• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. OTO Group yaitu PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. OTO Group yaitu PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

OTO Group yaitu PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance merupakan anak perusahaan Sumitomo Corporation Japan yang bergerak di bidang pembiayaan otomotif mobil dan motor dengan lebih dari 220 cabang dan lebih dari 10.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Berikut sejarah singkat dari PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance.

4.1.2 Sejarah PT Oto Multiartha

PT Oto Multiartha ini didirikan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 1994, bernama PT Manunggal Multi Finance. Bulan September 1995 Perseroan mengubah namanya menjadi PT Oto Multiartha.Perubahan ini mencerminkan fokus usaha khusus pada pembiayaan mobil. Tahun 1996 Sumitomo Corporation, Jepang bergabung sebagai pemegang saham baru. Selanjutnya sebagai wujud komitmen, sejak September 1998 Sumitomo Corporation menjadi pemegang saham utama hingga sekarang.

4.1.3 Sejarah PT. Summit Oto Finance

PT Summit Oto Finance didirikan tahun 1990, pada awalnya perusahaan ini bernama PT Summit Sinar Mas Finance, hasil kerjasama usaha antara PT Sinar Mas Multiartha dan Sumitomo Corporation, Jepang. Awalnya PT Summit Sinar Mas Finance memfokuskan aktivitas usaha pada sewa guna usaha. Namun

(2)

di tahun 2003 PT Summit Sinar Mas Finance mengubah aktivitas usahanya menjadi perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor, sekaligus mengganti namanya menjadi PT Summit Oto Finance.

Sumitomo Corporation adalah perusahaan dagang Jepang yang terpadu (sogoshosha). Sebagai Pemegang saham utama, Sumitomo Corporation memberikan dukungan dan mengendalikan semua aspek usaha dari manajemen, treasury, keuangan hingga operasi. Dengan dukungan dari Sumitomo Corporation, PT Summit Oto Finance telah berhasil tumbuh dan meningkatkan pembiayaan motor serta memiliki kantor jaringan yang tersebar diseluruh Indonesia.

PT Summit Oto Finance juga telah menikmati pertumbuhan pasar motor domestik yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, serta mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain terkemuka dalam pembiayaan motor.

Dengan pedoman kinerja “3M + 1T” (Man, Management, Money plus Technology), Perusahaan berhasil memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabahnya dan mencatat peningkatan kinerja yang signifikan selama tahun 2012.

Dalam usaha menyediakan layanan “one-stop service”,PT Summit Oto Finance mengembangkan website (www.otofinance.co.id). PT Summit Oto Finance juga terus memperkuat system Teknologi Informasi dengan cara meningkatkan efisiensi dan produktivitas di kantor-kantor cabang dalam hal pelayanan pelanggan.

(3)

PT Summit Oto Finance senantiasa berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan.Sampai akhir 2012 PT Summit Oto Finance telah mengoperasikan 186 jaringan usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu juga Perusahaan telah bekerjasama dengan bank–bank berjaringan nasional dan PT Pos Indonesia untuk penerimaan pembayaran angsuran yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pelanggan dalam hal pembayaran angsuran kredit.

Sumitomo Corporation sebagai pemegang saham utama PT Summit Oto Finance, berkomitmen untuk selalu memberikan dukungan pada PT Summit Oto Finance, baik dalam hal manajemen, pendanaan, pemasaran maupun operasional perusahaan.

4.1.4. Sejarah Singkat Used Motorcycle Department

Used Motorcycle Department adalah salah satu departemen di PT Summit Oto Finance yang fokus dalam sistem kerja pembiayaan motor bekas (motor second). Awalnya, SOF hanya fokus dalam pembiayaan motor baru, namun penjualan motor bekas pada mulai tahun 2010 hingga tahun 2011 mulai meningkat. Hal ini didukung kuat oleh salah satu perusahaan pembiayaan yang merupakan kompetitor dari SOF yaitu Adira menjelaskan bahwa pembiayaan mereka kini lebih besar pembiayaan untuk motor bekas apabila dibandingkan dengan motor baru.

Used Motorcycle Department berdiri pada bulan Januari 2013 dengan mendirikan departemen UMC pertama kali di empat cabang SOF, diantaranya SOF Tangerang 01, SOF Ciledug, SOF Pondok Gede dan SOF Bekasi.

(4)

Hingga saat ini terhitung bulan Januari 2015, UMC Dept sudah berdiri di 97 cabang SOF dari total 177 cabang dan satelit SOF. UMC juga sudah memiliki 1235 dealer yang sudah PKS (Perjanjian Kerja Sama) secara aktif (setiap bulan memberikan kontribusi sales) dan 93 dealer yang non aktif (tidak memberikan sales sejak menjalin PKS). Mulai bulan Februari 2015, UMC akan terus mengembangkan usahanya dengan terus menjalin PKS lebih banyak dan riset pasar lebih baik untuk membuka UMC di beberapa cabang SOF lainnya.

4.1.4. Visi dan Misi OTO Group, Filosofi Bisnis dan Nilai Dasar 1) Visi

Menjadi perusahaan pembiayaan yang terkemuka di Indonesia dengan menciptakan nilai-nilai yang terbaik bagi seluruh stakeholders.

2) Misi

Memberikan kemudahan fasilitas kredit kendaraan bermotor yang terjangkau dan dapat diandalkan melalui kerjasama yang saling menguntungkan serta berkesinambungan dengan mitra bisnis melalui pengelolaan bisnis yang prima.

3) Filosofi Bisnis

a) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia secara berkesinambungan. b) Proses bisnis yang efektif dengan budaya perusahaan yang baik dan

bertanggung jawab.

c) Menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan bagi seluruh pemegang saham yang juga disertai dengan peningkatan kesejahteraan karyawan.

(5)

4) Nilai Dasar a) Integritas b) Tidak Egois c) Komitmen d) Pantang Menyerah e) Kerja Sama

4.1.5. Aspek Kegiatan Usaha

OTO Group yaitu PT Oto Multiarthadan PT Summit Oto Finance merupakan anak perusahaan Sumitomo Corporation Japan yang bergerak di bidang pembiayaan otomotif mobil dan motor dengan lebih dari 220 cabang dan lebih dari 10.000 karyawan yang tersebar di selurukih Indonesia.

1) Aspek Kegiatan Usaha PT Oto Multiartha

PT Oto Multiartha adalah salah satu perseroan pembiayaan otomotif independen terkemuka. Usaha utama perseroan ini adalah di bidang pembiayaan komsumen. Antara lain pembiayaan kepemilikan mobil baik baru maupun bekas. Perseroan juga menyediakan pembiayaan sewa guna usaha berdasarkan permintaan pelanggan.Target utama Perseroan ini adalah pelanggan perorangan, selain itujuga memberikan pembiayaan kepada badan usaha.

