• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

A.Latar Belakang Masalah

Zaman terus berkembang seiring dengan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam proses perubahan tersebut pendidikan memegang peranan sangat penting sebagai wahana untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunianya dimasa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang dihadapi siswa yang akan datang.1

Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.2 Pendidikan ini tidak

hanya terbatas pada pendidikan sekolah saja tetapi juga termasuk dalam pendidikan pada keluarga dan masyarakat sekitar. Setiap manusia yang hidup, dituntut untuk mengikuti pendidikan.

Secara etimologi pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk dari kata pains yang berarti anak dan again yang berarti bimbingan.3

Dan dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan

1Ahmad Nasriful Mustofa, Pengaruh Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Pada Pokok Bahasan Segi Empat dan Segi Tiga di MTs Negeri Pucanglkaban. (Tulungagung: Tidak Diterbitkan, 2012), hal. 1

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal.10

3 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hal. 69

(2)

kepada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak tersebut menjadi dewasa. Education and Sociologi mengatakan bahwa pendidikan merupakan produk manusia yang menerapkan kelanggengan kehidupan manusia yang menetapkan kelanggengan manusia itu sendiri, yaitu mampu hidup konsisten mengatasi ancaman dan tantangan masa depan.4 Pendidikan dapat dibatasi

dalam pengertiannya secara sempit dan luas. Secara sempit pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Sedangkan dalam arti luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi yang mempengaruhi individu.5 Surat At-Taubah ayat 122 Allah

ta’ala menyampaikan sebuah arti penting kedudukan pendidikan bagi manusia, ayat tersebut berbunyi:



























 











































4 Khoirun Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hal. 136-137

(3)











 







 

Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Pada ayat ini Allah ta’ala memerintahkan agar senantiasa ada sekelompok manusia yang memperdalam ilmu pengetahuan meski sedang ada perintah jihad. Hal ini menunjukkan, “kebutuhan suatu bangsa terhadap jihad dan para muhajid sama seperti kebutuhan bangsa terhadap pendidikan.

Pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidikan professional menekankan ada aplikasi teori-teori yang telah ada.6 Supaya tujuan pendidikan bisa tercapai dan terlaksana dengan

maksimal diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas.7 Pendidikan yang

berkualitas akan menghasilkan generasi penerus yang bermutu dan memiliki kompetensi.

(4)

Kualitas pendidikan sangat bergantung pada profesionalitas dan kreativitas tenaga pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Tenaga pendidik yang profesional memiliki tanggung jawab untuk membuat pembelajaran itu mencapai hasil yang maksimal.

Tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar harus mengalami perkembangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan seperti tenaga pendidik merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan, tenaga pendidik merupakan alat mencapai tujuan, yang di dukung oleh alat-alat bantu mengajar, dan tenaga pendidik merupakan kebulatan dari suatu sistem pendidikan. 8

Salah satu komponen keterampilan dan keahlian yang harus dikuasai tenaga pendidik atau calon tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah kemampuan tenaga pendidik menyampaikan pesan-pesan pembelajaran kepada siswa. Dalam menyampaiakan pesan-pesan serta memberikan sejumlah mata pelajaran dan input kepada siswa, seorang tenaga pendidik dituntut untuk pandai melakukan perananya dalam membawa siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.9

Tenaga pendidik yang memiliki daya kreativitas yang tinggi, akan menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Dengan tercapainya tujuan

8 Dyah Ayu Stiyorini, Korelasi Problem Posing terhadap Problem Solving dalam Penbelajaran Matematika pada Siswa SMP Negeri 1 Boyolangu. (Tulungagung: Tidak Diterbitkan, 2013), hal. 1

(5)

pembelajaran yang maksimal maka generasi penerus yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang bagus. Salah satu yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran adalah ketepatan dalam memilih metode pembelajaran. Metode memiliki andil yang cukup besar dalam proses belajar mengajar.10 Metode

mengajar yang baik dan serasi terhadap materi pelajaran adalah suatu hal yang sangat penting dilakukan oleh pendidik di dalam tiap-tiap situasi penyajian pengajaran di dalam kelas, sebab hal tersebut merupakan kebutuhan dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan suasana yang membuat anak didik mampu mencapai tujuan pendidikan yang dituntut.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran,11 hal tersebut menyebabkan rendahnya

mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Tapi masalah tersebut pasti ada cara yang mudah agar proses pembelajaran tidak lemah lagi. Sebagaimana diterangkan pada surat Alam Nsyrah ayat 5 di bawah ini berbunyi:



 





 

Artinya : Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa setiap kesulitan itu pasti ada kemudahan dengan jalan yang berbeda-beda. Jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang intelektual dan diperlukan suatu proses yaitu belajar.

