• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA PENYIARAN. Freddy H. Tulung Dirjen Sarana Komunikasi & Diseminasi Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEDIA PENYIARAN. Freddy H. Tulung Dirjen Sarana Komunikasi & Diseminasi Informasi"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

MEDIA PENYIARAN

Freddy H. Tulung Dirjen Sarana Komunikasi & Diseminasi Informasi

(2)

2

IDUSTRI KREATIF

INGGRIS NEW ZEALAND INDONESIA

Advertising Advertising Advertising

Architecture Architecture Architecture

Art & Antique market Art & Antique market Art & Antique market

Crafts Crafts Crafts

Design Design Design

Designer Fashion Designer Fashion Designer Fashion

Film & Video Film & Video Film & Video

Interactive Leisure Software Interactive Leisure Software Interactive Leisure Software

Music Music Music

Performing Arts Performing Arts Performing Arts

Publisihing Publisihing Publisihing

Software & Computer Service Software & Computer Service Software & Computer Service

Television & Radio Television & Radio Television & Radio

Photography Reasearch

(3)

3

KOMPOSISI NILAI EKSPOR KOMODITI UTAMA INDONESIA 2006

Manufacturing Goods , 72,765,117,244 , 8% Creative Industry, 81,428,475,834 , 9% Raw Material, 105,037,900,000 , 12%

Misc Manufacturing & Articles, 102,998,609,313 , 12% Machine & Transportation Equipment, 127,362,400,000 , 14% Animal & Vegetable Oil

Fat, 55,842,820,000 , 6%

Food & Live Animals , 45,920,820,000 , 5%

Chemicals, 46,317,700,000 , 5%

Other Commodity, 4,811,737,608 , 1%

Beverage & Tobacco, 3,247,200,000 , 0%

Fuel & Lubricants, 245,984,420,000 , 28%

KOMPOSISI EKSPOR INDONESIA 2006

CREATIVE INDUSTRY 81.428.475.834 9%

(4)

4

KOMPOSISI TENAGA KERJA

KOMPOSISI JUMLAH TENAGA KERJA KELOMPOK INDUSTRI KREATIF 2006

Fesyen , 2,623,675 , 54% Kerajinan , 1,523,059 , 31%

Penerbitan dan Percetakan, 65,913 , 1%

Desain, 272,540 , 6%

Riset dan Pengembangan, 7,654 , 0%

Televisi dan Radio, 142,227 , 3%

Musik, 88,430 , 2%

Layanan Komputer dan Piranti Lunak, 8,216 , 0%

Permainan Interaktif, 2,662 , 0%

Seni Pertunjukkan, 8,285 , 0% Film, Video, Fotografi, 16,480 ,

0%

Arsitektur, 32,642 , 1% Pasar Seni dan Barang Antik,

45,026 , 1%

(5)

5

“9” SHIFTING

 Shifting Generalist to Individualist  Shifting Analog to Digital

 Shifting Single system ke Multimode System receiver

 Shifting dari One Way ke Two way (interactive)

 Shifting Family based to multidimensional content

 Shifting dari Free based to Subscribed/Pay Per View

based

 Shifting Speed of absoelesence dari 2-3 tahun menjadi 1

tahun bahkan kurang

 Shifting dari National Coverage ke International

Coverage

(6)

6

SHIFTING …

(7)

7

Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran mengalami keterlambatan dalam

pelaksanaannya karena adanya proses

constitutional review di Mahkamah Konstitusi dan

telah diputuskan berdasarkan putusan Mahkamah

Konstitusi No. 030/SKLN-IV/2006, tanggal 17 April

2007 jo. putusan Mahkamah Konstitusi No.

031/PUU-IV/2006, tanggal 17 April 2007.

(8)

8

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2005 tentang

Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta juga mengalami keterlambatan dalam

pelaksanaannya karena adanya proses judicial review di Mahkamah Agung dan telah diputuskan

berdasarkan putusan Mahkamah Agung No. 18P/HUM/ 2006, tanggal 19 April 2007, yang berimplikasi ke

dalam penyusunan regulasi nasional di bidang

penyiaran tentang sistem stasiun jaringan Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi dan

kesiapan pelaksanaan Sistem Stasiun Jaringan.

Saat ini Depkominfo terus melengkapi

peraturan-peraturan di bidang penyiaran yang sangat

dibutuhkan bagi perkembangan industri penyiaran di Indonesia.