2) Aspek Kegiatan Usaha PT Summit Oto Finance

Usaha utama PT Summit Oto Finance adalah pada pembiayaan kepemilikan motor baru.PT Summit Oto Finance lebih berfokus kepada pelanggan perorangan daripada perusahaan, dengan tujuan penyebaran risiko.

(6)

Sebagai perusahaan pembiayaan yang independen, PT Summit Oto Finance tidak memiliki keterkaitan dengan pabrikan, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan untuk membiayai semua merek motor yang tersedia di pasar.

4.1.6. Filosofi Logo

Logo baru PT Summit Oto Finance mulai resmi digunakan pada Februari 2014. Logo SOF sebelumnya berbentuk segitiga berwarna biru yang disimbolkan sebagai Gunung Fuji yang ada di Jepang. Logo SOF sekarang hampir sama dengan logo PT Oto Multiartha, hanya saja berwarna hijau dan bertuliskan “by PT OTO MULTIARTHA” di bagian bawah logo. Perubahan logo disebabkan karena sudah meleburnya kepengurusan perusahaan, sehingga karyawan SOF dapat meningkatkan karirnya ke PT Oto Multiartha, begitu juga sebaliknya.

Tidak ada penjelasan secara khusus mengenai makna logo dan warna yang digunakan oleh SOF. Logo SOF menggambarkan gambar stang motor dan stir mobil yang digabung menjadi satu dengan asumsi kalau ingan motor atau mobil, pasti ingat SOF.

(7)

Terdapat beberapa perbedaan antara logo PT Summit Oto Finance dan Oto Kredit UMC, perbedaan ada di bagian warna logo yang berubah menjadi ungu dan tulisan Oto kredit motor berubah menjadi oto kredit UMC. Sama seperti logo SOF, tidak ada penjelasan secara mendetail mengenai makna warna yang digunakan.

Logo Oto kredit UMC digunakan pada setiap keperluan yag berhubungan mengani UMC seperti branding yaitu pembuatan spanduk, bendera, X-Banner, Roll Up Banner, logo surat, dan lain lain.

4.2. Hasil Penelitian

Guna memperoleh data penelitian yang mendalam, peneliti melakukan wawancara langsung dan tatap muka dengan para key informan dan informan serta melakukan observasi yaitu pengamatan mengenai kegiatan CSR yang telah dilakukan melalui data yang telah dirangkum oleh UMC Dept, branch manager (BM) dan marketing head (MH). Key informan yang membantu peneliti dalam memberikan data primer antara lain Bapak Sugeng Pujadi sebagai UMC Department Head, Bapak Sonny Purbo sebagai Senior Staff UMC Department, Bapak Djoko Siswanto sebagai branch manager SOF Semarang dan Bapak

(8)

Fakhrul Ardyansyah sebagai marketing head SOF Semarang serta informan yang peneliti pilih yaitu Bapak Suryadi sebagai penerima program CSR UMC.

4.2.1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) Used Motorcycle

Department dalam Meningkatkan Citra PT. Summit Oto Finance

Program CSR UMC merupakan program yang dibuat oleh UMC Dept Head dalam upaya meningkatkan citra PT Summit Oto Finance (SOF). Waktu pelaksanaan program CSR UMC diadakan pada saat bulan puasa (seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435H). Dalam teknis pelaksanaannya, UMC Dept Head juga bekerja sama dengan hampir seluruh cabang SOF karena cabang adalah pelaksana program CSR UMC ini. Program ini berbentuk paket sembako yang akan dibagikan ke masyarakat yang kurang mampu yang berdomisili di sekitar dealer UMC yang sudah ditentukan di dalam Memo Internal (MI).

Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh UMC Dept Head, UMC Staff, para branch manager dan marketing head dimulai dari tahapan perencanaan dan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi pada program CSR. Berikut adalah penjelasan detail dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan berdasarkan ketiga tahapan tersebut.

4.2.1.1. Tahapan Perencanaan dan Persiapan

Pada tahapan perencaaan dan persiapan, UMC Dept Head akan menjelaskan segala kegiatan yang dilakukannya dalam menentukan konsep program CSR hingga disetujui oleh para direksi SOF. UMC Dept head akan membuat instruksi yang ditujukan kepada UMC Staff dan pelaksana program yaitu cabang SOF (branch manager dan marketing head).

(9)

Sebelum memaparkan tahapan perencanaan dan persiapan, ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai alasan utama Pak Sugeng Pujadi selaku UMC Dept Head melakukan program CSR, dan penjelasannya sebagai berikut:

“Sebagai departemen yang baru berdiri pada awal Januari 2013, saya pada awalnya fokus dalam segi sales yang banyak karena sekaligus memperkenalkan nama UMC pada masyarakat. Pada tahun kedua (2014) saya lebih selektif dalam melakukan program. Setelah itu saya ingin nama SOF terutama UMC (citra) dikenal lebih baik di masyarakat dan dealer sekaligus menjalin hubungan baik dengan mereka, karena itu saya membuat program CSR.”

Peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengapa CSR yang dipilih oleh UMC Dept Head untuk memperkenalkan nama UMC dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan dealer, berikut penjelasan dari UMC Dept Head:

“Saya sudah memikirkan program CSR sejak tahun 2013 dan dapat terlaksana pada tahun 2014. Saya memilih CSR karena menurut pengalaman saya merupakan program yang paling efektif untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan dealer sekaligus meningkatkan citra SOF terutama UMC Dept.”

Setelah menentukan program CSR dan alasan mengapa CSR yang dipilih, Bapak Sugeng Pujadi akan menjelaskan tahapan perencanaan dan persiapan, berikut penjelasannya:

“Saya berdiskusi dengan Sales Operation General Manager I dan disetujui bentuk CSR ini yaitu pembagian paket sembako. Lalu saya berkoordinasi dengan Marketing Policy Section Head untuk membuat Memo Internal (MI) mengenai program CSR yang kemudian ditandatangani oleh para direksi SOF.

Hasil diskusi menghasilkan MI yang berjudul “Program Corporate Social Responsibility Ramadhan OKM UMC” dengan No. 176-MKT-SOF-VII-2014 dengan bentuk pembagian sembako. Setelah MI tersebut disetujui oleh para direkur SOF yang berwenang, peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengapa

(10)

pembagian paket sembako menjadi metode yang dipilih oleh UMC Dept Head, berikut penjelasannya:

“Program CSR kali ini dilaksanakan bertepatan pada minggu terakhir bulan puasa, sehingga masyarakat akan mempersiapkan keperluan lebaran dan harga-harga sembako sudah mulai naik. Melalui program ini saya ingin mensejahterakan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dengan alasan itu saya memilih paket sembako.”

