• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan adalah lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang

dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Manajemen merupakan sebuah subjek

yang sangat penting karena mengembangkan usaha penetapan dan pencapaian

sasaran-sasaran, dan mengkombinasikan secara efektif bakat-bakat orang serta mendayagunakan

sumber-sumber materil. Manajemen terdapat pada hampir semua aktivitas manusia, baik

itu dalam perusahaan, kantor, ataupun ditempat lainnya. Karena manajemen menyentuh

serta mempengaruhi kehidupan hampir semua manusia, mana manajemen membuat kita

menyadari akan kemampuan-kemampuan kita sehingga dengan manajemen yang baik

akan berhasil mencapai tujuan secara bersama.

Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki

keterampilan diperlukan perhatian terhadap aspek-aspek khusus dari sumber daya

manusia yang merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja karyawan yang

selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh (Gary Dessler, 2003): “Manajemen sumber daya manusia adalah proses

memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,

memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan serta masalah keadilan.

2.2 Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

kesungguhan, serta waktu.

Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan salah satu tugas yang

paling penting bagi setiap manajer, yang diakui pula bahwa banyak kesulitan dialami

(2)

seseorang secara akurat, dan lagi pula sangatlah sulit untuk menyampaikan hasil

penilaian tersebut kepada bawahan yang bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa

bagi yang bersangkutan.

2.3 Gaji

Gaji adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung

yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Gaji dapat diibaratkan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaannya, dimana

perolehan gaji didasarkan pada ketentuan dan kebijakan perusahaan, berarti setiap

karyawan kemungkinan memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda.

2.4 Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun

karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.

Adapun tujuan utama dilaksanakannya hubungan sosial antar individu dalam

perusahaan adalah untuk mendapatkan kepuasan hati karyawan, semangat kerja yang

tinggi, kerja sama yang tinggi antar karyawan, moral yang tinggi, disiplin yang tinggi dan

banyak lagi yang lainnya.

2.5 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada pendapat setiap orang. Kata ini adalah

suatu kata yang diambil dari kamus umum dan dimasukkan ke kamus teknis sebuah

disiplin ilmiah tanpa didefenisikan secara tepat, namun salah satu dari arti kepemimpinan

adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde

sosial, dan yang diharapkan dan dipersediakan melakukannya. Gaya Kepemimpinan

(Teknik Kepemimpinan) adalah kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial

pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktek kehidupan serta

organisasi melingkupi konsep-konsep pemikiran perilaku sehari-hari dan semua peralatan

(3)

bertindaknya pemimpin dengan bantuan alat-alat fisik dan macam-macam kemampuan

psikis untuk mewujudkan kepemimpinannya.

2.6 Fasilitas

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan

suatu kegiatan, tujuannya yaitu untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana

melalui sistem perencanaan secara hati-hati dan seksama kemudian mengupayakan

pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. Dan juga dapat membantu

personil dalam memberi layanan secara profesional dan dapat meningkatkan efektivitas

dan efisiensi kerja personil.

2.7 Motivasi Kerja

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala daya

upayanya untuk mencapai kepuasan. Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui

seluk beluk motivasi karena hal ini berkaitan erat dengan tingkah laku bawahannya yang

harus dibina ke arah tercapainya tujuan organisasi perusahaan.

2.8 Data

Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan

informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan. Data

merupakan komponen utama dalam statistika.

2.8.1 Data Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang

(4)

data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Contohnya: Tinggi,

Rendah

b. Data Kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif

adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah

data hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa matematika, data tersebut berbentuk

angka.

2.8.2 Data Menurut Sumbernya

Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian pula, yaitu:

a. Data Internal

Adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan.

Sebagai contoh: catatan akuntansi, catatan produksi, catatan inventaris, dan lainnya.

b. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar perusahaan atau

organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang

berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil

wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti

melakukan sendiri observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya

dapat berupa survei atau percobaan.

(5)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer

yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya

digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran

pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari

beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika, Media Massa, Lembaga

Pemerintahan dan sebagainya.

