• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. SEJARAH RSJ Mataram Rumah Sakit Jiwa Provinsi. Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. SEJARAH RSJ Mataram Rumah Sakit Jiwa Provinsi. Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I. SEJARAH

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mataram didirikan berdasarkan surat Penunjukan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan tanggal 31 Oktober 1983 No. 17867/Yankes/DKJ/1983 kepada PT. Yodya Karya, Jl. D.I Panjaitan No.8 Cawang Jakarta dan Perwakilannya di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Konsultan Perencanaan, dengan tugas pembuatan Masterplan Rumah Sakit Jiwa Mataram dan pembuatan design/dokumen tender dan memberikan penjelasan dalam ”aanwijzing”. Rumah Sakit Jiwa Mataram didirikan dengan pertimbangan bahwa Rumah Sakit Jiwa Selebung (milik Daerah) tidak dapat dikembangkan karena letaknya terpencil dan bangunannya tidak memenuhi syarat sebagai Rumah Sakit.

Pembiayaan pembangunan Rumah Sakit Jiwa Mataram berasal dari Anggaran Pembangunan tahun 1982/1983, mulai beroperasi tanggal 27 Oktober 1987, diresmikan 27 Januari 1990 oleh Menteri Kesehatan RI (Bapak Dr. Adhyatma MPH). Pada awal beroperasi hanya melayani rawat jalan sekaligus sebagai unit gawat darurat. Pelayanan rawat inap baru dilaksanakan tahun 1988/1989 dengan 2 ruangan perawatan (Ruang Mawar dan Melati). Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Mataram semula adalah Rumah Sakit Jiwa Klas C berdasarkan SK. MenKes: 395/MenKes/SK/VI/1989 tanggal 19 Juni 1989. Rumah Sakit Jiwa Mataram sejak semula direncanakan sebagai Rumah Sakit Jiwa Klas B, untuk itu Rumah Sakit Jiwa Selebung diintegrasikan dengan Rumah Sakit Jiwa Mataram dan menjadi Rumah Sakit Jiwa Mataram Kelas B berdasarkan SK MenKes RI Nomor: 656/Menkes/SK/X/1991 tanggal 30 Oktober 1991. Tahun 1991, RSJ Mataram menambah kapasitas pelayanan rawat inapnya dengan penambahan 2 ruang perawatan (ruang angsoka dan Dahlia) dan tahun 1996 kembali memperluas ruang perawatan dengan membangun ruang rehabilitasi (ruang sandat),IGD, gizi dan IPRS, ruang generator dan incenerator. Tahun 2000 dibangun ruang khusus terapi dan rehabilitasi narkoba dan tahun 2004 dilakukan pengembangan dan diresmikan sebagai pusat rehabilitasi narkoba ”One Stop Centre (OSC)”, dua tahun kemudian (2005) RSJ Mataram membangun klinik VCT Bale matahari dan yang terakhir tahun 2007 pembangunan ruang perawatan kelas I dan II (ruang Flamboyan) untuk mengganti ruang Angsoka yang sebelumnya merupakan kelas I dan II. Sampai dengan Desember 2009, RSJ Provinsi sudah memiliki 6 ruang perawatan, 1 ruang rehabilitasi dan IGD. Sebelum otonomi daerah RSJ Mataram merupakan RS khusus milik pemerintah pusat dan sejak otonomi daerah tahun 2001, RSJ Mataram menjadi milik Pemerintah Daerah dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Provinsi NTB berdasarkan Peraturan Daerah No.13 tahun 2001. Sejak bulan Agustus 2008 berdasarkan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 RSJ Mataram berubah status menjadi Lembaga Teknis Daerah (LTD) dengan nama Rumah Sakit Jiwa Provinsi. Sejak ditetapkan Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat No. 344 Tahun 2014 Rumah Sakit Jiwa Provinsi berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma, yang merupakan unsur pelayanan kesehatan khusus jiwa yang berada dibawah

(3)

dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan secara teknis operasional berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dengan status Rumah Sakit Khusus Kelas B.

