NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
SInyalemen pergerakan IHSG dari perspektif teknikal masih mengkonfirmasikan positif dari sejumlah indikator. Sinyal tersebut terkonfirmasi dari indikator MACD dan Stochastic yang mengisyaratkan pola positif bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini. Demikian halnya sinyal dari MA5 dan MA20 konfimasinya positif bagi iHSG.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5472.317 +8.402 7,243.42 7,228.92
LQ-45 946.525 +2.708 3,500.91 4,829.56
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG pada perdagangan Selasa (04/10) dibuka menguat ke 5.475,63. IHSG melanjutkan kenaikannya merespons suksesnya program amnesti pajak tahap pertama yang berakhir 30 September 2016.
Pelaku industri mulai merasakan kenaikan permintaan dari pasar ekspor. Namun, pertumbuhan order dari luar negeri dinilai belum signifikan. Data BPS yang diolah Kementerian Perindustrian menunjukkan nilai ekspor industri pengolahan naik 33,28% dari US$7,1 miliar pada Juli menjadi US$9,46 miliar pada Agustus. Namun, nilai ekspor produk industri pengolahan masih tertekan 4,37% year on year pada Januari-Agustus 2016. Produk industri pengolahan Indonesia dengan nilai ekspor terbesar adalah minyak kelapa sawit, pakaian jadi, dan peralatan listrik. Nilai ekspor CPO pada 2015 mencapai US$16,42 miliar, garmen senilai US$6,41 miliar, sedangkan peralatan listrik mencapai US$4,51 miliar dari total nilai ekspor industri pengolahan senilai US$108,6 miliar.
Bank Indonesia (BI) memandang, inflasi September sebesar 0,22 persen sesuai dengan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai dengan prediksi. Bank sentral tersebut berharap suku bunga perbankan bisa segera turun setelah pelonggaran kebijakan dan terkendalinya inflasi tersebut. Lebih lanjut, pertumbuhan inflasi ini sejalan dengan perbaikan ekonomi Indonesia bila dilihat dari sisi transaksi berjalan dan reformasi struktural yang telah diumumkan pemerintah. BI berharap akhir tahun nanti, suku bunga perbankan dapat ikut turun bersamaan dengan penurunan bunga dana pihak ketiga dan sejumlah kelonggaran yang telah diberikan BI. Dalam beberapa waktu terakhir, BI telah memberikan pelonggaran dalam bentuk penurunan suku bunga acuan BI sebesar 125 basis point (bps) melalui kebijakan 7 Days Reverse Repo (7DRR) Rate. Kemudian, bunga dana pihak ketiga juga mengalami penurunan sebanyak 100 bps dan bunga kredit turun sebesar 52 bps.
Dari regional, Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/10/2016), menyusul melemahnya mata uang yen yang mendorong kinerja eksportir. Indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,83% atau 136,98 ke level 16.753,65. Adapun, Indeks Shanghai Composite dan Hang Seng hari ini ditutup menguat 0,21% dan 0,45%.
Pemerintah menargetkan harga gas untuk industri dapat turun menjadi USD 5 - 6 per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU). Saat ini harga gas untuk industri di Indonesia berkisar pada USD 9,5 MMBTU. Dengan penurunan harga gas tersebut diharapkan industri di Indonesia dapat bersaing dengan industri di negara-negara lain, khususnya di ASEAN. Jika Indonesia tidak dapat menyesuaikan harga gas untuk industri, mengingat bahwa gas banyak dipakai untuk sektor industri petrokimia, industri keramik, industri tekstil, industri pupuk dan industri baja, maka dikhawatirkan sulit untuk bersaing dengan industri negar lainya. Mengingat harga gas untuk industri di Indonesia tertinggi di Asean. Hal ini menjadi perhatian dari presiden Joko Widodo menurutnya jika harga gas tidak di turunkan, produk dalam negeri menjadi kurang kompetitif. Memang, di sisi lainnya pemerintah tetap harus mempertimbangan investasi khususnya di sektor hulu gas agar tetap terjaga dan tumbuh. Sinyal ini bisa mempengaruhi pergerakan saham sektor gas di pasar.
