• Tidak ada hasil yang ditemukan

serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

rancangan perbaikan. Bab keenam merangkum kesimpulan dari kajian yang telah dilakukan serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian dan Konsep Produktivitas

Dewasa ini kesadaran akan perlunya peningkatan produktivitas semakin meningkat, karena adanya suatu keyakinan bahwa perbaikan produktivitas akan memberikan kontribusi positif dalam perbaikan ekonomi. Adanya peningkatan produktivitas dapat diartikan adanya perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil kerja, sampai dengan peningkatan pemberdayaan sumber dana dan sumber-sumber produksi lainnya.

Pengertian produktivitas menurut Sinungan (2000) terdiri dari tiga kelompok rumusan yaitu:

1. Rumusan tradisional, dimana produktivitas adalah rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan(input).

2. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu berusaha dan memiliki pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

3. Produktivitas merupakan interaksi yang terjadi secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta R&D dan manajemen tenaga kerja.

(2)

Sadikin (2005), produktivitas merupakan pembagian nilai dari output produksi terhadap biaya input produksi.

Produktivitas =

... (2.1)

Konsep produktivitas lebih luas dari konsep-konsep yang hanya berorientasi pada satu segi saja seperti efektifitas, efisiensi, dan produksi. Efektifitas adalah suatu ukuran untuk menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) telah tercapai, yaitu semakin besar persentase target yang dapat dicapai, berarti semakin tinggi tingkat efektifitasnya. Jadi konsep ini orientasinya lebih tertuju pada output sedangkan efisiensi adalah suatu ukuran yang membandingkan rencana penggunaan input dengan realisasi penggunaannya, semakin besar

input yang dapat dihemat berarti semakin tinggi tingkat efisiensi. Jadi konsep ini orientasinya

tertuju kepada input. Sedangkan yang dimaksud dengan input adalah volume dari semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output.

Secara umum konsep dan siklus produktivitas dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2.

Gambar 2.1 Sistem Produktivitas Dalam Industri ( Gasperz,2000) Output Proses *Tenaga Kerja * Modal * Material * Energi * Tanah Proses transforma si nilai tambah Produk (Barang / ) Produktivitas sisprod (output:Input ) jasa)

Umpan balik untuk pengendalian

Produktivita Input

(3)

Gambar 2.1 Konsep Produktivitas ( Gasperz,2000)

Gambar 2.2 Siklus Produktivitas (Gasperz,2000)

Gambar 2.2 tampak bahwa siklus produktivitas merupakan suatu proses yang kontinu yang melibatkan aspek-aspek pengukuran, evaluasi, perencanaan dan peningkatan produktivitas. Berdasarkan konsep siklus ini, secara formal program peningkatan produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai teknik pengukuran dapat digunakan dan dikembangkan dari memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai yang lebih kompleks dan komprehensif.

Apabila produktivitas dari sistem industri telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual untuk dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dan rencana

(productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar

penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Untuk mencari target produktivitas yang telah direncanakan itu, berbagai program formal dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas secara terus menerus. Siklus produktivitas itu diulang kembali secara kontinu untuk mencapai peningkatan produktivitas terus menerus dalam sistem industri. Mulyono (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu:

(4)

2. Perubahan performansi ekonomi. 3. Perubahan komposisi angkatan kerja. 4. Riset dan pengembangan.

5. Organisasi dan manajemen. 6. Perubahan mutu kerja. 2.2 Unsur-unsur Produktivitas

Unsur-unsur produktivitas terdiri dari tiga unsur penting, antara lain efisiensi, efektifitas dan kualitas. (Heusauer,1981).

2.2.1 Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan input yang direncanakan dengan penggunaan input yang sebenarnya terlaksana. Efisiensi lebih mengacu kepada ukuran penggunaan sumber daya untuk mendapatkan hasil tertentu (input-based

measurement). (Sinulingga, 2012).

2.2.2. Efektifitas

Efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat dan cepat yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, waktu) telah tercapai. Konsep efektivitas berorientasi pada

output. Ukuran efektivitas lebih mengacu kepada ukuran kesesuaian metode dalam mencapai

sasaran yang ditetapkan. (Sinulingga, 2012).

2.2.3. Kualitas

Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah terpenuhinya berbagai persyaratan (requirement), spesifikasi dan harapan (expectation). Unsur ini orientasinya hanya tertuju pada segi pengadaan masukan atau hanya pada segi keluaran dan segi distribusi (termasuk kepuasan konsumen) atau kedua-duanya.

