• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis (Hypothesis Testing)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengujian Hipotesis (Hypothesis Testing)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pengujian Hipotesis (Hypothesis Testing)  Pada awalnya kita mempunyai hipotesis

substansi, yaitu pernyataan awal yang bersifat sementara mengenai substansi penelitian atau pendapat (klaim) yang akan kita uji.

 Pengujian hipotesis, secara statistik, pada hakekatnya adalah suatu pengambilan

keputusan mengenai populasi berdasarkan informasi yang ada di dalam contoh.

 Prosedur yang akan kita pelajari berasal dari J. Neyman dan E.S. Pearson.

 Hipotesis statistic adalah suatu pernyataan

tentang sebaran peluang suatu peubah acak atau parameter populasi yang inheren dalam sebaran itu.

 Unsur-unsur Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis nol, H0.

- Pernyataan awal yang kita anggap benar sebagai titik tolak kerja.

- Biasanya berupa pernyataan yang bersifat “status quo” atau “tidak ada perbedaan.”

(2)

- Mengimplikasikan kita mempunyai sebaran tertentu yang spesifik.

- Berdasarkan informasi contoh, hipotesis nol akan diterima atau ditolak.

- Pengujian hipotesis pada hakekatnya adalah untuk memutuskan apakah

informasi yang dikandung dalam contoh merupakan bukti yang kuat(beyond

reasonable doubt) atau bukan bukti yang kuat untuk melawan H0.

2. Hipotesis tandingan atau alternatif, H1 atauHa.

- Di dalam praktek biasanya merupakan pernyataan tandingan (lawan) daripada hipotesis nol.

- Hipotesis substansi atau klaim biasanya menjadi hipotesis tandingan.

3. StatistikUji (SU)

- Merupakan fungsi dari data contoh.

- Digunakan untuk memutuskan apakah data merupakan bukti kuat untuk melawanH0. - Berdasarkan data contoh akan dihitung

(3)

4. Wilayah Penolakan (WP)

- Disebut juga wilayah kritis (critical region).

5. Kesimpulan.

- Kalau nilai statistic uji jatuh kedalam wilayah ini, hipotesis nol ditolak; kalau tidak jatuh kedalam wilayah ini, hipotesis nol diterima (tidak ditolak).

- Jika hipotesis nol ditolak, sering dikatakan data merupakan bukti yang kuat (within reasonable doubt) untuk menolakH0. - Jika hipotesis nol diterima, ada dua

kemungkinan: hipotesis nol memang benar atau hipotesis nol salah tetapi data yang dimiliki/diperoleh tidak cukup kuat untuk menolaknya.

 Di dalam praktek, hipotesis nol-nya biasanya berbentuk H0 :

 

0,

0 adalah sebuah nilai (bilangan real) tertentu.

 Hipotesis tandingan berbentuk: (1) Ha :

 

0, atau (2) Ha :

 

0, atau (3) Ha :

 

0.

(4)

 Kalau hipotesis tandingannya berbentuk (1), ujinya dikatakan duaarah (two tailed); kalau berbentuk (2) atau (3), satuarah (one tailed).  Perlu diingat bahwa statistic uji adalah fungsi

dari contoh acak, jadi merupakan suatu peubah acak yang mempunyai sebaran peluang.

Teladan 1.Andaikan ingin diuji hipotesis nol 0 : 0

H

 

 lawanHa :

 

0,

0sebuah nilai yang diketahui. Andaikan populasinya adalah normal dengan ragam

2 yang diketahui.Perhatikan X yang merupakan penduga tak bias bagi

yang di dasarkan pada contoh acak X X1, 2,..., Xn. Maka

0 X Z n

 merupakan fungsi dari contoh acak

1, 2,..., n

X X X dan mempunyai sebaran yang

diketahui, yaitu normal baku bilaH0benar. Bila data telah diperoleh, misalnyax x1, 2,...,xn, maka

0 x z n

(5)

Definisi. Suatu hipotesis dikatakan sederhana (simple hypothesis) bila hipotesis itu

menspesifikasi sebarannya secara khas, artinya berdasarkan hipotesis itu sebarannya menjadi diketahui dan tertentu(khas). Hipotesis yang bukan hipotesis sederhana dikatakan hipotesis majemuk(composite).

Teladan 2.Hipotesis 1 2

p  adalah sederhana, sebab hipotesis itu menjadikan sebarannya diketahui dan tertentu, yaitu , 1 2 B n  . Hipotesis 1 2 p  adalah majemuk, sebab walaupun sebarannya diketahui bentuk umumnya yaitu binom, namun belum

tertentu atau khas karena nilai parameter p belum diketahui pasti.

 Karena keputusan dalam pengujian hipotesis di dasarkan pada suatu contoh acak, maka

keputusan itu mungkin salah.

 Ada dua kesalahan (galat) yang mungkin terjadi. Galat Jenis I danGalat Jenis II.

(6)

GalatJenis I (Type I Error) terjadi bila hipotesis nol yang benar ditolak.

GalatJenis II (Type II Error) terjadi bila hipotesis nol yang salah diterima.

 Jadi kita menghadapi keadaan berikut:

Keputusan KeadaansebenarnyaH0 0

H benar H0salah JangantolakH0 Benar GalatJenis II TolakH0 GalatJenis I Benar

adalah peluang terjadinya GalatJenis I: 0 0

(menolak | benar)

P H H

disebut juga taraf nyata (level of significance).

adalah peluang terjadinya GalatJenis II: 0 0

(menerima | salah)

P H H

 Idealnya

 

  0. Namun itu hanya terjadi bila yang menjadi contoh adalah seluruh populasi (sensus).

 Kita ingin kedua jenis kesalahan itu peluangnya kecil.