2.8.3 Data Menurut Jenisnya

Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. Data kontiniu

Data kontiniu adalah data dalam bentuk angka/ bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil

pengukuran. Data ini dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantuk jenis skala

yang digunakan. Contohnya: Berat badan Tomy 70 kg, Tinggi badan Tomy 180.

b. Data diskrit

Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dari hasil

perhitungan. Contohnya: Jumlah siswa perempuan di SMA Bunga sebanyak 300 orang.

2.9 Skala Pengukuran

Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri

dari suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala

pengukuran dibagi atas 4 bagian, yaitu:

a. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sederhana yang dilambangkan

(6)

mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam kelompok yang terpisah

untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati.

Pada skala nominal hasil pengukurannya dapat dibedakan tetapi tidak dapat diurutkan

mana yang lebih tinggi, rendah, dan mana yang dikesampingkan. Skala nominal

merupakan skala yang paling rendah atau jenis pengukurannya terbatas, misalnya jenis

kelamin yang hanya ada 2 kategori.

b. Skala Ordinal (Rangking)

Adalah skala pengukuran yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga

mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentangan tertentu. Dengan menggunakan skala

ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Angka atau huruf

yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk dapat

dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan

penataan tertentu. Contoh: Seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menurut

pangkatnya, yakni Mayor, Kapten, Letnan dll.

c. Skala Interval

Skala interval adalah skala pengukuran yang mengelompokkan objek-objek ke dalam

kelas-kelas yang mempunyai urutan dan perbedaan dalam jarak yang sama. Misalnya:

Suhu tertinggi pada bulan lalu berturut-turut 30, 32 derajat celcius.

d. Skala Rasio (Nisbah)

Skala ini skala pengukuran yang memiliki 4 ciri, yakni membedakan, mengurutkan, jarak

yang sama, dan memiliki titik nol tulen (titik nol yang berarti) sehingga dapat

menghitung rasio atau perbandingan antar nilai. Semua ciri skala interval menjadi ciri

skala rasio, perbedaan antara nilai-nilai diketahui dan bernilai tetap, kategori-kategori

nilai juga bersifat lepas. Hanya saja skala rasio mempunyai titik nol yang berarti dalam

rasio (perbandingan) antara dua nilai juga berarti, misalnya Tina makan 2 apel dari meja

(7)

2.10 Skala Untuk Instrumen (Model Skala Sikap)

Model Skala Sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:

a. Skala Likert

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan

kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Artinya indikator ini dapat

dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang dapat

dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang

dinyatakan dengan pernyataan berikut:

Sangat Suka (SS) = 5

Suka (S) = 4

Cukup Suka (CS) = 3

Tidak Suka (TS) = 2

Sangat Tidak Suka (STS) = 1

b. Skala Gutman

Skala gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel multidimensi. Skala

Gutman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan

konsisten.

c. Skala Diferensial Semantik

Skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar

(dua kutub). Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada suatu skala

yang mempunyai 2 ajektif yang bertentangan.

d. Rating Scale

Yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian

(8)

e. Skala Thurstone

Skala ini meminta responden untuk memilih jawaban pertanyaan yang ia setujui dari

beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan-pandangan berbeda. Pada umumnya

setiap item mempunyai asosiasi antara 1 sampai 10 tetapi nilainya tidak diketahui oleh

responden.

2.11 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Adapun

metode pengumpulan data yang digunakan secara umum dalam sebuah penelitian adalah:

a. Metode Dokumentasi

Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam

penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel-variabel yang paling

mempengaruhi prestasi kerja para karyawan.

b. Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untukmemperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang peribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini

digunakan untuk mencari dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mendongkrak prestasi

kerja karyawan. Lalu penilaiannya digunakan dengan Skala Likert.

c. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika

peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan langsung kepada responden. Dalam

penelitian ini dilakukan wawancara secara lisan dengan responden guna membantu

(9)

2.12 Defenisi Analisis Konjoin

2.12.1 Pengertian Analisis Konjoin

Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada

berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai

desain produk. Kata “Conjoint” Menurut para praktisi riset diambil dari kata “Con –

Sidered Jointly” Dalam kenyataannya kata sifat “Conjoint” diturunkan dari kaya benda

“to conjoint” yang berarti “Joined Together” atau bekerja sama.

