• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN OHSAS : 1999 (Occupational Health & Safety Assessement Series)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN OHSAS : 1999 (Occupational Health & Safety Assessement Series)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN

“OHSAS 18001 : 1999”

(Occupational Health & Safety Assessement Series)

Oleh : Ari Sutrisno

Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam

(LTMI-HMI)

11-12 Maret 2006

(2)

2/33

Contents

Contents

1. Definitions 3

2. General requirements 4

3. Loss Control Management 8

4. Piramida Kecelakaan 9

5. Iceberg Theory 10

6. Occupational Helath & Safety Management System at Work 11

7. OH & S Management System Elements 12

4.2. OH & S Policy 13

4.3. Planning 14

4.4. Implementation & Operation 19

4.5. Checking & Corrective Action 26

4.6 Management Review 32

(3)
(4)
(5)
(6)

6/33

Transfer

Treat

Treat

Tolerate

(7)

How does An Occupational Health & Safety

Management System work?

Definitions:

3.1 accident

3.2 audit

3.3 continual improvement

3.4 hazard

3.5 hazard identification

3.6 incident

3.7 interested parties

3.8 non-conformance

3.9 objectives

3.10 occupational health & safety

3.11 OH&S management system

3.12 organization

3.13 performance

3.14 risk

3.15 risk assessment

3.16 safety

3.17 tolerable risk

(8)

8/33

General Requirements (Persyaratan Umum)

The organization shall establish and maintain an OH&S management

system, the requirements for which are set out in clause 4 (4.1 to 4.6)

(Organisasi harus mengembangkan dan memelihara SMK3, dimana persyaratannya ditetapkan dalam klausul 4 (4.1 s/d 4.6)

- the system is fully compatible with the ISO 9001:1994 and

ISO 14001:1996 standards.

(9)

Accident (Kecelakaan)

undesired event giving rise to death, ill health, injury, damage or other loss.

(Peristiwa yang tidak dikehendaki yang mengakibatkan kematian, PAK, cedera, kerusakan atau kerugian lainnya).

Incident (Kejadian/insiden)

event that gave rise to an accident or had the potential to lead to an accident.

(Peristiwa yang menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan/ berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan).

Hazard (Bahaya)

source or situation with a potential for harm in terms of human injury or ill

health,

damage to property, damage to the workplace environment, or a combination

of these.

(Sumber atau keadaan yang berpotensi terhadap terjadinya kerugian dalam bentuk cedera atau

penyakit akibat kerja, kerusakan properti, kerusakan pada lingkungan kerja atau kombinasi darinya)

(10)

10/33

Risk (Resiko)

combination of the likelihood (probability) and consequences (severity) of

a specified hazardous event occurring.

(Kombinasi antara kemugkinan suatu kejadian dalam setiap peristiwa dengan keparahan/ akibat yang dinyatakan dalam kerugian)

Hazard identification (Identifikasi Bahaya)

process of recognizing that a hazard exists and defining its characteristics.

(Proses untuk mengenali adanya suatu bahaya dan menetapkan karakteristiknya)

Risk assessment (Penilaian Resiko)

overall process of estimating the magnitude of risk and deciding whether or

not the risk is tolerable.

(Keseluruhan proses mengestimasi besarnya suatu resiko dan memutuskan apakah resiko tersebut dapat diterima atau tidak)

R = p x s

R = a value which helps the management to measure (predictable) loss.

(11)

Safety (Keselamatan)

freedom from unacceptable risk of harm (ISO/IEC Guide 2).

(Kebebasan dari resiko kerugian yang tidak dapat diterima)

Tolerable risk (Resiko yang dapat diterima)

risk that has been reduced to a level that can be endured by the organization

having regard to its legal obligations and its own OH&S policy.