(7)

Bila ukuran contoh telah ditetapkan, n fixed, memperkecil

, akan memperbesar

, dan sebaliknya.

Teladan3. Sebuah took mainan anak mengatakan bahwa sedikitnya 80% anak perempuan lebih

menyukai mainan boneka dibandingkan

lainnya.Untuk menguji pernyataan toko itu, akan diamati 20 anakperempuan, dan dilihat apakah ia membeli boneka atau lainnya. Kita inginmenguji

0 : 0.8

H p  atauH1 : p  0.8. Andaikan kita

membuat kaidah keputusan”TerimaH0bila X 12 ( 13

X  )” Ini berarti bila X 12kita akan menolak 0

H .

a. Hitunglah

.

b. Hitunglah

untuk p  0.6 c. Hitunglah

untuk p  0.4.

d. Tentukan wilayah penolakan yang berbentuk Xk yang menghasilkan (i)

 0.01; (ii)

0.05

 .

e. Hitunglah

untuk p  0.6jika wilayah

penolakannya seperti yang diimplikasikan oleh pertanyaan (d) bagian (ii).

(8)

Jawab

a. JikaH0benar, maka p  0.8, 0 0 12 20 0 (menolak | benar) ( 12 | 0.8) 20 0.8 0.2 0.0321 x x x P H H P X p x

           

b. JikaH0salahdan p  0.6, maka 0 0 20 20 12 12 20 0 (menerima | salah) ( 12 | 0.6) 20 0.6 0.4 20 1 0.6 0.4 1 0.584 0.416 x x x x x x P H H P X p x x

                     

c. Jika p  0.4, maka

(9)

0 0 20 20 12 12 20 0 (menerima | salah) ( 12 | 0.4) 20 0.4 0.6 20 1 0.4 0.6 1 0.979 0.021 x x x x x x P H H P X p x x

                     

d. (i) Kita harus menentukan k sedemikian rupa sehingga

( 12 | 0.8) 0.01 P X p

   

Dari table peluang kumulatif binom kita peroleh k 11.

(ii) Kita harus menetukan k sedemikian rupa sehingga

( 12 | 0.8) 0.05 P X p

   

Dari table peluang kumulatif binom kita peroleh k 12

e. Bila

 0.01, wilayah penolakannya adalah 11

(10)

0 0 20 20 12 11 20 0 (menerima | salah) ( 11| 0.6) 20 0.6 0.4 20 1 0.6 0.4 1 0.404 0.596 x x x x x x P H H P X p x x

                     

Teladan 4.Andaikan X adalah peubah acak binom.Ingin diuji hipotesis H0 : p  0.8 lawan

: 0.6.

a

H p  Andaikan ditetapkan

 0.03. Hitunglah

untukn 10 dan n  20.

Jawab

Untukn 10. Dari table binom diperoleh ( 5 | 0.8) 0.03 P Xp  

Sehingga wilayah penolakannya adalah X  5. Dengan demikian,

(11)

0 0 (menerima | salah) ( 5 | 0.6) 1 ( 5 | 0.6) 0.733 P H H P X p P X p

        

Untukn  20. Dari table binom diperoleh ( 12 | 0.8) 0.03 P Xp  

Sehingga wilayah penolakannya adalah X 12. Dengan demikian, 0 0 (menerima | salah) ( 12 | 0.6) 1 ( 12 | 0.6) 0.416 P H H P X p P X p

        

Terlihat bahwa jika

telah ditetapkan,

meningkatnya ukuran contoh akan menurunkan

; dan sebaliknya, menurunnya ukuran contoh akan meningkatkan

.

Teladan 5.Suatu contoh acak berukuran n  36dari populasi yang ragamnya diketahui, yaitu

2  9

(12)

hipotesis H0 :

15 lawan Ha :

16pada taraf nyata

 0.05. Tentukan

.

Jawab

Di sini n  36, x  36 dan

2  9. Karena : 16

a

H

dan 16 15 , maka logikanya kita akan cenderung menolak H0 jika x besar. Dengan kata lain wilayah penolakan berbentuk Xc.

Berdasarkan definisi

, 0 0 (menolak | benar) 0.05 ( | 15) 15 0.05 3 36 P H H P X c c P Z

        

Dari tabel normal baku kita tahu bahwa ( 1.645) 0.05 P Z   . Dengan demikian 15 1.645 3 36 15.8225 c c   

(13)

0 0 (menerima | salah) ( 15.8225 | 16) 15.8225 16 3 36 0.36 0.3594 P H H P X P Z P Z

            

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan dan ketersediaan air terhadap potensi budidaya tanaman kedelai (Glycine max (L) Merril) di Daerah Irigasi

(1992) menemukan bahwa pengalaman pribadi dan word of mouth merupakan rekomendasi yang paling kuat, informasi dua sumber yang digunakan ketika wisatawan berusia

maka perlu dilakukan penelitian mengenai penentuan rute distribusi untuk memenuhi rute pengiriman yang dilakukan agar kebutuhan konsumen terpenuhi dengan total

Sedikitnya jumlah ektoparasit yang ditemukan pada ikan bandeng ukuran kecil maupun ikan bandeng ukuran besar diduga karena kegagalan parasit dalam menyerang,

Tokoh agama (baru) tersebut juga muncul dalam media, sehingga seolah ada kontestasi “ideologi” diantara mereka, karena berbeda sudut pandang atau setting konsep acara yang dalam

dengan yang diharapkan investor dibandingkan dengan dividen yang dibagikan pada periode sebelumnya. Sebaliknya, harga saham cenderung naik sesudah ex-dividend date, jika return

Mempertahankan dan mengelola secara maksimal atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat harapan dan tingkat kinerja yang tinggi karena menjadi kekuatan untuk

Rumah susun sederhana sewa yang selanjutnya disingkat Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam