• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGITA MAYA SUSANTI FDK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANGGITA MAYA SUSANTI FDK"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

CIPUTAT TIMUR)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos.)

Disusun oleh:

ANGGITA MAYA SUSANTI

NIM : 1112051000069

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

(Studi Pada Remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan), dibawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M,Si.

Sekarang ini sering terjadi kenakalan remaja yang disebabkan oleh pergaulan bebas. Pergaulan bebas sekarang sudah tidak bisa kita hapuskan, semua itu karena banyaknya budaya asing yang masuk dan berkembang. Untuk menjadikannya surut juga sangat sulit kecuali kesadaran manusianya yang tinggi.

Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Seorang remaja sudah tidak dapat lagi dikatakan sebagai kanak-kanak namun masih belum cukup matang untuk dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Salah satunya dengan mencoba narkoba. Meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba yang menyebabkan ketergantungan bahkan kematian disebabkan karena pergaulan bebas dan oleh karena itu banyak pula informasi mengenai bahaya narkoba, salah satunya dari media massa yaitu internet karena sekarang ini internet menjadi media yang berpengaruh besar bagi para remaja. Dalam sebuah film pendek yang menyajikan alur yang membahas bahaya narkoba bagi manusia khususnya remaja.

Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian, Bagaimana tingkat pengetahuan remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur setelah menonton film Narkoba Membunuhmu? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara menonton film narkoba membunuhmu terhadap tingkat pengetahuan remaja akan bahaya narkoba di RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori Stimulus Organise Respon (S-O-R) Menurut stimulus organisme respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan reaksi komunikan. film Narkoba Membunuhmu (S) yang mendapat respon (R) dari organisme yaitu Remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan (O) yang aktif mengolah pesan dari stimulus sehingga menyebabkan respon (pengaruh) yang kuat terhadap tingkat kesadaran remaja.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif dengan paradigm positivisme, metode penelitian ini menggunakan metode survey eksplanatif yang berpedoman pada kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan rumus slovin. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan pengujian korelasi, analisis regresi, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis menggunakan uji anova (uji f) dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa hubungan menonton film Narkoba Membunuhmu (X) terhadap tingkat pengetahuan remaja akan bahaya narkoba (Y) setelah dilakukan penelitian ternyata hasilnya dapat dibuktikan bahwa menonton film Narkoba Membunuhmu berhubungan dengan tingkat pengetahuan remaja muslim akan bahaya narkoba yaitu pada RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur dan dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang artinya nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan dapat dikatakan signifikan.

(6)

iv

AKAN BAHAYA NARKOBA (STUDI PADA REMAJA RW 02 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10 April 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 11 April 2017 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Roudhonah, M.Ag NIP. 19580910 198703 2 001

Sekertaris Merangkap Anggota

Dedi Fachruddin, M.I.Kom NIP. 19791208 201411 1 001

Penguji I

Kiky Rizki, M.Si NIP. 19730321 200801 1 002

Penguji II

Ade Rina Farida , M.Si NIP. 19770513 200701 2 018

Pembimbing

(7)

v

Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ’Ala yang senantiasa memberikan nikmat iman, nikmat Islam, serta nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Menonton Film Narkoba Membunuhmu Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Akan Bahaya Narkoba (Studi Pada Remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan) yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Shalawat serta salam semoga Allah melimpahkan kepada Rasulullah

Sallallahu ‘Alaihi Wassalam juga bagi keluarga, sahabat, serta pengikutnya

sampai kepada kita selaku umatnya yang senantiasa ta’at menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya hingga akhir zaman.

Selama masa penelitian, penyusunan, dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari

keluarga, sahabat, guru, civitas akademik kampus. Hingga pihak-pihak yang berada di tempat penulis melakukan penelitian. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

(8)

vi

M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si. Selaku Sekertaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, atas bimbingan serta saran-saran yang membangun yang diberikan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

baik yang masih mengajar maupun yang sudah tidak mengajar, atas ilmu dan wawasan yang telah diberikan.

5. Seluruh staff dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan buku untuk mendapatkan buku

untuk mendapatkan referensi dan memperkaya isi skripsi ini.

6. Ketua RW 002, Ketua RT 001, 002, 003 dan 004 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan, yang telah memberi izin penulis

melakukan penelitian dan bersedia membantu memberikan informasi dan data kepada penulis.

(9)

vii

8. Terimakasih kepada kelas KPI C 2012 khusunya TOP (Atha, Zoupi, Doni, Miqdad dan Aris) yang telah memberikan kebahagiaan sehingga

selalu bersemangat untuk sama-sama menyelesaikan skripsi.

9. Terimakasih kepada Ahmad Munandar, Agun Akbar Tabrani dan Desifa Berliana yang telah memberi dukungan yang tulus dan selalu

mengingatkan untuk menjalani skrispi ini dengan baik kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya rasa syukur, ucapan terimakasih, dan permohonan maaf yang dapat penulis sampaikan jika selama ini banyak terjadi kesalahan

serta kekhilafan yang pernah penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan semua pihak tanpa terkecuali serta mendapatkan keberkahan dan ridha dari Allah Subhanahu Wata ‘ala. Aamiin. Billahit taufik Walhidayah

Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, Januari 2017

Anggita Maya Susanti

(10)

viii

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DATAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ……… ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stimulus Organisme Responden S-O-R... 13

B. Efek Media Massa ... 14

C. Film ... 16

D. Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 23

E. Efek Komunikasi Massa ... 24

F. Penyalahgunaan Narkoba ... 25

G. Remaja ... 34

BAB III METODE PENELITIAN : A Pendekatan Penelitian ... 40

B. Tipe dan Jenis Penelitian ... 41

C. Metode Penelitian ... 41

D. Variabel Penelitian ... 43

E. Populasi dan Sampel ... 44

(11)

ix

J. Uji Reliabilitas ... 53

K. Uji Normalitas ... 54

L. Koefisien Determinasi ... 56

M. Uji Regresi ... 57

N. Hipotesis ... 58

O. Operasional Konsep ... 58

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 62

B. Gambaran Umum Masyarakat RW 02 Cempaka Putih ... 64

C. Visi dan Misi RW 02 ... 67

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A Deskripsi Objek Penelitian ... 73

B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 76

C Analisis Tanggapan Responden ... 80

D. Statistik Deskripsi Variabel ... 84

E. Uji Normalitas ... 87

F. Koefisien Determinasi ... 88

G. Hasil Hubungan Korelasi ... 89

H. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 90

I. Pengujian Hipotesis ... 91

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A Simpulan ... 93

B. Saran ... 94

(12)

x

Tabel 2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 48

Tabel 3 Skala Likert ... 49

Tabel 4 Metode Pengumpulan Data ... 50

Tabel 5 Teknik Analisis Data ... 51

Tabel 6 Tingkat Reliabilitas Cronbach’s Alpha... 54

Tabel 7 Operasional Konsep ... 58

Tabel 8 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Tabel 9 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 74

