Yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
e. Skala Thurstone
Skala ini meminta responden untuk memilih jawaban pertanyaan yang ia setujui dari
beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan-pandangan berbeda. Pada umumnya
setiap item mempunyai asosiasi antara 1 sampai 10 tetapi nilainya tidak diketahui oleh
responden.
2.11 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan secara umum dalam sebuah penelitian adalah:
a. Metode Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel-variabel yang paling
mempengaruhi prestasi kerja para karyawan.
b. Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untukmemperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang peribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini
digunakan untuk mencari dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mendongkrak prestasi
kerja karyawan. Lalu penilaiannya digunakan dengan Skala Likert.
c. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika
peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan langsung kepada responden. Dalam
penelitian ini dilakukan wawancara secara lisan dengan responden guna membantu
2.12 Defenisi Analisis Konjoin
2.12.1 Pengertian Analisis Konjoin
Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada
berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai
desain produk. Kata “Conjoint” Menurut para praktisi riset diambil dari kata “Con –
Sidered Jointly” Dalam kenyataannya kata sifat “Conjoint” diturunkan dari kaya benda
“to conjoint” yang berarti “Joined Together” atau bekerja sama.
Analisis konjoin adalah suatu teknik analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kepentingan relatif berdasarkan persepsi pelanggan yang dibawa oleh
suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut - atribut produk terkait.
Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan analisis konjoin ini adalah produsen dapat
mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau mengembangkan suatu
desain.
Dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk, konsumen sering
mempertimbangkan berbagai faktor. Bagi konsumen faktor tersebut bersifat trade-off
yang membuat konsumen serba salah, misalnya antara harga dan kualitas, mana yang
harus dipilih, memilih harga yang tinggi dan kualitas yang relatif rendah atau harga tinggi
dengan kualitas yang tinggi pula.
2.12.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin
Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi
seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki
nilai manfaat terbesar yang dirasakan oleh responden sehingga akan
mempengaruhimereka dalam menentukan keputusan. Hasil utama analisis konjoin adalah
suatu bentuk (desain) produk/ barang/ jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh
sebagian besar responden. (Singgih, 2010).
2.12.3 Istilah – istilah Dalam Analisis Konjoin
1. Atribut, yaitu berupa variabel – variabel yang akan diteliti.
2. Taraf/ level, yaitu bagian dari atribut yang memperlihatkan nilai yang
diasumsikan oleh atribut.
3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal
dari kombinasi atau desain taraf – taraf atribut.
4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang
memperlihatkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan
responden.
5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau
kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat
kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai
guna dibedakan dalam dua pengertian:
a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/ pengurangan kepuasan akibat adanya
pertambahan/ pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari
mengonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
2.12.4 Tahapan – tahapan Analisis Konjoin
Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan
analisis konjoin secara umum sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah Dan Mengidentifikasi Atribut
Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah
adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri
atas beberapa taraf/ level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi
konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau
studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya.
Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/ non-metrik atau kategori (nominal dan
2. Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)
Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan
stimuli yaitu kombinasi taraf antar atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk
merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor dan
kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor.
a. Full Profile
Didalam metode full profile mengevaluasi banyak faktor dapat dibentuk dari semua
atribut. Jumlah atribut dapat dikurangi dengan menggunakan factorial design. Suatu kelas
spesial factorial design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi
semua main effect. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting
dapat diabaikan. Untik membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS
sehingga diperoleh stimuli dengan menggunaka orthogonal array. Stimuli yang terbentuk
disusun dalam kartu – kartu stimuli.
Setiap stimuli berisi kombinasi atribut dengan level, dengan setiap stimuli
menggambarkan profil tiap objek. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli
dengan cara rangking (mengurutkan) atau rating (memberi nilai peringkat) dimulai dari
stimuli yang paling diminati sampai dengan stimuli yang paling tidak diminati.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah:
1) Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan penjelasan dari setiap
stimuli yang berisikan sebuah level dari masing-masing atribut.
2) Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang ada.
3) Memungkinkan pemakaian tipe-tipe penilaian preferensi lainnya.
