• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI SUASANA HATI TERHADAP PEMILIHAN JENIS MIE INSTAN (MIE GORENG X MIE KUAH) PADA SISWA SMP SMART EKSELENSIA

INDONESIA

(MOOD CORRELATION OF SELECTING INSTANT MIE TYPES (FRIED X SOUP) IN THE STUDENTS OF SMART EKSELENSIA INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL) Abdullah Hammam Ruhul Jadid1, Muhammad Rajeev Ghifari1, Irani Soraya

S.Psi2

1Siswa SMA SMART Ekselensia Indonesia, Provinsi Jawa Barat, Indonesia 2Guru SMA SMART Ekselensia Indonesia, Provinsi Jawa Barat, Indonesia Email: [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT

Instant noodles are a food choice when someone feels hungry and needs fast food. Besides giving deliciousness, instant noodles also give someone a feeling of fullness after eating it. In fact, sometimes, someone can eat more than one pack of instant noodles. This study aims to determine and analyze the choice of students of SMART Ekselensia Indonesia junior high school for two types of instant noodles (soup and fried) in a certain mood. In this study, researchers conducted a questionnaire research method (questionnaire) and interview respondents. Questionnaires were distributed as many as 54 samples to 18 students who were 13 years old, 18 students who were 14 years old, and 18 students who were 15 years old of students of SMART Ekselensia Indonesia junior high school. These students were chosen because they were expressive students so that they showed a strong mood in choosing something. From this it can be seen the influence of mood on the choice of types of noodles to be eaten and the age factor on the quality of students' mood eating. The results showed that the mood and choice of noodles had a significant relationship, and age was one of the factors that influenced students' mood eating.

Keywords: Instant noodles, mood eating, students, mood, age ABSTRAK

Mie instan merupakan suatu pilihan makanan ketika seseorang merasa lapar dan membutuhkan makanan siap saji. Selain memberikan kelezatan, mie instan juga memberikan rasa kenyang pada seseorang setelah memakannya. Bahkan terkadang, seseorang bisa memakan mie instan lebih dari satu bungkus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pilihan siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia terhadap dua jenis mie instan ( kuah dan goreng ) pada suasana hati tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode penelitian angket (kuesioner) dan wawancara responden. Angket dibagikan sebanyak 54 sampel pada 18 siswa yang berumur 13 tahun, 18 siswa yang berumur 14 tahun, dan 18 siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia. Siswa-siswa ini dipilih dikarenakan Siswa-siswa tersebut merupakan Siswa-siswa-Siswa-siswa ekspresif

(2)

sehingga menunjukkan suasana hati yang kuat dalam memilih sesuatu. Dari hal tersebut dapat terlihat pengaruh suasana hati terhadap pilihan jenis mie yang akan dimakan dan adanya faktor usia pada kualitas mood eating siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suasana hati dan pilihan jenis mie memiliki hubungan yang signifikan secara khusus, dan usia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi mood eating siswa.

Katakunci: Mie instan, mood eating, siswa, suasana hati, usia PENDAHULUAN

Pilihan merupakan sesuatu yang tak dapat dibuat menjadi sebuah permainan. Pilihan akan memengaruhi apa yang akan terjadi pada diri seseorang. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pilihan seseorang, salah satunya adalah suasana hati. Hal itu dikarenakan suasana hati dapat menentukan sesuatu yang menjadi pilihan kita dengan menyesuaikan terhadap sesuatu yang kita inginkan.