Pasar saham Jepang pada perdagangan Selasa, menjadi salah satu katalis pasar Asia, dengan memberikan andil apresiasi saham-saham negara Asia lainnya. Penguatan saham Jepang ini, menyusul pelemahan yen terhadap dolar AS. Penurunan Yen, seiring data sektor manufaktur AS tumbuh lebih baik dari yang diharapkan pada bulan September. Diperkirakan kenaikan saham Jepang akan tertahan pada hari ini. Hasil survey harga kuartal III menunjukkan harga konsumen 0,6% yoy. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan 0,7% dalam survey bulan Juni, sekaligus menandai penurunan prospek dalam 5 kuartal berturut-turut. Hal ini mengindikasikan bahwa langkah-langkah tambahan dari Bank of Japan (BoJ) untuk membantu mendorong harga hanya mendatangkan sedikit dampak yang relatif terbatas terhadap harapan perusahaan. Perusahaan-perusahaan Jepang memperkirakan inflasi akan berada dikisaran 1,0% yoy dalam 3 tahun, dibandingkan dengan perkiraan bulan Juni lalu sebesar 1,1% yoy. Sedangkan dalam 5 tahun ke depan inflasi diprediksi tumbuh sebesar 1,0% yoy, di bawah proyeksi kenaikan 1,1% yoy dalam survey sebelumnya
Sementara itu, berkenaan dengan amnesti pajak dipandang pelaku pasar suatu hasil yang cukup mengembirakan di tahap pertama. Meskipun begitu, periode kedua tax amnesti diprediksi tidak seramai peserta yang ikut pada periode pertama. Namun pada periode akhir amnesty pajak dari Januari hingga Maret 2017, diperkirakan para peserta yang ikut program ini akan kembali ramai. Pada periode pertama program amnesti pajak, total harta yang dideklarasikan mencapai Rp3.620 triliun. Sementara itu jumlah penerimaan pajak yang masuk dari amesti pajak Rp 97,2 triliun. Optimisme pasar terhadap keberhasilan amnesti pajak masih sebagai katalis bagi IHSG, namun pasar saham Asia diperkirakan bergerak melambat menjadi hambatan.
DAILY REPORT
05 October 2016
• KRAS tetapkan kisaran harga exercise rights issue Rp 500-565 • WTON kaji diversifikasi ke sektor konstruksi dan jalan tol • WTON peroleh kontrak Rp 188 miliar
• WTON realisasikan capex 35,29% dari anggaran per 9M16 • WTON catat kontrak baru Rp 3 triliun per kuartal III 2016 • Laba PBRX per 1H16 naik 172,8% YoY
• PBRX akan terbitkan notes maksimal USD 200 juta • MNCN berencana refinancing US$150 juta • VIVA percepat bayar utang USD 220 juta
• MLBI akan bagi dividen interim Rp 95/saham pda 26 Oktober 2016 • Pendapatan BUMI US$6,47 juta pada 31 Maret 2016
• DSSA tambah plafon pinjaman ke anak usaha tidak langsung • PLIN buy back saham max 71 juta saham, harga max Rp 3300 • Bank Muamalat & BNGA jalin club deal financing Rp 287 miliar • BBRI akan tambah modal ke BRI Syariah & AGRO Rp 1 triliun • Menteri BUMN targetkan market share GIAA lebih 50% di domestik • GIAA targetkan pendapatan jasa kargo Rp 324,4 miliar di 2016 • Pemerintah targetkan harga gas industri turun jadi USD 5-6/MMBTU • Kemen ESDM revisi UU Minerba tentang usaha pertambangan • Kemen ESDM akan beri relaksasi ekspor bijih nikel
• Pagu RAPBN 2017 untuk pembiayaan perumahan Rp 15,6 triliun
Support Level 5461/5450/5439
Resistance Level 5483/5494/5505
Major Trend Up
5 October 2016
5 October 2016
Krakatau Steel (KRAS) telah menetapkan harga pelaksanaan untuk Rights Issue ada di kisaran Rp 500 – Rp 565. Jumlah saham yang akan diterbitkan oleh perseroan berkisar 3.318.555.200 saham - 3.749.969.900 saham. Kisaran rasio Rights Issue yakni setiap 250.000 saham lama berhak atas 52.592 HMETD sampai dengan 59.429 HMETD (rasio 250.000 : 52.592 – 59.429), dimana setiap 1 HMETD nantinya dapat digunakan untuk membeli satu saham baru sesuai dengan harga pelaksanaan. Jadwal sementara untuk cum dan ex di pasar reguler dan negosiasi pada 17-18 Oktober 2016, sedang cum dan ex di pasar tunai pada 20-21 Oktober 2016 dengan periode perdagangan yakni 24-28 Oktober 2016.
Wijaya Karya Beton (WTON) menjajaki pembentukan perusahaan patungan (JV) baru dengan salah satu BUMN. Langkah ini merupakan upaya perseroan dalam melakukan diversifikasi usaha ke sektor konstruksi dan pengelolaan jalan tol. WTON membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ke depan untuk melakukan feasibility study terkait pembentukan JV.
Wijaya Karya Beton (WTON) hingga September 2016 baru menggunakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar dari anggaran dana capex tahun 2016 sebesar Rp 425 miliar. Artinya perseroan baru menggunakan capex sebesar 35,29% dari total capex. Realisasi capex itu digunakan untuk proyek jembatan dan pipa yang dimilikinya. Namun perseroan optimis pada akhir tahun capex akan habis digunakan karena barang sudah order. Sisa capex sebesar Rp 275 miliar akan digunakan perseroan untuk melakukan pembangunan pabrik baru di Subang, Jawa Barat. Progres pabrik Subang saat ini baru pembersihan lahan, perseroan memprediksi mulai perizinan pada akhir bulan, dan selesai November 2016.
Wijaya Karya Beton (WTON) membukukan pendapatan hingga Rp 188 miliar dari proyek pengaman pantai tahap dua paket dua di Kali Baru sepanjang 2,2 km. Dalam proyek ini, perseroan memperkenalkan teknologi baru bernama inner bore yang dapat mempercepat pelaksanaan. WTON tidak hanya menyuplai material tiang pancang dalam proyek tersebut, namun juga sekaligus menjual jasa pemasangannya.
