• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ryan Pratama dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): , Juli 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ryan Pratama dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): , Juli 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SUPLEMENTASI EKSTRAK LERAK (Sapindus rarak) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) DALAM PAKAN KAMBING PERAH PENGARUHNYA TERHADAP TOTAL BAKTERI DAN AMONIA

SECARA IN VITRO

(SUPPLEMENTATION EXTRACTS LERAK (Sapindus rarak) AND GARLIC (Allium Sativum) IN THE DIET OF DAIRY GOAT AND ITS EFFECT ON TOTAL BACTERI AND AMMONIA

CONCENTRATION IN VITRO)

Ryan Pratama, Tri Rahardjo Sutardi, dan Caribu Hadi Prayitno Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

e-mail : ryan.pratama24@yahoo.co.id ABSTRAK

Penelitian berjudul Suplementasi Ekstrak Lerak (Sapindus rarak) dan Bawang Putih (Allium

sativum) dalam Pakan Kambing Perah Pengaruhnya Terhadap Total Bakteri dan Amonia Secara In Vitro yang dilaksanakan pada Nopember sampai Desember 2012. Materi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cairan rumen kambing Peranakan Etawa dan pakan kontrol (rumput gajah : ampas tahu : konsentrat : 60% : 35% : 5%). Metode penelitian adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan yaitu R0 : pakan kontrol, R1 : R0

+ 0,3 ppm Selenium + 1,5 ppm Chromium + 40 ppm Zink-lysinat, R2 : R1 + 250 ppm ekstrak Allium sativum, R3 : R1 + 0,325% ekstrak Sapindus rarak, R4 : R3 + 125 ppm ekstrak Allium sativum, R5 : R3

+ 250 ppm ekstrak Allium sativum, R6 : R3 + 375 ppm ekstrak Allium sativum, R7 : R3 + 500 ppm

ekstrak Allium sativum. Peubah yang diamati adalah total bakteri dan amonia serta data dianalisis menggunakan analisis variansi dan dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh terhadap peningkatan total bakteri (P<0,05) namun tidak berpengaruh terhadap konsentrasi amonia (P>0,05). Kombinasi ekstrak Sapindus rarak dan Allium

sativum (R3) hingga level 375 ppm yang tercukupi mineral mikro organik Se, Cr serta Zink-lysinat

(R6) berpengaruh terhadap total bakteri (P<0,05). Suplementasi ekstrak Sapindus rarak dan Allium sativum yang tercukupi mineral mikro organik Se, Cr serta Zink-lysinat tidak berpengaruh terhadap

konsentrasi amonia (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan terbaik terjadi pada kombinasi ekstrak lerak (Sapindus rarak) pada taraf 0,325% dan ekstrak bawang putih (Allium

sativum) 375 ppm dalam pakan kambing perah yang tercukupi mineral mikro (0,3 ppm Selenium +

1,5 ppm Chromium + 40 ppm Zink-lysinat) meningkatkan total bakteri tetapi semua perlakuan yang diujicobakan tidak berpengaruh terhadap konsentrasi amonia.

Kata Kunci : Ekstrak Sapindus rarak, Ekstrak Allium sativum, Mineral Mikro, Pakan Kambing Perah, Total Bakteri dan Amonia.

ABSTRACT

A research entitled “Supplementation Extracts Lerak (Sapindus rarak) and Garlic (Allium

sativum) in the Diet of Dairy Goat and its Effect on Total Bacteri and Ammonia Concentration by In Vitro was conducted from November to December 2012 The materials of the research were

rumen fluid of Etawa Hybred goats and goat ration (grass : tofu waste : concentrate : 60% : 35% : 5%). The research method was experimental using Completely Randomized Design (CRD) with 8 treatments and 3 replicaties were R0 = feed control, R1 = R0 + 0.3 ppm Selenium + Chromium + 1.5

ppm 40 ppm Zinc-lysinat, R2 = R1 + 250 ppm Allium sativum Extract, R3 = R1 + 0,325% Sapindus rarak Extract, R4 = R3 + 125 ppm Allium sativum Extract, R5 = R3 + 250 ppm Allium sativum Extract,

