• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN NILAI-NILAI TRADISIONAL ETNIS TIONGHOA DALAM PRAKTIK PEREKRUTAN KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN NILAI-NILAI TRADISIONAL ETNIS TIONGHOA DALAM PRAKTIK PEREKRUTAN KARYAWAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN NILAI-NILAI TRADISIONAL ETNIS TIONGHOA

DALAM PRAKTIK PEREKRUTAN KARYAWAN

TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Manajemen

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Fakultas : Ekonomika dan Bisnis

Program Studi : Manajemen

Oleh :

ADETIYA YUNIANTI 212014025

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii Abstract

This study is a qualitative study that aims to investigate the implementation tradisional Chinese ethnic values Hopeng, Hongshui and Hockey in Business practice of ethnic Chinese entrepreneurs. The focus of this research is to explain what is done by ethnic Chinese entrepreneurs to the employees’ recruitment practice that will be linked with related Management theory. A semi-structured interview method is used to get the data with the 20 participants. The results of the study showed that: (i) 13 participants did not implement and 7 participants implemented that,, (ii) The source of recruitment came from neighbors, family and connections, (iii) the employee criteria were based on face shape and Chinese zodiac, (iv) the reasons in implementing the tradisional values were the culture, family environment and friends, (v) the reasons why it was not implemented because of the tradisional values such as religion, family Environment and distrust, (vi) the recruitment process is done based on the principles of tradisional Chinese values that were appropriate with the Management theory but tradisional process is still used.

Keywords : Traditional Chinese Ethnic Values, Employees Recruitment, Culture, Criteria, Management Theory.

(8)

viii Saripati

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk meneliti nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam praktek bisnis yang dilakukan oleh wirausaha etnis Tionghoa. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan apa yang dilakukan oleh wirausaha etnis Tionghoa pada praktek perekrutan karyawan yang akan dikaitkan dengan teori manajemen terkait. Penelitian ini mendapatkan data dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur dengan jumlah responden 20. Hasil penelitian menunjukan: (i) 13 responden tidak menerapkan dan 7 responden menerapkan, (ii) Sumber rekrutmen berasal dari tetangga, keluarga dan koneksi, (iii) kriteria karyawan berdasarkan Hongshui yaitu bentuk wajah dan shio, (iv) alasan menerapkan nilai-nilai tradisional yaitu budaya, lingkungan keluarga dan teman, (v) alasan tidak menerapkan nilai-nilai tradisional karena agama, lingkungan keluarga dan tidak percaya, (vi) proses perekrutan yang dilakukan berdasarkan prinsip nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa sesuai dengan teori manajemen namun dengan proses yang masih tradisional.

Kata kunci : Nilai-Nilai Tradisional Etnis Tionghoa, Perekrutan Karyawan, Budaya, Kriteria, Teori Manajemen

(9)

ix

Kata Pengantar

Nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa dalam berdagang terdiri dari Hopeng, Hongshui dan Hokki yang merupakan suatu kebudayaan yang masih diterapkan oleh para wirausaha etnis Tionghoa. Wirausaha etnis Tionghoa menerapkan prinsip ini dalam praktek pelaksanaan bisnis. Riset sebelumnya menunjukan bahwa nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa masih relevan dan digunakan hingga sekarang, hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut bagaimana cara mereka menerapkan nilai-nilai tradisional tersebut dalam kegiatan proses perekrutan karyawan yang mereka lakukan apakah sesuai dengan teori manajemen terkait. Bentuk informasi dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dan rangkuman dari hasil wawancara.

Poin-poin yang akan dibahas dalam penelitian ini terdiri dari GAP penelitian pada bagian pendahuluan, teori tentang kewirausahaan, nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa dan rekrutmen karyawan akan dibahas pada landasan teori, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian dalam penelitian ini ditujukan untuk pengembangan riset selanjutnya. Semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat untuk pengembangan manajemen dalam konteks lain dan dijadikan pengetahuan baru bagi pembaca.

Salatiga, 26 Juli 2019

Penulis

(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan atas anugrahNya, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Berbagai pihak telah mendukung penyelesaian tugas akhir ini. Terima kasih kepada:

1. Ibu Komala Inggarwati, SE., MM., M.Bus (Mgt) selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan jalannya proses penelitian.

2. Papa, Mama, Kakak dan Saudara yang telah memberikan dukungan baik moril dan materi.

3. Dosen-dosen fakultas ekonomika dan bisnis yang sudah memberikan pengajaran yang baik selama masa kuliah.

4. Teman-teman semua yang sudah memberikan dukungan dan semangat selama proses penulisan tugas akhir ini.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berkontribusi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Salatiga, 26 Juli 2019

(11)

xi

Daftar isi

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... v

Abstract ... vii

Saripati ... viii

Kata Pengantar ... ix

UCAPAN TERIMA KASIH... x

Daftar isi... xi

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan masalah ... 2

C. Tujuan penelitian ... 3

D. Manfaat penelitian ... 3

TINJAUAN LITERATUR... 3

A. Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli ... 3

B. Manfaat Kewirusahaan ... 4

C. Nilai-Nilai Tradisional ... 5

D. Shio ... 6

E. Merekrut Pegawai ... 9

F. Metode Rekrutmen... 9

G. Hambatan dalam Rekrutmen... 10

METODE PENELITIAN... 11

A. Jenis Penelitian... 11

B. Populasi dan Sampel ... 11

C. Jenis dan Sumber Data ... 11

D. Metode Pengumpulan Data ... 12

E. Metode Analisis Data ... 12

(12)

xii

A. Profil Kawasan Pertokoan Adiwerna ... 13

B. Profil Narasumber ... 14

C. Penerapan Nilai-Nilai Tradisional Etnis Tionghoa dalam Rekrutmen ... 15

D. Hopeng dalam Rekrutmen ... 16

E. Hongshui dalam Rekrutmen ... 22

G. Pembahasan ... 28 PENUTUP... 32 Kesimpulan... 32 Saran ... 32 Daftar Pustaka ... 33

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Narasumber Menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki...14

Tabel 2. Daftar Narasumber Tidak Menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki..14

Tabel 3.Penerapan Nilai-Nilai Tradisional...15

Tabel 4.Penerapan Nilai Hopeng dalam Rekutmen...16

Tabel 5.Penerapan Nilai Hongshui dalam Rekrutmen...22

Tabel 6.Penerapan Nilai Hokki dalam Rekrutmen...26

(13)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia memiliki banyak pengusaha sukses dengan beragam latar belakang yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh lingkungan, adat dan budaya, cara berpikir dsb. Menjalankan suatu bisnis agar bisnis yang dijalankan bisa berhasil para pengusaha tersebut mempercayai kaidah-kaidah, aturan-aturan serta ajaran yang melekat pada suatu budaya, yang dimiliki oleh masing-masing etnis demi kelancaran dan kesuksesan bisnis yang dijalankan. Menurut pengertiannya etnis (suku bangsa) adalah suatu golongan manusia yg terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan (Wardhani, 2007:26).

Indonesia memiliki beragam etnis seperti etnis Jawa, Tionghoa, Batak, Minang, Sunda dan lain-lain. Beragam etnis di Indonesia yang mendominasi berwirausaha di Indonesia adalah etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa di Indonesia merupakan kaum minoritas yang jumlahnya hanya 3,5% dari populasi namun ternyata meskipun kaum minoritas ternyata etnis Tionghoa berhasil menguasai 73% perekonomian Indonesia (Wulandari, 2003).

Etnis jawa yang merupakan mayoritas di Indonesia yang tersebar di provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta mayoritas berprofesi sebagai petani dan pegawai di instansi-instansi perusahaan dan pemerintah, bekerja di luar negeri, dunia artis dan model dan sebagian lagi adalah pedagang (Wibisono, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan etnis Tionghoa lebih mendominasi perekonomian Indonesia dan bisa lebih berhasil dalam dunia wirausaha dibanding dengan masyarakat pribumi (Wulandari, 2003).

Etnis Tionghoa selama ini dikenal ahli dalam berdagang yang akhirnya juga mempengaruhi kesuksesan bisnisnya. Budaya berdagang etnis Tionghoa yang mereka bawa pada saat bermigrasi ke Indonesia merupakan kunci sukses dari keberhasilan bisnisnya di Indonesia. Budaya ini sudah dianut sejak dari leluhur mereka ribuan tahun yang lalu, sehingga tidak mudah ditinggalkan begitu saja. (Suryadinata, 2002).

Kebudayaan berdagang etnis Tionghoa yaitu nilai-nilai tradisional dalam berdagang “Hopeng”, ”Hongshui” dan “Hokki” (Ardiyani, 2013:2). Pengertian Hopeng adalah cara untuk menjaga hubungan baik dengan relasi bisnis. Menurut orang Tionghoa menjaga relasi dengan rekan bisnis dan pelanggan sangat penting dan diperlukan karena dengan adanya relasi yang baik membuat bisnis menjadi semakin berkembang karena dari dukungan para relasi yg sudah terjalin. Hongshui atau Fengshui adalah suatu yang dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya biasanya berkaitan dengan bangunan, air dan benda.

(14)

2

Fengshui sering dianggap takhayul namun tidak sedikit yang masih menggunakan Fengshui dalam menjalankan bisnis agar bisnis selalu lancar dan membawa keberuntungan seperti ajaran para leluhur. Hokki nilai ini masih berkaitan dengan Hongshui karena ada hubungannya dengan keberuntungan namun untuk Hokki adalah bagaimana cara untuk menyiasati nasib agar selalu baik dan beruntung. (Erniwati, 2007).

Di kota Tegal terdapat kawasan pertokoan Adiwerna dimana kawasan tersebut didominasi oleh wirausaha etnis Tionghoa. Kawasan tersebut sangat ramai dan padat setiap harinya dengan aktivitas jual belinya. Proses perdagangan ini sudah berlangsung cukup lama, dengan berbagai macam jenis bisnis.

Dari penelitian sebelumnya diperoleh hasil bahwa nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa masih dipertimbangkan dalam menjalankan bisnis (Haryanto, 2016). Sikap pedagang keturunan etnis Tionghoa terhadap kepercayaan Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam praktek bisnis menunjukan hasil yang positif pada usia dan tingkat pendidikan tertentu. (Yanti, 2003). Perkembangan bisnis kue keranjang yang mempercayai Hopeng, Hongshui dan Hokki mengalami peningkatan. (Rahdiyanto, 2011).

Dari fakta dan penelitian sebelumnya menunjukan bahwa wirausaha etnis Tionghoa yang menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki rata-rata bisa sukses, maka penulis ingin meneliti apakah para wirausaha etnis Tionghoa menggunakan nilai-nilai tradisional Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam praktek pelaksanaan bisnis yang berkaitan dengan cara merekrut pegawai.

B. Rumusan masalah

1. Apakah nilai-nilai tradisional Hopeng, Hongshui dan Hokki masih diterapkan oleh orang Tionghoa ?

2. Apa kriteria dalam merekrut karyawan berdasarkan prinsip Hopeng, Hongshui dan Hokki ? 3. Apakah alasan orang Tionghoa menggunakan prinsip Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam merekrut pegawai ?

4. Apakah alasan orang Tionghoa tidak menggunakan prinsip Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam merekut pegawai ?

(15)

3 C. Tujuan penelitian

Untuk menjelaskan bagaimana penerapan nilai-nilai tradisional Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam proses perekrutan pegawai serta apakah yang menjadi alasan mengapa masih menerapkan dan yang sudah tidak menerapkan.

D. Manfaat penelitian

Untuk dijadikan wawasan bagi pembaca tentang penerapan nilai-nilai tradisional Tionghoa Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam praktek pelaksanaan bisnis berkaitan dengan cara merekrut pegawai.

TINJAUAN LITERATUR

A. Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli

Kewirausahaan memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut para ahli, berikut adalah pengertian kewirausahaan menurut para ahli dari berbagai sumber :

“Entrepreneurship is the attempt to create value through recognition of business opportunity, the management of risk-taking appropriate to the opportunity, and through the communicative and management skills to mobilize human, financial, and material resources necessary to bring a project to fruition” (Kao, 1993).

Dengan kata lain kewirausahaan adalah cara yang dilakukan untuk menciptakan suatu nilai melalui manajemen risiko yang baik, menemukan peluang secara kreatif, ketrampilan komunikasi dan memobilisasi manusia, waktu dan uang untuk menghasilkan proyek agar terlaksana dengan baik. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the and different) (Drucker, 1985).

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi (Hisrich et al, 2008).

Dari beberapa definisi pengertian kewirausahaan menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang mempunyai suatu nilai

(16)

4

tertentu dengan cara yang kreatif yang dilakukan oleh seseorang (wirausaha) dengan menanggung sejumlah risiko tertentu.

B. Manfaat Kewirusahaan

Kewirausahaan memiliki manfaat tersendiri bagi para pebisnis untuk dapat mengelola suatu bisnis diperlukan suatu keyakinan agar usaha dapat berhasil. Menurut (W. Zimmerer et al., 1996) manfaat kewirausahaan adalah :

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri

Mempunyai usaha sendiri merupakan cara yang tepat untuk menuangkan semua ide yang dimiliki secara bebas dan tanpa terikat oleh orang lain yang dapat mewujudkan cita-cita yang diinginkan untuk semakin memperluas binis.

2. Memberi peluang melakukan kebebasan

Para wirausaha dalam menjalankan bisnis dapat menangkap berbagai peluang selama menjalankan bisnis untuk melakukan berbagai perubahan yang positif untuk semakin meningkatkan ekonomi.

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

Menjadi seorang wirausaha dapat sambil menyalurkan hobi melalui bisnis yang dimiliki dan keberhasilan yang diperoleh adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, sikap antusias, inovasi dan visi mereka sendiri yang memberikan kepuasan tersendiri.

4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin

Menjadi seorang wirausaha dapat semaksimal mungkin meningkatkan pendapatan dengan cara-cara yang kreatif dan berpotensi memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan karyawan.

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usahanya.

Saat menjalankan binis terbentuklah suatu relasi yang menyebabkan orang-orang memiliki kepercayaan terhadap pebisnis yang membuat mereka dihormati dan dihargai atas apa yang sedang dikerjakan.

6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya.

(17)

5

Karena bisnis yang dijalankan berdasarkan atas hobi yang disukai yang membuat pengusaha merasa lebih tertantang dan menyukai setiap apa yang dikerjakan dalam bisnisnya.

C. Nilai-Nilai Tradisional

Tradisional merupakan kata sifat dari tradisi yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kebiasaan atau cara yang dilakukan secara turun temurun oleh suatu kelompok masyarakat tertentu sebagai acuan atau ciri khas yang membedakan dari satu kelompok dengan kelompok yang lain. Sedangkan nilai adalah sifat atau sesuatu yang dianggap penting dan berguna bagi kemanusiaan.

Jadi nilai-nilai tradisional dapat diartikan sebagai suatu hal yang berguna untuk kehidupan manusia dengan cara yang dilakukan secara turun-temurun dan yang menjadi ciri khas oleh masing-masing etnis.

Indonesia memiliki beragam etnis yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, etnis adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan budaya (Koentjaraningrat, 1984).

Tiap etnis memiliki ciri khas masing-masing dan nilai ajaran yang berbeda termasuk dalam dunia perdagangan seperti etnis Tionghoa yang mempunyai nilai dan ajaran yaitu Hopeng, Hongshui dan Hokki (Erniwati, 2007).

1. Hopeng

Hopeng adalah cara menjaga hubungan baik dengan rekan dagang. Rekan dagang etnis Tionghoa sebagian besar berasal dari teman dekat dan anggota keluarganya sendiri. Mereka membentuk sebuah kongsi dagang (hui) sebagai wadah bersama dalam menjalankan usahanya. Seorang kepala keluarga (biasanya kakek atau tsu kung) yang memiliki pengaruh besar dalam hui, umumnya sangat dihormati oleh seluruh anggotanya. Dalam melaksanakan Hopeng, etnis Tionghoa selalu menjunjung tinggi nilai-nilai positif. Sikap saling percaya, jujur, dan terbuka benar-benar mereka terapkan dalam mengelola usahanya.

2. Hongshui

Hongshui merupakan kepercayaan pada faktor-faktor alamiah yang diyakini menunjang nasib baik dan nasib buruk manusia. Melalui Hongshui, manusia akan dituntun untuk mendapatkan keberuntungan, baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun dalam aktivitas bisnis. Karena itu, untuk melakukan segala sesuatu, orang Tionghoa cenderung mempercayai Hongshui

(18)

6 3. Hokki

Hokki diartikan sebagai cara yang dipilih atau ditempuh manusia agar selalu bernasib baik. Dalam kepercayaan Tionghoa. Hokki dapat dilihat dengan menggunakan shio dan perbintangan. Tanggal, bulan, dan tahun kelahiran manusia menjadi dasar untuk menentukan ramalan tersebut. Selain dari segi kepercayaan, Hokki sebenarnya dapat dijelaskan secara logis.

Hokki selaras dengan Hopeng dan Hongshui. Hokki akan datang apabila Hopeng dan Hongshui telah terlaksana dengan baik. Sebagai contohnya, sebuah usaha yang dibangun di tempat strategis dan berhasil menjaring banyak relasi, tentu akan mendatangkan banyak keuntungan bagi pemiliknya. Usaha semacam ini kemungkinan besar dapat bertahan lama dan berlangsung secara turun temurun. Etnis Tionghoa dikenal konsisten dalam menjalankan satu macam usaha, mereka jarang membuka usaha di bidang lain. Mereka lebih memilih membuka cabang di beberapa tempat namun dalam bidang yang sama. Hal ini sejalan dengan prinsip Hopeng dan Hongshui, dimana untuk mendapatkan Hokki, seseorang harus memiliki banyak rekan dagang, mengetahui seluk beluk mengenai bidang yang ditekuninya serta jeli dalam memilih lokasi usaha.