Wijaya Karya Beton (WTON) telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 3 triliun per kuartal III 2016 dari Rp 4,3 triliun, atau setara 69,76% dari target perseroan tahun 2016 yang mencapai Rp 4,3 triliun. Kebanyakan kontrak baru itu untuk proyek infrastuktur. Saat ini perseroan tengah menggarap beberapa proyek, yakni proyek pembangunan pabrik Wilmar Nabati di Pelintung Dumai, proyek pembangunan jembatan sungai Dumai di Riau, proyek pembangunan fasilitas pendukung Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, proyek APMS Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 di Jakarta. Selain itu proyek PLTU Bengkayang di Kalimantan, proyek pembangunan Shangri-La hotel di Bali, proyek pembangunan cold storage di Jawa Timur, proyek pembangunan PLTU di Batang Jawa Tengah. Perseroan optimis masih akan dapat mencapai target kontrak baru tahun 2016. Sekitar 40% kontrak yang sedang diincar berasal dari proyek power plant. Sisanya ada dari infrastruktur lain ada industri, property.
Pan Brothers (PBRX) mencatat laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2016 naik 172,8% YoY menjadi USD 8,05 juta atau Rp 104 miliar dibandingkan sebelumnya sebesar USD 2,95 juta atau Rp 38 miliar. Penjualan perseroan tercatat sebesar USD 218,76 juta, naik dibandingkan sebelumnya USD 183,88 juta. Saat ini PBRX tengah
menunggu pabrik baru di Tasikmalaya selesai. Pabrik ini targetkan akan operasional semester awal tahun 2017 dengan kapasitas 9 juta potong garmen per tahun. PBRX selama ini mengekspor produk langsung ke destinasi yang diminta oleh brand untuk dikirim.
Pan Brothers (PBRX) berencana melakukan penerbitan notes sebesar maksimal USD 200 juta dimana hasil penerbitan notes ini nantinya akan digunakan perseroan serta untuk dipinjamkan kepada anak usaha guna pengembangan usaha. Penggunaan hasil penerbitan notes bagi perseroan adalah untuk membayar pokok pinjaman atas utang jangka panjang guna membuat likuiditas menjadi lebih baik. Perseroan akan menggelar RUPSLB pada 11 November.
Pendapatan Bumi Resources (BUMI) mencapai US$6,47 juta hingga periode 31 Maret 2016, turun dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$10,59 juta. Kendati demikian, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$22,47 juta dari rugi yang dibukukan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$344,32 juta.
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menambah plafon pinjaman kepada anak perusahaan tidak langsungnya, PT Manggala Alam Lestari (MAL) dimana perubahan perjanjian pinjaman dilakukan pada 30 September 2016. Plafon pinjaman diubah dari Rp23 miliar menjadi Rp50 miliar dengan syarat dan ketentuan lain yang tidak diubah. Tujuan peningkatan plafon tersebut karena MAL membutuhkan tambahan modal kerja. MAL adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara.
Media Nusantara Citra (MNCN) berencana melakukan pembiayaan kembali senilai US$150 juta atas utang jatuh temponya pada 2017. Perseroan memiliki pinjaman sindikasi sejumlah US$250 juta yang diperoleh pada 17 September 2014.
Visi Media Asia (VIVA) akan mempercepat pembayaran utangnya senilai USD 220 juta. Selain mencari pinjaman baru dari perbankan asing dan lokal, VIVA juga sudah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menjual maksimal 15% saham anak usahanya yaitu Intermedia Capital (MDIA). Menurut manajemen, jika melihat rencana pelunasan yang dipercepat itu, saham MDIA yang akan dilepas hanya akan sekitar 7,15% saham. Nilai redemption premium diprediksi mencapai USD 70,7 juta atau setara dengan Rp 939 miliar dengan mengacu harga rerata saham MDIA sebesar Rp 3.350 per saham. Namun jika melihat nilai kapitalisasi pasar, harga divestasi maksimum atau 15% saham MDIA bisa sekitar Rp 1,75 triliun. Berdasarkan perjanjian kredit (credit agreement) yang telah disepakati, VIVA akan mendapatkan pinjaman dari anak usahanya terlebih dahulu, yakni PT Cakrawala Andalas Televisi (CAT) dan PT Lativi Media Karya (LM) dengan total maksimum pinjaman sebesar Rp 2,5 triliun. Dari divestasi saham MDIA itu, perseroan akan melunasi kewajiban dari Credit Suisse senilai USD 61,02 juta atau setara dengan Rp 810,14 miliar. Setelah pelunasan sebagian utang ini, VIVA akan kembali memperoleh pinjaman baru dari Credit Suisse maksimal sebesar USD 65 juta. Rencananya sebesar USD 50 juta dari pinjaman baru ini juga akan digunakan untuk percepatan pembayaran utang lama perseroan kepada Credit Suisse. Dengan transaksi itu, utang perseroan kepada Credit Suisse akan lunas dan sebagian utang lainnya yang tidak dapat direfinancing dengan pinjaman baru dari Credit Suisse akan beralih menjadi utang perseroan kepada CAT dan LM masing-masing sebesar Rp 1,04 triliun dan Rp 491,2 miliar.
