• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Conflict) dengan Kepuasan Kerja pada Karyawati bagian

Produksi PT.X

Nimas Ayu Putri Laksmi

Cholichul Hadi

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Korespondensi: Nimas Ayu Putri Laksmi, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail: nimas_ayu17@yahoo.com

Abstract.

Abstrak.

This study aims to determine whether there is a relationship between the dual role conflict (work family conflict) with employee job satisfaction in the production PT.X. Data collection tool using a questionnaire, a dual role conflict (work family conflict) scale consists of 16 items and the job satisfaction scale consisting of 22 items, which have been tested prior to the 33 employee PT.X. Reliability of the scale of the dual role conflict (r) is 0.855, while the reliability of the scale of job satisfaction (r) is 0.922. Subject population of this study is an employee of the production PT.X who are married, have children, and do not have a household assistant. The population in this study as many as 67 people, while the sample in this study amounted to 54 people. Data analysis was performed with the statistical technique of Pearson product moment correlation, with the help of statistical program SPSS 16.0 for Windows. From the analysis of research data obtained by the correlation between the dual role conflict with job satisfaction of -0.274 with a significance level of 0.045 (p <0.05). This suggests that there is a significant correlation between the dual roles conflict with employee job satisfaction in the production PT.X. A marked negative correlation coefficient indicates a negative correlation between variables. That is, the higher the conflict of dual roles, then the lower job satisfaction. Vice versa, the lower the conflict of roles, the higher the job satisfaction.

Key words: dual role conflict, job satisfaction

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konflik peran ganda (work family conflict) dengan kepuasan kerja pada karyawati bagian produksi PT.X. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner, berupa skala konflik peran ganda (work family conflict) yang terdiri dari 16 item dan skala kepuasan kerja yang terdiri dari 22 item, yang telah diujicobakan terlebih dahulu kepada 33 karyawati PT.X. Reliabilitas skala konflik peran ganda (r) adalah 0,855, sedangkan reliabilitas skala kepuasan kerja (r) adalah 0,922. Populasi subjek penelitian ini adalah karyawati bagian produksi PT.X yang telah menikah, memiliki anak, dan tidak memiliki asisten rumah tangga. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 67 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 orang. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi product moment dari Pearson, dengan bantuan program statistik SPSS 16.0 for Windows. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai korelasi antara konflik peran ganda dengan kepuasan kerja sebesar -0,274 dengan taraf signifikansi sebesar 0,045 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara konflik peran ganda dengan kepuasan kerja pada karyawati bagian produksi PT.X. Koefisien korelasi yang bertanda negatif menunjukkan adanya korelasi negatif antara variabel. Artinya, semakin tinggi konflik peran ganda, maka kepuasan kerja semakin rendah. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah konflik peran ganda, maka semakin tinggi kepuasan kerja.

(2)

kepuasan kerja secara menyeluruh belum

PENDAHULUAN mencapai tingkat yang maksimal (Johan, 2002).

Dalam sebuah perusahaan, salah satu aset Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Huffman, penting yang dimiliki adalah tenaga kerja. Tenaga dkk., (dalam Posig & Kickul, 2004) yang kerja merupakan penggerak bagi jalannya sebuah menemukan bahwa 70% pekerja mengaku tidak perusahaan. Allen (dalam As'ad, 1984) puas terhadap pekerjaannya karena adanya menjelaskan tentang pentingnya tenaga kerja konflik dalam keseimbangan antara karier dan dalam menjalankan perusahaan. Allen (dalam keluarganya. Dan yang mengejutkan, setengah As'ad, 1984) menyimpulkan bahwa faktor manusia dari para pekerja tersebut mempertimbangkan cukup berperan dalam mencapai hasil yang sesuai untuk mencari pekerjaan baru yang menjanjikan dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, demi tercapainya suatu keseimbangan karier dan memberikan motivasi agar tercapai kepuasan keluarga (Huffman, dkk., 2003, dalam Posig & kerja bagi para pekerja merupakan kewajiban bagi Kickul, 2004).

