• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur 1. Sejarah Berdirinya Sekolah

Untuk memperoleh data mengenai tentang sejarah SMA Islam At- Taqwa Kandanghaur, peneliti menggunakan pedoman wawancara kepada salah satu guru yang cukup lama mengajar di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur yaitu bapak Whd (49 thn). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Whd (49 thn) mengenai sejarah SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur berdiri pada tahun 1997, bisa berdiri karena memang permintaan masyarakat setempat agar mempermudah masyarakat desa Bulak maupun masyarakat dari luar desa yang ingin melanjutkan pendidikan. Atas prakarsa para guru yang ada di Kecamatan Kandanghaur, keinginan yang sangat kuat akan kemajuan pendidikan di Indramayu, khususnya di Kandanghaur maka lahirlah sekolah swasta SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

Setelah memenuhi persyaratan diadakannya pembangunan sekolah, maka dimulailah pembangunan sekolah itu pada pertengahan tahun 1997 yang berlokasi di Jalan Raya Bulak Kandanghaur Desa Bulak Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Seiring dengan pembangunan sekolah tersebut, pihak sekolah mulai merekrut siswa-siswi untuk masuk sebagai peserta didik baru SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur yang sedang dibangun dilingkungan Kecamatan Kandanghaur pada tahun ajaran baru 1997.

Perekrutan calon peserta didik baru ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas 3 SMP/MTs yang berada di wilayah bagian barat terutama siswa-siswi kelas 3 SMP/MTs yang berada di Kecamatan Kandanghaur.

Sehingga akhirnya didapatkan pada awal tahun ajaran baru di sekolah yang diberi nama SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur itu sebanyak 28 siswa- siswi. Oleh karena itu hanya dijadikan 1 rombongan belajar, kondisi demikian masih dikatakan wajar mengingat SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

43

(2)

merupakan sekolah swasta yang kondisinya masih dalam tahap perintisan pembangunan. Faktor lainnya disebabkan siswa-siswi kelas 3 SMP/MTs yang berada di Kecamatan Kandanghaur mayoritas menjatuhkan pilihan pertama mereka dalam melanjutkan sekolah yaitu di sekolah SMA/SMK negeri yang ada di wilayah Kecamatan Kandanghaur. Namun dalam perkembangan kemajuannya, SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dari tahun ke tahun mulai menerima siswa-siswi dengan jumlah yang lebih banyak dari awal pembukaan sekolah. Sehingga akhirnya dijadikan 2 rombongan kelas pada tiap-tiap tingkatannya. Setelah sekolah ini berdiri pertama kali yang menjabat sebagai kepala sekolah yaitu Sholichin, dan yang menjabat sebagai kepala sekolah sekarang yaitu Masduki Duryat.

2. Letak Geografis

Letak geografis SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur terletak di Kabupaten Indramayu, tepatnya di Desa Bulak Kecamatan Kandanghaur Jl.

Raya Bulak Kandanghaur-Indramayu. Dengan letak yang strategis, yang berada dipinggir sebelah kiri jalan, memudahkan untuk menjangkaunya baik dengan kendaraan umum, maupun pribadi. Sebagaimana visualisasi seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.1

Gedung SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

(3)

Dilihat dari letak yang strategis tentang lokasi SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur sudah bisa dipastikan keberadaannya sangat diminati oleh masyarakat untuk menyekolahkan putra dan putrinya di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Mengenai luas tanah yang dijadikan sebagai bangunan sekolah SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur diketahui bahwa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur berdiri di atas tanah yang sudah menjadi hak milik sekolah tersebut yaitu dengan luas tanah 925 M2. Sebagian tanah tersebut sudah berbentuk bangunan sekolah dengan luas bangunan 840 M2 dan sebagian sisa lahan dijadikan sebagai sarana lain yang bisa mendukung proses pembelajaran. Selain itu juga dapat diketahui bahwa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur sudah menjadi sekolah yang terakreditasi pada tahun 2014 dengan nilai akreditasi B.

SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur juga memiliki visi dan misi sebagaimana sekolah-sekolah yang lain. SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur memiliki visi yaitu “Menjadi Sekolah Menengah Tingkat Atas yang mampu menghasilkan lulusan yang positif dalam berfikir, loyal dalam kebenaran, usaha yang total dan sukses dalam beraktifitas dalam persaingan lokal dan global dengan landasan Agama” dan memiliki Misi sebagai berikut:

I : Ilmu yang bermanfaat

S : Sholat (Ad-Diin) yang didirikan dengan kuat L : Literatur (Panutan) bagi umat

A : Akhlakul Karimah / mulia dalam bermuamalah M : Amar Ma’ruf Nahi Munkar

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur untuk proses belajar mengajar yaitu meliputi ruangan kelas yang berjumlah 6 ruangan dengan luas 288 m, ruang guru jumlah 1 ruangan dengan luas 40 m, ruang tata usaha 1 ruangan dengan luas 20 m, 1 ruang kepala sekolah dengan luas 20 m, laboratorium komputer jumlah 1 ruangan dengan luas 40 m, perpustakaan 1 ruangan dengan luas 20 m, 1 ruang OSIS dengan

(4)

luas 10 m, 1 ruang ibadah dengan luas 12 m, dan 4 ruang wc/toilet dengan luas tanah 20 m. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang ada di SMA Islam At Taqwa Kandanghaur dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

No Jenis Ruangan Jumlah Luas (M2)

Kondisi Baik Rusak

1 Kelas / teori 6 288 V

2 Ruang Guru 1 40 V

3 Ruang Tata Usaha 1 20 V

4 Ruang Kepala Sekolah 1 20 V

5 Laboratorium IPA - -

a. Lab. Fisika b. Lab. Biologi

c. Lab. Kimia d. Lab. Komputer

e. Lab. Bahasa

- - - 1 -

- - - 40

-

V

6 Perpustakaan 1 20 V

7 Keterampilan - -

8 Kesenian - -

9 Olahraga - -

10 OSIS 1 10 V

11 Ibadah 1 12 V

12 WC Guru/WC. Murid 4 20 V

Dengan melihat sarana dan prasarana yang ada di SMA Islam At- Taqwa Kandanghaur, peneliti menyimpulkan bahwa sekolah tersebut belum

(5)

memiliki sarana dan prasarana yang benar-benar mendukung atas terjadinya proses belajar mengajar. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar siswa. Dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap tentu saja akan menjembatani siswa untuk lebih termotivasi dan berprestasi di sekolah sehingga akan meminimalisir penyimpangan perilaku yang kerap terjadi di kalangan siswa.

4. Struktur Organisasi Sekolah

Untuk mengetahui wewenang dan kerja sama dalam suatu lembaga pendidikan dapat dilihat melalui struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi mempunyai peranan penting, karena seluruh kompetensi dalam lembaga pendidikan dapat berjalan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Selanjutnya struktur organisasi yang telah disusun harus disertai dengan deskripsi tugas untuk masing-masing bagian- bagiannya agar tidak terjadi tugas rangkap atau tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Adapun struktur organisasi SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur sebagaimana gambar berikut ini:

Gambar 4.2

Struktur Organisasi di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

(6)

Struktur organisasi SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur berada di dalam ruangan guru. Namun sangat disayangkan struktur organisasi yang terpajang di ruang guru tersebut tidak terlalu diperhatikan oleh pihak sekolah, terbukti hanya ada beberapa nama saja yang tercantum di papan struktur organisasi tersebut. Seyogyanya, struktur organisasi mencantumkan nama pihak-pihak yang diberi wewenang mengemban tugas pada bagian-bagiannya sehingga akan terlihat sangat jelas ketika ada pihak lain yang memiliki kepentingan dengan pihak yang terkait tersebut.

5. Data Kepala Sekolah, Siswa Dan Guru

Mengenai data tentang kepala sekolah dan jumlah guru yang mengajar serta jumlah siswa, peneliti memperoleh data sebagai berikut. Data tentang kepala sekolah yang masih menjabat sampai sekarang yaitu bernama Masduki Duryat, berasal dari desa Wirapanjunan Kecamatan Kandanghaur dengan riwayat pendidikan terakhirnya yaitu S3 dengan mengambil jurusan manajemen pendidikan. Untuk lebih jelas mengenai data guru pengajar bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Keadaan Tenaga Pendidik

Ijazah Tertinggi

Status Kepegawaian

Jumlah Guru Tetap Jumlah Guru Tidak Tetap

S3/S5 4

S1 7 13

D3

D2/D1/SLTA 1

Jumlah 7 18

(7)

Selain tentang data kepala sekolah dan data guru yang mengajar yang sudah dipaparkan di atas, peneliti juga memperoleh data tentang jumlah siswa yang ada di SMA At-Taqwa Kandanghaur selama beberapa tahun terakhir, jumlah data siswa yang diperoleh yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Keadaan Siswa

Th.