5 October 2016
5 October 2016
Multi Bintang Indonesia (MLBI) akan membagikan dividen interim sebesar Rp 95 per saham kepada pemegang saham pada 26 Oktober 2016. Cum dan ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 5 dan 6 Oktober 2016. Sementara di pasar tunai jatuh pada 10 dan 11 Oktober 2016 dengan DPS hingga 10 Oktober 2016.
PT Bank Muamalat Indonesia dan Bank CIMB Niaga (BNGA) membentuk perjanjian kerja sama pembiayaan
club deal
sebesar Rp 287 miliar. Dana itu dipergunakan untuk pembangunan proyek pengembangan Mal Panakkukang oleh PT Margamas Indah Development di Makassar, Sulawesi Selatan.Dukung ekspansi bisnis anak usahanya, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berencana menambah modal ke dua anak usaha yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO) masing-masing sebesar Rp 500 miliar atau total Rp 1 triliun. PT. BRI Syariah telah diberi persetujuan untuk menerbitkan sukuk subordinasi Rp 1 triliun dan menambah penyertaan modal dari induk kepada BRI Syariah sebesar Rp 500 miliar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong induk usaha perbankan syariah dalam memperbesar anak usahanya. OJK mengharapkan s etiap anak usaha perbankan syariah memiliki aset lebih dari 10% dari total aset induk usahanya.
Plaza Indonesia Realty (PLIN) berencana melaksanakan pembelian kembali sahamnya (buyback) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 71 juta saham. Perseroan telah menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 234,3 miliar. Buyback saham ini diperkirakan tidak akan berdampak terhadap penurunan pendapatan perseroan. Harga pembelian kembali saham nantinya akan dibatasi hingga maksimal sebesar Rp 3.300. Jangka waktu pelaksanaan buyback saham akan berlangsung selama 3 bulan, yakni sejak 4 Oktober 2016 sampai dengan 3 Januari 2017. Proses pembelian kembali saham ini (buyback) akan dilakukan melalui BEI, baik melalui pasar reguler maupun pasar negosiasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, menugaskan Garuda Indonesia (GIAA) lebih agresif dalam
mengembangkan usahanya. Menteri BUMN menargetkan
market
share
Garuda Indonesia di pasar domestik di atas 50%. Saat inipangsa pasar Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik sekitar 40%, sedangkan untuk pasar internasional masih 28%. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan membuka rute baru dan menambah jumlah pesawat. Saat ini Garuda Indonesia tengah memesan 50 pesawat boeing 737-50 max.
Garuda Indonesia (GIAA) menargetkan pendapatan dari jasa kargo mencapai USD 25 juta per bulan atau sekitar Rp 324,4 miliar (kurs Rp 12.976 per USD) pada akhir tahun 2016. Saat ini rata-rata pendapatan kargo per bulan sebesar USD 21 juta. Bisnis kargo terutama ke pasar internasional akan terus digenjot sebagai penopang pendapatan perseroan. Salah satu strategi yang dikembangkan perseroan untuk memperbesar kapasitas kargo adalah dengan membuka rute penerbangan internasional. Saat ini bisnis kargo Garuda yang cukup besar berasal dari Cina, meliputi kawasan Canton dan Shanghai yang mencapai sekitar 20 ton per hari, Tokyo dan Korea Selatan sekitar 20 ton per hari, Eropa sekitar 14-15 ton per hari.
Pemerintah RI menargetkan harga gas untuk industri dapat turun menjadi USD 5-6 per MMBTU guna meningkatkan daya saing industri di Indonesia. Pemerintah ingin menurunkan harga gas untuk industri di Indonesia yang masih berkisar pada USD 9,5 per MMBTU (Million Metric British Thermal Unit) untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain, khususnya di ASEAN. Presiden
Jokowi mengkhawatirkan produk dalam negeri menjadi kurang kompetitif jika Indonesia tidak dapat menyesuaikan harga gas untuk industri yang banyak dipakai untuk sektor industri petrokimia, industri keramik, industri tekstil, industri pupuk dan industri baja.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merevisi UU Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara termasuk aturan turunan Peraturan Pemerintah Nomor 1/2014 tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 23/2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Revisi itu kini sudah memasuki tahap finalisasi. Perusahaan pertambangan yang berada di dalam negeri diberikan kelonggaran waktu mulai dari 3-5 tahun untuk membangun smelter. Hal ini dilakukan agar perusahaan tersebut dapat terus melakukan ekspor. Namun untuk perusahaan pertambangan marjinal yang tidak bisa membangun smelter diberikan kelonggaran untuk bekerja sama dengan perusahaan tambang besar lainnya yang memiliki smelter, seperti perjanjian plasma inti. Dengan demikian perusahaan marjinal ini walau tidak bisa membangun smelter, namun tetap bisa melakukan ekspor mineral. Perusahaan pertambangan yang sudah membangun smelter akan diberikan peluang relaksasi ekspor konsentrat secara bertingkat atau bertahap, dengan catatan progres perkembangan pembangunan smelternya harus tetap berjalan dan akan diawasi oleh pemerintah. Pemerintah juga akan memberikan bea keluar yang diterapkan secara bertingkat sesuai dengan progres dari pembangunan smelter. Saat ini aturan tentang bea keluar diberlakukan secara progresif tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 6/PMK.011/2014.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan akan memberikan relaksasi terhadap ekspor bijih nikel. Aturan ini akan tertuang dalam revisi Undang-Undang Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batu Bara termasuk aturan turunan Peraturan Pemerintah Nomor 1/2014 tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 23/2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang saat ini masih dalam tahap finalisasi. Komoditas bijih nikel (nickel ore) yang diperbolehkan ekspor adalah dengan kadar di bawah 1,8%, sebab selama ini bijih nikel dengan kadar tersebut tidak bisa dilakukan pengolahan oleh smelter di dalam negeri. Smelter di dalam negeri baru bisa mengolah bijih nikel dengan kadar nikel di atas 1,8%. Sehingga, komoditas bijih nikel dengan kadar di bawah 1,8 persen akan dipertimbangkan pemerintah untuk diberi kesempatan ekspor. Namun Plt Menteri ESDM menyatakan akan terus kembali mengkaji soal hal ini hingga revisi UU Minerba diumumkan.
