• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: STUDI. Gambar 3 The Americana (kanan), Tremont House (kiri) Sumber: (kanan), wikimedia.org (kiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II: STUDI. Gambar 3 The Americana (kanan), Tremont House (kiri) Sumber: (kanan), wikimedia.org (kiri)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II: STUDI

2.1 Hotel

Menurut Aan Surachlan Dimyati dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan Dasar Perhotelan. Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITUM (bahasa latin), artinya ruang tamu, dalam jangka waktu lama kata hospitum mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan anatara Guest House dengan Mandion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar itu dinamakan HOSTEL.

Rumah-rumah itu lalu disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu. Selama menginap para tamu harus mematuhi segala peraturan yang ditentukan oleh pemilik rumah. Seiring perkembangan dan tuntutan yang sangat banyak maka kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel dihilngkan lalu menjadi kata ‘’Hotel”.

Gambar 3 The Americana (kanan) , Tremont House (kiri) Sumber: www.city-journal.org (kanan), wikimedia.org (kiri)

(2)

Pengertian dan definisi hotel meneurut beberapa sumber adalah sebagai berikut :

Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association)

Hotel adalah suatu tempat, dimana disediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan lainya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu.

Menurut Webster

Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainya untuk umum.

Dalam Surat Keputusan Menteri Pehubungan RI No. PM

10/PW-301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977

Hotel adalah bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, seperti makan dan minum.

Dalam Surat Keputusan Menteri Pehubungan RI No. 241/H/1970

Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi), serta meyajikan hidangan dan fasilitas lainya untuk umum yang memenuhi syarat comfort dan bertujuan komersil.

Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel

Hotel adalah akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainya bagi masyarakat umum yang dikeloal secara komersial.

(3)

Dapat disimpulkan Hotel adalah suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang jasa berupa penginapan, makan dan minum serta menggunakan fasilitas lainya yang dikelola secara komersil.

2.1.1. Jenis – Jenis Hotel

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000). Berdasarkan hal tersebut maka haotel dikelompokkan menjadi :

City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya di peruntukkan bagi masyarakat yang bermasuk untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City hotel disebut juga sebagai transit hotel karean biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

Gambar 4 Grand Zuri Hotel City Sumber: www.grandzuri.com

Residential Hotel

Hotel yang berlokasi didaerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi didaerah daerah tenang, terutama diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini dilengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

(4)

Gambar 5 The Sultan Jakarta Sumber: www.sultanjakarta.com

Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pegunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

Gambar 6 Wapa di Ume Resort Sumber: www.wapadiume.com

Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar lainya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

(5)

Gambar 7 Motel Mexicola Sumber: travel.detik.com

Conventional Hotel

Hotel yang dapat menampung kegiatan pertemuan skala besar maupun kecil. Biasanya hotel ini berada di kota besar maupun kota berkembang yang sangat mugnkin untuk diselenggarakanya kegiatan konvensi.

Gambar 8 Lumire Hotel & Convention Center Sumber: www.lumirehotel.com

2.1.2. Klasifikasi Hotel

Klasifikasi hotel merupakan pengelompokkan hotel berdasarkan kelas atau tingkatan, yang didasarkan ukuran penilaian tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut kebutuhanya. Pada tahun 1970, pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :

(6)

 Bentuk bangunan

 Perlengkapan dan fasilitas

 Kualitas pelayanan

Pada tahun 1977, sistem klasifikasi yang telah ditentukan diganti menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW.301/Pdb-77 tenang usaha dan klasifikasi hotel, klasifikasi hotel secara minimum didasarkan oleh :

 Jumlah kamar

 Fasilitas

 Peralatan yang tersedia

 Kualitas pelayanan

Berdasarkan klasifikasi hotel di Indonesia yang dikeluarkan oleh peraturan pemerintah, Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu hotel bintang 1 hingga hotel bintang 5. Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelas tersebut ataupun berada dibawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang atau biasa disebut dengan Hotel Melati.