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan, selain untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan dealer, Pak Sugeng selaku UMC Dept Head ingin mensejahterakan masyarakat melalui pembagian paket sembako program CSR UMC.

Setelah mengetahui apa alasan pemilihan CSR dan alasan paket sembako yang dijadikan metode program CSR UMC, berikut penjelasan Bapak Sugeng hal yang dilakukan selanjutnya, berikut penejelasannya:

“Setelah MI disetujui direksi, saya langsung menginstruksikan para staf saya untuk mulai melakukan survei produk untuk paket sembako, supermarket yang diajak kerjasama dan mekansime pengiriman ke cabang.”

Sehubungan dengan instruksi dari UMC Dept Head, UMC Staff yaitu Bapak Sonny membenarkan intruksi tersebut. Berikut pernyataannya:

“CSR UMC kali ini berbentuk pembagian sembako, saya diinstruksikan Pak Sugeng untuk survei mengenai apa saja yang akan diberikan dan supermarket mana yang dapat diajak kerjasama untuk menyediakan semua produk sembako. Setelah berdiskusi dengan Pak Sugeng, kami memutuskan Sukamart sebagai penyedia segala produk untuk paket sembako. Setelah itu saya berkoordinasi dengan pihak Sukamart untuk mendesain logo UMC di goodie bag mereka, karena semua produk sembako akan dikemas dalam goodie bag. Setelah semua paket sudah terbungkus rapi, saya berkoordinasi dengan pihak KCE (Kharisma Citra Express) yang merupakan jasa ekspedisi rekanan SOF untuk segera melakukan pendistribusian semua paket tersebut ke semua cabang SOF penerima program CSR.”

(11)

Dari sekian banyak supermarket di Jakarta, Bapak Sonny lebih memilih Sukamart untuk menjadi penyedia segala produk untuk paket sembako, berikut pernyataan Bapak Sonny mengenai alasan dalam pemilihan Sukamart:

“Sukamart adalah supermarket milik Sumitomo (Pemilik saham terbesar SOF), dengan alasan saling suport, Sukamart juga berkantor di gedung yang sama dimana SOF berada, sehingga memudahkan kami untuk melakukan koordinasi dengan mereka.”

Berdasarkan informasi yang peneliti terima dari Bapak Sonny, paket sembako sudah disiapkan dan dikemas dalam goodie bag oleh pihak Sukamart di Jakarta (berada satu gedung dengan SOF). Kantor pusat dan gudamg berada dalam lingkungan Gedung Summitmas sehingga mempermudah UMC Dept dalam pengecekan dan pendistribusian ke setiap cabang SOF.

Dalam mempersiapkan teknis pelaksanaan, pasti ada hambatan atau kendala yang dialami oleh staf UMC. Bapak Sonny Purbo menjelaskan hambatan yang terjadi dalam melakukan teknis persiapan CSR:

“Pemilihan produk yang dinilai cukup sulit. Kami ingin memberikan produk dengan merk yang ternama sehingga masyarakat yang menerima akan lebih mengetahui keseriusan kami dan peduli terhadap mereka, cukup sulit bagi saya menentukan mana produk yang terbaik. Lalu dalam

(12)

penentuan supermarket yang tepat, saya bingung antara Carrefour atau Hypermart, namun setelah berdiskusi dengan Pak Sugeng, diputuskan menggunakan Sukamart.”

Setelah persiapan sudah dilakukan oleh UMC Dept, Bapak Sugeng kemudian mengirim e-mail ke seluruh cabang SOF yang berisikan MI, mekanisme pendistribusian ke cabang, dan teknis persiapan yang akan dilakukan oleh cabang. Berikut pernyataannya:

“Saya akan e-mail MI tersebut ke seluruh cabang SOF UMC agar dipelajari dan mulai dilakukan sosialisasi program CSR UMC ini ke seluruh dealer UMC terpilih, melakukan riset daftar penerima program CSR UMC dan segala persiapannya yang harus dilakukan oleh Branch Manager dan Marketng Head.”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap UMC Dept Head dan UMC Staff, peneliti menyimpulkan bahwa dalam teknis perencanaan dlakukan oleh UMC Dept Head yaitu konsep mekanisme CSR yang dituangkan ke dalam MI dan teknis persiapan yang juga dibagi dua, yaitu teknis persiapan yang dilakukan di Head Office (HO) dilakukan oleh UMC Dept Head dan UMC Staff yang meliputi kegiatan penentuan produk, pemilihan Sukamart sebagai rekanan dalam penyediaan produk dan mekanisme pendistribusian. Lalu periapan yang dilakukan oleh pihak Cabang yaitu Branch manager dan Marketing head yang akan dijelaskan setelah ini.

Dalam melakukan teknis perencanaan dan persiapan yang dilakukan oleh UMC Dept, pasti ada kendala yang ditemukan. Peneliti menyimpulkan berikut kendala yang dialami UMC Dept, antara lain

1) Sulitnya menentukan merk yang baik dan ternama untuk produk paket sembako.

(13)

2) Penentuan supermarket yang dijadikan rekanan penyedia produk.

UMC Dept Head juga memberikan instruksi para Branch manager untuk mempersiapkan segala hal terkait program CSR ini. Pernyataan Bapak Djoko Siswanto selaku Branch manager (BM) atau Kepala Cabang SOF Semarang yang juga menjadi key informan ketiga, sebagai berikut:

“Saya diminta oleh Bapak Sugeng untuk melakukan sosialiasasi dengan dealer UMC terpilih terkait program CSR UMC dan berkoordinasi dengan dealer untuk mencari data masyarakat sekitar dealer yang layak menjadi penerima program CSR UMC.”

Dalam mempersiapkan teknis pelaksanaan, pasti ada hambatan atau kendala yang dialami oleh setiap Branch manager. Penjelasan Bapak Djoko Siswanto mengenai hambatan yang terjadi dalam melakukan teknis persiapan CSR sebagai berikut:

“Selama berkoordinasi dengan pihak dealer terkait penerima program CSR dan lokasi pemberian program CSR, kami tidak mengalami hambatan. Kendalanya adalah ada beberapa calon menerima program CSR tidak ada di tempat pada saat pembagian paket dengan alasan pulang kampung. Karena tidak mungkin kami memberikan paket pada saat mereka tidak ada di tempat.”

Untuk menambah tingkat akurasi atas data yang diperoleh, peneliti juga mewancarai key informan keempat yaitu Marketing head (MH) SOF Cabang Semarang, Bapak Fakhrul Ardyansyah. Selain Bapak Djoko, Pak Sugeng juga meminta Pak Fakhrul selaku marketing head untuk melakukan teknis persiapan. Penjelasan mengenai persiapan yang dilakukan oleh Bapak Fakhrul adalah sebagai berikut:

“Saya melakukan survey seperti apa yang diperintahkan oleh Bapak Djoko dan Bapak Sugeng. Survey mengenai penerima yang layak diberikan program CSR yang berdomisili di sekitar dealer, saya merekap nama-nama mereka dan membuat laporan tersebut ke Bapak Djoko.”

(14)

Untuk menambah informasi terkait daftar penerima program UMC, peneliti moncoba bertanya lebih detail kepada Pak Fakhrul selaku MH mengenai indikator penerima atau kriteria penerima program CSR UMC, sebagai berikut:

“Untuk siapa saja yang menerima program CSR UMC, saya serahkan ke pihak dealer karena mereka yang tahu lingkungan sekitar dan siapa saja yang berhak menerima. Setahu saya, yang menerima adalah setiap kepala keluarga berpenghasilan menengah ke bawah yang dominan bekerja sebagai buruh atau yang tidak memiliki pekerjaan tetap.”

Dalam melakukan teknis persiapan yang langsung terjun langsung ke lapangan, penjelasan mengenai hambatan selama melakukan teknis persiapan CSR dijelaskan sebagai berikut:

“Selama melakukan survey data layak penerima program CSR, kendala yang cukup mengganggu adalah banyak dari mereka yang tidak menjamin ada di tempat pada saat pembagian paket CSR karena banyak dari mereka yang pulang kampung. Namun ada beberapa dari mereka yang meminta bantuan keluargamya untuk menjadi penerimanya (dititipkan) dan kami harus menyediakan form tambahan sebagai jaminan paket tersebut benar-benar diterima oleh penerima yang asli.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas mengenai teknis persiapan dengan pihak Cabang yaitu oleh Branch manager dan Marketing head, dapat disimpulkan teknis persiapan yang dilakukan oleh Branch manager antara lain:

1) Melakukan Sosialisasi terkait program CSR UMC dan mekanisme pelaksanaannya.

2) Memberitahukan pihak dealer akan adanya riset yang akan dilakukan oleh marketing head menganai warga masyarakat yang tinggal di sekitar dealer yang layak menerima program CSR UMC.

Selanjutnya dapat disimpulkan mengnai tahapan persiapan yang dilakukan marketing head, antara lain:

(15)

1) Melakukan riset dengan pihak dealer mengenai masyarakat sekitar dealer yang layak menerima paket sembako program CSR UMC.

2) Membuat laporan hasil riset kepada branch manager.

Dalam melakukan tahap persiapan, ada beberapa kendala yang ditemui BM dan MH selama di lapangan yaitu beberapa masyarakat yang menjadi penerima program CSR UMC tidak menjamin ada di tempat karena beberapa dari mereka ada yang sudah pulang kampung pada tanggal tersebut.

4.2.1.2. Tahapan Pelaksanaan

Pelaksanaan program CSR UMC diadakan di 24 cabang SOF yang terdiri dari 31 dealer terpilih dan membagikan 1830 paket sembako (ada di lampiran). Berdasarkan MI, pembagian serentak diadakan pada tanggal 19 Juli 2014, namun ada perubahan jadwal pelaksanaan, kemudian program CSR serentak diadakan pada tanggal 22 Juli 2014. Perubahan waktu pelaksanaan program CSR UMC disebabkan karena ada keterlambatan pengiriman paket yang dilakukan KCE.

Informasi yang peneliti peroleh dari UMC Dept Head, Bapak Sugeng Pujadi, teknis pelaksanaan sudah diatur dalam MI No. 176-MKT-SOF-VII-2014 mengenai Program Corporate Social Responsibility Ramadhan OKM UMC. Jadi dari pihak pelaksana yaitu dari pihak cabang (BM dan MH), dapat menerapkan mekanisme pelaksanaannya sesuai dengan apa yang sudah tercantum di MI.

Peneliti ingin mengetahui teknis pelaksanaan program CSR UMC yang akan dijelaskan oleh Bapak Sugeng Pujadi selaku UMC Dept Head, sebagai berikut:

(16)

“Teknis pelaksanaan program CSR sama seperti yang tercantum di MI No. 176-MKT-SOF-VII-2014 mengenai Program Corporate Social Responsibility Ramadhan OKM UMC yaitu pada tanggal 19 Juli 2014. Namun diundur jadi tanggal 22 Juli 2014. Di MI juga terlampir hal-hal yang harus dilakukan pihak cabang selama berlangsungnya acara. Saya dan Pak Sonny menunggu laporan lisan dari BM dan MH terkait jalannya acara.”

Ada perbedaan tanggal pelaksanaan program CSR UMC yang semula tercantum di MI yaitu 19 Juli diundur menjadi tanggal 22 Juli 2014. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut apa yang menjadi penyebab perbedaan tanggal pelaksanaan program CSR UMC, berikut penjelasan dari Bapak Sugeng Pujadi:

“Ada perubahan tanggal pelaksanaan program CSR UMC karena disebabkan padatnya arus pengiriman yang dilakukan vendor ekspedisi kami yaitu KCE yang menyebabkan pendistribusian ke cabang di luar Regional Jakarta mengalami keterlambatan.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Sugeng di atas dapat disimpulkan bahwa di MI tercantum bahwa program CSR UMC diadakan serentak pada tanggal 19 Juli 2014, namun karena ada keterlambatan pengiriman paket dari HO ke cabang, pembagian paket sembako program CSR UMC diundur menjadi tanggal 22 Juli 2014.

Dikarenakan ada perubahan jadwal pembagian paket sembako program CSR UMC, bagaimana cara UMC Dept Head untuk menyebarkan informasi tersebut agar tidak ada perbedaan persepsi waktu pelaksanaan program CSR UMC, berikut pernyataan dari Bapak Sugeng Pujadi:

“Setelah saya mendapat informasi dari KCE atas keterlambatan pendistribusian paket sembako, pada tanggal 18 Juli 2014 saya langsung e-mail ke seluruh cabang SOF yang intinya menginfokan bahwa ada perubahan tanggal pelaksanaan program CSR UMC menjadi tanggal 22 Juli 2014.”

(17)

Terkait dengan informasi yang diberikan oleh Bapak Sugeng, peneliti ingin mewawancarai Bapak Sonny Purbo berkaitan dengan pernyataan yang disampaikan Bapak Sugeng mengenai teknis pelaksanaan program CSR UMC, sebagai berikut:

“Benar apa yang dikatakan Pak Sugeng, secara teknis pelaksanaan semua sudah tercantum di MI dan kami menunggu laporan lisan melalui telepon mengenai jalannya acara atau laporan apapun yang berhubungan dengan program CSR UMC. Selama acara berlangsung, BM harus melakukan dokumantasi berupa foto”

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan UMC Dept yaitu Bapak Sugeng dan Bapak Sonny, dapat disimpulkan bahwa selama berjalannya program CSR UMC, UMC Dept yang terdiri dari Bapak Sugeng Pujadi selaku UMC Dept Head dan Bapak Sonny selaku UMC Staff berada di kantor (HO) dan tidak ikut terjun langsung ke lapangan. Mereka stand by apabila ada pertanyaan dari BM atau MH terkait pelaksanaan program CSR UMC. Jadi, Bapak Sugeng dan Bapak Sonny melakukan monitoring dari HO dan melakukan koordinasi dengan BM dan MH melalui telepon.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bapak Sugeng dan Bapak Sonny mengenai program CSR UMC dilakukan dan tanggung jawab cabang. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui informasi lebih lanjut dan lebih akurat kepada BM SOF Semarang, Bapak Djoko mengenai teknis pelaksanaan program CSR UMC, berikut pernyataannya:

“Kegiatan CSR UMC dilakukan pada tanggal 22 Juli 2014 sesuai intruksi dari Bapak Sugeng. Saya dan MH bekerjasama dengan pihak dealer membagikan paket sembako kepada masyarakat sekitar dealer yang kurang mampu. Acara berlangsung sekitar pukul 08.00 hingga pukul 11.30 di dealer Bedagan Motor dan pukul 13.00 hingga pukul 16.30 di dealer Wahyu Motor. Acara berjalan dengan baik dan tertib. Saya juga

(18)

melakukan sesi foto untuk keperluan dokumentasi yang akan menjadi arsip di HO (head office).”

Selanjutnya akan dijelaskan teknis pelaksanaan program CSR UMC oleh key informan ketiga yaitu Bapak Fakhrul, berikut penjelasannya:

“Program CSR diadakan tanggal 22 Juli 2014 di Bedagan Motor dan Wahyu Motor. Acara dimulai pada pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore di dealer Bedagan dan Wahyu Motor.”

Berdasarkan informasi dari Bapak Djoko dan Bapak Fakhrul, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan dilakukan pada tanggal 22 Juli 2014 selama seharian penuh. Pada pukul 8 pagi hingga 11.30 pembagian paket sembako diadakan di Bedagan Motor, lalu pukul 13.00 hingga pukul 16.30 di adakan di Wahyu Motor.

Pada saat pembagian paket sembako, apa tugas yang dilakukan oleh UMC Dept? Berikut pernyataan yang dijelaskan oleh Bapak Sugeng mengenai apa yang dilakukan pada saat pembagian paket sembako:

“Saya dan Pak Sonny memonitoring kegiatan mereka di cabang dengan terus meminta perkembangan terbaru mengenai kegiatan yang sedang mereka lakukan.”

Terkait dengan informasi yang disampaikan Pak Sugeng, informasi tersebut dibenarkan oleh Bapak Sonny, berikut penjelasannya:

“Saya terus melakukan pengawasan dengan seluruh cabang yang melakukan program CSR UMC dan tidak ikut ke cabang dalam urusan pembagian paket sembako.”

Dari informasi di atas, Bapak Sugeng dan Bapak Sonny hanya bertugas melakukan pengawasan selama kegiatan CSR UMC berlangsung dan tidak ikut serta dalam pembagian paket sembako di dealer.

(19)

Peneliti akan mewawancarai key informan ketiga yaitu Bapak Djoko selaku Branch manager. Peneliti ingin mengetahui apa tugas beliau dalam teknis pelaksanaan program CSR UMC. Berikut penjelasannya:

“Selama kegiatan berlangsung saya yang membagikan paket sembako ke masyarakat penerima paket sembako. Saya juga dibantu oleh Pak Fakhrul dalam melakukan pembagian paket sembako.”

Dalam melakukan pembagian paket sembako program CSR UMC, berikut penjelasan Bapak Fakhrul mengenai tugasnya, sebagai berikut:

“Saya mengambil foto dokumentasi selama acara berlangsung, saya juga membantu Pak Djoko dalam pembagian paket. Kami saling bergantian membantu karena jumlah penerima paket sembako yang sangat banyak.”

Berdasarkan wawancara peneliti kepada Bapak Djoko dan Bapak Fakhrul, dapat disimpulkan bahwa tugas mereka selama acara pembagian paket sembako program CSR UMC antara lain:

1) Melakukan pengawasan selama acara berlangsung.

2) Melakukan pembagian paket sembako ke seluruh masyarakat yang menerima. 3) Membuat foto dokumentasi untuk data laporan yang akan disubmit ke UMC

Dept.

Gambar 4. Pak Fakhrul (MH UMC SOF Semarang) sedang membagikan paket CSR UMC di Dealer Bedagan Motor, Semarang, Jawa Tengah

(20)

Dalam mengimplementasikan kegiatan CSR, hambatan dapat saja terjadi. Berikut pernyataan Bapak Djoko mengenai hambatan yang terjadi pasa saat pembagian paket sembako:

“Pada saat kami melakukan pembagian paket sembako di Bedagan Motor pada pagi hari, acara baru dapat dimulai pada pukul 9 pagi, karena banyak dari para penerima paket datang telat dengan alasan bangun kesiangan, hal ini disebabkan karena faktor puasa. Masyarakat mulai berdatangan sekitar pukul 9, tetapi acara selesai tepat pada waktunya.”

Selama melakukan pembagian paket sembako program CSR UMC, kali ini, peneliti juga ingin mengetahui hambatan yang terjadi selama pembagian paket program CSR menurut Bapak Fakhrul sebagai MH UMC Semarang dan membandingkan dengan pernyataan dari Bapak Djoko, berikut pernyataannya:

“Karena faktor bulan puasa, beberapa penerima paket sembako datang terlambat dalam waktu pembagian di Bedagan Motor dan baru berdatangan sekitar pukul 9 pagi, tetapi itu tidak menjadi masalah yang

Gambar 5. Penerima Paket Sembako CSR UMC SOF Semarang

(21)

besar karena walau mereka datang terlambat namun acara berjalan dengan lancar sehingga dapat selesai tepat waktu, yaitu sebelum Adzan Dzuhur.” Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pihak pelaksana program yaitu SOF Semarang (BM dan MH) dapat disimpulkan bahwa teknis pelaksanaan acara sudah tercantum dalam MI dan pihak cabang hanya mengikuti prosedur pelaksanaan yang sudah ada di MI.

4.2.1.3. Tahapan Evaluasi

Tahapan evaluasi merupakan tahapan terakhir dalam program CSR UMC. Ada evaluasi yang dilakukan mengenai efektifitas program yang telah dijalankan. Ada banyak yang dibahas, apakah tepat sasaran? Apakah sesuai dengan yang sudah diharapkan?

Peneliti akan kembali mewawancarai UMC Dept Head, UMC Staff, Branch manager dan Marketing head untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tahapan evaluasi dan berbagai kegiatan yang dilakukan.

Bapak Sugeng Pujadi selaku UMC Dept Head memaparkan mengenai program CSR UMC kali ini apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan, sebagai berikut:

“Tujuan utama UMC mengadakan program CSR ini adalah untuk menjalin hubungan baik antara masyarakat dengan dealer. Setelah saya mendapat laporan dari beberapa branch manager, sambutan masyarakat sekitar sangat baik dan berharap adanya kelanjutan dari program CSR UMC ini.” Untuk menambah akurasi informasi mengenai tahapan evaluasi yang dilakukan oleh UMC Dept, peneliti juga mewawancarai key informan kedua yaitu Bapak Sonny Purbo selaku staff senior UMC Dept. Bapak Sonny menjelaskan

(22)

pandangannya mengenai program CSR yang sudah berjalan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum, berikut penjelasannya:

“Program CSR diadakan untuk menjalin hubungan baik dengan pihak dealer dan masyarakat dengan harapan masyarakat dan dealer selalu ingat SOF UMC apabila diminta pendapatnya mengenai pembiayaan motor bekas. Dari informasi yang saya terima dari cabang, program ini dibilang cukup berhasil.”

Untuk membenarkan pernyataan dari Bapak Sugeng dan Bapak Sonny, peneliti juga mewawancarai Bapak Djoko sebagai branch manager SOF Semarang mengenai program CSR apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan, berikut penjelasannya:

“Kalau saya perhatikan dari MI, tujuan diadakannya program CSR adalah untuk menjalin hubungan baik dengan pihak dealer dan masyarakat. Pasca dilakukannya program ini, hubungan kami dengan dealer terutama dengan masyarakat semakin baik.”

Dalam melengkapi data penelitian maka peneliti melakukan wawancara kembali dengan key informan keempat yaitu Bapak Fakhrul sebagai MH SOF Semarang yang ikut langsung juga dalam kegiatan pembagian program CSR. Peneliti ingin mengetahui mengenai akurasi dan kelengkapan informasi mengenai program CSR apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum, berikut penjelasannya:

“Menurut pemahaman saya, CSR diadakan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat dengan melakukan kegiatan sosial, dan pada saat pembagian program saya dapat melihat mereka senang mendapat paket sembako UMC. Dan berdasarkan data sales UMC di semarang terjadi peningkatan, saya rasa ini adalah efek dari kegiatan CSR tersebut.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sugeng dan Bapak Sonny sebagai UMC Dept di HO dan Bapak Djoko dan Bapak Fakhrul sebagai pelaksana program di cabang SOF mengenai program CSR UMC kali ini apakah sudah

(23)

sesuai dengan yang diharapkan. Adanya persamaan persepsi diantara pernyataan keempat key informan. Informasi yang sudah tercantum di MI membuat pihak HO dan cabang sudah mempunyai persamaan persepsi mengenai program CSR UMC ini sudah berjalan sesuai dengan harapan, yaitu harapan mengenai adanya hubungan yang semakin baik (citra yang semakin baik) antara perusahaan dengan masyarakat dan dealer.

Dalam melakukan kegiatan CSR, diharapkan ada feed back baik dari pihak dealer dan masyarakat, Bapak Sugeng Pujadi selaku UMC Dept Head akan menjelaskan keuntungan yang didapat dari program ini atau mungkin kekurangan yang didapat, sebagai berikut:

“Beberapa bulan pasca pelaksanaan program CSR UMC, saya merasakan ada perbaikan kualitas konsumen dan average sales yang lebih baik walau tidak signifikan. Untuk kekurangan, saya belum merasakan hal itu dan saya harapkan niat baik UMC tidak sampai berdampak pada hal yang negatif.”

Keuntungan atau dampak positif yang diterima oleh UMC SOF ternyata juga dirasakan oleh key informan kedua yaitu Bapak Sonny, berikut penjelasannya:

“Sebulan pasca program CSR UMC, saya dapat melihat ada peningkatan sales di tiap bulannya dan kualitas konsumen juga semakin baik. Mungkin ini dampak positif dari program CSR tersebut.”

Untuk menambah akurasi informasi, peneliti juga mewawancarai Bapak Djoko selaku BM Semarang mengenai keuntungan atau kerugian yang didapat pasca pelaksanaan program CSR UMC, berikut penjelasannya:

“Kami tidak mengalami adanya kekurangan atau dampak negatif pasca pelaksanaan program CSR UMC, justru kami mendapatkan keuntungan. Nama SOF di sektor UMC semakin baik, terbukti dengan meningkatnya kontribusi sales dari dealer Bedagan Motor dan Wahyu Motor. Itu

(24)

mungkin karena nama SOF yang semakin baik, sehingga masyarakat lebih berminat untuk kredit motor di SOF.”

Jadi, dalam penerapan program CSR UMC ini tidak ada kekurangan yang dialami oleh pihak UMC SOF berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Sugeng, Bapak Sonny dan Bapak Djoko.

Keuntungan justru lebih dirasakan oleh pihak UMC SOF, yaitu meningkatnya kontribusi sales UMC di Cabang Semarang dan pasar SOF semakin kuat di Semarang pasca penerapan program CSR UMC

Dalam melakukan persiapan hingga tahapan evaluasi, kendala mungkin dihadapi oleh Bapak Sugeng selaku UMC Dept Head. Berikut penjelasan Bapak Sugeng mengenai hambatan yang mungkin terjadi, sebagai berikut:

“Untuk kendala selama tahap evaluasi, ada pada saat tahapan pengumpulan data hasil dari program CSR yang dibuat oleh cabang, beberapa dari mereka sangat terlambat mengirim datanya ke saya karena bersamaan dengan libur lebaran.”

Kendala yang dialami Pak Sugeng pun juga dialami dengan Pak Sonny, berikut penjelasan mengenai kendala yang dihadapi selama tahap evaluasi:

“Hanya kurang dari 10 cabang yang sudah mengumpulkan report melalui e-mail ke saya dan Pak Sugeng tepat waktu. Setelah libur lebaran, saya manghubungi semua cabang yang belum mengumpulkan report.”

Untuk memperkuat informasi yang disampaikan Pak Sugeng dan Pak Sonny, peneliti juga mewancarai Bapak Djoko selaku BM SOF Semarang mengenai ada beberapa cabang yang terlambat dalam mengumpulkan laporan evaluasi program CSR UMC yang dianggap sebagai hambatan, berikut pernyataannya:

“SOF Semarang mengumpulkan laporan evaluasi yang di e-mail ke Pak Sugeng dengan tepat waktu. Saya berkoordinasi dengan Pak Fakhrul untuk mengirim email ke Pak Sugeng sebelum libur lebaran. Keterlambatan

(25)

mungkin saja terjadi karena proses pembuatan laporan evaluasi program CSR UMC sangat singkat karena menjelang libur lebaran.”