R6 = R3 + 375 ppm Allium sativum Extract, R7 = R3 + 500 ppm Allium sativum Extract. The variable

(2)

by Honestly Significant Difference Test. The results showed that the treatment affected total bacteri (P<0.05) and did not affect ammonia concentration (P>0.05). The combination of Sapindus

rarak and Allium sativum extracts (R3) with the level of more than 375 ppm in feed adequated in

organic micro mineral Se, Cr and Zinc-lysinate (R6) affected bacteri total (P<0.05). The

supplementation of Sapindus rarak and Allium sativum extracts in feed adequated in organic mineral Se, Cr and Zinc-lysinate did not affect ammonia concentration (P>0.05). Therefore, the best result in this research was the combination of lerak (Sapindus rarak) extract at the level of 0.325% and garlic oil extract (Allium sativum) at 375 ppm in dairy goat feeds adequated in organic micro mineral 0.3 ppm Selenium, 1.5 ppm Chromium and 40 ppm Zinc-lysinate affected total bacteria, but all treatments did not affect ammonia concentration.

Keywords : Extract Sapindus rarak, Extract Allium sativum, Micro Mineral, Dairy Goats Ratio, Total Bacteri and Ammonia

PENDAHULUAN

Produktivitas ruminansia sangat dipengaruhi oleh kinerja bakteri rumen yang terkait dengan efektifitas perombakan serat, kecernaan pakan, dan pasokan protein. Di dalam rumen umumnya terdapat berbagai jenis mikroorganisme yang terdiri dari bakteri, protozoa, dan fungi. Mikroorganisme ini saling bersimbiosis untuk melakukan proses fermentasi guna membantu proses pencernaan di dalam rumen. Pada kondisi nutrisi pakan terbatas, protozoa mempunyai sifat memangsa bakteri untuk memenuhi kebutuhan protein, karena kemampuan protozoa untuk mensintesis asam amino masih sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya kinerja populasi bakteri yang terdapat didalam rumen dan disisi lain pembentukan gas metana di dalam rumen oleh bakteri metanogenik dapat menyebabkan kehilangan energi hingga 15% dari total energi kimia tercerna (Thalib, 2008). Dengan demikan perlu dilakukannya penurunan protozoa dan bakteri metanogenik yang akan mempengaruhi proses fermentasi rumen dengan penggunaan saponin dan allicin dari buah Sapindus rarak dan Allium sativum.

Mikroba rumen sebagian besar dihuni oleh bakteri, jumlah bakteri didalam rumen mencapai 109 sel/ml sedangkan jumlah protozoa dalam rumen lebih sedikit dari bakteri yaitu sekitar 106 sel/ml (McDonald et al., 2002). Populasi protozoa dalam rumen dapat ditekan dengan penggunaan agen defaunasi. Salah satu agen defaunasi yang dapat digunakan untuk menekan populasi protozoa yaitu saponin. Astuti et al., (2008) menyatakan buah lerak (Sapindus rarak) yang diekstrasi metanol mengandung saponin yang cukup tinggi yaitu mencapai 81,47% dan dapat menurunkan protozoa rumen hingga 60% secara in-vitro. Suplementasi mineral mikro antara lain selenium, cromium dan zink-lysinat berperan dalam meningkatkan pasokan glukosa dan memacu pertumbuhan mikroba rumen (Muhtarudin dan Liman, 2006).

Penekanan populasi protozoa dengan ekstrak lerak yang mengandung saponin secara langsung akan menurunkan bakteri metanogenik karena sebanyak 20% (Bryden and Annison, 1998) sampai 37% (Newbold et al, 1995) bakteri metanogenik bersimbiosis dengan protozoa dan sisanya (63-80%) dalam kondisi bebas. Pembentukan gas metana didalam rumen terjadi melalui reduksi CO2 oleh H2 yang dikatalisis oleh enzim yang dihasilkan oleh metanogen (Thalib, 2008).

Adanya gas metana dalam rumen akan mempengaruhi produk fermentasi rumen, terutama ATP yang akan mempengaruhi efisiensi produksi mikrobial rumen (Thalib dan Widiawati, 2008).