(Resiko yang telah dikurangi sampai pada tingkat yang dapat ditahan oleh organisasi dalam hal kewajiban hukum dan kebijakan K3-nya)

Terminate

Risk management is about

treating hazards, putting

controls over hazards :

• Engineering • Administrative • Personal protection • {training, isolating, substituting, eliminating}

Tolerate

Treat

Transfer

(12)

12/33

Loss Control Management

Loss Control Management

Lack of Management Control

Personal factor &

Job factor

Substandard action & Substandard condition

Incidents Injuries /

Property damage

Cost

SHE System

Reference : Fundamental of Modern Safety Management by ILCI

(13)

Piramida Kecelakaan

(Ratio Study of Accidental

Losses)

Fatal / Major Injury

Minor Injury/first aid

Property Damage

Near miss incidents

Reference : Fundamental of Modern Safety Management by ILCI * Frank Bird : Experience thd 2.000.000 kasus

kecelakaan

1

10

30

600

(14)

14/33

Iceberg Theory

(Ratio of Monetary Accidental Losses)

Biaya perawatan luka/sakit

Property damage tidak

diasuransi

Biaya investigasi kecelakaan

Re-training, re-hiring tenaga kerja

Reference : Fundamental of Modern Safety Management by ILCI

$1

$5-50

$1-3

* Study H.W Heinrich’s

(15)

Occupational Health & Safety Management System at work

Occupational Health & Safety Management System at work

POLICY

COMMUNICATION

TRAINING

MONITORING

CORRECTIVE

ACTION

Task observation Planned inspection Instrumental measurements Incident records

88%

88%

10%

10%

Identify hazards

Set standards

of performance

& accountability

Measure &

Evaluate

Checking,

corrective action

& commendation

(16)

16/33

Continual

Improvement

OH & S Policy

Impelementation

and Operation

Checking and

Corrective Action

Management

Review

Planning

OH & S Management System Elements

Elements of Successful OH&S Management

(17)

4.2

OH&S Policy

Kebijakan harus:

• Sesuai dengan sifat dan skala resiko OH&S perusahaan. • Termasuk komitmen untuk melakukan continual improvement

• Termasuk komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan OH&S dan

persyaratan lain.

• Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.

• Dikomunikasikan ke semua karyawan dengan maksud agar karyawan mengetahui

tanggung jawab mereka secara individu dalam OH&S.

• Tersedia untuk pihak yang berkepentingan.

• Di-review secara periodik untuk memastikan bahwa kebijakan tetap relevan dan

sesuai untuk organisasi.

Policy Feedback from measuring performance Audit Implementation & operation PLANNING

(18)

18/33

4.3

Planning

Organisasi harus:

• Menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya, menilai

resiko dan melaksanakan langkah pengendalian yang diperlukan secara terus-menerus (on-going), yang meliputi:

• Aktivitas rutin dan non-rutin.

• Aktivitas semua personil yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk

sub-kontraktor dan tamu).

• Fasilitas di tempat kerja, yang disediakan oleh organisasi atau pihak lain.

Organisasi harus mempertimbangkan hasil Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko dalam menetapkan Tujuan OH&S.

4.3.1

Planning for hazard identification, risk assessment

and risk control

Policy Feedback from measuring performance Audit Implementation & operation PLANNING

(19)

CONTOH BAHAYA DAN DAMPAKNYA

Contoh BAHAYA/ASPEK K3 :

POTENTIAL ACCIDENTT/

Dampak K3 :

- Bising pada Ruang Genset - Penurunan Pendengaran - Lantai licin karena Ceceran Oli - Cidera karena Terpeleset - Percikan Api Las - Luka Bakar

- Bagian berputar tanpa Cover - Luka Ringan - Bagian Runcing yang “Telanjang” - Luka tergores - Kabel terkelupas - Kebakaran

(20)

20/33

PERTIMBANGAN DALAM PENILAIAN RESIKO

Merupakan suatu Proses Menentukan apakah suatu BAHAYA mempunyai

Resiko tinggi atau tidak Dua Pertimbangan :

A. PROBABILITY (Tingkat Kemungkinan), ada 3 ELEMEN PENILAIAN : 1. Frekuensi Kejadian (FK)

2. Ketersediaan Sistem Proteksi (SP) 3. Maintenance (MC)

B. SEVERITY (Tingkat Keparahan), ada 3 ELEMEN PENILAIAN : 1. Tingkat Cidera pada Karyawan/Dampak Pencemaran (CK) 2. Pengaruhnya pada Kesehatan Karyawan (PK)