Tabel 10 Karakteristik Responden Tempat Tinggal ... 75

Tabel 11 Karakteristik Responden Uang Saku ... 75

Table 12 Uji ValiditasX ... 77

Tabel 13 Uji Validitas Y ... 78

Tabel 14 Hasil Uji Reliabilitas ... 79

Tabel 15 Kriteria Skor Jawaban Responden ... 80

Tabel 16 Prosentasi Skor Per Indikator Variabel X ... 81

Tabel 17 Prosentasi Skor Per Indikator Variabel Y ... 82

Tabel 18 Nilai Rata-Rata X ... 84

Tabel 19 Nilai Rata-Rata Y ... 86

Tabel 20 Determinasi X Terhadap Y ... 88

Tabel 21 Korelasi X Terhadap Y ... 89

Tabel 22 Regresi Linear Sederhana ... 90

Tabel 23 Hasil Uji Simultan F ... 91

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekarang ini sering terjadi kenakalan remaja yang disebabkan oleh pergaulan bebas. Pergaulan bebas sekarang sudah tidak bisa kita hapuskan, semua itu karena banyaknya budaya asing yang masuk dan berkembang.

Untuk menjadikannya surut juga sangat sulit kecuali kesadaran manusianya yang tinggi.

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.1 Seorang remaja sudah tidak lagi

dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang

paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Mereka merasa dapat menyelesaikan masalah sosial yang mereka hadapi dengan cara mencoba

hal baru yang lebih sering ke arah yang salah. Salah satunya dengan mencoba narkoba. Mereka merasa narkoba dapat meringankan masalah

mereka. Selain itu mereka juga dapat mengenal narkoba dari teman sebaya hanya untuk menyetarakan dirinya dengan teman-temannya.

1

(14)

Menurut Piaget (Hurlock, 1991) yang mengatakan, bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia individu menjadi terintegrasi ke dalam

masyarakat dewasa, suatu usia untuk tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

Masa remaja, menurut Mappiare (1982) berlangsung antara 12 tahun sampai dengan usia 21 tahun bagi wanita, dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentan usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

usia 12-13 tahun sampai dengan usia 17-18 tahun adalah masa remaja awal, dan usia 17-18 tahun sampai dengan usia 21-22 tahun adalah usia

masa remaja akhir.2

Pengertian NAPZA(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) atau Narkoba menurut WHO adalah semua zat padat, cair, maupun gas yang

dimasukkan kedalam tubuh yang dapat merusak fungsi dan struktur tubuh maupun fisik dan psikis tidak termasuk makanan, air, dan oksigen dimana

dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal. Menurut Depkes RI, Narkoba atau NAPZA adalah bahan/zat yang bila masuk kedalam tubuh terutama susunan syaraf/otak sehingga bila disalahgunakan akan

menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosialnya.3

Sedangkan yang dimaksud dengan obat-obatan terlarang adalah

zat-zat yang apabila dimasukkan kedalam tubuh manusia, maka akan

2

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, (Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT. Bumi Aksara), h.9

3

(15)

mengadakan perubahan pada satu atau lebih fungsi-fungsi organ tubuh.4 Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang

narkoba, yang dimaksud dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi

sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Yang dibedakan ke dalam

golongan-golongan yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.5 Data pengungkapan kasus yang dilakukan oleh BNN(Badan

Narkotika Nasional) di tahun 2010 sekitar 17.326 kasus, lalu meningkat menjadi 26.461 kasus di tahun 2013. Demikian pula data sitaan narkoba untuk jenis utama yaitu ganja, shabu, ekstasi, dan heroin. Menurut laporan

akhir survei penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh BNN bersama Pusat Penelitian Kesehatan(PUSLITKES) UI, diperkirakan jumlah

penyalahguna narkoba sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau sekitar 2,10% sampai 2,25% dan total seluruh penduduk Indonesia yang beresiko terpapar narkoba di tahun 2014. Jika dibandingkan studi tahun 2011, angka

prevalensi tersebut relatif stabil (2,2%), tetapi terjadi kenaikan bila dibandingkan hasil studi tahun 2008 (1,9%). Hasil proyeksi perhitungan

penyalahguna narkoba kemudian dibagi menjadi 2 skenario, yaitu skenario naik dan skenario turun.

4

Tim BNN., Materi Advokasi Pencegahan Narkoba, (Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2005), h.7

5

(16)

Pada skenario naik, jumlah penyalahguna akan meningkat dari 4,1 juta (2014) menjadi 5,0 juta orang pada tahun 2020. Sementara itu, bila

skenario turun jumlah penyalahguna akan menjadi 3,7 juta orang pada tahun 2020. Selanjutnya penyalahguna narkoba coba pakai menurut BNN

memiliki proporsi terbesar, terutama dari kelompok pelajar/mahasiswa. Bila dituntut dari data statistika wilayah DKI Jakarta dari tahun 2008 sampai 2011 sebanyak 491 orang, tahun 2012 sebanyak 300 orang, tahun

2013 sebanyak 350 orang. Jenis-jenis NAPZA yang disalahgunakan yakni ganja 63% shabu-shabu 20%, ekstasi 13% dan zat adiktif lainnya 4%. Dari

keseluruhan warga jakarta sekitar7% adalah pengguna narkoba dan salah satu kasus terbanyak adalah remaja dengan penyalahguna ganja.6

Pengawasan yang kurang menyebaban NAPZA bervariasi dan

tertutup hingga terang-terangan. Angka-angka yang telah dilaporkan oleh BNN dan dari berbagai sumber tersebut hanya sebagai puncak gunung es

yang akan mencairdari permasalahan penyalahgunaan narkoba yang akan jauh lebih besar, sudah sepatutnya para orang tua, berperan aktif dalam melakukan pengawasan dan pengasuhan serta memberikan tanggung

jawab dalam mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja.

Permasalahan narkoba erat hubungannya dengan nilai-nilai

keagamaan seseorang, peran agama sangat penting dalam mengatasi permasalahan narkoba di Indonesia. Menurut agama Islam narkoba secara alami, sintetis maupun semi sintetis memang tidak disebutkan secara

6

(17)

khusus hukumnya dalam Al-Qur’an maupun Hadist Nabi. Akan tetapi berdasarkan qiyas (analogi), maka narkoba dapat disejajarkan dengan

khamar(minuman keras) karena landasan hukum yang sama yaitu memabukkan. Di dalam surat Al-Maidah ayat 90 dijelaskan :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Ma’idah : 91) Berdasarkan Al-Qur’an, narkoba termasuk kategori barang yang memabukkan, sehingga diharamkan. Menurut hukum Islam ditegaskan

bahwa hal-hal yang memabukkan seperti minuman keras maupun narkoba adalah haram.

