TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Tanaman ini berasal dari dataran Cina dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi, di Inggris disebut madeira vine. Sinonim Boussingaulatia gracilis Miers. Boussingaultia cordifolia Boussingaultia basselloides. Tanaman binahong (A. cordifolia) termasuk dalam famili Basellaceae merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai potensi besar ke depan untuk diteliti, karena dari
tanaman ini masih banyak yang perlu diteliti sebagai bahan fitofarmaka (Manoi, 2009).
Tanaman ini menyebar ke Asia Tenggara. Di negara Eropa maupun Amerika, tanaman ini cukup dikenal, tetapi para ahli disana belum tertarik untuk meneliti serius dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah diakui. Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman. Tanaman merambat ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih jauh. Terutama untuk mengungkapkan khasiat dari bahan aktif yang dikandungnya (Manoi, 2009).
Hampir semua bagian tanaman binahong seperti umbi, batang, bunga dan daun dapat digunakan dalam terapi herbal. Tanaman ini memang tumbuh baik dalam lingkungan yang dingin dan lembab (Shabella, 2012).
Taksonomi Tanaman Binahong
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryphyllales Famili : Basellaceae Genus : Anredera
Spesies: Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Daun Binahong
Daun binahong adalah jenis tanaman yang sangat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Beberapa lembar daun ini dikunyah hingga halus atau dimasak dengan segelas air dan diminum beserta ampasnya atau lebih mudah di jus atau diblender. Adapun khasiat dari daun binahong dapat dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit seperti batuk/muntah darah, paru-paru/bolong, diabetes, sesak nafas, borok akut (menahun), patah tulang, darah rendah, radang ginjal, gatal-gatal/eksim kulit, geger otak ringan/berat, disentri/buang air besar, ambeien berdarah, hidung mimisan, luka pasca bedah/operasi, luka bakar, kecelakaan/cedera benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan, haid tidak lancar, penyembuhan pasca bersalin/melahirkan, menjaga stamina tubuh, penghangat badan, lemah syahwat, kanker dan lain sebagainya (Shabella, 2012).
Kandungan Senyawa Kimia pada Tanaman Binahong
pelarut akuades, etanol dan metanol pada sampel umbi, daun dan batang binahong mengungkapkan adanya zat obat aktif saponin triterpenoid, steroid, glikosida dan alkaloid. Dengan tes skrining saponin dari sampel segar dan kering tanaman binahong, semua sampel diperoleh senyawa saponin yang positif, dengan
menunjukkan hasil stabil persisten saponin dari sampel segar dan kering. Manoi (2009) menyatakan tanaman ini dikenal dengan sebutan Madeira Vine
dipercaya memiliki kandungan antioksidan tinggi dan antivirus.
Setiaji (2009) yang telah melakukan ekstraksi rhizoma binahong menggunakan pelarut petroleum eter, etil asetat dan etanol 70% diperoleh senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Sedangkan pada uji kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak petroleum eter diperoleh saponin, ekstrak etil asetat diperoleh alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol sedangkan ekstrak etanol 70% diperoleh alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Selawa, dkk., (2013) juga telah melakukan penelitian tentang ekstraksi pada sampel segar dan serbuk kering daun binahong menggunakan pelarut etanol diperoleh senyawa flavonoid dan jenis flavonoid yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi serbuk segar dan serbuk kering ekstrak etanol daun binahong ialah flavonol. Ekstrak etanol daun binahong juga diperoleh senyawa antioksidan dimana antioksidan sampel segar lebih besar dari sampel kering.
Senyawa Antibakteri Pada Tanaman Binahong Flavonoid
menggangu fungsi kerja dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus (Manoi, 2009).
Terpenoid
Terpenoid adalah senyawa alam yang terbentuk dengan proses biosintesis, terdistribusi luas dalam dunia tumbuhan dan hewan (Sirait, 2007). Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh (Manoi, 2009).
Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa kimia tanaman hasil metabolit sekunder yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran. Pada daun tempat proses fotosintesis terjadi dapat dibuat alkaloid. Selain pada daun, alkaloid juga terdapat pada kuncup muda, akar dan juga pada getah (Sirait, 2007). Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistem heterosiklik. Alkaloid memiliki aktivitas hipoglikemik (Manoi, 2007).
Saponin
mempunyai sifat sebagai antioksidan, antivirus dan anti karsinogenik (Manoi, 2009).
Uji Antibakteri Antibakteri
Antibakteri adalah antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pengertian antimikroba secara umum adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan digunakan untuk kepentingan pengobatan infeksi pada manusia dan hewan (Gan, dkk., 1980).
Aktivitas antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja (spektrum kerja luas, spektrum kerja sempit), cara kerja (bakterisid atau bakteriostatik) dan ditentukan juga oleh konsentrasi minimum inhibisi (KMI) serta potensi pada KMI. Suatu antibakteri dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi bila KMI terjadi pada kadar antibiotik yang rendah tetapi mempunyai daya bunuh atau daya hambat yang besar (Wattimena, dkk., 1991).
Zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-garam logam, fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida, alkohol, yodium, klor dan persenyawaan klor, zat warna, deterjen, sulfonamide dan antibiotika (Dwidjoseputro, 1978).
Bakteri Uji
antara 0,3-0,5 mikron. Bentuknya berbeda menurut genusnya. Ciri-ciri bakteri adalah sifatnya yang dapat tumbuh dan bertambah banyak dalam kelompok, berbentuk rantai atau benang, memiliki koloni yang berwarna dan berkilau atau tidak, halus atau kasar, metabolism aerob atau anaerob dan membutuhkan media tertentu untuk mengkultur disertai dengan menghasilkan asam atau gas. Kebanyakan bakteri patogen ikan termasuk golongan Gram negatif, seperti Aeromonas, Vibrio, dan Flexibacter (Ghufran dan Kordi, 2004).
Aeromonas hydrophila
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang, motil, merupakan agen penyebab hemoragik septicemia Bacterial Hemorrhagic Septicemia (BHS) atau Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) pada beragam spesies ikan air tawar. A. hydrophila merupakan bakteri patogen pada ikan budidaya air tawar seperti pada ikan lele (Clarias batrachus) ikan mas (Cyprinus carpio) ikan gurami (Osphronemus gouramy) dan ikan nila (Oreochromis niloticus) (Irianto, 2005).
Bakteri Aeromonas umumnya hidup di air tawar yang mengandung bahan organik tinggi. Ciri utama bakteri Aeromonas adalah bentuknya seperti batang, ukurannya 1-4 x 0,4-1 mikron, bersifat gram negatif, fakultatitf aerobik (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen), tidak berspora, bersifat motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu flagel (monotrichous flagella) yang keluar dari salah satu kutubnya, senang hidup di lingkungan bersuhu 15-30oC dan pH antara 5,5-9 (Ghufran dan Kordi, 2004).
pemeliharaan dengan padat tebaran tinggi. Umumnya penyebaran terjadi secara
horizontal lewat kontak langsung dengan air atau hewan yang sakit (Irianto, 2005).
Bakteri Aeromonas menyerang hampir semua jenis ikan air tawar dan ikan kakap putih yang dipelihara ditambak bersalinitas rendah. Kerugian yang ditimbulkannya sangat besar, sebab dalam waktu relatif singkat puluhan ton ikan mati secara massal, baik ukuran benih maupun induk. Serangan bakteri ini bersifat laten (berkepanjangan). Serangan bakteri ini baru terlihat apabila ketahanan tubuh ikan menurun akibat stress yang disebabkan oleh penurunan kualitas air,
kekurangan pakan atau penanganan ikan yang kurang baik (Ghufran dan Kordi, 2004).
Motile Aeromonads Septicaemia (MAS)
Penyakit bercak merah atau septicemia haemorahagica disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp. Bakteri Aeromonas termasuk ke dalam famili Pseudomonadaceae yang terdiri atas tiga spesies utama, yaitu Aeromonas
punctata, A. hydrophila, dan A. liquiefacieus yang bersifat patogen (Ghufran dan Kordi, 2004).
Tanda-tanda klinis infeksi A. hydrophila bervariasi, tetapi umumnya ditunjukkan adanya hemoragik pada kulit, insang, rongga mulut dan borok pada kulit yang dapat meluas ke jaringan otot. Sering pula tanda-tanda klinis ditunjukan
Ikan yang terserang penyakit ini biasanya memperlihatkan gejala-gejala seperti warna tubuh ikan menjadi gelap, kemampuan berenang menurun, mata ikan rusak dan agak menonjol, sisik terkelupas, seluruh siripnya rusak, insang berwarna merah keputihan, ikan terlihat megap-megap dipermukaan air, insangnya rusak sehingga sulit bernapas, kulit ikan menjadi kasat dan timbul pendarahan yang selanjutnya diikuti dengan luka-luka borok-borok, perut ikan kembung (dropsi), dan apabila dilakukan pembedahan maka akan kelihatan pendarahan pada hati, ginjal, dan limpa (Ghufran dan Kordi, 2004).
Beberapa Bahan Alami yang dapat Digunakan dalam Pengendalian Bakteri
Aeromonas hydrophila
Wardiyanto, dkk (2008) yang telah melakukan penelitian menggunakan ekstrak daun papaya (Carica papaya L) dalam menghambat A. hydrophila pada ikan mas. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini memperoleh hasil yaitu ekstrak daun pepaya dapat menghambat bakteri A. hydrophila pada konsentrasi tertentu karena ekstrak daun pepaya mengandung senyawa yang bersifat antimikroba yaitu flavonoid, alkaloid, dan saponin.