setiap pimpinan perusahaan (As'ad, 1984). PT.X merupakan perusahaan yang Kepuasan kerja merupakan hal yang penting perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan diperhatikan bagi seorang tenaga kerja. Kepuasan pengalengan makanan, sayur, dan buah. Mayoritas kerja merupakan salah satu faktor untuk mencapai pekerja dalam perusahaan ini adalah wanita. hasil kerja yang optimal. Apabila seseorang Terkait dengan persoalan konflik peran ganda, merasakan kepuasan kerja, ia akan berusaha Greenhaus dan Beutell (1985, dalam Ansari, 2011) dengan segenap kemampuan yang dimilikinya mengatakan bahwa wanita akan memiliki untuk menyelesaikan tugasnya dengan optimal pengalaman konflik peran ganda yang lebih tinggi (Johan, 2002). Spector (1996) mengungkapkan daripada pria dikarenakan wanita memiliki bahwa kepuasan kerja adalah perasaan evaluatif tanggung jawab yang lebih besar terhadap seseorang tentang pekerjaannya, baik secara keluarga dan mengalokasikan sebagian besar keseluruhan maupun dari berbagai aspek waktu mereka terhadap keluarga. Oleh karena itu, pekerjaannya. Seorang tenaga kerja dengan para pekerja wanita dalam perusahaan ini dapat tingkat kepuasan kerja yang tinggi, umumnya rentan mengalami konflik peran ganda. Secara mempunyai kebutuhan yang besar untuk keseluruhan, sebagian besar pekerja dalam mengembangkan diri dan senang berpartisipasi perusahaan ini adalah wanita, termasuk bagian dalam proses pengambilan keputusan. Hasilnya produksi. Para karyawati produksi seringkali mereka jarang datang terlambat dan absen, dilibatkan dalam lembur dengan frekuensi yang bersedia bekerja lebih lama dari yang seharusnya, cukup tinggi dalam seminggu, sehingga akan serta berusaha menampilkan kinerja yang terbaik menambah jumlah jam kerja. Lamanya jumlah (Prawitasari, dkk., 2007). Hal ini juga diperkuat jam kerja diketahui berhubungan dengan oleh Herzberg (dalam Wartawarga, 2010) yang tingginya konflik peran ganda yang dialami menerangkan bahwa ciri-ciri perilaku pekerja karyawati (Arora, dkk., 1990, dalam Kim & Ling, yang puas adalah mempunyai motivasi bekerja 2001). Pekerja dalam bagian produksi memiliki yang tinggi dan lebih senang dalam melakukan tugas yang sedikit memerlukan keragaman pekerjaanya, sedangkan ciri-ciri pekerja yang keterampilan (skill variety). Padahal, keragaman kurang puas adalah malas berangkat ke tempat keterampilan merupakan salah satu faktor yang bekerja dan malas dengan pekerjaanya. mempengaruhi kepuasan kerja seseorang Meskipun kepuasan kerja merupakan hal (Spector, 1996). Ditambahkan oleh Locke (dalam yang sangat penting, namun dalam kenyataannya Munandar, 2001), pekerjaan yang membutuhkan di Indonesia dan juga di beberapa negara lain, banyak ragam keterampilan yang digunakan,

(3)

dikonstruk sendiri oleh peneliti. Teknik analisis

METODE PENELITIAN data menggunakan teknik analisis product

Penelitian ini termasuk dalam penelitian

moment dari Pearson. Analisis data yang

korelasional. Penelitian korelasional merupakan

digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian yang mempelajari hubungan dua

menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi

dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS dalam variabel lain ( Noor, 2011). Metode dalam 16.0 for windows.

penelitian ini merupakan penelitian penjelasan

(explanatory research), yakni penelitian untuk HASIL DAN PEMBAHASAN

menjelaskan hubungan kausal antar variabel Berdasarkan analisis statistik, diperoleh melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, 1989). koefisien korelasi Pearson sebesar -0,274 dengan taraf signifikansi sebesar 0,045. Taraf signifikansi Variabel bebas dari penelitian ini adalah

yang berada pada p < 0,05 menandakan bahwa Ha konflik peran ganda (work family conflict).

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada D e f i n i s i o p e r a s i o n a l m e n g g u n a k a n

hubungan antara konflik peran ganda dengan pengkarakteristikan yang disampaikan oleh

kepuasan kerja pada karyawati bagian produksi Greenhaus dan Beutell (1985), konflik peran ganda PT.X. Koefisien korelasi yang bertanda negatif yaitu konflik peran yang dialami dalam diri menunjukkan adanya korelasi negatif antara individu dalam hal hubungan dengan pasangan variabel. Korelasi negatif terjadi apabila hidup, menjadi orang tua, dan mengurus rumah perubahan pada salah satu variabel diikuti dengan perubahan pada variabel lain dengan arah yang tangga atas adanya tekanan waktu, tuntutan

berlawanan (berbanding terbalik). Artinya, pekerjaan, dan tuntutan keluarga dalam

apabila variabel yang satu meningkat, maka akan menjalankan peran pekerjaan dan keluarga secara

diikuti penurunan pada variabel yang lain. Apabila bersamaan. Sedangkan variabel terikat dari

variabel yang satu turun, maka akan diikuti penelitian ini adalah kepuasan kerja. Definisi peningkatan pada variabel yang lain. Jadi, semakin operasional menggunakan pengkarakteristikan tinggi konflik peran ganda, maka kepuasan kerja yang disampaikan oleh Spector (1996) yaitu cara semakin rendah. Begitu pula sebaliknya, semakin penilaian seseorang dalam menyukai pekerjaan rendah konflik peran ganda, maka semakin tinggi kepuasan kerja. Hasil penelitian ini mendukung mereka, dimana penilaian ini dipengaruhi oleh

beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian dari gaji, kesempatan promosi, supervisi, tunjangan di

Kim dan Ling (2001) menunjukkan bahwa konflik luar gaji, penghargaan dari perusahaan, prosedur

peran ganda dapat mempengaruhi kesejahteraan pekerjaan, rekan kerja, sifat pekerjaan, dan

seseorang serta mempengaruhi kepuasan komunikasi. Dalam melakukan penilaian terhadap pekerjaan, pernikahan, dan kehidupan tersebut, orang memungkinkan untuk melihat seseorang.

secara keseluruhan aspek-aspek kepuasan kerja, Berdasarkan analisis statistik deskriptif, diketahui aspek kepuasan kerja yang memiliki maupun hanya sebagian aspek dari kepuasan

penilaian paling tinggi adalah sifat pekerjaan, kerja. Jadi, dapat pula dikatakan bahwa definisi

sedangkan aspek kepuasan kerja yang memiliki operasional adalah skor yang dicapai dalam skala

penilaian paling rendah adalah tunjangan. Aspek kepuasan kerja yang dikonstruk peneliti.Subjek

berikutnya yang mendapat penilaian rendah penelitian ini adalah karyawati bagian produksi adalah penghargaan dari perusahaan. Aspek lain jamur PT.X dengan karakteristik telah menikah, yang perlu mendapat perhatian dari perusahaan memiliki anak, dan tidak memiliki asisten rumah adalah menyangkut gaji, kesempatan promosi dan tangga. Data diperoleh menggunakan skala supervisi. Sementara aspek prosedur pekerjaan, rekan kerja, dan komunikasi dalam organisasi konflik peran ganda sebanyak 16 item valid dan

sudah mendapat penilaian yang baik, sehingga skala kepuasan kerja sebanyak 22 item valid yang

(4)

Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict)

membuat pekerjaan semakin bervariasi sehingga

Menurut Greenhaus dan Beutell (1985, tidak mudah membuat bosan. Sedangkan

dalam Lilly,dkk., 2006), konflik peran ganda (work pekerjaan yang memerlukan sedikit ragam family conflict) didefinisikan sebagai suatu bentuk keterampilan, akan semakin membosankan, konflik peran dalam diri seseorang yang muncul sehingga cenderung menimbulkan perasaan karena adanya tekanan peran dari pekerjaan yang kurang puas terhadap pekerjaan (Spector, 1996; bertentangan dengan tekanan peran dari keluarga. Konflik peran ganda bisa terjadi akibat lamanya Locke dalam Munandar, 2001). Terkait persoalan

jam kerja dari individu, sehingga waktu bersama kepuasan kerja, berdasarkan survey internal yang

keluarga menjadi berkurang. Individu harus dilakukan oleh perusahaan, diketahui bahwa 70%

menjalankan dua peran pada saat yang bersamaan, pekerja produksi tidak puas terhadap manajemen

yakni dalam pekerjaan dan dalam keluarga, perusahaan. Berdasarkan semua paparan di atas, sehingga faktor emosi dalam satu wilayah maka penelitian ini bertujuan untuk menggali mengganggu wilayah lainnya (Greenhaus & informasi lebih lanjut mengenai fenomena Beutell, 1985 dalam Lilly,dkk., 2006). Lebih lanjut Simon (2004) mengatakan bahwa konflik peran sekaligus menjawab problem apakah ada

ganda mucul karena adanya beberapa faktor, yaitu hubungan antara konflik peran ganda dengan

adanya tuntutan dari pekerjaan dan keluarga, kepuasan kerja pada karyawati bagian produksi

kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan PT.X.

keluarga, dan adanya tekanan dari pekerjaan

Kepuasan Kerja

membuat seseorang sulit untuk memenuhi Menurut Spector (1996), kepuasan kerja

kebutuhan keluarga dan kewajiban pekerjaan yang merupakan variabel sikap yang merefleksikan

seringkali merubah rencana bersama keluarga. bagaimana perasaan evaluatif individu mengenai

Konflik peran ganda dikonsepsikan terdiri pekerjaannya, baik secara keseluruhan maupun

dari konstruk yang berdimensi berbeda, yang dari berbagai aspek pekerjaannya. Secara singkat,

mengacu pada arah konflik pekerjaan keluarga Spector (1996) menjelaskan bahwa kepuasan kerja

dan konflik keluarga pekerjaan (Greenhaus & adalah bagaimana individu menyukai pekerjaan

Beutell dalam Posig & Kickul, 2004; Harsono,dkk., mereka dan ketidakpuasan kerja adalah

2011; Gutek, dkk., 1991). Konflik pekerjaan keluarga bagaimana individu tidak menyukai pekerjaan

terjadi apabila pengalaman-pengalaman dalam mereka. Kepuasan kerja merupakan cara

pekerjaan mengganggu kehidupan keluarga seseorang dalam menilai pekerjaannya, baik

(Greenhaus & Beutell, 1985 dalam Grandey,dkk., secara keseluruhan maupun dari berbagai aspek

2005). Artinya, peran dalam pekerjaan pekerjaan yang terdiri dari gaji, kesempatan

mengganggu peran dalam keluarga (Boyar,dkk., promosi, supervisi, tunjangan di luar gaji,

dalam Alam,dkk., 2011). Konf lik pekerjaan penghargaan dari perusahaan, prosedur

keluarga dapat menyita waktu dan energi pekerjaan, rekan kerja, sifat pekerjaan, dan

seseorang sehingga menyebabkan perasaan komunikasi (Spector, 1996).

terancam dalam diri seseorang serta perilaku Menurut Spector (1996), ada tiga faktor

negatif dalam pekerjaan (Grandey,dkk., 2005). yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

S e d a n gk a n ko n f l i k ke l u a rg a p e ke r j a a n seseorang, yaitu faktor lingkungan, faktor

didefinisikan sebagai suatu bentuk konf lik personal, serta faktor interaksionis. Faktor

dimana terdapat tekanan peran dari keluarga yang lingkungan terdiri dari karakteristik pekerjaan,

bertentangan dengan tekanan peran dari variabel peran, konflik peran ganda, dan gaji.

pekerjaan (Greenhaus & Beutell, 1985 dalam Faktor personal terdiri dari kepribadian, gender,

Grandey,dkk., 2005). Artinya, peran dalam usia, dan perbedaan budaya. Sedangkan faktor

keluarga mengganggu peran dalam pekerjaan interaksionis merupakan faktor penentu kepuasan

(Boyar,dkk., dalam Alam,dkk., 2011). Konflik ini kerja yang berasal dari gabungan atau interaksi

terjadi bila pengalaman dalam keluarga dari faktor lingkungan dan personal.

mengganggu atau mempengaruhi pekerjaan seseorang (Grandey, dkk., 2005).

(5)

Hasil penelitian ini menghasilkan hubungan antara konflik peran ganda (work family koefisien korelasi Pearson sebesar -0,274 yang conflict) dengan kepuasan kerja pada karyawati

menunjukkan kekuatan hubungan yang lemah bagian produksi PT.X terbukti, namun memiliki antara dua variabel. Hasil penelitian memang kekuatan hubungan yang tergolong lemah. menunjukkan adanya hubungan antara konflik Hubungan antara konflik peran ganda (work peran ganda dengan kepuasan kerja pada family conflict) dengan kepuasan kerja pada

karyawati bagian produksi PT.X. Namun, apabila karyawati bagian produksi PT.X diketahui ditinjau dari lemahnya kekuatan hubungan antara merupakan hubungan yang negatif. Artinya dua variabel, hal ini bisa dikarenakan bahwa semakin tinggi konflik peran ganda (work family konflik peran ganda bukan merupakan satu- conflict) pada karyawati, maka kepuasan kerjanya

satunya faktor yang mempengaruhi kepuasan semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, kerja yang dimiliki oleh individu. Ada banyak semakin rendah konflik peran ganda (work family faktor-faktor lain yang tidak memungkinkan conflict) pada karyawati, maka kepuasan kerjanya

untuk dikontrol secara keseluruhan seperti faktor- semakin tinggi. faktor yang telah diulas pada bab sebelumnya.

Faktor lain yang turut mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, seperti faktor variasi keahlian individu, otonomi individu dalam mengerjakan tugas, feedback yang didapatkan individu atas tugas yang diselesaikan, dan hal lain menyangkut karakteristik pekerjaan itu sendiri (Hackman dan Oldham's, 1976 dalam Spector, 1996). Misalnya, seseorang yang memandang tugasnya sebagai tugas yang penting, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja (Munandar, 2001). Selain itu, dari sisi personal, faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang di antaranya kepribadian dan perbedaan budaya. Selanjutnya, beberapa studi menemukan bahwa pekerja kulit hitam memiliki kepuasan kerja yang sedikit lebih rendah dari pekerja kulit putih di Amerika (Greenhaus, dkk., 1990; Tuch & Martin, 1991 dalam Spector 1996). Hal ini bisa disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman sehingga mempengaruhi kepuasan kerja. Hal tersebut memungkinkan terjadi pada subjek penelitian. Dalam hal ini, perbedaan budaya tidak dikontrol dalam penelitian. Padahal, jika dilihat dari lokasi penelitian yang terletak di Probolinggo, dimana sebagian besar pekerja berasal dari penduduk lokal, maka memungkinkan karyawati memiliki latar belakang budaya yang berbeda, yaitu budaya Jawa dan budaya Madura.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data, maka diperoleh kesimpulan bahwa Ha yang berbunyi, “ada hubungan antara konflik peran ganda (work

family conflict) dengan kepuasan kerja pada

karyawati bagian produksi PT.X” diterima. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian mengenai

(6)

PUSTAKA ACUAN

Ahmad, Aminah., Ngah, Noryati. (2008). Role conflict, work family conflict, and job

satisfaction among single mother employees. The International Journal of

Humanities, 6

Alam, M.A., Sattar, A., & Chaudhury, N. (2011). Work family conflict of women managers

in dhaka. Asian Sosial Science, 7 (7), 108-114

Ansari, S.A. (2011). Gender difference : Work and family conflicts and family-work

conflicts. Pakistan Business Review

Anshori, M., & Iswati, Sri. (2009). Metodologi penelitian kuantitatif. Surabaya:

Airlangga University Press

As'ad, M. (1984). Psikologi industri. Yogyakarta: Liberty

Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985). Sources of conflict between work and family

roles. Academy of Management Review, 10(1), 76-88

Grandey, A.A., Bryanne, L.C., & Ann, C.C. (2005). A longitudinal and multi-source test of

the work-family conflict and job satisfaction relationship. Journal of

Occupational and Organizational Psychology, 78, 305-323

Gutek, B.A., Searle, S., & Klepa, L. (1991). Rational versus gender role explanation for

work family conflict. Journal of Applied Psychology, 10(1), 76-88

Harsono., & Juariyah, L. (2011). Pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap perilaku

withdrawl pasangan suami istri yang bekerja. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16 (1), 53-62

Johan, R. (2002). Kepuasan kerja karyawan dalam lingkungan institusi pendidikan.

Jurnal Pendidikan Penabur, 1, 6-30

Ketidakpuasan kerja (2010, 4 Januari). Wartawarga [on-line]. Diakses pada tanggal 7

Maret 2012 dari

Kim, L.S., & Ling, C.S. (2001). Work-family conflict of women enterpreneurs in

singapore. Women in Management Review, 16 (5), 204-221

Lilly, J.D., & Duffy, J.A. (2006). A gender-sensitive study of McClelland's needs, stress,

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/ketidakpuasan-kerja-22/

(7)

and turnover intent with work-family conflict. Women in Management Review,

21(8), 662-680

Munandar, U. (1985). Emansipasi dan peran ganda wanita Indonesia (Suatu tinjauan

psikologis). Jakarta: UI Press

Munandar, A.S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI Press

Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi penelitian skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah.

Jakarta: Kencana

Posig, M., & Kickul, J. (2004). Work role expectations and work family conflict: gender

differences in emotional exhaustion. Women in Management Review, 19 (7),

373-378

Prawitasari, A.K., Purwanto, Y., & Yuwono, S. (2007). Hubungan work-family conflict

dengan kepuasan kerja pada karyawati berperan jenis kelamin androgini di

pt.tiga putera abadi perkasa cabang purbalingga. Indigenous, Jurnal Ilmiah

Berkala Psikologi, 9 (2), 1-13

Singarimbun, M., & Effendi, S. (1989). Metode penelitian survai (edisi revisi). Jakarta:

LP3ES

Spector, P.E. (1996). Industrial and organizational psychology, Research and practice.

USA: John Wiley & Sons,Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal terjadinya kahar atau gangguan teknis (contoh : gangguan daya listrik, gangguan jaringan, gangguan aplikasi)terkait dengan pelaksanaan e-Tendering

Sekolah adalah ligkungan resmi yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, bencana, sengaja dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang

penelitian menunjukkan bata ringan mengalami peningkatan kuat tekan hingga 3,11 MPa, namun pengaruh silika terhadap daya serap air tidak menunjukkan ada pengaruh

Gedung baru itu jelas bukan aspirasi rakyat, tapi hanya kemauan anggota dewan, menurut perspektif anggota dewan, berangkat dari selera ingin mendapat fasilitas mewah tanpa berkaca

Al-hamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sholawat serta salam selalu tercurah kepada

Menurut Wahyudin (Hulu, 2009:3) bahwa pada masa sekarang ini para siswa sekolah menengah mesti mempersiapkan diri untuk hidup dalam masyarakat yang menuntut

Renungkanlah wasiat dan perintah yang agung dan mulia ini dengan senantiasa mengingat Allah ّلجوّزع dalam semua ibadah haji seperti wukuf di arafah yang diperintahkan untuk

Tanpa adanya kesadaran akan sebuah ketertiban dari dalam diri siswa (ketertiban dalam materi) maka sulit sekali untuk mencapai hasil maksimal dari suatu pembelajaran.