• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik Dalam Relokasi Pasar (Studi Kasus Di Pasar Sutomo,Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konflik Dalam Relokasi Pasar (Studi Kasus Di Pasar Sutomo,Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan) Chapter III VI"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROSES RELOKASI PASAR SUTOMO MEDAN

3.1. Pasar Sutomo Sebelum Kebijakan Relokasi

Pasar Sutomo adalah adalah salah satu pasar tradisional yang berada ditengah

kota Medan, aktifitas pasar berlangsung mulai dari pagi sampai siang. Keadaaan

pasar Sutomo yang sifatntya masih tradisional cenderung menciptakan suasana yang

tidak baik.Para pedagang menaruh lapaknya sesuka hati sampai kebahu-bahu

jalan.Akibatnya kemacetan kerap terjadi disaat aktifitas pasar berlangsung, Suasana

semakin parah ditambah dengan perilaku-perilaku pedagang yang membuang

sisa-sisa dagangannya sembarangan, sehingga lingkungan dari pasar tersebut terlihat

kotor.

Keberlangsungan aktifitas pasar Sutomo sepertinya tidak dikontrol baik oleh

pemerintah.Keberadaan dan aktifitas pasar itu sudah berlangsung sangat lama. Lokasi

pasar yang berada di pusat kota mengakibatkan masyarakat mudah menjangkaunya.

Selain itu barang-barang yang diperjual-belikan adalah barang-barang pokok,

sehingga aktifitas ekonomi di pasar ini berjalan lancar.Para pedagang kebanyakan

hanya memikirkan keuntungan hasil penjualan tanpa memperhatikan pengaruh

aktifitasnya terhadap lingkungan.

Pasar ini akan banjir dan sangat becek saat terjadi hujan, air dapat bertahan

sampai beberapa hari menggenang ditengah jalan, itu disebabkan tidak berfungsinya

(2)

jalan masuknya air keparit disebabkan terhambat oleh lapak-lapak para pedagang.

Sehingga dengan keadaan jalan veteran, jalan Bintang dan jalan Bulan sangat

memprihatinkan, semua jalan dipenuhi oleh lubang-lubang besar yang memperlambat

laju kendaraan, ini jugalah yang menjadi biang kemacetan disekitar pasar Sutomo ini.

3.2. Kebijakan Pemerintah untuk Merelokasi Pasar Sutomo

Pemerintah sudah lama mengeluarkan kebijakan untuk merelokasi pasar

Sutomo ke daerah Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan.Namun sampai sekarang

perealisasiannya tidak jelas, karena sampai saat ini aktifitas di pasar Sutomo masih

saja berlangsung.Padahal tempat relokasi pasar ini sudah selesaikan dibangun oleh

pemerintah.Kebijakan ini di keluarkan Pemerintah karena pasar ini dianggap tidak

layak lagi untuk melakukan aktifitas jual-beli, karena pasar Sutomo ini menggunakan

bahu jalan sebagai tempat atau lapaknya sebagai tempatnya berjualan. Dengan posisi

tempat atau lapak pedagang yang seperti itu akan menimbulkan kemacetan

disejumlah jalan dan tumpukan sampah disekitaran pasar sehingga menganggu

pengguna jalan yang lain.

Kebijakan ini pada dasarnya sudah sangat baik jika dapat dilaksanakan

dengan tepat, karena pemerintah menggunakan kekuasaannya dengan baik,

Pemerintah melakukan relokasi karena pemerintah merasa kasihan kepada pedagang,

mereka melihat pedagang kepanasan disaat terik matahari dan kedinginan disaat

(3)

Kebijakan pemerintah ini juga bertujuan agar kembali menghidupkan

ruko-ruko yang ada diseputaran pasar Sutomo ini.Semenjak pasar ramai oleh pedagang,

ruko-ruko yang ada disini tidak berjalan aktifitasnya dikarenakan toko-toko nya

tertutup oleh lapak dari pedagang yang tepat berada didepan toko tersebut sehingga

menutup jalan masuk kedalam toko.Inilah yang mengakibatkan banyak ruko atau

toko disepanjang jalan ini mati dan tutup.

Kebijakan ini juga dianggap tepat sasaran karena pemerintah ingin para

pedagang terdaftar sebagai pedagang resmi yang nantinya akan dipindahkan kepasar

Induk. Pasar ini berbentuk gedung dan terdapat kios-kios sebagai tempat berjualan,

jadi pasar ini tidak akan kena panas dan hujan. Ini diharapkan pemerintah sebagai

suatu pasar tradisonal yang bersih dan ramah terhadap pelanggan. Jadi jika tempatnya

seperti itu nanti diharapkan akan ramai pembeli yang datang dan tidak akan

menimbulkan kemacetan, tidak seperti yang ada sekarang di pasar Sutomo yang

sangat macet dijalan Sutomo, veteran, bulan dan bintang. Kebijakan relokasi ini juga

diharapkan agar jalan-jalan ini tidak lagi kotor, karena sering sekali terjadi tumpukan

dari sayur-sayur yang busuk akibat tidak laku dibiarkan dipinggir jalan sehingga

mengganggu mata karena kotor.

Dilihat dari fungsi infrastrukturnya, penulis sebagai mahasiswa dan calon

antropolog juga, menilai bahwa kebijakan ini sangat tepat meskipun banyak

penolakan dari pihak pedagang. Relokasi ini diharapkan menjadi faktor yang

mengembalikan infrastruktur jalan kembali kepada fungsinya masing-masing,

(4)

ditengah kota dan juga menata kembali kota kedalam fungsi masing-masing. Dan

memang sudah seharusnya Medan sebagai kota besar memiliki Pasar Induk seperti

kota-kota besar lainnya.

3.3. Tanggapan Pedagang Terhadap Kebijakan relokasi

Suatu kebijakan tentu tidak selamanya berhasil direalisasikan

dilapangan.Keberhasilan suatu kebijakan harus didukung oleh semua komponen yang

terkait.Kebijakan pada dasarnya dibuat agar memperbaiki keadaan yang ada untuk

memperoleh keadaan yang lebih baik. Namun terkadang arah suatu kebijakan yang

dibuat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kebanyakan kebijakan hanya berupa

iming-iming dan janji-janji saja.

Kebijakan relokasi pasar Sutomo menuai pro dan kontra baik antara pedagang

dengan pedagang maupun antara pedagang dengan pemerintah. Kebijakan relokasi

pasar Sutomo sampai saat ini tidak terealisasi dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan.Kesepakatan diantara pedagang sulit diperoleh karena adanya perbedaan

modal yang dimiliki.Para pedagang yang mengikuti kebijakan dengan pindah lokasi

lapak pada dasarnya yang memiliki modal lebih.Pedagang-pedagang yang tinggal dan

tetap berlapak dipasar Sutomo adalah mereka yang memiliki modal yang

minim.Karena berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai wawancara

dengan pedagang bahwasanya harga untuk sewa lapak yang disediakan Pemerintah di

(5)

3.3.1. Tanggapan Pedagang yang Memilih Bertahan

Kebijakan ini ditanggapi berbeda oleh setiap pedagang, dan kebanyakan

pedagang yang memilih bertahan. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan seorang

pedagang yang memilih tetap berjualan di lokasi pasar Sutomo yaitu Ibu Aginta

Sembiring umur 42 tahun yang saya temui ketika beliau hendak membereskan

barang-barang jualannya.

Iya memang aku tau pasar ini telah lama diancang-ancangakan di pindahkan ke pasar Lau Cih, memang kalau diliat cocoknya dipindahkan.

Cocoklah, pasar ini udah gak layak lagi ada ditengah kota, apalagi memang kami dipinggir jalan kayak gini.

Yah gimanalah dek, udah lama aku jualan disini, pelanggan udah banyak dan taunya disini aku jualan, kalau pindah nanti belum tentu orang itu tau tempatku yang baru, lagian pelangganku orang- orang disekitar sini juga, gak mungkin orang itu dating nyari-nyari tempat saya yang baru ditempat baru nanti.

Dari wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pedagang yang

memilih tetap berjualan di pasar Sutomo takut kehilangan pelanggan apabila pindah

dari lokasi pasar Sutomo tersebut.Sebenarnya mereka menyadari bahwa keberadaan

pasar Sutomo tersebut tidak layak, namun mereka memikirkan keuntungan dan

keberadaan mereka yang sudah lama berjualan di daerah tersebut.Seolah-olah

keberadaan mereka yang sudah lama menjadi alasan untuk bertahan dan

(6)

3.3.2. Tanggapan Pedagang yang memilih Pindah ke Pasar Induk

Meskipun banayak pedagang yang menolak pindah, tetapi ada juga pedagang

yang menuruti kebijakan dan aturan yang dibuat oleh Pemerintah. Seperti Ibu

Sihotang 40 tahun yang memilih pindah ke Pasar Induk:

Karena kami sudah diberikan himbauan dari pemerintah untuk tidak lagi berjualan disana, jadi kami ikut peraturan ajalah, kami gamau melawan peraturan.

Yahh kalau lapak memang yang dijanjikan pemerintahah kayaknya kurang puas karena kios-kios disini cenderung sempit dan kecil jadi kurang leluasa menyusun barang, tapi ada juga enaknya disini karena kalau disini gak kena panas, hujan teruspun kan gedung nya ini agak tinggi jadi gak banjir waktu hujan.

Tapi kalau soal pendapatan dek kayaknya gak nentu yaah waktu ada yaa ada tapi seringan sepi dek, enakan kayaknya jualan diwaktu pasar Sutomo itulah.