Adapun klasifikasi hotel di Indonesia berdasarkan ketetapan jumlah minimal kamar dan standar hotel,yaitu :

No Klasifikasi

Hotel

Jumlah

Kamar Syarat Peraturan

1 Bintang 1 15 kamar

standar

 Taman

 Tempat parkir

 Lokasi dan Lingkungan

 Olah raga  Bangunan  Kamar tamu  Ruang makan Kep Dirjen Pariwisata No 14/U/II88 tgl 25 Februari 1988

(7)

 Bar  Lobby  Telepon  Toilet umum  Koridor  Ruang disewakan  Dapur  Area administrasi  Front office

 Kantor pengelola hotel

 Area tata graha

 Ruang binatu

 Gudang

 Ruang karyawan

 Operasional

 Food & beverages

 Keamanan  Olahraga rekreasi  pelayanan 2 Bintang 2 20 kamar standar + 1 kamar suite

Sama dengan fasilitas bintang 1 Kep Dirjen Pariwisata No 14/U/II88 tgl 25 Februari 1988 3 Bintang 3 30 kamar standar + 2 kamar suite

Sama dengan fasilitas hotel bintang 1 hanya penambahan :

o 2 restoran o Parkir luas o 2 kolam renang o Fasilitas penunjang o Tenis o Fitness

o Spa dan sauna

Kep Dirjen Pariwisata No 14/U/II88 tgl 25 Februari 1988 4 Bintang 4 50 kamar standar + 3 kamar suite

Sama dengan fasilitas hotel bintang 3 (tiga)

Kep Dirjen Pariwisata No 14/U/II88 tgl 25 Februari 1988 5 Bintang 5 100 kamar Sama dengan fasilitas hotel Kep Dirjen

(8)

standar + 4 kamar

suite

bintang 3 (tiga) Pariwisata No

14/U/II88 tgl 25 Februari 1988 6 Bintang 5+ 100 kamar standar + 4 kamar suite

Sama dengan fasilitashotel bintang 3 (tiga) dengan penambahan : - Pasar malam - Galeri - Ruang konferensi Kep Dirjen Pariwisata No 14/U/II88 tgl 25 Februari 1988

Sumber: Direktorat Jenderal Pariwisata

Penggolongan kelas hotel dimaksudkan, supaya calon penghuni mengetahui fasilitas dan pelayanan yang akan diperoleh dari suatu hotel. Juga dapat menjadi pedoman bagi investor di bidang usaha perhotelan. Sehingga tercipta persaingan untuk menyediakan jasa hotel.

Berdasarkan klasifikasi hotel tersebut diatas dan dengan di padukan dengan TOR perancangan Prambanan Heritage Hotel and Convention ini akan dirancang dengan kelas Bintang 5+, dimana semua syarat minimal bangunan hotel harus dilengkapi.

2.1.3. Tipe Hunian Hotel

Pada hotel berbintang terdapat klasifikasi pembagian kamar. Kamar merupakan zona privat yang diperuntukkan hanya bagi tamu yang memesan kamar. Berikut beberapa tipe kamar :

1. Tipe kamar meneurut jumlah tempat tidur

Single Room adalah kamar yang memiliki satu tempat tidur satu ruang tamu.

Twin Room adalah kamar yang memiliki dua tempat tidur untuk dua orang tamu.

(9)

Double Room adalah kamar yang memiliki satu tempat tidur besar untuk dua orang tamu.

Double-double adalah kamar yang memiliki dua kamar masing-masing dengan tempat tidur berukuran double untuk empat orang tamu.

Triple Room adalah kamar yang memiliki double bed untuk dua orang ditambah dengan extra bed.

2. Tipe kamar menurut jumlah ruang dan fasilitasnya

Standar Room adalah jenis kamar dengan fasilitas terendah atau sesuai dengan standar dari hotel yang menamainya. Kamar standar memiliki fasilitas yang paling dasar dan merupakan kamar paling murah dari suatu hotel.

Deluxe Room adalah jenis kamar yang sedikit dipermak interior dan eksteriornya demi mendapatkan kesan yang lebih mewah dan terkadang memeiliki luas yang lebih besar dibanding dengan Standar Room.