3. Kerugian Ekonomis (KE)

(21)

PK TC KE

1 Sakit ringan Menyebabkan Luka Ringan Menyebabkan Kerugian Ekonomis Kurang dari Rp. 1 juta

2 Cacat Menyebabkan Luka Berat Menyebabkan Kerugian Ekonomis Rp 1 juta - 10 juta

3 Sakit berkepanjangan Meninggal / Sakit Berkepanjangan Menyebabkan Kerugian Ekonomis diatas 10 juta

SEVERITY Nilai

(22)

22/33

SP MTC FK

1 Ada Standar dan Alat yang Berfungsi Ada Pemeriksaan & terjadwal Pernah terjadi lebih dari satu tahun

dengan Baik terakhir

2 Ada Standar atau Alat yang Berfungsi Ada Pemeriksaan tetapi Pernah terjadi dalam satu tahun dengan Baik tidak Terjadwal terakhir

3 Tidak ada Alat atau Standar Tidak Ada Pemeriksaan Pernah terjadi dalam satu bulan terakhir

PROBABILITY Nilai

(23)

Perusahaan : Bagian : PK CK KE AVGs SP MTC FK AVGp BAHAYA Proses / Kegiatan No

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

AH Masalah Penting RISK VALUE Severity Probability POTENTIAL ACCIDENT

(24)

24/33

PRIORITAS PERMASALAHAN

II

IV

I

III

1

2

3

2

3

SEVERITY

(Tk. Keparahan)

PROBABILITY

(Tk

.

Kemungkinan

)

DIAGRAM KUADRAN

“RISK VALUE”

AVG s AVGp

Masalah dengan Nilai

RISK VALUE” = I

Adalah MASALAH PENTING

Harus

DIPRIORITASKAN

untuk segera ditangani

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

4.3

Planning

Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya & penilaian resiko harus:

• Didefinisikan sesuai dengan ruang lingkup, skala dan waktu untuk memastikan

lebih pro-aktif daripada reaktif.

• Memberikan klasifikasi resiko yang dapat dieliminasi atau dikendalikan dengan

langkah-langkah pada Objective & Program OH&S.

• Memberikan input untuk menentukan persyaratan fasilitas, identifikasi kebutuhan

pelatihan dan/atau penyusunan pengendalian operasional.

• Memberikan monitoring dari langkah yang diperlukan untuk memastikan efektifitas

dan ketepatan dari implementasi.

4.3.1

Planning for hazard identification, risk assessment

and risk control

Feedback from measuring performance Audit Implementation & operation PLANNING

(30)

30/33

4.3.2

Legal & other requirements

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan dan persyaratan OH&S lain yang applicable.

Organisasi harus menjaga informasi ini up-to-date. Informasi tentang peraturan dan persyaratan lain ini harus dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak lain yang relevan.

Policy Feedback from measuring performance Audit Implementation & operation PLANNING

(31)

4.3.3

Objectives

Organisasi harus menetapkan dan memelihara tujuan (objective) OH&S pada setiap fungsi dan tingkat dari organisasi.

Saat menetapkan dan me-review tujuan OH&S, organisasi harus mempertimbangkan peraturan dan persyaratan lain yang berlaku, bahaya dan resiko OH&S, pilihan teknologi, persyaratan finansial, operational dan bisnis, dan pandangan dari pihak yang berkepentingan.

Tujuan harus konsisten dengan kebijakan OH&S, termasuk komitmen untuk continual improvement.

Policy Feedback from measuring performance Audit Implementation & operation PLANNING

(32)

32/33

Perusahaan : ACTIVITY PLAN/PROGRAM K3

Bagian :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Note : PIC = Person In Charge / Penanggung Jawab

Budget Schedule PIC Duedate Target Tujuan No Program

(33)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Mengurangi Pemakaian Penurunan : Penggantian keran-keran air KRM 15 Juli 1Juta sumber daya air pada 15% yang rusak/bocor di ruang

kegiatan office makan, mushola, WC & kamar mandi

Duedate Budget

Schedule

(34)

34/33

4.3.4

OH&S management programme

Organisasi harus menetapkan dan memelihara OH&S management programme untuk mencapai tujuan.