(6)

Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.12 Adapun tujuan belajar yang utama adalah

melakukan suatu perubahan yang nantinya akan berguna dan bermanfaat serta dapat membantu belajar dengan cara yang lebih mudah dan dapat dipahami dan akan meningkatkan hasil belajar.

Tujuan belajar matematika adalah untuk mempersiapkan anak didik agar bisa menghadapi perubahan kehidupan dan dunia yang selalu berkembang dan syarat perubahan, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional dan kritis.13 Selain itu juga untuk mempersiapkan anak didik agar dapat

menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari juga dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan baik.

Proses pendidikan dapat dilakukan dengan belajar. Belajar bukan hanya untuk mengetahui jawaban-jawaban dan pengalaman dari suatu batang tubuh pengetahuan, bukan hanya diukur dari indeks prestasi dan nilai ujian. Belajar adalah petualangan seumur hidup, merubah tingkah laku dan meningkatkan amal ibadah. Tempat belajar itu bermacam-macam seperti halnya di sekolah. Belajar disekolah dituntut untuk menguasai bidang tertentu seperti matematika.14

12 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 2

13 Fatimah, Pengaruh Model . . . , hal. 3

(7)

Matematika merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia yang mempunyai fungsi sebagai alat bantu komunikasi, serta sebagai ilmu bagi ilmuan. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan berfikir. Matematika berkaitan dengan gagasan berstruktur yang hubunganya diatur secara logis. Walaupun tidak didefinisikan ada definisi yang tunggal tentang matematika, kita dapat mengetahui hakekat matematika. Karena obyek penelaahanya telah diketahui, sehingga dapat diketahui pula bagaimana cara berfikir matematika tersebut.15

Berfikir matematika merupakan kemampuan yang penting untuk dikembangkan oleh setiap siswa. Kemampuan berfikir matematika yaitu dapat menghubungkan permasalahan-permasalahan kedalam suatu ide atau gagasan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan matematika.16 Mata pelajaran

matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup untuk keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetetif. Salah satu kegiatan matematika adalah kalkulasi atau menghitung, sehingga tidak salah jika ada yang menyebut matematika adalah ilmu hitung atau ilmu al-hisab.

15 Zaenal Arifin, Membangun Kompetensi Pedagogis Guru Matematika. (Surabaya: Lentera Cendekia, 2009), hal. 10

16 Erik Santoso, “Berfikir dan Proses Berfikir Matematika” dalam

(8)

Dalam al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 202, disebutkan bahwa Allah sangat cepat dalam menghitung, ayat tersebut berbunyi:























  









Artinya : Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Surat tersebut menjelaskan bahwa dalam urusan menghitung ini, Allah SWT adalah ahlinya. Allah SWT sangat cepat dalam menghitung dan sangat teliti. Maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah bahasa alam semesta. Namun, pada kenyataanya masih banyak dikalangan umat islam sendiri yang membenci matematika dan menyatakan matematika ilmu kafir. Sungguh fenomena yang aneh. Dzat yang disembah menyukai matematika, sedangkan penyembahnya justru membenci matematika.17

Matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan bagi siswa disekolah yang hanya berisi rumus-rumus, seolah mengawang jauh dan tidak bersinggungan dengan realita kehidupan siswa. Kenyataan sekarang ini menunjukkan bahwa banyak siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. Matematika menjadi hal yang menakutkan bagi siswa terutama disaat ulangan maupun ujian sekolah, dengan banyaknya angka serta

17 Abdussakir, “Pentinya Matematika dalam Pemikiran Islam” dalam

(9)

rumus-rumus abstrak yang harus dikuasai membuat siswa menjadi tidak tertarik dengan pelajaran matematika.

Hal ini seperti yang dialami oleh siswa SMPN 2 Ngunut. Semenjak peneliti bersekolah SMP disana sampai saudara peneliti bersekolah disana sekarang matematika masih saja tetap di anggap hal yang sulit dan menakutkan serta mengakibatkan hasil belajar pada SMP tersebut belum mengalami perubahan yang lebih baik. Dan permasalahan pembelajaran matematika disekolah ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.