Superior Room adalah jenis kamar yang memiliki niali jual cukup tinggi karena jenis kamar ini mendapatkan pemandangan yang baik, seperti beach view, garden view, dll. Biasanya dikenal juga dengan nama Premium Room.

Juinor Suite adalah kamar besar yang terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu.

Suite Room adalah jenis kamar ini memiliki ukuran yang jauh melebihi ukuran standar. Memiliki ruang tidur, ruang tamu, dan ruang memasak sendiri. Biasanya kamar jenis ini digunakan oleh orang-orang bisnis dan keluarga yang tingga di hotel untuk periode yang agak lama.

(10)

Presidential / Penthouse Room adalah kamar yang terdiri dari tiga kamar besar, yaitu kamar tidur, kamar tamu, ruang makan dan sebuah dapur kecil. Kamar jenis ini sangat private.

3. Tipe kamar menurut posisi dan kedekatan kamar

Connecting Room adalah kamar yang terdiri dari dua buah kamar berdekatan dan antara kamar yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh sebuah pintu.

Adjoining Room adalah dua buah kamar yang berdekatan dan tidak mempunyai pintu penghubung atau side by side.

4. Tipe kamar menurut arah hadap kamar

Inside Room adalah kamar-kamar yang menghadap ke bagian belakang hotel (fancing the back).

Outside Room adalah kamar-kamar yang menghadap ke jalan raya (fancing the street).

Lanais adalah kamar-kamar dengan teras/balkon yang berlokasi menghadap ke kolam atau kebun.

Cabana adalah kamar-kamar yang berlokasi di kawasan pantai atau kolam renang. Kamar ini dilengkapi dengan atau tanpa tempat tidur. Lokasi kamar biasanya terpisah dari gedung utama (main building).

5. Tipe kamar menurut peruntukan penghuni

House Used Room adalah kamar yang diperuntukkan bagi staff hotel yang mempunyai otoritas dan digunakan untuk tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu karena dinas.

Dengan demikian terdapat berbagai macam tipe kamar sesuai dengan kebutuhan, keadaan, dan kondisi tapak. Tipe kamar yang akan digunakan dalam

(11)

perancangan Prambanan Heritage Hotel and Convention ini adalah 1. Standar/Deluxe (258 kamar), 2. Junior Suite (40 kamar), 3. President Suite (2 kamar). Dengan candi prambanan dan gunung merapi sebagai point of view.

2.1.4. Penataan Ruang dan Sirkulasi Hotel

Menurut Endy Marlina (2008), ada beberapa macam tata ruang kamar dalam hotel, yaitu :

Single-loaded slab memiliki ruang 12-30 kamar, dengan dimensi panjang 10m. Luas kamar 65% terhadap sirkulasi dan luas koridor 7,5m2.

Gambar 9 Single-loaded slab

Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina (2008)

Double-loaded slab memiliki ruang 16-24 kamar, dengan dimensi panjang 18m. Luas kamar 70% terhadap sirkulasi dan luas koridor 4,2m2.

Gambar 10 Double-loaded slab

(12)

Offset slab memiliki ruang 24-40 kamar, dengan dimensi 24 m2. Luas kamar 72% terhadap sirkulasi dan luas koridor 4,6m2.

Gambar 11 Offset slab

Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina (2008)

Rectangular tower memiliki ruang 16-24 kamar, dengan dimensi 34x34 m2. Denagn luas kamar 65% terhadap sirkulasi dan luas koridor 5,6m2.

Gambar 12 Rectangular tower

Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina (2008)

Circular tower memiliki ruang 16-24 kamar, dengan dimensi 27-40 m2. Luas kamar 67% terhadap sirkulasi dan luas koridor 4,2 – 6 m2.

(13)

Gambar 13 Circular tower

Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina (2008)

Triangular tower memiliki ruang variasi dari 24 kamar, dengan dimensi 27m. Luas kamar 62% terhadap sirkulasi dan luas koridor 8,8m2.

Gambar 14 Triangular tower

Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina (2008)

Berdasarkan macam tata ruang kamar hotel diatas, dilihat dari segi komersial, pemanfaatan ruang dan kondisi lahan Triangular Tower akan dapat masuk kedalam rancangan Prambanan Heritage Hotel and Convention.