Metanogen yang bebas (63-80%) akan dihambat pertumbuhannya oleh senyawa organosulfur dan allicin yang berasal dari bawang putih (Allium sativum). Penggunaan Allium

(3)

sativum yang mengandung allicin dan organosulfur tidak berpengaruh terhadap populasi bakteri

rumen (Hart et al., 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh tingkat pemberian ekstrak Sapindus rarak dan Allium sativum dalam substrat yang tercukupi Selenium, Chromium organik dan Zink-lysinat terhadap total bakteri dan amonia.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan kambing perah yang terdiri atas rumput gajah 60%, ampas tahu 35% dan konsentrat 5%, cairan rumen kambing perah, mineral mikro Chromium organik, Selenium organik dan Zink-lysinat, ekstrak daging buah lerak (Sapindus

rarak) dan ekstrak daging bawang putih (Allium sativum), seperangkat analisis total bakteri dan

amonia secara in-vitro.

Selenium dan chromium organik diperoleh dari proses fermentasi Saccharomyces cerevisiae dalam media beras yang diberi larutan SeO2 (selenium) dan larutan CrCl3.6H2O (chromium). Media

difermentasi selama 3-5 hari dalam ruang steril dan kemudian dikeringkan dan giling. Zink lysinat terbuat dari campuran 1 mol ZnSO4 + 2 mol Lysin-HCl yaitu sebanyak 0,099 g ZnSO4 dicampur

dengan 0,198 g Lysin-HCl. Ekstrak lerak diperoleh dengan memisahkan daging dari bijinya kemudian dibuat tepung dan direndam methanol (1:4) selama 24 jam. Selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak lerak. Ekstrak bawang putih diperoleh dengan mengolah daging bawang putih menjadi tepung dan direndam methanol (1:4) selama 24 jam. Selanjutnya dikeringkan dengan magnetic stirrer pada suhu ruang sampai methanol hilang dan digiling.

Metode penelitian adalah eksperimental secara in-vitro disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah sebagai berikut :

R0 : Pakan komplit kambing perah (PK: 11,93%, SK: 25,975%, TDN: 59,6%)

R1 : R0 + 0,3 ppm Selenium + 1,5 ppm Chromium + 40 ppm Zink-lysinat

R2 : R1 + 250 ppm Ekstrak Bawang Putih

R3 : R1 + 0,325% Ekstrak Buah Lerak

R4 : R3 + 125 ppm Ekstrak Bawang Putih

R5 : R3 + 250 ppm Ekstrak Bawang Putih

R6 : R3 + 375 ppm Ekstrak Bawang Putih

R7 : R3 + 500 ppm Ekstrak Bawang Putih

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) Total bakteri menurut Suryahadi (1990), (2) Amonia dengan teknik mikrodifusi conway. Data diolah dengan analisis variansi, apabila berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji BNJ (Beda Nyata Jujur).

HASIL DAN PEMBAHASAN Total Bakteri

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total bakteri tersebut berkisar antara 9,40 – 9,89. Angka tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kurniawati (2009) bahwa total bakteri berkisar antara 8,04 – 10,01 dengan perlakuan suplementasi ekstrak lerak taraf 0,09% dan 0,18% pada sapi potong. Hungate (1966) menyatakan bahwa populasi bakteri rumen berkisar ±1011 sel hidup/ml. Rataan total bakteri dari semua perlakuan tertera pada Tabel 1.

(4)

Tabel 1. Pengaruh Antar perlakuan Terhadap Total Bakteri dan Konsentrasi Amonia

Parameter Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7

Total Bakteri (log 10/ml) 9,40b 9,66ab 9,52ab 9,73ab 9,76ab 9,59ab 9,89a 9,51ab

Amonia 20,00 21,30 18,00 18,70 17,00 18,30 19,30 18,30

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNJ 5%. R0 : Pakan kontrol, R1 : R0

+ 0,3 ppm Selenium + 1,5 ppm Chromium + 40 ppm Zink-lysinat, R2 : R1 + 250 ppm Ekstrak Bawang Putih (Allium

sativum), R3 : R1 + 0,325% Ekstrak Buah Lerak (Sapindus rarak), R4 : R3 + 125 ppm Ekstrak Bawang Putih (Allium

sativum), R5 : R3 + 250 ppm Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum), R6 : R3 + 375 ppm Ekstrak Bawang Putih (Allium

sativum), R7 : R3 + 500 ppm Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum)

