• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Agroindustri Dodol Di Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pendapatan Agroindustri Dodol Di Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL

DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

DESY ARISANDY

090304024

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL

DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH: DESY ARISANDY

090304024 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS

NIP. 194608021973011001 NIP. 196309281998031001 DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

DESY ARISANDY (090304024/AGRIBISNIS) dengan judul penelitian “ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”. Studi kasus Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr.Ir. Kelin Tarigan, MS. dan Bapak DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh biaya produksi terhadap besar penerimaan per kilogram dodol, untuk menganalisis hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per kilogram dodol, untuk menganalisis komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan, dan untuk menganalisis perbedaan pendapatan agroindustri dodol berdasarkan skala usahanya di Kabupaten Serdang Bedagai.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi pearson, dan uji beda rata-rata Independent Samples T Test dengan menggunakan alat bantu SPSS. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel yang akan diambil dihitung dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel dengan metode Stratified Random Sampling dengan besar sampel 44 yang terdiri dari 32 sampel untuk skala rumah tangga dan 12 sampel untuk skala kecil. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil estimasi dapat diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,814. Hal ini berarti 81,4 % variasi yang terjadi pada variabel biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang menjelaskan penerimaan per kilogram dodol, sedangkan 19,6 % lagi dipengaruhi oleh variabel lain. Ada hubungan yang sangat erat antara jumlah produksi/tahun dengan pendapatan/kg dodol yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,898. Komposisi biaya/kg dodol yang paling tinggi adalah biaya bahan baku, untuk dodol biasa komposisi biaya bahan baku 73,85%, dodol durian 77,47%, san dodol pandan 73,67%, sisanya adalah komposisi biaya-biaya produksi lainnya. Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan agroindustri dodol skala rumah tangga dengan agroindustri dodol skala kecil, hal ini dilihat dari nilai t hitung –(13,104) > t-tabel (1,681), dan signifikansi 0,000 < 0,05.

(4)

RIWAYAT HIDUP

DESY ARISANDY, lahir di Laut Tador pada tanggal 1 Desember 1991. Merupakan anak dari Bapak Basri dan Ibu Rusmiah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1997 masuk Sekolah Dasar di SDN. 010225 Laut Tador, Kabupaten

Batu Bara dan tamat tahun 2003.

2. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMPN. 2 Sei Suka,

Kabupaten Batu Bara dan tamat tahun 2006.

3. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Atas di SMAN. 1 Tebing Tinggi dan

tamat tahun 2009.

4. Tahun 2009 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bulan Mei s/d Juli 2013 melakukan penelitian skripsi di Kecamatan Perbaungan

dan Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Batu Bara. Bulan Juli 2013

mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bandar Pinang Kebun,

Kecamatan Bintang Bayu, Kabupaten Serdang Bedagai.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”. Studi kasus Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari

penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh

gelar sarjana pada Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Ir. Kelin Tarigan, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan waktu untuk membimbing penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS. selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Seluruh instansi dan responden yang terkait dengan penelitian ini yang telah

(6)

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda

Basri dan Ibunda Rusmiah atas motivasi, kasih sayang, dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani masa

pendidikan. Tak lupa terima kasih kepada adik-adik tersayang, Novita Sari dan Riky Afandy atas semangat dan motivasi yang diberikan.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman di Program Studi

Agribisnis Stambuk 2009 yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dalam

penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2013

(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

Identifikasi Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA

Hipotesis Penelitian ... 19

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

Metode Pengambilan Sampel ... 21

Metode Pengumpulan Data ... 23

Metode Analisis Data ... 23

Defenisi dan Batasan Operasional ... 28

Defenisi ... 28

Batasan Operasional ... 29

(8)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian ... 30

Luas dan Letak Geografis ... 30

Keadaan Penduduk ... 32

Tata Guna Lahan ... 37

Karakteristik Sampel ... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Besar Penerimaan Per Kilogram Dodol ... 42

Hubungan Jumlah Produksi Per Tahun Dengan Besar Pendapatan Per Kilogram Dodol ... 46

Komposisi Biaya Per Kilogram Dodol ... 48

Perbedaan Pendapatan Agroindustri Dodol Skala Rumah Tangga dengan Skala Kecil ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 54

Saran ... 55

(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Populasi pengusaha dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2012 20

2. Populasi pengusaha dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2013 21

3. Besar sampel pengusaha dodol berdasarkan skala usaha 23

4. Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi 27

5. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Agama 33

6. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Pekerjaan 33

7. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Agama 34

8. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Pekerjaan 34

9. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Agama 35

10. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Pekerjaan 35

11. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Agama 36

12. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Pekerjaan 37

13. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Bengkel 37

14. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Pematang Sijonam 37

15. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sei Buluh 39

16. Karakteristik Sampel Agroindustri Dodol 39

17. Tingkat Pendidikan Terakhir Sampel Agroindustri Dodol 41

18. Hasil Regresi Biaya Produksi PerKilogram Dodol Dengan 42 Penerimaan Per Kilogram Dodol

19. Hasil Pengujian Hubungan Junlah Produksi Dodol Per Tahun 46 Dengan Pendapatan Per Kilogram Dodol

20. Komposisi Biaya Per Kilogram Dodol Biasa 48

(10)

22. Komposisi Biaya Per Kilogram Dodol Pandan 50

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Karakteristik Sampel Agroindustri Dodol

2. Total Produksi Dodol Biasa, Durian dan Pandan Per Tahun

3. Biaya Penyusutab Dalam Agroindustri Dodol

4. Total Biaya Penyustan Agroindustri Dodol Berdasarkan Cita Rasa

5. Biaya Tenaga Kerja

6. Total Biaya Tenaga Kerja

7. Biaya Listrik, Air, dan Telfon

8. Biaya Pajak Buni dan Bangunan

9. Biaya Bahan Baku Agroindustri Dodol

10. Biaya Pengemasan

11. Biaya Bahan Bakar Agroindustri Dodol Berdasarkan Cita Rasa

12. Penerimaan Agroindustri Dodol

13. Rata-Rata Penerimaan Agroindustri Dodol Seluruh Cita Rasa

14. Total Biaya Produksi Dodol Berdasarkan Cita Rasa

15. Pendapatan Agroindustri Dodol Berdasarkan Cita Rasa

16. Penggunaan Tenaga Kerja Agroindustri Dodol

17. Upah TKDK Agroindustri Dodol Per Tahun

(13)

ABSTRAK

DESY ARISANDY (090304024/AGRIBISNIS) dengan judul penelitian “ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”. Studi kasus Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr.Ir. Kelin Tarigan, MS. dan Bapak DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh biaya produksi terhadap besar penerimaan per kilogram dodol, untuk menganalisis hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per kilogram dodol, untuk menganalisis komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan, dan untuk menganalisis perbedaan pendapatan agroindustri dodol berdasarkan skala usahanya di Kabupaten Serdang Bedagai.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi pearson, dan uji beda rata-rata Independent Samples T Test dengan menggunakan alat bantu SPSS. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel yang akan diambil dihitung dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel dengan metode Stratified Random Sampling dengan besar sampel 44 yang terdiri dari 32 sampel untuk skala rumah tangga dan 12 sampel untuk skala kecil. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil estimasi dapat diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,814. Hal ini berarti 81,4 % variasi yang terjadi pada variabel biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang menjelaskan penerimaan per kilogram dodol, sedangkan 19,6 % lagi dipengaruhi oleh variabel lain. Ada hubungan yang sangat erat antara jumlah produksi/tahun dengan pendapatan/kg dodol yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,898. Komposisi biaya/kg dodol yang paling tinggi adalah biaya bahan baku, untuk dodol biasa komposisi biaya bahan baku 73,85%, dodol durian 77,47%, san dodol pandan 73,67%, sisanya adalah komposisi biaya-biaya produksi lainnya. Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan agroindustri dodol skala rumah tangga dengan agroindustri dodol skala kecil, hal ini dilihat dari nilai t hitung –(13,104) > t-tabel (1,681), dan signifikansi 0,000 < 0,05.