(14)

2.2 Konvensi

Konvensi atau Convention adalah bagian dari MICE, yaitu Meeting, Incentive, Convention , Exhibition. MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan intensif, dan pemaran. Merupakan usaha dengan kegiatan memebri jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan, dsb) untuk membahas masalah – masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama (Pendit, 1999:25).

Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition.

2.2.1. Pengertian Convention

Menurut Fred Lawson 1981 Convention didefinisikan sebagai pertemuan oleh orang-orang untuk sebuah tujuan atau untuk bertukar pikiran, berupa pendapat dan informasi dari sesuatu perhatian atau permasalahan bersama dari sebuah kelompok. Convention pada umumnya tentang pemberian informasi yang dikemas dalam sebuah topik dan biasanya terdapat pameran atau eksibisi di dalamnya.

Convention menurut Dirjen Pariwisata adalah kegiatan berupa pertemuan antar kelompok (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama atau bertukar informasi tentang hal-hal baru untuk dibahas.

Berdasarkan beberapa pengertian convention diatas, dapat disimpulkan bahwa convention atau konvensi merupakan pertemuan bersama-sama bertukar pikiran, pengalaman dan informasi melalui pembicaraan terbuka, saling siap untuk mendengar dan didengar serta mempelajari, mendiskusikan kemudian menyimpulkan topik-topik yang dibahas dalam pertemuan.

2.2.2. Tipe Convention

(15)

Seminar : acara untuk bertukar informasi yang dipandu oleh profesional dan terdapat interaksi tanya jawab di dalamnya. Biasanya dihadiri lebih dari 30 orang.

Workshop : pertemuan yang bertujuan untuk melatih para pemula untuk dapat saling bertukar ilmu. Acara ini biasanya dihadiri antara 30-35 orang.

Simposium : diskusi panel para ahli yang terdapat pula pendengar yang berjumlah besar.

Panel : terdapat 2 atau lebih pembicara yang saling berdiskusi yang dipimpin oleh moderator.

Forum : suatu diskusi panel yang mempertemukan antara 2 kubu yang berbeda pendapat, dan dipimpin oleh seorang moderator.

Ceramah : dengan 1 pembicara seorang ahli atau menjelaskan tentang materinya.

Institusi : terdiri dari kursus dan kegiatan tatap muka antar kelompok untuk membahas masalah atau materi.

Convention dalam kenyataan bisa juga digunakan untuk melakukan kegiatan seperti konser musik atau pertunjukkan budaya.

Gambar 15 Jakarta Convention Center Sumber : www.jcc.com

(16)

2.2.3. Lokasi dan Pencapaian Convention

Menurut Fred Lawson (1981) perencaaan lokasi dan pencapaian ke bangunan harus memenuhi beberapa syarat yaitu :

 Lokasi berdekatan dengan jalan uatama dan lalu lintas yang lancar.

 Berdekatan dengan hotel berbintang dan perkantoran.

 Memiliki sistem lalu lintas dengan lebar jalan yang cukup besar.

 Pintu masuk harus terlihat jelas dan mudah dikenali.

 Pintu masuk harus mempunyai fasilitas bag drop yang dapat dilalui mobil dan taksi.

2.2.4. Ruang dan Fasilitas

Jenis ruang dan fasilitas yang tersedia dalam ruangan convention menurut Fred Lawson (1981) adalah sebagai berikut :

 Ruang konvensi utama atau auditorium, berjumlah satu atau dua dengan kapasitas antara 1000 – 3000 tempat duduk.

 Ruang konvensi sedang atau ballroom berjumlah dua atau tiga buah dengan kapasitas 200 – 500 tempat duduk.

 Ruang pertemuan berjumlah empat sampai sepuluh buah dengan kapasitas anatara 20 – 50 tempat duduk.

 Exhibition hall

 Servis food untuk peserta konvensi

 Monitor televisi dan broadcasting

 Pelayanan pers, conference organizer untuk delegasi

(17)

 Pelayanan recording, filming dan publisitas

 Pelayanan parkir untuk delegasi (VIP) dan parkir umum.