Pembangunan perumahan di Indonesia memerlukan sumber pendanaan jangka panjang untuk penyediaan perumahan, terutama rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yakni keterjangkauan, ketersediaan, adanya akses ke perbankan dan keberlanjutan. Pasar Modal menjadi alternatif pilihan untuk mendapatkan sumber pendanaan jangka panjang bagi perumahan. Selain pasar modal yang perlu dikembangkan, ada dana-dana lain sebagai sumber Dana Jangka Panjang, seperti dari Asuransi, Dana Pemerintah, Reksadana, Tabungan Perumahan dan Tabungan Tunjangan Hari Tua. Dana Jangka Panjang ini perlu untuk dihimpun dan dikembangkan karena hal ini akan mendukung dalam hal bantuan pembiayaan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sementara pagu RAPBN 2017 untuk pembiayaan perumahan adalah sebesar Rp 15,6 triliun. Alokasi anggaran sebesar itu digunakan untuk KPR Sejahtera FLPP sebesar Rp 9,7 triliun (120.000 Unit), KPR Sejahtera SSB sebesar Rp 3,7 triliun (225.000 Unit) dan alokasi untuk BUM sebesar Rp 2,2 triliun (550.000 Unit).
5 October 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 49.17 0.48 TLKM (US) 66 21,277 -162
Natural Gas (US$)/mmBtu 2.98 0.01 ANTM (GR) 0.04 567 0
Gold (US$)/Ounce 1268.83 0.30
Nickel (US$)/MT 10080.00 -270.00
Tin (US$)/MT 19875.00 -50.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 83.15 20.75
Coal (RB) (US$)/MT* 76.05 12.69
CPO (ROTH) (US$)/MT 692.50 -2.50
CPO (MYR)/MT 2735.50 -11.00
Rubber (MYR/Kg) 665.00 -0.50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 661.57 -0.07
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD
Bn)
USA DOW JONES INDUS. 18168.45 -0.47 4.27 16.90 14.84 3.08 2.89 5,461.4
USA NASDAQ COMPOSITE 5289.66 -0.21 5.64 22.22 18.89 3.48 3.14 8,303.5
ENGLAND FTSE 100 INDEX 7074.34 1.30 13.33 17.68 15.21 1.83 1.79 1,756.3
CHINA SHANGHAI SE A SH 3145.17 0.21 -15.09 14.12 12.50 1.46 1.34 3,964.2
CHINA SHENZHEN SE A SH 2087.32 0.49 -13.59 25.09 19.35 3.22 2.91 3,304.5
HONG KONG HANG SENG INDEX 23689.44 0.45 8.10 12.97 11.83 1.20 1.13 1,938.4
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5472.32 0.15 19.14 18.10 15.35 2.56 2.32 455.5
JAPAN NIKKEI 225 16735.65 0.83 -12.07 16.68 15.60 1.48 1.39 2,898.8
MALAYSIA KLCI 1661.25 0.53 -1.85 16.63 15.40 1.63 1.54 240.5
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2884.64 0.48 0.07 13.80 13.19 1.11 1.07 338.8
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 12,978.00 -5.00 1000 IDR/ USD 0.08 0.0000
EUR/IDR 14,546.39 42.42 EUR / USD 1.12 0.0004
JPY/IDR 126.17 -0.65 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,460.29 -23.12 SGD / USD 0.73 -0.0004
AUD/IDR 9,874.96 -75.20 AUD / USD 0.76 -0.0011
GBP/IDR 16,517.10 -61.95 GBP / USD 1.27 -0.0001
CNY/IDR 1,945.20 -3.96 CNY / USD 0.15 -0.0001
MYR/IDR 3,127.23 -28.27 MYR / USD 0.24 -0.0021
KRW/IDR 11.63 -0.15 100 KRW / USD 0.09 -0.0007
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.20
BI Rate (%) Indonesia 5.00 LIBOR (GBP) England 0.27
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.03
BOE Rate (%) England 0.25 Z TIBOR (YEN) Japan 0.03
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.74
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description September-16 August-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 1.97 1.74 SBI (9M) 6.40
Inflation YOY % 3.07 2.79 SBIS (9M) 6.40
Inflation MOM % 0.22 -0.02 SBI (12M) 6.70
Foreign Reserve (USD) 113.54 Bn 111.41 Bn SBIS (12M) 6.70
5 October 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
06 Oct Indonesia Consumer Confidence Index --
06 Oct US Initial Jobless Claims Naik menjadi 256 ribu dari 254 ribu
06 Oct US Continuing Claims Naik menjadi 2096 ribu dari 2062 ribu
07 Oct Indonesia Foreign Reserves --
07 Oct Indonesia Net Foreign Assets --
07 Oct US Unemployment Rate Tetap 4.9%
07 Oct US Underemployment Rate --
07 Oct US Wholesale Inventories MoM Tetap -0.1%
07 Oct US Wholesale Trade Sales MoM Naik menjadi 0.1% dari -0.4%
08 Oct US Consumer Credit Turun menjadi $16.45 Bn dari $17.71 Bn
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 4190 1.95 8.64 TLKM IJ 4360 -0.46 -1.87 ASII IJ 8600 1.47 4.70 INDF IJ 8925 -2.46 -1.83 GGRM IJ 66975 3.20 3.71 BMRI IJ 11200 -0.67 -1.61 SMGR IJ 10675 2.64 1.51 INCO IJ 2960 -5.43 -1.57 WSBP IJ 565 7.62 0.98 MAYA IJ 2820 -9.03 -1.11 PTBA IJ 10275 3.27 0.70 EXCL IJ 2660 -3.97 -1.09 PGAS IJ 2900 1.05 0.68 UNVR IJ 45050 -0.33 -1.06 TOWR IJ 3860 1.85 0.66 MLBI IJ 12100 -3.59 -0.88 KLBF IJ 1740 0.87 0.65 BBNI IJ 5575 -0.89 -0.86 BNII IJ 358 2.87 0.62 LPPF IJ 18900 -1.56 -0.81
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Anugerah Berkah Mandiri
Property & Real Estate
800-1250 3,333.33 TBA 03 Oct’16 RHB Securities, Mandiri, CIMB Securities
PT Buyung Poetra Sembada
5 October 2016
5 October 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
HEXA $ 0.1262 Cash Dividend 04 Oct’16 05 Oct’16 07 Oct’16 28 Oct’16
MLBI 95.00 Cash Dividend 05 Oct’16 06 Oct’16 10 Oct’16 26 Oct’16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
IGAR Tender Offer -- 274.00 -- -- 28 Sep – 27 Oct’16
UNSP Reverse Stock 10:1 -- 03 Oct’16 04 Oct’16 04 Oct’16
TOTO Stock Split 1:10 -- TBA TBA TBA
BRNA Rights Issue 100:29 1000.00 21 Sep’16 22 Sep’16 28 Sep – 04 Oct’16
SRAJ Rights Issue 3:2 280.00 03 Oct’16 04 Oct’16 10 Oct – 17 Oct’16
BMAS Rights Issue 65:10 340.00 07 Oct’16 10 Oct’16 14 Oct – 20 Oct’16
APIC Rights Issue 1:3 105.00 07 Oct’16 10 Oct’16 14 Oct – 27 Oct’16
WIKA Rights Issue TBA TBA 17 Oct’16 18 Oct’16 24 Oct – 28 Oct’16
KRAS Rights Issue 250000:52592-59429 500-565 17 Oct’16 18 Oct’16 24 Oct – 28 Oct’16
JSMR Rights Issue TBA TBA 31 Oct’16 01 Nov’16 07 Nov – 11 Nov’16
PTPP Rights Issue TBA TBA 18 Nov’16 21 Nov’16 23 Nov – 29 Nov’16
BEKS Rights Issue TBA TBA 01 Dec’16 02 Dec’16 08 Dec – 15 Dec’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
MTFN RUPST/LB 06-Oct-16
CPRO RUPSLB 07-Oct-16
SILO RUPSLB 11-Oct-16
GWSA RUPSLB 12-Oct-16
SRAJ RUPSLB 13-Oct-16
MCOR RUPSLB 14-Oct-16
GREN RUPSLB 17-Oct-16
LPGI RUPSLB 19-Oct-16
INDF RUPSLB 21-Oct-16
MSKY RUPSLB 21-Oct-16
FASW RUPSLB 26-Oct-16
5 October 2016
5 October 2016
AISA
TRADING BUY
S1 2050 R1 2140 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1955 R2 2230
Closing
Price 2100
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2050-Rp 2140
• Entry Rp 2100, take Profit Rp 2140
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 57.99 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) -0.15 Positif
Bollinger Band (Mid) 2051 Positif
MA5 2038 Positif 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200 2,400
March April May Jun Jul August September October
AISA Wedge Bullish Breakout 2,050.5 2,042.5 2,038 1,960 1,960 1,950 1,942.7 2,080 2,080 2,100 2,100 2,100 2,120 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 AISA - Stochastic %D(6,3,3) = 34.69, Stochastic %K = 43.14, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
34.695 34.695 20 43.1373 43.1373 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 AISA - MACD (5,3) = -8.51, Signal() = 0.07
-8.50608 0.0726396 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 AISA - TSI(3,5,3) = -0.15, Volume() = 3,425,800.00
-0.145984 -7.34826 0.00000
3,425,800
AISAWilliam's % R(14)= 9 09Volume()= 3 425 800 00 -9.09091
3,425,800
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
MPPA
TRADING BUY
S1 1810 R1 1920 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1700 R2 2030
Closing
Price 1880
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 1810-Rp 1920 • Entry Rp 1880, take Profit Rp 1920
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 49.08 Positif
MACD -1.64 Negatif
True Strength Index (TSI) -15.94 Positif
Bollinger Band (Mid) 1815 Positif
MA5 1826 Positif 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200
March April May Jun Jul August September October
MPPA Downward Sloping Channel
1,880 1,873.75 1,826 1,814.5 1,635 1,583.28 1,583.28 1,880 1,880 1,989.2 1,989.2 2,006.23 2,020 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 MPPA - Stochastic %D(6,3,3) = 14.55, Stochastic %K = 24.10, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 14.554 14.554 24.1013 24.1013 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 0.0 MPPA - MACD (5,3) = 0.38, Signal() = 7.91
