• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan insfratruktur menjadi tolak ukur kemajuan suatu daerah.

Keberadaan insfratruktur yang mumpuni tentunya akan mendorong geliat pertumbuhan

perekonomian suatu daerah. Sumatera utara sebagai salah satu provinsi terbesar di

Indonesia tentunya memiliki potensi yang berlimpah yang sangat membutuhkan

dukungan dari pemerintah melalui penyediaan insfratruktur yang baik. Pembangunan

insfratruktur suatu daerah didukung dari berbagai sumber pendanaan seperti Belanja

Modal, PAD, dan Dana Perimbangan. Semua dana tersebut digunakan pemerintah

sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan ini

tentunya juga akan berpengaruh pada pertumbuhan kesejahteraan masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat sering diukur dengan melihat pendapatan perkapitanya.

Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat

pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya semakin makmur

negara tersebut. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan

nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Dalam lingkup

kecilnya bisa dikatakan pendapatan perkapita adalah total pendapatan suatu daerah

dibagi dengan jumlah penduduk daerah tersebut. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

merupakan suatu bukti keberhasilan pembangunan yang merupakan salah satu tugas

pemerintah. Pendapatan perkapita menunjukkan rata-rata tingkat pendapatan

(2)

pengaruh dari beberapa aspek seperti , belanja modal, pendapatanasli daerah, dan dana

perimbangan terhadap pendapatan perkapita.

Pemerintah pusat dalam rangka desentralisasi kewenangannya memberikan dana

transfer kepada pemerintah daerah (pemda). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada

bagian penjelasan pasal 28 ayat 2 menyebutkan bahwa jumlah penduduk merupakan

variabel yang mencerminkan kebutuhan akan penyediaan layanan publik di setiap

daerah. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut seberapa besar pengaruh

keuangan daerah terhadap peningkatan pendapatan perkapita.

Pembangunan di Indonesia pada daerah kabupaten dan kota sampai saat ini masih

bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat. Kabupaten/kota baru berdiri yang

berasal dari pemekaran pada awal pemerintahan bergantung kepada dana perimbangan

dari pemerintah pusat. Simanjuntak (2001) dalam Ndadari dan Adi (2008) walaupun

otonomi sudah berjalan di tiap kabupaten dan kota namun pemerintah daerah belum

sepenuhnya lepas dari pemerintah pusat salah satunya dalam hubungan keuangan antara

pusat dan daerah.

Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2000 tentang dana perimbangan yang

kemudian diganti dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun

2005 tentang dana perimbangan.Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH),

DAU, dan Dana Alokasi Khusus.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

(3)

terdiri atas pendapatan asli daerah, dana perimbangan,dan lain-lain pendapatan daerah

yang sah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga bagian tersebut mempunyai peranan dalam

meningkatkan pembangunan di kabupaten/kota.Adi dan Ndadari (2008) permasalahan

yang terjadi saat ini adalah pemerintah daerah terlalu menggantungkan alokasi DAU

untuk membiayai belanja modal dan pembangunan tanpa mengoptimalkan potensi yang

dimiliki daerah. Saat alokasi DAU yang diperoleh besar, maka pemerintah daerah akan

berusaha agar pada periode berikutnya DAU yang diperoleh tetap. Hal ini menunjukkan

bahwa DAU merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung dalam peningkatan

kemakmuran masyarakat di daerah.

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Mardiasmo menyatakan bahwa DAK

merupakan dana yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan

khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, terutama

untuk membantu membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar

masyarakat atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Daerah yang akan

mendapatkan alokasi DAK adalah daerah-daerah yang memenuhi kriteria umum,

kriteria khusus, dan kriteria teknis. Kebijakan alokasi DAK antara lain diprioritaskan

untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata

nasional dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik

pelayanan dasar yang sudah merupakan urusan daerah; menunjang percepatan

pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan kepulauan, perbatasan darat

dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, serta termasuk daerah ketahanan

(4)

serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan sel-sel pertumbuhan di

daerah; menghindari tumpang tindih kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan

yang didanai dari anggaran kementerian/lembaga; serta mengalihkan kegiatan-kegiatan

yang didanai dari dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang telah menjadi urusan

daerah secara bertahapke DAK (http://www.perbendaharaan.go.id).

Brata (2004) dalam Harianto dan Adi (2007) bahwa terdapat dua komponen

penerimaan daerah yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan

regional yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Bagian Sumbangan dan Bantuan,

namun penelitian ini dilakukan sebelum periode otonomi daerah. PAD merupakan

kontribusi publik kepada pemerintah daerah yang pada akhirnya akan digunakan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan.

