• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALDEHID DAN KETON SIFAT DAN REAKSI KIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALDEHID DAN KETON SIFAT DAN REAKSI KIMIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

PERCOBAAN 6

ALDEHID DAN KETON: SIFAT DAN REAKSI KIMIA

Nama : Ganjar Abdillah Ammar

NIM : 11213021

Kelompok : 3

Tanggal Percobaan : 15 Oktober 2014 Tanggal Laporan : 22 Oktober 2014

Asisten : Arinta Dewi / 11212039

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

(2)

PERCOBAAN 6

Aldehid dan Keton: Sifat Dan Reaksi Kimia

I. Tujuan Percobaan

1. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji asam kromat.

2. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji Tollens.

3. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji iodoform.

4. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji 2,4-dinitrofenilhidrazin.

5. Menentukan jenis sampel aldehid dan keton pada sampel A, B, C dan D

II. Teori Dasar

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol dan dapat mengalami reaksi adisi dan oksidasi. Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam dan dapat mengalami reaksi polimerisasi. Aldehid memiliki struktur dan unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Struktur rumus senyawa ini adalah R-CHO, dimana -R adalah alkil dan –CHO adalah gugus fungsi aldehida (Hart, 1998).

(3)

rumus struktur R-CO-R’, dengan R adalah alkil dan –CO- adalah gugus fungsi keton (Fessenden, 1997).

(4)

III. Data Pengamatan 1. Uji Asam kromat

Sampel Warna

awal Pengamatan

Gambar

Formaldehid Bening Warnaoranye

Aseton Bening Warnaoranye

Sampel A Bening Warnacoklat

Sampel B Bening Warnacoklatmuda

(5)

Sampel D Bening

oranye Warnacoklatdankeruh

2. Uji Tollens

Sampel Warna

awal Pengamatan

Gambar

Aseton Bening Tidakberubah

Formaldehid Bening Keruh

Sampel A Bening Keruh

(6)

Sampel C Bening Keruh

Sampel D Bening

oranye Putih

3. Uji Iodoform

Sampel Warna awal Pengamatan Gambar

Aseton Bening Terbentuk endapan kuning

Sampel A Bening Tidak terjadi reaksi

Sampel B Bening Tidak terjadi reaksi

Sampel C Bening Tidak terjadi reaksi

Sampel D Bening oranye

(7)

4. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin

Sampel Warna awal Pengamatan Gambar

Formaldehid Bening Terdapat banyak endapan

Aseton Bening Tidak terdapat endapan

Sampel A Bening Tidak terjadi reaksi

Sampel B Bening Tidak terjadi reaksi

Sampel C Bening Tidak terjadi reaksi

Sampel D Bening oranye

Tidak terjadi reaksi

IV. Pembahasan

(8)

asam kromat, tabung digoyangkan dan dibiarkan 10 menit untuk melihat perubahan warna. Pada aldehid yang teroksidasi akan muncul perubahan warna dari coklat kemerahan –berasal dari Cr6+,berwarna kemerahan, menjadi hijau karena kromat yang tereduksi menjadi Cr3+ (warna hijau ) sedangkan pada keton tidak. Alhasil tidak ada campuran yang memiliki warna akhir hijau, hal ini menandakan bahwa sampel-sampel tersebut bukan senyawa aldehid. Berikut data hasil pengamatan uji asam kromat; sampel A dan B terjadi perubahan wana menjadi coklat yang berarti kedua sampel tersebut merupakan alkohol primer atau sekunder. Selain itu sampel C tidak mengalami perubahan warna yang berarti sampel C adalah senyawa alkohol. Sampel D terbentuk endapan yang menunjukkan senyawa fenol.

Pada uji tolens, persiapan dibuat oleh dua pihak yaitu oleh analis dan oleh praktikan. Oleh analis, disiapkan reagen Tollens ke dalam labu erlenmeyer 25 ml dan mencampurkan 5 ml perak nitrat 95% dalam 5 ml NaOH 10%. Kemudian ditambah larutan amoniak 10% tetes demi tetes sambil digoyang agar lebih cepat bercampur. Terus digoyang sampai terlihat produk berupa endapan coklat yang menunjukkan perak oksida mulai melarut.

Kemudian oleh praktikan pada uji Tollens, dilarutkan 5 tetes senyawa aldehid dan keton yang berada pada tabung reaksi masing-masing dengan

bis(2-etoksietil)eter atau bisa juga dengan pelarut eter lainnya. Pelarut tersebut dilakukan tetes demi tetes. Kemudian ditambahkan 2 ml reagen Tollens dan diaduk atau digoyang agar larut dan bercampur. Setelah itu tabung reaksi dipanaskan pada penangas air selama 5 menit pada suhu 60 oC. Aldehid dapat teroksidasi oleh Tollens dan terbentuknya logam perak hasil reduksi dari ion Ag+ Hasilnya asetaldehid tidak mengalami perubahan warna, sampel A berwarna keruh, sampel B keruh, abu-abu, sampel C keruh dan sampel D bening putih.