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil–hasil

pertanian. Tetapi permintaan komoditas pertanian cenderung menurun dan diganti

oleh produk olahan yang harganya relatif lebih tinggi, bahkan lebih stabil. Oleh

karena itu agroindustri perlu dikembangkan untuk meningkatkan basis pasar

ekspor melalui diversifikasi produk, dan meningkatkan nilai tambah devisa

melalui substitusi terhadap produk ekspor olahan (Soekartawi, 1994).

Soekartawi (1999) menyatakan bahwa komponen pengolahan hasil pertanian

menjadi penting karena beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut antara lain

mampu meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan

penyerapan tenaga kerja, meningkatkan keterampilan produsen, dan

meningkatkan pendapatan produsen. Dari beberapa penelitian menunjukkan

bahwa pengolahan hasil yang baik yang dilakukan produsen dapat meningkatkan

nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. Konsekuensi logis dari hasil

olahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi.

Bila keadaan memungkinkan sebaiknya petani mengolah sendiri hasil

pertaniannya untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik yang harganya

lebih tinggi dan akhirnya juga akan mendatangkan total penerimaan atau total

keuntungan yang lebih besar.

Permasalahan yang terjadi sekarang ini adalah rendahnya kemampuan masyarakat

kita memanfaatkan sumber daya yang ada dan menangkap peluang bisnis yang

(15)

dijadikan peluang bisnis, apalagi negara kita memiliki begitu banyak hasil

pertanian yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan melalui industri

pengolahan.

Begitu banyaknya makanan–makanan import yang masuk ke Indonesia

menyebabkan makanan tradisional dalam negeri mulai dilupakan. Sebenarnya

makanan dalam negeri sendiri tidak kalah cita rasanya dibandingkan makanan

import tersebut. Pandangan masyarakat yang menganggap makanan–makanan

import lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan makanan tradisional dalam

negeri harus diubah. Caranya dengan meningkatkan kualitas makanan melalui

manajemen yang baik, seperti penganekaragaman jenis dan cita rasa, daya tahan

makanan, dan kemasan yang lebih menarik sehingga tampilannya lebih modern.

Jika masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan

menjadikannya sebagai suatu bisnis yang berbasis agroindustri, maka akan

tercipta nilai tambah yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan

produsen.

Ketan mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dalam rangka

menunjang kebutuhan bahan pangan di Indonesia mengingat kebutuhan ketan

sebagai bahan baku berbagai macam makanan. Ketan merupakan komoditi

pertanian dari salah satu macam beras yang jika ditinjau dari segi nilai gizi

didominasi oleh pati dan juga mengandung protein, vitamin, mineral dan air.

Hasil pengolahan lebih lanjut dari beras ketan diantaranya berupa tepung ketan.

(16)

gula-gula, pudding, dodol, jenang, produk saus, tepung pembungkus ayam

goreng.

Salah satu produk olahan dari ketan yang terkenal adalah dodol. Dodol merupakan

makanan tradisional yang cukup popular di beberapa daerah di Indonesia. Salah

satu daerah yang terkenal dengan produk dodolnya adalah Kabupaten Serdang

Bedagai. Usaha dodol di daerah ini masih berskala rumah tangga hingga skala

kecil.

Tersedianya bahan baku pembuatan dodol yaitu tepung ketan, gula aren dan

santan kelapa, seharusnya dapat dimanfaatkan lebih baik lagi melalui kegiatan

agroindustri yang pada akhirnya akan memberikan pendapatan bagi masyarakat.

Dodol yang pada awalnya digunakan pada perayaan hari besar seperti idul fitri,

perkawinan dan sebagainya, sekarang ini sudah mulai dipasarkan secara meluas.

Dodol biasanya dijadikan buah tangan oleh para wisatawan domestik terutama

yang melintas di sepanjang jalan besar Medan–Tebing Tinggi.

Dodol telah menjadi ciri khas di Kabupaten Serdang Bedagai. Banyak wisatawan

domestik yang datang ke daerah ini untuk membeli buah tangan sehingga

permintaan dodol akan tetap ada. Dalam perkembangannya, produk dodol

memiliki variasi rasa yang beragam seperti rasa vanili/biasa, rasa pandan, rasa

nenas, rasa mangga, rasa durian, atau rasa kacang. Umumnya produk dodol ini

dikemas dalam kemasan plastik biasa kemudian dikemas kembali dalam kemasan

plastik yang lebih tebal dan diklem dengan hekter. Walaupun demikian, masih ada

yang dikemas dengan menggunakan ”upe” (bagian permukaan dari kulit batang

(17)

ditimbang sesuai keinginan pembeli dan dibungkus dengan plastik biasa

(Anonimous, 2011).

Usaha dodol secara keseluruhan masih dikelola secara perorangan dan proses

produksinya masih bersifat tradisional, mulai dari penyiapan bahan baku sampai

pengemasan. Hal ini menyebabkan kapasitas produksinya rendah, ongkos

produksi tinggi dan produksinya kurang higienis. Sedangkan untuk dapat

menembus pasar ekspor dan bisa bersaing dengan produk jenis makanan ringan

lainnya dibutuhkan kualitas produk yang terjamin, ongkos produksi lebih rendah

dan ketahanan produk yang lebih lama (Anonimous, 2011).

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa industri pengolahan dapat

meningkatkan pendapatan produsen, maka usaha pembuatan dodol yang

merupakan industri pengolahan hasil pertanian, juga mampu meningkatkan

pendapatan produsennya namun ongkos produksi masih relatif tinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan analisis

yang terkait dengan pendapatan yang diperoleh dari agroindustri dodol di

Kabupaten Serdang Bedagai. Termasuk didalamnya analisis mengenai pengaruh

biaya produksi terhadap penerimaan per kilogram dodol, hubungan jumlah

produksi dengan pendapatan per kilogram dodol, hingga ke perbedaan pendapatan

(18)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang

didapat adalah :

1. Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap besar penerimaan per kilogram

dodol?

2. Bagaimana hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per kilogram

dodol?

3. Bagaimana komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan?

4. Bagaimana perbedaan pendapatan usaha dodol menurut skala usahanya?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh biaya produksi dengan besar penerimaan per

kilogram dodol di daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per

kilogram dodol di daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan di

daerah penelitian.

4. Untuk menganalisis perbedaan pendapatan usaha dodol menurut skala

usahanya.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumber masukan dan informasi bagi para pengusaha dodol dalam

(19)

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam

pengambilan kebijakan dan pengembangan usaha dodol.