Sudah banyak penyampaian informasi tentang narkoba mulai dari dakwah para ulama sampai informasi di media massa, salah satu bentuk inovasi media dalam ilmu dakwah sekarang ini adalah melalui media

online. Media online merupakan media yang sekarang mulai cepat mempengaruhi masyarakat.

(18)

secara serentak. Dalam bahasa Dovifat (1967), teknologi komunikasi

mutakhir ini menciptakan apa yang disebut “Publik Dunia”.7

Media massa merupakan pusat dari kajian komunikasi massa. Lahirnya media massa merupakan salah satu kemajuan dari dunia

informasi dan komunikasi. Media massa menyebarkan pesan-pesan yang mampu memengaruhi khalayak dan mencerminkan kebudayaan masyarakat dan mampu menyediakan informasi secara simultan ke

khalayak yang luas, anonim dan heterogen, membuat media menjadi bagian dari kekuatan institusional dalam masyarakat.8

Film adalah suatu media komunikasi massa yang unik dibandingkan dengan media lainnya karena sifatnya bergerak secara bebas dan tetap. Penerjemahnya langsung melalui gambar-gambar visual dan

suara yang nyata. Juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya. Berkat unsur inilah film merupakan

salah satu bentuk alternatif yang banyak diminati oleh masyarakat. Karena dapat mengamati secara seksama apa yang mungkin ditawarkan sebuah film melalui peristiwa yang ada dibalik ceritanya. Film merupakan

dokumen yang terdiri dari cerita dan gambaran diiringi kata-kata dan musik, jadi film adalah produksi yang multidimensional dan sangat

kompleks.9

7

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-21, h. 186.

8

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. Ke-18, h. 22-26.

9

(19)

Dakwah tentang ajaran Islam khususnya mengenai narkoba cukup berkembang di media online, media cetak ataupun media televisi banyak yang menginformasikan tentang ajaran Islam, salah satunya melalui film pendek yang berjudul “Narkoba Membunuhmu” di dapat di media online

yaitu www.youtube.com. Film ini menyajikan informasi mengenai bahaya narkoba di kalangan remaja. Film ini menceritakan tentang remaja yang kurang bergaul. Pada awalnya dia tidak mau mencoba barang haram

tersebut. Namun, karena paksaan teman dan keinginan untuk mencoba itu timbul maka dia terjerumus untuk mencobanya. Film yang telah diunggah

pada tahun 2015 lalu telah menarik perhatian besar di mata penontonnya, yaitu dilihat dari komentar positif yang cukup banyak yang mendukung diadakannya film-film pendek mendidik seperti film tersebut. Dalam film

ini dibahas mengenai bahaya narkoba dan akibat menggunakannya. Hal ini menarik perhatian peneliti, sudah banyak kasus mengenai narkoba serta

penanggulangannya namun masih banyak remaja yang melakukannya. Peneliti memilih remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur karena daerah tersebut merupakan daerah yang lumayan rawan pengguna

serta penjual narkobanya. Banyaknya remaja yang menggunakan barang haram dan memabukkan yang didata dari situs internet tidak dikutip adanya Remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur yang termasuk dalam salah satunya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa Remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur menyadari akan bahaya

(20)

masa peralihan dari remaja menuju dewasa sehingga banyak hal yang mempengaruhi untuk membentuk jati diri seseorang. Maka para remaja di

umur segitulah yang tepat menjadi objek untuk peneliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul

“Hubungan Menoton Film Narkoba Membunuhmu terhadap Tingkat

Pengetahuan Remaja akan Bahaya Narkoba (Studi pada Remaja RW

02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada Remaja RW 02 di Cempaka Putih Ciputat Timur. Pengaruh yang diukur dalam penelitian ini

adalah tingkat pengetahuan remaja yaitu khususnya Remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur akan bahaya narkoba setelah menonton film Narkoba Membunuhmu.

2. Rumusan Masalah

(21)

a. Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Muslim akan Bahaya Narkoba RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur setelah menonton film Narkoba

Membunuhmu?

b. Apakah ada pengaruh antara Menonton Film Narkoba Membunuhmu

terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Muslim akan Bahaya Narkoba di RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Muslim akan Bahaya

Narkoba RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur setelah menonton film Narkoba Membunuhmu.

b. Untuk mengetahui pengaruh Menonton Film Narkoba Membunuhmu

terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Muslim akan Bahaya Narkoba di RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai tambahan referensi dalam perkembangan media, khususnya mengenai media

(22)

b. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak –

pihak yang terkait dalam penelitian ini, yaitu remaja muslim, dan tentunya bagi seluruh umat muslim di Indonesia.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya, peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi

dengan judul yang mirip dan terhadap beberapa buku. Dari tinjauan yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan bahwa pengaruh film telah diteliti sebelumnya oleh

beberapa orang.

Tinjauan yang pertama adalah pada skripsi “Respon Remaja Islam Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Film Cinta Tapi Beda” oleh

Hesti Nurhayati mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Perbedaannya dalam skripsi ini adalah peneliti ingin mengetahui seberapa besar

respon para remaja islam tentang film Cita Tapi Beda.

Tinjauan yang kedua adalah pada skripsi “Pengaruh Film Doa Yang

Mengancam Terhadap Religiusitas Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” oleh Tsurayya Qadriatin tahun 2012. Perbedaannya

dalam skripsi ini adalah peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh film

tersebut terhadap “religiusitas” para mahasiswa. Sedangkan dalam skripsi ini saya

(23)

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan isi skripsi ini maka

peneliti membuat sistematika penelitian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bagian ini menjelaskan secara rinci definisi media massa,

penyalahgunaan narkoba, teori S-O-R, Teori Efek Media Massa.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini terdapat dua belas sub bab, yaitu, Lokasi dan

Waktu Penelitian, Paradigma dan Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian, Jenis Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian,

Definisi Konseptual, Definisi Operasional, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Teknik Analisis

(24)

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bagian ini berisi mengenai beberapa hasil temuan lapangan

yaitu: Gambaran umum profil Remaja RW 02 Cempaka Putih dan Film Narkoba Membunuhmu.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang pemaparan hasil analisis data terkait penelitian yang ditulis peneliti. Mengenai pengaruh

program tersebut terhadap tingkat pengetahuan remaja.

BAB V PENUTUP

(25)

13 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Teori Stimulus Organism Responden S-O-R

Dalam Ilmu Komunikasi tentunya ada teori S-O-R, teori S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus Organism Respon ini bermula dari psikologi, kemudian menjadi teori komunikasi. Tidak mengherankan hanya

karena objek yang jiwanya meliputi komponen-komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Teori S-O-R adalah salah satu aliran yang mewarnai teori-teori yang terdapat dalam komunikasi massa. Aliran ini beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat memengaruhi individu sebagai audience (penonton atau pendengar). Prinsip stimulus respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, di mana efek merupakan reaksi terhadap

stimulus tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience, dimana elemen-elemen utama dari dari teori ini adalah pesan

(Stimulus), seorang atau receiver (Organism), dan efek (Respon).10

Kelemahan teori stimulus respon adalah penyamarataan individu.

Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsi secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang berbeda. Karenanya, pada tahun 1970, Melvin De Fleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus respon dengan teorinya

10

(26)

yang dikenal sebagai individual different theory. De Fleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi berbeda-beda

sesuai dengan karakteristik pribadi individu.11

Sehubungan dengan teori S-O-R (Stimulus-organism-response) yang digunakan dalam penelitian ini, asumsi dasar teori ini adalah respon sesungguhnya juga dimodifikasi oleh organisme yang bersifat aktif mengolah stimulus yang datang. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, Film Narkoba

Membunuhmu adalah stimulus (S) yang mendapat respon (R) dari organisme yaitu Remaja RW 02 Cempaka Putih Ciputat Timur (O) yang aktif mengolah

pesan dari stiumulus sehingga menyebabkan respon (pengaruh) yang kuat terhadap tingkat kesadaran remaja. Dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dalam menonton film Narkoba Membunuhmu memperhatikan,

menerima dan mengerti dengan pesan atau isi yang disampaikan dalam film Narkoba Membunuhmu dengan kadar yang kuat sehingga teori S-O-R dapat

terbukti dan teruji.

B. Efek Media Massa

Menurut K. Robert mengungkapkan, “efek hanyalah perubahan

perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”, karena fokusnya pesan,

maka efek yang harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan adalah media massa.12

11

Mufid, Komunikasi dan Regulasi Pembelajaran, (Jakarta, Kencana 2005) Cet. Ke-1, h.22-23

12

(27)

Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Steven M.

Chaffe, efek media massa dapat dilihat melalui dua pendekatan, antara lain : 1. Pendekatan pertama, adalah efek dari media massa yang berkaitan

dengan pesan ataupun media itu sendiri.

2. Pendekatan kedua, adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa sikap.13

Dampak pesan media massa, yaitu : 1. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul dari diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya.Dampak ini membahas tentang bagaimana media massadapat membantu dalam mempelajari informasi

yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. 2. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Dalam efek afektif tujuan komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut

merasakan perasaan ibam terharu, sedih, gembira, marah dan emosional, skema kognitif .suasana terpaan ( setting exposure ), predisposisi individual dan factor indentifikasi.

13

(28)

3. Efek Konatif

Efek konatif merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Menurut teori belajar sosial orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya.14

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

setiap bentuk komunikasi yang dilakukan oleh media massa cetak, elektronik maupun online diharapkan timbul suatu efek dari isi pesan atau informasi yang di sampaikan oleh media.

C. Film

1. Pengertian Film

Dilihat dari segi usia, film adalah cabang seni yang paling muda.Bila seni rupa atau sastra sudah berusia ribuan tahun, film baru lahir

pada ahir abad ke XIX yang lalu. Namun, namun dalam waktu yang begitu singkat ia telah berhasil mereebut tempat yang begitu penting di segala lapisan masarakat modern.15

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI: 2012), film diartikan sebagai : 1 ) Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat

gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop) 2) Lakon (cerita) gambar hidup.16

14

Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa “Suatu Pengantar” Edisi Revisi, (Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 52-58

15

Gayus Siagian, Menilai Film (Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 2006), h. 141

16

(29)

Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie .gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis,

Film merupakan teknologi hiburan massa dan untuk menyebarluaskan informasi dan berbagai pesan serta skal luas di samping pers, radio, dan

televisi. Sebagai media rekam film menyajikan gambar figurative dalam bentuk objek-objek fotografis yang dekat dengan kehidupan manusia (Andre Garcies)17

Dalam film menurut Effendy dalam buku komunikasi masasa karya Ardianto Elvinaro yaitu film adalah karya cipta seni dan budaya

yang merupakan media komunikasi massa yang di pandang dan didengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid pada video, piringan pada video, atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya yang dapat dipertunjukan

dengan ditayangkan dengan sistem secara mekanik dan elektronik.18

Film merupakan media komunikasi massa, media komunikasi massa adalah proses komunikator dengan komunikan (massa) melalui

sebuah sarana yaitu film. Film dibuat dengan tujun tertentu kemudian hasilnya ditayangkan untuk dapat di tonton oleh massarakat dengan

peralatan teknis.

Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran mekanik untuk menyampaikan pesan-pesan

17

Madiyant Muslikh, Sinema Sastra: Mencari Bahasa Di Dalam Teks Visual. Jurnal Humaniora Volume XV, No2/2007

18

(30)

tertentu dari dan untuk manusia, termaksut pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah. Film adalam media komunikasi massa yang

ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Bahasa film juga banyak berfungsi sebagai medium

penerangan dan pendidikan secara penuh, artinya bukan sebagai alat pembantu dan juga tida perlu dibantu dengan penjelasan, melainkan medium penerangan dan pendidikan yang komplit.19

Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi. Seseorang

sutradaraakan memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan mengesampingkan tokoh lain yang tidak pas untuk ditampilkan.

Dari beberapa pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

film adalah gabungan antara fotografi dan sinematografi dengan serangkaian objek bergerak yang berbentuk adegan.

2. Jenis-Jenis Film

Sebagai seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan

karakteristiknya. Film dapat dikelompokan pada jenis berikut ini.20 a. Film Cerita

Filem cerita adalah jenis film yang menggunakan suatu cerita yang lazim

dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dan dengan bintang film yang

19

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti 2003), Cet.11, h.209

20

(31)

tenar dan cerita yang diangkat dengan film berjenis film cerita yakni berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi atau biasanya fiktif sehingga

ada unsur merarik dan baik dari segi jalan ceritanya maupun gambarnya. b. Film Berita

Film berita adalah mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar, terjadi karena sifatnya berita, maka film yang disakikan kepada public harus menganduh unsur berita, kriteria film berita haruslah menarik dan penting

serta terekam secara utuh dan mempunyai nilai berita untuk dihadirkan ke penonton apa adanya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

c. Film Dokumenter

Film documenter berbeda dengan film berita, film berita merupakan rekaman kenyataan sedangkan film dukumenter haruslah dilakukan

dengan pemikiran dan perencanaan yang matang dan sering kali film documenter bercerita mengenai alam dan manusia, dan tidak memiliki alur

ceritaseperti film cerita. d. Film Kartun

Film kartun dalam sinematografi dikatagorikan sebagai bagian yang

integral film yang memiliki ciri dan bentuk khusus. Dalam sinematografi film kartun adalah filem yang pada awalnya dibuat dari tangan dan berupa

ilustrasi dimana semua gambarnya saling berkesinambungan untuk menghasilkan gerakan yang hidup. Dan dari serangkaian gambar ini berubah menjadi aksi yang secara terus menerus. Sehingga tampak seperti

(32)

Film kartun dibuat untuk komunikasi anak-anak. Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena

kelucuan tokohnya. Namun ada pula film kartun yang membuat iba penontonnya. Sekaligus tujuan utamanya menghibur, film kartun juga

mengandung unsur pendidikan.

