• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN OBSERVASI cabai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN OBSERVASI cabai"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN OBSERVASI

LAPORAN OBSERVASI

KAPITA SELEKTA BUDIDAYA TANAMAN

KAPITA SELEKTA BUDIDAYA TANAMAN

TANAMAN HORTIKULTURA

TANAMAN HORTIKULTURA

CABAI

CABAI

((C

Ca

ap

psi

sicu

cum

m A

Annum

nnum LL.).)

Disusun oleh

Disusun oleh

::

Irfan

Irfan Fajri

Fajri

(21030210037)

(21030210037)

Fadilah

Fadilah Fatma

Fatma Nur

Nur Afida

Afida

(201302100

(20130210008)

08)

Arihima

Arihima Lazuardi

Lazuardi

(201302100

(20130210041)

41)

Sekar

Sekar Sulistiyani

Sulistiyani

(201302100

(20130210043)

43)

Muh.

Muh. Abdul

Abdul Karim

Karim Amrullah

Amrullah

(201302100

(20130210058)

58)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

TAHUN 2016

TAHUN 2016

(2)

I.

I.

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar Belakang

Latar Belakang

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakankomoditas sayuran yang memiliki

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakankomoditas sayuran yang memiliki

nilai ekonomis cukup tinggi.Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan

nilai ekonomis cukup tinggi.Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan

denganmeningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industryyang

denganmeningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industryyang

membutuhkan bahan baku cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

membutuhkan bahan baku cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan

adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan

capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,

capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,

diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan

diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan

vitamin C.

vitamin C.

Tahun 2008 sampai saat ini produksi cabai di Indonesia diperkirakan

Tahun 2008 sampai saat ini produksi cabai di Indonesia diperkirakan

mencapai 1,311 juta ton (meningkat 26,14 % dibandingkan tahun 2007), terdiri

mencapai 1,311 juta ton (meningkat 26,14 % dibandingkan tahun 2007), terdiri

dari jenis cabai merah bes

dari jenis cabai merah besar 798,32 ribu ton (60,90 %) dan cabai rawit 512,67 ribu

ar 798,32 ribu ton (60,90 %) dan cabai rawit 512,67 ribu

ton (39,10 %) (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010).

ton (39,10 %) (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010). Usahatani

Usahatani

cabai yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk

cabai yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk

mengusahakan tanaman cabai diperlukan keterampilan dan modal cukup

mengusahakan tanaman cabai diperlukan keterampilan dan modal cukup

memadai.

memadai.

Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam

Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam

 penerapan pengetahuan dan teknik

 penerapan pengetahuan dan teknik

budidaya cabai sesuai dengan daya dukun

budidaya cabai sesuai dengan daya dukun

g.

g.

Dalam pembelajaran mata kuliah di kampus, mahasiswa tidak hanya diberikan

Dalam pembelajaran mata kuliah di kampus, mahasiswa tidak hanya diberikan

 penjelasan tentang materi

 penjelasan tentang materi yang ada pada ruang kelas. Pembelajaran diluar kamp

yang ada pada ruang kelas. Pembelajaran diluar kamp us

us

merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan mahasiswa pengetahuan

merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan mahasiswa pengetahuan

lebih luas tentang apa yang di pelajari dalam ruang perkuliahan. Di beberapa

lebih luas tentang apa yang di pelajari dalam ruang perkuliahan. Di beberapa

daerah tertentu misalnya ketep magelang, cabai merupakan salah satu komoditi

daerah tertentu misalnya ketep magelang, cabai merupakan salah satu komoditi

hortikultura pokok. Oleh karena itu, banyaknya daerah yang membudidayakan

hortikultura pokok. Oleh karena itu, banyaknya daerah yang membudidayakan

cabai menjadi latar belakang kami untuk melakukan observasi guna

cabai menjadi latar belakang kami untuk melakukan observasi guna

membandingkan teknik budidaya ubi jalar pada masing masing petani dan daerah

membandingkan teknik budidaya ubi jalar pada masing masing petani dan daerah

yang berbeda beda.