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh (P<0,05) antar perlakuan terhadap total bakteri. Hal tersebut menandakan bahwa suplementasi ekstrak lerak (Sapindus rarak) dan bawang putih (Allium sativum) yang tercukupi Cr, Se serta Zn-lysinat mampu mempengaruhi tingkat total bakteri rumen. Peningkatan total bakteri tersebut kemungkinan disebabkan oleh penurunan protozoa di dalam rumen. Populasi bakteri rumen diklasifikasikan atas dasar macam substrat yang digunakan sebagai sumber energi utama yaitu, bakteri selulolitik 0,5 - 5 x 108/ml (Bacteroides succinogeneses, Butyrivibrio fibrisolvens, Clostridium lochheadii, Ruminicoccus

flavefaciens, Ruminicoccus albus), bakteri amilolitik (Streptococcus bovis 5 x 109/ml, Selenomonas

ruminantium 1,5 - 428 x 106/ml, Bacteroides ruminocola, Succinimonas amylotica), bakteri hemiselulosa (Bacteroides ruminicola, Butyrivibrio fibrisolvens), bakteri pemakai asam (Selomonas

lactilytica, Peptostreptococcus elsdenii, Vibrio succinogenes), bakteri proteolitik < 104 dan 107, bakteri lipolitik > 109/ml (Anaerovibrio lipolytica) (Hungate, 1966), bakteri pemakai gula (Treponema bryantii, Lactobacillus vitulinus, Lactobacillus ruminus), bakteri metanogenik (Methanobrevibacter ruminantium, Methanobacterium formicicum, Methanomicrobium mobile) (Church, 1988).

Hasil uji lanjut BNJ menunjukkan hanya pada perlakuan pakan kontrol (R0) dengan kombinasi

ekstrak lerak (Sapindus rarak) 0,325% dan bawang putih (Allium sativum) 375 ppm yang tercukupi mineral mikro organik 0,3 ppm Selenium + 1,5 ppm Chromium + 40 ppm Zink-lysinat (R6) mampu

meningkatkan total bakteri (9,40 ± 0,09b vs 9,89 ± 0,08a ; R0 vs R6 P<0,05). Peningkatan total

bakteri terjadi sebesar 5,2%, kemungkinan peningkatan total bakteri tersebut diikuti dengan penurunan protozoa didalam rumen dan dibandingkan dengan perlakuan yang lain tidak menunjukkan peningkatan total bakteri terhadap pakan kontrol. Hal tersebut menandakan bahwa dengan kombinasi ekstrak lerak dan bawang putih yang tercukupi mineral mikro organik (Se, Cr, Zn-lysinat) (R6) itu mampu meningkatkan total bakteri. Hasil penelitian Yuhana dkk., (2012)

suplementasi ekstrak lerak 0,325% dan bawang putih 375 ppm yang tercukupi mineral mikro organik 0,3 ppm Selenium + 1,5 ppm Chromium + 40 ppm Zink-lysinat mampu meningkatkan VFA total serta KBK dan KBO pada kambing perah secara in vitro, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi diikuti dengan kenaikan total bakteri rumen terutama bakteri pendegradasi serat.

Hasil terbaik penelitian Prayitno dan Widiyastuti (2010) pada pakan sapi perah yang disuplementasi 0,3 ppm selenium + 1,5 ppm chromium + 40 ppm seng proteinat, taraf tersebut masih dapat digunakan dengan baik oleh kambing perah untuk meningkatkan pertumbuhan dan

(5)

aktivitas mikroba rumen sehingga total bakteri dapat meningkat. Muhtarudin dan Liman (2006) menyatakan bahwa pemberian selenium dan chromium dapat meningkatkan glukosa ke dalam sel tubuh mikroba sedangkan pemberian zink dapat memacu pertumbuhan mikroba rumen yang mengakibatkan kecernaan pakan meningkat.