2.2.5. Akustik Ruang pada Convention

Hal utama dalam bangunan convention adalah menyelesaiakn masalah suara atau kebisingan yang diakibatkan dari sumber suara. Penyeleseian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara menurut Medistika (2005), yaitu :

Penyeleseian kebisingan secara outdoor yaitu dengan

memperpanjang medium gelombang yang dilalui gelombang bunyi agar intensitasnya menurun. Caranya adalah menjauhkan posisi ruangan dari jalan yang dilalui kendaraan atau benda bising lainya.

Penyelesaian kebisingan pada selubung bangunan yaitu dengan

mengatur lubang-lubang udara pada dinding yang gunanya menyerap suara dari dalam maupun luar.

Penyeleseian kebisingan ruangan dengan interior yaitu dengan

menambahkan lapisan pada dinding dan langit –langit bangunan yang dapat menyerap pada beberpa sisi dan dapat memnatulkan di sisi yang lainya.

2.2.6. Pencahayaan pada Convention

Dalam pencahayaan ada beberapa pertimbangan. Fungsi ruang yang menggunakan proyektor di dalamnya mengharuskan intesitas cahaya yang redup. Sehingga kurang direkomendasikan cahaya alami. Menurut Fred Lawson (1981) sistem pencahayaan dapat dibagi 2 yaitu :

 Pencahayaan langsung

Pemasangan pencahayaan pada langit-langit auditorium yang berukuran besar. Umunya menggunakan pencahayaan vertikal dengan sudut maksimal 10 derajat.

(18)

 Pencahayaan tak langsung

Betuk pencahayaan ini biasanya melingkar juga digunakan untuk memecah pencahayaan di daerah khusus. Pemcahayaan yang melingkar dapat mengurangi tingkat konsentrsi.

2.2.7. Sistem Air Conditioning (AC) pada Convention

Kenyamanan didalam bangunan konvensi harus dipertimbangkan dalam merancang bangunan konvensi. Menurut Fred Lawson (1981) sistem AC pada bangunan konvensi tergantung dari beberapa faktor antara lain :

 Skala dan Luasan

Untuk pusat kongres atau pameran yang sangat besar yang memungkinkan adanya bukaan dalam ruangan tersebut. Luasan ruangan akan menjadi pertimbangan dalam memilih AC dan kekuatan AC itu. Bisa menggunakan AC split maupun non_Split.

 Ketentuan yang Digunakan

Ketentuan yang ada biasanya digunakan untuk menentukan jumlah minimal udara bersih yang harus dikeluarkan. Pada ruangan mekanikanl, dapur dan ruangan lain yang diperlukan ventilasi yang sesuai agar manjaga ruangan tersbut tetap fresh.

 Biaya Operasional

Biaya dalam hal ini adalah pengoperasian AC. Sebisa mungkin menggunakan AC dengan efektif. Disarankan untuk menggunakan AC dengan sistem ducting karena penggunanaanya lebih efisien dan hemat energi serta biaya daripada AC split biasa.

(19)

2.3 Studi Banding

2.3.1. Amanjiwo Borobudur Resort

Gambar 16 Amanjiwo Borobudur Resort Sumber ;www.aman.com

Amanjiwo Borobudur Resort adalah sebuah hotel mewah di bukit Menoreh dekat Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Terletak didaerah candi Budha abad ke-9 dan situs Warisan Dunia UNESCO, Borobudur, Hotel ini dioperasikan oleh Aman Resort dan dibuka pada tahun 1997. Nama Amanjiwo dalam bahasa lokal berarti jiwa yang damai.

Hotel ini dirancang oleh Ed Tuttle dan dibangun dalam bentuk seperti candi dalam sebuah stupa berpilar dari batu lokal yang disebut batu paras yogya dan 15 kamar memiliki kolam renang pribadi. Hotel ini memiliki perpustakaan yang terdiri dan sering pula dipergunakan sebagai host dalam pelajaran tentang sejarah Borobudur dan galeri seni, dan kolam renang yang dikenal sebagai Danau hijau dengan batu hijau berasal dari batu lokal yang mencerminkan perladangan sawah.