Sejak diresmikan tahun 1990 sampai dengan sekarang, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma telah mengalami pergantian pimpinan 5 kali, berikut periode kepepimpinan :

1. Tahun 1987 - 1990: Dr. Haryono Padmosudiro, SpKJ 2. Tahun 1990 - 1999: Dr. Ngadiono Hastering, SpKJ 3. Tahun 1999 - 2004 : Dr. Helmy Azhar, SpKJ 4. Tahun 2004 - 2006: Dr. Endro Suprayitno, SpKJ

5. Tahun 2007 - sekarang: Dr. Elly Rosila Wijaya, SpKJ., MM.

II. LANDASAN HUKUM

 Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma

 Pemilik : Pemerintah Provinsi NTB

 Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 1 Selagalas–Mataram

 Telepon : (0370 ) 671515 – 672140

 Fax : (0370) 671515

 Website : rsjmutiarasukma.ntbprov.go.id

 email : rsjmutiarasukma@gmail.com

 Kelas : B

 Jumlah Tempat Tidur : 150 TT

 Dasar Hukum/Landasan Operasional berdirinya Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma :

1. SK. MenKes: 395/MenKes/SK/VI/1989 tanggal 19 Juni 1989 tentang Pembentukan Rumah Sakit Jiwa di Mataram;

2. SK MenKes RI Nomor: 656/Menkes/SK/X/1991 tanggal 30 Oktober 1991 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Jiwa Mataram;

3. Peraturan Daerah Provinsi NTB No.9 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa, Balai Laboratorium Kesehatan dan Balai Kesehatan Mata Masyarakat;

4. Peraturan Daerah Provinsi NTB No. 13 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi RSJ Mataram;

5. Peraturan Daerah Provinsi NTB No. 12 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat;

6. Peraturan Gubernur NTB No. 344 Tahun 2014 tentang Perubahan Nama Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma.

Peraturan lain yang menjadi dasar hukum Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dalam operasionalnya adalah peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal H ayat 1 yang menegaskan tentang hak untuk hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik, sehat dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan;

2. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

(4)

3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) yang kemudian diubah dengan UU No.8 Tahun 2005 tentang Penetapan PP Pengganti UU No.3 Tahun 2005 tentang perubahan No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi UU (Lembaran Negara Tahun 2005 No.108, Tambahan Lembaran Negara No.4548);

8. Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

9. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5063)

10. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5072)

11. Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah No.65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

13. Peraturan Pemerintah No.8 tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

14. Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Tambahan Lembaran Negara RI No.4815);

16. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1045/Menkes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Depkes;

17. Instruksi Presiden Indonesia Nomor 07 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

III. STATUS KEPEMILIKAN

Sebelum otonomi daerah tahun 2001 Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan Rumah Sakit khusus milik pemerintah pusat dan sejak otonomi daerah tahun 2001, Rumah Sakit Jiwa Mataram menjadi milik Pemerintah Daerah dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Provinsi NTB berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 13 tahun 2001.

Terbitnya UU Nomor : 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (RS) dan Peraturan Pemerintah Nomor : 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 61 tahun 2007 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang mengamanatkan semua Rumah Sakit menerapkan PPK-BLU/BLUD. Untuk memenuhi amanat tersebut, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma mengusulkan menjadi PPK BLU/BLUD dan dilaunching pada tahun 2010 yang diperkuat dengan Surat Keputusan Gubernur

(5)

NTB Nomor : 56 tahun 2011 tanggal 25 Januari 2011. Akan tetapi penerapannya dimulai tahun 2012 karena kendala payung hukum yang belum terselesaikan dan Tahun 2016 merupakan tahun ke-5 penerapan PPK-BLUD di RSJ Mutiara Sukma.

IV. FALSAFAH, VISI / MISI, TUJUAN STRATEGIS DAN NILAI DASAR

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nusa Tenggara Barat falsafah, visi/mis, tujuan strategis dan nilai-nilai dasar sebagai berikut :

FALSAFAH

Falsafah Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma adalah : Tumbuh dan Berkembang secara berkesinambungan.

VISI

” Ruman Sakit Jiwa Dambaan Masyrakat Dengan Mutu Terkini ”.

MISI

Untuk mencapai visi tersebut, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma menetapkan misi yang diemban sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketertiban dan kelancaran pelayanan dan pengelolaan administrasi perkantoran

2. Meningkatkan kemudahan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan jiwa dan Napza secara paripurna dan bermutu standar nasional

3. Meningkatkan ketersediaan fasilitas fisik, peralatan medis dan non medis sesuai standar untuk menunjang pelayanan

4. Meningkatkan kelancaran dan kemudahan pelayanan keperawatan profesional untuk mencapai kepuasan pelanggan

TUJUAN STRATEGIS

1. Terwujudnya pelayan yang sesuai standar 2. Meningkatnya kepercayaan pelanggan

3. Meningkatkan profesionalisme SDM yang berbasis kompetensi nasional 4. Tersedianya bangunan fisik dan peralatan sesuai standar.