(5)

Kualitas merupakan ukuran produk produktivitas, meskipun kualitas sulit diukur secara sistematis melalui rasio output atau input. Output yang berkualitas baik

secara tidak langsung akan meningkatkan rasio output atau input dalam arti nilai tambah (Value

Added), yang berarti meningkatnya rasio output atau input karena kualitas yang baik.

2.3 Jenis dan Pengukuran Produktivitas 2.3.1 Jenis Produktivitas

Menurut Sumanth, pada dasarnya ada tiga jenis produktivitas yaitu: 1. Produktivitas Total.

Produktivitas total adalah rasio keluaran total terhadap semua faktor masukan. Jadi pengukuran produktivitas total mencerminkan pengaruh dari semua masukan dalam menghasilkan keluaran.

2. Produktivitas Faktor Total.

Produktivitas faktor total adalah rasio keluaran bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja dan faktor modal. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang dibeli.

3. Produktivitas Parsial.

Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh, produktivitas modal (rasio dari keluaran dengan masukan modal) adalah ukuran produktivitas parsial.

Dari ketiga produktivitas diatas, baik keluaran ataupun masukan harus dinyatakan dalam bentuk tangible dan nilai produktivitasnya akan dihitung berdasarkan harga konstan pada periode dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah dari masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.

Ukuran produktivitas bisa berupa ukuran produktivitas operasional ataupun finansial. Produktivitas operasional (operational productivity) adalah rasio unit output terhadap unit input.

(6)

Pembilang maupun penyebutnya merupakan ukuran fisik (dalam unit). Produktivitas finansial (financial productivity) juga merupakan rasio output terhadap input dengan angka pembilang atau penyebutnya dalam satuan uang.

(Mc Graw Hill).

2.3.2 Kriteria Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Di beberapa negara maupun perusahaan pada akhir- akhir ini telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Formula yang digunakan dalam pengukuran produktivitas menurut Sinungan (2008) adalah:

Produktivitas =

... (2.2)

Menurut Edward J.Blocher (2001), rumus produktivitas sebagai berikut:

Produktivitas Parsial =

... (2.3)

Produktivitas Total =

... (2.4)

Njiraini (2012), pengukuran produktivitas total adalah hubungan output total terukur dengan jumlah keseluruhan sumber daya input yang terukur.

Produktivitas Total =

... (2.5) Ukuran yang dapat dijadikan sebagai output dan input dalam produktivitas adalah sebagai berikut:

(7)

1. Ukuran output dapat dinyatakan dalam bentuk: a. Jumlah satuan fisik produk/jasa.

b. Nilai rupiah produk/jasa. c. Nilai tambah.

d. Jumlah pekerjaan. e. Jumlah laba kotor.

2. Ukuran input dapat dinyatakan dalam bentuk: a. Jumlah waktu.

b. Jumlah tenaga kerja. c. Jumlah jam/orang.

d. Jumlah biaya tenaga kerja. e. Jumlah jam mesin.

f. Jumlah biaya penyusutan dan perawatan mesin. g. Jumlah material.

h. Jumlah biaya material. i. Jumlah luas tanah.

j. Jumlah seluruh biaya pengusahaan.

Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam melakukan pengukuran produktivitas ada enam, (Sumanth,1994) yaitu:

a. Validity (Keabsahan).

Pengukuran produktivitas harus menggambarkan secara tepat perubahan dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya. Jumlah produk yang dihasilkan tiap satuan waktu kadang-kadang tidak dapat dijadikan suatu ukuran yang absah dikarenakan lama penyelesaian produk tidak sama.

(8)

b. Completeness (Kelengkapan).

Pengukuran produktivitas harus mencakup seluruh masukan dan keluaran yang digunakan dan yang dihasilkan walaupun sulit untuk menghitung semua komponen yang terlibat baik komponen masuk maupun keluar. Kelengkapan dibutuhkan agar dapat menghasilkan pengukuran yang berarti.

c. Compability (Dapat dibandingkan).

Produktivitas merupakan suatu ukuran relatif, sehingga suatu badan usaha tidak dapaat dibandingkan dengan badan usaha lain. Tetapi dapat digunakan untuk periode waktu yang berbeda dalam suatu badan usaha. Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada kemampuan untuk dapat dibandingkan antara satu periode dengan periode lainnya atau terhadap ukuran standar.

d. Inclusiveness (Ketermasukan).

Suatu pengukuran produktivitas bukan hanya terletak pada pengukuran produktivitas, bukan hanya terletak pada pengukuran produksi, lingkup pengukuran harus diperluas meliputi pembelian, persediaan, personal, keuangan serta penjualan.

e. Timeliness (Ketepatan waktu).