0.381851 7.90615 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 MPPA - TSI(3,5,3) = -15.94, Volume() = 5,164,200.00
-15.7422
-15.9395 0.00000
5,164,200
MPPAWilliam's % R(14)= 38 36Volume()= 5 164 200 00 -38.3562
5,164,200
5 October 2016
5 October 2016
INDF
TRADING BUY
S1 8825 R1 9100 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 8550 R2 9375
Closing
Price 8925
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 8825-Rp 9100 • Entry Rp 8925, take Profit Rp 9100
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 85.39 Negatif
MACD 60.20 Negatif
True Strength Index (TSI) 10.88 Positif
Bollinger Band (Mid) 8618 Positif
MA5 8985 Negatif 6,000 6,600 7,200 7,800 8,400 9,000
March April May Jun Jul August September October
INDF Upward Sloping Channel
8,925 8,925 8,700 8,617.5 8,112.5 8,112.5 8,058.56 8,925 8,959.38 8,985 9,200 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 60.47, Stochastic %K = 52.17, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
52.1739 52.1739 20 60.4714 60.4714 80 -150.0 -100.0 -50.0 0.0 50.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -14.19, Signal() = -28.45
-28.4533 -14.1906 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = 10.88, Volume() = 6,970,100.00
10.8807
0.00000
18.6244 6,970,100
INDFWilliam's % R(14)= 22 00Volume()= 6 970 100 00 -22
6,970,100
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BISI
TRADING BUY
S1 1730 R1 1825 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1635 R2 1920
Closing
Price 1780
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 1730-Rp 1825 • Entry Rp 1780, take Profit Rp 1825
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 73.40 Negatif
MACD 0.07 Negatif
True Strength Index (TSI) -15.26 Negatif
Bollinger Band (Mid) 1799 Negatif
MA5 1828 Negatif 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900
March April May Jun Jul August September October
BISI Broadening Wedge
1,780 1,780 1,780 1,700 1,615.94 1,356.25 1,356.25 1,798.75 1,828 1,841.25 1,915 1,947.69 1,947.69 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BISI - Stochastic %D(6,3,3) = 43.72, Stochastic %K = 26.87, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
26.8748 26.8748 20 43.7234 43.7234 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 BISI - MACD (5,3) = 10.58, Signal() = 4.73
4.73222 10.5752 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BISI - TSI(3,5,3) = -15.26, Volume() = 164,000.00
0.00000
-15.2611 2.66494 164,000
BISIWilliam's % R(14)= 62 79Volume()= 164 000 00 -62.7907
164,000
5 October 2016
5 October 2016
ERAA
TRADING BUY
S1 705 R1 740 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 670 R2 775
Closing
Price 730
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 705-Rp 740 • Entry Rp 730, take Profit Rp 740
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 16.41 Positif
MACD -4.60 Positif
True Strength Index (TSI) -5.71 Positif
Bollinger Band (Mid) 742 Negatif
MA5 697 Positif 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0 780.0 840.0 900.0 960.0
March April May Jun Jul August September October
ERAA Downward Sloping Channel
703.75 697 670 666.667 660 660 660 730 730 730 735 742.25 868.996 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ERAA - Stochastic %D(6,3,3) = 27.45, Stochastic %K = 48.72, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
27.451 27.451 20 48.7179 48.7179 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 ERAA - MACD (5,3) = -3.79, Signal() = 1.17
-3.79383 1.16816 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ERAA - TSI(3,5,3) = -5.71, Volume() = 9,463,900.00
-5.71034 -22.1268 0.00000
9,463,900
ERAAWilliam's % R(14)= 45 45Volume()= 9 463 900 00 -45.4545
9,463,900
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BBTN
TRADING BUY
S1 1940 R1 2010 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1875 R2 2070
Closing
Price 1980
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1940-Rp 2010 • Entry Rp 1980, take Profit Rp 2010
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 49.81 Positif
MACD -2.10 Positif
True Strength Index (TSI) -10.86 Positif
Bollinger Band (Mid) 1969 Positif