Kombinasi penggunaan ekstrak lerak (Sapindus rarak) pada taraf 0,325% (R6) mampu

meningkatkan total bakteri, hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan saponin dalam Sapindus

rarak diduga mampu menekan protozoa (Thalib, 2004 ; Astuti et al., 2008). Thalib (2004)

melaporkan suplementasi ekstrak metanol lerak dalam bentuk serbuk (80 mg/100 ml dengan kadar saponin 15%) menyebabkan kenaikan total bakteri sebesar 61,3% pada inkubasi 48 jam. Kurniawati (2009) juga melaporkan suplementasi ekstrak lerak dengan taraf 0,09% dan 0,18% mampu meningkatkan populasi bakteri hingga 100-200 kali dari kontrol. Penggunaan ransum (60% hijauan, 35% konsentrat dan 5% ampas tahu) yang tinggi serat kemungkinan yang mengalami peningkatan yaitu bakteri selulolitik dan penggunaan saponin untuk defaunasi protozoa dalam kondisi ini memberikan efek terhadap peningkatan total bakteri. Hasil penelitian Hanim dkk., (2009) penggunaan level saponin (0, 0,1, 0,2, 0,3 mg/ml) dengan ransum hijauan dan konsentrat (60:40) tidak menunjukkan perbedaan terhadap aktifitas selulase. Didukung hasil penelitian Zhou

et al., (2011) penggunaan teh saponin (TS) tidak meningkatkan terhadap bakteri Ruminococcus albus dan Ruminococcus flavefaciens pada ternak domba, Hungate (1966) menyatakan bahwa R.albus dan R.flavefaciens tergolong bakteri selulolitik. Oleh sebab itu dalam penelitian ini perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut tentang total bakteri baik selulolitik, amilolitik maupun proteolitik serta beberapa bakteri pemecah substrat lainnya untuk mengetahui golongan bakteri yang meningkat didalam rumen.

Kombinasi penggunaan lerak (Sapindus rarak) dan bawang putih (Allium sativum) pada taraf 0,325% dan 375 ppm mampu meningkatkan total bakteri (R6) dibandingkan perlakuan {R4, R5 dan

R7}. Sirohi (2009) menyatakan bahwa bawang putih yang diekstrak dengan metanol mempunyai

kandungan saponin sebesar 20,94%, sehingga diduga bawang putih mempunyai peranan dalam menekan protozoa yang dapat meningkatkan bakteri. Zat aktif allicin dan organosulfur dari Allium

sativum efesien menghambat kinerja enzim HMG-CoA dalam menekan populasi metanogenik

sehingga penggunaan pakan lebih efesien dan konsentrasi VFA total meningkat (Yuhana dkk, 2012). Hasil penelitian Kongmun et al., (2011) bahwa pemberian 50 gr tepung bawang putih pada ternak kerbau mampu meningkatkan total bakteri sebesar 42,2% pada pengamatan 4 jam. Namun penggunaan taraf Allium sativum 500 ppm pada perlakuan R7 menyebabkan penurunan total

bakteri sehingga kemungkinan semakin banyak taraf Allium sativum yang digunakan akan semakin menurunnya total bakteri akibat penurunan dari metanogenik. Hal ini didukung hasil penelitian Yuhana dkk., (2012) tentang suplementasi ekstrak lerak dan bawang putih yang tercukupi mineral mikro organik dengan taraf bawang putih 500 ppm menyebabkan penurunan KCBK dan KCBO pada kambing perah secara in vitro.

Meskipun kombinasi ekstrak lerak 0,325% dan bawang putih 375 ppm yang tercukupi mineral mikro organik 0,3 ppm Se + 1,5 ppm Cr + 40 ppm Zn-lysinat (R6) meningkatkan total

bakteri dibandingkan perlakuan yang lain, akan tetapi yang hanya berpengaruh yaitu penggunaan taraf bawang putih. Kemungkinan penggunaan taraf mineral organik Cr, Se, Zink-lysinat dan ekstrak lerak kurang efektif didalam meningkatkan total bakteri rumen. Menurut Askar (2002) bahwa kebutuhan Zn pada domba sebesar 17 ppm. Dilaporkan oleh Mandal et al., (2007) bahwa

(6)

kandungan Zn dalam ransum sebesar 32,5 mg kg-1 cukup untuk memenuhi kebutuhan Zn untuk pertumbuhan normal dan kecernaan nutrient pada pertumbuhan anak sapi jantan. Hasil penelitian Hess et al., (2003) pemberian Sapindus saponaria 100 mg/g pada pakan sapi perah tidak meningkatkan total bakteri dengan pakan kontrol. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan taraf mineral mikro organik dan ekstrak lerak, kemudian disisi lain perlu juga dilakukannya pengamatan protozoa.

