1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik negara/daerah, dan berbagai organisasi publik lainnya dibandingkan dengan pada masa-masa sebelumnya. Organisasi publik ini didirikan dengan aktivitas dan tujuan untuk memberikan jasa/layanan kepada publik, dan tidak bertujuan untuk mencari keuntungan.
2 menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Dalam menghadapi fenomena sektor publik tersebut, pemerintah dituntut supaya memiliki Standar Akuntansi Pemerintahan yang tepat. International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) yang menjadi acuan dalam bidang sektor publik mempengaruhi penetapan Standar Akuntansi Pemerintahan. Tuntutan negara pendonor untuk menekan Indonesia agar mengadopsi IPSAS nampaknya akan semakin tinggi. IPSAS, mau tidak mau, suka atau tidak suka harus menjadi standar akuntansi pemerintah yang akan diadopsi oleh Pemerintah Indonesia di masa depan. Menurut hemat penulis sebetulnya tidak akan masalah dari awal jika Pemerintah Indonesia langsung mengadopsi IPSAS. Namun kenyataan yang terjadi pemerintah Indonesia memilih mengembangkan sendiri standarnya sesuai dengan pengalaman para penyelenggara akuntansi pemerintahan di Indonesia. Akibat dari pengembangan sendiri standar akuntansi pemerintahan, maka di Indonesia terjadi perubahan yang tidak signifikan dari basis yang istilahnya dinamakan dengan cash toward accrual (basis kas menuju akrual) menjadi basis akrual.
3 mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.” Pertama kalinya pemerintah Indonesia memiliki Standar dengan ditetapkannya PP No. 24 Tahun 2005. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti. Yang kemudian diubah dengan PP No. 71 Tahun 2010.
Sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010, penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010. Dengan ditetapkannya PP 71 Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun meski sudah dinyatakan berlaku secara substansial PP 24 Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam rangka proses transisi penyusunan laporan keuangan berbasis Kas Menuju Akrual kepada penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.
Sehubungan dengan ini, akuntabilitas laporan keuangan akan tercapai jika pelaksanaan pelaporan keuangan pemerintah menggunakan standar yang tepat.
4 1. Kelemahan atau ketidaktepatan standar yang ada
2. Kurangnya kecakapan profesional dalam entitas pelaporan
Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam skripsi yang berjudul “Perkembangan Standar Akuntansi Pemerintahan PP Nomor 24 Tahun 2005 menjadi Standar Akuntansi Pemerintahan PP Nomor 71 Tahun 2010”.
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah sangat penting untuk mengarahkan uraian sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dan untuk memberikan kemungkinan penelitian agar benar-benar berjalan lancar. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengkajian hanya dilakukan pada PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan.
2. Analisis perbedaan penyajian laporan keuangan hanya ditinjau dari komponen-komponen laporan keuangannya.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
5 2. Bagaimana perkembangan SAP PP Nomor 71 Tahun 2010 sampai
sekarang?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan PP Nomor 24 Tahun 2005 dengan PP Nomor 71 Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui perkembangan PP Nomor 71 Tahun 2010 terhadap sektor publik di Indonesia sekarang.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran mengenai perbedaan dan perkembangan PP Nomor 24 Tahun 2005 dengan PP Nomor 71 Tahun 2010.
b. Bagi akademis, penelitian ini berguna untuk memperluas wawasan serta sudut pandang mengenai perbedaan dan perkembangan PP Nomor 24 Tahun 2005 dengan PP Nomor 71 Tahun 2010.