3. Karakteristik Film

Faktor-faktor yang dapat menunjukan karakteristik film adalah :

a. Layar Luas atau Lebar

Film dan televisi sama-sama media audio visual yang menggunakan layar, namun kelebihan dari media film adalah layarnya yang berukuran luas

dan suara audio dan seolah-olah penonton melihat kejadian nyata dan tidak berjarak.

b. Pengambilan Gambar

Dalam hal ini, pengambilan film haruslah dari jarak jauh dan panaromic shot, yakni pengambilan gambar secara menyeluruh digunakan untuk menghasilkan gambar yang artistic dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film lebih menarik pada saat disaksikan sebagai contoh saat

menyaksikan film dengan suasana bencana alam maka film tersebut diambil secara panoramic shot, sehingga penonton larut dalam suasana bencana alam yang ada di film tersebut akibat dari efek film tersebut.

c. Konsentrasi Penuh

Dengan pengalaman kita masing-masing, di saat kita menonton film

(33)

pintu-pintu ditutup, lampu dimatikan nampak di depan layar luas dengan gambar cerita film tersebut. Saat menonton film terbebas dari gangguan hiruk-pikuk

suara karena di luar dilengkapi dengan ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran dan perasaan kita tertuju pada alur

cerita. Dalam keadaan demikian emosi kita dapat lebih mudah terbawa suasana yang terjadi dalam film.

d. Identifikasi Psikologi

Jika kita berada dalam gedung, dengan suasana gedung bioskop yang telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan,

karena disini penghayatan kita lebih mendalam dan sering.

4. Ciri Khas Film

Ciri film yang baik itu memenuhi delapan ciri khas sebagai berikut : a. Film itu menarik minat

b. Film itu harus benar atau autentik

c. Up to date (mengikuti perkembangan jaman) dalam setting, pakaian, dan lingkungan

d. Sesuai dengan tingkat kematangan e. Tata bahasa yang benar

f. Merupakan kesatuan atau alurnya teratur g. Mendorong aktifitas

h. Memenuhi dan memuaskan dari segi teknis21

21

(34)

5. Pengaruh Film

Pengaruh film terhadap khalayak cukup besar pada pola pikir dan sikap

manusia, hal ini disebabkan, yang pertama oleh suasana yang di dalam gedung bioskop, dan yang kedua kerena sifat dari film itu sendiri.22 Pengaruh film itu

besar sekali terhadap jiwa manusia. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu dan selama mereka menonton, tetapi terus sampai waktu yang begitu lama. Seringkali yang mudah terpengaruh oleh film adalah anak-anak dan remaja.

Kita sering menyaksikan mereka dan tingkah laku dan cara berbakaiannya meniru bintang film. Seperti mereka tertawa, bersiul, merokok, duduk,

berjalan, menegur, dan lain sebagainya. Pengaruh film hanya menimbulkan efek positif, celakanya film sering juga menimbulkan akubat yang lebih jauh, atau menimbulkan efek yang negatif, khususnya terhadap remaja yang sedang

mencari jati dirinya.

Pengaruh film berakibat jauh terhadap masyarakat Indonesia terbukti

sering terjadinya pembunuhan, perampokan, pemerkosaan yang di lakukan seperti layaknya aktor dalam sebuah film. Banyak diantara mereka yang mengaku sendiri bahwa cara yang mereka lakukan adalah hasil duplikat dari

film yang mereka tonton. Jadi, pengaruh film itu tergantung dari filmnya sendiri.Jika film yang ceritanya bagus dan mendidik sudah tentu berpengaruh

baik kepada masyarakat, begitu pula sebaliknya.

22

(35)

D. Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi

berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber pada kata kommunis, yang berarti sama, dalam arti kata makna, yaitu sama mengenai kata satu hal. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.23

Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebut bahwa komunikasi adalah

pengiriman dan penerimaan pesan antar berita antara dua atau lebih sehingga pesan yang dimaksut dapat dipahami, hubungan kontak.24

Komunikasi massa merupakan salah satu jenis domain komunikasi manusia yang telah banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak bentuk-bentuk awalnya. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa

Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya komunikasi yang

menggunakan media masa atau komunikasi yang “mass mediated”.25

Menurut Jamaludin Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang

ditunjukkan kepada sejumlah hal layak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.26

23

Onong Uchjana Effendy, Dynamika Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000) Cet Ke-4,h.3

24

Depdiknas, Kamus Besar Indonesia,h.585

25

Wiryanto, Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Grasindo, 2000), h.2

26

(36)

Komunikasi massa media film ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan(massa) melalui sebuah sarana, yaitu film.

Film dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya ditayangkan untuk dapat di contoh oleh masyarakat dengan peralatan teknis.27 Pesan-pesan

dalam film bukan hanya didengar tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audiovisual).

E. Efek Komunikasi Massa

Efek dari pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sarana komunikasi. Karena itu efek

melekat sebagai khalayak sebagai berikut dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi ini diklarifikasikan sebagai efek kognitif, efek

afektif, dan efek konatif. 1. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikasi yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagai mana media massa dapat membntu khalayak dalam mempelajari

informasi yang bermanfaat dan menggambarkan keterampilan kognitif melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

2. Efek Afektif

Efek ini berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi masa bukan

hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu sesuatu,

27

(37)

tetapi lebih dari itu setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat melaksanakannya. Perasaan akibat menonton

Film Cinta Tapi Beda bisa bermacam-macam, senamg sehingga tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga bercucuran air mata dan perasaan lain yang

hanya bergejolak dalam hati. Misalnya perasaan marah, benci, kesal, ketawa, penasaran, gemas, dan lain sebagainya.

3. Efek konatif

Efek konatif bersangkutan dengan niat. Merupakan akibat yang ditimbulkan pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau

kegiatan. Karena berbentuk prilaku, maka bagai mana di singgung di atas efek konatif sering juga disebut efek behavioral.28Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melalui didahului

oleh efek kognatif dan efek afektif.

F. Penyalahgunaan Narkoba

1. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati

pengaruhnya dalam jumlah berlebih, teratur dan cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan, fisik, mental dan kehidupan

sosialnya.29 Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa inggris (narcose) atau (narcosis) yang berarti menidurkan atau pembiusan.

28

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti 2003), h.206

29

(38)

Narkoba berasal dari bahasa Yunani yaitu (narke) atau (narkam) yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Narkotika berasal dari

kata (narcotic) yang artinya sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek (stupor) bengong, melalui bahan-bahan pembius atau obat bius.