Suasana hati atau perasaan adalah keadaan hati yang dirasakan oleh semua orang. Suasana hati atau perasaan dibagi menjadi beberapa, seperti yang dilansir dari Very Well Mind, psikolog Paul Eckman Pada tahun 1972 membagi emosi dan perasaan dasar manusia ke dalam enam kategori, seperti ketakutan, jijik, marah, kejutan, kebahagiaan dan kesedihan. Namun, pada tahun 1999, daftar itu diperluas oleh Eckman dengan memasukkan sejumlah perasaan lain seperti rasa malu, kegembiraan, penghinaan, kesombongan, kepuasan dan hiburan.(tirto.id,2020)

Dengan suasana hati, seseorang dapat mengendalikan dirinya. Namun terkadang, suasana hatilah yang mengendalikan diri seseorang. Untuk itu dibutuhkan pengendalian yang baik untuk dapat mengendalikan diri.

Suasana hati atau perasaan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh usia. Semakin dewasa semakin seseorang menggunakan perasaannya dalam menyelesaikan masalah atau dalam mengerjakan suatu kegiatan. Dan semakin dewasa semakin seseorang mencari kegiatan untuk meredam suasana hati atau perasaannya yang sedang memuncak. Terkadang perasaan juga dapat mempengaruhi perilaku, pola hidup, bahkan jenis makan. Terkadang makanan adalah pelampiasan dari perasaan tersebut dan makanan dapat meredam perasaan. Banyak orang yang cenderung menghubungkan kenyamaan dengan makanan sehingga banyak orang yang melampiaskan perasaannya dengan memakan makanan yang membuat mereka lega dan nyaman, Hal itu yang disebut mood eating. Peneliti memakai responden dari SMP SMART Ekselensia Indonesia yang merupakan salah satu sekolah yang bebas biaya, berasrama, dan berbeasiswa yang diperuntukaan kepada anak anak yang memiliki potensi dalam intelektualitas namun memiliki kekurangan finansial. mereka dipilih melalui seleksi nasional yang sangat ketat sehingga hanya 40 orang berhasil lolos masuk dari seluruh Indonesia. SMP SMART Ekselensia Indonesia berada di bawah Divisi Pendidikan Dompet Duafa.

Siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia memilki kekayaan suasana hati yang beragam dibandingkan oleh siswa yang berada di rumah. Karena siswa SMP

(3)

mengalami alienasi (jauh dari orang tua), memiliki beban akademika, aturan yang terlalu ketat, unsur SARA dan senioritas yang tinggi dikarenakan masih terbawanya kekhasan daerah masing masing siswa, serta keterbatasan sumber daya ekonomi sehingga memakan mie instanpun dapat menjadi sebuah pilihan.

Dewasa ini banyak orang yang menyukai memakan makanan instan, salah satunya yaitu mie instan. Banyak orang yang menyukai rasa yang bervariasi pada mie instan. Salah satu orang yang menyukai mie instan adalah kalangan anak asrama dan anak kos, mereka lebih memilih mie instan dibanding makanan pokok dengan alasan harga dan mudah dibuat. Alasan lain anak asrama lebih memilih mie instan dikarenakan menurut mereka mie instan lebih nyaman atau lebih nikmat dimakan. Karena kenyamanan tersebut mie dapat digunakan sebagai alat pelampiasan emosi dengan cara memakannya. Dan perasaan pun dapat membuat selera makan mie seseorang berubah.

Siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia merasa bahwa mie instan merupakan makanan yang spesial karena mie instan dalah makanan dengan harga yang dapat dijangkau oleh siswa. Dan untuk pemilihan mie instan kuah atau goreng pun mereka harus sesuaikan dengan peraasaan / mood eating dan beban ekonomi mereka.

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian dengan cara membagikan angket dan wawancara kepada beberapa siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dengan rumusan masalah sebagai berikut:

a. Apakah suasana hati dapat mempengaruhi pilihan siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia untuk memakan mie?

b. Apakah usia memengaruhi mood eating siswa SMP SMART Ekeselensia Indonesia?

c. Bagaimana penggambaran suasana hati siswa SMP SMART Ekeselensia Indonesia ketika memakai mie goreng atau mie kuah?

