• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S P UMUR 35 TAHUN POST PARTUM HARI KE 1 DENGAN ANEMIA SEDANG DI RSU.Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S P UMUR 35 TAHUN POST PARTUM HARI KE 1 DENGAN ANEMIA SEDANG DI RSU.Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ S ” P40004 UMUR 35 TAHUN

POST PARTUM HARI KE 1 DENGAN ANEMIA SEDANG

DI RSU.Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO

KOTA MOJOKERTO

YUSTRIANI

1211010043

Subject : Ibu Nifas, Anemia Sedang DESCRIPTION

Masa nifas adalah sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan, yang bisa menyebabkan terjadinya anemia pada ibu nifas. Anemia masa nifas suatu komplikasi yang dapat terjadi pada ibu karena kadar hemoglobin kurang dari normal dapat mengakibatkan lemahnya kontraksi disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas dengan anemia sedang.

Laporan tugas akhir ini berupa asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia sedang dengan menggunakan menajeman kebidanan lima langkah varney yang meliputi, pengkajian, perumusan diagnosa atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi dan evaluasi, pengkajian di mulai tangggal 14 juni 2015. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Asuhan dilakukan selama 4 hari dengan kunjungan RSU.Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto sebanyak 4x yaitu mulai 14 - 17 juni 2015.

Asuhan kebidanan pada Ny “S” keadaan umum: cukup, kesadaran: composmentis, TD : 100 / 60 mmhg, Suhu : 37 0c, RR : 20x / menit, nadi: 110x /menit, Ibu melahirkan secara spontan, Muka : pucat, tidak oedema, conjungtiva : pucat, perdarahan ± 250 cc, Hb 7,9 gr %, TFU 2 jari dibawah pusat Penatalaksanaan melakukan pendekatan kepada ibu dengan menjalin hubungan baik, mengobservasi TTV, perdarahan, TFU, Kolaborasi dengan dr.spOG, Infus terpasang lancar dan pemberian oksigen 4 – 6 liter / menit, tranfusi 2 kolf. Asuhan yang dilakukan pada tanggal 14 - 17 juni 2015.

Pada asuhan kebidanan pada ny “S’ penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Pelayanan yang sudah diberikan sudah baik. Sebaiknya memberikan penjelasan dan media leaflet atau gambar tentang gizi ibu nifas agar pasien dapat mengetahuinya.

ABSTRACT

Postpartum period is after parturition and the birth of the baby, placenta and membrane that are necessary to restore the organ content as before pregnancy with less than 6 weeks. Frequent complication is bleeding, bleeding during porturition can cause anemia in postpartum mothers. Anemia during parturition is a complication that can

(2)

occur in mothers because levels of hemoglobin less than normal that can lead to weak contraction cased by oxygen delivered to the uterus is lack. Theaim of this study was to implement midwifery care in postpartum mothers with moderate anemia.

This final report in the form of midwifery care in the postpartum mothers with moderate anemia by using midwifery menagement of 5 steps varney that included, assessment, determination of midwifery diagnosis of problem, planning, implementation and evaluation, assessment began on 14 June 2015. Data collection was conducted through interviews and physical examinations. Midwifery care conducted over 4 days by visiting RSU.Dr.Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto for about 4 times began on 14-17 june 2015.

Midwifery care at the Mrs “S” obtained general condition: enough, consciousness: composmentis, BP: 100/60 mmHg, body temperatue : 37 0c, RR: 20x / min, pulse: 110 x / min, face: body, no edema, conjunctival: pale, bleeding ± 250cc, Hb 7.9 gr %, uterus fundal height 2 fingers below belly button, the implementation were approaching mother to establish good relations, observing vital signs, bleeding, uterus fundal height, doing collaboration with dr.spOG,intravenour fluid installed smoothly and administration of oxygen 4-6 liters / minute,transfusion given 2 bags. Midwifery care held on 14-17 june 2015.

In the midwifery care in Mrs “S” researches did not find any incompatbility between theory and case. Services that have been given are good. Midwifery should give an explanation and media leaflets or images about nutrition of postpartum mothers so that patients can understand.