Sedangkan kendala yang terdapat pada metode ini ialah urutan-urutan atribut yang
tertulis dalam kartu stimuli bisa berdampak pada evaluasi. Berdasarkan pernyataan
tersebut maka pada metode Full profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti
kurang dari enam atau sama dengan enam serta dengan bertambahnya jumlah atribut
b. Pairwise Combination
Responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan. Di
dalam metode pairwise combination, dimungkinkan untuk mereduksi/ mengurangi
jumlah perbandingan dengan menggunakan cylical design. Jumlah stimuli dapat
dikurangi dengan menggunakan fractional design. Suatu kelas spesial fractional design,
yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effects.
3. Menentukan Metode Pengumpulan Data
Dalam analisis konjoin terdapat dua jenis data yaitu berupa data metrik (interval atau
rasio) dan data non – metrik (data berskala nominal atau ordinal atau disebut juga dengan
kategorial).
a. Data Metrik
Untuk data metrik responden diminta untuk memberikan evaluasi berupa pemberian
rangking pada stimulus dengan memberikan peringkat untuk stimulus yang paling
disukai sampai dengan stimulus yang paling tidak disukai.
b. Data Non – metrik
Untuk memperoleh data dalam non – metrik, responden diminta untuk memberikan nilai
atau rating terhadap masing-masing stimuli, dengan cara ini, responden dapat
memberikan nilai penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian
rating oleh responden dapat dilakukan dengan menggunakan:
1. Skala likert mulai dari angka 1 sampai dengan 5, dengan angka 1 menunjukkan
paling tidak disukai dan dengan 5 menunjukkan sangat suka.
2. Menggunakan nilai rating terbalik, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai
4. Menentukan Metode Analisis Yang Digunakan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis
konjoin adalah metode regresi dengan variabel dummy. Variabel yang dianalisis dengan
model regresi dapat berupa variabel kuantitatif dan dapat pula berupa variabel kualitatif.
Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategorik (level) bisa dibangun k-1 peubah
bonekadan biasanya mengambil nilai 1 atau 0 kedua nilai yang diberikan tidak
menunjukkan bilangan (numerik) tetap hanya sebagai identitas kelas atau kategorinya.
Adapun kategorinya sebagai berikut:
1. Untuk dua kategori maka diberi kode 1 untuk salah satu level, dan 0 untuk level
lainnya.
2. Untuk tiga kategori dapat dilihat pada tabel 2.1
3. Untuk level lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama
sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy.
Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy
Metode regresi variabel dummy sangat umum dilakukan untuk data berjenis non – metrik
maupun metrik, dengan data yang telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian
terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Beberapa
variasi pada penggunaan metode regresi variabel dummy yaitu:
a) Bila data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah dirancang
sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala metrik, maka
regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan
pendekatan Ordinary Least Square (OLS).
b) Bila penilaian stimuli menggunakan urutan (rangking) stimuli, maka data harus
diubah lebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Monotonic
Regression atau menggunakan Multidimensional Scaling (MDS) yang
Kategori Kode Kode
Kategori 1 1 0
Kategori 2 0 1
dikombinasikan dengan Multy Analysis Of Variance (MANOVA). Kemudian
analisis dilanjutkan dengan regresi menggunakan Variabel Dummy.
c) Bila data diperoleh melalui penilaian secara terpisah dari masing-masing atribut,
dimana variabel tak bebas umumnya berupa intensitas pilihan, maka analisis yang
digunakan adalah LOGIT model.
Adapun persamaan regresi dengan variabel dummy adalah:
��� = �0+ �1��1� + �2��2� + … + ������ (2.1)
keterangan:
Yij = Peringkat seluruh responden β0 = Intercept
Xij = Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i level ke-j βij = Nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j
Adapun model dasar analisis konjoin adalah:
�(�) = � � ������
U (X) = Nilai kegunaan (utility) total
βij = sumbangan the part-worth atau utility yang terkait dengan level j Ij = Parth Worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i level ke- j
ki = banyaknya level atribut i
m = jumlah atribut
xij = Variable dummy atribut ke-i level ke-j (bernilai 1 bila level yang
berkaitan muncul dan 0 bila tidak)
Dengan model regresi tersebut maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari level-level tiap
pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan level, maka nilai kepentingan
relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
�
� = ∑ �� �� � �=1
(2.3)
keterangan :
Wi = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut
Ii = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut
m = Banyaknya atribut
Untuk mencari range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut:
Ii= {maks(αij) – min(αij)} (2.4)
Keterangan:
Ii = Nilai kepentingan relatif untuk tiap atribut
Maks = Nilai maksimal
Min = Nilai minimal
(αij) = Utility (nilai kegunaan) tiap level
5. Interpretasi Hasil
Kuhfeld (2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu:
a. Level yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah level yang lebih disukai.