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan

keuangan daerah pada pasal 52 (1) menyebutkan bahwa belanja barang dan jasa

digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya

kurang dari dua belas bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan

kegiatan pemerintah daerah.Pasal 53 menyebutkan bahwa belanja modal adalah

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan

aset tetap berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari dua belas bulan untuk

digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.DAK

dan DAU merupakan sumber bagi pemda untuk melakukan belanja modal sesuai

dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

(5)

Kepala Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) Didi Widayadi dalam

Sidang Kabinet Paripurna tanggal 29 Juli 2007 menyatakan bahwa penyerapan anggaran

dan tidak proporsionalnya belanja modal dibanding belanja barang pemerintah pusat

maupun daerah telah menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga

dipandang perlu untuk melakukan realokasi sebagian belanja barang ke belanja modal

khususnya untuk percepatan infrastruktur. Selanjutnya Widayadi (2007) menyatakan

bahwa perkembangan alokasi belanja modal dan belanja barang pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2002 sampai dengan 2008 menunjukkan

penurunan alokasi belanja modal dibandingkan alokasi untuk belanja barang. Pada

tahun 2002 alokasi belanja modal dibandingkan dengan total belanja modal dan barang

sebesar 74,45% sedangkan tahun 2008 menurun menjadi sebesar 50,77%. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin meningkatnya belanja barang dibandingkan dengan total

belanja menunjukkan semakin besarnya porsi belanja pemerintah yang dialokasikan

untuk aparatur dengan kata lain tidak mendukung rakyat dan pertumbuhan ekonomi

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul

“Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko/Pemkab Provinsi Sumatera Utara “

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

(6)

1. Apakah belanja modal berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan

perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara ?

2. Apakah pendapatan asli daerah berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan

perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara ?

3. Apakah dana perimbangan berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan

perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara ?

4. Apakah belanja modal,pendapatan asli daerah, dan dana perimbangan

berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan perkapita di pemko/pemkab

provinsi sumatera utara ?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan di dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting karena

tanpa tujuan, suatu penelitian tidak akan memiliki arah dan fokus. Penelitian yang

baik merupakan penelitian yang memiliki arah dan fokus yang jelas sehingga pada

akhirnya mampu menghasilkan kesimpulan yang benar. Tujuan di dalam penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh belanja modal secara parsial

terhadap pendapatan perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah secara

parsial terhadap pendapatan perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dana perimbangan secara parsial

(7)

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh belanja modal,pendapatan asli

daerah, dan dan perimbangan secara simultan terhadap pendapatan perkapita di

pemko/pemkab provinsi sumatera utara.

1.4 Manfaat penelitian

1)bagi peneliti,penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pemahaman kepada peneliti mengenai bagaimana pengaruh belanja modal,pendapatan

asli daerah, dan dana perimbangan terhadap pendapatan perkapita. Dan sebagai suatu

persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana.

2)bagi para akademisi, penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap akuntansi sektor publik dan dapat memberi masukan dalam

perkembangan akuntansi sektor publik.

3)bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan guna

penelitian lanjutan .

4)bagi pemerintah, khususnya pemerintahan provinsi sumatera utara, Penelitian ini

diharapkan mampu menjadi refrensi bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dibuatnya website ini, diharapkan dapat menarik minat dan memudahkan para user untuk mendapatkan informasi tentang sepak bola terutama Liga

Karenanya, penulis membuat sebuah media pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi orang tua untuk mengenalkan cerita rakyat Pulau Jawa kepada anak melalui

Banyuwangi Jember Bondowoso Situbondo Lumajang Probolinggo Sumenep Sampang Pamekasan Bangkalan Tuban Bojonegoro Lamongan Gresik Surabaya Sidoarjo Pacitan Trenggalek Tulungagung

Namun demikian, dalam rangka revitalisasi sektor pertanian, pemerintah daerah di Jawa Timur perlu melakukan beberapa perbaikan sebagai berikut: (i) Mempertahankan

Disini, penulis akan membahas langkah-langkah dalam membuat database untuk suatu kegiatan reservasi dalam kapal pesiar (Cruise Ship), bagaimana cara pemesanan (reservasi) secara

KEPALA BAPPEDA PROVINSI JAWA TIMUR PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI.. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN PEMERINTAH KAB/KOTA SE

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pelatihan Reviewer Nasional program Penelitian, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan

Menteri Muda Dalam Negeri   Abdul Madjid Djojohadiningrat   Sosialis   Menteri Pertahanan   Amir Syarifuddin   Sosialis