Modul ke: Fakultas Program Studi Fakultas Psikologi Program Studi Masyhar MA
Nama Mata Kuliah
Filsafat Manusia
PENDAHULUAN
Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki wawasan pengetahuan/pemahaman yang lebih luas, lengkap dan mendalam tentang manusia sebagai misteri dalam ziarah intelektualnya sebagai seorang ilmuwan psikolog
Filsafat
• RENUNGAN MENGENAI SEGALA SESUATU, SEBAGAI UPAYA PEMAHAMAN DAN MEMPEROLEH
MAKNANYA, YANG PENTING BAGI LANDASAN PERTIMBANGAN KELAYAKAN TINDAKAN, SESUAI DENGAN NORMA YANG BERLAKU
manusia
Dalam tradisi logika selalu dikatakan bahwa
manusia adalah hewan yang nâthiq
•
Manusia adalah animal simbolicum atau
language-using animal. Artinya bahwa kehidupan
sehari-hari manusia tidak lepas dari bahasa
khususnya percakapan dan melakukan penafsiran
terus menerus. Ada pula yang menyatakan
manusia adalah homo relegiosus, dimana ia
merupakan alam kecil, mikrokosmos, dan
merupakan bagian dari makrokosmos
Filsafat Manusia
•
Filsafat Manusia adalah suatu cabang dari
Filsafat yang mengupas tentang arti menjadi
manusia.
•
Filsafat Manusia termasuk dalam kajian
Ontologi atau Metafisika
•
Filsafat Manusia biasa disebut juga,
Antropologia Metafisika atau Psikologi Metafisis
•
Manusia adalah mahluk yang berhadapan
INTI POKOK FILSAFAT MANUSIA
•
Louis Leahy mengatakan bahwa ada 2 inti
pokok dalam mempelajari Filsafat Manusia,
yaitu :
– Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Hakekat Manusia
– Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Fungsi dari keberadaan manusia di dunia
Aspek Filsafat Manusia
•
Ada 2 aspek dalam memahami hakekat
manusia, yaitu :
– Ekstensif, meliputi pembahasan yang
berhubungan dengan Sifat, Gejala, Kegiatan, dan segala sesuatu yang meyangkut pada segala
bidang.
– Intensif, meliputi pembahasan yang mengarah pada intisari dari manusia.
RINGKASAN SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT
1. Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM – Akhir Abad 3 SM)
2. Masa Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM – Awal
Abad 15)
3. Masa Modern (Akhir Abad 15 – Abad 19)
4. Masa Kontemporer (Abad 20)
Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)
1. Filsafat = pengetahuan tahyul, dongeng, mitos
= mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh) Thales / air
Pythagoras / bilangan Demokritos / atom 2. Filsafat = Logos
Sokrates : (469-399 SM) Dialektika Salah Sokratik -> kesimpulan Benar Plato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggi
(Aristokles) – Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan Filsafat : Apologia (pembelaan Sokrates).
- Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan episteme (ingatan yang benar atau ide abadi)
Kebenaran adalah : relatif, subyektif, ide dalam diri
obyektif : kenyataan / fakta diluar yang benar Tulisannya : 1. Apologia, Kriton, Politea : negara
2. Simposium : diskusi tentang cinta
3. Phaedo : diskusi tentang jiwa yang tak mati 4. Phaidros : diskusi tentang ide
5. Parmenides : kritik terhadap ide ajarannya 6. Timaios : susunan alam semesta
7. Nomoi : Hukum-hukum
Mendirikan Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman Pertengahan
Ajarannya = Platonisme yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal dan kebenaran rohani / ide yang kekal. Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan Platonisme dengan ajaran Gereja Kristen
3. Aristoteles (384 – 322 SM)
• Murid terpandai Akademi, guru Alexander Agung
• Mendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkrit
• Ajaran Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau empiris-aposteriori (terikat
pada waktu dan tempat) ; lalu pengenalan rasional yaitu episteme = pengetahuan benar yang diperoleh dari sebab musabab.
• Tujuh karya : Logika / organon (analisis apriori- aposteriori), Ilmu eksakta, Biologi,
Psikologi, Metafisika, Etika & Politik, Sastra/Retorika
• Ia membagi 3 ilmu pengetahuan (IP) :
I.P. Produktif = Pedomen bidang kesenian
I.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman tingkahlaku I.P. Teoritis = Tak memihak
Fisika, Matematika, Filsafat Pertama (metafisika = ontologi)
Masa Abad Pertengahan (akhir abad 3 SM – awal abad 15)
1. Filsafat Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra 69-30 SM)
2. Filsafat dilarang -> kembali ke Dogma Gereja = Theologi (Kaisar Justianus ± 529
M)
3. Filsuf Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980 -1037)
4. Filsafat : kembali ke mitos = mistik
Plotinus -> Neo Platonisme (± abad ke 13) yaitu Platonisme manunggal dengan
Dogma Gereja.
5. Thomas Aquines (1225 – 1274)
Masa Modern (Akhir abad 15 – 19)
1. Gerakan Renaissance (kelahiran kembali)
mentalitas individual – kebebasan, persamaan, emansipasi, otonomi diri.