Konsentrasi Amonia

Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar amonia. Hal tersebut menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak lerak (Sapindus

rarak) dan bawang putih (Allium sativum) yang tercukupi selenium dan cromium serta zink-lysinat

dalam pakan kambing perah tidak mempengaruhi aktivitas mikroba rumen dalam metabolisme protein.

Rataan konsentrasi amonia pakan perlakuan berkisar antara 17-21 mM. Nilai tersebut sudah melebihi dari nilai kecukupan amonia di dalam rumen. Sutardi (1977) menyatakan bahwa kadar NH3 cairan rumen yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme rumen adalah 4-12 mM dan

kadar NH3 optimum adalah 8 mM. Pengaruh antar perlakuan terhadap konsentrasi amonia tertera

pada Tabel 1.

Data tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh yang diberikan dari ekstrak lerak (Sapindus

rarak) dan bawang putih (Allium sativum) yang tercukupi selenium, cromium serta zink-lysinat

dalam pakan kambing perah. Penggunaan mineral mikro organik Cr, Se serta zink-lysinat tidak mempengaruhi perubahan kadar amonia, kemungkinan jumlah bakteri proteolitik dari total bakteri rumen dalam kondisi stabil sehingga tidak mempengaruhi produksi amonia. Hal ini dibuktikan dengan tidak terjadinya peningkatan dalam hasil penelitian total bakteri rumen yang pakannya disuplementasi mineral mikro organik (R1). Hasil penelitian Muhtarudin dan Liman (2006) penggunaan mineral mikro organik 0,30 ppm Cr + 0,10 ppm Se + 40 ppm Zn + 10 ppm Cu lysinat dengan dosis 1 kali rekomendasi NRC (1985) tidak menunjukkan perubahan kadar amonia dengan pakan kontrol secara in vitro pada kambing.

Penggunaan ekstrak lerak (Sapindus rarak) tidak menunjukkan perubahan kadar amonia, dalam hal ini sesuai dengan hasil penelitian Thalib (2004) bahwa suplementasi ekstrak metanol lerak dalam bentuk serbuk (80 mg/ 100 ml dengan kadar saponin 15%) pada ransum domba dihasilkan konsentrasi amonia (mg/l) yang tidak berbeda dengan kontrol (62,47 vs 72,27). Didukung dengan penelitian Kurniawati (2009) suplementasi ekstrak lerak pada taraf 0,09% dan 0,18% mempunyai kadar amonia yang sama (15,85±3,15 , 16,00±3,18) dengan kontrol (16,31±2,36) pada pakan sapi potong. Hasil penelitian lain Wu et al., (1994) penggunaan ekstrak

Yucca shidigera 0, 2, 4, 6, 8 g/d terhadap amonia tidak menunjukkan perubahan (33,2, 35,4, 31,7,

34,5, 34,5) mg/dL pada pakan sapi perah.

Bawang putih (Allium sativum) dalam perlakuan juga tidak mempengaruhi perubahan kadar amonia, hal tersebut sesuai dengan penilitian Yang et al., (2007) bahwa hasil kadar amonia tidak berbeda dengan kontrol pada pemberian garlic oil sebanyak 250 ppm (5 gram/hari pada konsumsi pakan 20,4 Kg/hari) dalam pakan sapi perah. Kemudian didukung dengan penelitian Kongmun et

al., (2011) pada pemberian 50 dan 100 gr tepung bawang putih tidak menunjukkan perubahan

(7)

pemberian ekstrak garlic 15 mg/kg (Allium sativum 0,7% allicin) pakan sapi perah terhadap amonia (mg/100ml) tidak menunjukkan perubahan pada pengamatan 0,2,6,8 jam (5,4, 5,2, 3,0, 4,8) secara in situ namun terjadi perubahan pada pengamatan 4 jam (2,3).