Rugilah aku dek kalau kutinggalkan kiosku ini udah kubayar mahal, lagian belum tentu tempat ku itu dulu masih ada, mungkin pun kalau pindah kesana lagi aku disana.

Dari wawancara kepada pedagang yang berada di pasar Induk, dapat

disimpulkan bahwa para pedagang yang berada di pasar Induk kurang puas dengan

kios-kios yang disediakan padahal tarif yang dibuat oleh pemerintah sangat

mahal.Jadi para pedagang menganggap kurang seimbang antara harga kios dan

fasilitas yang didapatkan di pasar Induk tersebut. Sebenarya para pedagang yang

pindah ingin kembali lagi ke pasar Sutomo akan tetapi mereka enggan meninggalkan

pasar Induk karena telah mengeluarkan dana yang lumayan besar untuk menyewa

(7)

3.4. Tanggapan Pemerintah Terhadap Pedagang yang Menolak Relokasi

Relokasi pasar sutomo ternyata belum berhasil seutuhnya, sebagian pedagang

memang telah menyanggupi kebijakan tersebut, namun sebagian lagi memilih

bertahan. Pemerintah awalnya tidak begitu serius untuk menindaklanjuti para

pedagang yang tidak pindah dan memilih tetap berjualan di pasar Sutomo tersebut.

Alasan para pedagang yang memilih tetap dengan keluhan pelanggan yang nanti

berkurang di tempat yang baru, lokasinya yang terlalu jauh dan modal yang kurang

untuk membeli kios-kios yang disediakan pemerintah sepertinya menjadi bahan

pertimbangan juga bagi pihak pemerintah.

Dengan alasan pedagang yang seperti itu pemerintah awalnya membiarkan

pedagang yang memilih bertahan, tetapi seiring desakan oleh Pemko Medan akhirnya

tetap bertindak untuk mensterilkan lokasi pasar Sutomo ini.Berikut ini adalah sebuah

artikel yang dimuat di media cetak/surat kabar yang berisikan tanggapan atau reaksi

pemerintah terhadap para pedangang yang memilih tetap bertahan di lokasi pasar

Sutomo itu.

Medan (SIB)-Maret 2017, pedagang di Jalan Bulan sekitarnya akan dibersihkan dan dipindahkan ke Pasar Induk Lau Cih,

Medan Tuntungan. Ini merupakan program Pemko Medan

untuk mengurangi kemacetan di inti Kota Medan.

"Hingga saat ini hampir seluruhnya izin kios pedagang sudah

habis dan tidak diperpanjang lagi karena harus dikosongkan,

dan Maret akan dibersihkan dengan tim terpadu," ujar Dirut PD

Pasar Kota Medan Drs Rusdi Sinuraya kepada wartawan,

(8)

melakukan sosialisasi dengan menyurati pedagang agar

membongkar kiosnya dan pindah ke pasar induk, sebab hingga

Maret belum dikosongkan maka akan dilakukan

pembongkaran, sedangkan yang belum habis izinnya masih

diberi waktu. Permasalahan selama ini tambah Sinuraya, bila

ada penertiban di Jalan Sutomo, Jalan Seram, Jalan Veteran,

para pedagang bersembunyi ke Jalan Bulan yang merupakan

pedagang legal. "Sementara bila kita tertibkan di tempat yang

legal itu kan sulit, pasti ada persoalan karena pedagang itu

berlindung di PD Pasar Medan," katanya.

Memang diakuinya, bila ada pengosongan lapak pedagang

pasti ada persoalan baru, tetapi PD Pasar membuat solusi

dengan membuat tempat yang lebih baik."Kita membuat solusi,

sebab ini merupakan program Medan Metropolitan kita harus

tegas dan kuat sehingga program ini dapat berjalan dengan

baik," katanya.Sinuraya berharap kepada pedagang di Jalan

Sutomo agar mematuhi program Kota Medan. "Penggusuran

bukan mematikan aktivitas pedagang, tetapi untuk menumbuh

kembangkan pedagang dan menata lebih baik, sehingga dapat

lebih berkembang.Di Jalan Bulan tidak layak lagi. Tetapi di

tempat yang disediakan itu hanya perlu proses, tetapi

memberikan harapan yang pasti. Itu yang kita harapkan

kepastian berdagang untuk kehidupan keluarganya," ujarnya.

Karena itu kepada pedagang Jalan Bulan cepat mengambil

tempat di Pasar Induk karena sudah disediakan tempat yang

lebih layak karena di inti kota tidak layak lagi bahkan harus

dikosongkan karena merupakan salah satu jalan kota untuk

(9)

"Di pasar induk kita maksimalkan seluruh pendukung seperti

akses jalan, yang akan ditembuskan ke Simpang Selayang,

Simalingkar dan saat ini proses pembangunannya sudah 50

persen, terminal juga akan difungsikan, pos pengamanan polisi,

pos ATM dan lainnya. Pasar Iduk merupakan ikon sehingga

semua fasilitas pendukung harus ada. Jadi nanti tidak ada lagi

alasan pedagang yang mengatakan pembeli sepi karena akses

jalan tidak ada semua pendukung akan disediakan, karena

pembeli nantinya bukan hanya di dalam kota tetapi juga dari

Aceh, Pekanbaru," jelasnya.(A14/ r)

Berdasarkan uraian yang dimuat dalam artikel tersebut, ternyata pemerintah

juga memiliki alasan yang cukup jelas untuk bertindak lebih tegas terhadap para

pedagang yang bertahan berjualan di lokasi pasar Sutomo. Izin kios yang dimiliki

para pedagang yang masih bertahan belum habis masa berlakunya, namun pada bulan

Maret sudah dipastikan bahwa semua aktifitas pasar Sutomo diberhentikan.

Adanyanya program pemerintah untuk menjadikan Medan sebagai kota Metropolitan

menjadi alasan yang paling mendasar bagi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan

Relokasi pasar tersebut.

Kondisi wilayah pasar Sutomo memang sangat memprihatinkan

sekali.Kemacetan yang terjadi setiap hari membuat suasana yang kurang baik bagi

keadaan dan kenyamanan masyarakat sekitar dan para pengguna jalan.Keberadaan

pedagang yang menggunakan sebagian bahu jalan untuk menjajakan barang-barang

dagangannya juga menyebabkan kebersihan wilayah pasar Sutomo cukup

(10)

Sutomo tidak lagi layak berada di jalan alternatif kota, apalagi pemerintah

menghendaki medan menjadi sebuah kota Metropolitan.

Keberadaan pedagang yang berada di pasar Sutomo ini sebenarnya tidaklah

pedagang yang resmi atau tidak terdaftar di PD Pasar, itu dijelaskan oleh pihak PD

Pasar yang mengatakan bahwa :

“Sebenarnya pedagang yang menempati jalan-jalan Sutomo, veteran, bintang dan seram merupakan pedagang-pedagang yang tidak terdaftar sebagai pedagang-pedagang resmi, mereka merupakan pedagang illegal yang membuka lapaknya disitu, dan kami juga tidak mengutip uang atau retribusi kepada mereka, tapi kalau yang dijalan bulan itu memang pedagang kami dan terdaftar sama kami jadi kami berhak untuk ngutip retribusi sama kami, tapi ini memang juga pasti akan kami pindahkan”

Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua

pedagang yang terdaftar di PD Pasar dan cuman hanya yang dijalan Bulan kios atau

lapaknya diakui keberadaannya oleh PD Pasar. Akan tetapi para pedagang yang

disekitaran jalan Sutomo, Bintang, Veteran dan Seram merupakan pedagang ilegal

yang kenyataannya paling ramai dan yang paling menimbulkan masalah seperti

kemacetan. Inilah yang membuat pemerintah kesal dan ingin secepatnya

memindahkan para pedagang resmi dan sekalian melarang pedagang-pedagang yang

liar agar tidak lagi berjualan disekitaran jalan tersebut.

Kebijakan yang ditentukan pemerintah ini merupakan reaksi terhadap

persoalan relokasi yang hasilnya belum didapat ujungnya.Diharapkan ini merupakan

(11)

relokasi tahap pertama sudah dilarang untuk berjualan.Pemerintah juga

mengharapkan agar semua elemen yang ada di pasar ini dapat menerimanya dan

sesegera mungkin untuk mengosongkan lokasi dan menuruti kebijakan yang

dilakukan pemerintah untuk pindah ke pasar Induk Lau Cih.

3.5. Tanggapan Masyarakat terhadap Relokasi

Pola pemukiman masyarakat yang ada disekitar pasar ini merupakan tipe

pemukiman yang padat. Pola pemukiman yang seperti ini biasanya merupakan

masyarakat yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Seperti yang diutarakan pada

bab sebelumnya, tidak semua pekerjaan masyarakat disini pedagang, tetapi ada juga

pengusaha, pegawai dan lainnya.

Keberadaan pasar ini awalnya diterima oleh masyarakat dan terbukti dari

besarnya jumlah pekerjaan masyarakat di Kelurahan ini yang menjadi pedagang.

Tetapi seiring terus bertambahnya jumlah pedagang masyarakat yang lain yang tidak

bekerja sebagai pedagang mulai resah karena keberadaan pasar ini. Mereka mulai

tidak nyaman dengan banyak nya sampah yang tertinggal dipinggir-pinggir jalan, lain

lagi dengan bau yang ditimbulkan dari sisa-sisa jualan yang tidak laku dan dibiarkan

membusuk.

Masyarakat sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah ini terbukti dari hasil

wawancara dengan masyarakat, mereka mengatakan;

(12)

Lagian pemerintah itu udah buat tempatkan untuk ditempati yauda ditempatilah

Kalau masih disininya orang itu jualan suahlah, banyak kali masalahnya udah jalan macet dibuat orang itu tambah lagi kalau udah hujan yaudalah pasti banjirlah jalan ini semua dan udalah becek nanti semua jalan ini, karna kan tertutup tempat pembuangan air keparit tertutup sama lapak-lapak orang itu”.

Dari kutipan wawancara ini ada juga masyarakat yang terganggu oleh

keberadaan pasar ini dan mengapresiasi tindakan pemerintah, mereka sudah tidak

nyaman dengan adanya pasar ini, karena pasar ini membuat permasalahan

permasalahan seperti kemacetan, banjir dan jalan akses keluar masuk rumah mereka

jadi lebih susah karena tertutup lapak para pedagang yang ada dipinggir jalan.

Ada tanggapan yang setuju dan ada juga yang tidak setuju, sebagian

masyarakat ada juga yang menolak atau tidak setuju dengan kebijakan relokasi ini,

mereka menganggap kebijakan ini terlalu terburu-buru dan tidaklah solusi yang tepat

untuk para pedagang, dan masyarakat yang menolak merupakan pedagang juga di

pasar ini, berikut kutipan masyarakat yang tidak setuju.

“Menurutku dek, terburu-buru kayaknya dibuat pemerintah itu,

(13)

3.6. Tanggapan Konsumen Terhadap Relokasi

Berbagai macam tanggapan dari elemen-elemen masyarakat turut serta

mempengaruhi kebijakan dari relokasi pasar Sutomo, dan yang juga tidak ketinggalan

adalah pengaruh dari konsumen atau pembeli.Karena kita tahu dalam

keberlangsungan transaksi di pasar sangat dipengaruhi pembeli. Pembeli akan datang

atau ramai jika suatu pasar itu mudah dijangkau oleh mereka dan mudah

mendapatkan apa yang mereka perlu.

Banyak para pembeli mengeluh akan kebijakan relokasi pasar Sutomo,

mereka mengeluh akan jauhnya tempat yang baru nantinya, Seperti yang diutarakan

informan penulis ditempat mengatakan:

“Pasar Sutomo inikan udah lama ada dek, akupun udah lama belanja barang untuk kudagangkan lagi dirumah, terus jauh kali kalau mau kepajak Lau Cih sana aku kalau mau belanja belum lagi disana daerah yang banyak begal sama perampokan, makanya mending disini ajalah aku tetap belanja karna kuliat-liat pun masih banyak nya yang jualan”

Dari penuturan informan ini dapat disimpulkan bahwa para pembeli lebih

suka berbelanja di pasar Sutomo karena lebih mudah dijangkau dari tempat-tempat

mereka tinggal dan infrastuktur seperti angkutan menuju pasar ini mudah

didapatkan.Karena seperti yang ulas sebelum-sebelumnya, Faktor sarana dan

infrastruktur merukan elemen penting dalam berlangsungnya aktifitas ekonomi di

pasar.

Faktor efisiensi waktu juga menjadi perttimbangan pembeli untuk berbelanja

(14)

pedagang langganan yang setiap hari mereka beli dagangannya, mereka sepertinya

tidak perlu lagi tawar-menawar harga karena sudah memiliki harga yang telah mereka

sepakati, seperti kutipan wawancara ini:

“Kamipun dek udah senang belanja disini, udah ada langganan kami masing-masing, jadi gaperlu lagi kami susah-susah nawar, teruspun kalau kayak aku belum tentu dapat langganan lagi kayak langganan ku disini kalau nanti belanja ditempat lain, disini bisa aku cepat belanja karna selain dekat dari rumah, pedagangnya itu udah tahu apa-apa aja yang kubelik, jadi tinggal bilang aja kayak biasa kelangganann ku itu.

Meskipun agak lebih mahal baraang-barang disini semenjak digusur keamrin yah gapapalah dari pada ke Lau Cih jauh habis minyak kereta ku kesana”

Berdasarkan wawancara ini dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun harga

dipasar ini lebih mahal dari Lau cih, pembeli tetap belanja di pasar Sutomo, karena di

pembeli rata-rata sudah memiliki langganan masing-masing dan meskipun juga harga

yang dipassang pedagang sedikit lebih mahal. Jadi pembeli enggan untuk pindah

kepasar lain, terlebih kepasar induk yang ada di simpang Lau Cih yang jauh dan

(15)

BAB IV

KONFLIK RELOKASI PASAR SUTOMO

4.1. Kebijakan Relokasi Sebagai Pemicu Konflik

Kebijakan relokasi pasar Sutomo yang dikeluarkan oleh pemerintah

merupakan sebagian wujud agar terciptanya Kota Medan yang bersih, sehat dan

tertata. Dengan itu pemerintah mulai melakukan kebijakan-kebijakan seperti penataan

ruang kota yang sudah tidak layak lagi berada ditengah kota seperti pasar Sutomo.

Sehingga pemerintah pun melakukan relokasi pasar tersebut ke Pasar Induk di

simpang Lau Cih.

Kebijakan relokasi pasar Sutomo pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan

suasana kota dan suaana pasar yang lebih baik dan tertata seperti yang dicanangkan

uuntuk menjadikan kota Medan menjadi salah satu kota Metropolitan. Namun

kebijakan tersebut kurang dipahami oleh kalangan para pedagang.Pemahaman

pedagang yang tidak memaknai kebijakan relokasi tersebut menimbulkan

tindakan-tindakan yang bersifat menolak.

Keberadaan dan aktifitas pasar Sutomo memang sudah sangat lama sehingga

para pedagang merasa berat untuk memenuhi kebijakan relokasi.Kebijakan

pemerintah dalam perelokasian pasar tersebut juga tidak bersahabat bagi para

pedagang.Karena mereka tidak merasa nyaman dengan keadaan pasar induk Lau Cih

sebagai tempat atau sarana pasar yang disediakan pemerintah.Kios-kios yang

(16)

sekitar.Dengan itu para pedagang yang disarankan untuk pindah dari pasra Sutomo

mengalami kesulitan untuk mendapatkan kios di pasar induk.

Para pedagang yang hendak pindah dari pasar Sutomo juga mengalami

kesulitan dan terkendala oleh besarnya harga kios yang diberikan pemerintah kepada

mereka.Karena pada umumnya para pedagang tersebut merupakan kalangan

pedagang kecil yang kebanyakan mejual barang-barang sembako seperti

sayur-sayuran dan ikan.Mereka merasa tidak sanggup untuk memperoleh kios di pasar

induk.

Suasana pasar sutomo yang senantiasa ramai dikunjungi oleh pembeli dan

mengakibatkan hasil penjualan para pedagang cukup maksimal.Hal ini juga menjadi

sebuah alasan para pedagang untuk menghiraukan kebijakan relokasi pemerintah.

Mereka khawatir hasil penjualan mereka apabila pindah ke pasar induk akan menurun

dan tidak seperti biasanya.

4.2.Aksi yang dilakukan Pedagang terhadap Kebijakan Relokasi

Tujuan relokasi yang dikeluarkan oleh pemerintah kurang dipahami oleh para

pedagang.Berbagai aksi dilakukan para pedagang untuk menunjukkan penolakan

kebijakan tersebut. Mereka melakukan aksi demonstrasi diberbagai kantor

pemerintahan seperti kantor Walikota, Gubernur, dan kantor PD Pasar

4.2.1. Melakukan Aksi Demonstrasi di Kantor Walikota

Dengan kebijakan Pemerintah yang dianggap tidak memihak pedagang,

(17)

berdagang di pasar Sutomo dikembalikan. Sehingga pedagang melakukan aksi

demonstrasi dikantor-kantor Pemerintahan.

Tolak Relokasi, Pedagang Sutomo Demo Kantor Wali Kota Medan

Jumat, 10 Juli 2015 10:59

TRIBUN MEDAN / ABUL MUAMAR

Para pedagang dari Pasar Sutomo berdemonstrasi di depan Kantor Wali Kota Medan, Jumat (10/7/2015). Aksi ini merupakan respons mereka terhadap rencana Pemko Medan mensterilkan mereka dari Sutomo dan sekitarnya. Laporan Wartawan Tribun Medan / Abul Muamar TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ratusan pedagang dari Pasar Sutomo dan sekitarnya berdemonstrasi ke Kantor

Wali Kota Medan, Jumat (10/7/2015). Mereka menolak

relokasi yang hendak dilakukan Pemko Medan terhadap

mereka, agar mereka pindah ke Pasar Induk Lau Cih,

Medan Tuntungan.

Pantauan Tribun, para pedagang datang dengan sejumlah

kendaraan pick-up, dan parkir di sepanjang Jalan Maulana

Lubis. Dengan alat pengeras, mereka berteriak

(18)

"Bapak Wali Kota Medan, Anda benar-benar tidak

bijaksana. Anda dulu berjanji tidak akan mengutak-atik

Pusat Pasar (Sutomo). Sekarang Anda malah ingin

membunuh kami.Kami sudah puluhan tahun mencari

makan di sana," teriak orator dengan pengeras suara.

"Satpol PP, kalian tidak bermoral dan tidak manusiawi.

Kalian hantam pedagang dengan penuh kekerasan.Percuma

saja kalian disekolahkan!"

Dalam pernyataan sikap yang diakomodir oleh Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), para pedagang menuntut agar

Pemko Medan menghentikan intimidasi dan kekerasan

yang selalu dilakukan Satpol PP setiap kali melakukan

penertiban.

Mereka juga meminta aparat hukum menangkap dan

mengadili Wali Kota Medan, Dirut PD Pasar Medan, dan

Kepala Satpol PP Medan.

Aksi para pedagang dari Sutomo ini merupakan balasan

dari aksi demonstrasi yang dilakukan pedagang dari Pasar

Induk Lau Cih beberapa waktu lalu, yang ingin agar

mereka turut direlokasi ke Pasar Lau Cih.Dimana, dari hasil

demonstrasi tersebut, Pemko Medan berencana

mensterilkan mereka dari kawasan Sutomo dan sekitarnya.

(amr/tribun-medan.com) Penulis: Abul Muamar

Dengan kebijakan relokasi yang dilaksanan oleh Pemerintah, dengan ini

pedagang dengan jelas menolak, segala cara dilakukan agar mereka tidak direlokasi,

(19)

Seperti yang dimuat oleh surat kabar diatas yang memuat bahwa pedagang

melakukan demonstrsi di kantor Walikota dan DPRD. Pedagang berharap dengan

mereka melakukan aksi dan menyuarakan aspirasi mereka, Pemerintah dapat

membela dan menanggapi nasib semua pedagang pasar Sutomo.

4.2.2. Aksi Demonstrasi di Kantor DPRD Kota Medan

Beberapa hari setelah aksi yang dilakukan di Kantor Walikota tidak begitu

didengar oleh Walikota Medan, Pedagang juga menuntut haknya dengan cara

melakukan aksi juga di Kantor DPRD Kota Medan, mereka masih menuntut dan

mengadukan nasib masing-masing pedagang jika tidak berjualan lagi. Seperti yang

dimuat di surat kabar berikut ini.

Tolak Penggusuran, Pedagang Pasar Sutomo Datangi DPRD Kota Medan

(20)

Ratusan pedagang Pasar Sutomo Medan mendatangi

Kantor DPRD Kota Medan, Sumatera Utara, Senin 28

Maret 2016 (Foto: MTVN/Budi Warsito)

Metrotvnews.com, Medan:

Para pedagang menilai penggusuran dengan alasan relokasi

itu bukan solusi tepat.Pedagang Pasar Sutomo menilai

relokasi ke Pasar Lau Chi tidak cocok dan kurang

menguntungkan.

"Kami bukan tidak taat hukum, tapi kalau kami

dipindahkan ke sana, pedagang eceran ini tidak akan

bertahan dan kalah bersaing," kata dia.

Pedagang pun menawarkan solusi. Mereka siap untuk

menempati lokasi yang lebih tertata dan strategis asal tidak

di Pasar Lau Chi."Kami yang bertahan ini berharap ada

solusi lain.Kami siap ditata untuk tidak lagi berjualan di

Jalan Sutomo. Kami hanya akan di gang-gangnya saja. Asal

jangan di Lau Chi," imbuh dia.Sementara itu, Ketua Komisi

C DPRD Medan Godfried Lubis mengatakan, perlu

pendataan komprehensif terhadap para pedagang Pasar Ratusan pedagang Pasar

Sutomo Medan, Sumatera Utara, berunjuk rasa di depan

Kantor DPRD Kota Medan, Senin 28 Maret. Mereka

memprotes aksi penggusuran yang dilakukan Pemerintah

Kota Medan lantaran dinilai tak manusiawi. "Mereka

memperlakukan kami seperti itu.Kami ini bukan maling,

kami hanya mengais rezeki. Kami ini orang kecil," kata

perwakilan pedagang, Zulkifli Lubis, di depan Kantor

DPRD Kota Medan, Jalan Maulana Lubis, Senin

(21)

terhadap para pedagang. Kondisi itu membuat proses

pembahasan solusi untuk para pedagang menjadisulit .‎

“Selain itu kami melihat ada pihak-pihak yang menjadi

penumpang gelap dalam kasus ini. Ada yang mencari

keuntungan dan sengaja memprovokasi pedagang agar

mereka terus berada disana,” kata Godfried.‎"Sebenarnya

bukan tanpa solusi, Pemkot Medan sudah menawarkan agar

para pedagang dipindahkan ke empat pasar yang ada di

Medan.Tapi para pedagang ini mau dipisahkan.Pemerintah

Kota lalu mengambil kebijakan memindahkan mereka ke

Pasar Lau Chi, tapi bagi kalian ini bukan solusi juga,”

imbuh dia.Hal senada juga disampaikan Kepala Polresta

Medan Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin Dwihananto.

Ia juga meminta agar para pedagang mengutus secara jelas

perwakilan mereka untuk berdialog dengan Pemerintah

Kota dan DPRD Kota Medan.“Saya sudah tegaskan kepada

Wali Kota Medan, kalau kami dari kepolisian tidak lagi

akan mem-backup Satpol PP dalam penertiban itu. Kalau

Pemkot Medan tidak segera memberikan solusi, kami ini

bukan polisi pasar. Terganggu prioritas kerja kami karena

persoalan ini,” kata Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin

Dwihananto.Penggusuran terhadap pedagang buah dan

sayur Pasar Sutomo muncul setelah desakan pedagang eks

Pasar Sutomo yang pindah ke Pasar Induk Lau Chi. Mereka

mendesak Pemerintah Kota Medan untuk memindahkan

para pedagang yang masih bertahan dilahan Pasar

Sutomo.Masih adanya pedagang yang berjualan di Pasar

Sutomo membuat omzet pedagang yang pindah ke Pasar

(22)

memilih berbelanja ke Pasar Sutomo .‎

Dalam aksinya, para pedagang Pasar Sutomo sempat

memblokir Jalan di depan Kantor DPRD dan Kantor Wali

Kota Medan. Pemblokiran tersebut pun menimbulkan

kemacetan panjang.Petugas Dinas Perhubungan dan

Kepolisian pun harus melakukan rekayasa lalu lintas.

(TTD)

4.2.3. Pedagang Blokade Jalan

Setelah berbagai aksi demonstrasi di Kantor Pemerintahan dan kurang ditanggapinya

aspirasi pedagang, Pedagang melakukan blockade jalan Sutomo. Blokade ini

bertujuan agar hak Pedagang didengarkan, Pedagang membakar ban sambil terus

berteriak. Blokade ini terus dijaga oleh pihak Kepolisian dan apart lainnya. Seperti

yang diterbitkan oleh sutar kabar dibawah.

Protes relokasi, pedagang blokade Jalan Sutomo Medan Senin, 6 April 2015 11:58

Reporte

Pedagang blokade Jalan Sutomo Medan. ©2015

merdeka.com/yan muhardiansyah

(23)

memblokade persimpangan Jalan Sutomo-HM Yamin serta

Jalan Sutomo-Perintis Kemerdekaan, Senin (6/4).

Blokade itu dilakukan dengan cara membakar ban bekas

dan kayu-kayu dari bekas lapak-lapak pedagang. Mereka

juga melempari petugas Satpol PP yang melakukan

penertiban.

Sejumlah pemuda melarang kendaraan melintas di kawasan

itu.Beberapa di antaranya membawa balok kayu.Akibat

aksi ini, kemacetan tidak terhindarkan di Jalan Prof HM

Yamin, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Sutomo

sekitarnya.

Para pedagang menyatakan keberatan direlokasi ke Pasar

Induk khusus sayur dan buah di Jalan Bunga Turi,

Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan. Alasannya, lokasi

baru itu terlalu jauh dari keramaian, karena berada di

pinggir kota

"Seluruh pedagang di sini menolak. Kami semua menolak,

karena tidak bisa cari makan di sana. Kami menolak

direlokasi," ucap Surliana, seorang pedagang.Usai

memblokade jalan, para pedagang konvoi. Menumpang

sepeda motor dan becak bermotor mereka dikabarkan

menuju gedung PTUN Medan di Medan Sunggal.

Aksi protes dilakukan pedagang sejak Satuan Polisi

Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Medan menertibkan

lapak-lapak pedagang di sekitar Jalan Sutomo, Jalan

Bedagai dan Jalan Sei Kera mulai Sabtu (28/3) malam.

Kawasan di sekitar Jalan Sutomo Medan dan Jalan Bedagai

merupakan pusat perdagangan sayur di Kota Medan sejak

(24)

pada dinihari hingga pagi.Mereka melayani pedagang

sayur, kelontong dan pemilik warung makan di Kota

Medan.[hhw]

4.2.4. Bentrok dengan Aparat Pemerintah

Dengan adanya penjagaan yang dilakukan oleh pihak-pihak aparat

Pemerintah, lokasi pasar yang biasanya ramai oleh pedagang menjadi sepi. Para

pedgang bergeser ketempat yang tidak dijaga oleh aparat, mereka membuat

dagangannya diatas kendaraan mereka baik itu mobil pick up ataupun becak

bermotor. Dengan keadaan yang seperti itu aparat juga terus bergeser untuk

mengangkut barang dagangan pedagang yang terus melawan dengan cara berdagang

ditempat lain. Dengan kejadian pedagang bentrok dengan aparat Satpol PP yang

mengambil dagangannya. Banyak jorban luka-luka yang berjatuhan baik dari pihak

pedagang dan pihak Satpol PP. Berikut ini artikel yang memuat aksi yang terjadi.

Bentrok Berdarah di Pasar Jalan Sutomo Petugas Satpol PP dan Pedagang Jadi Korban

March 31, 2016

MEDAN|SUMUT24

(25)

gabungan dari TNI, Polri, Satpol-PP dan SKPD Kota

Informasi yang diperoleh di lapangan, menerangkan dalam

bentrokan tersebut terdapat korban dari petugas Satpol-PP

dan pedagang mengalami luka-luka.

Medan kembali bentrok di Jalan Rakyat, Kecamatan Medan

Perjuangan, Rabu (30/3) sekira pukul 05.00 WIB.

“Ada dua orang petugas Satpol-PP yang terluka dan

seorang pedagang juga ikut jadi korban,” terang salah

seorang warga sekitaran Jalan Rakyat.

Diungkapkan warga, bentrokan yang terjadi karena para

pedagang tetap bertahan berjualan di sekitaran Jalan Rakyat

semenjak Pasar Sutomo diduduki petugas gabungan.

“Mereka (pedagang) menolak direlokasi ke Pasar

Induk.Makanya pedagang itu melakukan perlawanan

kepada petugas dan bentrok pun tidak dapat

dihindari.Korban sudah dibawa ke RS Pirngadi,”

ungkapnya.

Kasatpol PP Kota Medan, M.Sofyan, saat dikonfirmasi

terkait bentrok tersebut belum memberikan keterangan.

Diketahui, waktu penertiban pedagang Pasar Sutomo yang

sebelumnya hanya selama 30 hari. Kini melihat para

pedagang yang masih tetap bersikeras berjualan petugas

gabungan akan menambah waktu penertiban selama dua

bulan ke depan.

Dalam penertiban yang dilakukan Pemerintah Kota Medan

menghabiskan dana sebesar Rp 3,1 miliar.

Anggota komisi C Dewan Perwakilan Rakyat kota Medan,

Hasyim meminta tim penertiban Pasar Sutomo tidak hanya

(26)

kembali membuka lapak di Jalan Perjuangan, Veteran,

Bedage dan lainnya.“Seharusnya dijaga di semua titik biar

seimbang,” katanya,Hasyim mengatakan akibat petugas

yang hanya berkonsentrasi penjagaan di Jalan Sutomo, para

pedagang dengan leluasa membuka lapak di jalan Veteran,

Perjuangan dan lainnya. Padahal awalnya petugas

gabungan menjaga di titik tersebut.

Pantauan tribun, pedagang mulai menjamur di lokasi-lokasi

tersebut setelah penjagaan mengendur di sekitar jalan

Sutomo sekitar pukul 09.00 WIB.Para pedagang terlihat

leluasa menggelar dagangannya karena tanpa adanya

penjagaan.

Camat Medan Perjuangan, Dedi Jaminsyahputra Harahap

mengaku wilayahnya, terutama Jalan Perjuangan dan Jalan

Rakyat telah digunakan para pedagang eks Jalan Sutomo

dan sekitarnya untuk lokasi berjualan. Meski tim gabungan

telah berulang kali melakukan penertiban namun para

pedagang masih kucing-kucingan.

Begitu melihat tim gabungan datang, pedagang langsung

menyembunyikan barang dagangannya di rumah penduduk.

“Satu jam saja ada waktu, para pedagang langsung

memanfaatkannya untuk berjualan,” jelas Dedi (BS).

Dari artikel ini memang dapat diambil kesimpulan bahwa para pedagang

memang kecewa atas kebijakan dari pemerintah ini, maka dari itu para pedagang

menyuarakan aspirasi mereka untuk tidak dipindahkan ke Pasar Induk dan diberikan

(27)

bahwa para pedagang memiliki power untuk melawan kebijakan ini karena mereka

bersatu sesama pedagang untuk menentang.

Para pedagang dapat bersatu karena mereka menganggap diri mereka senasib

jadi tidak ada salahnya mereka bersatu untuk mendapatkan apa yang mereka

inginkan, seperti yang diutarakan informan berikut.

“Waktu udah ada kabar mau digusur kami, kami semua pedagang ngumpullah ngomong gimana nasib kami, terus sepakat kami kalau kami memang harus jualan disini, gamau mau kami digusur, yauda beranilah kami sama-sama ngelawan waktu datang satpol PP itu, kami hadang orang itu, bakar-bakar ban kami ditengah jalan itu. Itu wujud kecewa kami sama pemerintah ini yang gak mau dengar aspirasi kami”

4.3. Penggusuran Lapak Pedagang sebagai Bentuk Penegasan Kebijakan Relokasi

Alih-alih mengkosongkan jalan-jalan di Pasar Sutomo, para pedagang justru

melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah ini.Dengan ini pemerintah

pada waktu yang lalu jelas-jelas bertindak dengan tegas kepada para pedagang.

Pemerintah bekerjasama kepada para aparat-aparat terkait seperti Pihak Kepolisian,

TNI, dan Satpol PP.

Pemerintah mengerahkan ribuan aparat gabungan untuk menggusur para

pedagang yang memilih tinggal dan berusaha melawan. Dengan ini pihak aparat

melakukan penggusuran lapak para pedagang, sebagian lapak yang terbuat dari

(28)

diambil dan diangkut oleh pihak Satpol PP. Berikut ini adalah artikel tentang

penggusuran yang dilakukan pemerintah.

Pedagang Pasar Sutomo Medan akan Disapu Bersih Ratusan Aparat

Juli07/ 201520:50 WIB Oleh : Newswire

Bisnis.com, MEDAN - Ratusan aparat keamanan akan melakukan penertiban para pedagang yang masih berjualan

di Pasar Sutomo, Medan.

Sebanyak 700 personel gabungan dari Polresta Medan,

Kodim 0201/BS dan Satuan Pamong Praja Pemkot Medan

akan menertibkan pedagang dengan merelokasinya ke

Pasar Induk Lau Cih di Kawasan Tuntungan pada Jumat

(10/7).

"Kita akan membersihkan kawasan Pasar Central Sutomo

tersebut," kata Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz

Kusin Dwihananto di Medan, Selasa (7/7/2015).

Hal itu dikatakannya menanggapi aksi unjuk rasa ratusan

pedagang Pasar Induk Lau Cih ke Balai Kota Medan,

Selasa (7/7) yang meminta pemerintah agar serius dalam

(29)

Keputusan penertiban Pasar Sutomo itu didapatkan setelah

Pemkot Medan, Polresta Medan, Kodim 0201/ BS, Kejari

Medan, dan DPRD Medan menggelar rapat bersama terkait

keluhan pedagang Pasar Induk Lauchi.

Seorang pedagang Noverianti Tarigan (34) dalam orasinya

mengatakan, pihaknya meminta ketegasan Pemkot Medan

untuk segera mengosongkan Pasar Sutomo.

Pihaknya menilai pihak Pemkot Medan kurang serius

menyelesaikan persoalan relokasi Pasar Sutomo ke Pasar

Induk yang berada di kawasan Tuntungan tersebut.

"Sudah sejak dulu berjanji akan mengosongkan Pasar

Sutomo, tapi sampai sekarang masih ada yang jualan

disana," katanya.

Menurut dia, dampak belum direlokasinya pasar itu,

pembeli yang ada menjadi terbagi dua, yakni ke Pasar

Sutomo dan Pasar Lauchi.

Usai mendapatkan penjelasan dari Pemkot Medan tentang

penertibab Pasar Sutomo, ratusan pedagang merasa

gembira dan membubarkan diri.

Unjuk rasa ratusan pedagang Pasar Induk tersebut

menyebabkan sejumlah ruas jalan di inti kota mengalami

kemacetan yang cukup parah.

Sumber : Antara

Dari artikel ini dapat disimpulkan kalau Pemerintah benar-benar akan membersihkan

lokasi pasar Sutomo ini dari pedagang, Pemerintah sudah menyiapkan pasukan aparat

untuk menjaga lokasi agar tidak ditempati oleh pedagang.

(30)

Kamis, 17 Maret 2016 11:01

Laporan Wartawan Tribun Medan / Joseph Ginting

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN –

Sebanyak 990 personil gabungan membersihkan

lapak-lapak yang ditinggalkan

(17/3/2016) subuh.

Razia tersebut dilakukan untuk menghempan

sutomo kembali berjualan di lokasi itu.

Razia yang dilakukan sekitar pukul 01.OO-02.OO WIB

tersebut berjalan lancar tidak ada

berjualan.Satuan Polisi Pamong Praja yang menjadi

eksekutor membuka lapak-lapak dari kayu dan membakar

keranjang yang ditinggal pemiliknya.

Wali Kota Medan

Medan, Akhyar Nasution menyempatkan diri meninjau

pengamanan kawasan Sutomo. Keduanya hadir untuk

memberikan support kepada petugas.

Kepada Wartawan, Eldin mengatakan akan terus memantau

melakukan kegiatan pengamanan kawasan Sutomo ini

sampai tuntas sehingga tidak ada lagi

berjualan di sini.

"Kita akan kerjakan sampai tuntas," katanya di Jalan

Sutomo.

Setelah kawasan Sutomo nantinya tidak lagi dijadikan

tempat berdagang, Eldin mengaku pihaknya akan

melakukan perbaikan infrastruktur agar kawasan Sutomo

tertata rapi kembali.

(31)

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan,

Muhammad Sofyan mengaku pihaknya akan melakukan

penjagaan kawasan Sutomo selama 30 hari ke depan.