Hasil pengukuran mengandung nilai informasi yang lebih besar bagi pihak manajemen untuk mengambil tindakan perbaikan. Agar informasi berfungsi secara tepat, periode waktu pengukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

f. Cost Effectiveness (Keefektifan biaya).

Pengukuran harus dilakukan dengan memperhatikan biaya-biaya yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan proses.

(9)

2.3.3 Model Pengukuran Produktivitas APC.

Model APC (The American Productivity Center) menghubungkan pengukuran produktivitas dengan profitabilitas dan price recovery factor sebagai berikut:(Sinulingga,

2012).

Profitabilitas =

... (2.6)

=

= x

= Produktivitas x Faktor Perbaikan Harga

Tiga formulasi matematika dari model APC (The American Productivity Center) sebagai berikut:

a. Formulasi perhitungan angka indeks produktivitas dengan menggunakan harga-harga konstan pada periode satu (periode dasar).

b. Formulasi perhitungan indeks produktivitas dengan menggunakan harga berlaku. c. Formulasi perhitungan angka indeks perbaikan harga dari setiap input yang

digunakan.

Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi sejauh mana efisiensi penggunaan sumber-sumber daya (input) dalam menghasilkan output perusahaan, kuantitas output dan input untuk setiap periode waktu digandakan dengan harga-harga periode dasar agar memperoleh indeks produktivitas. Kemudian harga-harga output dan biaya per unit dari input setiap tahun digandakan dengan kuantitas output yang dihasilkan dan kuantitas input yang digunakan pada periode tertentu untuk memperoleh perbaikan harga, indeks profitabilitas dapat ditentukan dengan menggunakan formula sebagai berikut:

(10)

IPF = IP x IPH atau IP = IPF/IPH ... (2.7)

Dimana:

IPF = indeks profitabilitas. IP = indeks produktivitas. IPH = indeks perbaikan harga.

Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak bahwa ada hubungan

profitabilitas dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Indeks perbaikan harga

menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output perusahaan. Dalam model APC biaya per unit tenaga kerja, material dan energi dihitung atau ditentukan secara langsung, sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total (harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan. Dengan demikian input modal untuk suatu periode tertentu sama dengan depresiasi untuk periode itu ditambah ROA periode dasar dikalikan harta sekarang yang dipergunakan.

2.4 Manfaat dan Cara Peningkatan Produktivitas

Manfaat dari peningkatan produktivitas menurut Sedarmayanti (2001) dapat dilihat dari: a. Meningkatnya pendapatan (income) dan jaminan sosial lainnya. Hal tersebut akan

memperbesar kemampuan (daya) untuk membeli barang dan jasa ataupun keperluan hidup sehari-hari, sehingga kesejahteraan akan lebih baik. Dari segi lain, meningkatnya pendapatan tersebut dapat disimpan yang nantinya bermanfaat untuk investasi.

b. Meningkatnya hasrat dan martabat serta pengakuan terhadap potensi individu. c. Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi.

(11)

Selain itu, manfaat dari peningkatan produktivitas menurut Friyatiningsih (2003), adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan dapat menilai efesiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa.

2. Pengukuran produktivitas berguna untuk perencanaan sumber daya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Usaha pengukuran dapat dipakai untuk menyusun kembali tujuan ekonomi dan non ekonomi perusahaan.

4. Hasil pengukuran tingkat produktivitas dapat digunakan untuk merencanakan target tingkat produktivitas dimasa yang akan datang.

5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan perbedaan antara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur. 6. Pengukuran produktivitas dapat dipakai untuk membandingkan prestasi kerja

manajemen dalam perusahaan yang sejenis, baik sektor industri maupun disektor nasional.

7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari pengukuran produktivitas dapat dipergunakan dalam perencanaan tingkat keuntungan perusahaan.

Menurut Ross (1994), paling sedikit terdapat lima cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, yaitu:

1. Menerapkan program reduksi biaya.

Reduksi biaya berarti dalam menghasilkan output dengan kuantitas yang sama digunakan input dalam jumlah yang lebih sedikit. Dengan melaksanakan program reduksi biaya tidak berarti bahwa semua komponen biaya harus dikurangi. Program reduksi biaya mengacu pada menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam

(12)

situasi perekonomian dengan tingkat kompetensi yang ketat, upaya peningkatan produktivitas melalui program reduksi biaya sangat efektif, karena kita mampu menekan biaya per unit output sehingga mampu meningkatkan daya kompetisi melalui penetapan harga yang kompetitif. Perusahaan juga akan mampu memuaskan konsumen karena produk-produk berkualitas yang dihasilkan pada tingkat biaya produksi yang rendah.

2. Mengelola pertumbuhan.

Peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan berarti meningkatkan

output dalam kuantitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input

dalam kuantitas yang lebih kecil. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan lebih banyak output dari investasi itu sehingga angka rasio output terhadap input akan meningkat. Peningkatan penggunaan teknologi, desain ulang sistem produksi, meningkatkan aktivitas pelatihan dan pengembangan organisasi merupakan aktivitas nyata dalam mengelola pertumbuhan.

3. Bekerja lebih tangkas.

Peningkatan produktivitas dengan cara ini dilakukan melalui penggunaan jumlah

input yang sama untuk meningkatkan output. Jadi, produksi meningkat dengan

jumlah input tetap sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yang rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk merupakan aktivitas nyata dari cara ini.

4. Mengurangi aktifitas.

Dalam situasi perekonomian yang sulit seperti resesi ekonomi, tingkat inflasi tinggi, penerapan cara ini akan efektif. Peningkatan produktivitas perusahaan dilakukan

(13)

melalui pengurangan aktivitas yang tidak produktif serta menghilangkan atau membuang aset yang tidak produktif.

5. Bekerja lebih efektif

Dengan cara ini akan didapatkan output yang lebih banyak dengan menggunakan

input yang lebih sedikit.

Menurut Kussriyanto (1991), peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat bentuk atau cara yaitu:

1. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama. 2. Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah produksi yang

lebih besar.

3. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.

4. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi.

2.5 Pr oduktivitas Pr oduksi

2.5.1 Pengertian Produktivitas Produksi

Produktivitas produksi merupakan gabungan dari dua istilah yaitu produktivitas dan produksi. Menurut Sudriamunawar (2006) produksi pada dasarnya hanya berorientasi kepada output, sedangkan produktivitas mengacu kepada suatu keadaan tingkat perbandingan antara besarnya keluaran dengan besarnya masukan. Selain itu menurut Assauri (2008), pengertian produksi juga diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri, dan suku cadang atau spareparts dan komponen.

(14)

fungsi pokok dalam setiap organisasi yang mencakup aktivitas yang bertanggungjawab untuk pencapaian nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi itu. Pendapat lain Sinungan (2008) menyatakan bahwa produksi berkaitan dengan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan produktivitas berkaitan dengan cara pencapaian tingkat produksi tersebut.

2.5.2 Pengukuran Produktivitas Produksi

Pengukuran produktivitas produksi bertujuan untuk melihat perubahan produktivitas produksi yang terjadi dalam perjalanan kurun waktu tertentu.

Edward (2001) menyatakan bahwa produktivitas produksi termasuk ke dalam produktivitas total, yaitu dapat diukur dengan menghubungkan antara output yang diperoleh atau dihasilkan dan biaya input total semua sumber daya input yang diperlukan untuk memproduksi output. Formula pengukuran produktivitasnya adalah sebagai berikut:

Produktivitas =

... (2.8)

Sudriamunawar (2006) menyatakan bahwa apabila keluaran akan diperbandingkan dengan dua faktor masukan saja atau lebih, maka pengukuran seperti ini menuju kepada pengukuran seluruh faktor masukan. Produktivitas produksi merupakan ukuran produktivitas keuangan (financial productivity).

2.6 Produktivitas dan Profitabilitas

Konsep peningkatan produktivitas bila dikaitkan secara langsung dengan

profitabilitas perusahaan, maka dapat dibangun suatu strategi perbaikan perusahaan secara

(15)

Gambar 2.3. Strategi Peningkatan Produktivitas dan Profitabilitas Perusahaan ( Sumber : Gaspersz ,2000)

Gambar di atas menjelaskan bahwa landasan untuk meningkatkan produktivitas dan

profitabilitas adalah membangun suatu sistem industri yang

memperhatikan secara terfokus dan bersama sekaligus pada aspek-aspek kualitas, efektivitas pencapaian tujuan, dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya. Selanjutnya indikator keberhasilan sistem industri itu dipantau melalui pengukuran produktivitas dan profitabilitas terus menerus, di mana pengukuran produktivitas memberikan informasi tentang masalah-masalah internal dari sistem industri itu, sedangkan pengukuran profitabilitas memberikan informasi tentang masalah-masalah eksternal dari sistem industri itu.

Indikator keberhasilan sistem industri dapat dipantau melalui pengukuran produktivitas dan profitabilitas secara terus menerus, pengukuran produktivitas berfungsi memberikan informasi tentang masalah-masalah internal dari sistem industri, sedangkan pengukuran

profitabilitas memberikan informasi tentang masalah-masalah eksternal dari sistem industri.