SIMPULAN

Perlakuan terbaik terjadi pada kombinasi ekstrak lerak (Sapindus rarak) pada taraf 0,325% dan ekstrak bawang putih (Allium sativum) 375 ppm dalam pakan kambing perah (Hijauan 60%, ampas tahu 35% dan konsentrat 5% dengan kandungan PK: 11,93%, SK: 25,975%, TDN: 59,6%) yang tercukupi mineral mikro organik (0,3 ppm Selenium + 1,5 ppm Chromium + 40 ppm zink-lysinat) meningkatkan total bakteri dan perlakuan yang diberikan baik secara terpisah maupun kombinasi tidak menunjukkan pengaruh terhadap kadar amonia.

DAFTAR PUSTAKA

Askar, S. dan Abdurachman. 2002. Pengaruh Penambahan Zink Methionina ke dalam Simulasi Rumen secara In Vitro Terhadap Produksi Asam Lemak Atsiri. Buletin Teknik Pertanian. Vol 7. Nomor 2.

Astuti, D. A., E. Wina, B. Haryanto, dan S. Suharti. 2008. Peningkatan Produksi Sapi Potong Melalui Pakan additif Lerak (Sapindus rarak DC) pada Pemberian ransum Berbasis Hijauan Tinggi.

JITV.

Bryden, W. L. And E. F. Annison. 1998. Prespectives on Ruminant Nutrition and Metabolism. Department of Animal Science, University of Sydney, Camden N. S. W. 2570, Australia.

Cardozo P. W, S. Calsamiglia, A. Ferret and C. Kamel. 2005. Screening for The Effects of Natural Plants Extracts at Different pH on In Vitro Rumen Microbial Fermentation of a High-Concentrate Diet for Beef Cattle. J Animal Science. 83:2572-2579.

Church, D.C. 1988. Digestive Physiology and Nutrition. Prentice Hall. New Jersey.

Hanim, C, L.M. Yusiati and S.Alim. 2009. Effect Of Saponin As Defaunating Agent on In Vitro Ruminal Fermentation of Forage And Concentrate. J.Indonesian Trop.Anim.Agric. 34(4). Hart, K.J., S.E. Girdwood, S. Taylor, D.R. Yanez-Ruiz, and C.J. Newbold. 2006 Effect of Allicin on

Fermentation and Microbial Populations in the Rumen Simulating Fermentor Rusitec.

Reproduction Nutrition Development 46 (Supplement 1): 97- 115.

Hess, H.D, M. Kreuzer, T.E Diaz, C.E Lascano, J.E Carulla, Carla R.Soliva, andrea Machmuller. 2003. Saponin Rich Tropical Fruits Affect Fermentation and Methanogenesis in Faunated and Defaunated Rumen Fluid. J. Animal Feed Science and Technology 109 (2003) 79-94.

Hungate.R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press. New York.

Kongmun, P., M. Wanapat, P. Pakdee, C. Navanukraw, and Z. Yu. 2011. Manipulation of Rumen Fermentation and Ecology of Swamp Buffalo by Coconut Oil and Garlic Powder Supplementation. Livestock Science 135 : 84-92.

Kurniawati, Arisma. 2009. Evaluasi Suplementasi Ekstrak Lerak (Sapindus rarak) Terhadap Populasi Protozoa, Bakteri dan Karakteristik Fermentasi Rumen Sapi Peranakan Ongole Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(8)

Mandal, G.P., R.S. Dass, D.P. Isore, A.K. Garg and G.C. Ram. 2007. Effect of Zinc Supplementation from Two Sources on Growth, Nutrient Utilization and Immune Response in Male Crossbred Cattle (Bos indicus x Bos Taurus) bulls. Anim. Feed Sci. Tech. 138: 1-12.

McDonald, P., R. Edwards and J. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition. 6th Edition. New York. Muhtarudin dan Liman. 2006. Penentuan Penggunaan mineral Organik untuk Memperbaiki

Bioproses Rumen pada kambing secara In vitro. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 8:132-140.