D. Shio

Shio adalah konsep zodiak Tionghoa dilambangkan dengan 12 hewan yang menunjukan tahun, bulan dan kelahiran seseorang. Dua belas hewan yang menunjukan dua belas shio ini merupakan lambang dua belas cabang bumi yang digabungkan dengan lima unsur logam, kayu, api, air dan tanah untuk membentuk satu periode berjangka 60 tahun. Masing-masing shio memiliki karakter yang berbeda- beda.

1. Tikus

Anda adalah sosok yang imajinatif, menyenangkan, dan benar benar murah hati terhadap orang yang Anda cintai. Namun, Anda cenderung mudah marah dan terlalu kritis. Anda juga dikenal sebagai orang yang opportunis. Lahir dalam shio ini, Anda akan senang bekerja dalam sales atau penulis, kritikus atau penerbit. Lahir: 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008.

(19)

7

Dilahirkan sebagai pemimpin, Anda menjadi inspirasi untuk orang di sekitar Anda. Anda memilih metode konservatif dan berbakat menggunakan tangan Anda. Sangat mengharapkan segala sesuatu berjalan sesuai dengan pilihan Anda. Shio kerbau akan sangat berhasil sebagai dokter, jenderal atau penata rambut.

Lahir : 1925, 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009. 3. Macan

Anda sensitif, emosional dan mampu menciptakan cinta yang luar biasa. Namun, Anda memiliki kecenderungan mengambil semua dan menjadi kerasa kepala dengan apa yang Anda anggap benar; lebih dikenal dengan istilah pemberontak. Shio macan ini sangat cocok sebagai bos, penjelajah, pembalap atau matador.

Lahir 1926, 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010.

4. Kelinci

Anda adalah orang yang baik, sangat patuh dan menyenangkan. Anda memiliki kecenderungan menjadi sentimentil. Menjadi hati-hati dan konservatif, Anda sangat berhasil dalam bisnis dan juga menjadi pengacara, diplomat atau aktor yang baik. Lahir 1927, 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011.

5. Naga

Penuh vitalitas dan antusias, Naga adalah individu yang popular meskipun dengan reputasi yang buruk dan 'mulut besar'. Anda sangat pandai, berbakat dan perfeksionis namun kualitas ini menjadikan Anda kompeten di lingkungan Anda. Anda akan sangat cocok sebagai artis, pendeta atau politikus. Lahir 1916, 1928, 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000.

6. Ular

Kaya di dalam kebijakan dan ramah, Anda sangat romantis dan berpikir dalam dan intuisi Anda memandu dengan kuat. Hindari sikap rakus terhadap uang. Jaga selera humor mengenai hidup Anda. Shio ular biasanya cocok sebagai guru, filosofi, penulis, psikiater dan peramal. Lahir 1917, 1929, 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001.

7. Kuda

Kapasitas Anda dalam bekerja keras sangat mengagumkan. Anda adalah orang yang mandiri. Selain pandai dan ramah, Anda cenderung menjadi egois dan tajam dan harus menjaga diri agar tidak terlalu mementingkan diri sendiri. Shio Anda menandakan sukses sebagai petualang, peneliti, puitis atau politikus. Lahir 1918, 1930, 1942, 1954,1966, 1978, 1990, 2002, 2014.

(20)

8 8. Kambing

Selain sering merasa salah tingkah di hadapan orang lain, Shio Kambing dapat menjadi teman yang menyenangkan. Anda sangat elegan dan artistik namun menjadi yang pertama dalam memberikan komplain apapun. Singkirkan rasa pesimis dan kekhawatiran, coba untuk menjadi tidak tergantung terhadap kenyamanan materi. Anda akan cocok sebagai aktor atau penata rias. Lahir 1919, 1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015.

9. Monyet

Anda sangat pintar, karena sifat alami Anda yang luar biasa dan personalitas yang menarik, Anda sangat disukai. Monyet, bagaimana pun, harus menjaga agar tidak menjadi orang yang oportunis dan tidak dipercaya oleh orang lain. Shio Anda menjanjikan kesuksesan di segala bidang yang Anda coba. Lahir 1920, 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016.

10. Ayam

Ayam adalah pekerja keras dan tegas dalam mengambil keputusan juga jarang mengutarakan pemikirannya. Oleh karena itu, Anda cenderung menjadi ekslusif terhadap orang lain. Anda adalah pemimpi, pemilih busana yang baik dan ekstravaganza. Lahir dalam shio ini Anda dapat bahagia menjadi pemilik restoran, penerbit, tentara atau turis. Lahir 1921, 1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017.

11. Anjing

Anjing tidak pernah mengecewakan Anda. Lahir dalam shio ini Anda sangat jujur, dan setia orang yang Anda cintai. Anda selalu merasa khawatir, perkataan yang tajam dan cenderung mencari kesalahan. Anda cocok menjadi businessman, aktivis, guru atau polisi yang baik. Lahir 1922, 1934, 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018. 12. Babi

Anda adalah teman yang baik, orang yang pintar dengan kebutuhan yang kuat untuk mencapai tujuan apapun. Anda sangat baik, toleran dan jujur namun juga mengharapkan hal yang sama dari orang lain, tentunya hal ini sangat naif. Pencarian Anda terhadap material dapat menjadi kegagalan. Babi akan sangat berhasil dalam bidang seni seperti penghibur atau juga pengacara. Lahir 1923, 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019

(21)

9 E. Merekrut Pegawai

Kegiatan merekrut pegawai tidak bisa dilakukan secara asal-asal seorang HRD dalam memilih karyawan yang tepat untuk perusahaan haruslah memperhatikan banyak aspek agar karyawan tersebut dapat memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan, rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja untuk memenuhi kebber daya manusia didalam organisasi atau perusahaan (Sinambela & Sembiring, 2011). Untuk mendapatkan tenaga kerja yang dapat diandalkan umumnya harus melalui berbagai proses dimulai para pelamar mulai memasukan surat lamaran hingga melakukan berbagai tes untuk melakukan penilaian apakah calon tenaga kerja tersebut sesuai dengan keahlian dan pendidikan yang dibutuhkan.

Proses rekrutmen tenaga kerja menurut (Samsudin, 2006) 1. Mengidentifikasi jabatan yang kosong

2. Mencari informasi jabatan melalui analisis jabatan 3. Menentukan calon yang tepat

4. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat

5. Memanggil calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan 6. Menyaring atau menyeleksi jabatan

7. Membuat penawaran kerja 8. Mulai bekerja

F. Metode Rekrutmen

Proses pelaksanaan rekrutmen dalam perusahaan pasti menerapkan suatu metode didalamnya. Metode rekrutmen sendiri adalah suatu cara yang diterapkan perusahaan dimana telah dipilih manakah yang paling tepat untuk diterapkan. Setiap perusahaan memiliki dan menerapkan metode yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Metode rekrutmen akan berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk kedalam perusahaan. Menurut (Hasibuan 2010, 44) metode rekrutmen calon karyawan baru ada 2, yaitu metode tertutup dan metode terbuka. Dalam pelaksanannya sendiri rekrutmen juga memiliki dua sumber untuk mendapatkan sumber daya manusia, yaitu sumber internal dan sumber eksternal.

(22)

10 a. Penempatan pekerjaan.

b. Inventarisasi keahlian. c. Penawaran pekerjaan. d. Rekomendasi karyawan.

Sumber eksternal sendiri meliputi: a. Institusi pendidikan.

b. Iklan.

c. Agen pemerintah. d. Agen swasta.

e. Perusahaan pencari tenaga eksekutif.