(3)

B. Tujuan

1. Mengkaji informasi tentang budidaya tanaman Cabai.

(4)

II. HASIL OBSERVASI Tabel1. Hasil Observasi Petani Cabai

No Aspek Budidaya Komponen Observasi Petani 1 Bpk. Samon Petani 2 Bpk. Yanto Petani 3 Bpk. Suryani Banyuroto GAP 1 Penyiapan lahan

Penyiapan lahan Luas lahan 1200 m2, kemudian lahan di cangkul, dicampur  pupuk kandang kemudian dibuat  bedengan 120 bedengan . Luas lahan 700 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu dibuat 40 bedengan.

Luas lahan 500 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu diberi mulsa /50  bedengan.

Pengolahan tanah berupa  pencangkulan,

 pembuatan bedengan lebar 1-1,2 m,

tinggi 30 cm, jarak antar  bedeng 30 cm, pemasangan

mulsa dan penambahan  pupuk kandang (15 - 20 t/

ha)

Alat yang digunakan Cangkul cangkul Cangkul Cangkul

Jarak waktu antara pengolahan lahan dengan penanaman

14 hari 7 hari 0 hari 40 hari

2 Penyiapan  bahan tanam

Varietas yang digunakan

Cabai jeko (lokal) / cabai merah

Cabai gorga (lokal) / cabai rawit

Cabai gorga (lokal) / cabai rawit

Bentuk bahan tanam yang digunakan

Bibit Benih Bibit Bibit

Jika berupa bibit, berapa umur bibit

Bibit berumur umur 25 hari

Benih di semai sendiri sampai berumur 1 bulan

(5)

Asal bahan tanam Bibit siap tanam (beli) Benih semai Bibit siap tanam (beli) Perlakuan sebelum

penanaman

tidak ada Pemberian fungisida Tidak ada

3 Penanaman dan sistem  penanaman

Waktu tanam (dalam siklus tahunan)

2 kali tiap tahun 2 kali tiaptahun 1tahun sekali

Waktu tanam (dalam siklus harian)

- -

-Pola tanam Cabai- loncang(sela)-cabai (polikultur) Cabai- sawi (polikultur) Cabai-sawi (polikultur) Ruang tanam 30 x 30 cm 50 x 50 cm 20x 20 cm 60 x 75 cm

Arah tanam Barat Utara Utara

Cara tanam Menancapkan batang  bibit ke lahan.

Menancapkan batang bibit ke lahan.

ditanam setelah

 pengolahan lahan dengan cara menacapkan bibit.

 Tanam pada pagi dan

sore hari

 Sehari sebelumnya,

lahan diairi bersamaan dengan pembuatan lubang tanam  pada mulsa (plastik),

 Lepaskan polybag tanpa

merusak akar, lalu tanam, dan siram secukupnya

(media semai menyatu dg tanah),

(6)

 Segera tutup dengan

tanah bila akar terlihat,. Jika tanam ganda,

perbedaan waktu penanaman

1 bulan jarak antara loncang dan cabai.

2 minggu HST cabai kemudian ditanam loncang

2 minggu HST cabai

4 Pemeliharaan Cara pengairan Musim hujan : air hujan Kemarau : air sungai

Musim hujan : air hujan Kemarau : air sungai

Musim hujan : air hujan Kemarau : air ditampung dibak lalu disiram dengan menggunakan gembor

Disiram

Frekuensi pengairan Pengairan dilakukan  bebarengan pada saat  pemeberian pupuk

Pengairan dilakukan  bebarengan pada saat  pemeberian pupuk

Pengairan dilakukan  bebarengan pada saat  pemeberian pupuk

Dengan cara di genangi air (leb) setiap 3

 – 

 4 hari sekali

Jenis dan takaran pupuk yang digunakan Pupuk kandang 3 ton/hektar+pupuk daun 416 kg/hektar+ZA 416kg/hektar

 pupuk susulan : pupuk ZA dicampur dengan air

Pupuk kandang 3,334 ton/hektar,+HNO 267 kg/hektar

 pupuk susulan: pupuk HNO ditambah air 2 kg sekali aplikasi atau 28,5 kg/ hektar

Pupuk kandang 4 ton/hektar

Pemebrian Pupuk NPK 16-16-16

(300-500 kg/ha) diberikan dengan cara pupuk dilarutkan dalam air

(2 gr/lt) kemudian disiramkan pada lubang tanam atau

sekitar tanaman (100-200 ml/tanaman), setiap 10-14 hari,

dimulai satu bulan sesudah tanam

(7)

Waktu dan cara pemupukan

Umur 1,5 bulan, dengan teknis kucuran,

kemudian penyiraman dan pemupukan dilakukan 2 minggu sekali hingga panen  pertama

Dipupuk 2 minggu sekali  NHO dengan cara kucuran

Jenis OPT yang mengganggu

Ulat daun dan ting ting lalat buah

ulat daun + jamur Ulat daun  Penyakit virus kuning, Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp), Busuk Batang dan Busuk Daun, Thrips (Thrips parvispinus), Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis),

Pengendalian OPT yang dilakukan

Pestisisda (Demolis) pestisida profil, 1 sendok teh untuk 14 liter, seminggu sekali

 pestisida (Toppol) seminggu seminggu sekli, 1 sendok makan /16 liter

1. Virus kuning : Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanaman muda (sampai 30 hari) yang terserang

segera dimusnahkan, dan disulam/diganti dengan tanaman yang sehat, Memasang perangkap kuning sebanyak 40  buah/ha

2. Penyakit antraknosa : Pemantauan dilakukan secara berkala, Bila

(8)

terdapat daun/buah tanaman sakit, bagian tanaman

yang sakit dimusnahkan, Pertanaman disemprot dengan fungisida seperti Antrakol

dengan dosis sesuai anjuran.

3. Busuk daun dan  batang : Sanitasi lapangan

dengan cara

memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan gulma yang bersifat inang, Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, seperti dari padi- padian dan

 palawija,pengendalian serangga inang yang dapat menularkan dari

satu tanaman ke tanaman lain, mengatur waktu tanam yaitu dengan tidak menanam cabai

merah pada musim hujan dengan curah hujan tinggi, Mengurangi kerapatan tanaman dengan cara mengatur jarak tanam,

(9)

memperbaiki drainase lahan, menggunakan fungisida yang cocok untuk cendawan antara lain fungisida sistemik Acelalamine, Dimethomorp,

Propamocarb, Oxadisil, dan pemakaian fungisida kontak Klorotalonil, Pemberian fungisida dilakukan secara bergilir 4. Thrips (Thrips

 parvispinus): Pemantauan dilakukan pada 10-20 tanaman cabai secara  berkala (5 hari sekali), bila

ditemukan populasi 5-10 Thrips/daun muda perlu dikendalikan dengan  pestisida seperti pegasus,

mesural sesuai dosis anjuran, memasang  perangkap kuning di  pertanaman cabai sebanyak 40 buah/ha 5. Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis): Memasang perangkap methil eugenol (ME) sebanyak 50-100 buah/ha,

(10)

 pada saat tanaman  berbunga. lalat buah yang

tertangkap kemudian dimusnahkan Pemeliharaan lain

yang dilakukan

 penyiangan jika gulma  banyak dan menggangu

tanaman

 penyiangan jika gulma  banyak dan menggangu

tanaman

 penyiangan jika gulma  banyak dan menggangu

tanaman Penyiangan, pemasangan ajir 5 Panen dan Paska Panen Dasar melakukan panen

Cabai berubah merah Cabai berubah merah Cabai berubah merah berwarna merah

Umur tanaman saat panen

4 bulan 4 bulan 3,5 bulan Dapat dipanen pertama pada saat umr 4-5 bulan

Cara panen di petik menggunakan tangan

di petik menggunakan tangan

di petik menggunakan tangan

Sudah sesuai GAP

Perlakuan paska panen

Tidak ada tidak ada tidak ada Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala. Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udar a

Hasil yang diperoleh Panen 1 = 5 kg Panen 2 = 15 kg Panen 3 = 27 kg Panen 4 = 33 kg Panen 5 = 45 kg Panen 1 = 1 kg Panen 2 = 5 kg Panen 3 = 8 kg Panen 4 = 10 kg Panen 5 = 17 kg Panen 1 = 1 kg Panen 2 = 3 kg Panen 3 = 6 kg Total = 0,134 ton/hektar

(11)

Total = 1,042 ton/hektar Total 0,685 ton/hektar Pemasaran/konsumsi

hasil panen

Jual langsung ke pasar Jual langsung ke pasar Tengkulak datang ke rumah

(12)

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel2. Analisis GAP Cabe Rawit

 No Aspek Budidaya

Komponen Observasi

GAP Cabai Rawit Hibrida Varietas Gorga (Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura, 2014)

Petani 2 Bpk. Yanto Petani 3 ibu Suryani Banyuroto 1 Penyiapan lahan Cara penyiapan lahan

 Lakukan pembersihan lahan dari sisa tanaman dan gulma.  Lakukan penggemburan lahan dengan cara mencangkul

sampaikedalaman 25-30 cm, kemudian lakukan perataan  permukaan lahan.

 Buat guludan mengikuti arah utara selatan dengan lebar

1,0-1,25meter, tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 50 em dan panjangdisesuaikan kondisi lahan.

 Lakukan pemberian kapur dengan menggunakan

kaptan/zeolit/dolomitsebanyak 1,5 ton/ha (disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi)yang diberikan

 bersamaan dengan pengolahan tanah pada lahan biladerajat keasaman (pH) rendah, minimal 3-4 tahun sekali.

 Pemberian pupuk dasar dalam bentuk pupuk organik yang

sudah matangsekitar 2 minggu sebelum tanam. Pupuk anorganik NPK, 7-10 harisebelum tanam dengan cara ditebar, disiram dan ditutup mulsa. Jumlahdan jenis pupuk disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi.

 Pemasangan mulsa plastik

Luas lahan 700 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu dibuat 40  bedengan.

Luas lahan 500 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu diberi mulsa /50 bedengan.

Alat yang digunakan Bambu/golok/pisau besar, Bajaklcangkul/sekop/garpu, Mulsa  plastic, Pelubang mulsa plastic,Tali rafia/tambang plastic.

cangkul cangkul

Jarak waktu antara  pengolahan lahan

(13)

dengan penanaman 2 Penyiapan

 bahan tanam

Varietas yang digunakan

Cabai rawit hibrida Cabai gorga (lokal) / cabai rawit

Cabai gorga (lokal) / cabai rawit

Bentuk bahan tanam yang digunakan

Bibit/benih benih bibit

Jika berupa bibit,  berapa umur bibit

1,5 bulan. Benih di semai sendiri

sampai berumur 1  bulan

Bibit berumur 1  bulan

Asal bahan tanam Benih yang disemaikan Benih semai Bibit siap tanam (beli)

Perlakuan sebelum  penanaman

- Jangan diberi pupuk selama perawatan. Gunakan insektisida dan fungisida setengah dari dosis anjuran. Jika tidak ada hama dan jamur, tidak perlu dilakukan penyemprotan. - Bila dengan sungkup pendek, maka 10 hari sebelumnya harus

dapat sinar matahari penuh.

Tidak ada Tidak ada

3 Penanaman dan sistem  penanaman

Waktu tanam (dalam siklus tahunan)

Satu tahun sekali 2 kali tiaptahun 2 kali tiaptahun

Waktu tanam (dalam siklus harian)

-

-Pola tanam Cabai- sawi

(polikultur)

Cabai-sawi (polikultur) Jarak tanam 50 x 70 cm (musimhujan) atau 40 x 50 cm (musim kemarau) 50 x 30 cm 20x 20 cm

(14)

Cara tanam  Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari agar bibit tidak

layu akibatterik cahaya matahari berlebihan. Periksa bibit yang ditanam dan harusdiseleksi terlebih dahulu.

 Batang tanaman harus tumbuh lurus, perakaran banyak

danpertumbuhannya normal.

 Tanam bibit dibedengan pada lubang mulsa, sebatas leher

akar dantanah disekitarnya dipadatkan agar bibit berdiri kuat.

 Lakukan penyiraman setelah penanaman.

menancapkan batang  bibit ke lahan ditanam setelah  pengolahan lahan dengan cara menacapkan bibit.

Jika tanam ganda,  perbedaan waktu  penanaman 2 minggu HST cabai kemudian ditanam loncang 2 minggu HST cabai

4 Pemeliharaan Cara pengairan  Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman,

denganmenyirami pangkal batang tanaman dengan gayung.

 Pada musim penghujan sistem pembuangan (drainase), atur

supayaaliran air berjalan lancar sehingga akar tanaman tidak tergenang air terlalulama.

Musim hujan : air hujan

Kemarau : air sungai

Musim hujan : air hujan

Kemarau : air

ditampung dibak lalu disiram dengan menggunakan gembor Frekuensi pengairan Lakukan dengan sistem leb sesuai dengan kebutuhan dengan

interval 1minggu di musim kemarau .

Pengairan dilakukan  bebarengan pada saat  pemeberian pupuk

Pengairan dilakukan  bebarengan pada saat  pemeberian pupuk Jenis dan takaran

 pupuk yang digunakan

 pupuk cair yang sudah di larutkan dengan perbandingan 100ml / tanaman, Jika anda menggunakan pupuk kompos berikan 500-700 gram/tanaman.

Pupuk kandang 3334 kg,+HNO 267 kg  pupuk susulan: pupuk

HNO ditambah air

(15)

Waktu dan cara  pemupukan

Waktu aplikasi pupuk dilakukan pada umur 15, 28, 42 hari setelah tanam(hibrida),

Jenis OPT yang mengganggu

Thrips (Thrips parvispinus Karny), Tungau Kuning

( Polyphagotarsonemus latus Banks.), Lalat Buah ( Bactrocera sp), Kutu Daun Persik ( Myzus persicae Sulz ), Ulat grayak (Spodoptera litura F .), Kutu Kebul ( Bemisia tabact ), Penyakit  busuk buah antraknosa.

ulat daun + jamur Ulat daun

Pengendalian OPT yang dilakukan

Thrips: Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan tanaman perangkap caisin yang ditanam di sekeliling tanaman cabai rawit,Pestisida digunakan apabila populasi trips atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian ,Tungau Kuning:Sanitasi dengan mengeradikasi bagian tanaman terserang dan memusnahkannya. Pengairan yang cukup mengurangi populasi hama ini.Lalat Buah  : Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong lalat buahyang ada di dalam tanah akan mati terkena sinar matahari, Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.,Kutu Daun Persik   : Melakukan eradikasi gulma dan  bagian-bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar selain itu dengan tumpangsari dengan tanmaan bawang daun (loncang)., Ulat grayak:Sanitasi lahan dengan cara membersihkan gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi.,Pemusnahan kelompok telur, larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang, Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per Ha atau 2  buah per 500 m2. Pemasanganperangkap dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu., Kutu Kebul :Tumpang sari dengan Caisin dan tagetes untukmengurangi resiko serangan  berat., Penyakit busuk buah antraknosa:  benih sehat, di

(16)

rendam selama 6 jam dalam larutan mikroba antagonis Pf (Pseudomonas fluorescens) dengan dosis 20 ml/1 air, dan memanfaatkan Trichoderma spp dan Gliocladium spp yang diaplikasi pada kantong persemaian sebanyak 5 grm per kantong, diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau  bersamaan dengan penanaman benih. Dan perlakuan biji dengan cara merendam blji dalam air panas (55° C) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik go Iongan Triazole dan Pyrimidin (0.05-0 .1%) .

Pemeliharaan lain yang dilakukan

Pemasangan ajir:Terpasangnya ajir untuk menopang

 pertumbuhan tanaman agar tumbuh tegak., Perempelan wiwil: 1. Lakukan perempelan/wiwil pada waktu pagi h ari. 2. Lakukan  perempelan/wiwil tunas di ketiak daun pada umur 10-12 HST

(bibit dari polybag) atau 15-30 HST (bibit cabutan).

 penyiangan jika gulma  banyak dan

menggangu tanaman

 penyiangan jika gulma banyak dan menggangu tanaman

5 Panen dan Paska Panen

Dasar melakukan  panen

Warna buah dan umur panen , buah padat berisi Cabai berubah merah Cabai berubah merah

Umur tanaman saat  panen

70-90 HST 4 bulan 3,5 bulan

Cara panen memanen cabe rawit pada pagi hari. Caranya dengan memetik  buah berserta tangkainya. Buah yang yang baik bentuknya

ramping dan padat berisi. Tipe b uah seperti ini biasanya rasanya  pedas dan dihargai lebih tinggi di pasar dibanding buah yang  besar namun kopong.

di petik menggunakan tangan, dipetik beserta tangkai buahnya di petik menggunakan tangan, dipetik beserta tangkai buahnya. Perlakuan pasca  panen

 Lakukan sortasi sesuai dengan kriteria yang dikehendaki

 pasar.

 Keringanginkan hasil buah untuk mencegah

 pembusukan.

(17)

 Lakukan penyimpanan dengan menempatkan produk

dalam ruangan yang sirkulasi udara yang baik.

 Lakukan pengemasan sesuai permintaan/tujuan pasar.

Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung yang tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis.

Hasil yang diperoleh 30 ton/hektar (Agrotani, 2015) Total 0,685 ton/hektar Total = 0,134 ton/hektar Pemasaran/konsumsi hasil panen - Dijual langsung ke  pasar Tengkulak datang ke  petani

Tabel3. Analisis GAP Cabai Merah  No Aspek

Budidaya

Komponen Observasi

GAP Cabai Merah Varietas Jacow (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2010) Petani 1 Pak Samon 1 Penyiapan lahan Cara penyiapan lahan

 Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna denganmencangkul untuk

membersihkan lahan dari kotoran akar bekastanaman lama dan segala macam gulma yang tumbuh.

 Selanjutnya lahan dibajak dan digarudengan hewan ternak ataupun dengan bajak

traktor.

  pH tanah diusahakan 6 - 7, apabila pH kurang lakukanpenaburan kapur pertanian

atau dolomit untukmeningkatkanpH.

 Setelah tanah diolah sempurna dibuat bedengan denganukuran lebar 100 - 110 cm,

tinggi bedengan 40 - 60 cm,jarak antar bedengan 80 cm, panjang beden gan 10 - 12 matau disesuaikan lebar parit, dan lebar parit 50 - 60 cm.

 Pupuk kandang yang diperlukan sebanyak 10 - 20 t/ha atau0,5 - 1 zak untuk 10 m

 panjang bedengan.

 Bedengan untuk tanaman cabai bisa menggunakan mulsaplastik ataupun tidak 

Luas lahan 1200 m2, kemudian lahan di cangkul, dicampur pupuk kandang kemudian dibuat bedengan 120 bedengan .

(18)

Jarak waktu antara  pengolahan lahan dengan penanaman - 14 hari 2 Penyiapan  bahan tanam Varietas yang digunakan

Cabai merah Cabai jeko (lokal) /

cabai merah Bentuk bahan tanam

yang digunakan

Benih, bibit Bibit

Jika berupa bibit,  berapa umur bibit

umur 21

 – 

 24

hari atau tumbuh 4 helai daun sejati.

Bibit berumur umur 25 hari

Asal bahan tanam Benih beli dari toko pertanian Bibit siap tanam (beli) Perlakuan sebelum  penanaman - tidak ada 3 Penanaman dan sistem  penanaman

Waktu tanam (dalam siklus tahunan)

Satu tahun sekali 2 kali tiap tahun

Waktu tanam (dalam siklus harian)

-

-Pola tanam -

Cabai-loncang(sela)-cabai (polikultur)

Jarak tanam jarak tanam 50 x 65 cmpada daerah rendah dan 60 x70 cm pada daerah tinggi 30 x 30 cm

(19)

Cara tanam Untuk menanggulangi stress saat pindah tanam, penanamandilakukan pada sore hari atau  pagi hari sekali. Setelah selesaitanam dilakukan penyiraman air secukupnya dengan

caradisemprotkan dengan tekanan rendah dan merata sampaikeakarnya.

menancapkanbatan g bibit ke lahan.

Jika tanam ganda,  perbedaan waktu  penanaman

- 1 bulan jarak antara

loncang dan cabai.

4 Pemeliharaa n

Cara pengairan 1) pemberian air permukaan tanah meliputi penggenangan(flooding), biasanya

dipersawahan dan pemberian air melaluisaluran-saluran dan dalam barisan tanaman; 2) Pemberian air dibawah permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan pipayang dibenamkan di dalam tanah;3) penyiraman sangat efisien, misalnya pada tanah bertekstur kasar, efisiensi dengan menyiram dua kali lebih tinggi dari pemberian air permukaan;

Musim hujan : air hujan

Kemarau : air sungai

Frekuensi pengairan Pengairan

dilakukan  bebarengan pada

saat pemeberian  pupuk

Jenis dan takaran  pupuk yang

digunakan

 pupuk urea 350 kg, SP36 200 kg, KCl 200 kg, Pupuk kandang 3 ton+pupuk daun 416 kg+ZA 416kg  pupuk susulan :  pupuk ZA dicampur

(20)

Waktu dan cara  pemupukan

Caranya dengan menyiapkan ember atau tong besar ukuran 200 l, masukkan 10 kg kompos, ditambah 5 kg NPK 16-16-16, (2 sendok makan untuk 10 l air). Campuran ini diaduk merata untuk 2000 pohon (100 ml per pohon). Pemupukan dilakukan dengan kocor setiap minggu, dimulai pada umur 14 hst sampai dengan mi nimal 8 kali selama masa  pemeliharaan tanaman. Kucuran pupuk diusahakan tidak terkena tanaman secara langsung. Jenis OPT yang

mengganggu

Kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), Thrips (Thrips parvispinus Karny), Tungau ( Polyphagotarsonemus latus Banks), Hama Ulat Penggerek Buah (Helicoverpa armigera Hubner), Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel), Antraknose

Ulat daun

Pengendalian OPT yang dilakukan

Kutu daun persik dan Thrips :Pengaturan pola tanam, misalnya tumpangsari dengan  bawang daun, pola tumpang gilir dengan bawang merah, tanaman bawang dapat bersifat

sebagai pengusir hama kutu daun, insektisida fipronil atau diafenthiuron; Tungau: Tanaman yang terserang berat dicabut atau pucuk-pucuknyadipotong kemudian dikumpulkan dan dibakar, akarisida, antara lain; yang berbahan aktif amitraz, abamektin, dikofol, atau  propargit.;Hama Lalat Buah : Secara mekanik dilakukan dengan mengumpulkan

semuabuah cabai yang rontok kemudian dibakar, karena larva didalam buah cabai akan  berubah jadi pupa yang akhirnyamenjadi lalat buah baru. Dengan cara ini, siklus hidup lalatbuah akan terputus;Hama Ulat Penggerek Buah: Secara mekanik dilakukan dengan membersihkan buah-buahcabai yang terserang kemudian dibakar, Penggunaan insektisida kimia. Insektisida yang dapat dipilihantara lain yang berbahan aktif emamektin benzoat 5 % ataulamda sihalotrin 25 g/lt. Penyemprotan sebaiknya dilakukanpada malam hari dengan ditambah bahan perekat perata.; Antraknose: Melakukan perawatan benih (biji) dengan merendam dalam air hangat (550 C) selama 30 menit, atau perawatan benih dengan fungisida efektif yang direkomendasikan;Menggunakan fungisida efektif yang direkomendasikan menekan perkembangan patogen secara bijaksana, terutama pada saat  pematangan buah;