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Agroindustri

Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga

menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya

menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

pemakai akhir (Statistik Industri, 2009).

Soekartawi (2000) mengatakan bahwa agroindustri dapat diartikan dalam 2 hal,

yaitu :

• Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku utamanya adalah produk pertanian. Menurut FAO (Hicks, 1996) suatu industri

yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20%

dari jumlah bahan bakuyang digunakan adalah agroindustri.

• Agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut

mencapai tahapan pembangunan industri.

Statistik industri (2009) menjelaskan bahwa perusahaan atau usaha industri adalah

suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan

menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu

(21)

biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan, yaitu sebagai berikut :

a. Industri besar tenaga kerja 100 orang atau lebih

b. Industri sedang tenaga kerja 20 – 99 orang

c. Industri kecil tenaga kerja 5 – 19 orang

d. Industri rumah tangga tenaga kerja 1 – 4 orang

Dalam perusahaan agroindustri skala kecil, pemilik bertindak apa saja, mulai dari

pembelian bahan baku, pengolahan dan bahkan sampai menjual hasil olahan

agroindustri. Dalam agroindustri skala kecil, tidak jelas adanya pembagian tugas

(Soekartawi, 2000).

Dodol

Dodol merupakan suatu olahan pangan yang dibuat dari campuran tepung ketan,

gula, dan santan kelapa, yang didihkan sehingga menjadi kental dan berminyak

tidak lekat, dan jika telah dingin menjadi padat, lunak dan dapat diiris. Dodol

memiliki warna coklat, rasa manis dan gurih yang khas. Komponen utama dodol

ialah tepung ketan, sebagai pendukung utama tekstur dodol (Haryadi, 2008).

Menurut Redaksi Agromedia (2007), cara membuat dodol adalah sebagai berikut :

• Cuci beras ketan dengan air hingga bersih, kemudian rendam dalam air bersih selama tiga jam. Tujuan perendaman agar beras menjadi lunak dan mudah

digiling.

(22)

• Masukkan tepung beras kedalam ember penampungan. Tambahkan air, kemudian aduk hingga merata dan menjadi adonan. Air yang digunakan sekitar

lima liter untuk tujuh liter tepung.

• Parut kelapa, peras, kemudian ambil santannya. Campur santan dengan enam liter air.

• Masak santan bersama gula merah sambil terus diaduk–aduk hingga gula meleleh dan santan mendidih.

• Masukkan adonan tepung beras kedalam wajan yang berisi santan dan gula merah. Tambahkan garam dan aduk terus menerus selama lima jam.

• Angkat dodol setelah warnanya berubah menjadi coklat tua (pekat) dan terlihat mengilat.

• Masukkan dodol ke ember–ember penampungan. Dinginkan selama sekitar satu jam. Timbang sesuai ukuran yang diinginkan kemudian dinginkan

kembali. Dodol siap dikemas.

Tepung Ketan

Padi ketan yaitu jenis tanaman padi yang hasilnya bukan sebagai makanan pokok

sehari–hari. Beras ketan umumnya dibuat tepung sebagai bahan pembuat

panganan atau makanan ringan. Dengan demikian padi ketan tidak dikonsumsi

langsung sebagai makanan pokok sebagaimana beras (Yandianto, 2003).

Tepung beras ketan mengandung amilosa kurang dari 0.5% pada patinya dan

sejumlah α-amilase yang tidak dapat diabaikan. Tepung beras ketan berbeda

dengan tepung beras lainnya dalam hal ketahanan terhadap pelepasan air dari

(23)

penyimpanan beku (thawing). Tepung beras ketan dan patinya mempunyai ciri paling baik diantara pati–pati dan tepung padian lainnya, karena pastanya lebih

tahan pada perlakuan beku–leleh dari pada tepung–tepung ataupun pati–pati

lainnya. Perilaku ini kemungkinan besar karena kandungan amilosa yang sangat

sedikit (Haryadi, 2008).

Gula

Gula yang digunakan dalam pembuatan dodol tradisional umumnya adalah gula

aren yang umum dikenal sebagai gula merah. Syarat gula merah yang digunakan

dalam pembuatan dodol yaitu cokelat, kering dan tidak kotor. Fungsi gula merah

dalam pembuatan dodol ini yaitu memberikan aroma, rasa manis, mempercepat

kekentalan, warna cokelat pada dodol, sebagai pengawet, membantu lapisan keras

atau tekstur dodol (Hatta, 2012).

Santan Kelapa

Sebagai tanaman tropis, kelapa telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia untuk minyak goreng atau dibuat santan sebagai bahan campuran

berbagai masakan/produk pangan. Santan murni secara alami mengandung sekitar

54% air, 35% lemak dan 11% padatan tanpa lemak (karbohidrat ± 6%, protein ±

4% dan padatan lain) yang dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air. Selain

itu, santan juga mengandung vitamin C, B-6, thiamin, niasin, folat dan sejumlah

mineral seperti kalsium, seng, magnesium, besi, fosfor (Kulinologi, 2013).

Santan dari buah kelapa diperoleh dengan cara pemarutan dan memerasnya

dengan air. Santan yang digunakan dalam pembuatan dodol terdiri dari 2 macam

(24)

penambah cita rasa dan aroma. Santal kental penting dalam pembuatan dodol

karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai

cita rasa yang lezat dan membentuk tekstur kalis. Santan encer berfungsi untuk

mencairkan tepung, sehingga terbentuk adonan dan untuk melarutkan gula

(Hatta, 2012).

Landasan Teori Teori Biaya Produksi

Pengolahan hasil menjadi penting karena mampu meningkatkan pendapatan

produsen. Menurut Rahim dan Hastuti (2008), penerimaan adalah perkalian antara

produksi dengan harga jual dan pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan

semua biaya.

Rosyidi (2006) menyatakan bahwa tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk

mendapatkan laba semaksimal mungkin. Maka persoalan biaya produksi sangat

penting diketahui karena laba merupakan selisih antara penerimaan dan biaya

(selisih antara revenue dan cost). Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output. Produksi dapat

dilaksanakan apabila tersedia faktor–faktor produksi. Sudah barang tentu pula

bahwa semua faktor produksi itu tidak dapat diperoleh dengan cuma–cuma

melainkan harus dibeli karena tidak ada satu faktor produksi pun yang merupakan

barang bebas, semuanya adalah barang ekonomi yang jumlah atau tersedianya

adalah langka sehingga untuk mendapatkannya tentu harus dilakukan

pengorbanan dengan cara pembelian. Jelasnya, biaya produksi adalah nilai semua

(25)

Case dan Fair (2007) menyatakan bahwa biaya total (total cost) disusun oleh biaya tetap dan biaya variabel. Fixed cost adalah biaya untuk fixed resources. Dengan demikian, karena perusahaan tidak dapat mengubah- ubah jumlah sumber

itu dalam proses produksinya, fixed cost itu pun akan tetap saja besarnya tidak perduli berapa pun jumlah output yang dihasilkan, misalnya sewa, asuransi, biaya

pemeliharaan, biaya penyusutan barang–barang modal, gaji, dan sebagainya.

Sedangkan variable cost merupakan biaya untuk pembelian variable resources. Besarnya variable cost akan berubah–ubah seiring dengan berubahnya jumlah

output yang dihasilkan. Biaya variabel akan naik jika jumlah output yang

dihasilkan bertambah dan akan turun jika jumlah output yang dihasilkan

berkurang (Rosyidi, 2006).