Analisis konjoin adalah suatu teknik analisis yang dapat digunakan untuk

menentukan tingkat kepentingan relatif berdasarkan persepsi pelanggan yang dibawa oleh

suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut - atribut produk terkait.

Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan analisis konjoin ini adalah produsen dapat

mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau mengembangkan suatu

desain.

Dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk, konsumen sering

mempertimbangkan berbagai faktor. Bagi konsumen faktor tersebut bersifat trade-off

yang membuat konsumen serba salah, misalnya antara harga dan kualitas, mana yang

harus dipilih, memilih harga yang tinggi dan kualitas yang relatif rendah atau harga tinggi

dengan kualitas yang tinggi pula.

2.12.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin

Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi

seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki

nilai manfaat terbesar yang dirasakan oleh responden sehingga akan

mempengaruhimereka dalam menentukan keputusan. Hasil utama analisis konjoin adalah

suatu bentuk (desain) produk/ barang/ jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh

sebagian besar responden. (Singgih, 2010).

2.12.3 Istilah – istilah Dalam Analisis Konjoin

(10)

1. Atribut, yaitu berupa variabel – variabel yang akan diteliti.

2. Taraf/ level, yaitu bagian dari atribut yang memperlihatkan nilai yang

diasumsikan oleh atribut.

3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal

dari kombinasi atau desain taraf – taraf atribut.

4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang

memperlihatkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan

responden.

5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau

kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat

kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai

guna dibedakan dalam dua pengertian:

a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/ pengurangan kepuasan akibat adanya

pertambahan/ pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.

b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari

mengonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

2.12.4 Tahapan – tahapan Analisis Konjoin

Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan

analisis konjoin secara umum sebagai berikut:

1. Perumusan Masalah Dan Mengidentifikasi Atribut

Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah

adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri

atas beberapa taraf/ level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi

konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau

studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya.

Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/ non-metrik atau kategori (nominal dan

(11)

2. Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)

Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan

stimuli yaitu kombinasi taraf antar atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk

merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor dan

kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor.

a. Full Profile

Didalam metode full profile mengevaluasi banyak faktor dapat dibentuk dari semua

atribut. Jumlah atribut dapat dikurangi dengan menggunakan factorial design. Suatu kelas

spesial factorial design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi

semua main effect. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting

dapat diabaikan. Untik membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS

sehingga diperoleh stimuli dengan menggunaka orthogonal array. Stimuli yang terbentuk

disusun dalam kartu – kartu stimuli.

Setiap stimuli berisi kombinasi atribut dengan level, dengan setiap stimuli

menggambarkan profil tiap objek. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli

dengan cara rangking (mengurutkan) atau rating (memberi nilai peringkat) dimulai dari

stimuli yang paling diminati sampai dengan stimuli yang paling tidak diminati.

Keuntungan menggunakan metode ini adalah:

1) Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan penjelasan dari setiap

stimuli yang berisikan sebuah level dari masing-masing atribut.

2) Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang ada.

3) Memungkinkan pemakaian tipe-tipe penilaian preferensi lainnya.

Sedangkan kendala yang terdapat pada metode ini ialah urutan-urutan atribut yang

tertulis dalam kartu stimuli bisa berdampak pada evaluasi. Berdasarkan pernyataan

tersebut maka pada metode Full profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti

kurang dari enam atau sama dengan enam serta dengan bertambahnya jumlah atribut

(12)

b. Pairwise Combination

Responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan. Di

dalam metode pairwise combination, dimungkinkan untuk mereduksi/ mengurangi

jumlah perbandingan dengan menggunakan cylical design. Jumlah stimuli dapat

dikurangi dengan menggunakan fractional design. Suatu kelas spesial fractional design,

yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effects.