(9)

9

KONDISI TELEVISI

10 TV Swasta 10 TV Swasta

Izin Nasional Izin Nasional

Jangkuan Jangkuan Nasional

Nasional

UU Penyiaran No. 24/1997:

UU Penyiaran No. 24/1997:

TV swasta memiliki jangkauan

TV swasta memiliki jangkauan

nasional dengan membangun

nasional dengan membangun

stasiun relai di seluruh

stasiun relai di seluruh

Indonesia

Indonesia

(10)

10 LPS Jasa Penyiaran Televisi :

- 10 stasiun

penyiaran - 175 pemohon izin

Jangkauan Wilayah LPS Televisi : Dalam wilayah Provinsi kecuali

(11)

11

ANALISA SITUASI

• Kebijakan penyiaran menetapkan adanya lembaga

penyiaran lokal dan lembaga penyiaran berjaringan.

• Program siaran dari lembaga penyiaran ditempatkan pada

salah satu bagian kanal (slot) di masing – masing wilayah layanan.

• Lembaga penyiaran berjaringan memerlukan sarana

penghubung antara stasiun induk dengan stasiun

jaringannya (misalnya, dengan satelit atau leased line dari penyelenggara infrastruktur jaringan telekomunikasi).

• Penyelenggaraan penyiaran publik dan swasta serta

komunitas dialokasikan dengan jumlah slot yang proporsional.

(12)

12

KAJIAN HUKUM

1. UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran :

Bahwa penyiaran TV dan radio harus memiliki IPP (pasal 33 ayat 1)  LPS hanya dapat menyelenggarakan 1 siaran dengan 1 saluran siaran

pada 1

 Cakupan wilayah siaran (pasal 20) sehingga tidak relevan lagi pada era

penyiaran

 Digital karena penyiaran digital sifatnya adalah banyak siaran pada 1

saluran

 Siaran di 1 cakupan wilayah siaran.

2. UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

Setiap Penyelenggaraan Telekomunikasi harus mendapatkan izin dari

Pemerintah (pasal 11)

 Salah satu bentuk penyelenggaraan telekomunikasi adalah

(13)

13

Contoh Penyiaran Digital

Sport Bencana alam Gambar asli Sambil jalan Di kereta api Di kendaraan Di rumah Berita Compressed HDTV SDTV Kapan saja Dimana saja

Gambar dan suara kualitas tinggi

Compressed

10110 ・・・

Siara

n Digital Multiplexing ke satu kanal

(14)

14

PENERAPAN PENYIARAN SISTEM DIGITAL

 Sasaran dari penetapan teknologi digital untuk

penyiaran TV dan radio adalah dalam rangka ketersediaan ruang (slot) bagi penyelenggaraan penyiaran, baik bagi pengembangan yang ada

sekarang maupun bagi penyelenggaraan penyiaran baru yang tidak dapat ditampung dengan teknologi analog sehingga akan menjadi solusi yang

ditawarkan kepada penyelenggara dan calon penyelenggara penyiaran baru.

 Moratorium (penghentian proses perizinan baru) agar

kanal yg diperuntukkan bagi alokasi spektrum penyiaran digital dijamin keberadaannya.

(15)

15 Lanjutan…

• Untuk TV digital, teknologi yang digunakan adalah DVB-T yang telah ditetapkan standarnya melalui Permen 7/2007. Segera ditetapkan teknologi radio siaran digital

menggunakan teknologi T-DAB, sebagai solusi telah

penuhnya kanal. T-DAB yang dialokasikan berdampingan dengan TV analog pada pita VHFsudah diterapkan secara operasional di beberapa negara dan well-proven, maka

trial di Indonesia tidak diperlukan lagi.

• Setiap kanal frekuensi selebar 8 MHz (band IV dan V UHF) dapat digunakan untuk membawa 6 program siaran TV

dan pada frekuensi selebar 7 MHz (band III VHF), dapat membawa 28 program siaran radio. Program siaran TV dan siaran radio ditempatkan dalam slot yang merupakan bagian dari kanal.

(16)

16 Lanjutan…

• Penerapan siaran TV digital sebagai pengganti TV analog pada pita UHF dilakukan secara bertahap sampai suatu batas waktu cut-off TV analog UHF yang ditetapkan (2013 di kota besar dan 2017 secara nasional). Sedangkan untuk siaran radio, penerapan digital menggunakan teknologi T-DAB bukan menggantikan standar radio yang ada (FM dan AM) melainkan pengayaan terhadap layanan jasa penyiaran radio.