Menurut Case & Fair (2007), dalam membahas biaya tetap harus dibedakan antara

biaya tetap total (TFC) dan biaya tetap rata–rata (AFC). Biaya tetap total (TFC)

adalah biaya yang tidak berubah sesuai output, meskipun outputnya nol.

Sedangkan biaya tetap rata–rata (AFC) adalah biaya tetap untuk setiap satuan

output yang dihasilkan, yang didapat dari pembagian biaya tetap total (TFC)

dengan jumlah unit output (q). Sewaktu output meningkat, biaya tetap rata–rata

turun karena kita membagi angka yang tetap dengan kuantitas yang lebih besar

dan lebih besar lagi.

Biaya Variabel Total (TVC) adalah jumlah biaya yang beragam sesuai tingkat

output yang dihasilkan. Untuk memproduksi output lebih banyak, suatu

perusahaan menggunakan input yang lebih banyak pula. Biaya output tambahan

(26)

banyak biayanya. Rosyidi (2006) menyatakan bahwa biaya variabel rata–rata atau

AVC adalah besarnya biaya variabel untuk setiap satuan output yang dihasilkan.

AVC ini diperoleh dengan cara membagi biaya variabel dengan jumlah output.

Adapun biaya total produksi atau lebih dikenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen berkaitan dengan proses

produksi sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka

pendek total cost sangat ditentukan oleh input–input produksi baik secara

kuantitas maupun kualitas (Sarnowo et al, 2011). Sedangkan biaya rata–rata (Average cost =AC) menurut Putong (2020) adalah rata–rata biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat

variabel. Dimana AC = TC/q atau AC = AFC + AVC.

Regresi Linear Berganda

Persamaan matematika yang memungkinkan kita meramalkan nilai–nilai peubah

tak bebas dari nilai – nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi

(Hamang, 2005). Menurut Soleh (2005) secara umum regresi linear terdiri dari

dua, yaitu regresi linear sederhana dengan satu variabel bebas dan satu variabel

terikat. Dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu

variabel terikat. Analisis regresi linear merupakan metode statistik yang paling

jamak dipergunakan dalam penelitian–penelitian sosial, terutama penelitian

ekonomi. Program computer yang paling banyak digunakan adalah SPSS

(Statistical Package For Service Solutions).

Model regresi yang digunakan untuk menyatakan pengaruh beberapa variabel

(27)

Wibowo (2012) menyatakan bahwa dalam penggunaan analisis ini ada beberapa

hal yang bisa dibuktikan seperti bentuk dan arah hubungan yang terjadi antara

variabel independen dan variabel dependen, serta dapat mengetahui nilai estimasi

atau prediksi nilai dari masing–masing variabel independen terhadap variabel

dependennya jika suatu kondisi terjadi. Kondisi tersebut adalah naik turunnya

nilai masing–masing variabel independen itu sendiri yang disajikan dalam model

regresi.

Korelasi

Korelasi adalah pengukuran hubungan antara dua peubah X dan Y. Analisis

korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah melalui

sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi linear

didefenisikan sebagai ukuran hubungan linear antara dua peubah X dan Y, dan

dilambangkan dengan “r” (Hamang, 2005). Menurut Wibowo (2012), pada

korelasi hubungan yang dibentuk adalah hubungan yang sejajar, rekrusif dimana

rxy akan sama dengan ryx.

Nilai korelasi berada pada rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan

negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan

yang sama. Jika 1 variabel naik, variabel yang lain juga naik. Tanda negatif

menunjukkan arah perubahan yang berlawanan. Jika suatu variabel naik, variabel

yang lain malah turun (Trihendradi, 2005).

Jika nilai yang diperoleh semakin dekat ke angka 1 itu berarti hubungan semakin

kuat dan arah hubungan tersebut adalah searah. Sebaliknya jika nilai yang

(28)

hubungan tersebut adalah berkebalikan. Jika nilai yang diperoleh adalah nol

berarti tidak terdapat hubungan antara kedua variabel (Wibowo, 2012).

Uji Beda Rata – Rata Independent Sample T Test

Independent-Sample T Test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Test ini biasanya digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel

independent terhadap satu atau lebih variabel dependent (Trihendradi, 2011).

Kerangka Pemikiran

Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan dari

usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian pangan maupun non pangan,

peternakan ataupun perikanan. Usaha agroindustri dapat dibagi menjadi beberapa

skala usaha, yaitu skala rumah tangga, skala kecil, skala menengah dan skala

besar. Di daerah penelitian yaitu Kabupaten Serdang Bedagai, agroindustri dodol

yang dilakukan masih berskala rumah tangga hingga skala kecil.

Dalam kegiatan pengolahan diperlukan berbagai sumber daya yang merupakan

input dalam proses produksi, yang pada akhirnya akan menghasilkan output.

Begitu pula dalam agroindustri dodol yang juga memerlukan bermacam–macam

input seperti bahan baku utama, bahan penunjang, tenaga kerja, peralatan, dll.

Sumberdaya (input) yang diperlukan dalam proses pengolahan tidak di dapatkan

secara cuma–cuma tetapi harus dibeli. Pembelian input memerlukan uang. Uang

yang dikeluarkan untuk pembelian input disebut biaya produksi. Besarnya biaya

produksi dari masing–masing skala usaha akan berbeda. Hal ini dikarenakan

(29)

yang digunakan juga berbeda. Semakin besar skala usahanya maka akan semakin

besar total biaya produksi yang dikeluarkan.

Setiap jenis input yang diperlukan dalam proses pengolahan dodol memerlukan

besar biaya yang berbeda – beda. Misalnya, besar biaya untuk bahan baku akan

berbeda dengan besar biaya untuk tenaga kerja atau peralatan. Hal ini akan

menimbulkan adanya komposisi biaya untuk setiap jenis input dalam pengolahan.

Banyaknya dodol yang dihasilkan dari industri pengolahan baik itu skala rumah

tangga maupun skala kecil, dikaitkan dengan harga jual akan menghasilkan

penerimaan bagi pengusaha. Penerimaan merupakan pendapatan kotor karena

masih terdapat biaya produksi didalamnya. Setelah penerimaan tersebut dikurangi

dengan biaya produksi maka diperoleh pendapatan bersih dari usaha dodol.

Didalam agroindustri dodol, tenaga kerja yang digunakan bukan hanya berasal

dari luar keluarga atau orang lain, tetapi ada juga peran serta anggota keluarga

dalam kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu, upah atau gaji untuk tenaga kerja

dalam keluarga juga harus diperhitungkan. Pendapatan usaha dodol ditambah

dengan upah tenaga kerja dalam keluarga disebut dengan pendapatan keluarga

dari usaha dodol.

Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dapat mempengaruhi besar penerimaan

per kilogram dodol. Untuk itu perlu diketahui apakah pengaruh tersebut signifikan

atau tidak. Disisi lain besar penerimaan per kilogram dodol ada hubungannya

dengan jumlah produksi dan perlu diketahui seberapa kuat hubungan tersebut.