b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai
kegunaan tiap level dari atribut-atribut tersebut.
c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang
paling disukai responden
d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan
6. Uji Validitas dan Realibilitas
Validitas merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah kuesioner dapat
digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya (Algifari 2000). Suatu
kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan
software SPSS menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap
item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila dilakukan
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk
mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach Alpha. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai >
0.60.
Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi product moment
pearsons, yaitu :
r =
�(∑ ��)− (∑ � ∑ �)�[� ∑ �2−(∑ �)2][� ∑ �2−(∑ �)2] (2.5)
keterangan :
r = Koefisien Korelasi
N = Jumlah Responden
X2 = Skor Pertanyaan
Y2 = Skor Total
Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2000) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Koefesien Korelasi
0.80 < rxy≤ 1.00 Korelasi Sangat Tinggi
0.60 < rxy≤ 0.80 Korelasi Tinggi
0.40 < rxy≤ 0.60 Korelasi Sedang
0.20 < rxy≤ 0.40 Korelasi Rendah
-1.00 < rxy≤ 0.20 Korelasi Sangat Rendah
Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan
melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS. Akan
dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel.
2.13 Metode Penelitian
2.13.1 Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu
sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antar satu
dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiono, 2000). Terdapat dua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang sering juga disebut dengan variabel terikat adalah variabel
yang nilai atau Valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel nilai lain.
Variabel ini menjadi pusat perhatian utama peneliti karena dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah faktor yang paling mempengaruhi prestasi pada karyawan PTPN
III Bandar Betsy.
2. Variabel Independen
Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif.
Kata mempengaruhi dalam konteks ini mempunyai arti bahwa:
b. Jika nilai variabel independen berubah, maka nilai variabel dependen juga
berubah.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gaji, Interaksi Sosial, Gaya
Kepemimpinan, Fasilitas, dan Motivasi Kerja.
2.13.2 Teknik Penarikan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik
tertentu, sementara sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu. Jelas dan lengkap yang dianggap dapat
mewakili populasi.
Disini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara tidak acak yaitu
sampel purposif. Yang dimaksud dengan sampel purposif adalah sampel yang
menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih individu yang menjadi responden.
Pertimbangannya adalah para karyawan PTPN III Bandar Betsy yang berada di divisi
bengkel dan pabrik, dan yang berusia 20 – 50 tahun. Sampel yang akan dijadikan
responden sebanyak 90 orang.
2.13.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam rangka pengumpulan data
responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner/ angket. Kuesioner yang akan
di sebar dalam penelitian ini, berasal dari desain stimuli yang dihasilkan oleh program
SPSS versi 16.00. dalam penelitian yang menggunakan analisis konjoin, desain stimuli di
gunakan sebagai acuan dalam membuat kuesioner.
2.13.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berasal dari data sekunder
dan data primer. Data sekunder dikumpulkan penulis dari website, buku dan karya
publikasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data primer diperoleh dari
2.13.5 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang gambaran umum responden.
Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui atribut – atribut yang menjadi
preferensi responden dalam memilih faktor yang paling mempengaruhi prestasi kerja.
2.13.6 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Ordinal (Ranking) karena dengan
menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu.
Angka atau huruf yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang
terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari
menurut aturan penataan tertentu.
2.13.7 Model Skala Sikap
Model skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini ialah Skala Likert karena
indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa
pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan
bentuk pertanyaan yang dinyatakan dengan pernyataan berikut:
Sangat Suka (SS) = 5
Suka (S) = 4
Cukup Suka (CS) = 3
Tidak Suka (TS) = 2