Dan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Mengetahui hubungan yang terjadi antara suasana hati dengan pemilihan jenis mie instan pada siswa SMP SMART Ekeselensia Indonesia.

b. Menganalisis faktor usia terhadap mood eating siswa SMP SMART Ekeselensia Indonesia.

c. Mengetahui suasana hati yang tergambar ketika siswa SMP SMART Ekeselensia Indonesia memakan mie goreng atau mie kuah.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch) yakni pengamatan langsung terhadap obyek yang di teliti guna mendapat data yang relevan. Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu menggunakan penelitian berupa ucapan dan tulisan responden.

Tempat dan waktu penelitian

Penelitin ini dilaksanakan di SMA SMART Ekselansia Indonesia Jl. Raya Parung Bogor No.KM. 42, Jampang, Kec. Kemang, Bogor, Jawa Barat dan penelitian

(4)

dilaksanakan 2 kali yaitu dilaksanakan pada tanggal 27- 28 febuari 2020. Dan dilaksanakan Penelitian kedua atau revisi pada tanggal 21 – 22 maret 2020, dan penelitian kedua ini menjadi hasil dari naskah revisi ini.

Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 117 siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia Bogor. Responden sampel diambil menggunakan metode simple random sampling. Setelah mendapat sampel, responden dibagi menjadi 3 macam usia yaitu, 13,14, dan 15 tahun serta presisi / tingkat kesalahan 0,1. Ukuran tersebut dengan menggunakan rumus slovin sebagi berikut:

n = N / (1 + (N x e²)) keterangan:

n : ukuran sampel N : ukuran populasi E : presisi (0,1)

sehingga besar sampel berdasarkan rumus tersebut sebagai berikut: n = 117/ (1 + (117 x 0,1²))

n = 53.91705069

Hasil dapat dibulatkan menjadi 54 sehingga jumlah sampel adalah 54 responden. Dari 54 responden tersebut dibagi menjadi 3 macam usia, sehingga setiap usia mendapat 18 responden.

Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpula data merupakan cara untuk mencari data data yang berkaitan dengan penelitian untuk mendapatkan sebuah hasil. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (sugiyono,2013, hlm.199). Metode yang dilakukan peneliti adalah dengan kuesioner tertutup. Pertanyaan yang dicantumkan pertanyaan singkat dan cukup di ceklis jawaban yang sesuai.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab(Satori & Komariah, 2011,hlm130).

(5)

Desain penelitian

Gambar 1. Diagram alir penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini didapatkan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara kepada siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia. Dalam penyebaran kuesioner dan melakukan wawancara ini penulis mendapat sebanyak 54 responden serta dibagi menjadi 3 macam jenis usia, yaitu usia 13, 14, dan 15 tahun. Total item pertanyaan dalam kuesioner ini sebanyak 10 item pertanyaan dan untuk wawancara sebanyak 4 item pertanyaan yang ditanyakan. Dengan hasil sebagai berikut:

Gambar2. jenis mie kesukaan siswa SMP SMART EI

0 2 4 6 8 10 12

usia 13 usia 14 usia 15

mie kuah mie goreng tidak keduanya tidak tahu

Pengelompokkan usia Pembagian kuesioner Wawancara responden Mengelola data Menganalisis data

(6)

Dalam Gambar2. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan “anda lebih suka mie apa?” ,dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung sama pilihannya terhadap kedua jenis mie.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung menyukai mie dengan jenis mie goreng.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung menyukai mie goreng.

Gambar3. pilihan jenis mie siswa SMP SMART EI saat mereka sedang lelah Dalam Gambar3. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda merasa lelah, anda lebih memilih makan mie?”. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat lelah dan pada saat yang bersamaan diberi pilihan, siswa lebih tidak memilih memakan mie. Rasa lelah siswa tidak berpengaruh pada pilihan jenis mie instan.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih memakan mie kuah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada saat lelah, mengekspresikan pilihan pada jenis mie instan mie kuah. Rasa lelah siswa memengaruhi pilihan jenis mie instan.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih memakan mie kuah. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat lelah, siswa mengekspresikan pilihan pada jenis mie instan mie kuah. Rasa lelah siswa memengaruhi pilihan jenis mie instan. Data menujukkan pilihan siswa yang berumur 15 tahun lebih variatif.