Setyonegoro (1972) menyatakan bahwa dewasa ini terdapat anggapan pemakaian zat tidak lagi dipandang sebagai cara untuk

mengatasi tekanan-tekanan hidup atau sekedar untuk relaksasi, tetapi sudah menjadi bagian dari pola hidup modern yang serba kompleks ini.30

Perubahan sosial sebagai konsekuensi modernisasi mengakibatkan perubahan cara pendidikan dalam keluarga, misalnya banyak memberikan kelonggaran dan serba boleh (greather permissiveeness) kepada anak dan remaja, demikian pula dengan pola hidup konsumtif telah mewarnai kehidupaan remaja di perkotaan, yang salah satu dampaknya adalah

kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.31

Sementara teori lain yang menjelaskan penyalahgunaan narkoba yaitu: teori belajar sosial, sikap dan perilaku dipelajari individu dari

lingkungannya dan bersifat saling mempengaruhi.32 Keluarga sebagai matriks sosial mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan anak.

Gangguan dalam fungsi keluarga yaitu kondisi keluarga yang tidak baik,

30

Setyonegoro. Kusmanto, Pendekatan Elektik-Holistik Dalam Ilmu Psikiatri di Indonesia Dengan Minat Khusus Terhadap Masalah Schizofernia, (Tesis) Fakultas Kedokteran Universitas Indnesia, 1967.h. 120-128.

31

Dadang Hawari, Penyalahgunaan Narkoba dan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif) 2006, h. 5

32

(39)

merupakan faktor yang berperan serta (faktor kontribusi) yang mendorong seorang remaja untuk terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Anak yang

relatif terlepas dari ikatan emosional dengan keluarganya akan membentuk nilail-nilai tersendiri dengan cara menggabungkan diri dengan

penyalahgunaan narkoba.33

Menurut Prof. Dr. Dadang Hawari (1990) menyatakan bahwa seseorang akan terlibat penyalahgunaan narkoba sampai pada

ketergantungan narkoba, apabila seseorang itu sudah ada tiga faktor yang membuat seseorang cenderung menyalahgunakan narkoba, yaitu faktor

predisposisi, faktor kontribusi, dan faktor pencetus (pendorong) untuk terjadinya penyalahgunaan narkoba.

a. Faktor Predisposisi

Seseorang dengan gangguan kepribadian (anti sosial), yang ditandai dengan perasaan tidak puas dengan dampak perilakunya terhadap orang

lain, dan gangguan kejiwaan berupa kecemasan dan depresi, untuk mengatasi ketidakmampuan berfungsi secara wajar dan untuk menghilangkan kecemasan atau depresinya tersebut maka dari itu,

seseorang condong menyalagunakan narkoba. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mencoba mengobati dirinya sendiri (self medication) atau sebagai reaksi pelarian (escape reaction), karena yang bersangkutan tidak mampu untuk berfungsi secara wajar dan efektif di rumah, disekolah, atau ditempat kerja dan dalam pergaulan sosialnya.

33

(40)

b. Faktor Kontribusi

Seseorang yang berada dalam kondisi keluarga yang tidak baik maka akan mempengaruhi pola asuh orang tua dan hubungan dalam keluarga,

baik antara orang tua dengan anak maupun sebaliknya, anak akan merasa tertekan dan ketertekanannya itu merupakan faktor penyerta bagi dirinya untuk terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

c. Faktor Pencetus

Pengaruh teman kelompok merupakan faktor pendorong terjadinya

kasus penyalahgunaan narkoba pada remaja, faktor tersebut didorong oleh lingkukan yang tidak peduli terhadap penyalahgunaan narkoba, serta kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok menyalahi

norma-norma kewajaran. Sementara itu ketersediaan narkoba saat ini memiliki variasi yang terdiri dari berbagai macam jenis, cara pemakaian dan juga

kemasan. Yang menyebabkan narkoba semakin mudah untuk didapatkan secara ilegal dengan harga yang terjangkau, mendorong seseorang untuk menyalahgunakan narkoba.

Dalam teori psikodinamik menekankan faktor seseorang cenderung untuk menyalahgunakan narkoba, dan seseorang yang terlibat

penyalahgunaan narkoba apabila seseorang mempunya tiga faktor diantaranya faktor predisposisi adalah gangguan kepribadian (anti sosial), kecemasan dan depresi. Sedangkan yang termasuk dalam faktor

(41)

tua dan keutuhan keluarga. Dan faktor pencetus adalah pengaruh teman kelompok sebaya dan ketersediaan narkoba itu sendiri.

2. Jenis-Jenis Narkoba

a. Heroin

Heroin adalah narkotika yang sangat keras dengan zat adiktif yang tinggi dalam bentuk butiran, tepung atau cairan. Heroin

“menjerat” pemakainya dengan cepat, baik secara fisik maupun mental,

sehingga usaha mengurangi pemakaiannya menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang bila konsumsinya dihentikan. Salah satu jenis heroin

yang dikenal saat ini adalah “putaw”.

b. Ganja / Cannabis

Ganja adalah zat kimia (delta-9-tetrahydrocannabinol) yang ada di dalam tumbuhan semi sintetis, yang dapat mempengaruhi hilangnya

konsentrasi, peningkatan denyut jantung, kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh, rasa gelisah dan panic, depresi, dan halusinasi serta menimbulkan ketergantungan mental yang diikuti oleh kecanduan fisik

dalam jangka waktu yang lama. Ganja juga dikenal dengan istilah marijuana, gele, cimeng, dll.

c. Ectasy / Ekstasi

Ectasy termasuk zat psikotropika dan biasanya diproduksi secara illegal di dalam laboratorium dan dibuat dalam tablet atau kapsul.

(42)

yang tinggi dan lama. Efek yang ditimbulkan oleh pengguna ectasy adalah diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, menggigil,

peningkatan detak jantung, sakit kepala dan pusing, mual disertai muntah-muntah. Beberapa pengguna ectasy meninggal dunia akibat

terlalu banyak minum air akibat rasa haus yang berlebihan. Ectasy juga dikenal dengan istilah inex, kancing, dll.

d. Ice / shabu-shabu

Ice adalah julukan metampetamin yang berwujud kristal dan

tidak berbau serta tidak berwarna, karena itu diberi nama “ice”.