Hal ini meliputi:

• Tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai

tujuan pada fungsi dan tingkat yang relevan dari organisasi.

• Cara dan skala waktu untuk mencapai tujuan

tersebut.

Program harus di-review secara berkala dan

terencana. Jika perlu, program harus diubah untuk mengantisipasi perubahan dalam aktivitas, produk, jasa atau kondisi operasional dari organisasi.

Policy Feedback from measuring performance Audit Implementation & operation PLANNING

(35)

4.4

Implementation & operation

Organisasi harus mendefinisikan peran, tanggung jawab dan peningkatan dari sistem manajemen OH&S, untuk:

• Memastikan bahwa persyaratan sistem manajemen

OH&S ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara sesuai spesifikasi OHSAS 18001.

• Memastikan bahwa laporan kinerja sistem

manajemen OH&S disampaikan kepada top management untuk di-review dan menjadi dasar bagi peningkatan sistem manajemen OH&S. Semua yang memiliki tanggung jawab manajemen

harus menunjukkan komitmen mereka pada

peningkatan kinerja OH&S secara terus menerus.

4.4.1

Structure & responsibilities

Implementation & Operation Implementation & Operation Planning Feedback from measuring performance Audit Checking & Corrective Action

(36)

36/33

4.4.2

Training, Awareness & Competence

Personel yang ada harus memiliki kompetensi untuk melakukan tugas-tugas yang berdampak pada OH&S di tempat kerja.

Diperlukan identifikasi kebutuhan pelatihan,

peningkatan awareness secara terus-menerus dan penetapan prosedur peningkatan kompetensi yang memperhitungkan:

1. Tanggung jawab dan kemampuan dari setiap karyawan

2. Resiko yang terkait.

Implementation & Operation Implementation & Operation Planning Feedback from measuring performance Audit Checking & Corrective Action

(37)

4.4.3

Consultation & Communication

Organisasi harus memiliki prosedur yang memastikan bahwa informasi OH&S yang penting

dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak lain yang berkepentingan.

Keterlibatan karyawan dan pengaturan konsultasi harus didokumentasikan dan pihak yang

berkepentingan diberikan informasi. Karyawan harus:

1. Terlibat dalam penyusunan dan pengkajian kebijakan dan prosedur untuk mengelola resiko. 2. Dikonsultasikan dimana terdapat perubahan yang dapat mempengaruhi kesehatan & keselamatan di tempat kerja.

3. Diwakili dalam masalah-masalah OH&S dan

diinformasikan siapa perwakilan OH&S mereka dan wakil manajemen OH&S.

Implementation & Operation Implementation & Operation Planning Feedback from measuring performance Audit Checking & Corrective Action

(38)

38/33

4.4.4

Documentation

Organisasi harus menetapkan dan memelihara

informasi, dalam media yang tepat seperti kertas atau elektronik yang:

a. Mendefinisikan elemen inti dari sistem manajemen dan interaksi mereka.

b. Memberikan arahan bagi dokumentasi yang berkaitan.

Note: penting untuk menjaga dokumentasi pada tingkat yang minimum untuk efektifitas dan efisiensi.

Implementation & Operation Implementation & Operation Planning Feedback from measuring performance Audit Checking & Corrective Action

(39)

4.4.5

Document and Data Control

Organisasi harus menetapkan dan memelihara

prosedur untuk mengendalikan semua dokumen dan data yang diperlukan oleh spesifikasi OHSAS 18001 untuk memastikan bahwa:

a. Dapat diketahui lokasinya.

b. Secara periodik di-review, direvisi bila diperlukan dan disetujui kecukupannya oleh personel yang di-otorisasi.

c. Versi terakhir dari dokumen dan data yang relevan tersedia di semua lokasi dimana operasi yang penting bagi sistem OH&S dilakukan.

d. Dokumen dan data yang usang disingkirkan dari semua isu dan penggunaannya.

e. Arsip dokumen dan data yang disimpan untuk keperluan legal dan pemeliharaan pengetahuan diidentifikasi. Implementation & Operation Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Checking & Corrective Action

(40)

40/33

4.4.6

Operational Control

Organisasi harus mengidentifikasi operasi dan aktivitas yang terkait dengan resiko teridentifikasi dimana langkah pengendalian diperlukan.