(20)

Hotel ini memiliki 36 kamar suite yang mewah berada dalam 2 sisi lingkaran sekitar rotunda. Suite tersebut berdindingkan dari batu kapur lokal, beratapkan berbentuk kubah (beberapa diantaranya beratapkan jerami) dengan langit – langit yang tinggi, pintu sliding glass, tempat tidur berpilar utama empat bercorakkan kayu sungkai, kayu kelapa dengan perabotan berbahan rotan, bantai-bantai dengan corak batik kuno, dan kaca lukis bercorak tradisional.

Gambar 17 Amanjiwo Plan Sumber ; www.myoverseaswedding.com

Hotel yang memiliki pivasi sangat tinggi setiap kamarnya. sehingga dalam pembagian kamar sangat diperhatikan. Kamar suite yang berjumlah 36 kamar maupun president suite.

(21)

Amanjiwo Suite

Tipe kamar suite terdiri 36 kamar. Dimana fasilitas didalamnya terdapat kolam renang pribadi, saung, kamar tidur, kamar mandi. Dengan luas 243m2.

Gambar 18 Suites

Sumber ; www.scottdunn.com

Kamar suite dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :

1. Borobudur pool suite, kamar ini dilengkapi teras taman, kolam renang dan pemandangan Borobudur dan sawah, paviliun beratap jerami.

Gambar 19 Borobudur pool suite Sumber ; www.aman.com

(22)

2. Garden pool suite, kamar ini dilengkapi teras taman, kolam renang dan pemandangan bukit menoreh dan sawah, paviliun beratap jerami.

Gambar 20 Garden pool suite Sumber ; www.aman.com

3. Borobudur suite, kamar ini dilengkapi teras taman, pemandangan bukit menoreh dan sawah, paviliun beratap jerami.

4. Garden suite, kamar ini dilengkapi teras taman, pemandangan bukit menoreh dan sawah, paviliun beratap jerami.

Dalem JiwoSuite

Ini adalah President suite yang ada di Amanjiwo Borobudur Resort. Hanya terdapat 1 tipe kamar ini. Tipe ini memiliki jalur pribadi dan letaknya ditengah – tengah sawah. Dalem jiwo suite memberikan 2 paviliun kamar tidur, ruang tamu, kolam renang pribadi sepanjang 15 m.

Gambar 21 Dalem jiwo suite sumber: www.aman.com

Gambar

Gambar 3 The Americana (kanan) , Tremont House (kiri)  Sumber: www.city-journal.org (kanan), wikimedia.org (kiri)
Gambar 8 Lumire Hotel & Convention Center  Sumber: www.lumirehotel.com
Gambar 10 Double-loaded slab
Gambar 11 Offset slab
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pemberlakuan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh instansi teknis pembina sektor untuk penyelenggaraan program pelatihan berbasis kompetensi

Perusahaan Penerbangan/ Pelayaran LN (KMK 417/KMK.04/1996)  ); penghasilan  ); penghasilan neto sebesar 6% dari peredaran bruto dan pajak yang wajib dilunasi sebesar  neto

<p>•  jk ada kakek sekandung sebapak tanpa ada ahli waris yang lain, jk ada saudara lk pr sekandung atau seabapak lakukan proses hitung jumlah bagian kakek

Temuan penelitian (1) kemampuan guru dalam membelajarkan mata pelajaran produktif RPL belum memadai sehingga kepuasan belajar siswa rendah, (2) peningkatan kecakapan akademik

Jadi, dengan demikian bahasa (Indonesia) merupakan sarana pengungkap kebudayaan nasional Indonesia yang digunakan sebagai dasar pengembangan pariwisata di Indonesia.(2) hubungan yang

Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa perbedaan pengelompokkan ukuran berat memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (p>0,05) terhadap persentase penambahan berat,

Dekomposisi kain ialah !uatu cara menganalisis kain contoh, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh data%data yang dapat dipakai untuk membuat kembali kain

Sel meristem yang terkena iradiasi sinar gamma dengan dosis yang terlalu tinggi maka akan terjadi kerusakan yang besar termasuk pada sel meristem dan selanjutnya