Penggunaan ice mengakibatkan ketergantungan mental pada obat ini dan pemakaian yang lama dapat menyebabkan peradangan pada otot hati sampai kematian. Ice memiliki efek yang sangat kuat pada jaringan

syaraf manusia, efek yang ditimbulkan pemakaian ice adalah penurunan berat badan, impotensi, halusinasi, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan

jantung dan stroke bahkan kematian. Ice juga dikenal dengan istilah shabu-shabu atau Kristal, ubas, ss, mecin, dll.

e. Amphetamine / stimulasi sintetis

Amphetamine adalah obat terlarang yang berbentuk pil, kapsul atau tepung. Amphetamine adalah “pendorong” stimulant yang

merubah suasana hati, satu tipe amphetamine memiliki efek perangsang yang kuat pada jaringan syaraf, penggunaan amphetamine dan methatmpetamin menjadikan seseorang dapat ketergantungan secara

(43)

amphetamine adalah penurunan berat badan, gelisah, tekanan darah tinggi, peningkatan denyut jantung, paranoid yang mendalam, dan

pingsan akibat kelelahan. Tingkah laku yang kasar dan aneh dapat dijumpai dikalangan pemakai yang kronis, amphetamine dikenal juga

dengan istilah speed, whizz, pep phills, billywhizz, dll f. Inhalen / sniffing

Inhalen adalah penyalahgunaan benda-benda dengan cara

dihirup uapnya, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otot-otot, urat syaraf dan organ-organ tubuh. Efek yang

ditimbulkan adalah hilangnya daya ingat, tidak mampu berfikir, kerusakan system syaraf pusat, kerusakan hati dan jantung, keram otot.Sementara itu kerusakan tubuh pada si pemakai inhalen ini adalah

mati mendadak akibat menghirup (sudden sniffing death- SSD) hal ini disebabkan karena denyut jantung mendadak cepat dan tidak beraturan,

yang dapat mengakibatkan gagal jantung. Istilah (inhalen/sniffing) ini

dikenal dengan sebutan “ngelem” dan kegiatan ini biasanya menghirup

benda-benda sejenis lem, zat pelarut (tinner cat), dll.34

3. Dampak Dari Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Goode, 1999. Akibat maraknya perdagangan illegal

narkoba, terjadi peningkatan dampak (biaya kerugian) akibat narkoba baik dampak sosial, kesehatan dan ekonomi. Penyalahgunaan narkoba berdampak sosial sangat besar, mendorong tindak kejahatan dan

34

(44)

meningkatkan kerawanan sosial. Dari sisi penyalahgunaan, kebutuhan ekonomi untuk membiayai pemakaian narkoba yang berharga mahal

mendorong mereka melakukan tindak kejahatan seperti pencurian dan perampokan.35

Secara umum dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba dapat terbagi kedalam dampak kesehatan (fisik dan psikis), sosial dan ekonomi, diantaranya:

a. Dampak kesehatan 1) Dampak fisik

(a) Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran dan kerusakan syaraf tepi.

(b) Gangguan pada jantung dan pembulu darah (kardivaskuler). (c) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti abses (bisul

bernanah), alergi dan skim.

(d) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti kesusahan bernafas pada pengerasan jaringan paru-paru.

(e) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat serta sulit tidur

(f) Gangguan terhadap kesehatan reproduksi: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesterone, testosterone), serta gangguan fungsi seksual.

35

(45)

(g) Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada wanita seperti perubahan periode menstruasi menjadi tidak teratur,

bahkan tidak haid (amenorhoe).

(h) Bagi pengguna narkoba jarumm suntik, khususnya

pemakaian jarum suntik secara bergantian dapat tertular penyakit seperti: hepatitis B dan C, serta dapat terjangkit virus HIV/AIDS.

(i) Dapat berakibat fatal bila terjadi over dosis (OD) yaitu konsumsi narkoba melebihi batas kemampuan tubuh untuk

menerima rangsangan narkoba, dan dapat berakhir pada kematian.

2. Dampak psikis/mental

(a) Lamban bekerja, ceroboh bekerja, sering tegang dan gelisah.

(b) Hilangnya kepercayaan diri, apatis, penghayal, dan penuh curiga.

(c) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku brutal.

(d) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.

(e) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan

bunuh diri. b. Dampak sosial

1) Gangguan mental, anti sosial, asusila dan dikucilkan oleh

(46)

2) Merepotkan, membuat malu dan menjadi beban keluarga. 3) Pendidikan menjadi terganggu dan hilangnya masa depan.

c. Dampak ekonomi

1) Biaya pelayanan kesehatan (biaya untuk pelayanan

ketergantungan obat dan biaya untuk penyakit & trauma terkait narkoba).

2) Biaya produktivitas (biaya kematian dini dan biaya kematian

kehilangan pekerjaan).

3) Biaya terkait hukuman dan pengadilan (pengeluaran criminal,

waktu yang hilang akibat criminal dan biaya di penjara). 4) Biaya kehilangan harta akibat kecelakaan atau tindak

kriminal.

G. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai

persiapan memasuki masa dewasa. (Singgih &Ny. S., 2003:6). Salzman dalam Syamsu Yusuf (2001 : 184), menyatakan bahwa remaja merupakan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

(47)

dewasa (Hurlock, 1997:206). Adolsen dalam hal ini yang dimaksud adalah remaja yang mengalami pertumbuhan kearah kematangan fisik,

intelegensi, emosi, maupun sosial psikologinya. Menurut E.H. Erikson mengemukakan bahwa (adolesensia) masa dimana terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain.36

Sementara dalam kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti

memulai hidup dewasa. Masa remaja adalah suatu periode dari masa anak-anak menjadi dewasa ketika manusia menguji berbagai peran yang mereka

mainkan dan mengintegrasikan peran-peran tersebut kedalam suatu persepsi diri dan identitas. Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut: (Konopka, 1973 dalam Pikunas, 1976; Ingersol

1989) : masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masar remaja akhir (18-22 tahun).37

2. Karakteristik Perkembangan Masa Remaja

Masa remaja sering kali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego (egoidentity) ini terjadi karna masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Oleh karena itu, ada sejumlah karakter yang ditunjukkan oleh remaja antara lain:

36

Elfi Yulianti Rochmah, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2005), h. 177-179. Cet, 1.

37

(48)

a. Kegelisahan

Sesuai fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak

keinginan dan angan-angan akan yang diimpikan serta diwujudkan dimasa sekarang dan masa depan. Namun satu sisi mereka belum

mempunyai kemampuan yang tidak memadai untuk mewujudkan semua itu, dan belum berani untuk mengambil keputusan dan tindakan yang terlalu jauh kedepan, akibatnya terjadi kegelisahan

dalam diri remaja. b. Pertentangan

Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dengan orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Pada umumnya

remaja sering mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dan orang tua. Pertentangan

tersebut menimbulkan keinginan untuk memperoleh rasa aman. Akibatnya pertentangan yang sering terjadi menimbulkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.

c. Mengkhayal

Pada setiap diri remaja mempunyai berbagai keinginan untuk

menjelajah, berpetualang dan mencoba melakukan apa yang orang dewasa lakukan. Tetapi untuk memperoleh berbagai keinginan tersebut tidak semua remaja dapat memperolehnya karena

(49)

Akibatnya, mereka menyalurkannya lewat khayalan-khayalan yang bersifat dunia fantasi yang mampu memenuhi segala keinginan

para remaja.

d. Aktivitas Berkelompok

Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua seringkali melemahkan bahkan mematahkan semangat para remaja, dan kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dengan mereka

berkumpul dengan rekan sebayanya, selanjutnya aktivitas berkelompok bersama teman untuk melakukan

keinginan-keinginan yang tidak dapat terpenuhi dari berbagai macam kendala yang dihadapi oleh remaja.

e. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity), oleh karena itu remaja cenderung ingin berpetualang,

menjelajah dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong pula keinginan seperti orang dewasa yang menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa

yang dilakukan oleh orang dewasa, seperti merokok, minum minuman keras, tak jarang sampai menggunakan narkoba karena

melihat apa yang orang dewasa lakukan.38

38

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik,

(50)

3. Tugas Masa Remaja

Pada setiap tahap perkembangan manusia terdapat tugas-tugas

tertentu yang berasal dari harapan masyarakat yang harus dipenuhi oleh individu, dan ini sering disebut tugas-tugas perkembangan.

Keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan pada periode usia tertentu akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya seseorang dalam menjalankan tugas perkembangan pada

periode usia selanjutnya. Pada usia remaja terdapat pula tugas-tugas tertentu yang harus dipenuhi oleh individu. Pada akhir masa remaja ini,

diharapkan tugas-tugas tersebut telah terpenuhi sehingga individu siap memasuki masa dewasa dengan peran-peran dan tugas-tugas barunya sebagai orang dewasa. Menurut (Pikunas 1976), mengemukakan beberapa

tugas perkembangan yang penting pada tahap pertengahan dan akhir masa remaja yakni:

a. Menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan hal-hal yang berkaitan dengan fisiknya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur-figur

otoritas.

c. Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi intrapersonal,

belajar membina relasi dengan teman sebaya dan orang dewasa, baik secara individu maupun dalam kelompok.

(51)

e. Menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan dan sumber-sumber yang ada pada dirinya.

f. Memperkuat control diri berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ada.

(52)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Menurut Kriyantono (2012), riset (penelitian) berarti “to search for, to find”. Dalam bahasa latin riset berasal dari kata “re” yang artinya lagi dan “cercier” yang artinya mencari. Secara umum risert berarti “mencari

informasi tentang sesuatu” (looking for information about something). Bisa

juga diartikan sebagai sebuah usaha untuk menemukan sesuatu (an attempt to discover something).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau

menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. 39 Dalam kuantitatif, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data.

Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas

dan validitas.

39

(53)

B.Tipe Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

eksplanatif-asosiatif. Penelitian dilakukan dengan mencari tahu sebab akibat atau hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian tersebut.40

Penelitian eksplanatif mencari atau menguji suatu kaitan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan, di antara hipotesis yang ditentukan akan ada hipotesis yang akan dicari kebenarannya. Dalam hipotesis, akan dijelaskan

pengaruh antara variabel-variabel yang telah ditentukan tersebut. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa suatu variabel mempengaruhi variabel

lainnya atau tidak sama sekali.

C.Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah survei, yaitu metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang

dianggap mewakili populasi tertentu.41

Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif dan

eksplanatif (analitik). Pembagian ini berdasarkan pada tataran atau cara menganalisis data yang telah dikumpulkan dan jumlah variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, jenis survei yang digunakan adalah survei eksplanatif,

dimana jenis survei ini digunakan bila ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang memengaruhi terjadinya sesuatu.

40

Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Malang: Kencana Prenada Media Group.2012 h.59-60

41

(54)

Unit analisis yang digunakan adalah individu Remaja RW 02 Cempaka Putih Time Horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross sectional, yang merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang hanya dilakukan dalam satu kurun waktu, dan tempat tertentu.

Desain penelitian di bawah ini dibuat berdasarkan tujuan penelitian. Sesuai dengan tujuannya masing-masing, dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif yang lebih dimaksudkan untuk menjelaskan pengaruh antar variabel

yaitu pengaruh Film Narkoba Membunuhmu terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja akan Bahaya Narkoba. Metode penelitian yang digunakan adalah

melalui penyebaran kuesioner, dengan membagikan beberapa pernyataan kepada responden untuk mendapatkan respon atau tanggapan yang diinginkan, demi terkumpulnya data penelitian.

Tabel 1. Desain Penelitian

Sumber : Hasil olah data (2016) Keterangan :

(55)

T-2 : Untuk mengetahui hubungan menonton Film Narkoba Membunuhmu dan Tingkat Pengetahuan Remaja Muslim akan Bahaya Narkoba

D.Variabel Penelitian

Dalam suatu penelitian, terdapat variabel yang ingin diukur atau dicari

tahu. Variabel merupakan suatu objek yang memiliki sifat yang berlainan atau berbeda dan dapat diukur.42 Dengan kata lain, variabel dalam penelitian

merupakan suatu konsep yang telah ditentukan dan berdasarkan teori yang sudah ada yang ingin diukur kebenarannya. Dalam penelitian ini, terdapat satu jenis variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi salah satu sebab

yang dapat memengaruhi atau mengubah variabel lainnya atau variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Film Narkoba Membunuhmu.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lainnya atau variabel bebas, sehingga menjadi akibat dari sebab variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan Remaja akan Bahaya Narkoba.

42

(56)

E.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono dalam populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. 43

Populasi disebut juga sebagai kumpulan objek riset. Dengan kata

lain, populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang berperan penting dalam suatu penelitian. Namun, di dalam populasi terdapat beberapa

elemen yang dapat dipilih sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan. Populasi pada penelitian ini adalah remaja RW 02 Cempaka Putih. Populasi yang telah dikategorikan ini tidak dapat diketahui jumlahnya.

Populasi dalam penelitian ini dilihat berdasarkan remaja di RW 02 yaitu sebesar 160 remaja ditetapkan sebagai jumlah populasi dalam

penelitian ini.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

43

Gambar

gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif
Tabel 1. Desain Penelitian
Tabel 2. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3. Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam materi kisah nabi pada

Risto Miikkulainen, University of Texas at Austin Evolving neural networks Pierre-Yves Oudeyer, Inria Developmental robotics Gary Marcus, New York University Cognitive science

Dari hasil wawancara awal didapatkan bahwa kesejahteraan psikologis dari subjek tersebut tidak dapat terpenuhi secara baik dikarenakan adanya masalah-masalah yang

Hasil ini sejalan dengan penelitian Rustina bahwa program edukasi tidak memberikan dampak yang bermakna terhadap kenaikan berat badan bayi, namun berat badan rata-rata

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan salah satu solusi untuk mengurangi atau menahan gaya lateral akibat gempa bumi, salah satunya yaitu dengan

početaka, kao što je prikazano na vremenskoj liniji društvenih medija na Slici 2. Moglo bi se reći da prvi društveni mediji postoje od kada postoji i pošta, što je

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan P1, suhu termostat lebih cepat panas daripada perlakuan P2 dan suhu termostat juga lebih cepat panas pada perlakuan P3

melampirkan SKA- Struktur pengalaman diatas atau sama dengan 12 tahun ,b).Site Manager (1 org/lokasi), pendidikan S -1 Teknik Sipil , Profesi Keahlian Pelaksana