Peneliti memilih SMPN 2 Ngunut sebagai tempat penelitian dikarenakan melihat kondisi hasil belajar siswa yang relatif rendah dan cara mengajar yang masih menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan informasi yang didapat dari guru matematika, peneliti memperoleh informasi bahwa kemampuan akademik siswa masih heterogen. Selain itu siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear satu variabel. Misalnya tentang menentukan penyelesaian dari pertidaksamaan linear satu variabel.

Faktor penyebabnya adalah penyampaian materi pelajaran yang kurang menarik dan bervariasi, banyak guru yang masih menggunakan metode konvensional dan tidak tersedianya media pembelajaran. Menurut Hartoto bahwa, “rendahnya pemerolehan hasil belajar siswa secara umum disebabkan oleh metode mengajar yang digunakan gurunya“.18 Jadi, salah satu penyebab

(10)

rendanya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah dikarenakan salahnya pengggunaan metode mengajar. Dan diperlukan adanya banyak model pembelajaran agar tidak jenuh dalam pembelajaran matematika, selain itu bisa memahami matematika dengan baik, tidak beranggapan lagi bahwa matematika itu sulit dan bisa meningkatkan hasil belajar matematika.

Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah kurang perhatianya siswa saat guru menyampaikan materi dan suka bermain dikelas setelah materi disampaikan. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas tidak digunakan secara optimal. Hal ini ditandai dengan menunggu siswa lain untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan tidak berusaha mengerjakan sendiri. Apabila ada pekerjaan rumah siswa kurang merespon. Beberapa siswa justru lebih sering menunda menyelesaikan pekerjaan rumah dan dikerjakan di sekolah, bersamaan dengan hasil jawaban siswa lain yang tertuliskan dipapan tulis pada waktu dikoreksi guru bersama siswa. Peran orang tua dalam memfasilitasi belajar matematika anak di rumah masih sangat kurang. Ketika siswa sudah berada dirumah kurang mendapat perhatian orang tua dalam hal belajarnya. Beberapa orang tua siswa hanya menyerahkan pendidikan sepenuhnya di sekolah. Padahal peran orang tua dalam mendukung dan memfasilitasi belajar matematika sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Noehi Nasution, dan kawan kawan mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar secara lebih luas.19 Adapun

(11)

faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yaitu lingkungan (alami, sosial budaya) dan instrumental (kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru), sedangkan faktor dalam yang mempengaruhi roses dan hasil belajar adalah fisologis (kondisi fisiologis, kondisi panca indra) dan psikogis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif ).20 Dan kebanyakan faktor yang dihadapi dalam

meningkatkan hasil belajar adalah berada pada faktor proses belajar. Pada ayat Al Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 dijelaskan pula bahwa Allah tidak akan merubah sesuatu jika kita tidak merubahnya sendiri. Ayat tersebut berbunyi:



























 































 











 

 





 





 



 

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu

(12)

kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Untuk menggulangi hal tersebut guru perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran yang digunakan haruslah lebih berorientasi siswa. Yakni peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Proses interaksi yang terjadi dalam pembelajaran banyak bergantung pada pendekatan pembelajaran yang dipakai. Salah satu diantaranya adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving).

Pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.21 Berbicara tentang pemecahan masalah

tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya, yaitu George Polya. Menurut Polya, dalam pemecahan masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu:

1. Memahami masalah

2. Merencanakan pemecahan masalah

3. Melaksanakan pemecahan masalah yang telah direncanakan, dan 4. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back).22

21Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berfuikir Kreatif. (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hal. 35

(13)

Empat tahap pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang penting untuk dikembangkan. Salah satu cara untuk mengembangkanya dengan cara mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa. Sehingga guru dituntut untuk memahami kemapuan edukatif siswanya. Dalam hal ini pendekatan pemecahan masalah diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi pertidaksamaan linear satu variabel.

Pada materi pertidaksamaan linear satu variabel yang sering di sajikan dalam bentuk soal cerita seringkali membuat peserta didik kesulitan untuk menemukan kesulitanya, terutama karena materi pertidaksamaan linear satu variabel tidak hanya terkait dalam teori dan pada umunya peserta didik sulit menerjemahkan hasinya. Memilih soal cerita karena soal cerita menuntut siswa untuk menganalisis, mengorganisir, menginterpretasikan dan menghubungkan pengertian-pengertian yang dimiliki. Dan biasanya dalam pertidaksamaan linear satu variabel bentuk soal cerita penyangkut kehidupan atau masalah yang ada di sekitar. Dalam materi ini pemahaman dan responsibility peserta didik di tuntut untuk meluas kepada persoalan-persoalan kehidupan disekitar mereka di samping juga rumus-rumus yang berkaitan tentunya dan menyelesaikanya melalui beberapa tahapan atau proses.

(14)

bisa mengganti dengan yang lain. Pembelajaran model ini mengarahkan peserta didik untuk lebih mandiri dan kreatif dan menemukan jawaban dari berbagai persoalan. Ada sejumlah alasan mengapa problem solving dipergunakan:

1. Berharap agar matematika lebih dapat diterapkan dalam kehidupan

2. Memberi kesempatan dan dapat mendorong peseta didik untuk berdiskusi dengan peserta didik lain dalam menemukan jawaban dari permasalahan 3. Problem solving dapat mendorong peserta didik untuk menyusun teorinya

sendiri, mengujinya, menguji teori temanya atau bahkan tidak mengggunakan tersebut bila tidak konsisten dan mencoba lainya.23

Oleh karena itu peneliti tertarik menggunakan pendekatan problem solving untuk mengetahui hasil belajar siswa. Adapun pendekatan problem solving merupakan proses untuk menerima tantangan untuk menjawab masalah. Karena itu mengajar bagaimana menyelesaikan masalah merupakan kegiatan pengajar untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta didik bersedia menerima pertanyaan yang menantang itu dan apabila pengajar membimbingnya sampai peserta didik dapat menyelesaikan masalah tersebut.24 Dengan menggunakan pendekatan problem solving diharapkan siswa

dapat memperoleh manfaaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Terutama dalam materi pertidaksamaan linear satu variabel pada kelas VII sangat diperlukan adanya kekreatifan dalam memecahkan masalah.

23 Eni Rahmawati, Evektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Dalam Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Di Kelas VIII MTsN Tanjung Tani Primbon Nganjuk Tahun Pelajaran 2009 / 2010. (Nganjuk: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010), hal. 71-72

(15)

Agar siswa dapat mudah memahami materi dan bisa memecahkan masalah tersebut dengan benar dan tidak ada kesulitan.

Alasan dipilihnya pendekatan pemecahan masalah (problem solving) adalah berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yenita Nugraini Program Studi SI TMT STAIN Tulungagung, dengan judul Pengaruh Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Segi Empat (Persegi dan Persegi Panjang) Siswa Kelas VII SMPN 2 Sumbergempol menyimpulkan bahwa, ada pengaruh pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan segi empat (persegi dan persegi panjang) siswa kelas VII SMPN 2 sumbergempol berinterpretasi rendah.

(16)

Hal tersebut didukung pula oleh Dyah Ayu Stiyorini, yang telah melakukan penelitian Korelasi Problem Posing terhadap Problem Solving dalam pembelajaran matematika pada siswa SMP Negeri 1 Boyolangu. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan rumus Product Moment disimpulkan bahwa korelasi yang telah terjadi antara problem posing dan problem solving dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Boyolangu adalah korelasi positif kuat. Sehingga kemapuan siswa dalam membuat soal berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah atau soal.

Ketiga penelitian terdahulu tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda, namun penelitian tersebut meliliki kesamaan, kesamaanya adalah untuk meningkatakan hasil belajar matematika siswa. Dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh problem solving terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Ngunut. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII SMPN 2 Ngunut Tulungagung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015“.

B. Rumusan Masalah

(17)

“Apakah problem solving berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII SMPN 2 Ngunut Tulungagung semester genap?”

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

“Untuk mengetahui problem solving berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII SMPN 2 Ngunut Tulungagung semester genap.”

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis memiliki peran yang sangat besar dalam penelitian ilmiah. Hipotesis memungkinkan menghubungkan teori dan pengamatan. Hipotesis digunakan sebagai upaya membangun pengetahuan, yang dilakukan dengan induktif melalui pengamatan dan deduktif dengan penalaran yang logis. Hipotesis yang diperoleh secara induktif dari mengamati tingkah laku individu dimana hipotesis induktif. Hipotesis yang diperoleh dari teori atau hasil penelitian sebelumnya dinamakan hipotesis deduktif.

(18)

memgemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan antara variabel-variabel di dalam suatu masalah.25

Dari uraian diatas maka hipotesisnya adalalah “Penerapan problem solving berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII SMPN 2 Ngunut Tulungagung semester genap.”