Menurut Sadikin (2005) peningkatan produktivitas bertujuan untuk menciptakan keuntungan secara terus menerus dengan pengorbanan biaya sekecil-kecilnya. Besarnya keuntungan yang dihasilkan tergantung pada rumusan:

Peningkatan Profitabilitas Perusahaan Melalui Atraksi dan Loyalitas

Peningkatan Produktivitas Perusahaan Melalui Atraksi dan Loyalitas Pelanggan

Membangun Sistem Industri Yang Memperhatikan Aspek-Aspek: 1.Kualitas 2. Efektivitas 3. Efisiensi Perbaikan Terus Menerus

(16)

Keuntungan = (Penjualan/unit – Biaya/unit) x Volume penjualan ... (2.9)

Dari rumusan di atas dapat disimpulkan, ada beberapa usaha yang dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas secara terus menerus, yaitu:

1. Meningkatkan keuntungan.

Untuk meningkatkan keuntungan dapat dicapai dengan cara meningkatkan harga jual, menurunkan biaya material maupun biaya proses, dan meningkatkan volume penjualan.

2. Menurunkan biaya per unit. Biaya per unit mencakup: a. Biaya material (Mc)

Biaya material (Mc) dapat dirumuskan:

...……. (2.10) Dimana:

Qi = Total kuantitas material yang dipakai Pi = Harga beli material per unit

n = Jumlah material yang digunakan

Kuantitas material ini termasuk material cacat, reject dan kehilangan material pada proses. Menurunkan biaya material dilakukan dengan cara:

1. Mengurangi jumlah material yang terlibat dalam proses.

Jumlah material yang tinggi membuat stok inventaris semakin banyak macamnya dan semakin tinggi nilainya. Untuk itu perlu penyederhanaan macam material.

2. Mengurangi kuantitas pemakaian material per unit dengan cara melakukan perbaikan proses untuk mengurangi kehilangan material dalam proses, material cacat serta

Pi Qi.

n 1 i= = Mc

(17)

reject atau menggunakan material dengan harga mahal sesedikit mungkin dengan

tidak mengubah kualitas dan tidak meningkatkan biaya proses.

3. Memperbaiki harga beli material dengan menggunakan alternatif material pengganti selama tidak meningkatkan biaya material dan proses.

b. Biaya Proses.

Biaya proses mencakup:

1. Biaya tenaga kerja dan welfare (kesejahteraan). Biaya tenaga (Lc) dapat dirumuskan:

...……. (2.11)

Dimana:

Qi = Hasil produksi pada proses. Li = Biaya tenaga kerja per unit. n = Jumlah proses yang terlibat

Perbaikan biaya tenaga kerja diarahkan pada:

a. Menyeimbangkan hasil produksi pada setiap proses.

Hasil produksi pada proses semakin tinggi mengakibatkan biaya tenaga kerja semakin tinggi. Pemanfaaatan biaya tenaga kerja semakin tinggi. Pemanfaatan biaya tenaga kerja ini tidak efektif apabila hasil produksi proses tidak dilanjutkan pada proses berikutnya, sehingga terjadi penumpukan hasil produksi proses di setiap proses gudang.

b. Menurunkan biaya tenaga kerja per unit.

Biaya tenaga kerja per unit (Li) dapat dirumuskan:

Pi Qi.

n 1 i= = Lc

(18)

Q lfare We Upah Li n i ) ( 1

= + = ...……. (2.12) Dimana:

Q = Hasil produksi pada proses n = Jumlah tenaga kerja pada proses. c. Biaya peralatan dan biaya perawatan (Ec).

Dapat dirumuskan:

∑ ∑

      = = n m i Mi Qi Ec 1 1 . ...……. (2.13) Dimana:

Qi = Hasil produksi pada proses. Mi = Biaya peralatan per unit.

m = Jumlah peralatan yang digunakan. n = Jumlah proses yang terlibat.

Perbaikan biaya peralatan dan biaya perawatan diarahkan pada: 1. Menyeimbangkan kapasitas produksi pada setiap proses.

Sama halnya dengan menyeimbangkan hasil produksi untuk menurunkan biaya tenaga kerja per unit, menyeimbangkan kapasitas pada proses diperlukan untuk mengefektifkan modal kerja.

2. Menurunkan biaya peralatan per unit.

Biaya peralatan tergantung pada dua komponen biaya, yaitu biaya energi (En) dan biaya investasi dan perawatan.

Kedua biaya tersebut dapat dirumuskan:

∑ ∑

      = = n m i Ei Qi En 1 1 . ...……. (2.14)

(19)

Dimana:

Qi = Hasil produksi pada proses. Ei = Biaya energi per unit.

m = Jumlah peralatan yang digunakan. n = Jumlah proses yang terlibat.

