BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sejarah penggunaan obat tradisional biasanya berdasarkan pengalaman masyarakat terdahulu yang telah menggunakan obat tradisional secara aman dan berkhasiat (WHO, 2000). Selama ratusan tahun, tradisi diseluruh dunia telah menggunakan herbal untuk mengobati berbagai penyakit dan menjaga kesehatan. Banyak obat yang berasal dari tumbuhan memiliki nilai yang tidak hanya pada kandungan aktif yang dimilikinya tapi juga mineral, vitamin, minyak atsiri, glikosida, alkaloid, asam, alkohol, ester dan lainnya (Majumbar, et al., 2008).
Masyarakat Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat, salah satu diantaranya sebagai upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kumala dan Oktora, 2006).
Anacardium occidentale adalah termasuk dari famili Anacardiacea
merupakansenyawa metabolit sekunder pada tumbuhan yang bersifat sebagai antibakterimemiliki kemampuan menyamak kulit dan juga dikenal sebagai astringensia (Robinson, 1995).
Kulit kayu dari tanaman ini dapat digunakan sebagai antidiare, biji dapat digunakan sebagai penawar racun gigitan ular, daun dari tumbuhan ini memiliki khasiat sebagai antimikroba, anti-inflamasi, dan astringen (Dahake, et al., 2009). Terutama daun jambu mete juga berkhasiat sebagai antidiare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (Jayalakshmi, et al., 2011) disentri dan nyeri usus besar (Vijayakumar dan Kalaichelvan, 2011), ruam kulit yang disebabkan bakteri Staphylococcus aureus (Dalimartha, 2000).Ketika daun dan kulit biji tidak
digunakan secara luas untuk tujuan ekonomi maka banyak peneliti yang melakukan penelitian dengan memanfaatkan bagian daun dan kulit biji dari tanaman tersebut untuk meningkatkan nilai ekonomi dari tanaman tersebut (Vijayakumar dan Kalaichelvan, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti efek antibakteri dari daun jambu mete menggunakan bakteri
Staphylococcusepidermidis, Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Penelitian ini mencakup skrining fitokimia, pembuatan ekstrak
1.2Perumusan Masalah
a. golongan senyawa kimia apa saja yang terdapat dalam simplisia, ekstrak etanol, fraksi n-heksan, kloroform dan etilasetat daun jambu mete.
b. apakah ekstrak etanol, fraksi n-heksan, kloroform dan etilasetat mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcusepidermidis, Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
1.3Hipotesis
a. golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia dan ekstrak etanol bersifat antibakteri yaitu tanin, flavonoida, triterpenoida/steroida dan saponin. Golongan senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi n-heksan yaitu metabolit sekunder yang bersifat nonpolar. Golongan senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi kloroform yaitu senyawa metabolit sekunder bersifat semipolar. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada fraksi etilasetat yaitu metabolit sekunder yang bersifat polar.
b. ekstrak etanol, fraksi n-heksan, kloroform dan etilasetat dari daun jambu mete mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcusepidermidis, Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli
1.4Tujuan
b. mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksan, kloroform dan etilasetat terhadap bakteri Staphylococcusepidermidis, Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
1.5Manfaat Penelitian