0 2 4 6 8 10 12

usia 13 usia 14 usia 15

(7)

Gambar4. Pilihan jenis mie siswa SMP SMART EI ketika merasa sedih Dalam Gambar4. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda merasa bersedih, anda lebih memilih makan mie?”. Dari data tersebut menujukkan siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Dari data tersebut menunjukkan siswa saat bersedih lebih memilih tidak memakan mie daripada memilih kedua jenis mie. Rasa sedih tidak memengaruhi pilihan jenis mie instan.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih mie kuah. Hal ini menujukkan bahwa pada saat sedih, siswa mengekspresikan pilihan pada jenis mie instan mie kuah. Rasa sedih memengaruhi pilihan jenis mie instan.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menujukkan bahwa pada saat sedih, siswa lebih memilih tidak memakan mie. Rasa sedih tidak berpengaruh pada pilihan jenis mie.

Gambar5. Pelampiasan jenis mie siswa SMP SMART EI ketika sedang marah

0 2 4 6 8 10 12 14

usia 13 usia 14 usia 15

mie kuah mie goreng tidak keduanya tidak tahu

0 5 10 15 20

usia 13 usia 14 usia 15

(8)

Dalam Gambar5. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda merasa marah, anda akan melampiaskannya dengan memakan mie?”. Data menunjukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia, semua memilih tidak keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat marah, mie instan bukanlah hal yang mejadi pelampiasan. Keadaan marah sangat tidak memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menujukkan pada saat marah, siswa lebih memilih tidak memakan mie. Keadaan marah tidak mempengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menunjukkan pada saat marah, siswa lebih memilih tidak memakan mie. Keadaan marah tidah memengaruhi pilihan jenis mie. Secara keseluruhan, data menunjukkan pilihan siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dominan pada pilihan tidak keduanya sehingga dapat diambil hasil bahwa mie instan bukan pelampiasan siswa pada saat marah. Data menunjukkan pilihan siswa yang berumur 15 tahun lebih variatif,.

Gambar6. Pilihan jenis mie siswa SMP SMART EI ketika sedang patah hati Dalam Gambar6. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda merasa patah hati, anda lebih memilih makan mie?”. Data menujukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya dengan pilihan lain yaitu pilihan kedua jenis mie sama banyak. Hal ini menunjukkan bahwa ketika patah hati siswa memilih tidak memakan mie. Patah hati tidak memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya dengan pilihan lain yaitu pilihan kedua jenis mie sama banyak. Hal ini menujukkan bahwa ketika pataah hati siswa lebih memilih tidak memakan mie. Patah hati tidak memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Ha ini menunjukkan bahwa ketika patah hati siswa memilih tidak memakan mie. Patah hati tadak memengaruhi pilihan jenis mie. Secara keseluruhan, data menunjukkan pilihan jawaban siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dominan pada pilihan tidak keduaya sehingga dapat diambil

0 2 4 6 8 10 12 14 16

usia 13 usia 14 usia 15

(9)

hasil bahwa mie instan bukanlah pilihan ketika patah hati. Data menunjukkan pilihan siswa yang berumur 15 tahun memiliki jawaban yang lebih variatif.

Gambar7. Pilihan jenis mie siswa SMP SMART EI ketika senang.