G. Hambatan dalam Rekrutmen

Setiap proses yang dijalankan pasti memiliki hambatan didalamnya, berikut adalah hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan seleksi yang pertama adalah tingkat validitas yang berbeda karena metode-metode yang digunakan tersebut memiliki tingkat validitas yang berbeda-beda. Kedua adalah hambatan biaya yang dimiliki perusahaan karena metode-metode itu memiliki biaya yang terkadang tidak murah.Untuk mengurangi kendala-kendala ini, diperlukan kebijaksanaan seleksi secara bertingkat, karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan semakin cermat dan teliti penerimaan karyawan.Hambatan-hambatan lain yang dapat ditemui dalam proses seleksi antara lain sebgai berikut:

a. Tolak ukur, yaitu kesulitan untuk menentukan standar yang akan digunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara objektif, misalnya; kejujuran, kesetiaan dan prakarsa dari pelamar mengalami kesulitan. Bobot nilai yang diberikan didasarkan pada pertimbangan yang subjektif.

b. Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang tepat, jujur dan objektif penilainnya. Penyeleksi sering memberikan nilai atas pertimbangan peranannya, bukan atas dasar pikirannya saja.

c. Pelamar, yaitu kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-baik saja tentang dirinya, sedangkan yang negatif disembunyikan. Metode Seleksi Sulitnya mencari karyawan yang sesuai dengan

(23)

11 METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010). Penelitian ini tepat menggunakan penelitian kualitatif karena banyak melakukan interaksi komunikasi dengan narasumber dan data yang diperoleh informasi yang berupa kata-kata.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari jumlah obyek yang di teliti. Populasi dari penelitian adalah seluruh pemilik usaha di pertokoan Adiwerna. Etnis Tionghoa yang memiliki usaha berskala menengah namun karena keterbatasan waktu maka tidak dimungkinkan untuk meneliti keseluruhan populasi tersebut, maka diambil sampel dengan metode nonprobabilitas yaitu pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama dengan menggunakan teknik yang termasuk dalam nonprobabilitas yaitu teknik purposive sample yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Jumlah sampel yang akan dijadikan obyek penelitian adalah 20 wirausaha etnis Tionghoa yang memenuhi kriteria, kriteria yang ditentukan adalah: 1. Usaha yang produktif

2. usaha sudah ada sejak minimal 5 tahun terakhir 3. pemilik usaha merupakan etnis Tionghoa

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dimana data kualitatif menurut (Sukmadinata, 2009:18) berpendapat bahwa data kualitatif adalah data yang berupa kata-kata, gambar, kalimat pada penelitian ini tepat untuk penelitian ini karena mendiskripsikan penerapan nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa dalam praktek pelaksanaan bisnis yang diperoleh dari hasil wawancara yang berupa kalimat.

Sumber data dari penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari wawancara kepada narasumber yang dituju.

(24)

12 D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur, karena berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah dibuat namun tetap fleksibel dan mengembangkan dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya untuk mendapatkan informasi yang lebih luas.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan langkah-langkah menurut (Miles dan Huberman dalam Sugiyono 2008) yaitu:

1. Reduksi Data

Yaitu proses untuk merangkum data-data yang sudah didapat di lapangan dengan memilih hal-hal pokok dan difokuskan kepada hal-hal yang penting.

Contoh :

Narasumber : Responden 1

Kutipan : Saya menerapkan Hopeng, Hongsui dan Hokki di usaha saya karena itu semua merupakan ajaran turun temurun dari orang tua saya dahulu.

Setelah direduksi : alasan menerapkan nilai-nilai tradisional karena hasil didikan orang tua.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang dibuat dalam bentuk teks naratif dan tabel atas data yang sudah dirangkum

Contoh :

Tabel 4.3.1 Penerapan Nilai-Nilai Hopeng Rekrutmen Pegawai Nilai-Nilai Tradisonal

Tionghoa

Rekrutmen Pegawai

Hopeng Tetangga, Keluarga, Koneksi

Hongshui Bentuk Wajah, Shio

Hokki Bentuk Wajah, Peruntungan Shio, Membaca Karakter

(25)

13 3. Kesimpulan

Setelah mendapatkan data dan disajikan dalam bentuk teks naratif dan tabel kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan profil kawasan tempat penelitian, profil singkat narasumber, bagaimana penerapan Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam rekrutmen, serta apakah yang menjadi alasan wirausaha Tionghoa masih menerapkan nilai-nilai tradisional Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam rekrutmen dan yang sudah tidak menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam rekrutmen yang dihubungkan dengan teori manajemen terkait.

Untuk mendapatkan data penulis melakukan wawancara sebanyak 20 narasumber dan didapatkan hasil 7 narasumber masih menerapkan dan 13 narasumber sudah tidak menerapkan.

A. Profil Kawasan Pertokoan Adiwerna

Kawasan pertokoan Adiwerna berlokasi di Kabupaten Tegal, Adiwerna merupakan nama sebuah Kecamatan di Kota Tegal itulah mengapa dinamakan dengan kawasan pertokoan Adiwerna, di sepanjang jalan Adiwerna ini banyak berdiri toko-toko dengan bermacam-macam barang kebutuhan yang dijual. lokasi ini berdekatan dengan sebuah Klenteng “Ban Eng Bio” masyarakat yang berjualan di Kawasan pertokoan Adiwerna ini mayoritas didominasi oleh etnis Tionghoa.

Kawasan ini sudah berdiri sejak lama di Kabupaten Tegal letaknya yang sangat strategis membuat kawasan ini selalu ramai dan dituju para konsumen untuk membeli berbagai macam kebutuhan. Setiap harinya kawasan ini buka dari pagi sampai sore bahkan ada yang buka sampai malam hari dan rata-rata toko dikawasan ini buka setiap hari mereka hanya tutup pada saat ada keperluan saja mengingat bahwa kawasan ini selalu ramai.

Kawasan pertokoan Adiwerna sudah dikenal sejak lama bahwa pengusahanya kebanyakan merupakan etnis Tionghoa, jenis usaha yang ada di kawasan ini pun bermacam-macam namun toko-toko disini rata-rata menjual produk jadi bukan usaha dalam bidang jasa diantaranya ada toko sembako, toko alat listrik, apotik, toko sepeda dsb.

(26)

14 B. Profil Narasumber

Jumlah narasumber dalam penelitian ini 20 narasumber dengan kriteria narasumber adalah etnis Tionghoa yang berwirausaha dengan skala usaha menengah dan memiliki karyawan dalam usahanya.

Berikut adalah tabel biodata singkat narasumber

Tabel 1. Daftar Narasumber Menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki

No. Responden Usia Jenis Kelamin Jenis Usaha Generasi

1. R1 52 tahun wanita toko sepeda generasi 2

2. R2 54 tahun wanita toko Sembako generasi 2

3. R3 57 tahun pria toko Sembako generasi 2

4. R5 55 tahun wanita toko besi generasi 2

5. R7 58 tahun pria toko kaca generasi 2

6. R10 59 tahun wanita toko sembako generasi 1

7. R12 61 tahun pria toko sepatu generasi 2

R= Responden

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa responden pemilik usaha yang menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki di kawasan pertokoan Adiwerna berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 4 orang dan pria sebanyak 3 orang dengan mayoritas pemilik usaha merupakan generasi 2.

Tabel 2. Daftar Narasumber Tidak Menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki

No. Responden Usia Jenis Kelamin Jenis Usaha Generasi

1. R4 57 tahun Pria toko jajanan Generasi 2

2. R6 60 tahun Wanita toko material Generasi 2

3. R8 59 tahun Wanita toko Sembako Generasi 2

(27)

15

5. R11 61 tahun Pria toko sepatu Generasi 2

6. R13 62 tahun Pria toko Sembako Generasi 2

7. R14 54 tahun Pria toko Sembako Generasi 2

8. R15 50 tahun Wanita toko roti Generasi 1

9. R16 58 tahun Pria toko sepatu Generasi 2

10. R17 54 tahun Wanita toko baju Generasi 2

11. R18 58 tahun Wanita toko elektronik Generasi 2

12. R19 60 tahun Pria toko listrik Generasi 2

13. R20 57 tahun Wanita toko Sembako Generasi 1

R= Responden

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa responden pemilik usaha yang tidak menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki di kawasan pertokoan Adiwerna berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 7 orang dan pria sebanyak 6 orang dengan mayoritas pemilik usaha merupakan generasi 2.

C. Penerapan Nilai-Nilai Tradisional Etnis Tionghoa dalam Rekrutmen

Etnis Tionghoa dalam berdagang menerapkan nilai-nilai tradisional yang dikaitkan cara merekrut pegawai dengan pendapat-pendapat yang dikelompokkan menjadi beberapa hal di dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3. Penerapan Nilai-Nilai Tradisional Etnis Tionghoa dalam Rekrutmen Pegawai

Nilai-Nilai Tradisonal Tionghoa

Rekrutmen Pegawai

Hopeng Tetangga, Keluarga, Koneksi

Hongshui Bentuk Wajah, Shio

Hokki Bentuk Wajah, Peruntungan Shio, Membaca Karakter

Shio

Tabel di atas merupakan uraian singkat penerapan Hopeng dalam perekrutan pegawai, dari hasil wawancara menunjukan bahwa 7 Responden masih menerapkan prinsip Hopeng, Hongshui dan Hokki dan 13 Responden sudah tidak menerapkan prinsip Hopeng, Hongshui dan Hokki.

(28)

16 D. Hopeng dalam Rekrutmen

Memilih karyawan yang Hopeng menurut wirausaha Tionghoa ternyata penting seperti yang dikatakan oleh Responden 5 :

“ kalau kata saya pilih karyawan yang Hopeng itu penting karena orangnya mudah dipercaya ”

mereka cenderung akan bekerjasama membangun bisnis dengan relasi karyawan yang sudah dikenal dan dipercaya sehingga akan menimbulkan lingkungan kerja yang baik. Responden 5 :

“ kalau orangnya Hopeng saya bisa tak ajak kerjasama buat bangun bisnis soale ya sama temen sendiri.”

