• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUBAHAN ORDONANSI PAJAK KEKAYAAN perpu0071959

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUBAHAN ORDONANSI PAJAK KEKAYAAN perpu0071959"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

NOMOR 7 TAHUN 1959

TENTANG

PENGUBAHAN ORDONANSI PAJAK KEKAYAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berhubung dengan keadaan keuangan Negara pada dewasa ini

dianggap perlu untuk mengadakan beberapa perubahan dalam

Ordonansi Pajak Kekayaan 1932 (Staatsblad 1932 No. 405),

sebagaimana telah diubah dan ditambah, terakhir dengan

Undang-undang No.21 tahun 1957 (Lembaran-Negara tahun 1957 No. 41);

b. bahwa karena keadaan yang memaksa perubahan tersebut perlu

segera diatur dengan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-undang;

Mengingat : pasal 23 ayat (2) jo. pasal 22 ayat (1) Undang-undang Dasar;

Mendengar : Menteri Keuangan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

TENTANG PERATURAN ORDONANSI PAJAK KEKAYAAN 1932

(STAATSBALD 1932 NO. 405).

(2)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2

-Pasal 1.

Ordonansi Pajak Kekayaan 1932 (Staatsblad 1932 No. 405),

sebagaimana telah diubah dan ditambah, terakhir dengan

Undang-undang No. 21 tahun 1957 (Lembaran-Negara 1957 No. 41), diubah

seterusnya sebagai berikut :

I. Ketentuan pada huruf E dalam pasal 9 angka I, ke-1 dibaca sebagai

berikut :

,,E.Benda lainnya dikirakan menurut nilai uangnya,kecuali jika nilai

jualnya lebih tinggi".

II. Ketentuan pada masing-masing huruf A dan huruf C dalam pasal 9

angka II dibaca sebagai berikut :

,,A.Tanah dikirakan menurut nilai uangnya, kecuali jika nilai jualnya

lebih tinggi".

,,C. Benda lainnya dikirakan menurut nilainya, kecuali jika nilai

jualnya lebih tinggi".

III. Pasal 15 dibaca sebagai berikut :

"Jika jumlah kekayaan bersih kurang dari lima ratus ribu rupiah,

maka tidak terutang pajak. Apabila kekayaan bersih berjumlah lima

ratus ribu rupiah atau lebih, maka terutang lima rupiah dari setiap

jumlah seribu rupiah penuh yang melebihi jumlah tiga ratus ribu

rupiah".

Pasal 2.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini mulai berlaku pada

hari ditetapkan dan untuk pertama kali dilakukan terhadap pengenaan

pajak kekayaan tahun 1960.

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

-Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini

dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Bogor

pada tanggal 26 September 1959.

Presiden Republik Indonesia,

SOEKARNO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 29 September 1959.

Menteri Muda Kehakiman,

SAHARDJO.

(4)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

NOMOR 7 TAHUN 1959

PERUBAHAN ORDONANSI PAJAK KEKAYAAN.

Pasal 1

Dalam menghitung pajak kekayaan, maka benda yang merupakan kekayaan

seseorang nilainya dihitung menurut nilai jual atau nilai uang pada waktu membelinya.

Dalam keadaan yang biasa maka kedua-dua ukuran untuk menetapkan nilai benda itu

mustahil jauh perbedaannya.

Oleh karena nilai uang rupiah dewasa ini, jika dibandingkan dengan uang rupiah

zaman yang lampau, sangat turunnya, maka timbullah suatu keadaan yang janggal, bahwa

barang-barang seperti tanah, perhiasan dan lain-lainnya, yang dibeli dizaman yang

lampau, jika harganya dinilai dengan nilai uang (pasa saat membelinya), akan sangat

rendah, jauh sekali berbeda harganya apabila dijual pada waktu ini. Oleh karena nilai

sesuatu barang umumnya terikat pada penghargaan terhadap barang itu pada sesuatu

waktu, maka dianggaplah tepat, dalam penilaian kekayaan diturut nilai jual, apabila nilai

uangnya terlampau jauh lebih rendah dari pada nilai jual yang lazim didapat untuk barang

itu.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini batas

pengenaan pajak kekayaan dinaikkan dari Rp. 250.000,- menjadi Rp.

500.000,-Mengingat meningkatnya harga-harga maka batas yang semula Rp.

1.50.000,-tidak mempunyai arti lagi, karena hampir setiap orang yang agak mampu terkena pajak

kekayaan.

Hal ini akan memberi akibat pula penambahan beratus-ratus wajib pajak, yang

mengingat alat perlengkapan Jawatan Pajak pada waktu ini mustahil dapat ditampung.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 1856.

Diketahui:

Menteri Muda Kehakiman,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membahas tentang rumah ibadah dan wisata terhadap dilema yang terjadi di dalam Puri Tri Agung Sungailiat, Kabupaten Bangka.. Fokus utama dalam penelitian ini untuk

b. Kumite Perorangan Putra-57 Kg c. Kumite Perorangan Putra-63 Kg d. Kumite Perorangan Putra-70 Kg e.. Kumite Perorangan Putra-55 Kg c. Kumite Perorangan Putra-61 Kg

Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan aplikasi data penginderaan jauh untuk mitigasi bencana alam yang merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu, seperti cuaca

Sebagaimana Uraian diatas, Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Tahun 2015 ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari Renstra Badan Kepegawaian Daerah

tidak dilakukan -soal tetapi m. naan pembel ngkat pembel t memotivasi nnya, sehingga nsep secara ab getahuannya s melalui ke i R&D dengan atu model, pola efektif yang

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan lebih banyak lokus dan ternak pada kromosom yang lain untuk mendeteksi adanya lokus yang dapat digunakan

Kombinasi persilangan 2x14 dan 9x14 adalah hibrida dengan nilai heterosis dan atau heterobeltiosis serta DGK yang tinggi pada peubah ukuran buah (bobot per buah,

Kadar isoflavon diukur menggunakan metode Graham (1999) yang sebelumnya dilakukan optimasi enzim NADH oksidase diperoleh panjang gelombang optimum pada 327 nm pada suhu