Dalam Gambar7. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda senang, anda lebih memilih makan mie?”. Data menunjukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih mie goreng. Hal ini menunjukkan bahwa ketika merasa senang, siswa mengekpresikan pilihan pada jenis mie goreng. Rasa senang memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih mie goreng. Hal ini menujukkan bahwa ketika merasa senang, siswa mengekpresikan pilihan pada jenis mie goreng. Rasa senang memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih mie goreng. Hal ini menunjukkan bahwa ketika siswa merasa senang, siswa mengekspresikannya dengan memilih mie goreng. Rasa senang memengaruhi pilihan jenis mie. Secara keseluruhan, data menunjukkan pilihan jawaban siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dominan pada pilihan jenis mie goreng sehingga dapat diambil hasil bahwa rata-rata siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia memilih memakan mie ketika merasa senang sesuai dengan pilihan jenis mie kesukaan siswa. Data menunjukkan bahwa pilihan jawaban siswa yang berumur 15 tahun lebih variatif.

0 2 4 6 8 10 12

usia 13 usia 14 usia 15

(10)

Gambar8. Pilihan jenis mie siswa SMP SMART EI ketika merasa khawatir Dalam Gambar8. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda sedang khawatir, anda lebih memilih makan mie?”. Data menunjukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika khawatir, siswa lebih memilih tidak memakan mie. Rasa khawatir tidak memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya dengan pilihan lain yaitu pilihan kedua jenis mie sama banyak. Hal ini menunjukkan bahwa ketika khawatir, siswa lebih memilih untuk tidak memakan mie. Rasa khawatir tidak memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika khawatir, siswa lebih memilih tidak memakan mie. Rasa khawatir tidak memengaruhi pilihan jenis mie. Secara keseluruhan, data menunjukkan pilihan jawaban siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dominan pada pilihan tidak keduanya sehingga dapat diambil hasil bahwa mie instan bukanlah pengekspresian siswa ketika merasa khawatir. Data menunjukkan pilihan siswa yang berumur 15 tahun lebih variatif.

0 5 10 15

usia 13 usia 14 usia 15

mie kuah mie goreng tidak keduanya tidak tahu

0 5 10 15

usia 13 usia 14 usia 15

(11)

Dalam Gambar9. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda sedang kecewa, anda lebih memilih makan mie?”. Data menunjukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa berumur 13 suasana hati tidak mempengaruhi pemilihan jenis mie mereka.; siswa yang berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menujukkan bahwa ketika kecewa, siswa lebih memilih tidak memakan mie. Rasa kecewa tidak memengaruhi pilihan jenis mie.; siswa yanng berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih tidak keduanya. Hal ini menujukkan bahwa ketika kecewa, siswa lebih memilih tidak memakan mie. Rasa kecewa tidak memengaruhi pilihan jenis mie. Secara keseluruhan, jawaban dari pilihan siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dominan memilih opsi tidak keduanya sehingga dapat diambil hasil bahwa mie instan tidak menjadi sebuah pilihan ketika kecewa. Data menunjukkan pilihan siswa yang berumur 15 tahun lebih variatif.

Gambar10. Pilihan jenis mie siswa SMP SMART EI ketika membutuhkan kehangatan kebersamaan

Dalam Gambar10. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan ”saat anda sedang membutuhkan kehangatan kebersamaan, anda lebih memilih makan mie?”. Data menujukkan bahwa siswa yang berumur 13 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih mie kuah. Hal ini menujukkan bahwa ketika membutuhkan kehangatan kebersamaan, siswa mengekspreikan pilihannya pada ie kuah. Kebuthan akan kehangatan kebersamaan memengaruhi pilihan jenis mie instan.; siswa berumur 14 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih mie kuah. Hal ini menujukkan bahwa ketika membutuhkan kehangatan kebersamaan, siswa lebih memilih memakan mie kuah. Kebutuhan akan kehangatan kebersamaan memengaruhi pilihan jenis mie instan.; siswa yang berumur 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih mie kuah. Hal ini menujukkan

0 2 4 6 8 10 12

usia 13 usia 14 usia 15

(12)

bahwa ketika membutuhkan kehangatan kebersamaan, siswa lebih memilih memakan mie kuah. Kebutuhan akan kehangatan kebersamaan memengaruhi pilihan jenis mie. Secara keseluruhan dari jawaban pilihan jenis mie, siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dominan memilih opsi mie kuah sehingga dapat diambil hasil bahwa mie instan jenis mie kuah memberikan kehangatan ketika siswa membutuhkan kebersamaan. Data menujukkan bahwa pilihan siswa yang berumur 14 tahun lebih variatif.