Penjagaan dilakukan agar

Jalan Sutomo.

"Sementara kita jaga 30 hari ke depan dengan jumlah

personil sebanyak 990 personil," katanya. Dana yang

sementara dimiliki untuk membiayai operasional sebesar

Rp 3.1 miliar.

(wes/tribun-medan.com)

Operasi Penggusuran Pedagang Jalan Sutomo Ditingkatkan

Jumat, 1 Mei 2015 | 07:04:47

Pemko Medan meningkatkan operasi pembersihan para

pedagang di jalan Sutomo dan sekitarnya dengan

melakukan pemantapan pengamanan yang lebih tinggi lagi

kepada para personil.

Hal ini terungkap saat rapat pemantapan peningkatan

operasi pembersihan para pedagang di Jalan Sutomo dan

sekitarnya, Kamis (30/4) di balai Kota Medan, dipimpin

Asisten Pemerintahan Drs Musadad, dihadiri Kasatpol PP

M Sofyan S Sos, Wakasat Intel Polresta, Kodimtabes

0201/BS, Dirut PD Pasar Benny Sihotang, dan instansi

terkait lainnya.

Dikatakannya, operasi pembersihan para pedagang dari

Jalan Sutomo dan sekitarnya ditingkatkan agar agar semua

pedagang berjualan di tempat yang sudah disediakan di

(32)

penertiban di lokasi Jalan Sutomo dan sekitarnya akan

dilakukan operasi teritorial yakni gotong royong massal

pada Minggu (3/5) yang melibatkan TNI, Polri dan Pemko

Medan, dengan sasaran membersihkan jalan dan drainase

dengan menurunkan alat berat dan cara manual

“Pemerintah kota telah membuat peraturan dan draftnya

telah dibuat tentang larangan masuk kenderaan pengangkut

sayur mayur dan sejenisnya ke Jalan Sutomo dan

sekitarnya, selain itu rencana pemasangan portal namun ini

perlu dibahas lebih lanjut lagi.Saya himbau kepada para

pedagang yang masih mangkal di Jalan Sutomo dan

sekitarnya agar mau pindah ke pasar Induk dan di Pasar

Induk masih ada lagi tempat” ujar Musadad.

Dirut PD Pasar Benny Sihotang SH mengatakan, pihaknya

telah melakukan pendataan terhadap para pedagang Jalan

Sutomo, jalan Martinus Lubis, jalan Veteran, Jalan Sei

Kera dan Terminal pada 2012 lalu, pendataan ini

sehubungan pemindahan ke Pasar Induk, jumlah pedagang

tersebut sebanyak 1.799 pedagang terdiri dari Grosir, Sub

Grosir dan Eceran.

Dikatakannya kondisi saat ini Pasar Induk menyiapkan 720

unit Grosir, 432 Sub Grosir, 56 wisata buah dan 1 kantin,

selain itu swadaya para pedagang telah membangun

sebanyak 142 Grosir, dan 466 eceran untuk menampung

para pedagang Jalan Sutomo dan sekitarnya yang

jumlahnya bertambah, dan di lokasi masih ada 3 kelompok

pedagang yang bertahan tidak mau dipindahkan padahal

(33)

Benny mengatakan, pihaknya jauh sebelumnya telah

melakukan penyuluhan, pengumuman, melayangkan surat

pengosongan lokasi kepada para pedagang untuk segera

pindah ke lokasi yang baru yakni pasar induk, namun

sampai sekarang tiga kelompok yang bertahan tidak mau

dipindahkan dengan lasan tidak ada tempat lagi dan

dagangan mereka tidak laku padahal mereka sudah

memiliki kios di Pasar Induk.

“Dampak dari operasi pembersihan ini, Pasar Induk mulai

ramai dan hidup, kemaren telah masuk sebanyak 1000 lebih

pedagang ke pasar Induk, dan beberapa pedagang dari

Pasar Tradisional telah belanja di Pasar Induk, saya imbau

agar pedagang segera menempati kiosnya di pasar Induk,

apa bila ditunggu selama sepuluh hari tidak ditempati, kios

akan dialihkan kepada pedagang lain,“ tegas Benny. (red)

Dari beberapa artikel diatas dapat dilihat bahwa pemerintah tidak main-main

dengan pedagang, pemerintah jelas ingin secepatnya lokasi ini steril dari

pedagang.Pemerintah langsung mengerahkan aparat untuk menghancurkan kios atau

lapak pedagang. Setelah kios dihancurkan pemerintah juga langsung berkoordinasi

dengan dinas kebersihan kota Medan untuk membersihkan lokasi pasar agar dapat

menjadi lebih bersih.

Pemerintah juga langsung dengan tegas mengangkut barang dagangan

pedagang yang masih ada di pasar Sutomo.Para satpol PP disebarkan disekitaran

jalan-jalan menuju lokasi pasar. Jika ada kendaraan baik itu mobil pick up ataupun

(34)

diangkut ke Polresta Medan. Barang dagangan beberapa pedagang pernah diangkut

Satpol PP ke Polresta Medan, barang dagangan itu merupakan efek jera yang

dilakukan pemerintah agar tidak ada lagi pedagang yang ingin mencuri-curi

kesempatan berjualan dilokasi pasar tersebut.

4.4. Tuntutan dan Alasan Pedagang yang Bertahan di Sutomo dan Pedagang yang Pindah Ke Pasar Induk

Berdasarkan penelitian penulis dilapangan, penulis melakukan atau membuat

kuisioner untuk 30 orang pedagang yang berisikan 4 pertanyaan, dan pertanyaan

pertama adalah: Apa alasan bapak tetap bertahan di pasar Sutomo?

Alasan Pedagang Jumlah pedagang Pembeli di pasar Sutomo ramai 9

Jarak pasar Induk Jauh 8

Harga lapak di Pasar Induk mahal 13

Dari table hasil kuisioner diatas menyatakan bahwa 13 dari 30 pedagang alasan

mereka bertahan adalah karena harag sewa lapak di pasar Induk mahal sehingga tidak

sanggup untuk menyewa lapak maka mereka tetap bertahan. 9 pedagang menyatakan

mereka enggan meninggalkan pasar Sutomo karena pasar Sutomo itu ramai pembeli,

sedangkan sisanya menyatakan mereka tidak mau pindah ke pasar Induk karena

(35)

Setelah mendapat hasil diatas maka pertanyaan kedua penulis adalah: berapa

harga lapak yang bapak/ ibu sanggup bayar?

Harga lapak yang disanggupi Jumlah Rp5.000.000-Rp10.000.000 1

Rp3.000.000-Rp4.900.000 5

-Rp3.000.000 24

Dari table diatas menyatakan bahwa 24 dari 30 pedagang yang penulis tanyakan

mengatakan bahwa mereka hanya sanggup jika sewa itu dibawah 3 juta, kemudian 5

orang pedagang sanggup membayar diatas 3 juta asalkan fasilitas bagus dan pembeli

ramai dan sisanya diatas harga tersebut. Artinya adalah alasan pedagang menolak

pindah bukanlah dari hati mereka, tetapi ada sebuah tekanan karena mereka tidak

sanggup untuk membayar harga yang ditetapkan pengelola sehingga mereka berani

melawan Pemerintah.

Pertanyaan selanjutnya adalah: Dimana lokasi yang bapak/ibu anggap sesuai

untuk berjualan?

Lokasi yang tepat Jumlah Pasar Sutomo/jalan-jalan kecil disekitar Sutomo 20

Pasar Induk 3

(36)

Dari table diatas menyatakan 20 dari 30 pedagang yang disurvei mengatakan lokasi

yang tepat bagi mereka berjualan yaitu di pasar Sutomo ini, dan jika direlokasi lagi

maka tempat yang tepat adalah MMTC dijalan Pancing. Ini berarti pedagang memang

sudah betah untuk berdagang di pasar Sutomo, karena terbukti dari hasil survey ini

mayoritas mengatakan tempat yang tepat untuk berjualan adalah pasar Sutomo.

Pertanyaan terakhir yaitu: Apa yang bapak/ibu lakukan jika kembali direlokasi

oleh Pemerintah?

Tindakan pedagang jika direlokasi Jumlah pedagang

Pindah tempat berjualan kelokasi yang tidak dijaga aparat

25

Tidak berjualan sementara 2

Melawan dan demonstrasi 3

Rencan Pemerintah yang akan terus membersihkan lokasi pasar dari pedagang

menimbulkan reaksi dari pedagang, saat penulis menanyakan memalui kuisioner

maka 25 dari 30 pedagang mengatakan jika pasar kembali dijaga aparat maka mereka

akan pindah ketempat lain yang tidak dijaga aparat, dalam artian pedagang pindah

lapak dari tempat biasa dan bisa juga pindah kelokasi pasar lain. Ada juga 3 pedagang

mengatakan akan tetap meminta hak mereka untuk berdagang dilokasi pasar melalui

demonstrasi.

Ada pedagang yang bertahan maka ada juga pedagang yang mengikuti arahan

(37)

pindah juga tidak mendapat apa yang seharusnya mereka dapat di pasar Induk seperti

janji Pemerintah, Ada juga tuntutan mereka terhadap Pemerintah berikut tuntutannya.

Nama Informan Keterangan Alasan Bapak Ginting Pindah ke

Pasar Induk

Mengikuti aturan pemerintah, kalau di Sutomo tetap jualan mungkin bisa balik ke Sutomo.