Selain itu, adanya perbedaan besar biaya produksi dan jumlah produksi antara

(30)

dodol dari setiap skala usaha tersebut berbeda pula. Untuk itu perlu diketahui

apakah perbedaan pendapatan tersebut signifikan atau tidak. Skema kerangka

(31)
(32)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dibuat, maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara biaya produksi dengan besar penerimaan

per kilogram dodol.

2. Ada hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan besar

pendapatan per kilogram dodol.

3. Komposisi biaya bahan baku lebih besar dari pada komposisi biaya lainnya.

4. Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan usaha dodol skala rumah

(33)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di Kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu

daerah penghasil dodol yang terkenal. Dodol merupakan produk agroindustri yang

diunggulkan di daerah ini. Bahkan produknya sudah dikenal hingga keluar kota.

Industri pengolahan dodol di daerah ini berkembang pesat, hal ini dapat dilihat

dari semakin banyaknya kios–kios dodol yang berdiri disepanjang jalan besar di

daerah penelitian. Masyarakat yang melakukan agroindustri dodol di daerah ini

jumlahnya terbilang banyak.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang

Bedagai, agroindustri dodol hanya terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan

Perbaungan dan Kecamatan Teluk Mengkudu. Hampir seluruh populasi usaha

dodol yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat di Kecamatan Perbaungan

dan sebagian kecilnya berada di Kecamatan Teluk Mengkudu. Banyaknya jumlah

usaha dodol yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat dari Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Pengusaha Dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2012 No. Kecamatan Alamat Desa Jumlah Unit Usaha 1 Perbaungan Bengkel 75

Sei Sijenggi 5

Kota Galuh 2

Pematang Sijonam 1

2 Teluk Mengkudu Sei Buluh 2

Jumlah Populasi 85

(34)

Setelah dilakukan pra survey lebih lanjut ke daerah penelitian, dengan

berpedoman pada data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan di dapatkan

populasi usaha dodol berdasarkan skala usahanya. Pembagian skala usaha

dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan statistik industri (2009). Jumlah

populasi usaha dodol berdasarkan skala usahanya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Populasi Pengusaha Dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2013 No. Kecamatan Alamat Desa Skala RT Skala Kecil Total 1 Perbaungan Bengkel 57 18 75

Sei Sijenggi 2 - 2

Pematang Sijonam - 1 1

2 Teluk Mengkudu Sei Buluh - 2 2

Jumlah Populasi 59 21 80 Sumber : Data Primer, 2013

Dari tabel 2dapat dilihat bahwa terjadi perubahan jumlah populasi usaha dodol di

Kabupaten Serdang Bedagai. Pada tahun 2013 jumlah usaha dodol di desa Sei

Sijenggi hanya tinggal 2 (dua) unit dari 5 (lima) unit usaha di tahun 2012. Hal ini

dikarenakan 3 unit usaha tidak berproduksi lagi. Sedangkan di Kota Galuh,

menurut perangkat desa setempat tidak terdapat usaha pengolahan dodol.

Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah stratified random sampling karena populasi usaha dodol dibagi berdasarkan skala usahanya. Dalam strategi ini populasi dikategorikan dalam kelompok–kelompok yang mewakili

(35)

Jumlah seluruh populasi usaha dodol di Kabupaten Serdang Bedagai baik skala

rumah tangga maupun skala kecil sebanyak 80 unit usaha. Besar sampel usaha

dodol yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan

rumus Slovin dengan galat penduga 10%. Dibawah ini adalah cara

menghitungnya.

n = �

� (�)2 + 1

Keterangan :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

d : Galat penduga (10%)

Maka didapat besar sampel penelitian sebagai berikut :

n = 80 unit usaha 80 (0.1)2 + 1

n = 80 unit usaha 1.8

n = 44.4 = 44 unit usaha

Jadi, besar sampel pengusaha dodol yang akan diteliti sebanyak 44 unit usaha.

Tahap selanjutnya, dari 44 unit usaha yang akan dijadikan sampel, maka akan di

(36)

Tabel 3. Besar Sampel Pengusaha Dodol Berdasarkan Skala Usaha

No. Skala Usaha Populasi (unit) Sampel (unit) 1 Rumah Tangga 59 59/80 x 44 = 32.45 = 32

2 Kecil 21 21/80 x 44 = 11.55 = 12

Jumlah 80 44 Sumber : Data Primer, 2013

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada para responden

dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari instansi – instansi terkait diantaranya Badan Pusat Statistik, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, buku – buku yang mendukung penelitian, dan

lain-lain.

Metode Analisis Data

Identifikasi masalah 1 akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear

berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan meregresikan

data biaya produksi per kilogram dengan penerimaan per kilogram dodol. Biaya

produksi dalam usaha dodol meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, penyusutan,

pengemasan, bahan bakar dan biaya penunjang. Dibawah ini adalah rumus–rumus

yang digunakan untuk memperoleh besar biaya produksi dan penerimaan.

Untuk memperoleh besar biaya produksi digunakan rumus sebagai berikut.

TC = FC + VC

Keterangan :

(37)

FC = Fixed cost atau biaya tetap

VC = Variable cost atau biaya variabel.

Selanjutnya, untuk memperoleh pendapatan digunakan rumus sebagai berikut.

Pd = TR – TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan

TR = Total revenue atau total penerimaan

TC = Total cost atau total biaya

Total penerimaan (TR) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TR = P x Q

Keterangan :

P = Harga dodol/kg

Q = Jumlah produksi dodol

Setelah data biaya produksi dan penerimaan per kilogram dodol diperoleh,

selanjutnya dilakukan analisis regresi linear berganda. Persamaannya di notasikan

sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + ε

Keterangan :

Y = Penerimaan per kilogram dodol

a = Nilai konstanta

b1 s/d b6 = Koefisien regresi

x1 = Biaya bahan baku/Kg

(38)

x3 = Biaya penyusutan/Kg

x4 = Biaya pengemasan/Kg

x5 = Biaya bahan bakar/Kg

x6 = Biaya penunjang/Kg

ε = Std. eror

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Nilai t hitung

Jika t hitung < t tabel atau Sig > 0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak

Jika t hitung > t tabel atau Sig < 0.05 ; H0 ditolak dan H1 diterima

H0: Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan,

biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara parsial tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan per kilogram dodol.

H1: Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan,

biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara parsial memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penerimaan per kilogram dodol.

2. Nilai F hitung

Jika F hitung > F tabel atau Sig < 0.05 ; H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika F hitung < F tabel atau Sig > 0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak.

H0 : Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan,

biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara serempak tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan per kilogram dodol.

H1: Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan,

biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara serempak memiliki pengaruh

(39)

Untuk Identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi

Pearson. Data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan

mengkorelasikan jumlah produksi dengan pendapatan per kilogram dodol. Hasil

dan kesimpulan dari analisis dapat diketahui dengan berpedoman pada kriteria

sebagai berikut.

1. Pengujian hipotesis

Jika sig > 0.05 maka Ho diterima, H1 ditolak.

Jika sig < 0.05 maka H1 diterima, H0 ditolak.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan

pendapatan per kilogram dodol.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan pendapatan

per kilogram dodol.

2. Nilai dari derajat keeratan

Menurut Supranto (1995), koefisien korelasi (r) dapat diperoleh dengan rumus

sebagai berikut.