Gambar11. Jenis mie yang tidak disukai siswa SMP SMART EI

Dalam Gambar11. terdapat hasil data yang diperoleh dari pertanyaan “jenis mie apa yang tidak anda sukai?”.data menujukkan secara keseluruhan bahwa siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia dominan mamilih tidak keduanya. Hal ini berarti rata-rata siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia menyukai semua jenis mie, walaupun mie goreng atau mie kuah. Data menunjukkan jawaban opsi pilihan siswa yang berumur 13 tahun labih variatif

Dari data hasil wawancara menunjukkan bahwa ada hubungan antara susana hati dengan pemilihan jenis mie, tetapi dipengaruhi juga oleh nafsu makan konsumen. Dari seluruh responden terdapat 24 responden yang merasa nyaman, senang, serta tenang ketika merasakan mie instan kesukaan mereka dan 30 responden lainnya merasa biasa saja dan enak saat merasakan mie instan kesukaan mereka. Selain memakan mie responden lebih memilih kegiatan yang mereka sukai ketika suasana hati mereka memuncak.

Dari data yang telah disajikan menunjukkan bahwa mood eating dipengaruhi oleh usia. Menurut teori dari hurlock (1978), yaitu rentang usia pra remaja (11-13 tahun), remaja awal (14-17 tahun), remaja lanjut (18-20 tahun), dan dewasa awal (21 -40 tahun). Dari teori ini bisa disimpulkan bahwa rentang usia siswa SMP adala usia pra remaja dan remaja awal. Usia 13 tahun adalah usia pra remaja, masa dimana terjadi peralihan masa dari masa kanak kanak ke masa remaja dan terkadaang di masa ini anak sudah mulai melakukan suatu kegiatan tergantung pada suasana hatinya tetapi belum terlalu memikirkannya, sehingga pada penelitian ini usia 13 tahun tidak telalu memikirkan mood eatingnya. Dan untuk usia 14 dan

0 5 10 15 20

usia 13 usia 14 usia 15

(13)

15 adalah usia remaja awal, masa dimana anak mencari jati diri yang sesungguhnya. Dan pada masaa ini anak sudah mulai menggunakan hatinya sebagai penggerak dari suatu untuk memulai sebuah kegiatan dan anak sudah mulai mencari suatu kegiatan yang mereka sukai untuk melampiaskan suasan hati yang sedang memuncak, sehingga dalam penelitian ini usia 14 dan 15 sudah mulai memikirkan mood eatingnya. Dan dalam penelitian ini hasil dari usia 14 dan 15 grafiknya pun hampir sama.

Dan dari data yang telah disajikan pula menunjukkan bahwa seseorang yang sedang mengalami suasana hati atau perasaan yang sedang memuncak akan melakukan suatu kegiatan yang mereka sukai untuk mengontrol suasana hatinya tersebut, salah satunya adalah memakan mie instan. Karena mie instan dapat memberi kenyamanan, kehangatan, dan ketenangan kepada konsumen.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Pada peneltian kali ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa secara umum, pada siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia secara khusus, terdapat hubungan yang signifikan antara suasana hati siswa terhadap pilihan jenis mie instan. Ketika merasa lelah, siswa yang berumur 14 dan 15 tahun SMP SMART Ekselensia Indonesia cenderung memilih memakan mie kuah. Ketika merasa sedih, siswa yang berumur 14 tahun cenderung memilih memakan mie kuah. Ketika merasa senang, semua siswa (responden) cenderung memilih memakan mie goreng. Ketika membutuhkan kehangatan kebersamaan, semua siswa (responden) cenderung memilih memakan mie kuah. Secara umum, siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia menyukai semua jenis mie. Secara khusus, siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia menyukai mie goreng. Usia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi mood eating siswa SMP SMART Ekselensia Indonesia. Siswa yang berumur 13 tahun, cenderung memilih makanan mereka sesuai dengan apa yang tersedia dan yang biasa mereka makan sehinggga siswa tak terlalu memikirkan mood eatingnya. Siswa yang berumur 14 tahun, cenderung menentukan pilihan mereka sesuai suasana hati mereka sehingga pilihan mereka dapat berubah pada waktu-waktu tertentu. Siswa yang berumur 15 tahun menentukan pilihan mereka dengan lebih matang sehingga pilihan dapat lebih variatif sesuai pilihan masing-masing.