Berdasarkan hasil wawancara para Responden mendapatkan sumber karyawan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 4. Penerapan Nilai Hopeng dalam Rekrutmen

No. Responden Tetangga Keluarga Koneksi

1. R1  2. R2  3. R3  4. R5  5. R7  6. R10  7. R12  Tetangga

Memilih karyawan yang Hopeng menurut orang Tionghoa ternyata penting dalam proses kegiatan perdagangan salah satu cara yang mereka lakukan adalah memilih tetangga mereka sendiri untuk dijadikan karyawan seperti yang dikatakan oleh Responden 1 :

“ yang saya pilih adalah tetangga saya namanya Sari pas kebetulan dia sedang butuh pekerjaan.”

(29)

17

“ ya karena dia memang orang yang sudah saya anggap Hopeng banget dengan saya dan saya kira dia memang bisa untuk diajak bekerja sama.”

Ternyata proses perekrutan pegawai berdasarkan Hopeng dilakukan oleh orang Tionghoa hingga sekarang, dan alasan memilih tetangganya sendiri untuk dijadikan karyawan dengan alasan sudah mengenal sejak lama dan Hopeng sehingga bisa diajak kerja sama dalam pekerjaan seperti yang dikatakan oleh Responden 12 :

“ itu tetangga saya sendiri itu sudah lama saya tetanggaan dengan dia dan dia juga Hopeng saya jadi lebih enak saja dalam bekerja. “

Proses menemukan karyawan yang Hopeng dimulai dari mendapat karyawan dari luar dan berganti karyawan karena tidak cocok dan bukan Hopeng. Responden 5 ingin mendapatkan karyawan yang Hopeng namun Hopeng mereka rata-rata tidak berminat untuk menjalankan pekerjaan yang dibutuhkan di usaha.

Responden 5 pernah berganti karyawan hingga 3 kali karena merasa bahwa mendapat karyawan yang bukan Hopengnya itu tidak dapat dipercaya dan tidak nyaman saat diajak bekerja responden 5 mengatakan :

“saya sudah berganti karyawan 3 kali karena semua tidak cocok karena dia terlalu diam, tidak cepat tanggap dsb hingga akhirnya saya putus asa dan berpikir wis mau tak kerjake sendiri saja daripada saya dapat karyawan pasti selalu tidak sesuai dan suatu kali saya bercerita soal keluhan saya itu sama mba dewi ini tetangga saya dan akhirnya dia mengatakan bahwa dia mengajukan diri untuk bekerja di tempat saya.”

Orang Tionghoa ternyata mendapat karyawan melalui tetangganya yang sekaligus merupakan Hopeng yang belum dapat pekerjaan sehingga mereka berminat. Dan orang Tionghoa juga cenderung lebih senang ketika dapat karyawan Hopeng karena lebih mudah dipercaya dan mudah untuk diajak kerjasama.

Keluarga

Selain dari tetangga orang Tionghoa ternyata merekrut karyawan dari keluargannya sendiri seperti yang dilakukan oleh Responden 2, ia merekrut keponakannya yang tidak bisa untuk melanjutkan sekolahnya karena alasan ekonomi.

“salah satu keponakan saya dia sudah lulus SMA dua tahun yang lalu karena dia memang tidak bisa untuk lanjut kuliah akhirnya saya inisiatif saja untuk suruh dia kerja di tempat saya dan anaknya itu berminat juga.”

(30)

18

hubungan dengan keluarga adalah segalanya dalam keluarga etnis Tionghoa rata-rata hubungan kekeluargaannya sangat kuat dan mereka siap membantu ketika ada anggota keluarga yang sedang susah dan butuh dukungan termasuk ketika ada anggota keluarga yang sedang butuh pekerjaan akan sangat terbuka untuk menerima seperti yang dilakukan oleh responden 3 :

“ saya orangnya seneng bantu keluarga, kebetulan ponakan saya daripada kerja diluar gak jelas mending kerja sama saya saja.”

Orang Tionghoa ternyata juga sudah berencana akan mewariskan usahanya kepada anaknya cara yang mereka lakukan adalah mulai mengajak anaknya untuk ikut membantu di usahanya seperti yang dilakukan oleh responden 7 :

“ karyawan saya itu anak saya sendiri nok biar dia belajar buat kelola usaha karena saya memang niatnya mau tak kasihkan dia usahaku ini. “

Hubungan yang terbentuk akan mempengaruhi setiap jalannya usaha apabila jalinan relasi antara karyawan dan atasan baik akan mempengaruhi keberhasilan usaha, orang Tionghoa memilih karyawan dari keluarganya sendiri karena prinsip orang Tionghoa dalam berbisnis adalah bisnis keluarga dan saling bekerja sama dengan keluarganya untuk membangun bisnis.

Koneksi

Orang Tionghoa mencari karyawan melalui koneksinya dengan proses yang dilakukan dari belum dapat karyawan kemudian berusaha untuk bertanya-tanya kepada teman dan tetangganya jika ada kenalan yang butuh pekerjaan selanjutnya ada yang berminat lalu diajarkan apa pekerjaannya selanjutnya dia mulai bekerja seperti biasa sambil diawasi, seperti yang dikatakan oleh responden 10 :

“ saya tidak pilih karyawan yang sudah Hopeng dengan saya jadi saya asal masukan orang dan ketika lama-lama dia kerja dia sekarang sudah jadi Hopeng dengan saya.” tidak butuh waktu yang lama untuk penyesuaian kerja karena sebelumnya memang

sudah punya pengalaman kerja yang serupa, awalnya memang seperti asing namun lama kelamaan menjadi akrab dengan cara ajak ngobrol, ajak pergi, memberi barang-barang yang sudah tidak terpakai memberikan hal-hal seperti itulah yang membuat menjadi Hopeng.

(31)

19

Awalnya memang tidak mudah untuk beri kepercayaan kepada seseorang namun karena kerjasama yang sudah lama terjalin membuat timbul kepercayaan yang kuat karena adanya hubungan yang dekat.

Alasan Menggunakan Hopeng dalam Rekrutmen 1. Mudah dipercaya

Orang Tionghoa memilih karyawan yang Hopeng karena lebih mudah untuk dipercaya karena sudah tau sifat dan karakter dan relasi terpercaya yang mereka jalin sudah melalui proses waktu yang cukup lama hanya teman lama yang bisa jadi Hopeng karena sudah terbukti melalui proses waktu tentang kesetiakawanan dan komitmen karena banyak terjadi bahwa teman lama bisa berkhianat atau bahkan jadi musuh, seperti yang dikatakan oleh responden 10 :

“Bikin orang jadi Hopeng sama kita itu butuh proses nok bahkan orang yang memang kita anggap Hopeng saja bahkan bisa saja berkhianat, jadi saya punya pengalaman saya punya karyawan yaitu keluarga sendiri dan tentu saya pada waktu itu berpikir bahwa itulah orang yg saya percaya tapi setelah itu dia malah kabur gitu saja dan mencuri sejumlah uang, jadi yang saya lakukan ketika pilih karyawan saya tidak pilih karyawan yang sudah Hopeng dengan saya jadi saya asal masukan orang dan ketika lama-lama dia kerja dia sekarang sudah jadi Hopeng dengan saya“

Relasi dengan Hopeng harus dijaga kuat dengan berbagai prinsip bahwa menjaga persahabatan, sahabat sejati dan kawan lama adalah sumber dari kesejahteraan dan kekayaan karena melalui proses yang telah dilewati akan timbul kepercayaan sehingga akan membawa kesejahteraan, seperti yang dikatakan oleh responden 5 : “hubunngan harus dijaga dan harus hati-hati pilih relasi kalau relasi kita baik dan kita juga baik sama dia relasi akan berlangsung dengan baik juga jadi ada hubungan timbal baliknya jadi kita pun akan bisa sama-sama sukses”

Orang Tionghoa memilih karyawan tidak asal saja ambil dari luar karena orang Tionghoa cenderung tidak gampang percaya pada orang lain karena dengan pengalaman sebelumnya yang membuat mereka trauma sehingga mereka belajar dari pengalaman untuk tidak asal dalam memilih relasi kerja dengan karyawan.

(32)

20

Orang Tionghoa memilih karyawan yang Hopeng karena menganggap bahwa mereka akan loyal terhadap pekerjaan karena mereka merasa nyaman bekerja di teman/sahabat sendiri karena loyalitas terhadap pekerjaan adalah sesuatu yang sangat sulit didapatkan dari orang luar selain dari relasi. Orang Tionghoa sangat suka mendapatkan karyawan yang memiliki hubungan yang baik karena rasa tanggung jawab pada pekerjaan cenderung tinggi dan melihat sesuatu tidak hanya dari segi uang saja seperti yang dikatakan oleh responden 1 :

“saya suka cari karyawan tuh kenalanku tok gak mau orang luar karena banyak ini itu nya gak suka saya terus rata-rata kalau nda betah keluar jadi repot harus cari-cari orang lagi, tapi kalau yang sudah kenal kan engga ada yang namane malu-malu kucing terus diajak kerja ya nyambung”

Responden 7 juga mengatakan :

“ kalau karyawan e wong e dewek lebih enak diajak kerja sama terus wong e ora neko-neko terus lebih tanggung jawab sama kerjaan nok “

Orang Tionghoa menganggap bahwa karyawan yang diperoleh dari relasinya sendiri merupakan pilihan yang tepat karena mereka lebih bertanggung jawab pada pekerjaan dan hubungan antar pribadi yang baik yang menimbulkan rasa memiliki dan mau untuk ikut membantu agar usaha semakin lancar.