�= �Σ����− Σ��Σ��

��Σ��2−(Σ��)2��Σ��2−(Σ��)2

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = besar sampel

Xi = jumlah produksi sampel ke-i

(40)

Sugiyono (2001) dalam Nugroho (2011) menggolongkan pedoman dalam menilai

koefisien korelasi sebagai berikut

Tabel 4. Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi

No Nilai Interval Kriteria

Untuk identifikasi masalah 3 akan dianalisis dengan cara sebagai berikut :

:����� ����� �

��

x 100%

Keterangan :

Total biaya X : Total biaya untuk kategori tertentu.

TC : Total biaya produksi dodol.

Untuk identifikasi masalah 4 akan dianalisis dengan uji beda rata-rata Independent Samples T Test. Data yang akan dianalisis beda rata-ratanya adalah pendapatan usaha dodol skala rumah tangga dan pendapatan usaha dodol skala kecil. Data

diolah dengan program SPSS. Secara matematis, untuk mendapatkan t hitung

digunakan rumus sebagai berikut.

X1 : Rata-rata pendapatan usaha dodol skala rumah tangga

(41)

n1 : Besar sampel usaha dodol skala rumah tangga

n2 : Besar sampel usaha dodol skala kecil

�12 : Varian dari usaha dodol skala rumah tangga

�22 : Varian dari usaha dodol skala kecil

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel atau sig < 0.05, maka H0 tolak dan H1 diterima

Jika t hitung < t tabel atau sig > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

H0 : Tidak ada perbedaan pendapatan usaha dodol skala rumah tangga dengan

skala kecil.

H1 : Ada perbedaan pendapatan usaha dodol skala rumah tangga dengan skala

kecil.

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, maka

dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

1. Agroindustri dodol adalah usaha pengolahan bahan baku berupa tepung ketan,

gula, dan kelapa (santan) menjadi dodol.

2. Pengusaha dodol adalah orang yang melakukan kegiatan pengolahan bahan

baku berupa tepung ketan, gula, dan kelapa (santan) menjadi dodol.

3. Biaya produksi adalah biaya – biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

(42)

4. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung dengan jumlah

produksi dodol, seperti biaya penyusutan peralatan, penyusutan kios, biaya

listrik, air dan telefon, serta biaya pemasaran seperti biaya tenaga kerja penjaga

kios.

5. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya sangat dipengaruhi oleh jumlah

produksi dodol, seperti biaya bahan baku utama dan penunjang, biaya bahan

bakar, biaya tenaga kerja pengolahan, dan biaya kemasan.

6. Biaya penyusutan adalah biaya yang diperoleh dengan cara membagikan harga

beli produk dengan umur ekonomisnya.

7. Penerimaan adalah jumlah produksi dodol dikalikan dengan harga jual dodol

yang belum dikurangi dengan biaya produksi.

8. Pendapatan usaha dodol adalah hasil penjualan dodol yang diterima pengusaha

setelah dikurangi dengan biaya produksi.

9. Pendapatan keluarga adalah pendapatan usaha dodol ditambahkan dengan upah

TKDK yang bekerja dalam usaha tersebut. Pendapatan keluarga yang

dimaksud adalah pendapatan keluarga dari usaha dodol bukan dari usaha lain.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

2. Cita rasa dodol yang dijadikan objek adalah dodol biasa, dodol durian, dodol

pandan.

(43)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Serdang Bedagai, tepatnya di Kecamatan

Perbaungan yaitu di desa Bengkel, desa Sei Sijenggi, dan desa Pematang Sijonam,

serta di Kecamatan Teluk Mengkudu yaitu di desa Sei Buluh.

Luas dan Letak Geografis Desa Bengkel

Desa Bengkel terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai,

Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Bengkel adalah 145 Ha yang terdiri

dari 5 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 4.372 jiwa yang terbagi dalam

1.134 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari

permukaan laut antara 0-10 m. Suhu udara rata-rata di daerah berkisar 23o-32oC

dengan curah hujan 250mm/tahun. Jarak desa Bengkel ke pusat pemerintahan

kecamatan adalah 5 km, sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten adalah 18 km.

Adapun batas-batas desa Bengkel adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka Beras/Pematang Sijonam

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Pegajahan

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Deli Muda Hilir

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pematang Sijonam/Kelurahan Tualang.

Desa Sei Sijenggi

Desa Sei Sijenggi terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang

(44)

yang terdiri dari 4 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 5.784 jiwa yang

terbagi dalam 1.513 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah. Suhu

udara rata-rata di daerah berkisar 23o-32oC dengan curah hujan 250mm/tahun.

Jarak desa Sei Sijenggi ke pusat pemerintahan kecamatan adalah 9 km, sedangkan

jarak ke ibu kota kabupaten adalah 14 km.

Adapun batas-batas Desa Sei Sijenggi adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka Deli Muda Hilir

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bogang Besar

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sei Buluh

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bengkel

Desa Pematang Sijonam

Desa Pematang Sijonam terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang

Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Pematang Sijonam adalah

569 Ha yang terdiri dari 6 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 4.200 jiwa

yang terbagi dalam 1.090 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah.

Suhu udara rata-rata di daerah berkisar 23o-32oC dengan curah hujan

250mm/tahun. Jarak desa Pematang Sijonam ke pusat pemerintahan kecamatan

adalah 6 km, sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten adalah 23 km.

Adapun batas-batas desa Pematang Sijonam adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk Cemara/Kecamatan Pantai

Cermin.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kebun Melati Kecamatan Pegajahan

(45)

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tualang.

Desa Sei Buluh

Desa Sei Buluh terletak di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang

Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Sei Buluh adalah 800,3 Ha

yang terdiri dari 10 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 9.926 jiwa yang

terbagi dalam 2.580 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah dengan

ketinggian dari permukaan laut ± 8m. Suhu udara rata-rata di daerah ini 31oC.

Jarak desa Sei Buluh ke pusat pemerintahan kecamatan adalah 12 km, sedangkan

jarak ke ibu kota kabupaten adalah 10 km.

Adapun batas-batas desa Sei Buluh adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan

- Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN III Tanah Raja Kecamatan Sei

Rampah

- Sebelah Timur berbatasan dengan PT. Socfindo Mata Pao dan PTPN III Tanah

Raja

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Buluh Kecamatan Perbaungan.

Keadaan Penduduk Desa Bengkel

Penduduk Desa Bengkel berjumlah 4.372 jiwa yang terbagi dalam 1.134 KK,

terdiri dari 2.162 jiwa laki-laki dan 2.210 jiwa perempuan. Penduduk desa ini

(46)

Tabel 5. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 4291 98,14

Protestan 23 0,53

Katolik 20 0,46

Budha 38 0,87

Total 4372 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bengkel, 2012

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Bengkel terdiri dari berbagai

agama. Mayoritas penduduk desa ini menganut agama Islam (98,14%), kemudian

diikuti agama Protestan (0,53%), Katolik (0,46%), dan Budha (0.87%). Selain

berasal dari berbagai agama, penduduk Desa Bengkel juga terdiri dari mata

pencaharian yang berbeda-beda. Pada Tabel 6 dapat dilihat berbagai jenis

pekerjaan yang menjadi mata pencaharian penduduk Desa Bengkel.