Saran

Penelitian ini perlu dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut dengan melibatkan lebih banyak orang agar mendapat data yang benar dan menyeluruh. Dan untuk peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat mengembangkan variabel dari penelitian ini.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alexander Haryanto, 2019, mengenal beberapa istilah psikologi untuk perasaan manusia, [online], (https://tirto.id/mengenal-beberapa-istilah-psikologi-untuk-perasaan-manusia-ejZk/diakses tanggal 24 maret 2020)

Amirul Fatkhan Huda, 2017, teknik pengumpulan data dan analisis dalam penelitian, [online], (http://fatkhan.web.id/teknik-pengumpulan-data-dan-analisis-dalam-penelitian/, diakses tanggal 24 maret 2020)

Hutajulu Nathania, 2018. Apa Saja Teori-teori Emosi Dalam Psikologi, [online],

(https://www.dictio.id/t/apa-saja-teori-teori-emosi-dalam-psikologi/81262/2, diakses tanggal 28 Feebruari 2020)

Sosiologi.com, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, [online], (http://sosiologis.com/metode-penelitian-kuantitatif, diakses tanggal 28 Februari 2020)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Veratamala Arinda, 2020. Emotional Eating: Saat Emosi Memengaruhi Nafsu Makan Anda, [online], (https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/emotional-eating-nafsu-makan-saat-emosi/, diakses 29 Februari 2020)

Winarno F.G, 2016. MI INSTAN: Mitos, Fakta, Dan Potensi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yasin Sulkan dan Hapsoyo Sunarto, 1990. KAMUS BAHASA INDONESIA praktis populer dan kosa kata baru, Mekar, Surabaya.

Gambar

Gambar 1. Diagram alir penelitian  HASIL DAN PEMBAHASAN

Referensi

Dokumen terkait

Kesalahpahaman sering terjadi karena faktor komunikasi Apabila pelayanan yang diberikan buruk, pasien akan memberikan respon negatif berupa ketidakpuasan sehingga pasien tersebut

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious

LAR 1 bulan = (Jumlah KSM yang menunggak + jumlah KSM migrasi pinjaman) dibagi jumlah KSM yang masih mempunyai saldo pinjaman. RR = (Saldo pinjaman dikurangi nilai tunggakan ≥ 3

Jika konsentr-asi standar vitamin A yang digunakan tidak diketahui, standar tersebut harus ditetapkan derrgan UV spektrofotcmetri, dan kemurniannya Cicek dengan

 Jika Anda tidak membuka penutup selama 1 jam atau lebih dalam proses “Fragrance” setelah bel listrik terdengar, maka operasi akan dilanjutkan?. Muncul (5 kali) bel listrik

Mukim atau Kemukiman adalah kesatuan masyarakat hukum yang dipimpin oleh seorang Imeum Mukim yang berkedudukan sebagai unit pemerintahan yang membawahi beberapa Gampong yang

Di berbagai hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat diambil asumsi bahwa keberadaan dari komite audit dan eksternal auditor yang bekerja independen, dan dapat ditarik