3. Saling Membantu

Karyawan yang Hopeng menurut orang Tionghoa akan siap membantu mereka dalam keadaan yang sulit karena hubungan persahabatan yang sudah terjalin bukan hanya soal pekerjaan tapi juga pada masalah pribadi mereka akan siap saling membantu dan bekerja sama seperti yang dikatakan oleh responden 12 :

“kalau orang tuh sudah kenal lama enak diajak kerjasama kalau saya lagi kesusahan dia siap bantu jadi kita saling bantu satu sama lain”

Mulanya memang sulit untuk untuk berkawan akrab lalu orang Tionghoa akan berusaha untuk menunjukan bahwa dirinya tulus karena sebagai Hopeng orang harus bisa saling berbagi atas benefit yang didapat dari masing-masing pihak bila tidak maka akan terbentuk ketidakseimbangan antar masing-masing pihak yang akan menghancurkan suatu hubungan.

(33)

21

Alasan Tidak Menggunakan Hopeng dalam Rekrutmen 1. Tidak Punya Relasi

Orang Tionghoa memilih karyawan dari luar karena teman-temannya tidak ada yang berminat untuk bekerja sama dengan mereka karena sudah memiliki pekerjaan masing-masing dan mereka membutuhkan karyawan dengan cepat sehingga mereka terbuka untuk menerima karyawan yang bukan Hopengnya. Seperti yang dikatakan oleh responden 4 :

“wah sudah punya kerjaan sendiri-sendiri nok jadi gimana lagi, pengine ya sebenere yang udah kenal”

Sebetulnya mereka ingin untuk mendapatkan karyawan yang Hopeng namun karena banyak yang tidak berminat akhirnya mereka memilih untuk mencari karyawan dari luar dan itu sudah berjalan sejak awal usaha hingga sekarang.

2. Tidak Pengalaman

Orang Tionghoa memilih karyawan yang diutamakan adalah pengalaman dalam bekerja yang membuat pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan kemampuan sedangkan relasi yang dia punya tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam pekerjaan dan mereka cenderung tidak suka dalam bidang pekerjaan yang dimiliki oleh wirausaha Tionghoa. Seperti yang dikatakan oleh responden 7 :

“ temen-temenku tuh engga ada yang pengalaman jadi aku susah nek harus ngajarin dari awal jadi saya pilih karyawan tuh yang bener-bener pengalaman aja”

3. Bisa Berkhianat

Orang Tionghoa menganggap bahwa Hopeng bisa saja akan menjadi khianat, tipu menipu karena namanya juga manusia pasti akan ada hal yang terjadi diluar dugaan mereka, orang yang bukan Hopengnya justru kita tidak tahu akan kinerja mereka seperti apa sehingga orang Tionghoa cenderung lebih terbuka untuk menerima orang dari luar karena banyak orang luar yang kinerjanya lebih bagus. Seperti yang dikatakan oleh responden 9 :

“ saya lebih suka cari karyawan dari mana saja karena teman baik juga bisa berkhianat”.

(34)

22 E. Hongshui dalam Rekrutmen

Hongshui merupakan kepercayaan pada faktor-faktor alamiah yang dipercaya akan memberikan nasib baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan berdagang, sehingga orang Tionghoa menjalankan Hongshui dalam kegiatan perdagangannya agar bisa berhasil dan sukses.

Termasuk dalam memilih pegawai orang Tionghoa akan memilih pegawai yang mempunyai Hongshui yang baik yang dipercaya akan membawa usahanya menjadi sukses dan berhasil. Berikut adalah cara orang orang Tionghoa merekrut pegawai berdasarkan Hongshui :

Tabel 5. Penerapan Nilai Hongshui dalam Rekrutmen

No. Responden Bentuk Wajah Shio

1. R1  2. R2  3. R3  4. R5  5. R7  6. R10  7. R12  Bentuk Wajah

Bentuk wajah tertentu memang dipercaya memiliki keberuntungan tersendiri yang dapat membawa aura positif untuk lingkungan sekitar baik untuk dirinya sendiri maupun untuk usaha yang dijalani, hal-hal tersebut banyak dikatakan oleh para pakar Fengshui.

memilih karyawan dengan melihat bentuk wajah yang dilihat dari karyawannya adalah dari wajah yang simetris antara kanan dan kiri dan memiliki dahi yang lebar dan bersih, orang seperti ini adalah orang yang dianggap Hokki menurut orang kuno. Seperti yang dikatakan oleh responden 1 :

“berdasarkan Fengshui saya lihat dari bentuk wajahnya menurut orang kuno bahwa orang yang punya Hokki baik dia punya wajah yang simetris antara kanan dan kiri

(35)

23

cenderung sama dia juga punya dahi yang lebar yang menurut Fengshui dia adalah orang yang bisa bawa Hokki.”

Responden 5 memilih karyawan dengan melihat dahi yang lebar adalah orang yang memiliki Hokki yang bagus dan membuat rejeki selalu datang

“ dahi yang lebar dan bersih biasanya pertanda orang bawa Hokki.”

Orang Tionghoa percaya bahwa bentuk wajah tertentu dapat membawa keberuntungan meskipun sebenarnya keberuntungan terdapat dari beberapa hal dan bentuk wajah diyakini adalah salah satunya

Shio

Shio adalah zodiak Tionghoa yang dilambangkan oleh hewan dengan melambangkan tahun kelahiran. Setiap Shio mempunyai karakter yang berbeda-beda yang mempengaruhi bidang kerja yang ditekuni apabila pekerjaan yang dikerjakan tidak sesuai dengan unsur Shionya maka berdasarkan Fengshui tidak akan membuat Hokki, unsur Shio terdiri dari unsur kayu, api, tanah dan logam.

Responden 12 memilih karyawan berdasarkan karakter Shio yang dimiliki karyawannya :

“untuk Fengshui saya lihat dari shionya mba Sari itu adalah kelahiran tahun 1985 berarti dia itu punya shio tikus dan shio tikus ini memang dia cocok untuk bekerja dibidang penjualan karena karakternya yang memang cerdik.”

Setiap Shio punya karakter masing-masing yang membuatnya cocok untuk ditempatkan dibidang usaha apa sehingga potensinya lebih keluar dan membuat usaha menjadi lebih berkembang, untuk mengetahui bagaimana karakter Shio dan pekerjaan yang cocok sebaiknya berkonsultasi dengan ahli Fengshui agar perkiraan tidak meleset karena berkonsultasi dengan ahlinya seperti yang dilakukan oleh responden 10 :

“Hongshui ketika saya merekrut mba arum yang pertama kali saya lihat adalah shionya dia jadi shionya dia adalah shio tikus jadi kebetulan saya itu punya kenalan seorang suhu namanya suhu pei ling saya sudah konsultasi sama dia jadi dia itu punya karakter yang pekerja keras dia memang orang yg mudah bergaul dan cepat tanggap terhadap situasi dan dia juga orang yang bisa dikatakan jujur makanya saya pakai dia sampai saat ini.”

Alasan Menggunakan Hongshui dalam Rekrutmen 1. Budaya

(36)

24

Orang Tionghoa menerapkan Hongshui dalam proses perekrutan karyawan karena menghargai budaya yg sudah diterapkan oleh keluarganya sejak lama seperti yang dikatakan oleh responden 1 :

“ soalnya keluargaku dari dulu sudah terapin dan sudah jadi budaya di keluarga terapin Hongshui dalam berbagai aspek termasuk dagang ini dan saya percaya bahwa itu bisa bawa dampak yang baik untuk usaha saya ini “

Mereka melakukan Hongshui karena merupakan budaya yang sudah diajarkan secara turun temurun oleh keluarga dan mereke sampai saat ini masih menerapkan karena kepercayaan yang dimiliki oleh keluarga bahwa semua itu akan membawa pengaruh yang baik dalam bisnis.

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga membawa pengaruh yang cukup besar mengapa orang Tionghoa menggunakan Hongshui karena mereka setiap harinya tentu akan berinteraksi dengan keluarga. hubungan keluarga adalah yang paling dekat, jadi apabila suatu keluarga menerapkan Hongshui cenderung anggota keluarga lainnya akan mengikuti seperti yang dikatakan oleh Responden 5 :

“Keluargaku semuanya percaya sama Hongshui karena memang terlihat hasilnya dan kakak sama adik saya juga percaya itu.”

Orang Tionghoa merekrut karyawan dengan melihat Hongshui pada karyawannya tersebut apakah dengan kehadiran seorang karyawan tersebut bisa membawa dampak baik atau buruk untuk usaha, melihat karakter karyawan berdasarkan Hongshui sudah dipelajari oleh wirausaha Tionghoa dalam lingkungan keluarga seperti yang dikatakan oleh Responden 3 :

“ aku sudah ngerti semua cara baca karakter orang aturan-aturan Fengshui sudah tak pelajari dari orang tuaku.”