(17)

17

PENYELENGGARAAN PROGRAM SIARAN DAN

PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR

1. Di dalam penyelenggaran penyiaran TV dan radio digital tanpa bayar (free-to-air), dipisahkan antara :

penyelenggaraan program siaran yang

menyediakan konten siaran ; dan

penyelenggaraan infrastruktur yang

menghimpun konten – konten dari beberapa penyelenggara program siaran serta

menggunakan frekuensi untuk dipancarkan ke pesawat penerima radio dan TV.

2. Setiap kanal frekuensi tidak boleh dikuasai hanya untuk satu penyelenggara program siaran.

(18)

18

 Penyelenggaraan program siaran adalah

penyelenggaraan yang mendapatkan IPP (Izin

Penyelenggaraan Penyiaran) yang hanya berfungsi menyediakan konten siaran serta menggunakan infrastruktur yang dimiliki oleh penyelenggara

infrastruktur dalam rangka konten siarannya dapat

didistribusikan (dipancarkan) ke penerima TV atau radio digital.

Penyelenggaraan infrastruktur meliputi fungsi

multiplexing beberapa program siaran dan fungsi

pemancaran siaran di satu wilayah layanan.

 Penyelenggaraan infrastruktur yang dimaksud pada butir

4 adalah penyelenggaraan jaringan telekomunikasi yang mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan

telekomunikasi dan izin penggunaan frekuensi (ISR) Lanjutan…

(19)

19

PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR

 Pengaturan penyelenggara infrastruktur berada di bawah

Undang – Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi. Bentuk penyelenggaraannya adalah

penyelenggara jaringan tetap tertutup (pasal 33 KM 20/2001).

 Penyelenggara infrastruktur penyiaran digital adalah pihak yang

memiliki fungsi sbb :

Fungsi multiplexing : Bertindak menyediakan jasa

distribusi bandwidth (slot) dalam 1 kanal frekuensi untuk digunakan oleh bermacam – macam jenis program siaran sehingga efisien dan optimal.

Fungsi pemancaran : Membangun infrastruktur pemancar

penyiaran digital sesuai aturan – aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah (Depkominfo), mulai dari antena pemancar, menara, saluran penghubung dari terminal output content, hingga komponen – komponen infrastruktur lainnya sehingga pentransmisian program siaran digital berjalan dengan baik dan tidak mengalami gangguan.

(20)

20

LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN

PELAKSANAAN TV DIGITAL DVB-T MELALUI TRIAL

 Akan dilakukan TRIAL yang tujuannya adalah untuk

mendapatkan skema model usaha (business

model) penyelenggaraan infrastruktur dan konten, dan apabila berhasil akan ditetapkan dalam suatu kebijakan penyelenggaraan TV digital bagi LPP, LPS, dan LPK

(21)

21

DIGITAL MIGRATION ROAD MAP

2008 2012 PHASE 1

• No new analog TV

license

• Introduce DTV

(Band IV & V) and T-DMB/DAB

(Band III)

• Simulcast period • Selective analog

TV Switch off (Band III, IV & V), particularly in big city

2013 2017 PHASE 2

• Analog switched

off in big cities, & continue in other regional areas

• Sttart with new

license for mux operator at the analog frequency, that already migrate to digital as plan 2017 PHASE 3 • All analog TV totally switched off; digital broadcast fully operate in Band III, Band IV & V (Ch 22-Ch 48)

• Ch 49 and higher

will be allocated for future wireless telecommunication system (WRC-03/07)

(22)

22

SISTEM STASIUN JARINGAN (SSJ)LPS TELEVISI

Satelit 2 Wilayah Prov. Stasiun relai Wilayah RI Induk SJ IKP Anggota SJ Anggota SJ Stasiun relai Stasiun relai IKP/IKK IKP/IKK

SSJ dengan jangkauan wilayah terbatas terdiri dari: b. Induk SSJ yang terletak di Ibukota Provinsi; dan c. Anggota SSJ terletak di ibukota provinsi,

(23)

23

DAMPAK POSITIF DITERAPKANNYA SSJ

1.

Tersebarnya kepemilikan dan content

penyiaran secara merata di setiap

daerah

2.

Pemberdayaan sumber daya lokal

(budaya, SDM, modal, dll)

3.