Peneliti juga menggali informasi kepada MH SOF Semarang, Bapak Fakhrul mengenai hambatan atau kendala yang dihadapi dalam tahapan evaluasi, sebagai berikut:

“SOF Semarang harus memberikan paket sembako sebanyak 100 paket untuk masyarakat sekitar dealer Bedagan Motor dan 100 paket untuk masyarakat di sekitar dealer Wahyu Motor. Kami hanya butuh 4 hari untuk membuat laporan hasil kegiatan CSR. Waktu yang sangat sedikit menjadi hambatan untuk kami.”

Berdasarkan wawancara di atas kepada 4 key informan mengenai kendala yang dihadapi pada saat tahap evaluasi, semua kendala ada di lapangan yaitu di pihak cabang sebagai pelaksana.

Setelah menjalankan program, cabang harus membuat laporan kegiatan yang harus dikirim melalui e-mail paling lambat hari Sabtu 26 Juli 2014 sebelum libur lebaran. Namun faktanya, dari 24 cabang yang menjadi pelaksana program CSR, hanya 8 cabang (termasuk SOF Semarang) yang sudah e-mail ke Bapak Sugeng dan Bapak Sonny pada tanggal tersebut. Hal itu menjadi kendala karena Bapak Sonny juga harus melakukan compile laporan untuk diserahkan kepada Pak Sugeng. Selanjutya Pak Sugeng yang akan mempresentasikan hasil laporan tersebut ke hadapan direksi SOF.

Untuk melengkapi informasi terkait program CSR UMC, peneliti juga mewawancarai salah satu penerima paket sembako program CSR UMC, yaitu Bapak Suryadi yang tinggal di sekitar dealer Bedagan Motor. Beliau menceritakan bagaimana kesannya setelah mendapatkan program CSR tersebut, berikut penjelasannya:

(26)

“Saya sangat senang mendapat paket sembako dari SOF. SOF peduli dengan masyarakat dan saya selalu mendoakan yang terbaik untuk SOF.” Peneliti menanyakan mengenai paket sembako yang Pak Suryadi terima, apakah sudah sesuai dengan yang beliau harapkan, berikut penjelasannya:

“Saya rasa bantuan ini sudah tepat karena untuk mempersiapkan lebaran. Barang-barang kebutuhan semua naik menjelang lebaran. Jadi paket sembako ini menurut saya sudah tepat.”

Peneliti ingin mendapatkan informasi dari Pak Suryadi mengenai nama UMC di pasar motor bekas. Berikut penjelasannya:

“Saya baru tahu tiga bulan yang lalu kalau SOF juga main motor bekas. Saya tahu dari tetangga saya yang ambil motor dari Bedagan. SOF karyawannya baik, padahal teman saya sering telat bayar.”

Setelah mendapatkan informasi yang akurat dari penerima program CSR, Pak Suryadi juga menyampaikan sesuatu untuk UMC SOF dalam wawancara dengan peneliti, sebagai berikut:

“Sekali lagi saya ucapkan terimakasih ke SOF. Lebaran kemarin keluarga kumpul semua di rumah dan saya ceritakan tentang SOF. Karena baru kali ini saya dibantu oleh kantor (perusahaan). Semoga SOF tetap seperti ini, membantu masyarakat, semoga usahanya selalu berkah.”

Berdasarkan informasi yang peneliti terima dari Pak Suryadi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa program CSR UMC yang berbentuk paket sembako ini sudah tepat. Tepat karena dianggap dilakukan pada waktu yang tepat yaitu menjelang lebaran dimana semua kebutuhan bahan pokok sedang merangkak naik.

Selain itu, pemilihan produk yang ditentukan oleh UMC Dept sudah tepat karena barang-barang yang dipilih untuk paket sembako merupakan bahan yang paling dibutuhkan saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

(27)

4.3. Pembahasan

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau program yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak yang tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa atau fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholdernya.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan program yang diadakan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau lingkungan. Selain itu, CSR sudah tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Sesuai dengan pernyataan dari World Business Council for Sustainable Development dalam Suharto yang menjelaskan bahwa CSR adalah komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis serta berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan

(28)

karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya1.

Berdasarkan uraian tersebut, dijelaskan bahwa kegiatan CSR berupaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Itulah yang dilakukan oleh UMC Dept. UMC Dept melakukan program CSR dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat serta terjalin hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan. Oleh karena itu, bentuk program CSR yang diberikan adalah pemberian paket sembako yang waktu pembagiannya bertepatan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Bentuk CSR yang dirancang oleh UMC Dept Head untuk program CSR UMC dianggap sudah dilakukan dengan tepat. UMC Dept menyesuaikan waktu pelaksanaan program CSR UMC dengan bentuk CSR yang diterapkan, yaitu pemberian paket sembako. Menjelang lebaran, harga kebutuhan bahan pokok akan naik, jadi pebagian paket sembako dianggap sebagai suatu jawaban atau solusi yang tepat untuk dijadikan metode program CSR UMC.

Menurut Kotler dan Lee terdapat enam kategori aktivitas CSR yang dapat dipilih perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan, tipe program, keuntungan potensial yang akan diperoleh, serta tahap-tahap kegiatan. Kotler dan Lee dalam Kartini menyebutkan enam kategori program. Salah satunya adalah Corporate Philanthropy. Perusahaan dengan program Corporate Philanthropy

1

(29)

memberikan kontribusi langsung secara cuma-cuma (charity) dalam bentuk hibah tunai, sumbangan dan sejenisnya2.

Corporate Philanthropy adalah aktivitas CSR yang dilakukan oleh UMC Dept. UMC Dept memberikan kontribusi langsung secara cuma-cuma kepada masyarakat kurang mampu yang berdomisili di sekitar dealer UMC dalam bentuk pemberian paket sembako.

Menurut Yusuf Wibisono dalam bukunya yang berjudul Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, tahap-tahap penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah :

1) Tahap Perencanaan

Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan untuk gagal. Istilah yang rasanya tepat untuk menggambarkan pentingnya sebuah perencanaan. Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu Awareness Building; CSR Assessement, dan CSR Manual Building.

2) Tahap Implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan tercapai, masyarakat tidak merasakan manfaat yang optimal. Padahal, anggaran yang telah dikucurkan mungkin tidak bisa dibilang kecil. Oleh karenanya perlu disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah dirancang.

2

Kotler, Philip., dan Nancy Lee. Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your

(30)

3) Tahap Evaluasi

Setelah program CSR diimplementasikan, langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. Kadang ada kesan, evaluasi dilakukan bila satu program gagal. Sedangkan bila program tersebut berhasil, justru tidak dilakukan evaluasi. Padahal evaluasi mestinya tetap dilakukan, baik saat kegiatan itu berhasil atau gagal. Bahkan kegagalan atau keberhasilan bisa diketahui setelah kegiatan atau program tersebut dievaluasi.

4) Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholders yang memerlukan3.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan CSR dapat dibagi dalam beberapa tahapan. UMC SOF menerapkan hal yang serupa. CSR dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan (implementasi) dan tahapan evaluasi.

Dalam melakukan program CSR, UMC Dept sebagai pelaksana akan memperoleh keuntungan, seperti yang dijelaskan oleh Yusuf Wibisono mengenai keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social Responsibility, yaitu:

1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan.

3

(31)

2) Layak Mendapatkan social licence to operate dari masyarakat sekitar.

3) Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan.

4) Melebarkan Akses Sumber Daya Track records yang baik dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility.

5) Membentangkan Akses Menuju Market Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social.

6) Mereduksi Biaya Banyak. Misalnya: dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi.

7) Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder Implementasi Corporate Social Responsibility.

8) Memperbaiki Hubungan dengan Regulator Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility.

9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10) Peluang Mendapatkan Penghargaan4

Dari uraian di atas ada empat keuntungan dari sepuluh keuntungan yang dikemukakan oleh Yusuf Wibisono yang menjadi dasar keuntungan yang dapat diperoleh UMC Dept setelah melakukan program CSR, antara lain:

1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan. UMC Dept dalam melakukan CSR pasti akan mendongkrak nama perusahaannya, yaitu PT Summit Oto Finance.

4

(32)

2) Layak mendapatkan social licence to operate dari masyarakat sekitar. Walaupun program ini berjalan di lingkungan dealer, secara tidak langsung muncul sikap positif dari masyarakat terhadap dealer tersebut dan nama SOF yang semakin baik. Dealer menjalankan kegiatan operasionalnya di lingkungan masyarakat, dengan ini masyarakat akan menerima kehadiran dealer tersebut atau bahkan masyarakat akan lebih percaya untuk membeli motor ke dealer tersebut dibandingkan dengan dealer lain.

3) Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan. Apabila perusahaan sedang ada masalah, dengan adanya program CSR, diharapkan masyarakat tidak akan terpengaruh dengan masalah yang dihadapi perusahaan.

4) Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder Implementasi Corporate Social Responsibility. UMC Dept pahan bahwa dalam menjalankan kegiatan usaha pasti ada kendala di lapangan. CSR dibuat dengan harapan adanya perbaikan hubungan dengan masyarakat manapun yang mungkin merasa ada rasa tidak suka dengan SOF.

Berdasarkan analisis data dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan kegiatan CSR, UMC Dept yang merupakan badan pelaksana akan mendapatkan keuntungan dari apa yang mereka terapkan di program CSR. Dari hasil wawancara dengan key informan telah diketahui bahwa hal-hal positif sudah dirasakan oleh UMC Dept, diantaranya peningkatan sales di bulan-bulan berikutnya, kualitas konsumen yang semakin baik, dan pasar UMC SOF semakin kuat. Meskipun dampak positif yang diperoleh oleh UMC Dept tidak terlalu

(33)

signifikan, hal ini sudah dapat dijadikan parameter bahwa program CSR UMC dapat memberikan hal positif bagi perusahaan.

Program CSR yang diadakan oleh UMC Dept bertujuan untuk menjalin hubungan baik dan meningkatkan citra yang telah dibangun sebelumnya. Citra menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto mengungkapkan bawa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan5.

Berdasarkan uraian di atas dan dihubungkan dengan program CSR UMC untuk meningkatkan citra PT Summit Oto Finance (SOF). Program CSR UMC memiliki tujuan yang jelas yaitu dengan berjalannya program ini, diharapkan adanya citra yang dapat ditingkatkan.

Selain temuan atau fakta positif yang sudah diuraikan di atas, dari hasil analisis data wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ditemukan fakta terkait mekanisme program yang berjalan belum maksimal, mungkin ini disebabkan dengan kurangnya pengalaman UMC Dept dalam mengelola teknis implementasi program dari awal hingga akhir atau karena faktor pertama kali melakukan program CSR. Seperti diundurnya waktu pelaksanaan program CSR UMC yang semula tanggal 19 Juli 2014 diundur menjadi tanggal 22 Juli 2014. Secara teknis, ini sudah melanggar MI yang sudah disetujui direksi SOF.

Temuan fakta positif dan negatif mengenai program CSR UMC di atas merupakan gambaran aktifitas yang dilakukan oleh pihak UMC Dept Head, UMC Staff, Branch manager dan Marketing head belum dijalankan secara optimal

5

(34)

sehingga perlu mendapatkan masukan untuk perbaikan demi peran masing-masing pihak yang semakin optimal sehingga tujuan diadakannya program dapat berhasil lebih optimal.

Gambar

Gambar 1. Logo PT Summit Oto Finance
Gambar 2. Logo Used Motorcycle
Gambar 3. Bentuk Paket Sembako Program CSR UMC
Gambar 4. Pak Fakhrul (MH UMC SOF Semarang) sedang  membagikan paket CSR UMC di  Dealer Bedagan Motor,  Semarang, Jawa Tengah
+2

Referensi

Dokumen terkait

a. Pertemuan pertama, pembelajaran menggunakan metode inquiry kurang baik. Karena siswa masih ribut di dalam pembentukan kelompok dan menentukan siapa yang bertugas

Guru : “Baik anak-anak sekarang kita akan belajar berkelompok, nah Bapak minta kalian menjabarkan sendiri handout yang telah Bapak bagi ke setiap masing-masing

Menurut bapak Helfi, kebebasan informasi publik itu adalah keputusan kebutuhan dari masyarakat, masyarakat memerlukan banyak informasi dan sebagai badan publik Humas Polri

4.4.7 Analisis Komponen Pengawasan dan Evaluasi Dalam keterlaksanaan Pengawasan dan Evaluasi (item 79-103) terlihat bahwa SMA Terakreditasi A lebih tinggi dari SMA

Bapak Sadri adalah seorang pedagang, yang berdagang setiap hari, dari pagi hingga siang hari. Bapak Sadri mengetahui Tempat pemancingan Mahat Kasan dari teman-temannya. Bapak Sadri

Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran secara keseluruhan, Pak Abadi lekas memperlihatkan artikel dari internet berkaitan dengan masalah sosial. Masalah sosial

Dari hasil wawancara kepada bapak Fajar dan bapak Iwan (marketing) sebagai mitra sekaligus karyawan di KSPPS BMT Artha Amanah beliau mengungkapkan bahwa peran

Pendapat dari Bapak Jusman tentang sistem pembagian ; „‟Sistem bagi hasil pertaniannya itu kalau di barugae di bagi dua 50: 50 pembagiannya tetapi yang menanggung biaya pelaksanaannya