3. Teman

Menerapkan Hongshui dilakukan oleh orang Tionghoa karena ikut-ikut teman yang percaya pada Hongshui Responden 10 mengatakan :

“ aku ikut-ikut teman sebetulnya pada waktu itu karena lingkungan teman-temanku pada percaya kaya gitu.”

Orang Tionghoa pada awalnya tidak mengerti apa itu Hongshui dan bagaimana cara menerapkannya termasuk soal memilih karyawan. Karena pergaulan mereka adalah

(37)

25

orang-orang yang percaya pada Hongshui akhirnya menjadi terpengaruh dan orang Tionghoa juga dalam menentukan Hongshui mereka berkonsultasi dengan ahli Fengshui atau suhu, Responden 10 mengatakan :

“ Saya biasanya konsultasi sama suhu untuk baca karakter karyawan saya apakah dia baik dan bisa bawa Hokki untuk usaha saya.”

Alasan Tidak Menggunakan Hongshui dalam Rekrutmen 1. Agama

Etnis Tionghoa tidak menggunakan Hongshui dalam perekrutan karyawan karena agama yang dianut melarang mempercayai soal hal-hal seperti shio, ramalan dsb yang membuatnya berdosa dan menomor duakan Tuhan. seperti yang dikatakan oleh responden 4 :

“saya kristen jadi saya memang percaya akan Hongshui tapi tidak begitu saya terapkan”. 2. Lingkungan Keluarga

Alasan lain yaitu bahwa karena sejak dahulu tidak diajarkan oleh orang tua mereka bagaimana menjalankannya seperti yang dikatakan oleh responden 13 :

“saya uwis ora mudeng soal gitu-gituan dulu orang tuaku gak mengajarkan soal cari karyawan harus pilih yang shio inilah itulah sing penting wong e nggenah niat kerja .” Wirausaha etnis Tionghoa tidak mencari karyawan berdasarkan Hongshui karena mereka tidak diajarkan sejak kecil tentang budaya bagaimana mencari karyawan dengan melihat shio dsb yang berhubungan dengan Hongshui jadi hingga saat ini mereka dalam mencari karyawan hanya melihat kemampuan karyawan dalam bekerja dan modal kepercayaan. 3. Tidak Percaya

Tidak Percaya dengan Hal-Hal Seperti Shio, Ramalan dsb yang Mereka Anggap Semua itu Adalah Takhayul

Seperti :

“ saya usaha ini merintis dari nol dan tidak ada saya dari awal usaha pakai yang begituan kalau usaha itu tidak bisa instan jadi sukses apalagi hanya pakai hal-hal begituan usaha itu harus dijalankan dengan susah payah baru bisa menghasilkan, shio dsb itu takhayul dan mitos kalau kata saya”

Setiap usaha yang dijalani hingga bisa sukses dan berhasil bukan karena percaya dengan Hongshui namun karena hasil kerja keras dan ketekunan yang dilakukan setiap usaha tidak

(38)

26

bisa hanya instan saja dan perlu banyak belajar dan tidak mengandalkan hal-hal takhayul yang mereka anggap itu tidak penting

F. Hokki dalam Rekrutmen

Hokki atau keberuntungan merupakan faktor penting yang ingin dicapai oleh seorang wirausaha Tionghoa dalam berdagang makanya ada ungkapan “ keberuntungan nomor satu, kepintaran nomor dua “ atau ada ungkapan lain “orang pintar kalah dengan orang Hokki” untuk itu orang Tionghoa selalu mencari cara agar usahanya bisa selalu beruntung cara-cara yang dilakukan sebagai berikut :

Tabel 6. Penerapan Nilai Hokki dalam Rekrutmen

No. Responden Bentuk Wajah Peruntungan Shio Karakter Shio

1. R1  2. R2  3. R3  4. R5  5. R7  6. R10  7. R12  Bentuk Wajah

Responden 1 memilih karyawan yang menurutnya membawa Hokki adalah berdasarkan bentuk wajah yang dapat membawa Hokki untuk usahanya yang dia terapkan berdasarkan Fengshui bahwa bentuk wajah yang simetris dan dahi yang lebar merupakan orang yang dikatakan memiliki Hokki yang bagus dan bisa menjadi pembawa Hokki untuk pekerjaan, karyawan beliau memiliki ciri-ciri dahi yang lebar dan wajah yang simetris itu artinya karyawannya merupakan orang yang bisa membawa Hokki untuk usahanya dan memang selama ini sudah terbukti bahwa usahanya selalu lancar dan ramai.

(39)

27

Responden 2 memilih karyawan melihat peruntungan shio yang dimiliki karyawannya, shio itu memiliki karakteristik masing-masing yang membuatnya cocok untuk ditempatkan pada bidang pekerjaan apa, itu yang dapat membawa Hokki untuk usahanya karena bidang usaha yang dijalani merupakan sesuai dengan karakteristiknya dan karyawan adalah seseorang yang mempunyai shio tikus yang berkarakter cerdik sehingga cocok untuk usahanya yang merupakan bidang penjualan.

Karakter Shio

Responden 3 memilih karyawan dengan berkonsultasi dengan seorang suhu kenalannya dari pembicaraan itu suhu mengatakan bahwa melihat karyawan berdasarkan dengan shio akan membawa usaha mendapatkan Hokki, dan karyawannya tersebut memiliki shio tikus yang mempunyai karakteristik pekerja keras, mudah bergaul dan cepat tanggap dalam situasi sehingga dalam menjalankan pekerjaannya dia mampu bekerja secara baik yang membuat usaha menjadi lancar dan selalu Hokki menurut beliau memilih sesuatu berdasarkan Fengshui akan membawa dampak yang baik untuk usahanya agar bisa selalu Hokki.

Alasan Menggunakan Hokki dalam Rekrutmen 1. Lingkungan Keluarga

Wirausaha etnis Tionghoa memiliki orang tua dan lingkungan keluarga yang memiliki budaya Tionghoa yang sangat kental sehingga keturunannya pun akan menjalankan budaya tersebut secara turun temurun, mereka sangat mempercayai tentang ajaran kuno yang mereka percaya akan membuat usahanya berhasil dan terbukti hingga sekarang. Seperti yang dikatakan oleh responden 2

“saya menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki di usaha saya karena itu semua merupakan ajaran turun temurun dari orang tua saya dahulu namun saya sekarang hanya melakukan yang masih relevan dengan kondisi saat ini”

2. Prinsip Berdagang

Prinsip mereka agar sukses dalam berdagang adalah menerapkan yang menjadi kepercayaan mereka saat ini sepeti Fengshui yang mereka percaya dan yakini bahwa usaha akan berkembang dan sukses apabila menerapkan Fengshui dalam usaha. Seperti yang dikatakan oleh responden 12

(40)

28

“ saya menjalankan usaha ini karena atas dasar kepercayaan saya sejak dahulu tentang Fengshui jadi saya sejak dulu sudah kenal dan paham Fengshui jadi saya terapkan selalu dalam kegiatan sehari-hari saya khususnya dalam berdagang”

3. Budaya

Nilai-nilai tradisional etnis Tionghoa merupakan elemen dari budaya yang sangat mereka hargai, mereka menganggap bahwa budaya itu merupakan sejarah yang tidak boleh hilang sehingga mereka terus menjalankannya hingga saat ini. Seperti yang dikatakan oleh responden 5

“ ya saya jalankan karena itu bagian dari budaya”

G. Pembahasan

Orang Tionghoa memiliki prinsip berdagang agar sukses yaitu dengan menjalankan apa yang menjadi kepercayaan yang dianut. prinsip berdagang yang mereka percaya dengan menerapkan ajaran tradional Tionghoa dalam berdagang yaitu Hopeng, Hongshui dan Hokki. Orang Tionghoa dari hasil penelitian menunjukan bahwa mereka menerapkan ajaran-ajaran tradisional tersebut dalam proses rekrutmen dan ada yang tidak menjalankan ajaran-ajaran tersebut dengan alasan-alasan yang sudah disebutkan dalam hasil penelitian. Pembahasan ini akan membandingkan teori rekrutmen dalam manajemen dengan cara rekrutmen yang dilakukan oleh orang Tionghoa

Sumber Rekrutmen Teori Manajemen dengan Cara Rekrutmen Orang Tionghoa

Sumber rekrutmen menurut teori manajemen dibagi menjadi dua yaitu sumber eksternal dan internal. Sumber internal diperoleh dari rencana suksesi, job positioning, dan promosi jabatan. Sumber eksternal diperoleh dari luar usaha bisa melalui pelamar, lembaga pendidikan dan rekomendasi.

Bagi wirausaha yang menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam pelaksanaan rekrutmen pada hasil wawancara pada umumnya menggunakan sumber internal dan eksternal dimana sumber internal diperoleh dari keluarga dan sumber eksternal diperoleh dari tetangga dan koneksi.