Berkembangnya industri lokal yang

terkait dengan bidang penyiaran (PH,

Artis lokal, iklan lokal, dll)

4.

Adanya keseimbangan informasi

antara pusat dan daerah

(24)

24

UPAYA PEMERINTAH DALAM IMPLEMENTASI SSJ

1. Peningkatan infrastruktur jaringan untuk hubungan antar induk/anggota stasiun jaringan dengan stasiun relai

Penggelaran fiber optic (Palapa Ring)

• Penambahan kapasitas tranponder satelit

2. Memfasilitasi hubungan dengan pemerintah daerah dalam membangun stasiun lokal

3. Koordinasi dengan Bapepam, BKPM, dan BEJ

4. Memfasilitasi dalam peningkatan SDM melalui pelatihan (pemberdayaan MMTC Yogyakarta)

(25)

25

KENDALA YANG DISAMPAIKAN OLEH ATVSI

DALAM IMPLEMENTASI SSJ

1. ASPEK TEKNIS

 Kurang tersedianya infrastruktur (transponder satelit, Fiber

Optic, Microwave) untuk menghubungkan induk/anggota stasiun jaringan dengan stasiun relai di wilayah provinsi yang sama

2. ASPEK LEGAL

 Kesulitan dalam memecah aset perusahaan menjadi

beberapa badan hukum yang terpisah, khususnya bagi LPS yang sudah go public (Tbk)

 Dengan lepasnya aset pada perusahaan yang sudah Tbk,

akan merugikan investor publik

(26)

26 Lanjutan…

1. ASPEK KEUANGAN

 Memerlukan investasi yang besar untuk membentuk

stasiun-stasiun penyiaran lokal di daerah (SDM, perangkat studio, materi siaran lokal)

 Kesulitan dalam pembagian pendapatan dengan

investor daerah

2. ASPEK SDM DAN OPERASIONAL

 Perlunya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM di

daerah

 Biaya operasional menjadi lebih besar

 Dengan situasi pasar iklan lokal yang sepi, sulit bagi

stasiun penyiaran lokal untuk bisa menutupi biaya operasionalnya yang tinggi

(27)

27

PERMODALAN

1. Modal awal LPS seluruhnya dimiliki oleh WNI

dan/atau BHI dan seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI.

2. LPS dapat melakukan penambahan modal dari

WNA dan/atau BHA yang jumlahnya tidak lebih dari 20% di seluruh modal yang ditempatkan atau disetor penuh dan dimiliki oleh dua pemegang saham

3. Pembatasan penambahan modal asing dilakukan

baik langsung maupun tidak langsung

4. 80% modal LPS harus tetap dimiliki oleh WNI

5. Setiap transaksi atas saham LPS yang

menyebabkan kepemilikan modal asing melebihi 20% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh wajib dikembalikan ke pagu 20%

(28)

skdi/kadin/hn 28

TERIMA KASIH

Dalam rangka “Rakornas Telematika dan Media 2008” Kadin Indonesia, Jakarta, 23 Juni 2008

Gambar

Gambar dan suara  kualitas tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun demikian dalam penelitian diatas belum ada yang meneliti secara terintegrasi mengenai sisi persediaan, kebutuhan, produktivitas, neraca tenaga kerja dan basis

Penerapan proses manajemen risiko dapat dilakukan pada seluruh aktivitas bisnis perusahaan air minum atau secara khusus lebih menekankan pada aktivitas manajemen

untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok uji yang dibandingkan. Dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan jika nilai p<0,05. Kontrol

( a ) karbon, ( b )platina, dan( c ) emas Dari hasil pengukuran terhadap larutan blanko pada potensial -1 V hingga + 1 V tidak dijumpai adanya kemunculan puncak

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 KODE REKENING URAIAN JUMLAH (RP.. Belanja Modal

Untuk menghilangkan rasa nyeri dari perifer ke SSP yg sifatnya reversible dan obat ini bekerja pada semua bagian saraf dan semua jenis saraf sensorik dan motorik.. contoh :

Kehidupan informan sebagai personal trainer di panggung depan merupakan hasil pengelolaan pesan dan kesan yang di bentuk dan dirancang sedemikian rupa agar memenuhi

Reaksi pembukaan cincin epoksida dengan menggunakan alkohol dapat menghasilkan senyawa beta hidroksi eter dan keton (Rios 2003). Hasil transformasi gugus epoksida menjadi