Herwinsyah Pindah ke

Pasar Induk

Lebih nyaman tempatnya meskipun pembeli masih sepi.

Sihotang Pindah ke

Pasar Induk

Mengikuti aturan Pemerintah, kebetulan langsung dapat lapak di Lau Cih, tidak balik ke Sutomo karena sudah sewa lapak dengan mahal.

Dari table ini alasan pedagang yang pindah juga hampir sama yaitu mengikuti aturan

dan kebijakan yang dibuat Pemerintah agar tidak di cap sebagai orang yang tidak taat

hokum atau aturan. Meskipun sudah pindah ke Pasar Induk, pedagang ini juga tidak

begitu puas akan semua yang ada di pasar Induk, karena pembeli juga tidak seramai

di pasar Sutomo, dan juga mereka mempunyai pikiran jika terus seperti ini akan

kembali ke pasar Sutomo.

4.5. Lokasi Pasar Sutomo setelah Relokasi

Setelah terjadinya kealotan yang begitu panjang antara pedagang dan

Pemerintah memang menimbulkan banyak korban luka-luka disaat bentrok, baik itu

dari pihak satpol PP ataupun pedagang.Keadaan pasar Sutomo beberapa bulan

memang sepi oleh pedagang-pedagang sayur atau buah-buahan yang biasa menempati

trotoar atau bahu jalan untuk berjualan.Hanya tinggal para pedagang yang memang

(38)

tidak adanya rencana Pemerintah untuk melakukan penghijauan atau rencana untuk

melakukan sesuatu dilokasi pasar tersebut, para pedagang mulai kembali membuka

lapaknya disekitaran jalan veteran, jalan seram dan juga jalan bulan

Pedagang seperti ingin kembali mencoba-coba untuk berjualan

dipinggir-pinggir jalan, mereka berharap hanya mereka saja yang berjualan dilokasi tersebut

dan jangan ramai kembali seperti dulu.Disini diharapkan pedagang mereka tidak

direlokasi lagi karena tidak begitu mengundang perhatiaan karena tidak begitu

(39)

BAB V

PENYELESAIAN KONFLIK

5.1.Upaya Penyelesaian Konflik yang Dilakukan Pemerintah

Konflik yang terjadi dalam relokasi pasar Sutomo sudah banyak memakan

korban luka-luka baik dan juga korban materil. Dengan ini pemerintah mulai

menghibau kepada para aparat yang berjaga-jaga untuk tidak terpancing emosinya

terhadap apapun aksi pedagang. Harapan Pemerintah dengan himbauan itu agar tidak

ada lagi bentrok yang terjadi, dengan ini suasana disekitar pasar mulai terkontrol.

5.1.1. Diskusi

Pemerintah juga melakukan upaya memanggil perwakilan pedagang pasar

Sutomo agar membicarakan jalan keluar dan mencari win-win solution atas

permasalahan relokasi pasar Sutomo. Pihak PD Pasar dan pedagang bertemu dan

membicarakan bagaimana permintaan dari kedua belah pihak dan apa yang menjadi

keluhannya tentang kebijakan relokasi ini dengan di oleh pihak netral dari kedua

belah pihak. Diskusi ini dilakukan agar ada jalan keluar dari permasalahan relokasi

ini. Seperti yang diucapkan oleh pihak PD Pasar Kota Medan Bapak Hafiz 35 tahun:

(40)

Dari wawancara ini disimpulkan bahwasanya sudah ada tindakan yang

dilakukan pemerintah menanggapi konflik relokasi ini, namun belum ada hasil yang

didapatkan akibat belum ketemunya kesepakatan dengan para pedagang, sehingga

belum ada kelanjutan seperti apa titik ketemu dari permasalahan ini. Reaksi dan

tanggapan Pemerintah masih sampai melakukan diskusi terhadap pedagang, belum

ada tindakan selanjutnya yang dilakukan.

Tahapan-tahapan konflik yang dikemukan oleh Nader tentang 3 tahap konflik

yaitu; tahap prakonflik, konflik dan sengketa kurang tepat karena konflik di pasar

Sutomo ini tidak sampai ketahap sengketa. Kasus konflik relokasi pasar Sutomo

hanya sampai pada tahap konflik dan terjadi diskusi, tetapi belum ada tindakan nyata

untuk mengatasi konflik dan relokasi tersebut.

5.2. Upaya Penyelesaian Konflik yang dilakukan Pedagang

Berbagai tindakan pedagang untuk menuntut haknya berjualan di pasar

Sutomo terus terjadi seiring kebijakan Pemerintah itu dijalankan. Mereka

menyuarakan aspirasi mereka dengan demonstrasi di gedung Walikota, DPRD Provsu

dan Kantor Gubernur. Mereka menuntut kebebasan mereka untuk mencari pekerjaan

dan haknya sebagai warga Negara.

Aksi ini diharapkan pedagang dapat didengar dan dipertimbangkan oleh

pejabat-pejabat khususnya pejabat Kota Medan, agar tidak lagi bentrokan dan juga

(41)

keberadaannya yang memang mengundang banyak keresahan seperti kemacetan,

kesembrautan kota, dan juga kebersihan yang kurang dijaga. Maka jalan Sutomo yang

notabene adalah jalan besar sudah bersih dari pedagang, dan yang berada dijalan

Veteran mulai dari tugu perjuangan tinggal sedikit lagi yang berjualan dan itupun

berada diujung jalan yang tidak terlihat dari jalan Sutomo. Perwakilan pedagang juga

melakukan diskusi dengan pemerintah, tetapi tidak ada kata sepakat dengan

pemerintah tersebut. Ini mungkin sebagian cara pedagang agar tidak digusur lagi

nantinya. Konflik pedagang dengan pemerintah ini tidak sampai ketahap sengketa,

karena hanya sebatas konflik dan pedagang juga tetap masih banyak berjualan.

Pedagang juga pernah mengadu ke pengadilan tetapi hanya sampai disitu saja karena

tidak ada kelanjutannya, itu juga karena para pedagang tidak menggandeng pengacara

dalam kasusnya.

5.3. Analisis Terhadap Konflik Pasar Sutomo yang Berlangsung Lama

Konflik yang terjadi antara pemerintah dan pedagang yang terjadi akibat

adanya kebijakan pemerintah untuk merelokasi pasar Sutomo ke pasar Induk Lau Cih

sebenarnya diakibatkan oleh kurangnya pemahaman pedagang terhadap arah

kebijakan tersebut. Kemudian pemerintah dalam perealisasian kebijakan relokasi itu

kurang memberikan kepastian terhadap nasib para pedagang yang hendak direlokasi.

Akibatnya pemahaman yang berbeda antara pedagang dan pemerintah memicu

(42)

Pemerintah yang dalam hal ini bertindak sebagai penguasa dinilai kurang

melakukan pendekatan terhadap pedagang. Seandainya terjadi hubungan yang baik

antara pedagang dan pemerintah, maka konflik relokasi yang terjadi di pasar Sutomo

tersebut tidak akan terjadi. Karena pada dasarnya kebijakan relokasi Pasar Sutomo

yang dikeluarkan pemerintah memiliki tujuan dan makna positif terhadap status

Medan sebagai ibukota provinsi, belum lagi ada rencana pemerintah untuk

menjadikan kota Medan menjadi salah satu kota Metropolitan. Selain itu kebijakan

relokasi yang dilakukan pemerintah tersebut sangat baik untuk menciptakan

pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat. Hanya saja fasilitas yang disediakan

pemerintah berupa kios-kios di pasar Induk kurang memadai jika dilihat dari segi

jumlah. Karena kios-kios yang disediakan pemerintah di pasar Induk tersebut menjadi

salah satu alasan untuk melakukan demonstrasi. Kios-kios yang disediakan tersebut

menjadi objek yang diperebutkan oleh pedagang yang hendak pindah dari pasar

Sutomo dengan masayarakat sekitar lingkungan pasar Induk yang beralih profesi

(43)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Kebijakan relokasi pasar Sutomo telah lama dikeluarkan oleh pemerintah kota

Medan. Situasi dan kondisi pasar Sutomo yang masih terlihat tradisional sepertinya

tidak layak lagi berada di tengah kota. Perencanaan pemerintah mewujudkan kota

Medan menjadi salah satu kota Metropolitan turut mendukung dikeluarkannya

kebijakan relokasi tersebut. Kebiakan relokasi tersebut sudah seharusnya dilakukan

oleh pemerintah, karena menurut pengamatan kesehariannya, aktifitas pasar Sutomo

tersebut menyebabkan berbagai keresahan. Keberadaan pasar Sutomo yang terletak di

jalur alternatif kota seringkali menyebabkan kemacetan. Kondisi kebersihan

lingkungan pasar pun sangat memprihatinkan. Sampah-sampah berupa plastik-plastik

serta sisa-sisa barang dagangan dibuang sembarangan.

Konflik yang terjadi pada dasarnya dilatarbelakangi oleh kebijakan relokasi

yang dikeluarkan oleh pemerintah. Arah kebijakan relokasi pasar Sutomo itu memang

sangat bagus, tetapi dalam perealisasiannya pemerintah kurang konsisten. Kebijakan

relokasi yang dikelarkan oleh pemerintah tersebut kurang detail dipahami oleh

sebagian besar kalangan pedagang. Para pedagang kurang puas dengan perealisasian

kebijakan relokasi tersebut. Pemerintah dinilai hanya menyempaikan janji manis

(44)

Kebijakan pemerintah dalam merelokasi pasar Sutomo ke Pasar Induk Lau

Cih di daerah Tuntungan menuai konflik antara pedagang dengan pemerintah. Para

pedagang tidak mendapatkan hal-hal yang dijanjikan pemerintah. Pemerintah

memang menyediakan kios-kios di daerah pasar induk, namun para pedagang

mengalami kesulitan untuk memeperolehnya. Harga-harga kios yang ditetapkan

pemerintah membuat sebagian besar para pedagang sulit untuk membelinya. Mereka

tidak memiliki modal yang banyak, belum lagi kios-kios tersebut menjadi bahan

rebutan antara pedagang-pedagang yang pindah dari pasar Sutomo dengan para

masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar pasar Induk menjadi banyak yang membeli

kios-kios tersebut.Intinya adalah kebijakan relokasi yang dilakukan pemerintah

ternyata kurang tepat arah dan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Sarana dan

prasarana yang disediakan pemerintah di dalam pasar Induk seolah-olah menjadi

sebuah lapangan kerja baru bagi masyarakat Tuntungan khususnya yang tinggal di

daerah pasar induk tersebut.

Konflik antara pedagang dengan pemerintah terjadi dalam kurun waktu yang

lama dan belum jelas penyelesaiannya.Berbagai aksi demonstrasi seringkali

dilakukan pedagang. Mereka melakukan demonstrasi di depan kantor Gubernur dan

Walikota. Dalam aksi tersebut mereka menyuarakan tuntutan kejelasan nasib mereka

yang menggantunggan hidup dari usaha berjualan/pedagang. Situasi dan keadaan

mereka saat berdemontrasi cukup tragis karena merelakan waktu dan

(45)

pasar Sutomo seperti biasanya.Demontrasi yang dilakukan para pedagang tersebut

merupakan sebuah respon ataupun reaksi terhadap adanya kebijakan relokasi pasar

Sutomo.

Dalam perealisaian kebijakan relokasi pasar Sutomo itu pemerintah memang

telah melakukan sosialisasi dan menebar selebaran terkait pengosongan lokasi pasar

Sutomo dari keberadaan pedagang.Itulah informasi dari pihak pemerintah yang

dimuat oleh media.Tetapi menurut pengakuan para pedagang dalam permasalahan

relokasi ini, pemerintah sebagai pihak yang berkuasa seolah-olah memainkan

peranannya sebagai penguasa syang bersifat otoriter.Pedagang yang tergolong

masayarakat kecil hanya dapat menunjukkan perannya sebagai golongan rendah yang

biasanya menjadi objek tertindas oleh golongan yang besar yang berkuasa.Aksi-aksi

yang dilakukan pedagang yang berisikan aspirasi-aspirasi mereka hanya dianggap

ocehan belaka oleh pemerintah.

Kebijakan relokasi yang sepertinya ditolak oleh para pedagang pasar Sutomo

memicu adanya respon pemerintah yang memiliki kekuasaan.Pemerintah melalui

kelompok-kelompok jajaranya melakukan peggusuran terhadap pedagang.Mereka

mengangkat barang-barang dagangan tersebut dan tidak ada kejelasan kemana semua

barang-barang itu dibuat.Hiruk pikuk dan tangisan para pedagang menyertai aktifitas

para satpol PP yang sedang menggusur lapak dagangan mereka.Cukup sadis dan

seolah-olah para petugas satpol PP tersebut tidak memiliki hati nurani.Pemerintah

dalam hal ini tidak begitu memikirkan bahwasanya barang-barang dagangan yang

(46)

sebagian besar pedagang-pedagang tersebut hanya bersifat sebagai agen pengecer

yang biasanya menerima barang dari agen dan sistem pembayarannya dilakukan

setelah barang-barang tersebut terjual.

Tindakan penggusuran yang dilakukan oleh petugas Satpol PP tersebut

dilakukan berulang kali.Dalam hal ini petugas Satpol PP bersifat sebagai suruhan atau

perpanjangan tangan pemerintah.Mereka hanya menerima perintah dari

pemerintah.Pemerintah yang menuntut mereka untuk melakukan penggusuran

itu.Artinya apapun yang mereka lakukan terhadap para pedagang tidak boleh dinilai

negativ.Intinya tetap berada dalam pihak pemerintah yang menjadi sumber aturan

yang harus dituruti oleh seluruh jajaran-jajaran dibawahnya termasuk petugas Satpol

PP.

Penegasan pemerintah dalam kebijakan relokasi pasar Sutomo dengan

memastikan pengosongan lokasi pasar Sutomo dari keberadaan pedagang akan

dilakukan pada bulan Maret 2017. Sepertinya tidak ada lagi sistem tawar-menawar

terhadap pemerintah. Himbauan dari pemerintah sudah dikeluarkan dan dimuat dalam

berbagai media surat kabar. Kepastian terhadap nasib para pedagang belum dapat

diperkirakan dalam menyikapi dan menyanggupi kebijakan dan rencana pengosongan

lokasi pasar Sutomo. Para pedagang tentu tidak akan tinggal diam dalam hal ini

karena ketika awal kebijakan tersebut pun dikeluarkan, mereka telah menunjukkan

(47)

6.2. Kritik dan saran

Kebijakan relokasi pasar Sutomo yang dikeluarkan oleh pemerintah

sebenarnya bertujuan baik, namuan dalam perealisasian kebijakan tersebut

pemerintah kurang melakukan pendekatan terhadap para pedagang. Hendaknya

pemerintah menampung aspirasi pedagang setelah kebijakan relokasi itu dikeluarkan

agar para pedagang tdiak merasa bahwa kebijakan relokasi itu semata-mata hanya

untuk mengutamakan kepentingan pemerintah dalam mewujudkan Kota Medan

sebagai salah satu kota Metropolitan. Asprirasi para pedagang penting bagi

pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam perealisasian kebijakan relokasi

tersebut.

Konflik yang terjadi akibat adanya kebijakan perelokasian pasar Sutomo

antara pedagang dengan pemerintah adalah diakibatkan oleh terjadinya komunikasi

dua arah.Tujuan yang hendak dicapai pemerintah melalui kebijakan tersebut tidak

dipahami pedagang secara utuh.Perbedaan pemahaman antara pedagang dengan

pemerintah mengakibatkan kebijakan relokasi tersebut sulit dan menghabiskan waktu

yang lama untuk penyuksesannya.Kesalahan pemerintah yang kurang melakukan

pendekatan terhadap pedagang mengakibatkan timbulnya hubungan yang tifdak baik

sehingga para pedagang menunjukkan rasa berontak dan penolakan terhadap

kebijakan relokasi melalui aksi-aksi demonstrasi. Seandainya pemerintah

membangun keharhonisan hubungan dengan pedagang, tentu para pedagang tidak

akan melakukan aksi demonstrasi. Karena aksi demonstrasi yang mereka lakukan

(48)

Pemerintah memang telah menginformasikan dan menghimbau para pedagang

untuk tidak berjualan lagi di lokasi pasr Sutomo, namun para pedagang tidak

menghiraukannya. Dengan ini terkadang para pedagang tersebut kurang peka

terhadap himbauan pemerintah.Ketika mereka digusur secara paksa terkadang mereka

tidak terima.Mereka berusaha menjegal para petugas satpol PP yang hendak

menggusur mereka.Dalam hal ini penulis memandang perlu diadakan pertemuan

khusus antara pemerintah dan para pedagang untuk membicarakan bagaimana

kelanjutan perealisaian kebijakan relokasi tersebut.Pemerintah harus memberikan

kejelasan yang pasti terhadap nasib para pedagang yang hendak direlokasi.

Dalam perealisaian kebijakan relokasi pasar Sutomo dengan memindahkan

para pedagang ke lokasi pasar induk yang sudah lama dibangun, namun tidak

beroperasi hendaknya memprioritaskan para pedagang yang pindah dari pasar

Sutomo tersebut.hal ini yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah. Karena salah

satu masalah yang dihadapi oleh para pedagang yang pindah dari pasar Sutomo

adalah kesulitan untuk memeperoleh kios di lokasi pasar induk.Kesulitan yang

mereka hadapi yakni berupa persaingan mendapatkan kios dengan masyarakat sekita

pasar induk yang menjadi pedagang setelah adanya kebijakan pemindahan pasar

Sutomo ke pasar induk.Selain itu, karena persaiangan yang ketat, maka harga yang

ditetapkan untuk memperoleh kios-kios menjadi sangat mahal.Sehingga para

pedagang yang hendak pindah dari pasar Sutomo merasa tidak mampu memperoleh

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu pelayanan informasi yang cepat, tepat dan lengkap data sangat diperlukan Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ingin membuat sebuah situs fans klub bagi

Untuk menggunakan fasilitas ini seorang programmer hanya diharuskan memasukkan kelas kelas yang merupakan komponen dari Package.Package ini merupakan fitur dari Java 2 SDK yang

[r]

[r]

studi kasus 2 dengan waktu produksi untuk shaft thresher adalah.

Abstrak: Daerah irigasi Baro Raya merupakan salah satu daerah irigasi teknis, Sumber air untuk jaringan irigasi Baro Raya adalah Krueng Baro yang disadap melalui

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menilai status gizi pasien yang menjalani pembedahan gastrointestinal dan hubungannya dengan penyembuhan luka

Berdasarkan kesimpulan terebut, maka saran yang dapat disampaikan untuk meningkatkan kemandirian eliminasi anak adalah: bagi PAUD atau praktisi kesehatan