Organisasi harus merencanakan aktivitas ini, termasuk pemeliharaannya, untuk memastikan

dilakukan dalam kondisi yang dipersyaratkan dengan cara:

a. Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi. b. Mempersyaratkan kriteria operasi dalam prosedur.

c. Menetapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan resiko OH&S

teridentifikasi dari barang, peralatan dan jasa yang digunakan/dibeli oleh organisasi dan mengkomunikasikan prosedur yang relevan serta persyaratan bagi suplier & kontraktor.

d. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk desain dari tempat kerja, proses, instalasi, permesinan, prosedur operasi dan organisasi kerja, termasuk adaptasi mereka pada kemampuan manusia, untuk mengeliminasi atau mengurangi resiko OH&S pada sumbernya.

Implementation & Operation Implementation & Operation Planning Feedback from measuring performance Audit Checking & Corrective Action

(41)

4.4.7

Emergency preparedness & response

Organisasi harus menetapkan dan memelihara

rencana dan prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan respons dari insiden dan situasi darurat dan untuk mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan (luka & kerugian).

Organisasi harus mengkaji rencana tanggap darurat sesudah terjadinya insiden atau situasi emergency. Organisasi harus secara periodik melakukan

pengujian terhadap prosedur tersebut yang

practicable. Implementation & Operation Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Checking & Corrective Action

(42)

42/33

4.5

Checking & Corrective Action

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja OH&S secara berkala. Prosedur ini harus

memberikan:

4.5.1

Performance measurement and monitoring

a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan kebutuhan organisasi. b. Pemantauan sejauh mana tujuan OH&S organisasi dipenuhi.

c. Pengukuran secara pro-aktif kinerja yang memantau pemenuhan dari program manajemen OH&S, kriteria operasional dan persyaratan perundangan yang

applicable.

d. Pengukuran secara reaktif kinerja untuk memantau accident, penyakit dan insiden (termasuk near-miss) dan bukti historis lain atau kekurangan dari kinerja OH&S. e. Pencatatan data dan hasil dari monitoring dan pengukuran yang memadai untuk

memfasilitasi analisis corrective & preventative action yang diperlukan.

Checking & Corrective Action Checking & Corrective Action Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Management Review

(43)

4.5

Checking & Corrective Action

Jika diperlukan peralatan pengukuran untuk

mengukur dan memantau kinerja, organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk

mengkalibrasi dan memelihara peralatan.

Catatan kalibrasi dan aktivitas pemeliharaan harus dipelihara.

4.5.1

Performance measurement and monitoring

Checking & Corrective Action Checking & Corrective Action Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Management Review

(44)

44/33

4.5

Checking & Corrective Action

Organisasi harus menetapkan dan memelihara

prosedur untuk mendefinisikan tanggung jawab dan wewenang untuk:

4.5.2

Accidents, incidents, non-conformances and

corrective and preventive action

a. Menangani dan menyelidiki:

• accident • incident

• non-conformance

b. Mengambil tindakan untuk mengurangi dampak yang timbul dari accident, incident atau non-conformance.

c. Memulai dan menyelesaikan tindakan korektif dan preventif.

d. Memastikan bahwa tindakan korektif & preventif yang efektif diambil.

Checking & Corrective Action Checking & Corrective Action Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Management Review

(45)

4.5

Checking & Corrective Action

Prosedur harus mewajibkan bahwa semua tindakan korektif dan preventif dikaji melalui proses penilaian resiko sebelum diimplementasikan.