Tabel 6. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 72 4,85

Sumber : Kantor Kepala Desa Bengkel, 2012

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa

Bengkel adalah wiraswasta (67,86%), kemudian karyawan (8,42%), Buruh

(47)

Desa Sei Sijenggi

Penduduk Desa Sei Sijenggi berjumlah 5.779 jiwa yang terbagi dalam 1.513 KK,

terdiri dari 2.981 jiwa laki-laki dan 2.798 jiwa perempuan. Penduduk desa ini

terdiri dari berbagai agama seperti yang terlihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 5680 98,29

Protestan 58 1,00

Katolik 38 0,66

Budha 3 0,05

Total 5779 100

Sumber : Kantor Kepala Sei Sijenggi, 2012

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Sei Sijenggi.

beragama islam (98,29%), kemudian diikuti oleh agama Protestan (1%), Katolik

(0,66%) dan Budha (0,05%). Selain terdiri dari berbagai agama, penduduk Desa

Sei Sijenggi juga memiliki mata pencaharian yang beraneka ragam seperti yang

terlihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 40 1,34

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Sijenggi, 2012

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa

(48)

(24,48%), karuawan (25,54%), petani (9,03%), jasa (2,455), PNS (1,34%).

ABRI/POLRI (0,54%) dan lain-lain (3,79%).

Desa Pematang Sijonam

Jumlah penduduk Desa Pematang Sijonam ada sebanyak 4.200 jiwa yang terbagi

dalam 1.090 KK, terdiri dari 2.127 jiwa laki-laki dan 2.073 jiwa perempuan.

Penduduk desa ini berasal dari berbagai agama seperti yang terlihat pada Tabel 9

berikut ini.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 3764 89,62

Protestan 436 10,38

Total 4200 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2012

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Pematang Mayoritas beragama

islam yaitu sebanyak 89,62% dan selebihnya beragama protestan (10,38%). Selain

berasal dari berbagai agama, penduduk Desa Pematang Sijonam juga terdiri dari

mata pencaharian yang berbeda-beda seperti yang terlihat pada Tabel 10 berikut

ini.

Tabel 10. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 25 0,72

(49)

Dari Tabel 10 diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Pematang sijonam

berprofesi sebagai buruh (42,10%) dan wiraswasta (42,07%). Sisanya berprofesi

sebagai petani (13,67%), bidang jasa (0,80%), PNS (0,72%), karyawan (0,43%)

dan TNI/POLRI (0,21%).

Desa Sei Buluh

Jumlah penduduk Desa Sei Buluh ada sebanyak 9926 jiwa yang terbagi dalam

2.580 KK yang terdiri dari 5.036 jiwa laki-laki dan 4.890 jiwa perempuan.

Penduduk desa ini terdiri dari berbagai agama seperti yang terlihat pada Tabel 11

berikut ini.

Tabel 11. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 9017 90,84

Protestan 731 7,37

Katolik 32 0,32

Budha 146 1,47

Total 9926 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Sei Buluh beragama

islam (90,84%), selanjutnya diikuti oleh agama protestan (7,37%), budha (1,47%)

dan katolik (0,32%). Selain berasal dari agama yang berbeda, penduduk Desa Sei

Buluh juga terdiri dari mata pencaharian yang berbeda-beda pula, seperti yang

(50)

Tabel 12. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 84 1,39

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari Tabel 12 diketahui bahwa mayoritas penduduk desa Sei Buluh bekerja

sebagai wiraswasta (35,08%). Selebihnya bekerja sebagai petani (29,83%), buruh

tani (12,63%), karyawan (11,80%), pertukangan (6,07%), pemulung (1,40%),

PNS (1,39%), pensiunan (1,29%) dan ABRI (0,51%).

Tata Guna Lahan Desa Bengkel

Desa Bengkel yang memiliki lahan seluas 145 Ha digunakan untuk berbagai

kepentingan seperti yang terlihat di Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Bengkel

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Sumber : Kantor Kepala Desa Bengkel, 2012

Dari Tabel 13 tersebut dapat dilihat bahwa 55,17% lahan di Desa Bengkel

(51)

untuk lahan pertokoan, 5,52% digunakan untuk ladang dan 2,07% untuk

perkuburan.

Desa Sei Sijenggi

Desa Sei Sijenggi dengan lahan seluas 292 Ha digunakan untuk berbagai

kepentingan seperti pemukiman, pertanian sawah dan non sawah, industri,

pertokoan dan lain-lain.

Desa Pematang Sijonam

Desa Pematang Sijonam yang memiliki lahan seluas 569 Ha digunakan untuk

berbagai kepentingan seperti yang terlihat pada Tabel 14 berikut ini.

Tabel 14. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Pematang Sijonam

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Industri 4 0,70

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2012

Dari Tabel 14 diketahui bahwa mayoritas lahan di Desa Pematang Sijonam

digunakan untuk lahan persawahan (64,68%). Sisanya digunakan untuk

pemukiman dan lahan tidur (32,83%), ladang (1,67%), industri (0,70%), pasar

desa (0,09%) dan perkuburan (0,04%).

Desa Sei Buluh

Desa Sei Buluh yang memiliki lahan seluas 800,3 Ha digunakan untuk berbagai

(52)

Tabel 15. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sei Buluh

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Jalan Umum 0,3 0,04

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari Tabel 15 diketahui bahwa mayoritas lahan di Desa Sei Buluh digunakan

untuk lahan sawah (79,97%). Sisanya digunakan untuk pemukiman (24,74%),

pekuburan (0,08%), bangunan umum (0,08%), ladang (0,06%), jalan umum

(0,04%) saluran irigasi (0,01%) dan lain-lain (0,01%).

Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, lama usaha,

jumlah produksi per tahun, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan skala usaha.

Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini.

Tabel 16. Karakteristik Sampel Agroindustri Dodol

Uraian Rata-rata Rentang

Umur 44 tahun 28 – 65 tahun

Lama Usaha 13,82 tahun 2 – 33 tahun Jumlah Produksi 819,41 kuali 243 –2.430 kuali Jumlah Tenaga Kerja 4,64 orang 3 – 11 orang Sumber : Analisis Data Primer lampiran 1

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa umur pelaku agroindustri dodol di daerah

penelitian berkisar antara 28-65 tahun, dengan rataan 44 tahun. Dari hasil

(53)

dari semua golongan umur angkatan kerja dan merupakan usaha turun temurun

yang diwariskan ke generasi berikutnya.

Lamanya usaha agroindustri dodol yang dilakukan oleh sampel berkisar antara

2-33 tahun, dengan rataan 13,82 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa

sabagian sampel sudah melakukan agroindustri dodol sejak lama dan sebagian

lainnya masih mulai merintis usaha tersebut.

Rata-rata jumlah produksi dodol per tahun adalah 891,41 kuali atau setara dengan

12.291,14 Kg. Produksi dodol terendah dari sampel adalah 243 kuali atau setara

dengan 3.645 Kg per tahun, dan produksi paling tinggi adalah 2.430 kuali atau

setara dengan 36.450 Kg per tahun.

Penggunaan tenaga kerja dalam agroindustri dodol berkisar antara 3-11 orang,

dengan rataan 4,64 orang. Agroindustri dodol didaerah penelitian masih

merupakan usaha berskala rumah tangga dan skala kecil. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah tenaga kerja yang digunakan. Oleh karena itu, usaha yang dijadikan

sampel penilitian diambil dari beberapa yang berskala rumah tangga dan beberapa

yang berskala kecil.