Newbold, C. J., B. Lassalas, and J. P. Jouay. 1995. The Importance of Methanogens Associated with Ciliate Protozoa in Ruminal Methane Production in vitro . Letters in Applied Microbiology. 4:230-234.

Prayitno, C. H. dan T. Widiyastuti. 2010. Kajian Selenomethionin, Chromium Yeast dan Seng Proteinat pada Pakan Sapi Perah (Tinjauan secara In vitro ). Proseding Seminar Nasional:

Perspektif Pengembangan Agribisnis peternakan. Fakultas Peternakan, UNSOED,

Purwokerto.

Sirohi, S. K., N. Pandey, N. Goel, B. Singh, M. Mohini, P. Pandey and P. P. Chaudhry. 2009. Microbial Activity and Ruminal Methanogenesis as Affected by Plant Secondery Metabolites in Different Plant Extracts. International Journal of Civil and Emviromental Engineering 1:1. Suharti, S., A. Astuti, dan E. Wina. 2009. Kecernaan Nutrien dan Performa Produksi Sapi Potong

Peranakan Ongole (PO) yang diberi Tepung lerak (Sapindus rarak) dalam Ransum. JITV 14 (3):200-2007.

Suryahadi. 1990. Ilmu Nutrisi Ruminansia. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutardi, T. 1977. Ikhtisar Ruminologi. Bahan Kursus Peternakan Sapi Perah. Kayu Ambon Lembang.

Direktorat Jendral Peternakan-FAO, Bandung.

Thalib, A. 2008. Buah Lerak Mengurangi Emisi Gas Metana Pada Hewan Ruminansia. Warta

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 30 N0 2.

Thalib, A. and Y. Widiawati. 2008. Effect of Acetoanaerobium noterae Bacteria Addition in the Diet on Methane Production and Performance of Sheep. JITV. 13(4): 273-278.

Thalib. 2004. Uji Efektivitas Saponin Buah Sapindus rarak sebagai Inhibitor Metanogenesis secara In Vitro. J. Ilmu Ternak dan Veteriner 9(3): 164-171.

Wu Z, M Sadik, F T Sleiman, J M Simas, M Pessarakli and J T Huber. 1994. Influence of Yucca Extract on Ruminal Metabolism in Cows. J Animal Science. 72: 1038-1042.

Yang, W. Z., C. Benchaar., and B. N. Ametaj. 2007. Effect of Garlic and Juniper Berry Essential Oils on Ruminal fermentation and on the site and Extent of Digestion in Lactating Cows.

American Dairy Science Assosiation. 90: 5671-5681.

Yuhana, R., C.H. Prayitno dan B. Rustomo. 2012. Suplementasi Ekstrak Herbal Dalam Pakan Kambing Perah Pengaruhnya Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Serta Konsentrasi Vfa Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas peternakan. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Zhou, Y.Y, H.L. Mao, F.Jiang, J.K. Wang, J.X. Liu, and C.S. McSweeney. 2011. Inhibition Of Rumen Methanogenesis By Tea Saponins With Reference To Fermentation Pattern And Microbial Communities In Hu Sheep. Animal Feed Science and Technology 166-167 (2011) 93-100.

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Antar perlakuan Terhadap Total Bakteri dan Konsentrasi Amonia

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan nilai pH yoghurt probiotik rosella susu kambing dan susu sapi disebabkan oleh kandungan laktosa susu kambing yang lebih tinggi dari pada susu sapi sebagai bahan

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pemahaman konsep peserta didik pada kelas X SMA Negeri 1 Leihitu yang diajar dengan menerapkan model inkuiri terbimbing

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor motivasi karir, persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan berhubungan positif sedangkan lama pendidikan berhubungan negatif dengan

Tidak ada hubungan antara karakter sosiodemografik dengan praktik pemberian ASI eksklusif, faktor pre dan post natal yang mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif adalah

Jadi dari dua parameter kualitas perjalanan yaitu peta waktu perjalanan menunjukkan pada opsi rute bebarapa ruas jalan memiliki indeks yang ekstrim, terutama di jalan Ahmad

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara tingkat kecerdasan (IQ),

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah pembelajaran matematika efektif melalui penerapan model MEA. Hal tersebut dapat dilhat dari hasil