Keywords: Postpartum Mothers, Moderate Anemia Contributor : 1. Sari Priyanti,S.,S.KM.,M.Kes

2. Zulfa Rufaida,S.Keb.Bd.,M.Sc

Date :

Type material : Laporan asuhan kebidanan

Identifier : -

Right : Open Document

Latar Belakang

Anemia pada masa nifas yaitu suatu komplikasi yang dapat terjadi pada ibu setelah melahirkan karena kadar hemoglobin kurang dari normal yang disebabkan kurangnya mengkonsumsi zat besi, perdarahan,dan dapat mengakibatkan lemahnya kontraksi disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang jumlah oksigen dalam darah yang kurang (Rinawati, 2010). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, mudah terjadi infeksi mamae. (Masruroh. 2011)

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012. menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia mencapai 359/100.00 kelahiran hidup (menkes,2012). Penyebab langsung kematian ibu di indonesia adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas (8%), untuk emboli

(3)

obstetrik,abortus,trauma obstetrik, persalinan macet masing-masing (5%), penyebab lain (11%), Angka kematian ibu (AKI) di jawa timur selama 2010 masih cukup tinggi yaitu mencapai 302 kasus pada masa nifas dan cenderung meningkat di bandingkan pada tahun sebelumnya (Dinkes jawa timur, 2010).

Di tingkat nasional, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2005, menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu nifas 45,1%,

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit RSUD. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto tanggal 07 maret 2014 dengan melihat data kohort didapatkan kejadian ibu nifas dengan anemia sebanyak 6 ibu nifas dari 159 ibu nifas (3,77 %) selama bulan januari sampai maret 2015.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (hb) dalam darah kurang dari normal, Penyebab terserang anemia kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan serta hilangnya hemoglobin dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi Anemia (penyakit kurang darah) terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh kurang seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (hb). Disamping itu Fe juga diperlukan enzim sebagai penggiat asuhan masa nifas diperlukan dalam peroide ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.(Masruroh. 2011)

Masa nifas adalah sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (sitti saleha,2009)

Untuk menhindari komplikasi-komplikasi yang sering terjadi pada ibu nifas. Bidan harus melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan baik dan benar. Bidan diharapkan mampu melakukan pendekatan dalam melihat permasalah kebidanan, sehingga permasalahan kebidanan mampu memecahkan ,masalah dan memenuhi kebutuhan klien. (Menkes,2007) Penatalaksanaan anemia dengan meningkatkan konsumsi Makanan bagi ibu nifas harus bergizi dan cukup kalori. tSebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, dan zat besi, sayur-sayuran dan buah-buahan pemberian, Tablet tambah darah perlu 2-3 kali 1 tablet perhari, Tranfusi darah bila diperlukan, Beri kalori 300 kalori/hari suplemen besi 60 mh/hari.

METODOLOGI

Asuhan kebidanan dilakukan pada satu responden ibu nifas dengan anemia sedangdengan menggunakan lima langkah varney dalam menejeman kebidanan yang meliputi pengkajian, perumusan, diagnosa atau masalah kebidananan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.penelitian dilakukan di Rsu.Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto pada tanggal 07 maret 2014. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan pemeriksaan fisik. Asuhan dilakukan selama 4 hari yaitu mulai tanggal 14 – 17 Juni 2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanda gejala anemia sedang adalah cepat lelah sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan berkurang, keadaan umum sedang, conjungtiva pucat, TD = 100 / 60 mmhg N = 80 X / menit, R = 24 X/menit, S = 36,6 0c. Pada pengkajian didapatkan

(4)

keluhan setelah melahirkan badannya merasa lemas, dan pusing. Kemudian pada data obyektif diperoleh data keadaan umum ibu cukup kesadaran composmentis, TD 100 / 60 mmHg, muka terlihat pucat, mata terlihat pada konjungtiva pucat atau anemis, bibir terlihat kering, tidak ada oedema pada ekstremitas, dalam pemeriksaan penunjang pada pemeriksaan Hb dengan hasil 7,6 gr %. Hal ini menunujukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Pengaruh anemia pada masa nifas dapat terjadi sub involusi uteri yang menyebabkan perdarahan post partu, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi payudara.

Diagnosa kebidanan pada Ny “S” yaitu P40004 umur 35 tahun post partum hari ke 1 dengan anemia sedang. Masalah yang muncul pada Ny “S” adalah eklamsi dan syok. Dari masalah yang timbul maka kebutuhan yang diberikan yaitu kolaborasi dengan dr,spOG dalam pemebrian terapi, memasang infus, melakukan penenanganan kejang dan perdarahan, memberikan oksigen 4-6 liter / menit, mengobservasi tanda infeksi masa nifas, perdarahan,kejang, TFU, kontaksi uterus, dan kandung kemih, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan pola nutrisi serta berikan dukngan moril pada klien. Dari langkah tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan hasil studi kasus yang dilkukan.

Perencanaan yang dilakukan pada Ny”S” yaitu melakukan observasi keadaan umum, TTV, kontraksi uterus, TFU,perdarahan, melakukan pengkajian kadar Hb ibu setiap hari, beri transfusi darah bila perlu, melakukan rehidrasi cairan dengan pemenuhan kebutuhan cairan dengan infus, menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk pemulihan kondisinya, pemenuhan nutrisi agar ibu tidak tarak makanan, beri kalori 300 kalori/hari suplemen besi 60 mh/hari, melakukan kolaborasi dengan dr SpOG dalam pemberian terapi. Dalam langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

Pada tahap implementasi, dilakukan asuhan kebidanan secara efisien aman dan menyeluruh berdasarkan dari intervensi yang telah direncanakan. Sehingga diharapkan anemia sedang dengan masalah eklamsi dan syok pada klien bisa terpenuhi dengan baik. Di dalam teori bidan melaksanakan proses asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangannya. Dalam praktek lapangan penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan sesuai apa yang sudah direncankan kepada klien tanpa ada tindakan yang menyimpang dari rencana sebelumnya. Sehingga dalam langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

Pada evaluasi kasus anemia sedang ini diharapakn dalam waktu 4 hari masalah klien bisa teratasi, dan kebutuhan personal hygene terpenuhi sehingga ibu bisa merasa nyaman. Perencanaan dan asuhan yang diberikan benar – benar telah sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa. Sehinggga dalam langkah ini teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

SIMPULAN

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “ S ” P40004 Umur 35 Tahun Post Partum Hari Ke 1 Dengan Anemia Sedang Di Rsu.Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota

(5)

Mojokerto ini dapat dilaksanakan dengan baik dan penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Asuhan yang dilakukan yaitu melakukan pendekatan terapeutik pada pasien dan keluarga, mengobservasi keadaan umum dan tanda tanda vital klien Keadaan umum, kesadaran, TD : 100 / 60 mmhg, Suhu : 37 0c, RR : 20x / menit, Nadi :110 x / menit, memasang oksigen 6 liter dan memposisikan ibu trendelenbrung dengan kaik lebih tinggi dari kepala dan memposisikan kepala miring kekiri untuk mencegah terjadinya aspirasi akibat kejang, memasang spetel lidah untuk mencegah tergigitnya lidah saat kejang, Mengobservasi perdarahan, kontaksi uterus, dan TFU, Perdarahan 200cc, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, Melakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb), menganjurkan ibu menglonsumsi makanan yang mengandung hewani seperti daging, telur, ikan, dalam jumlah yang cukup dan makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran yang berwarna hijau, memberikan terapi obat penambah darah (tablet Fe) 1 x 60 mg, vitamin C, dan suplement zat besi (sulfas ferosus 200 mg) 2-3 kali per hari., melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG dalam pemberian terapi injeksi ca gluconas 1 ampul IV pelan, Injeksi dexametason 1 ampul, Injeksi, novalgzi 3 x 1 ampul, Injeksi ranitidin 2x500 gr, Cek DL , Tranfusi 2 kolf.

REKOMENDASI

Diharapkan tempat pelayanan kesehatan memberikan penjelasan dan media leaflet atau gambar tentang gizi ibu nifas agar pasien dapat mengetahuinya.Pasien dan keluarga bisa lebih mengerti tentang kebutuhan pada ibu niafas termasuk kebutuhan nutrisi dan pesonal hygene pada saat nifas, menjaga kebersihan diri selama masa nifas juga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi profesi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu nifas. Bagi pendidikan sebagai bahan refrensi mengenai masalah kasus, khususnya pada kasus dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia sedang.

ALAMAT CORRESPONDENSI

Email : Yustrietria11@gmail.com No. Hp : 087849881045

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan metode true eksperimental design Posttest dengan kelompok control ( Posttest only control group

Penggunaan kata owaru pada verba tsukuru dan yomu yang secara inhern mengandung sifat dinamis menyatakan makna bahwa kegiatan tersebut telah selesai

Cara ini sebenarnya efektif untuk memberi masukan pelaku usaha dalam mempertimbangkan produk apa yang akan di produksi dan di lempar di pasaran, namun seringkali

Toleransi yang diajarkan dan dipraktekkan Gus Dur tidak sekedar menghormati dan menghargai keyakinan atau pendirian orang lain dari agama yang berbeda, tetapi

Hasil penyelidikan tanah yang terdiri dari profil stratigrafi tanah dan parameter geoteknik yang meliputi properti fisik dan mekanik tanah dianalisis untuk menentukan

Dari grafik 3.3 dibawah ini menunjukkan jumlah kasus baru (insidens) TB Paru BTA+ adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang

Pengujian blok IoT dilakukan dengan cara uji koneksi transfer data dari pembacaan pulse sensor yang telah diolah oleh mikrokontroller arduino kemudian data dari