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut.

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan khazanah ilmiah tentang pengaruh problem solving terhadap hasil belajar matematika.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa

Siswa dapat mengikuti pelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah ini siswa dituntut untuk aktif.

b. Bagi Guru

(19)

Agar para siswa semangat untuk selalu belajar dengan giat maka guru seharusnya berusaha untuk meningkatkan khazanah keilmuanya. Yaitu dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan peningkatan minat, keaktifan, kekreatifan belajar serta perolehan hasil belajar bidang studi matematika bagi siswa

c. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan pendidikan di bidang matematika sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar yang akhirnya dapat meningkatkan mutu sekolah.

d. Bagi Peneliti Lain

Dari hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitan

Dalam penelitian tentang pengaruh problem soving terhadap hasil belajar matematika siswa ini, yang menjadi variabel bebasnya adalah problem soving, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa.

Sedangkan pembatasan penelitianya adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diberi perlakuan dengan

(20)

2. Penelitian dilakukan pada kelas VII D dan VII E SMPN 2 Ngunut Tulungagung.

3. Penelitian dilakukan pada materi pertidaksamaan linear satu variabel pada semester genap.

G.Definisi Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran suatu istilah dalam judul skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang penting dalam judul ini:

1. Secara Konseptual

a. Pengaruh : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)yang ikut membentu watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.26

b. Problem solving : suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasai halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.27

c. Hasil belajar : perubahan perilaku pelajar akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.28

d. Matematika : ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.29

e. Pertidaksamaan linear satu variabel adalah pertidaksamaan yang hanya mempunyai satu varibel dan berpangkat satu (linear).30

26 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Kamus Besar Bahasa Indonesi. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 849

27 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran . . . , hal. 35 28Purwanto, Evaluasi Hasil . . . , hal. 46

29 Tim Redaksi Kamus . . . , hal. 849

(21)

2. Secara Operasional

Di dalam penelitian ini akan dilihat ada dan tidanya pengaruh problem solving terhadap hasil belajar matematika siswa. Terlebih dahulu peneliti akan memberi perlakuan berbeda. Satu kelas yang diajar dengan menggunakan problem solving sedangkan kelas lain diajar dengan mengunakan metode konvensional. Kemudian kedua kelas tersebut akan diberi soal tes yang sama. Hasil dari tes tersebut akan dibandingkan dan dicari hubunganya dengan menggunakan uji-t atau t-test.

H.Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika pembahasan dibuat guna mempermudah penulisan dilapangan, sehingga akan mendapat hasil akhir yang utuh dan sistematik yang menjadi bagian-bagian yang saling terkait satu sama lain dan saling melengkapi. Sistem penelitian yang akan dipakai dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagian Awal

Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak .

(22)

Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan diuraikan tentang: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) hipotesis penelitian (e) kegunaan penelitian, (f) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (g) definisi operasional, dan (h) sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori, pada bab ini akan diuraikan tentang: (a) hakekat matematika, (b) proses belajar mengajar matematia, (c) hasil belajar matematika, (d) problem solving, (e) implementasi problem solving terhadap hasil belajar matematika pada materi pertidaksamaan linear satu variabel, (f) materi pertidaksamaan linear satu variabel, (g) kajian penelitian terdahulu, dan (g) kerangka berfikir penelitian.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini akan diuraikan tentang: (a) rancangan penelitian, (b) populasi, sampling dan sampel penelitan, (c) data, sumber data, variabel dan skala pengukuran, (d) teknik pengumpul data dan instrument penelitian, (e) teknik analisis data, dan (f) prosedur penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini akan diuraikan tentang: (a) penyajian data penelitian, (b) analisis data dan pengujian hipotesis, dan (c) rekapitulasi dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V penutup, pada bab ini akan diuraikan tentang: (a) kesimpulan, dan (b) saran/rekomendasi.

3. Bagian Akhir

(23)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kemunculan perempuan dalam media seperti di dalam novel kerap sekali masih berada dibawah kaum laki-laki Pada penelitian berjudul Wacana Citra Tokoh Utama

menyadari sesuatu (peristiwa) yang ada dibelakang ilmu pengetahuan itu sendiri atau sesuatu tentang ilmu itu sendiri (Ilmu dalam hal ini diartikan sebagai hasil..

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan strategi inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS lebih baik

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penawaran paket