• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tafsir Hadits Etos Kerja dan Kepedulian (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tafsir Hadits Etos Kerja dan Kepedulian (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tafsir Hadits: Etos Kerja dan Kepedulian Sosial BAB II PEMBAHASAN A.

Pengertian Etos Kerja

Etos berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Kata kerjaberarti usaha, amal, dan apa yang harus dilakukan (diperbuat).Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan. (Dr.Abdul Aziz.Al Khayyath,1994 : 13)

B.

Etos Kerja dalam Perspektif Islam

Al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan keimanan yang diikuti oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang kerja tersebut dikaitkan dengan masalah

kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga dengan hukuman dan pahala di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an juga mendeskripsikan kerja sebagai suatu etika kerja positif dan negatif. Di dalam al-Qur’an banyak kita temui ayat tentang kerja seluruhnya berjumlah 602 kata, bentuknya: 1.Kita temukan 22 kata ‘amilu

(bekerja) di antaranya di dalam surat al-Baqarah: 62, an-Nahl: 97, dan al-Mukmin: 40. 2. Kata ‘amal

(perbuatan) kita temui sebanyak 17 kali, di antaranya surat Hud: 46, dan al-Fathir: 10. 3.

Kata wa’amiluu

(mereka telah mengerjakan) kita temui sebanyak 73 kali, diantaranya surat al-Ahqaf: 19 dan an-Nur: 55. 4.

Kata Ta’malun dan Ya’malun seperti dalam surat al-Ahqaf: 94

5.Kita temukan sebanyak 330 kali kata a’maaluhum a’maalu a’maluka ‘amaluhu, ‘amalikum, ‘amalahum, ‘aamul

(2)

amullah

. Diantaranya dalam surat Hud: 15, al-Kahf: 102, Yunus: 41, Zumar: 65, Fathir: 8, dan at-Tur: 21. 6.

Terdapat 27 kata

ya’mal, ‘amiluun, ‘amilahu, ta’mal, a’malu

seperti dalam surat al-Zalzalah: 7, Yasin: 35, dan al-Ahzab: 31. 7.

Disamping itu, banyak sekali ayat-ayat yang mengandung anjuran dengan istilah seperti shana’a, yasna’un, siru fil ardhi ibtaghu fadhillah, istabiqul

khoirot

, misalnya ayat-ayat tentang perintah berulang-ulang dan sebagainya. Di samping itu, al-Qur’an juga menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan

bagian dari iman, pembukti bahwa adanya iman seseorang serta menjadi ukuran pahala, Allah SWT berfirman:

“…barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan a

mal yang saleh…” )Al -Kahfi: 110) Ada juga ayat al-

Qur’an yang menunjukkan pengertian kerja secara sempit misalnya firman Allah SWT kepada Nabi Daud As.

“ Dan Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperan

ganmu…” )al

-Anbiya: 80) Dalam surah al-Jumu’

ah ayat 10 Allah SWT menyatakan: “ Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka b

ertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung.” )al

(3)

Pengertian kerja dalam keterangan di atas, dalam Islam amatlah luas, mencakup seluruh pengerahan potensi manusia. Adapun pengertian kerja secara khusus adalah setiap potensi yang dikeluarkan manusia untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidup. Inilah pengertian kerja yang bisa dipakai dalam dunia ketenaga-kerjaan dewasa ini, sedangkan bekerja dalam lingkup pengertian ini adalah orang yang

5 bekerja dengan menerima upah baik bekerja harian, maupun bulanan dan sebagainya. Pembatasan seperti ini didasarkan pada realitas yang ada di negara-negara komunis maupun kapitalis yang mengklasifikasikan masyarakat menjadi kelompok buruh dan majikan, kondisi semacam ini pada akhirnya melahirkan kelas buruh yang seringkali memunculkan konflik antara

kelompok buruh atau pun pergerakan yang menuntut adanya perbaikan situasi kerja, pekerja termasuk hak mereka. Konsep klasifikasi kerja yang sedemikian sempit ini sama sekali tidak dalam Islam, konsep kerja yang diberikan Islam memiliki pengertian namun demikian jika menghendaki penyempitan pengertian (dengan tidak memasukkan kategori pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan ibadah dan aktivitas spiritual) maka pengertian kerja dapat ditarik pada garis tengah, sehingga mencakup seluruh jenis pekerjaan yang memperoleh keuntungan (upah), dalam pengertian ini tercakup pula para pegawai yang memperoleh gaji tetap dari pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga lainnya. Pada hakikatnya, pengertian kerja semacam ini telah muncul secara jelas,

praktek mu’amalah umat Islam sejak berabad

-abad, dalam pengertian ini memperhatikan empat macam pekerja : 1.