(9)

demi tetes sambil diaduk sampai campuran homogon. Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 6 M dan diaduk serta ditempatkan campuran yang ada pada tabung reaksi kedalam penangas air 60 oC selama 3-4 menit. Selagi campuran dipanaskan dalam penangas air, larutan I2/KI ditambahkan tetes demi tetes, kemudian dikeluarkan sebentar untuk digoyang/ diaduk agar, persebaran partikel merata (tercampur). Setelah itu dimasukkan kembali ke dalam penangas air sampai warna coklat bertahan selama 2 menit di dalam tabung. Langkah selanjutnya, ditambah larutan NaOH 6 M tetes demi tetes sambil digoyang, sampai warna coklat hilang. Pada kondisi ini tabung reaksi tetep disimpan dalam penangas air. Setelah 5 menit diangkat, dan terlihat hasilnya yakni; sampel A, B, C dan D tidak menghasilkan endapan kuning (tidak bereaksi).

Uji terakhir adalah dengan mencampurkan tiap sampel di dalam tabung reaksi dengan 20 tetes 2,4-dinitrofenilhidrazin. Hasil positifnya muncul endapan pada formaldehid (banyak)-indikasi senyawa aldehid-sedangkan sampel A, B, C dan D tidak memberikan endapan artinya tidak terjadi reaksi. Sampel A,B,C dan D dapat dikatakan senyawa yang mengandung gugus keton atau juga bukan senyawa bergugus aldehid atau keton.

V. Kesimpulan

(10)

Tollens aldehid diketahu dari hasil pembentukan cermin perak, sedangkan keton diketahui keberadaannya jika sampel tidak bereaksi. Uji iodoform menunjukkan senyawa aldehid dan keton dengan indikasi endapan kuning. Uji sampel dengan 2,4 dinitrofenilhidrazin menghasilkan endapan putih untuk sampel mengandung aldehid dan tidak bereaksi pada sampel mengandung keton. Untuk sampel A, B, C dan D bukanlah aldehid ataupun keton karena tidak menunjukkan adanya hasil indikasi atau efek reagen yang sesuai dengan referensi.

VI. Daftar Pustaka

Antony, C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Fessenden, R.J. dan Joan, S.F. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik

Jakarta: Erlangga.

Hart, Harold. 1998. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Mayo, D.W., Pike, R.M., Forbes, D.C. 2011. Microscale Organic

Laboratory: with Multistep and Multiscale Syntesis, 5th edition,. John Willey & Sons. New York. P. 61-67; 129-140. Pasto, D., Johnson, C., Miller, M. 1992. Experiments and Techniques in

Organic Chemistry. Prentice Hall Inc., New Jersey. P. 47-55; 396-398.

Respah. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru.

Williamson. 1999. Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3rd

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan antara keturunan yang berwarna putih dan coklat hasil perkawinan antara kambing gembrong warna putih heterozygot dengan warna coklat homozygot..

Lempung berwarna coklat – coklat kemerahan, plastisitas sedang – tinggi, mengandung sedikit mineral kuarsa, lempung ini diperkirakan berasal dari hasil pelapukan batuan

Dari tabel 4 hasil pengamatan pada uji kromat, diperoleh sampel A (alkohol primer); kuning, ada endapan sama seperti sampel B (alkohol sekunder), sedangkan sampel C berwarna bening

Kumea batu memiliki kayu teras berwarna coklat kemerahan; lingkar tumbuh samar-samar dan terkadang jelas serta menampakkan corak yang indah berupa garis-garis

longissima mulai lemas perubahan warna menjadi coklat kehitaman, mengkerut, dan akhirnya mati ditumbuhi hifa jamur berwarna

mengandung senyawa lain terdiri dari : antosianin yaitu pigmen yang berwarna merah, biru dan ungu, antoxantin yang memberikan warna kuning, dan tanin yang berwarna

Bunglon dapat merubah warna tubuh sesuai dengan lingkungannya. Kadang-kadang bunglon berwarna coklat seperti batang pohon atau berwarna hijau seperti daun. Kemampuan

Lempung berwarna coklat – coklat kemerahan, plastisitas sedang – tinggi, mengandung sedikit mineral kuarsa, lempung ini diperkirakan berasal dari hasil pelapukan batuan