MA5 1954 Positif 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100
March April May Jun Jul August September October
BBTN Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 1,954 1,944.71 1,944.71 1,915 1,902.91 1,843.33 1,843.33 1,966.88 1,968.75 1,980 1,980 1,980 2,020 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBTN - Stochastic %D(6,3,3) = 26.75, Stochastic %K = 29.82, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
26.7544 26.7544 20 29.8246 29.8246 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 BBTN - MACD (5,3) = -0.47, Signal() = 3.34 -0.470177 3.33711 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBTN - TSI(3,5,3) = -10.86, Volume() = 17,265,200.00 -10.8573 -12.1837 0.00000 17,265,20 BBTNWilliam's % R(14)= 33 33Volume()= 17 265 200 00 -33.3333 17,265,20
5 October 2016
5 October 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
04-10-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Buy 15025 15025 15300 14775 14950 15125 15300 Positif Positif Positif 17200 14800
LSIP Trading Sell 1530 1530 1515 1475 1515 1555 1595 Negatif Negatif Positif 1665 1455
SGRO Trading Buy 1950 1950 1965 1935 1945 1955 1965 Positif Positif Positif 2180 1900
Mining
PTBA Trading Sell 10275 10275 10075 9700 10075 10450 10825 Positif Positif Positif 10450 9075
ADRO Trading Sell 1305 1305 1290 1250 1290 1330 1370 Positif Positif Positif 1300 1050
MEDC Trading Sell 1495 1495 1480 1445 1480 1515 1550 Negatif Negatif Negatif 1825 1365
INCO Trading Sell 2960 2960 2890 2680 2890 3100 3310 Negatif Negatif Negatif 3160 2530
ANTM Trading Buy 830 830 860 740 800 860 920 Positif Positif Positif 850 615
TINS Trading Sell 825 825 815 785 815 845 875 Negatif Negatif Negatif 890 720
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 935 935 920 890 920 950 980 Positif Positif Positif 985 840
SMGR Trading Buy 10675 10675 10825 10125 10475 10825 11175 Positif Positif Positif 11250 9625
INTP Trading Sell 17800 17800 17650 17225 17650 18075 18500 Negatif Negatif Negatif 18800 16900
SMCB Trading Sell 1040 1040 1025 990 1025 1060 1095 Negatif Negatif Negatif 1320 985
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 8600 8600 8800 8350 8500 8650 8800 Positif Positif Positif 8875 7700
GJTL Trading Sell 1460 1460 1440 1400 1440 1480 1520 Negatif Negatif Negatif 1595 1310
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 8925 8925 9100 8550 8825 9100 9375 Negatif Negatif Negatif 9200 7750
GGRM Trading Buy 66975 66975 67900 62350 65125 67900 70675 Positif Positif Positif 68100 59225
UNVR Trading Sell 45050 45050 44725 44100 44725 45350 45975 Negatif Negatif Negatif 46400 44000
KLBF Trading Buy 1740 1740 1770 1710 1730 1750 1770 Negatif Positif Negatif 1815 1650
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 2210 2210 2250 2130 2190 2250 2310 Negatif Negatif Negatif 2290 1965
PTPP Trading Buy 4300 4300 4390 4110 4250 4390 4530 Positif Positif Positif 4690 3970
WIKA Trading Buy 2890 2890 2970 2690 2830 2970 3110 Positif Positif Positif 3340 2490
ADHI Trading Buy 2450 2450 2490 2350 2420 2490 2560 Positif Positif Positif 2830 2310
WSKT Trading Buy 2690 2690 2740 2560 2650 2740 2830 Positif Positif Positif 2800 2380
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2900 2900 2870 2800 2870 2940 3010 Positif Positif Positif 3420 2630
JSMR Trading Buy 4650 4650 4680 4560 4620 4680 4740 Positif Positif Negatif 5175 4550
ISAT Trading Sell 6400 6400 6450 6200 6325 6450 6575 Positif Positif Positif 6350 5150
TLKM Trading Buy 4360 4360 4390 4310 4350 4390 4430 Positif Positif Positif 4400 3950
Finance
BMRI Trading Sell 11200 11200 11150 11025 11150 11275 11400 Negatif Negatif Negatif 11750 10500
BBRI Trading Buy 12275 12275 12525 12000 12175 12350 12525 Positif Negatif Positif 12325 11475
BBNI Trading Sell 5575 5575 5500 5375 5500 5625 5750 Negatif Negatif Negatif 5875 5300
BBCA Trading Sell 15950 15950 15825 15525 15825 16125 16425 Positif Positif Positif 16200 14800
BBTN Trading Buy 1980 1980 2010 1875 1940 2010 2070 Positif Positif Positif 2040 1890
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 18450 18450 18625 17875 18250 18625 19000 Positif Positif Positif 19250 16525