al-Hirafiyyin

; mereka yang mempunyai lapangan kerja, seperti penjahit, tukang kayu, dan para pemilik restoran. Dewasa ini pengertiannya menjadi lebih luas, seperti mereka yang bekerja dalam jasa angkutan dan kuli. 2.

al-Muwadzofin

: mereka yang secara legal mendapatkan gaji tetap seperti para pegawai dari suatu perusahaan dan pegawai negeri. 3.

al-Kasbah

(4)

Muzarri’un

: para petani. Pengertian tersebut tentunya berdasarkan teks hukum Islam, diantaranya hadis rasulullah SAW dari Abdullah bin Umar bahwa Nabi SAW bersabda,

berikanlah upah pekerja sebelum kering keringat-keringatnya . (HR. Ibn Majah, Abu Hurairah, dan Thabrani).

6

Pendapat atau kaidah hukum yang menyatakan : “Besar gaji disesuaikan dengan hasil kerja.” Pendapat atau kaidah tersebut menuntun kita dalam

mengupah orang lain disesuaikan dengan porsi kerja yang dilakukan seseorang, sehingga dapat memuaskan kedua belah pihak. Ada bebeerapa hadits yang dapat menjadi rujukan mengenai sikap etos kerja:

Mu’min yang kuat itu lebih baik dari pada mu;min yang lemah dan dalam semua

kebaikan terimalah yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan pada Allah, jangalah bermalas-malasan, ketika kamu mendapat sesuatu jangan berkata apabila saya begini maka begini dan begini tetapi katakanlah semua itu telah dipastikan oleh Allah dan sesuai dengan kehendak Allah dan ketidaksadaran akan hal itu akan membuka kreatifitas setan.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits /

1.Mu’min yang kuat disini adalah yang giat bekerja tanpa pamrih dan hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya dengan niat karena Allah.

2.Mu’min yang lemah adalah mu;min yang hanya meminta-minta belas kasihan orang lain. 3.Perintah untuk jangan bermalas-malasa

7 4.

Katakanlah bahwa semua itu datang dari Allah dan bukan usahamu sendiri.

(5)

siapa yang minta dijaga maka Allah akan menjaganya dan barang siapa yang minta kaya maka Allah akan memberinya kecukupan.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits /

1.Pemberi lebih baik dari pada penerima, maka dari itu orang dilarang meminta-minta walaupun itu sangat darurat. Namun budaya sekarang adalah orang suka meminta-minta. 2.Mulai sedekah dari orang yang ditanggungnya yaitu keluarga yang menjadi tanggungannya, yang wajib diberikan nafaqah kepadanya. Maka seseorang itu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

3.Sebaik-baik sedekah adalah dari punggungnya orang kaya. Maksudnya dari orang kaya apabila bersedekah hal itu menunjukkan kesyukurannya.

4.Apabila orang yang beriman dan minta untuk dijadikan kaya dan dia jugaberusaha sungguh-sungguh maka Allah akan mewujudkan keinginannya itu.

Kerja seseorang memikul kayu bakar dipunggungnya lebih baik dari pada ia meminta kepada seorang baik diberi atau tidak.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits /

1.Islam tidak mengajarkan untuk meminta-minta, tapi islam mengajarkan agar manusia itu bekerja mencari rizki yang halal walaupun pekerjaan itu hina.

2.Hinanya pekerjaan tidak dipandang melalui jenis pekerjaan itu tetapi dipandang dari segi rizki yang dihasilkan.

C.

Pengertian Kepedulian Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian berarti perlu dipahami bahwa nilai yang terkandung pada etos kerja suku Bugis-Makassar tidak berarti menghilangkan nilai pada konsep kerja dalam budaya kapitalisme

Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjelaskan tentang konsep-konsep mengenai Metoda Kerja dan Produktivitas, seperti pengertian metoda dan sistem kerja, peta-peta kerja,

1) Abu Zahra, Guru Besar Hukum Islam dari Universitas Kairo Mesir, mengatakan bahwa bunga (rente) adalah sama dengan riba nasi’ah yang dilarang dalam Islam.

Dalam Al­qur’an banyak memuat ayat yang manganjurkan taqwa dalam setiap perkara 

Tulisan ini bertujuan melihat kaitan antara konsep- konsep yang terdapat dalam paham keagamaan (teologi Islam) dan pola prilaku manusia atau masyarakat penganutnya,

Nilai t Kepuasan kerja = 1,838, sedangkan t- tabel dengan dk 92 Lampiran sebesar 1,66 maka t hitung > t tabel dengan demikian secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara Kepuasan

Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara pengelompokan dan klasifikasi ayat-ayat Al-Quran dan hadits dalam konteks agama

Solusi dalam menghadapi kendala yang terjadi pada Implementasi Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi Kerja, dan Etos Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Koperasi PNM