Besarnya biaya energi per unit Ei dapat dirumuskan sebagai berikut:

(

)

Q Listrik Biaya BBM Biaya Ei n i

= + = 1 ...……. (2.15) Dimana:

Q = Hasil produksi pada proses.

n = Jumlah peralatan yang digunakan proses.

Peningkatan profit adalah hasil peningkatan produktivitas perusahaan yang semakin tinggi. Produktivitas yang semakin tinggi, akan memberikan profit yang semakin besar karena adanya penghematan-penghematan khususnya dari sumber daya yang digunakan.

Menurut Nazaruddin (2008) keuntungan sebuah perusahaan ditentukan oleh perbedaan antara total pendapatan dengan total biaya. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan (laba) dengan cara meningkatkan penjualan, harga produk, atau dengan pengurangan biaya input. Hasil dari pengukuran produktivitas perusahaan adalah profitabilitas berupa keuntungan yang didapat.

Ilustrasi keuntungan atau laba sebuah perusahaan ditentukan oleh perbedaan antara total pendapatan dengan total biaya yang dapat dilihat pada Gambar 2.4.

(20)

Gambar 2.4. Produktivitas dan Profitabilitas ( Sumber: Nazaruddin ,2008)

2.7 Evaluasi Produktivitas

Menurut Sinulingga (2012) tahapan pengukuran produktivitas dari siklus produktivitas telah selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya dapat dilakukan evaluasi produktivitas. Evaluasi produktivitas penting dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas pada suatu perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Cara yang dapat dilakukan untuk mencapai suatu hasil evaluasi yang baik adalah:

1. Merancang suatu tekad yang menuju ke arah perubahan nilai produktivitas dalam lima periode berturut-turut dan mengembangkan suatu cara yang memungkinkan perubahan itu terjadi.

Produktivitas INPUT a. Bahan Baku b. Tenaga Kerja c. Energi d. Kapital e. Dll OUTPUT

Barang dan / atau Jasa Proses Transformasi X Biaya = X Harga =

(21)

2. Mengembangkan metode untuk mendapatkan nilai produktivitas sesuai dengan anggaran atau hasil peramalan dan membandingkannya dengan hasil sekarang. 3. Melakukan pemantapan dari tahap ke tahap untuk evaluasi nilai produktivitas pada

lima periode pengukuran yang berurutan dan di dalam suatu periode pengukuran yang diberikan.

2.8 Tindakan Perbaikan Produktivitas

Ada dua macam pendekatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas, yaitu:

1. Pendekatan Tradisional.

Langkah-langkah perbaikan produktivitas secara umum berdasarkan pendekatan tradisional adalah:

a. Mengidentifikasi prioritas tujuan organisasi.

b. Menggambarkan kriteria output sesuai keterbatasan dalam organisasi. c. Menyiapkan rencana tindakan.

d. Mengurangi batasan-batasan yang diketahui dalam rangka peningkatan produktivitas.

e. Memilih metode pengukuran produktivitas dan menentukan periode dasar pengukuran.

f. Melaksanakan semua rencana dan memulai pengukuran serta penulisan laporan. g. Memelihara momentum proyek produktivitas.

h. Menjaga dan memelihara suasana organisasi. 2. Pendekatan dengan Perspektif Baru.

a. Pendekatan yang didasarkan pada pemanfaatan teknologi (technology based

(22)

1. Computer Aided Design (CAD).

2. Computer Aided Manufacturing (CAM). 3. Robotik.

4. Teknologi sinar laser. 5. Teknologi energi. 6. Group technology. 7. Grafik dengan komputer. 8. Manajemen perawatan. 9. Konservasi energi.

b. Pendekatan yang didasarkan pada pemanfaatan tenaga kerja (employee based

techniques), yaitu:

1. Pemberian insentif secara perorangan. 2. Pemberian tunjangan. 3. Promosi jabatan. 4. Peningkatan kemampuan. 5. Perbaikan kemampuan. 6. Pendidikan. 7. Pemberian hukuman.

c. Pendekatan yang didasarkan pada pengendalian produk (product based

techniques), yaitu:

1. Rekayasa nilai / memberi nilai tambah produk. 2. Diversifikasi produk.

3. Penyederhanaan produk. 4. Penelitian dan pengembangan. 5. Standarisasi produk.

(23)

6. Promosi.

d. Pendekatan yang didasarkan pada pekerjaan (work based techniques), yaitu: 1. Rekayasa metode.