Masing-masing sumber berdasarkan teori memiliki kelebihan dan kekurangan dan sumber rekrutmen yang dilakukan oleh orang Tionghoa berdasarkan pernyataan

(41)

29

Responden bila dikaitkan dengan teori juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam teori manajemen.

Kelebihan sumber internal : 1. Efektif

Karyawan yang diperoleh dari sumber internal dianggap lebih efektif karena karyawan sudah terbiasa dengan suasana dan kondisi lingkungan kerja dan tidak perlu penyesuaian sehingga lebih efektif dalam bekerja seperti yang dikatakan oleh Responden 2 :“ enaknya itu soalnya gak perlu penyesuaian lagi jadi lebih efektif dan cepat dalam bekerja “

Hasil pekerjaan akan lebih baik dan berhasil karena karyawan cenderung mudah dalam menyesuaikan pekerjaan sehingga hasilnya sesuai dengan harapan.

2. Loyal

Karyawan yang diperoleh dari sumber internal akan lebih loyal terhadap pekerjaan karena merasa sudah mempunyai hubungan yang baik dengan pemilik usaha maupun bagian didalam usaha tersebut. Karyawan yang loyal terhadap usaha sangat diharapkan oleh pemilik usaha karena mereka akan setia dan memberikan dukungan yang konstan terhadap kemajuan usaha. Berdasarkan hasil wawancara Responden 3 mengatakan : “ soalnya orangnya biasane lebih setia dan loyal nok jadine mudah dipercaya “

3. Mudah

Karyawan internal proses perekrutannya menurut orang Tionghoa mudah karena karyawannya merupakan bagian dari keluarganya sendiri sehingga lebih mudah dalam mendapatkannya tidak perlu memasang iklan dsb. Responden 7 mengatakan :

“ Saya emang gak niat cari karyawan dari luar saya percayakan sama anak saya karena emang mau tak wariskan sama dia jadi tidak perlu susah cari karyawan dari luar pasang iklan dsb. “

Kelemahan Sumber Internal

(42)

30

Usaha akan kehilangan ide-ide baru yang kemungkinan akan diperoleh dari karyawan eksternal karena karyawan yang diperoleh hanya berasal dari lingkungan kerja yang sama, Responden 3 menyatakan :

“ sebetulnya memang gak bisa dapat ide-ide dari karyawan luar “

Hal itu akan membuat usaha kehilangan gagasan-gagasan baru dari karyawan luar yang membuat usaha kurang berkembang.

Kelebihan Sumber Eksternal 1. Sistem Kerja yang Baru

Kesempatan untuk mendapatkan peluang-peluang ide baru dari karyawan dari luar sangat terbuka sehingga usaha akan cepat berkembang melalui gagasan-gagasan baru yang diperoleh dari karyawan, Responden 12 mengatakan bahwa :

“ saya bisa dapat ide-ide baru dari karyawan luar “

Karyawan baru memiliki pengetahuan dan keahlian baru yang sebelumnya belum ada pada sistem kerja usaha.

Kelemahan Sumber Eksternal 1. Penyesuaian

Karyawan akan perlu penyesuaian dengan tugas pekerjaan yang akan mereka lakukan sehingga usaha menjadi tidak efektif karena harus memproses karyawan tersebut agar bisa penyesuaian dengan tugas yang dilakukan. Responden 1 mengatakan :

“ kalau penyesuaian sama saya tidak ada masalah tapi memang harus penyesuain dengan tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan jadi agak buang waktu “

Metode Rekrutmen Teori Manajemen dengan Metode Rekrutmen Orang Tionghoa

Metode rekrutmen akan berpengaruh dengan seberapa banyak jumlah pelamar yang masuk dan kriteria yang dibutuhkan, dalam teori manajemen terdapat dua metode yaitu metode tertutup dan metode terbuka dimana metode tertutup lowongan hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu dan metode terbuka membuka kesempatan kepada

(43)

31

masyarakat luas menurut pernyataan Responden menyatakan bahwa mereka cenderung menggunakan metode tertutup dan masih tradisional.

Dalam teori manajemen metode rekrutmen melalui berbagai proses dari mulai memasang penawaran kerja hingga proses seleksi namun ternyata metode rekrutmen yang dilakukan oleh orang Tionghoa menggunakan prinsip Hopeng, Hongshui dan Hokki masuk dalam metode tertutup mereka hanya mencari karyawan dari orang-orang terdekat dan prosesnya singkat hanya menawarkan lalu langsung bekerja tanpa ada proses wawancara. Responden 12 :

“ Tidak pakai wawancara karena sudah kenal saya cuma menawarkan lalu minat langsung kerja gitu saja”

Metode yang mereka lakukan masih tradisional dan ternyata masih sesuai dengan teori manajemen hanya saja prosesnya yang mereka lakukan sangat simple dan kriteria pemilihan karyawan berbeda karena menggunakan prinsip Hopeng, Hongshui dan Hokki yang berhubungan dengan kebudayaan dan kepercayaan etnis.

(44)

32 PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian wirausaha etnis Tionghoa masih menerapkan nilai-nilai tradisional Hopeng, Hongshui dan Hokki dalam berdagang, mereka menerapkannya dalam kegiatan praktek bisnis khususnya dalam proses perekrutan karyawan, berdasarkan nilai Hopeng mereka mencari orang-orang terdekat mereka untuk dijadikan karyawan yaitu tetangga, keluarga dan koneksi kemudian nilai Hongshui mereka melihat karyawan yang akan direkrut dari bentuk wajah, peruntungan shio dan karakter shio.

Orang Tionghoa sebagian melihat bahwa Hokki merupakan satu kesatuan dengan Hongshui dimana jika menjalankan bisnis sesuai ajaran Hongshui dipercaya akan usahanya akan mendapatkan Hokki, mereka menerapkan nilai-nilai tradisional tersebut dengan berbagai alasan yang mereka yakini bahwa semua itu benar dan akan membuat usahanya berhasil.

Penelitian ini juga menunjukan bahwa ternyata dari Responden yang diteliti banyak Responden yang sudah tidak menerapkan nilai-nilai tradisional tersebut karena mereka kurang mempercayai terhadap nilai-nilai tersebut dengan alasan agama, tidak paham akan nilai-nilai tersebut, lingkungan keluarga yang tidak mendukung.

Nilai-nilai tradisional ini jika dikaitkan dengan teori manajemen perekrutan ternyata sesuai dengan teori tersebut hanya saja cara yang mereka lakukan masih tradisional dan tidak melalui proses wawancara sehingga alur perekrutanya sangat sederhana.

Saran

Berikut adalah saran yang diberikan penulis kepada pemilik usaha berkaitan dengan nilai-nilai tradisional Hopeng, Hongshui dan Hokki pada proses Rekrutmen :

1. Pemilik usaha sebaiknya lebih terbuka untuk menerima karyawan dari luar karena karyawan dari luar kemungkinan hasil kerja lebih baik daripada hanya mendapat karyawan dari orang terdekat.

2. Jangan melihat karyawan hanya dari Shio dan ramalan-ramalan yang bisa saja meleset tetapi juga harus melihat dari sisi lain seperti pendidikan, keahlian dan hasil kerja.

Gambar

Tabel 4.3.1 Penerapan Nilai-Nilai Hopeng  Rekrutmen Pegawai  Nilai-Nilai Tradisonal
Tabel 1.  Daftar Narasumber Menerapkan Hopeng, Hongshui dan Hokki
Tabel  3.  Penerapan  Nilai-Nilai  Tradisional  Etnis  Tionghoa  dalam  Rekrutmen  Pegawai
Tabel 4. Penerapan Nilai Hopeng dalam Rekrutmen
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Romi Alyani Pembubaran negara induk yakni Khilafah Turki Utsmani inilah yang tidak diikuti negara bawahan atau vassalnya yakni Kesultanan Mataram Islam Yogyakarta,

1) Pohon yang akan ditanam, dapat menjamin ketersediaan bahan baku kayu yang diperlukan oleh industri perkayuan yang didukungnya. 2) Persyaratan tempat tumbuhnya

program KB di tingkat kecamatan dan desa yang dilaksanakan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Pengendalian Program Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB)

Setelah itu dilakukan kompresi dengan penambahan jam kerja (lembur). Kompresi dimulai dari cost slope yang terendah yang berada dalam lintasan kritis. Cara ini

Pada tugas akhir ini telah dibangun suatu robot planar direct drive dua derajat kebebasan dengan semaksimal mungkin mendekati model ideal dari suatu robot eksperimen. Robot

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam proposal ini adalah : "Apakah dengan bermain kartu bilangan

Fungsi operasional basis data adalah membantu kelancaran proses bisnis, sedangkan fungsi analitis basis data adalah memudahkan perusahaan dalam meningkatkan keuntungan yang

Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Keseimbangan memiliki Kontribusi yang signifikan dengan kemampuan Menggiring Bola