MOTO

(6)

IV. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah dan secara teknis operasional berkoordinasi dengan Dinas Keseharan Provinsi Nusa Tenggara Barat . Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 12 Tahun 2014 bahwa tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma adalah :

1. Membantu gubernu dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

2. Melaksanakan upaya kesehatan khusus jiwa secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan khusus jiwa dan pencegahan penyakit khusus jiwa.

3. Melaksanakan upaya rujukan kesehatan jiwa

4. Melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakait jiwa kelas B V. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 12 Tahun 2014, Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma terdiri dari :

a. Direktur

b. Sub Bagian Tata Usaha c. Seksie Pelayanan Medik d. Seksie Penunjang Medik e. Seksie Keperawatan f. Instalasi

VI. KETENAGAAN

Komposisi ketenagaan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma terdiri dari tenaga fungsional, struktural dan fungsional umum yang dikelompokkan berdasarkan profesi yaitu tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi) keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga administrasi. DIREKTUR SUB BAGIAN TATA USAHA KELOMPOK

KERJA FUNGSIONAL SEKSIE PELAYANAN MEDIK SEKSIE PENUNJANG MEDIK SEKSIE PERAWATAN INSTALASI INSTALASI INSTALASI INSTALASI INSTALASI

(7)

VII. FASILITAS DAN PELAYANAN

Sejak penerapan PPK-BLUD tahun 2012 Rumah Sakit Mutiara Sukma terus berusaha memberikan pelayanan terbaik yang sesuai standar serta berupaya menampilkan brand image yang opsitif untuk menghilangkan stigma negatif rumah sakit dengan pelayanan unggulan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat (keswamas). Pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dilaksanakan secara rutin di dalam gedung (intramural) dan di luar gedung (ekstramural) yang ditujukan untuk mendekatkan akses masyarakat ke pelayanan kesehatan jiwa.

Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma melaksanakan pelaynan mulai 8 unit pelayanan medik yaitu instalasi gawat darurat, rhabilitasi mental, rawat inap, rawat jalan, instalasi terapi dan rehabilitasi narkoba dan HIV/AIDS, instalasi rekam medik, instalasi intensif psikiatrik dan instalasi kesehatan jiwa masyarakat, dan 5 (lima) instalasi penunjang yaitu instalasi gizi, instalasi laboratorium, instalasi farmasi, instalasi pendidikan dan pelatihan (diklit), instalasi pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit serta didukung oleh administrasi dan manajemen (kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, aset, umum, keuangan serta kerjasama dan SIM RS).

PELAYANAN INTRAMURAL

Sebagai satu-satunya rumah sakit rujukan tingkat tersier dibidang kesehatan jiwa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, penyediaan sarana dan prasarana menjadi salah satu fokus. Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma yang ditunjang dengan peralatan yang modern/canggih seperti EEG, stres analyzer dan brainfeedback for ADHD.

Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma sebagai satu-satunya rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiiki pelayanan yang menunjang kebutuhan masyarakat dengan tenaga handal danprofesi sesuai kebutuhan rumah sakit. Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Melayani :

1. Pelayanan Pasien Kesehatan Jiwa Rawat Jalan  Poli psikiatri Anak dan Remaja

 Poli psikiatri Dewasa da Lansia  Medical Chek Up kesehatan jiwa

 Poli Psikologi : test IQ, test Bakat Minta, test MMPI dll  Poli Syaraf

 Poli Penyakit Dalam  Poli Gigi dan Mulut  Poli Napza

 Day Care

 Rehabilitasi Medik/Fisioterapi : Infrared, Stimulasi, Faradisasi, Ultra sound dan Terapi Latihan

(8)

 Poli ACT dan Keperawatan  Pemeriksaan HIV/AIDS

 Pemeriksaan radiologi : X-Ray Diagnostik

 Pemeriksaan elektromedik : EEG, ECG, Brai Mapping dan stress analyzer  Laboratorium

 Poli Gizi

2. Pelayanan Kesehatan Jiwa Rawat Inap

Rawat inap terdiri dari perawatan pasien akut, intermediet dan fase tenang atau stabil untuk persiapan rehabilitasi, yang terdiri dari ruang kelas I, II dan II, dengan rincian sbb :

 PHCU/ IRIP : Melati dan Dahlia  Intermediate : Mawar

 Stabil : Angsoka  Kelas I dan II : Flamboyan  Rehab Napza : Anggrek

 Geriatri : Wijaya Kusuma 3. Kapasitas Tempat Tidur

Berikut pembagian masing-masing ruang perawatan yang dimiliki Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma :

VIP I II III/HCU

1 R.Anggrek (Px Narkoba ♀+♂) 0 0 15 0 15

2 R.Intensive Dahlia ( zaal ♀) 0 0 0 25 25

3 R.intermediate Angsoka ( zaal ♂ ) 0 0 0 25 25

4 R.intermediate Mawar ( zaal ♂ ) 0 0 0 25 25

5 R.PHCU Melati (zaal ♂ ) 0 0 0 25 25

6 R.Wijaya Kusuma (zaal ♀+♂) 20 20

7 R.Flamboyan (zaal ♂+♀ ) 0 5 10 0 15 JUMLAH 0 5 25 120 150 NO KELAS JUMLAH RUANGAN

4. Pelayanan Gawat Darurat Psikiatrik Dan Umum : ruang triase, resusitasi, observasi dan ruang tindakan

5. Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba (“One Stop Center” Wisma Anggrek) :

 Program kuratif : detoksifikasi dan rehabilitasi  Program Preventif : FSG dan sosialisasi  Dual diagnosa

(9)

6. Pelayanan Klinik Konsultasi Keluarga Bale Matahari (Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV/AIDS) :

 Pelayanan statis  Pelayanan mobile  Kegiatan sosialisasi

7. Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat (Keswamas)  Kegiatan mobile clinic dan home visit

 Pelayanan integrasi

 Temu konsultasi kesehatan jiwa

 Penyuluhan kesehatan jiwa, narkoba dan HIV/AIDS  Jasa penjemputan pasien

 Dropping pasien khususnya pasien BPJS  Acertive Comunity Treatment (ACT)  Pelayanan pasien pasung

 Pelayanan korban bencana yang mengalami gangguan jiwa  Hotline krisis pasung dan orang dengan gangguan jiwa

8. Pelayanan Rehabilitasi Psikososial  Terapi gerak  Terapi rekreasi  Terapi keluarga  Terapi kelompok  Terapi perilaku  Terapi relaksasi  Terapi kerja  Terapi modalitas  Day care

(10)

PELAYANAN EKSTRAMURAL

Pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dilakukan dalam gedung (intramural) dan di luar gedung (ekstramural). Kegiatan di dalam gedung merupakan kegiatan rutin, sedangkan kegiatan ekstramural adalah pelayanan langsung ke masyarakat yang dikoordinir oleh instalasi kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas). Dalam pelaksanaannya Instalasi Keswamas membentuk suatu tim yang disebut Tim Keswamas yang terdiri dari psikiater, dokter umum, psikolog dan perawat, dengan difasilitasi oleh dokter, perawat atau petugas Puskesmas setempat Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat umum dan klien gangguan jiwa yang secara geografis sulit mengakses pelayanan kesehatan jiwa atau daerah-daerah yang angka gangguan jiwanya tinggi namun kepatuhan berobatnya rendah serta pasien yang dipasung oleh keluarga atau masyarakat.

Bentuk kegiatan ekstramural yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma adalah mobile clinic, home visit, integrasi, dropping, temu konsultasi, Layanan ACT mobile hotline layanan krisis, Self Help Group (SHG), penjangkauan pasien pasung, dan penanganan korban gangguan jiwa akibat bencana serta sosialisasi melalui leaflet, media massa, majalah, dan pameran. Kegiatan mobile clinic.

DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA

Dr. ELLY ROSILA WIJAYA, SpKJ, MM Pembina Tk. I

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap anak perusahaan yang tidak berbadan hukum mandiri, induk perusahaan sebagai pemegang saham memiliki tanggung jawab hukum terhadap perbuatan hukum yang

Perusahaan harus melakukan planning dengan tepat, planning ini meliputi skill dan knowledge seperti apa yang diinginkan dari seorang kandidat, bagaimana karakter yang

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berupa pelatihan pembuatan Blog dan brosur bagi para guide lokal air terjun Gitgit ini akan sangat bermanfaat langsung

Hal ini menunjukkan kategori valid, yang artinya bahwa media flipbook hasil inventarisasi Pteridophyta di lahan bekas PETI Danau Biru Singkawang layak digunakan

Dengan diketemukannja penniciline, maka pemberantasan penjakit ini mengalami fase baru, karena terbukti telah dapat memberikan hasil jang sangat baik,

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015 PROGRAM STUDI : KOMPUTERISASI AKUNTANSI.

Prosedur penyerahan penjahat menurut teori Siyasah Dauliyah atau Ekstradisi Islam, tidak ada halangan antar negara-negara Darus Salam untuk menyerahkan penjahat

“Analisis Penetapan Harga Kopi Oleh Eksportir dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada PT Indokom Citra Persada Tanjung Bintang )”.