2. Pengukuran kerja. 3. Perancangan tugas.

4. Perencanaan kerja yang aman. 5. Ergonomi.

6. Penjadwalan produksi.

7. Proses data dengan komputer.

e. Pendekatan yang didasarkan kepada perbaikan material (material based

techniques), yaitu:

1. Pengendalian bahan baku.

2. Perancangan kebutuhan bahan baku. 3. Pengendalian kualitas.

4. Perbaikan sistem pemindahan bahan. 5. Manajemen bahan baku.

2.9 Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram)

Diagram sebab akibat sering disebut diagram tulang ikan (Fishbone Diagram) atau diagram ishikawa pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaouru Ishikawa pada tahun 1953. Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab akibat. Secara umum diagram ini melihat paling sedikit lima sumber utama cacat pada proses atau produk yaitu faktor manusia, mesin/peralatan, bahan baku, metode dan lingkungan dan dapat dilihat pada Gambar 2.5.

(24)

Gambar 2.5 Fishbond Diagram (Sumber: Sinulingga, 2010) 1. Manusia.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia antara lain kecukupan jumlah maupun mutu seperti ketrampilan, pengetahuan, kemampuan komunikasi dan kerjasama, kearifan, sikap, disiplin dan kreativitas.

2. Mesin dan peralatan.

Masalah-masalah yang terkait dengan mesin dan peralatan sehubungan dengan tercapainya produktivitas ialah kesesuaian spesifikasi mesin, kecukupan jumlah unit dan kapasitas, usia pakai (akurasi), skrap dihasilkan, kemudahan perawatan (maintability), safety factor, kemudahan dioperasikan (operationalibility), ergonomi dan lain-lain.

3. Bahan Baku.

Masalah yang terkait dengan bahan baku ialah kesesuaian spesifikasi, kecukupan jumlah, kelancaran supply, oversupply, dan lain-lain.

Mesin dan Peralatan Manusia

Usia Alat Maintainabi Kreativita Pengetahu Peraturan Produktivi t Temperatur Sistem &

Prosedur kerja Over Supply

Kelancaran Lingkungan Metode Spesifikasi Keterampil Psikologi Lingk Peralatan Evaluasi Metode Evaluasi Spesifikasi Bahan-bahan

(25)

4. Metode.

Masalah yang terkait dengan metode kerja ialah prinsip dan prosedur kerja, metode pengumpulan data, peralatan pengukuran kerja, prosedur evaluasi dan lain-lain. 5. Lingkungan.

Masalah yang terkait dengan lingkungan kerja adalah kenyamanan ruang kerja (temperatur, kelembaban, penerangan, kebisingan, peraturan kerja, psikologi lingkungan kerja dan lain-lain).

2.10 Review Hasil Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang berhubungan dengan produktivitas, maka ada beberapa jurnal dan penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai literatur tambahan peneliti dalam melaksanakan penelitian antara lain:

1. Pujotomo (2008) yang berjudul “Analisis Pengukuran Produktivitas”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dan mengukur produktivitas perusahaan serta hubungan antara level produktivitas dengan level profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan. Penelitian ini tentang pengukuran produktivitas parsial yang memperlihatkan level produktivitas berubah-ubah dan masih memerlukan usaha peningkatan produktivitas parsial terutama dalam pemakaian masing-masing input dengan efisien.

2. Dey (2012), dalam jurnal yang berjudul “Development of Safety and Productivity

Correlation Model for Tea Industries of Barak Valley, Assam”. Tujuan penelitian ini

adalah menganalisis hubungan kuantitatif antara keselamatan dan produktivitas pada industri teh Barak, Assam. Keselamatan dan kesehatan dalam industri teh dimodelkan sebagai fungsi empat input seperti keselamatan kerja (OS), kesehatan kerja (OH), keselamatan perilaku (BS) dan kompetensi (C).

(26)

3. Henni (2008), Analisis Produktivitas Lini Produksi PT.Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) Kebun Rancabali dengan menggunakan Metode Objective Matrix. Pengukuran produktivitas Lini Produksi perusahaan yang digunakan hanya terbatas pada informasi perbandingan realisasi kinerja dari setiap indikator-indikator dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Keputusan mengenai baik atau buruknya performansi Lini Produksi tergantung dari pencapaian Realisasi kinerja perusahaan, untuk kriteria efektivitas akan dinilai baik jika performansi Lini Produksi melebihi atau sama dengan nilai RKAP sedangkan untuk kriteria efisiensi akan dinilai baik jika pemanfaatan sumber energi lebih kecil atau sama dengan nilai RKAP. Salah satu kekurangan dari pengukuran produktivitas yang dilakukan berdasarkan indikator-indikator secara terpisah ini, adalah tidak dapat memberikan gambaran sejauh mana perkembangan produktivitas Lini Produksi telah dicapai.

4. Anis (2007), dalam jurnal berjudul Usaha Peningkatan Produktivitas dengan Model

Productivity Evaluation Tree (PET). Alternatif perencanaan ada tiga. Pertama,

meningkatkan standar penggunaan bahan baku dari 20% menjadi 30%. Kedua, pengeluaran bahan baku diusulkan sama dengan bulan lalu dengan menerapkan peningkatan standart penggunaan bahan baku sama seperti dengan alternatif pertama. Ketiga, menstimulasi alternatif kedua dengan melakukan manajemen motivasi terhadap tenaga kerja. Dari hasil evaluasi pohon produktivitas maka dapat diketahui estimasi peningkatan produktivitas yang tertinggi adalah alternatif ketiga dengan perubahan tingkat produktivitas sebesar 0,39.

5. Venti (2011), dalam jurnal berjudul Analisis Daya Saing dan Strategi Pengembangan Agribisnis Teh Indonesia. Tujuan penelitian ini menelaah sistem agribisnis teh

(27)

Indonesia, menganalisis daya saing agrobisnis teh Indonesia, merumuskan strategi pengembangan agrobisnis teh Indonesia. Strategi peningkatan daya saing yang dihasilkan melalui analisis Matriks SWOT lebih mengarah kepada strategi peningkatan kinerja petani teh rakyat,yaitu dengan meningkatkan posisi tawar petani melalui penguatan kelompok tani dan dukungan dari adanya asosiasi dan Dewan Teh Indonesia. Sementara untuk perkebunan besar negara dan swasta strategi lebih mengarah kepada peningkatan produksi dan diversifikasi produk, khususnya untuk produk teh tujuan ekspor. Permasalahan lain yang menjadi fokus strategi adalah permasalahan yang terkait dengan konsumsi teh, strategi yang digunakan lebih diutamakan kepada peningkatan upaya promosi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teh dan manfaatnya.

6. Susanti (2008), jurnal yang berjudul Pengukuran Produktivitas PTP. Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro Dengan Metode OMAX. Usulan perbaikan dengan menggunakan Strategy Matrix, dimana pembentukan Strategy Matrix ini bertujuan untuk menentukan prioritas perbaikan yang akan dilakukan. Adapun prioritas perbaikan produktivitas adalah melakukan pengawasan yang rutin dan shopfloor

management, mengurangi jam kerusakan mesin dengan cara melakukan preventive maintenance, peningkatan disiplin karyawan, pemberian insentif bagi karyawan yang

Gambar

Gambar 2.1 Sistem Produktivitas Dalam Industri ( Gasperz,2000) Output Proses *Tenaga Kerja * Modal * Material * Energi * Tanah Proses transformasi nilai tambah Produk (Barang / )  Produktivitas sisprod (output:Input) jasa)
Gambar 2.1 Konsep Produktivitas ( Gasperz,2000)
Gambar 2.3. Strategi Peningkatan Produktivitas dan Profitabilitas Perusahaan  ( Sumber : Gaspersz ,2000)
Gambar 2.4. Produktivitas dan Profitabilitas  ( Sumber: Nazaruddin ,2008)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.. Keanekaragaman kelelawar pemakan serangga sub ordo microchiroptera di stasiun penelitian way canguk taman nasional

Rerata nisbah tajuk akar pada berbagai kadar lengas tanah pada akhir stadia vegetatif (5 mst), akhir stadia pembungaan (6 mst) dan akhir stadia pengisian polong (8 mst) ...

Saat pertemuan mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia di Padang bulan April kemarin, seorang mahasiswa yang menjadi delegasi dari Papua mengklaim bahwa rakyat Papua

Menurut Foo (2012), bagi membantu pelajar dalam meningkatkan pemahaman terhadap konsep Kimia, guru perlu memikul tanggungjawab yang amat penting dalam memilih teknik-teknik

Dari titik ini, baca mendatar pada kurva dengan kisaran kecepatan tertinggi yang dapat dicapai. Kemudian, turun ke bawah ke

Dalam rangka meningkatkan nilai jual produk hasil pertanian khususnya buah dan sayur serta upaya pemberdayaan pelaku usaha pengolahan hasil buah dan sayur, Balai

Selain itu, insektisida dalam bentuk campuran dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama sekaligus, meningkatkan efisiensi aplikasi karena insektisida dalam

Uji kinerja skala industri antara dekanter yang menggunakan pelat interceptor tipe A dan drum bertingkat di industri kecil pada dekantasi minyak nilam