Tingkat Pendidikan terakhir pelaku usaha dodol di daerah penelitian beraneka

ragam mulai dari SD, SMP, SMA/STM/SMEA, D3 dan S1, seperti yang

(54)

Tabel 17. Tingkat Pendidikan Terakhir Sampel Agroindustri Dodol

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD 4 9,09

SMP 12 27,27

SMA/STM/SMEA 21 47,73

D3 2 4,55

S1 5 11,36

Total 44 100

Sumber : Analisis Data Primer lampiran 1

Dari Tabel 17 diketahui bahwa mayoritas sampel penelitian yaitu sebesar 47,73%

memiliki pendidikan terakhir SMA/STM/SMEA. Selebihnya memiliki pendidikan

(55)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Biaya Produksi Dengan Besar Penerimaan Per Kilogram Dodol Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk melihat pengaruh biaya produksi

per kilogram dodol yang mencakup biaya bahan baku (X1), biaya tenaga kerja

(X2), biaya penyusutan (X3), biaya pengemasan (X4), biaya bahan bakar (X5),

dan biaya penunjang (X6) terhadap penerimaan per kilogram dodol (Y). Pada

Tabel 18 dapat dilihat hasil regresi linear berganda dari penerimaan per kilogram

dodol dengan biaya-biaya produksi per kilogram dodol tersebut.

Tabel 18. Hasil Regresi Biaya Produksi Per Kilogram Dodol Dengan Penerimaan Per Kilogram Dodol

Variabel Koefisien t-hitung Signifikansi

Regresi

Sumber : Diolah dari hasil analisis regresi pada lampiran 19

Dari nilai koefisien korelasi pada Tabel 18, maka persamaan regresi yang

diperoleh adalah sebagai berikut.

(56)

Nilai konstanta pada model regresi tersebut adalah sebesar 23656,384. Nilai

koefisien determinasi (R2) = 0,814 atau 81,4%. Ini berarti bahwa biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar

dan biaya penunjang per kilogram dodol mampu menjelaskan penerimaan per

kilogram dodol sebesar 81,4% sedangkan sisanya 19,6% lagi dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model.

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai F-hitung adalah 27,045 dan nilai dari

F-tabel adalah 2,35, berarti F-hitung > F-tabel dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara serempak biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan

biaya penunjang per kilogram dodol mempengaruhi penerimaan per kilogram

dodol. Dengan kata lain ada pengaruh yang nyata antara biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya

penunjang terhadap penerimaan per kilogram dodol.

Secara parsial biaya bahan baku per kilogram berpengaruh nyata terhadap

penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya bahan baku. Dimana nilai t-hitungnya adalah

2,312 > t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,026 < 0,05. Nilai koefisien regresi dari

biaya bahan baku adalah 0,456. Hal ini menunjukkan jika biaya bahan baku per

kg dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan bertambah

sebesar Rp.0,456. Ini terjadi karena penambahan biaya bahan baku akan

menambah jumlah produksi dodol, ketika produksi bertambah maka penerimaan

(57)

Secara parsial biaya tenaga kerja per kilogram berpengaruh nyata terhadap

penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya tenaga kerja. Dimana nilai t-hitungnya adalah 4,274 >

t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,000 < 0,05. Nilai koefisien regresi dari biaya

tenaga kerja adalah 2,044. Hal ini menunjukkan jika upah tenaga kerja per kg

dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan bertambah

sebesar Rp.2,044. Sama halnya dengan biaya bahan baku, bertambahnya upah

tenaga kerja berarti terjadi penambahan tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja

akan menambah jumlah produksi dodol dan akhirnya akan menambah

penerimaan.

Secara parsial biaya penyusutan per kilogram berpengaruh nyata terhadap

penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya penyusutan. Dimana nilai t-hitungnya adalah –(6,240)

> t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,000 < 0,05. Nilai koefisien regresi dari biaya

penyusutan adalah -14,121. Hal ini menunjukkan jika biaya penyusutan per kg

dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan berkurang

sebesar Rp.14,121. Ini terjadi dikarenakan penambahan biaya penyusutan

menghasilkan peningkatan produksi yang semakin mengecil yang mengakibatkan

biaya rata-rata meningkat dan penerimaan berkurang.

Secara parsial biaya pengemasan per kilogram tidak berpengaruh nyata terhadap

penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya pengemasan. Dimana nilai t-hitungnya adalah

(58)

dari biaya pengemasan adalah -5,797. Hal ini menunjukkan jika biaya

pengemasan/kg dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan

berkurang sebesar Rp.5,797.

Secara parsial biaya bahan bakar per kilogram tidak berpengaruh nyata terhadap

penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya bahan bakar. Dimana nilai t-hitungnya adalah

0,547 < t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,588 > 0,05. Nilai koefisien regresi dari

biaya bahan bakar adalah 2,604. Hal ini menunjukkan jika biaya bahan bakar per

kg dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan bertambah

sebesar Rp.2,604. Ini terjadi karena penambahan biaya bahan bakar akan

menambah jumlah produksi dodol, ketika produksi bertambah maka penerimaan

juga akan bertambah.

Secara parsial biaya penunjang per kilogram berpengaruh nyata terhadap

penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya penunjang. Dimana nilai t-hitungnya adalah –(2,501) >

t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,017 < 0,05. Nilai koefisien regresi dari biaya

penunjang adalah -6,553. Hal ini menunjukkan jika biaya penunjang per kg dodol

bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan berkurang sebesar

Rp.6,553. Jika biaya penunjang bertambah namun produksi tetap, maka

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Populasi Pengusaha Dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2012
Tabel 2. Populasi Pengusaha Dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2013
Tabel 3. Besar Sampel Pengusaha Dodol Berdasarkan Skala Usaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis biomekanika yang diperoleh yaitu beban kerja operator melebihi beban yang direkomendasikan, kegiatan pengangkatan beton memberi resiko pada operator, dan

Hipotesis yang diajukan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal yang efektif antara ibu dan anak.. Semakin tinggi

Para Pemegang Saham atau kuasanya yang akan menghadiri Rapat diminta dengan hormat untuk membawa dan menyerahkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (KTUR) atau

Dalam bab ini penulis akan menguraikan pengertian dari sistem akuntansi dan tujuan dari sistem akuntansi, elemen sistem akuntansi dan faktor-faktor yang harus

Peningkatan jumlah hibah penelitian yang diperoleh oleh dosen dari berbagai sumber, baik dari Kemenristekdikti maupun dari institusi lain di dalam dan luar

HELMINTHES PARASITIC (PARAMPHISTOMUM SP) INFECTION ON THE SUMATRAN ELEPHANTS IN ELEPHANT TRAINING CENTER WAY KAMBAS NATIONAL PARK LAMPUNG ( Dedi Candra, Diah Esti, Elisabeth Devi,

Adapun saran yang dapat disampaikan penulis melalui Karya Ilmiah ini adalah jika para pembaca ingin meningkatkan nafsu makan anda bisa mengkonsumsi cabe

Pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI berdasarkan pendidikan di wilayah Puskesmas Seyegan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan sebagian besar responden