Tindakan korektif atau preventif yang diambil untuk mengeliminasi sebab dari non-conformance aktual dan potensial harus sesuai dengan besarnya

masalah dan sesuai dengan resiko OH&S yang dihadapi.

Organisasi harus mengimplementasikan dan

mencatat perubahan dalam prosedur terdokumentasi akibat tindakan korektif dan preventif ini.

4.5.2

Accidents, incidents, non-conformances and

corrective and preventive action

Checking & Corrective Action Checking & Corrective Action Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Management Review

(46)

46/33

4.5

Checking & Corrective Action

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi, memelihara dan mendisposisi catatan OH&S, serta hasil dari audit dan review.

Catatan OH&S harus jelas, dapat diidentifikasi dan dapat ditelusuri pada aktivitas terkait. Catatan OH&S harus disimpan dan dipelihara dengan cara yang baik.

Catatan harus dipelihara, sesuai dengan sistem dan organisasi untuk mendemonstrasikan pemenuhan pada spesifikasi OHSAS 18001.

4.5.3

Records & Records Management

Checking & Corrective Action Checking & Corrective Action Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Management Review

(47)

4.5

Checking & Corrective Action

Organisasi harus menetapkan dan memelihara

prosedur dan program audit untuk mengaudit sistem manajemen OH&S secara reguler untuk memastikan:

4.5.4

Audit

a. Kesesuaian sistem manajemen OH&S dengan perencanaan. b. Adanya review dari audit sebelumnya.

c. Penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada manajemen.

Sejauh memungkinkan, audit harus dilakukan oleh personel yang independen, tidak terkait langsung dengan aktivitas yang diaudit.

Checking & Corrective Action Checking & Corrective Action Implementation & Operation Feedback from measuring performance Audit Management Review

(48)

48/33

4.6

Management Review

Top Management harus secara berkala mengkaji sistem manajemen OH&S untuk memastikan

kesesuaiannya, kecukupannya dan efektifitasnya. Proses management review harus memastikan bahwa informasi yang diperlukan terkumpul untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasi. Review ini harus didokumentasi.

Management review harus melihat kemungkinan kebutuhan untuk perubahan pada kebijakan, objective dan elemen lain dari sistem manajemen OH&S, dengan melihat hasil audit OH&S, kondisi yang berubah dan komitmen untuk continual improvement. Management Review Management Review Checking & Corrective Action Feedback from measuring performance Audit Policy

(49)

NISIATIF

DEA

MPROVEMENT

NOVATION

I

I

I

I

I

I

I

I

I =

saya

(50)
(51)

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Ari Sutrisno

Telp : 6522555 ext 526

HP : 081314133987

Email : ari.sutrisno@ai.astra.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa hasil belajar siswa dengan media komik mengalami peningkatan sebesar 7.97, hasil belajar siswa dengan media charta sebesar 6.18,

Jadi, setelah produk modul kesehatan reproduksi remaja melalui tahap penilaian oleh ahli materi, ahli media, ahli praktisi dan uji coba lapangan diperoleh hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam 10 menit terhadap skala nyeri pada penderita gout di Wilayah Kerja Puskesmas Jenggot Kota

Apabila terjadi 3 (Tiga) kali dalam 3 (Tiga) bulan pelanggaran apapun dari aturan/SOP Pengamanan Khusus PT Kereta Commuter Indonesia atau 1 (Satu) kali

Uji-t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variable bebas secara parsial terhadap variabel tergantung, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi

Adanya beberapa fakta munculnya kesulitan yang terkait dengan fragmentasi pendekatan untuk pemberian pelayanan kepada masyarakat, dan hal ini telah menyebabkan

manusia lalai dalam menjalankan tugas kita untuk melestarikan alam tersebut. Alam juga akan lestari apabila manusia memiliki kesadaran yang tinggi.. untuk memanfaatkan alam

• Apakah perlu usaha kecil menjadi sasaran khusus Bank Umum dengan kebijakan yang proaktif • Atau tidak perlu kebijakan khusus,karena usaha kecil akan terjangkau secara alamiah