3. Menentukan Metode Pengumpulan Data

Dalam analisis konjoin terdapat dua jenis data yaitu berupa data metrik (interval atau

rasio) dan data non – metrik (data berskala nominal atau ordinal atau disebut juga dengan

kategorial).

a. Data Metrik

Untuk data metrik responden diminta untuk memberikan evaluasi berupa pemberian

rangking pada stimulus dengan memberikan peringkat untuk stimulus yang paling

disukai sampai dengan stimulus yang paling tidak disukai.

b. Data Non – metrik

Untuk memperoleh data dalam non – metrik, responden diminta untuk memberikan nilai

atau rating terhadap masing-masing stimuli, dengan cara ini, responden dapat

memberikan nilai penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian

rating oleh responden dapat dilakukan dengan menggunakan:

1. Skala likert mulai dari angka 1 sampai dengan 5, dengan angka 1 menunjukkan

paling tidak disukai dan dengan 5 menunjukkan sangat suka.

2. Menggunakan nilai rating terbalik, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai

(13)

4. Menentukan Metode Analisis Yang Digunakan

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis

konjoin adalah metode regresi dengan variabel dummy. Variabel yang dianalisis dengan

model regresi dapat berupa variabel kuantitatif dan dapat pula berupa variabel kualitatif.

Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategorik (level) bisa dibangun k-1 peubah

bonekadan biasanya mengambil nilai 1 atau 0 kedua nilai yang diberikan tidak

menunjukkan bilangan (numerik) tetap hanya sebagai identitas kelas atau kategorinya.

Adapun kategorinya sebagai berikut:

1. Untuk dua kategori maka diberi kode 1 untuk salah satu level, dan 0 untuk level

lainnya.

2. Untuk tiga kategori dapat dilihat pada tabel 2.1

3. Untuk level lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama

sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy.

Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy

Metode regresi variabel dummy sangat umum dilakukan untuk data berjenis non – metrik

maupun metrik, dengan data yang telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian

terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Beberapa

variasi pada penggunaan metode regresi variabel dummy yaitu:

a) Bila data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah dirancang

sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala metrik, maka

regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan

pendekatan Ordinary Least Square (OLS).

b) Bila penilaian stimuli menggunakan urutan (rangking) stimuli, maka data harus

diubah lebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Monotonic

Regression atau menggunakan Multidimensional Scaling (MDS) yang

Kategori Kode Kode

Kategori 1 1 0

Kategori 2 0 1

(14)

dikombinasikan dengan Multy Analysis Of Variance (MANOVA). Kemudian

analisis dilanjutkan dengan regresi menggunakan Variabel Dummy.

c) Bila data diperoleh melalui penilaian secara terpisah dari masing-masing atribut,

dimana variabel tak bebas umumnya berupa intensitas pilihan, maka analisis yang

digunakan adalah LOGIT model.

Adapun persamaan regresi dengan variabel dummy adalah:

��� = �0+ �1��1� + �2��2� + … + ������ (2.1)

keterangan:

Yij = Peringkat seluruh responden β0 = Intercept

Xij = Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i level ke-j βij = Nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j

Adapun model dasar analisis konjoin adalah:

�(�) = � � �����

U (X) = Nilai kegunaan (utility) total

βij = sumbangan the part-worth atau utility yang terkait dengan level j Ij = Parth Worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i level ke- j

ki = banyaknya level atribut i

m = jumlah atribut

xij = Variable dummy atribut ke-i level ke-j (bernilai 1 bila level yang

berkaitan muncul dan 0 bila tidak)

Dengan model regresi tersebut maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari level-level tiap

(15)

pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan level, maka nilai kepentingan

relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

= ��

� � �=1

(2.3)

keterangan :

Wi = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut

Ii = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut

m = Banyaknya atribut

Untuk mencari range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut:

Ii= {maks(αij) – min(αij)} (2.4)

Keterangan:

Ii = Nilai kepentingan relatif untuk tiap atribut

Maks = Nilai maksimal

Min = Nilai minimal

(αij) = Utility (nilai kegunaan) tiap level

5. Interpretasi Hasil

Kuhfeld (2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu:

a. Level yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah level yang lebih disukai.

b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai

kegunaan tiap level dari atribut-atribut tersebut.

c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang

paling disukai responden

d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan

(16)

6. Uji Validitas dan Realibilitas

Validitas merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah kuesioner dapat

digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya (Algifari 2000). Suatu

kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu

yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan

software SPSS menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap

item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila dilakukan

dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk

mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach Alpha. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai ฀ >

0.60.

Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi product moment

pearsons, yaitu :

r =

�(∑ ��)− (∑ � ∑ �)

�[� ∑ �2(∑ �)2][� ∑ �2(∑ �)2] (2.5)

keterangan :

r = Koefisien Korelasi

N = Jumlah Responden

X2 = Skor Pertanyaan

Y2 = Skor Total

(17)

Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2000) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Koefesien Korelasi

0.80 < rxy≤ 1.00 Korelasi Sangat Tinggi

0.60 < rxy≤ 0.80 Korelasi Tinggi

0.40 < rxy≤ 0.60 Korelasi Sedang

0.20 < rxy≤ 0.40 Korelasi Rendah

-1.00 < rxy≤ 0.20 Korelasi Sangat Rendah

Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan

melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS. Akan

dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel.

2.13 Metode Penelitian

2.13.1 Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu

sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antar satu

dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiono, 2000). Terdapat dua variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang sering juga disebut dengan variabel terikat adalah variabel

yang nilai atau Valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel nilai lain.

Variabel ini menjadi pusat perhatian utama peneliti karena dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah faktor yang paling mempengaruhi prestasi pada karyawan PTPN

III Bandar Betsy.

2. Variabel Independen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif.

Kata mempengaruhi dalam konteks ini mempunyai arti bahwa:

(18)

b. Jika nilai variabel independen berubah, maka nilai variabel dependen juga

berubah.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gaji, Interaksi Sosial, Gaya

Kepemimpinan, Fasilitas, dan Motivasi Kerja.

2.13.2 Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik

tertentu, sementara sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu. Jelas dan lengkap yang dianggap dapat

mewakili populasi.

Disini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara tidak acak yaitu

sampel purposif. Yang dimaksud dengan sampel purposif adalah sampel yang

menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih individu yang menjadi responden.

Pertimbangannya adalah para karyawan PTPN III Bandar Betsy yang berada di divisi

bengkel dan pabrik, dan yang berusia 20 – 50 tahun. Sampel yang akan dijadikan

responden sebanyak 90 orang.

2.13.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam rangka pengumpulan data

responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner/ angket. Kuesioner yang akan

di sebar dalam penelitian ini, berasal dari desain stimuli yang dihasilkan oleh program

SPSS versi 16.00. dalam penelitian yang menggunakan analisis konjoin, desain stimuli di

gunakan sebagai acuan dalam membuat kuesioner.

2.13.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berasal dari data sekunder

dan data primer. Data sekunder dikumpulkan penulis dari website, buku dan karya

publikasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data primer diperoleh dari

(19)

2.13.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data

kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang gambaran umum responden.

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui atribut – atribut yang menjadi

preferensi responden dalam memilih faktor yang paling mempengaruhi prestasi kerja.

2.13.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Ordinal (Ranking) karena dengan

menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu.

Angka atau huruf yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang

terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari

menurut aturan penataan tertentu.

2.13.7 Model Skala Sikap

Model skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini ialah Skala Likert karena

indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa

pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan

bentuk pertanyaan yang dinyatakan dengan pernyataan berikut:

Sangat Suka (SS) = 5

Suka (S) = 4

Cukup Suka (CS) = 3

Tidak Suka (TS) = 2

Gambar

Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy

Referensi

Dokumen terkait

As is described in 

[r]

Saham Dalam Penitipan Kolektif PT

bahwa dalam rangka pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pada

• Penentuan daftar subyek yang relevan untuk proposal proyek tertentu menjadi tugas tim review kontrak,

[r]

Sarana pendukung yang dibutuhkan antara lain perangkat keras, yaitu kebutuhan perangkat keras komputer dalam pengolahan data, kemudian perangkat lunak yaitu untuk

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in