Pelajaran

Jml.

Pendaft ar (Calon

Siswa Baru)

Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah (Kelas X, XI, dan

XII)

Jml.

Siswa

Jml.

Rom bel

Jml.

Siswa

Jml.

Rom bel

Jml.

Siswa

Jml.

Rom bel

Jml.

Siswa

Jml.

Rom bel

2010/2011 107 85 2 55 2 63 2 203 6

2011/2012 46 30 1 45 2 40 2 115 5

2012/2013 63 40 2 30 1 44 2 114 5

2013/2014 115 75 2 65 2 60 1 200 5

2014/2015 225 66 2 85 2 74 2 225 6

2015/2016 231 68 2 72 2 42 2 182 6

Melihat tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pendaftar (calon siswa) dengan jumlah siswa yang terdaftar sangatlah signifikan, terbukti pada tahun 2015/2016 dengan jumlah calon siswa 231 hanya 68 siswa yang konsisten untuk bersekolah di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Jumlah siswa keseluruhan dimulai dari kelas X, XI, dan XII dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang tidak menentu. Pada tahun ajaran 2012/2013

(8)

siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur berjumlah 114 siswa dengan jumlah rombel 5 kelas ini merupakan jumlah siswa paling sedikit pada beberapa tahun ke belakang. Sedangkan jumlah siswa terbanyak yaitu pada tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 225 siswa.

6. Ekstrakulikuler

Selain proses kegiatan belajar mengajar (akademik) di SMA Islam At- Taqwa Kandanghaur juga mempunyai kegiatan di luar proses pembelajaran atau sering disebut kegiatan ekstrakulikuler (non akademik). Program kegiatan ekstrakurikuler di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur yang wajib diikuti oleh setiap siswa sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki meliputi sebagai berikut:

1) Kegiatan Bidang Olahraga : Bela diri, dan sepak bola.

2) Kegiatan Bidang Seni : Marawis 3) Kegiatan Bidang Agama : Majelis Ta’lim

4) Kegiatan Bidang Kepramukaan : Kepramukaan mencakup berbagai kegiatan, untuk meningkatkan pengembangan karakter dan potensi individu siswa.

Dengan adanya beberapa kegiatan yang ada para guru berharap bahwa peserta didik memiliki prestasi bukan hanya pada akademiknya saja melainkan juga pada non akademik pula. Seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.

(9)

Gambar 4.3

Prestasi Siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

Gambar di atas menunjukkan piala-piala yang berhasil diperoleh siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dengan beragam prestasi. Untuk lebih jelas mengenai prestasi yang sudah dicapai oleh peserta didik bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Prestasi Peserta Didik SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

No Kejuaraan Tingkat Tahun

1 Gerak jalan putri I Kecamatan 2009

2 Gerak jalan putri II Kecamatan 2010

3 Gudep terbaik I Kecamatan 2010

4 MTQ Putra Putri I Kecamatan 2009

5 LKBBT Pa/pi Juara 1 Kabupaten 2010

(10)

6 JALITENG Juara 1 Kabupaten 2011

7 JALITENG Peta Pita 1 Kabupaten 2014

8 GEBYAR BEM Juara 1 Kabupaten 2014

9 JALITENG VI Juara 2 Kabupaten 2015

10 Juara 1 LKTI Kabupaten 2016

Dengan adanya proses belajar mengajar yang tetap berjalan dari tahun ke tahun sehingga dapat dilihat daftar tamatan yang ada dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Daftar Tamatan SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur Tahun

Pelajaran Tamatan (%) Rata-Rata Nilai UN

Siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi (%) Jml Target Hasil Target Jumlah Target 2014 100% 100%

2015 100% 100%

2016 100% 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur memiliki prestasi yang cukup memuaskan terbukti dengan adanya tamatan siswa yang berhasil mencapai target 100 % dari tahun ke tahun.

7. Peraturan Sekolah dan Tata Tertib Siswa

Peraturan sekolah dan tata tertib siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur adalah sebagai berikut:

(11)

1) Hal Masuk Sekolah

Dilihat dari kewajiban murid tercantum peraturan sebagai berikut:

a) Semua murid harus masuk sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum pelajaran dimulai.

b) Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan langsung masuk kelas, melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada guru piket.

c) Ketentuan murid yang absen:

(1) Murid absen, hanya karena sungguh-sungguh sakit, keperluan yang sangat penting.

(2) Murid yang absen karena keperluan keluarga harus memberitahu Kepala Sekolah.

(3) Murid yang absen pada waktu masuk kembali, harus melapor kepada Kepala Sekolah dengan membawa surat-surat yang diperlukan.

(4) Murid tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung.

Berkaitan dengan poin-poin hal masuk sekolah di atas tidak semua perintah tersebut dilaksanakan oleh para siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti ternyata masih ada beberapa siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan dan juga bolos pada saat jam pelajaran berlangsung.

2) Kewajiban Murid

Dilihat dari kewajiban murid tercantum peraturan sebagai berikut:

a) Taat kepada Guru-guru dan Kepala Sekolah

b) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban kelas dan sekolah pada umumnya.

c) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan peralatan sekolah.

d) Membantu kelancaran pelajaran baik di kelasnya maupun di sekolah pada umumnya.

(12)

e) Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar pada umumnya, baik di dalam maupun di luar sekolah.

f) Menghormati Guru dan saling harga menghargai antar sesama murid.

g) Melengkapi diri dengan keperluan sekolah.

h) Murid yang membawa kendaraan agar menempatkan di tempat yang telah ditentukan dalam keadaan terkunci.

i) Ikut membantu agar TATA TERTIB Sekolah dapat berjalan dan ditaati.

Pada saat peneliti melakukan penelitian di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur, peneliti disambut dengan hangat oleh beberapa siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur terbukti dengan mereka mengajak untuk bersalaman satu persatu kepada peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur adalah anak-anak yang sopan dan menghormati orang lain bahkan dengan orang yang baru bertemu. Adapun tempat ibadah yang peneliti amati terlihat bersih dan rapi. Sebagaimana visualisasi seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.4 Tempat Ibadah

Inilah keadaan tempat ibadah siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur yang berada diantara kelas-kelas dan terlihat tampak bersih

(13)

karena memang dipelihara kebersihannya. Tempat ibadah tersebut digunakan untuk melakukan shalat dhuha dan shalat dzuhur berjama’ah. Dengan diadakannya shalat dhuha dan dzuhur berjam’ah setidaknya akan meningkatkan religiusitas pada diri siswa sehingga mampu meminimalisir penyimpangan perilaku di kalangan siswa. Adapun keadaan kelas bisa terlihat seperti berikut ini.

Gambar 4.5 Keadaan Kelas

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kondisi belajar siswa yang terlihat nyaman dengan keadaan kelas yang sangat bersih dan rapi. Hal ini tentu saja sangat menunjang proses pembelajaran di kelas sehingga bisa berjalan dengan baik dan lancar. Dengan keadaan kelas seperti itu pula diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa sehingga siswa lebih terpacu untuk melakukan hal-hal positif yang lebih bermanfaat dan mengesampingkan perilaku-perilaku yang menjurus pada penyimpangan.

Selanjutnya peneliti mengamati kondisi halaman depan kelas seperti yang tampak pada gambar berikut:

(14)

Gambar 4.6 Halaman depan kelas

Melihat kondisi setiap ruangan di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur sangat bersih dan rapi ini menunjukkan bahwa masalah kebersihan sangat diperhatikan oleh pihak sekolah terbukti tidak ada sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Namun bertolak dengan masalah kebersihan di atas, ada kejanggalan berkaitan masalah parkir kendaraan. Sebagaimana gambaran visual seperti di bawah ini.

Gambar 4.7 Kondisi Parkir

(15)

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kondisi parkir kendaraan bermotor tampak tidak rapi. Parkir kendaraan yang seharusnya berada di dalam gedung justru diparkir di area depan pintu masuk SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kesadaran siswa dalam mentaati dan melaksanakan tata tertib sekolah.

3) Larangan Murid

Dilihat dari larangan murid tercantum peraturan sebagai berikut:

a) Meninggalkan Sekolah selama pelajaran berlangsung. Penyimpangan dalam hal ini hanya dengan ijin Kepala Sekolah.

b) Membeli makanan dan minuman di luar sekolah.

c) Menerima surat-surat atau tamu di sekolah.

d) Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa.

e) Merokok di dalam dan di luar sekolah.

f) Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesama murid.

g) Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap kelas lain.

h) Berada di dalam kelas selama waktu istirahat.

i) Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman.

j) Menjadi perkumpulan anak-anak nakal dan geng-geng terlarang.

Berdasarkan hasil wawancara berkaitan dengan larangan murid, peneliti masih menemukan ada beberapa siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan dan juga bolos pada saat jam pelajaran berlangsung.

4) Hal Pakaian Dan Lain-Lain

Dilihat dari hal pakaian dan lain-lain tercantum peraturan sebagai berikut:

a) Setiap murid wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai dengan ketentuan sekolah.

(16)

b) Murid-murid putri dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat kecantikan kosmetik yang lazim digunakan oleh orang-orang dewasa.

c) Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara.

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan ada beberapa siswa yang memiliki rambut gondrong dan tidak rapi. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa siswa masih belum bisa mematuhi peraturan tata tertib yang berlaku di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

5) Hak-Hak Murid

Dilihat dari hak-hak murid tercantum peraturan sebagai berikut:

a) Murid-murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar TATA TERTIB.

b) Murid-murid dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan sekolah dengan mentaati peraturan perpustakaan yang berlaku.

c) Murid-murid berhak mendapat perlakuan yang sama dengan murid- murid yang lain sepanjang tidak melanggar peraturan TATA TERTIB.

Berkaitan dengan hak-hak murid, sekolah telah berupaya memenuhi semua hak-hak murid di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Hak-hak murid diantaranya berhak mengikuti proses belajar mengajar, menikmati fasilitas sarana dan prasarana yang ada. Selama mereka tidak melanggar peraturan tata tertib sekolah.

6) Sanksi atau Hukuman

Dilihat dari sanksi atau hukuman tercantum peraturan sebagai berikut a) Murid yang absen atau bolos tidak masuk sekolah tanpa pemberitahu atau keterangan melebihi 10% dari hari belajar efektif pada setiap bulannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan keputusan rapat dewan guru berdasar pada kategori yang ditentukan.

b) Skala penilaian pelanggaran kategori dan bentuk sanksi atau hukuman.

(17)

Adapun skala penilaian pelanggaran dan bentuk sanksi atau hukuman berhasil diperoleh oleh peneliti dari guru BP/BK. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Skala Penilaian Pelanggaran SMA At-Taqwa Kandanghaur Skala Penilaian

Pelanggaran

Kategori Pelanggaran Sanksi atau Hukuman

81-100

51-80

26-50

11-25

1-10

Sangat berat

Berat

Sedang

Ringan

Sangat ringan

Dikembalikan ke orang tua/wali seterusnya atau putus sekolah (Drop out).

Dikembalikan ke orang tua/wali selama seminggu dan pembinaan

oleh sekolah.

Dikembalikan ke orang tua/wali dan pembinaan oleh sekolah.

Panggilan undangan orang tua/wali

dan pembinaan oleh sekolah.

Peringatan lisan/tertulis dan pembinaan oleh sekolah.

Berdasarkan poin-poin peraturan dan tata tertib siswa SMA Islam At- Taqwa Kandanghaur yang telah dipaparkan di atas adalah peraturan dan tata tertib siswa secara keseluruhan yang harus dipatuhi oleh siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Namun tidak semua poin-poin tersebut tertulis dan dicantumkan di papan tata tertib siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

Papan yang berisi tata tertib siswa dipajang bersebelahan dengan visi dan misi SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Kedua papan bertuliskan tata tertib siswa dan visi serta misi tersebut terletak di sebelah kiri kelas XII yang

(18)

memang kelas paling dekat dengan pintu masuk. Sehingga ketika pertama kali membuka pintu masuk sudah dapat terlihat papan-papan tersebut. Tulisan yang tercantum sepertinya menggunakan jenis huruf Edwardian Script ITC sehingga sekilas terlihat sangat indah dipandang mata namun ketika membacanya mungkin akan mengalami kesulitan karena jenis huruf tersebut hanya dapat dibaca dengan jarak dekat. Hal ini pasti akan mempengaruhi minat baca siswa-siswi yang berlalu lalang di tempat terpajangnya kedua papan tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.8

Tata Tertib dan Visi & Misi

(19)

B. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data tentang upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu, pada penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara secara langsung yang ditunjukan kepada kepala sekolah, guru BP/BK, pembina Pramuka, guru Sosiologi, dan siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

Berdasarkan hasil analisis transkrip wawancara dengan informan kunci (key informan) yaitu: (1) Bapak Drs. H. Masduki Duryat, M. Pd sebagai Kepala SMA Islam At-Taqwa Kandangahaur, (2) Bapak Sugiyanto, S. Pd sebagai Wakasis (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan), pengurus dan pembina Pramuka, (3) Bapak Fiqih Amrullah, M. Pd sebagai guru BP/BK, (4) Ibu Sri Napyulyana, S. Pd sebagai guru Sosiologi. Disamping itu juga berdasarkan hasil wawancara dengan sepuluh siswa sebagai informan kunci (key informan) yaitu: (1) Rigun, (2) Lucas, (3) Hairil, (4) Yuliyanti, (5) Hozah, (6) Cahyono, (7) Mismarun, (8) Karan, (9) Faridah, (10) Bagus.

1. Program Sekolah Dalam Upaya Menanggulangi Penyimpangan Perilaku Siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi di SMA Islam At- Taqwa Kandanghaur yang dilakukan pada tanggal 23-27 Januari 2017. Pada saat pertama kali peneliti observasi ke sekolah pada waktu itu bertepatan dengan berlangsungnya kegiatan upacara bendera yang rutin dilaksanakan pada setiap hari senin. Akhirnya peneliti pun hanya bisa melihat berlangsungnya upacara dari luar pintu gerbang untuk mengamati upacara yang sedang dilaksanakan di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

(20)

Gambar 4.9

Kegiatan Upacara Bendera

Upacara bendera diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas X, XI, dan XII serta kepala sekolah, guru-guru dan staf tata usaha. Siswa-siswi SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur melaksanakan upacara bendera secara tertib dan khidmat. Kegiatan upacara merupakan salah satu bentuk cara untuk menegakkan kedisiplinan siswa.

Setelah upacara selesai, peneliti pun memasuki sekolah dan berniat menemui seorang guru yang memang sudah dikenalinya yaitu ibu Nrk (25 thn) untuk menyampaikan maksud kedatangan peneliti ke sekolah. Pada saat peneliti memasuki sekolah, peneliti disambut dengan hangat oleh beberapa siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur terbukti dengan mereka mengajak untuk bersalaman satu persatu kepada peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur adalah anak-anak yang sopan dan menghormati orang lain bahkan dengan orang yang baru bertemu.

Berniat hendak menemui seorang guru yang dikenali tadi, salah satu siswa pun mengantarkan peneliti ke ruangan guru. Di ruangan guru terlihat guru-guru sedang duduk beristirahat setelah melakukan kegiatan upacara yang baru saja selesai. Peneliti memasuki ruang guru diawali ucapan salam dan bersalaman dengan guru-guru yang berada di ruangan tersebut. Mereka pun

(21)

melemparkan senyuman dan sambutan yang cukup hangat karena memang beberapa diantara guru-guru tersebut sudah bertemu kali kedua pada saat peneliti mengajukan permohonan untuk melakukan penelitian di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Namun ibu Nrk (25 thn) menyarankan bahwa lebih baik melakukan penelitian besok pagi karena memang akan diadakan rapat setelah upacara ini. Akhirnya peneliti pun menuruti perkataan guru tersebut karena merasa segan jika belum menerima perijinan secara langsung dari kepala sekolah untuk melakukan penelitian pada kesempatan yang tidak tepat pada hari ini. Peneliti pun mengurungkan penelitian dan pulang ke rumah.

Pada hari kedua yaitu hari selasa tepatnya tanggal 24 Januari 2017, peneliti pun kembali melakukan observasi pada pukul 08.00 WIB, hanya dengan menempuh perjalanan selama 15 menit dengan mengendarai sepeda motor peneliti pun tiba di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Terlihat pintu gerbang sudah ditutup, melihat ada orang yang berdiri di luar pintu guru piket pun segera membukakan pintu gerbang tersebut. Guru piket pun menanyakan maksud dan tujuan peneliti datang ke sekolah, mungkin beliau tidak tahu bahwa peneliti adalah mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Peneliti memang baru pertama kali melihat wajahnya, mungkin memang belum pernah bertemu saat peneliti berkunjung ke sekolah pada kunjungan-kunjungan sebelumnya. Kemudian peneliti mengutarakan tujuannya, dan hendak bertemu dengan kepala sekolah terlebih dahulu dan kebetulan beliau sudah berada di sekolah.

Akhirnya peneliti berjalan menemui kepala sekolah di ruangannya yaitu di lantai dua. Dengan berjalan menaiki tangga peneliti pun melihat suasana tiap kelas yang berada di lantai bawah. Saat itu seluruh siswa sedang melaksanakan kegiatan belajar di kelas masing-masing dan hanya melihat ada beberapa siswa yang berkeliaran di luar kelas menuju ke toilet dan ada juga yang berkepentingan di ruang guru. Kemudian peneliti memasuki ruangan kepala sekolah dan bertemu dengan beliau. Setelah mengucapkan salam dan bersalaman akhirnya peneliti menyampaikan tujuannya untuk meminta waktu dan kesediannya untuk diwawancarai.

(22)

Gambar 4.10

Wawancara dengan Kepala Sekolah

Dalam kaitannya dengan program sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur, menurut penjelasan Kepala SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dalam wawancara dikemukakan sebagai berikut:

Mengenai program sekolah berkaitan dengan upaya penanggulangan penyimpangan perilaku, kami melakukan langkah-langkah dasar dalam upaya menanggulanginya yaitu pertama, membuat piranti regulasi yang terkait dengan tata tertib sekolah, penegasan terhadap peraturan- peraturan yang ada. Kedua, menjalin kerja sama dengan orang tua dalam melakukan pengawasan kepada siswa yaitu home visit. Yang ketiga, integrasi materi agama dan umum dalam pembelajaran dan yang terakhir penteladanan. (Wawancara, 24 Januari 2017).

Adapun berkenaan dengan peraturan tata tertib sekolah sebagai langkah dasar dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

(23)

Gambar 4.11 Tata Tertib Siswa

Sehubungan dengan hal itu, dalam program sekolah atau identik dengan program pendidikan adalah keseluruhan penawaran sekolah termasuk kegiatan luar kelas dan susunan serta rangkaian mata pelajaran dan kegiatan. Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran lebih jelas kaitannya mengenai program sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur mengenai kegiatan sekolah seperti ekstrakulikuler yang akan dijelaskan oleh Bapak Sgy (36 thn) sebagai Wakasis (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan) pengurus dan pembina Pramuka.

(24)

Gambar 4. 12

Wawancara dengan Wakasis

Pada tanggal 25 Januari 2017 pukul 08.18 WIB, peneliti menemui pembina Pramuka yaitu Bapak Sgy. Pada saat itu Bapak Sgy (36 thn) sedang berada di ruangan guru dan sedang tidak ada jam kegiatan mengajar. Terlihat beliau sedang menikmati waktu santainya dengan meminum secangkir kopi dengan rekan staf TU. Peneliti pun meminta ijin kesediaan waktunya untuk melakukan wawancara, beliau mengemukakan sebagai berikut:

Ekskul di SMA At-Taqwa itu pertama pramuka udah pasti, yang kedua ada bela diri yaitu tapak suci, marawis dan MT (Majelis Ta’lim).

Pelaksanaannya terjadwal yaitu pramuka pada hari jum’at, tapak suci hari rabu, marawis hari sabtu. Ketika anak ikut ekskul otomatis waktu luang setelah kegiatan KBM itu kan akan difokuskan pada kegiatan ekskul jadi setidaknya ketika anak-anak yang lain tidak terlibat di ekskul setelah KBM pulang ke rumah dengan aktifitas di luar, nah..

anak-anak yang terlibat ekskul dia akan fokus di ekskul dan kemudian kan secara otomatis akan memunculkan kreatifitas siswa itu.

(Wawancara, 25 Januari 2017).

Kemudian untuk memperdalam jawaban mengenai bagaimana program sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa, masih dengan tanggal yang sama yaitu pada tanggal 25 Januari 2017 peneliti pun menemui guru BP/BK berkaitan dengan program sekolah yang dilakukan

(25)

melalui BK. Lain halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh kedua informan di atas, Bapak Fqh (41 thn) sebagai guru BP/BK menjelaskan :

Pertama, kami sebagai guru BK melakukan pendekatan secara persuasif kepada siswa, home visit kepada rumah-rumah siswa, pemberian nasihat melalui siraman rohani, pendidikan agama, dan yang pasti kami memberitahu bahwa siswa adakalanya harus berbuat baik, adakalanya juga meninggalkan sesuatu yang tidak baik, artinya siswa harus diberikan gambaran bahwa kalau siswa menyimpang dari sekolah, menyimpang dari kegiatan-kegiatan di sekolah maka resikonya akan putus sekolah dan tidak bisa mencari pekerjaan dengan catatan siswa harus selesai sampai SMA. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Memperhatikan paparan data dari hasil wawancara dengan para informan tersebut, maka dapat disimpulkan tentang program sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa yaitu membuat piranti regulasi yang terkait dengan tata tertib sekolah, penegasan terhadap peraturan- peraturan yang ada, menjalin kerja sama dengan orang tua dalam melakukan pengawasan kepada siswa yaitu dengan melakukan home visit, integrasi materi agama dan umum dalam pembelajaran serta mengharuskan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan positif lainnya yang dapat menanggulangi penyimpangan perilaku siswa.

Adapun hal lain yang terkait dengan program sekolah sebagai upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa sekaligus berkenaan dengan identitas SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur yang memiliki visi dan misi yaitu, Visi Sekolah “Menjadi Sekolah Menengah Tingkat Atas yang mampu menghasilkan lulusan yang positif dalam berfikir, loyal dalam kebenaran, usaha yang total dan sukses dalam beraktifitas dalam persaingan lokal dan global dengan landasan Agama” dan memiliki Misi sebagai berikut:

I : Ilmu yang bermanfaat

S : Sholat (Ad-Diin) yang didirikan dengan kuat L : Literatur (Panutan) bagi umat

A : Akhlakul Karimah / mulia dalam bermuamalah M : Amar Ma’ruf Nahi Munkar

(26)

Gambar 4.13 Visi, Misi Dan Tujuan

2. Pelaksanaan Sekolah Dalam Upaya Menanggulangi Penyimpangan Perilaku Siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

Sehubungan menindaklanjuti terkait dengan program sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur tentu berhubungan dengan proses pelaksanaan program sekolah di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur tersebut. Dalam hubungan ini perlu dilakukan penelusuran informasi terutama guru BP/BK, guru Sosiologi dan Wakasis (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan) serta siswa-siswa yang bermasalah dengan tindak penyimpangan perilaku maupun yang tidak bermasalah.

Dari hasil wawancara dengan guru BP/BK, guru Sosiologi dan Wakasis (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan) serta siswa-siswa yang bermasalah dengan tindak penyimpangan perilaku maupun yang tidak bermasalah

(27)

diperoleh sejumlah informasi tentang pelaksanaan sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

Berlanjut dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Fqh (41thn) disela-sela waktu kegiatan belajar mengajar. Namun beliau menyediakan waktunya karena telah memberikan tugas di kelas. Peneliti pun sepintas mengamati kegiatan belajar di kelas, siswa-siswi sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, ada pula yang sedang bergurau dengan temannya dan ada juga yang berkeliaran keluar-masuk kelas. Kemudian Bapak Fqh meminta untuk melakukan wawancara di teras kelas XI untuk membicarakan sehubungan dengan proses pelaksanaan program sekolah di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

Gambar 4.14

Wawancara dengan guru BP/BK

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Fqh (41 thn) sebagai guru BP/BK berikut ini.

Upaya yang dilakukan oleh BK yang pertama pembinaan mental kepada seluruh siswa dan bentuk penegasan aturan bahwa setiap siswa yang tidak taat aturan sekolah maka resikonya ditanggung sendiri.

Sejauh ini kami melakukan home visit, itu kan untuk memberikan tolak ukur bahwa anak bapak dan ibu sekian hari tidak masuk, anak bapak

(28)

dan ibu di sekolah melakukan kegiatan ini, ini, dan ini dan seterusnya dan kami melaporkan semua kepada seluruh wali murid langsung ke rumah masing-masing dan alhamdulillahnya untuk masalah narkoba yang berurusan dengan hukum, kami belum melakukan hal itu dan mudah-mudahan jauh dari ranah itu dan baru hanya pendekatan secara kekeluargaan saja berkaitan dengan masalah anak di sekolah.

(Wawancara, 25 Januari 2017).

Berkaitan dengan penjelasan guru BP/BK tersebut, peneliti juga hendak menemui guru sosiologi untuk membicarakan mengenai pelaksanaan sekolah terkait upaya penanggulangan penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

Peneliti memasuki ruangan guru untuk bertemu Ibu Sny (38 thn) sebagai guru Sosiologi, ditengah jam istirahat yang secara kebetulan beliau sedang menikmati hidangan makan siangnya. Dengan berat hati peneliti meminta waktu dan kesediaannya untuk melakukan wawancara setelah makan siangnya selesai dan beliau pun menyanggupinya. Setelah beberapa menit, beliau selesai makan siang dan peneliti bisa memulai melakukan wawancara.

Gambar 4.15

Wawancara dengan guru Sosiologi

Sehubungan dengan pelaksanaan sekolah terkait upaya penanggulangan penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

(29)

ditegaskan oleh Ibu Sny (38 thn) sebagai guru Sosiologi beliau menjelaskan sebagai berikut:

Kita sebagai guru sudah berusaha sebaik mungkin, kaya ibu mengajar sosiologi pelajaran penyimpangan, ibu sebaik mungkin memberi pengarahan ke anak-anak kalau tingkah laku penyimpangan itu seperti ini contohnya, berusaha menerapkan kalian tuh tidak boleh melakukan seperti ini, memberi saran dan nasihat sesuai dengan materi tersebut.

Karena dalam belajar sosiologi itu kan belajar ilmu nyata, belajar ilmu masyarakat dengan lingkungan bukan berarti ilmu khayalan atau apa.

Jadi apa yang kita pelajari misalkan kita belajar perilaku menyimpang berarti kita memberi contohnya kan langsung ke masyarakat dengan melihat langsung fakta yang ada. Untuk masalah kedisiplinan sekolah telah menerapkan peraturan bahwa siswa yang masuk lewat dari jam 7 akan dikenakan sanksi/hukuman tapi ya tidak berat hanya hukuman ringan saja, kemudian guru-guru memantau siswa di lingkungan sekolah barangkali ada yang masih di luar atau di warung, melakukan kunjungan ke rumah orang tuanya karna biasanya sering kali dari rumah berangkat tapi tidak masuk ke sekolah. Walaupun ini sekolah swasta tapi kan tidak hanya sekedar siswa itu naik kelas saja tetapi benar-benar menerapkan kedisplinan dan peraturannya di sini. Di sini sekolah dan guru-gurunya berusaha keras untuk mendidiknya tetapi kan sebatas selama jam KBM berlangsung dan itu tidak memakan waktu yang banyak selebihnya itu kan pengawasan dari orang tua di rumah. Jadi selama siswa di sekolah kami berusaha mendidik dan mengawasi perilaku mereka. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Sementara itu, Bapak Sgy (36 thn) sebagai Wakasis (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan) pengurus dan pembina Pramuka, menjelaskan mengenai pelaksanaan sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa sebagai berikut ini:

Langkah yang kami ambil terhadap anak-anak yang tidak mengikuti ekskul wajib (pramuka) yaitu bermasalah dengan penilaian karena pembina ekskul pramuka itu selaku guru bidang studi juga jadi setidaknya akan berpengaruh terhadap proses penilaian. Kalau untuk ekskul yang lain saya tidak paham. Sanksi yang kami berikan yaitu berupa denda yang dialokasikan untuk kas pramuka kalau misalkan nanti ada kegiatan paling misalkan hukuman bentuk fisik seperti push up dan tidak lebih dari itu. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Lebih lanjut beliau juga menambahkan sehubungan dengan kegiatan sekolah lainnya yaitu:

(30)

Kalau untuk kegiatan lain yang menunjang pengendalian pada perilaku menyimpang anak itu dengan cara menambahkan kegiatan keagamaan seperti sholat dhuha berjamaah dilanjut siraman rohani yang kami lakukan rutin setiap hari pada pukul 10.00 WIB. Kemudian juga sebelum memulai KBM siswa diharuskan untuk membaca ayat suci Al-Qur’an terlebih dahulu ya kurang lebih selama 10 menitan lah.

Ya Alhamdulillah sih selama ini kami tetap rutin melakukan kegiatan tersebut. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Kemudian Ibu Sny (38 thn) sebagai guru Sosiologi juga menambahkan kembali, beliau mengemukakan bahwa:

Kita belajar nilai dan norma, penyimpangan kan berkaitan dengan nilai dan norma. Selain kita belajar ngasih contoh tingkah laku menyimpang itu kan kaya mencuri, narkoba, pergaulan bebas kemudian kita kaitkan dengan nilai dan norma misalkan kita berkelakuan harus baik, sopan kepada siapa saja karena kita hidup di masyarakat. Kemudian kita juga menerapkan norma-normanya kita hidup kan ada aturannya, seperti di sekolah kita harus melakukan disiplin, kalau di luar juga kita harus menggunakan helm ketika berkendara motor dan tidak ugal-ugalan. Memberikan gambaran bahwa perilaku menyimpang itu memberikan dampak seperti ini, seperti ini. Kaya narkoba itu kan pelakunya akan dihukum mati. Saya juga sebagai guru berusaha menerapkan hal seperti itu bahwa narkoba itu bahaya sekali, seks bebas ini akibatnya seperti ini. Kami sebagai guru menginginkan anak-anak menjadi anak yang baik. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Pada hari keempat peneliti melakukan observasi yaitu pada tanggal 26 Januari 2017 tepatnya pukul 08.30 WIB. Sekolah tampak sepi karena pada jam-jam tersebut merupakan waktu berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti melihat-lihat dan mengamati kegiatan belajar mengajar di setiap kelas. Beberapa dari mereka ada yang sedang memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran dan tampak pula ada yang sedang berjalan dan tidak memperhatikan gurunya. Kondisi kelas terlihat sangat sepi dan tidak sedikit juga bangku-bangku yang kosong entah itu karena siswanya yang tidak masuk sekolah ataupun sedang berada di luar kelas. Seperti yang tampak pada gambar berikut ini.

(31)

Gambar 4.16

Kegiatan Belajar Mengajar

Kemudian peneliti pun beranjak melihat kelas yang lainnya. Kali ini mata peneliti tertuju pada kelas yang memang sedang gaduh karena tidak ada guru yang berada di kelas tersebut. Peneliti mencoba menanyakan pada salah satu guru yang sedang melaksanakan piket tentang kondisi kelas yang tidak diisi oleh guru tersebut dan beliau menjawab bahwa gurunya ijin tidak bisa masuk kelas pada hari ini. Akhirnya peneliti pun memberanikan diri untuk meminta ijin memanfaatkan waktu luang kelas yang kosong tadi untuk diisi dengan wawancara dengan sejumlah siswa terkait dengan pelaksanaan sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku dan guru piket tersebut menyetujuinya.

Dengan membawa ijin kuasa yang diberikan oleh guru piket, peneliti memasuki kelas XI yang sedang gaduh dan mencoba mengalihkan perhatian mereka. Pertama-tama peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, dan mengutarakan maksud dan tujuan peneliti berada di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur terlebih lagi memasuki kelas mereka.

Peneliti bermaksud untuk menanyakan kepada siswa kelas XI terkait mengenai pelaksanaan sekolah melalui peran-peran guru dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa. Berdasarkan hasil wawancara

(32)

dengan sepuluh siswa/klien baik yang bermasalah terkait penyimpangan ataupun yang tidak melakukan penyimpangan.

gam

Gambar 4.17 Wawancara dengan siswa

Mereka masing-masing menuturkan seperti berikut ini.

Ynt (17 thn) mengemukakan bahwa: Guru Sosiologi tentunya guru yang memiliki upaya yang amat besar dari guru-guru lainnya dalam membentuk perilaku sosial siswa, guru sosiologi pun selalu menekankan kepada kita semua bagaimana caranya kita berperilaku yang baik terhadap sesama, sehingga kita selaku siswa-siswi sekolah ini kita bisa memiliki perilaku yang baik. (Wawancara, 26 Januari 2017).

Hal senada pun diungkapkan oleh Hzh (16 thn), dan Frd (17 thn) yang mengemukakan bahwa:

Guru BK maupun Sosiologi ataupun guru-guru lainnya selalu memberikan gambaran kepada kami ketika belajar bahwa perilaku yang baik itu seperti ini dan perilaku yang tidak baik seperti itu dan kita sebisa mungkin harus menjauhi perilaku-perilaku tidak baik itu.

(Wawancara, 26 Januari 2017).

(33)

Gambar 4.18 Wawancara dengan siswa

Berikutnya disusul oleh Bgs (17 thn), Mmn (18 thn), Krn (17 thn), Lcs (16 thn), dan Hrl (18 thn). Mereka siswa-siswa yang mempunyai permasalahan sama yaitu melakukan bolos pada saat jam KBM berlangsung, mengemukakan perihal yang sama bahwa:

Waktu ketahuan bolos ya awalnya ditegur, dinasehati terus dikasih surat peringatan kalau masih bolos lagi. Guru BK juga bilang bakalan dilaporkan ke Kepala sekolah dan memanggil orang tua kalau terus- terusan bolos. (Wawancara, 26 Januari 2017).

Lain halnya dengan Rgn (18 thn) yang mengemukakan sebagai berikut: Saya pernah ketahuan ngerokok di lingkungan sekolah dan dikasih surat peringatan terus orang tua saya juga dipanggil ke sekolah. (Wawancara, 26 Januari 2017). Berikutnya Cyn (17 thn) menceritakan bahwa:

(34)

Kalau kasus saya sih, saya sering tidak berangkat ke sekolah, dan juga sering bolos pas masuk sekolah. Waktu itu ibu Nap katanya sih ke rumah kata orang tuaku, aku nggak tau karna emang aku lagi main sama temen. Terus sering dinasihati, supaya rajin ke sekolah dan nggak bolos lagi. (Wawancara, 26 Januari 2017).

Pada tanggal 27 Januari 2017 yaitu pada hari Jum’at, peneliti kembali datang ke sekolah. Pada hari sebelumnya peneliti telah memperoleh data mengenai pelaksanaan sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa dengan beberapa narasumber di atas, akan tetapi hari ini peneliti kembali melakukan observasi. Peneliti melihat siswa yang mulai berhamburan dari kelas masing-masing karena saat itu sekitar pukul 10.00 WIB terdengar suara pengumuman yang berasal dari lantai atas yang menyerukan agar berkumpul di tempat ibadah yang terletak di tengah-tengah ruangan kelas untuk melaksanakan shalat dhuha berjama’ah dilanjut dengan siraman rohani.

Peneliti pun bergegas menuju ke tempat ibadah dan bermaksud untuk mengamati berlangsungnya kegiatan sholat dhuha berjama’ah. Kemudian dilanjut dengan siraman rohani yang pada saat itu dibawakan oleh Bapak Fqh.

Kenyataan dilaksanakannya kegiatan keagamaan tersebut, Ynt (17 thn) memberikan penjelasan lebih lanjut terkait kegiatan yang dilakukan di sekolah berkenaan dengan salah satu upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa yang mengemukakan bahwa: Kalau tiap hari itu emang wajib ikut shalat dhuha sekitar jam 10.00, kalau yang gak ikut nanti dicatat sama ketua kelas terus dilaporin ke wali kelas. (Wawancara, 27 Januari 2017).

(35)

Gambar 4.19

Shalat Dhuha Berjama’ah

Pelaksanaan shalat dhuha berjama’ah yang dilakukan oleh siswa SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur yang rutin dilakukan setiap hari pukul 10.00 WIB tampak terlihat seperti gambar di atas.

Gambar 4.20 Siraman Rohani

Adapun yang menjadi penceramah siraman rohani pada hari itu adalah Bapak Fqh sebagai guru BP/BK. Beliau mentausiahkan tentang kewajiban seorang anak terhadap orang tua seperti patuh kepada perintah orang tua,

(36)

belajar dengan sungguh-sungguh, berperilaku yang baik terhadap orang tua maupun orang lain dan berbakti kepada orang tua.

Gambar 4.21

Mendengarkan Siraman Rohani

Siswa-siswi SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur berkumpul di tempat ibadah setelah melaksanakan shalat dhuha berjama’ah untuk kemudian mendengarkan siraman rohani yang diberikan oleh guru.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku di SMA Islam At- Taqwa Kandanghaur sudah berjalan dengan baik karena pada dasarnya pihak sekolah baik Kepala Sekolah maupun guru-guru telah berusaha untuk memaksimalkan upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku pada siswa. Sejauh ini sekolah telah melakukan program-programnya yang berkaitan dengan masalah penyimpangan perilaku siswa seperti mengontrol dan mengawasi perilaku siswa, melakukan home visit sebagai tindak lanjut terhadap anak-anak yang bermasalah, dan melakukan tindakan hukuman/sanksi yang tegas terhadap siswa yang melanggar peraturan.

(37)

3. Hasil Upaya Sekolah Dalam Menanggulangi Penyimpangan Perilaku Siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

Dalam kaitannya dengan masalah penyimpangan perilaku siswa di sekolah sudah semestinya perlu mendapat perhatian dan upaya menanggulanginya dari pihak sekolah. Hal ini disebabkan karena sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, dimana fungsinya diantaranya adalah untuk mempersiapkan anak didiknya sebagai individu, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia di masa depan yang berpengatahuan, berketerampilan dan berkarakter.

Sekolah yang demikianlah yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yaitu membentuk anak didik menjadi pribadi utuh yang dilandasi akhlak dan budi pekerti luhur. Untuk itulah perlu upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa secara dini.

Dalam kaitan dengan pelaksanaan sekolah dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur walaupun sudah berjalan baik sebagaimana program sekolah, terlepas hal itu dalam kenyatannya justru berbeda.

Hasil upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah yaitu Bapak Mdk (47 thn) dimana beliau menjelaskan seperti berikut ini:

Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai variabel dari globalisasi memang memiliki sisi positif dan negatifnya.

Salah satu dampak sisi negatif itu adalah penyimpangan perilaku siswa, termasuk di sekolah kami. Sejauh ini kami masih mendapati permasalahan-permasalahan penyimpangan siswa yang masih relatif aman karena masih tergolong ringan. Bentuk penyimpangan perilaku di sekolah antara lain: siswa tidak sampai ke sekolah padahal dari rumahnya berangkat, membolos, kurang disiplin, nongkrong di warung, baju tidak di masukkan, berpenampilam cenderung ingin tampil beda. Faktor penyebab penyimpangan perilaku siswa bisa dilihat dari 2 aspek, pertama: internal yaitu anak malas, motivasi rendah. Sedangkan yang kedua eksternal yaitu dari segi ekonomi,

(38)

pengawasan dan motivasi dari orang tua dan lingkungan yang kurang mendukung dan penegakkan aturan yang kurang konsisten.

(Wawancara, 24 Januari 2017).

Gambaran lebih lanjut mengenai hasil upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dalam wawancara dengan Ibu Sny (38 thn) sebagai guru Sosiologi beliau mengemukakan bahwa:

Kenakalan remaja yang ada di sekolah banyaknya murid yang telat itu kan termasuk penyimpangan yang masih taraf ringan kalau di luar lingkungan sekolah itu mungkin pergaulan seperti anak zaman sekarang kan ada geng motor, narkoba, minum-minuman keras itu termasuk penyimpangan yang terjadi di luar lingkungan sekolah tetapi kalau di lingkup sekolah sih masalah tentang kedisiplinan yaitu telat masuk, cara berpakaiannya tidak rapi, bolos, mencontek ya masih yang ringan-ringan saja. Di sini kebetulan saya sebagai wali kelas XII kebetulan anak-anaknya nakal sekali kendalanya itu ya pergaulan dari luar dan dampaknya kebawa ke sekolah. Ada beberapa anak yang memang pengaruh dari luarnya itu sangat kuat saya sudah berusaha keras sebagai wali kelas untuk membimbingnya di sekolah, berusaha mendatangi rumahnya karena berangkat dari rumah di sekolahnya tidak ada dan berusaha mencari tahu anak itu ada dimana, permasalahannya itu apa tetapi anak itu mungkin ada perubahan sedikit belum keseluruhannya dan itu perlu waktu. Kendala yang dialami itu paling faktor dari luar yang berpengaruh di sekolah, mungkin kalau di sekolah kami bisa mengatasinya tetapi ketika lepas dari jam sekolah itu sudah tanggungjawab orang tua. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Setelah peneliti memperoleh data mengenai hasil dari upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa ternyata apa yang sudah dipaparkan beberapa narasumber di atas ternyata sama dengan kenyataan dan kondisi yang peneliti lihat secara langsung. Pada saat peneliti selesai melakukan wawancara dengan beberapa narasumber pada saat itu jam istirahat pun tiba, peneliti mencoba mengamati satu persatu siswa-siswi yang berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Peneliti masih menemukan ada beberapa siswa yang masih belum menaati peraturan sekolah yaitu berpakaian tidak rapih bahkan masih ada baju yang dikeluarkan dan ada beberapa siswi yang berpakaian tidak sesuai dengan peraturan yang

(39)

diterapkan oleh sekolah seperti memakai rok yang bermodel macam-macam (rempel), dan berpakaian ketat.

Sedangkan menurut Bapak Fqh (41 thn) sebagai guru BP/BK berkaitan dengan hasil upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur menjelaskan bahwa:

Sementara ini karena penyimpangan yang dilakukan oleh siswa tidak terlalu urgent hanya sekedar surat pernyataan saja yang di back up oleh kesiswaan. Kemudian juga penyimpangan yang dilakukan oleh siswa hanya sekedar bolos sekolah, ada slash dengan teman, merokok di luar lingkungan sekolah dengan memakai seragam. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Sementara itu, Bapak Sgy (36 thn) sebagai Wakasis (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan) pengurus dan pembina Pramuka, menjelaskan kegiatan ekstrakulikuler sebagai salah satu upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa sebagai berikut ini:

Nah ini, justru pada tingkatan SMA partisipasinya jelas kurang kecuali kalau pramuka karena pramuka itu program ekskul wajib kemudian paling MT masih berjalan, terus marawis itu paling setiap mau lomba saja. Jadi kita akan mempersiapkan tim marawis itu kalau misalnya ada acara even-even lomba itu karena kalau marawis itu kan butuh durasi waktu yang panjang untuk latihan. Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ekskul yaitu kurangnya minat siswa terhadap ekskul di sekolah otomatis yang berhubungan dengan waktu. Jadi anak itu kalau untuk tingkatan SMA ya masa transisi, yaitu masa yang ingin banyak tahu dunia luar sehingga kalau misalnya setelah selesai KBM anak itu diberikan porsi waktu khusus untuk kegiatan ekskul itu males dengan alasan capek dengan proses KBM, kemudian diharuskan untuk mengikuti kegiatan ekskul. Ya macem-macem alesannya. Sebagian siswa lebih suka menghabiskan waktunya dengan kegiatan-kegiatan di luar sekolah dibandingkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Sehingga mereka lebih banyak mendapatkan pengaruh yang lebih banyak tidak baik dibanding baiknya dari lingkungan luar sekolah dan membawa dampak tersebut di sekolah. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Setelah melakukan wawancara dengan pembina Pramuka, selanjutnya untuk memperdalam jawaban mengenai bagaimana hasil upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa peneliti pada esok harinya melakukan wawancara dengan para siswa.

(40)

Dari hasil wawancara dengan sepuluh siswa yang peneliti datangi di kelas sehubungan dengan guru mata pelajaran yang berhalangan hadir pada saat itu, mereka menuturkan terkait hasil upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa yang dituturkan sebagai berikut.

Ynt (17 thn) menjelaskan bahwa: biasanya yang ikut pramuka itu kebanyakan anak perempuan kalau anak laki-laki jarang pada masuk kalau pramukaan. (Wawancara, 26 Januari 2017). Begitu juga siswa yang bernama Hzh (16 thn) dan Frd (17 thn) secara bersama-sama memperkuat penjelasan yang dikemukakan Ynt (17 thn) tersebut, yaitu: ya memang benar, paling tiap kelas itu hanya 4-5 anak laki-laki yang ikutan ekskul pramuka. (Wawancara, 26 Januari 2017).

Berikutnya disusul oleh Bgs (17 thn) yang menuturkan bahwa: Saya kadang ikut ekskul, kadang juga gak masuk soalnya males. Hal yang senada pun diungkapkan oleh Lcs (16 thn) mengemukakan: terus terang sebenarnya saya salah sering bolos, gak ikut pramuka tapi ya gimana lagi kalau berangkat pramuka yang anak cowok sedikitan jadi ya males juga. Hrl (18 thn) juga mengatakan bahwa: gak suka ikut ekskul soalnya capek dari pagi belajar di kelas, pas waktu pulang harus ekskul juga. (Wawancara, 26 Januari 2017).

Lain halnya dengan Rgn (18 thn) yang mengemukakan hasil upaya sekolah dalam penyimpangan seperti berikut ini, yaitu: dulu sering bolos tapi karna ada guru ke rumah, jadi saya dimarahin sama orang tua, ya sekarang berangkat sekolah jadinya karna takut.

Sehubungan dengan penjelasan Rgn (18 thn) diperkuat pula oleh Krn (17 thn) dan Ynt (17 thn) mengemukakan bahwa: akhir-akhir ini emang udah jarang yang bolos semenjak ada surat panggilan dari sekolah buat orang tua.

(Wawancara, 26 Januari 2017).

Sementara itu, Cyn (18 thn) menceritakan perbuatannya melakukan penyimpangan di sekolah, seperti dituturkan berikut ini.

Ya ... saya mengakui bahwa perbuatan saya itu adalah salah. Perbuatan bolos, tidak mengerjakan tugas dan pulang lebih awal dari sekolah, jarang ikut pramuka atau ekskul lain ya paling nanti dihukum juga kan

(41)

gak sendirian soalnya banyak temen juga yang gak pada berangkat.

Karena ikut-ikutan temen juga sih. (Wawancara, 26 Januari 2017).

Memperhatikan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur memang belum mencapai keberhasilan yang secara maksimal walaupun permasalahan yang dialami siswa bermasalah hanyalah beberapa siswa saja dari sekian banyak siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur. Namun upaya yang telah dilakukan oleh sekolah sehubungan upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa sudahlah sangat baik karena sejauh ini penyimpangan yang dilakukan oleh siswa masih tergolong dalam taraf penyimpangan ringan dan tidak semua siswa melakukan penyimpangan perilaku di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Menanggulangi Penyimpangan Perilaku Siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

Penyimpangan sosial/perilaku menyimpang sadar atau tidak sadar pernah kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun, kapanpun, dan dilakukan oleh siapapun. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sudah seharusnya melakukan tindakan yang tegas terhadap masalah tersebut. Oleh karena itu, setiap sekolah pasti memiliki upaya dalam menanggulangi penyimpangan perilaku di kalangan siswa. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa.

Berlanjut dari wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 24 Januari 2017 yaitu pada hari selasa yang ditemui di ruangan kepala sekolah dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, dalam hal ini Bapak Mdk (47 thn), dimana beliau menjelaskan berikut ini dalam rangkuman penulis yaitu:

Ada dua faktor yang berpengaruh, yaitu faktor pendukung dan penghambat.

(42)

Faktor Pendukung diantaranya:

a. Adanya dukungan dari seluruh jajaran pegawai, guru-guru, karyawan, dan siswa sampai dengan jajaran komite sekolah yang sangat perhatian dengan citra sekolah di luar lembaga.

b. Adanya pembinaan terhadap pegawai, guru-guru dan karyawan.

c. Bertambahnya sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai.

d. Adanya niat yang besar untuk selalu ingin belajar dan membenahi diri agar lebih baik lagi, baik dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan para coordinator bidang yang saling terkait serta para siswa dalam upaya sekolah menanggulangi penyimpangan perilaku siswa.

Sedangkan faktor penghambat upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa yaitu:

a. Sikap orang tua yang memasrahkan total kepada sekolah mengenai pendidikan anak.

b. Budaya permissif dan hedonistik di tengah-tengah masyarakat.

c. Semangat dan motivasi rendah dari siswa.

d. Keterbatasan fasilitas sekolah. (Wawancara, 24 Januari 2017).

Gambaran lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dalam wawancara dengan Bapak Fqh (41 thn) sebagai guru BP/BK menjelaskan berikut ini.

Kendala yang kita hadapi yang pertama dari pihak keluarga juga kurang mengontrol anak yang bolos, anak yang merokok, anak yang berangkat ke sekolah dari rumahnya saja. Alhasil pihak sekolah hanya berusaha maksimal di sekolah, pihak keluarga ada yang peduli tapi kebanyakan kurang peduli dengan anak-anaknya. Selanjutnya faktor pergaulan siswa zaman sekarang yang tidak terkendali, semakin banyaknya teman bahkan perkembangan tekhnologi yang canggih ini tidak digunakan untuk sesuatu yang positif tetapi mereka gunakan untuk sesuatu yang kurang baik. Akhirnya pergaulan dengan orang yang tidak baik menjadikan anak pun ikut tidak baik. (Wawancara, 25 Januari 2017).

(43)

Berikutnya disusul oleh Bapak Sgy (37 thn) sebagai Wakasis (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan) pengurus dan pembina Pramuka, beliau mengemukakan bahwa:

Faktor yang mendukung upaya penanggulan penyimpangan yaitu porsi afektif lebih ditekankan, peran BP dan BK ditingkatkan.

Hambatannya yang seperti tadi kurangnya porsi afektif, peran BP dan BK kurang optimum dan untuk jadwal jam pelajaran PAI masih sedikit porsinya. Faktor penghambat lainnya yaitu faktor orang tua yang apatis. (Wawancara, 25 Januari 2017).

Sedangkan menurut Ibu Sny (38 thn) sebagai guru Sosiologi, faktor- faktor yang mempengaruhi upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku dijelaskan:

Siswa yang melakukan penyimpangan itu bisa dilihat dari faktor keluarga dan lingkungan. Misalkan dilihat dari orang tuanya yang kawin cerai itu bisa menimbulkan dampak negatif bagi anak, psikolognya kan terganggu karena di rumah itu kan ribut terus jadi mereka melakukan pelampiasannya kan di luar. Bisa jadi juga orang tua itu kurang memahami kondisi anak-anak sekarang karna anak- anak sekarang itu kan beda dengan anak-anak yang dulu, mereka itu mungkin butuh sosok ibu/ayah yang mengerti dia dan apapun dia masalahnya. Nah itu, kadang kala bisa seperti itu juga. Kemudian bisa juga dari dampak pergaulan di lingkungan sekitar rumahnya misalkan identik anak itu baik tapi ketika dia punya masalah kemudian anak- anak sekeliling rumahnya itu misalkan banyak yang sering minum, narkoba ada geng motor yang sering kebut-kebutan sehingga anak yang tadinya baik biasanya cenderung kebawa-bawa ya biasanya seperti itu. Nah di sini penyimpangan itu sebenarnya itu faktor utama di luar sekolah ya pengawasan dari orang tua kadangkala dari tingkat pendidikan orang tua yang hanya SD itu kan mereka mana ngerti dan tidak tahu. Penyimpangan itu ada dari faktor internal dan eksternal kalau eksternal itu dari pergaulan, dari media massa kita lihat kalau di warnet itu anak SD main game, facebookan, dari segi hp juga anak- anak kan bebas melihat apa saja seperti video porno, gambar-gambar porno sudah bebas beredar dengan adanya globalisasi itu bukannya generasi tambah pinter tapi malah keblinger. Jadi penerapan dalam bidang pengetahuan itu kurang justru anak-anak lebih melihat ke fb, instagram, kemudian bbm, chatting jadi punya hp bagus itu tidak digunakan untuk mencari pengetahuan apa kan tidak. Nah itu makanya terjadi proses penyimpangan-penyimpangan, pergaulan bebas di kalangan anak-anak itu sudah susah untuk dikendalikan karena faktor lingkungan dan pendidikan yang sangat berpengaruh sekali itu. Sekalipun sekolah telah mengupayakan siswa agar tidak

(44)

melakukan perilaku yang menyimpang namun ketika pengaruh dari luar sangat begitu besar maka akan sulit dikendalikan, bisa dikendalikan tapi kan perlu waktu untuk semua itu. Kalau saja orang tua dan sekolah memiliki kerja sama yang baik dalam mengawasi dan mengontrol terus perilaku siswa mungkin hal itu semua bisa diatasi.

(Wawancara, 25 Januari 2017).

Dari paparan data di atas diketahui temuan penelitian, pada kenyataannya berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur yaitu ada dua faktor, faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung diantaranya: kerja sama dari berbagai pihak sekolah seperti Kepala sekolah, guru-guru, karyawan dan siswa dalam menjaga citra sekolah, sarana dan prasarana yang memadai, orang tua yang mengawasi dan mengontrol perilaku anak dan lain-lain.

Sedangkan faktor yang menghambat upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa yaitu: sikap orang tua yang memasrahkan anaknya di sekolah, kurangnya pengawasan dari orang tua, fasilitas sekolah yang kurang memadai, pergaulan anak di luar lingkungan sekolah, pengaruh perkembangan tekhnologi, media massa, dan kurangnya motivasi belajar siswa.

C. Pembahasan

1. Program Sekolah Dalam Upaya Menanggulangi Penyimpangan Perilaku Siswa di SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur

Berdasarkan hasil data-data yang telah dipaparkan di atas maka jelaslah bahwa persoalan upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa sampai hari ini masih menarik untuk diperbincangkan. Untuk menanggulangi hal tersebut perlu kerja sama dari berbagai pihak, baik pihak sekolah maupun pihak orang tua siswa.

SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur merupakan sekolah yang memiliki peserta didik dengan latar belakang perilaku yang berbeda-beda, untuk mengatasi masalah penyimpangan perilaku di kalangan siswa maka perlu

(45)

adanya upaya sekolah dalam menanggulangi penyimpangan perilaku siswa dalam hal ini Kepala sekolah terkait dengan program sekolah, dan guru berkaitan dengan sebuah pembentukan perilaku dalam hal ini peran guru BP/BK, guru Pkn, guru PAI, dan guru Sosiologi sangat berperan dan memiliki upaya yang begitu besar dalam pembentukan perilaku sosial siswa agar tidak terjerumus melakukan penyimpangan-penyimpangan perilaku yang saat ini sangat marak terjadi di kalangan siswa.

Oleh karena itu, sekolah harus memiliki serangkaian program yang mengupayakan untuk menanggulangi penyimpangan perilaku siswa. Sekolah dapat menentukan seberapa besar peluang yang ada dapat dikembangkan dan ditetapkan sebagai rencana-rencana kegiatan yang dapat ditempuh untuk mencapai tingkat keberhasilan. Sekolah yang menyusun program tanpa mengindahkan berbagai pertimbangan tersebut, akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya, baik penyimpangan dalam bentuk perubahan atau penggantian program, kemacetan dan tidak terlaksananya program. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan program tersebut merupakan suatu pemborosan dan kerugian dalam berbagai bidang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan keberhasilan yang diinginkan. Begitupun dengan sekolah dan program yang tidak terukur, tidak jelas, dan tidak fokus, dampaknya akan lebih besar berpotensi merugikan semua pihak. Terjadinya kekeliruan manajemen sekolah juga disebabkan kondisi program sekolah yang salah, begitupun sebaliknya.

Berdasarkan hasil temuan penelitian menjelaskan bahwa program sekolah SMA At-Taqwa Kandanghaur dalam upaya menanggulangi penyimpangan perilaku siswa sebagai berikut:

1. Membuat piranti regulasi yang terkait dengan tata tertib sekolah, penegasan terhadap peraturan-peraturan yang ada.

2. Menjalin kerja sama dengan orang tua dalam melakukan pengawasan kepada siswa yaitu dengan melakukan home visit. Home visit ini dilakukan dalam rangka untuk menindaklanjuti siswa yang bermasalah di sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis perlakuan perbedaan kedalaman tanam dan volume penyiraman air pada biji sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench.) terhadap persentase perkecambahan dan laju

Kurangnya penggunaan APD pada naan APD pada staf medis staf medis Staf medis se Staf medis secara umum telah cara umum telah menggunakan APD menggunakan APD dengan tepat.

Misalnya penelitian yang dilakukan ini, performa akurasi algoritma Naive Bayes memiliki nilai performa akurasi yang paling baik dibandingkan dengan k-NN dan Decision Tree

[r]

Lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar

Dari empat periode tersebut, pembentuk karakterisitik lanskap Melayu terlihat jelas pada masa Senapelan menjadi ibukota Kerajaan Siak dan masa Propinsi Negeri

RANCANGAN PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL BERDASARKAN PROFIL PERCAYA DIRI SISWA1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber inokulum penyebab penyakit daun keriting kuning cabai pada petak pertanaman cabai merah yang berasal dari pesemaian diberikan sungkup plastik diduga dari tanaman