2. Revolusi Copernicus (1473 – 1543)
Matahari : pusat alam semesta Metode induktif – experimental
3. Zaman Aufklarung (pencerahan / abad 18)
Menggunakan akal budi dengan inti :
a. Ajaran Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)
b. Ajaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626) Pengetahuan inderawi c. Ajaran Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804)gabungan a + b
d. Filsafat Pragmatisme (William James, 1842-1910)
Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya / kegunaannya.
e. Filsafat Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-1939) kebenaran = kenyataan benda itu sendiri
Tiga tahap dalam metode fenomenologis yaitu : y Reduksi Fenomenologis
y Reduksi Eidetis
y Reduksi Transendental
Masa Kontemporer (abad 20)
1. Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein, 1889-1951).
2. Filsafat Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 – 1980)
y Ia menganggap manusia bebas memilih moralitas yang diinginkan hingga menciptakan eksistensi
dirinya. Manusia melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan hidup bermasyarakat.
y Menganggap Tuhan tidak ada dan manusia dapat memerankan peranan Tuhan (Vincent Martin)
y Ada 2 kelompok : anti agama & kelompok agama (percaya pada Tuhan)
Pengetahuan dan Filsafat Manusia
• Fenomena pengetahuan tentang manusia makin luas dewasa ini.
• Aneka unsur manusia diselidiki ilmu: eksakta dan sosial • Namun tidak sampai mempersoalkan taraf dan bidang
pengetahuan mengenai yang paling dasariah tentang manusia: apa dan siapa manusia?
• Kita tahu manusia, namun tidak merefleksikannya secara mendalam, kita tahu sambilan saja. Pengetahuan kita masih prailmiah/pra-refleksif.
•
Karena
ilmu
manusia
lain
tidak
mendalam,
muncullah Filsafat Manusia yang menyelidiki dan
mentematisasi
kesadaran/pengetahuan
manusia
tentang inti dirinya.
•
Filsafat Manusia menguraikan manusia sebagai objek
langsung dan eksplisit/jelas.
•
Filsafat
Manusia
membuka
pengetahuan
kita
bergerak dari tersurat kepada tersurat, dari tidak
jelas kepada yang jelas.
Objek Filsafat Manusia
• Objek Materil: gejala/fenomena manusia yang tampak. • Objek Formal: struktur-struktur hakiki manusia yang
terdalam, yang berlaku di mana saja, kapan saja, untuk segala orang/manusia.
• Jadi, objek filsafat manusia:
– Manusia seluas mungkin (aspek ekstensif)
– Manusia sedalam/sepadat mungkin (intensif). Tidak memahami manusia secara umum, tapi manusia secara unik/konkrit: AKU.
Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
• Ilmu lain (Biologi, Antropologi, Sosiologi, Psikologi, Politik, Ekonomi dll) juga menyelidiki manusia: menyimpulkan hukum/teori umum tentang manusia dari gejala/data yang diamati. Namun tidak ajukan pertanyaan sedalam filsafat: apakah manusia? apakah kebebasan? apakah jiwa? apakah intelek dll.
• Filsafat Manusia justru memberikan pencerahan yang radikal/mutlak mengenai hakikat manusia sehingga semua data positif (ilmu lain) punya kerangka latar belakang yang kukuh.
•
Data positif ilmu-ilmu manusia dipakai filsafat
untuk uraiannya sendiri. Ilmu lain memberikan
rangsang
psikologis
bagi
filsafat
untuk
berkembang.
Namun
filsafat
tetap
wajib
menemukan metode sendiri dalam menemukan
hukumnya.
•
Filsafat ingatkan ilmu positif tentang hal/pola
yang dilalaikannya. Ilmu-ilmu lain wajib juga
menyelidiki
masalah
tertentu
menurut
metodenya sendiri tanpa dipengaruhi secara
logis/ambil alih hasil-hasil Filsafat Manusia.
Metode Filsafat Manusia
• Kritis: titik tolak dari pendapat filsuf/teori lain.
• Analitika Bahasa: Selidiki bahasa, hubungan bahasa dan pikiran, guna bahasa bagi ilmu dan filsafat.
• Fenomenologis: selidiki pengalaman asli/fundamental/gejala manusia.
• Metafisik/Transendental: bertitik tolak dari fakta manusiawi (syarat apriori) lalu reduksi transendental (retortion) lalu deduksi transendental.
Metode Penulisan Antropologi
•
Filsafat
Manusia
di
sini
memakai
metode
metafisik/transendental: dari fakta konkret, dicapai
pemahaman fundamental/sentral yang mengandung
struktur pokok yang dihayati manusia.
•
Semua
data/teori
dilihat
sebagai
tantangan/persoalan/bahan
penyelidikan
dan
mencurigai semua itu secara metodis dan teratur
untuk menghindari diri dari keputusan dini/awal.
Nama Filsafat Manusia
• Kini Filsafat Manusia dianggap sama dengan ‘Psikologi’, namun agar beda dengan ilmu jiwa positif, diberi tambahan Psikologi Rasional/Psikologi Spekulatif/Psikologi Metafisis. Ada keberatan, nama menekankan satu sisi saja dari manusia: kehidupan sadar/dimensi jiwa.
• Agar Filsafat Manusia disebut kajian tentang manusia seutuhnya (jiwa-badan), maka dipakai istilah Antropologi (Yunani, Anthropos: Manusia). Jadilah Antropologi Filsafat/Antropolgi Metafisik.