• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penggunaan Antimikroba pada Musim Hujan dan Musim Kemarau di Kota Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Penggunaan Antimikroba pada Musim Hujan dan Musim Kemarau di Kota Medan Tahun 2013"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya morbiditas

dan mortalitas, khususnya di negara- negara berkembang seperti Indonesia.

Banyak kasus- kasus demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain- lain, yang

terjadi di beberapa wilayah Indonesia (Darmadi,2008). Menurut Direktur Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2014), ada tujuh penyakit

yang perlu diwaspadai pada saat musim hujan yaitu Diare, Demam Berdarah,

Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Penyakit kulit, Penyakit

saluran cerna lain, dan Perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah

diderita.

Menurut Brashers (2007) penyebab infeksi bisa berupa virus, bakteri,

jamur, protozoa, atau parasit. Oleh karena itu, bakteri adalah salah satu penyebab

infeksi. Mengutip data WHO tahun 2011, Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

menyebabkan 3,2 juta orang meninggal. Berdasarkan jumlah penduduk tahun

2012, diperhitungkan sasaran penemuan kasus baru TB Paru BTA (+) di Provinsi

Sumatera Utara adalah sebesar 21.145 jiwa, dan hasil cakupan penemuan kasus

baru TB Paru BTA (+) yaitu 17.459 kasus atau 82,57% (Profil kesehatan

Sumatera Utara, 2012). Oleh karena itu, dibutuhkan obat untuk mengatasinya.

Salah satu obat untuk mengatasi infeksi adalah antimikroba antara lain

antibiotik. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi

yang disebabkan oleh bakteri (Permenkes, 2011).

Hippocrates mengemukakan bahwa barang siapa yang ingin mempelajari

ilmu kedokteran, harus memperhatikan keadaan musim dan akibatnya,

memperhatikan dan mempelajari tentang angin, udara, kedudukan kota, terbit dan

tenggelamnya matahari, kebiasaan makan dan minum, pakaian dan gizi, air yang

digunakan penduduk, keadaan tanah, kebiasaan hidup masyarakat, dan lain-lain

(Budiarto,2003). Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa Hippocrates menekankan

(2)

2

pentingnya menentukan pengaruh berbagai faktor lingkungan, cuaca dan

kebiasaan hidup terhadap timbulnya penyakit.

Sesuai dengan pernyataan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan (2014) di atas, pada musim hujan tentunya lebih banyak

penyakit infeksi sehingga penulis tertarik untuk meneliti pengaruh (musim)

terhadap penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana gambaran

penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau di Kota Medan

tahun 2013?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penggunaan antimikroba pada musim hujan dan

musim kemarau di Kota Medan tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan

musim kemarau berdasarkan jumlah peresepan antiikroba.

2. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan

musim kemarau berdasarkan jenis atau golongan antimikroba.

3. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan

musim kemarau berdasarkan bentuk sediaan antimikroba.

4. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan

musim kemarau berdasarkan aturan pakai antimikroba.

(3)

3

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi masyarakat umum, data hasil penelitian ini dapat menjadi informasi

untuk selalu menjaga kebersihan agar infeksi oleh bakteri bisa di hindari.

2. Memberikan informasi kepada farmasi agar penyediaan antimikroba

cukup jumlah dan jenisnya di apotek.

3. Di bidang akademik/ilmiah, memperkaya ilmu pengetahuan dan

memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran, khususnya tentang

gambaran penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau

di Kota Medan.

4. Di bidang pengembangan penelitian, memberikan masukan data bagi

peneliti lain yang ingin menggali dan memperdalam lebih jauh topik-topik

tentang penggunaan antimikroba.

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan penyebab lain dari ketertinggalan Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut : (a) Terbatasnya jumlah orang

As the backscattered reflectance spectra are combined with the corresponding time-of-flight and concurrent scanner orientation, a hyperspectral point cloud (x, y,

Gerakan 1928 menghasilkan rumusan identitas kebangsaan yang diwujudkan dengan pembentukan wadah bangsa melalui proklamasi oleg gerakan 1945.. Gerakan 1966 menegaskan bentuk

Grafik di atas menunjukkan bahwa responden dengan perlakuan infra red dengan penambahan mobilisasi saraf menunjukkan hasil bahwa pada fase baseline 1 (hari ke-1 sampai

[Invoice] [Data Konfirmasi] [Laporan Pendapatan Service Keseluruhan] [Laporan Transaksi Service] [Laporan Penjualan Sparepart] [Data Sparepart] [Biaya Penjualan Sparepart]

pengambilan sampel dilakukan hanya satu periode, yaitu pada waktu surut. Lokasi penelitian dibagi atas 3 stasiun pengamatan, stasiun I dengan ciri-ciri mangrove yang tumbuh

tim perumus melaksanakan paparan materi Standardisasi Komoditi Militer Indonesia yang telah disusun di depan Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan

Bapak/ibu merespon/menanggapi dengan baik jika saya menceritakan masalah yang saya alami.. Bapak/ibu menegur jika saya kurang sopan berkomunikasi dengan