Pestisisda (Demolis)

Pemeliharaan lain yang dilakukan

Pemasangan Ajir: Pemasangan ajir dilakukan pada tanaman umur 7 hst, ajir dibuat dari  bambu dengan tinggi 1 - 1,5 m. Apabila ajir terlambat dipasang akanmenyebabkan

kerusakan pada akar yangsedang berkembang.:Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan mulai umur 3minggu sampai dengan 1 bulan yaitu mengikatkan batang yangberada di  bawah cabang utama dengan tali plastik pada ajir.; Pewiwilan / Perempelan: Tunas yang

tumbuh di ketiak daun perlu dihilangkandengan menggunakan tangan yang bersih. Perempelan dilakukansampai terbentuk cabang utama yang di tandai denganmunculnya  bunga pertama. Tujuan perempelan untukmengoptimalkan pertumbuhan.; Penyiangan :

Penyiangandapat dilakukan secara manual dengan garu atau mencabut

 penyiangan jika gulma banyak dan menggangu tanaman

(21)

gulma secara hati-hati. 5 Panen dan

Paska Panen

Dasar melakukan  panen

Buah yang dipetik setelah matangberwarna orange sampai merah Cabai berubah merah

Umur tanaman saat  panen

Cabai besar dipanen setelah berumur 75 - 85 hst , bias sampai 8 kali pemanenan. 4 bulan

Cara panen Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah besertatangkainya yang bertujuan agar cabai dapat disimpan lebih lama.

di petik menggunakan tangan Perlakuan pasca

 panen

Teknologi penanganan cabai segar dapat diawali sejakproses pemetikan yang tepat serta  pemisahan dengan buah yangbusuk untuk menghindari terjadinya penularan ke buah

cabaiyang sehat. Pada saat proses panen, sebaiknya cabai merahsesegera mungkin ditempatkan pada kondisi yang sejuk sertatidak ditutup secara rapat. Proses curing (pembentukan dan

kestabilan warna) dilakukan terlebih dahulu sebelum prosespenanganan pascapanen lainnya.

Tidak ada

Hasil yang diperoleh 23 ton/hektar Panen 1 = 5 kg

Panen 2 = 15 kg Panen 3 = 27 kg Panen 4 = 33 kg Panen 5 = 45 kg Total = 1,042 ton/hektar Pemasaran/konsums i hasil panen - Jual langsung ke  pasar

(22)
(23)

A. Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah ditujukan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan

 permukaan tanah, dan mengendalikan gulma, sehingga akar-akar tanaman dapat tumbuh dan

 berkembang dengan leluasa (Hilman dan Suwandi 1992). Pengolahan lahan biasanya

dilakukan oleh semua petani sebelum lahan tersebut ditanami, seperti yang dilakukan oleh

ketiga petani yang ada didaerah keteb

Ketiga petani yang ada di keteb melakukan pengolahan lahan seperti penggemburan tanah

denga menggunakan cangkul, pembuatan bedengan, kemudian diberi pupuk kandang, dan

 pemasngan mulsa. Pada petani 1 dan 2 memberikan jeda waktu antara pengolahan lahan dan

 penanaman, ini bertujuan agar pupuk yang diberikan dapat terserap oleh tanah dengan baik.

namun, pada petani ketiga tidak melakuka jarak waktu dan langsung menanam bibit cabai

 pada saat lahan sudah selesai diolah karena menurut petani 3 lahan tersebut sudah cukup

subur dan baik untuk langsung ditanami.

Menurut dasar teori pengolaha lahan yang dilakukan dari ketiga petani sudah sesuai dengan

GAP hanya saja ukuran bedengan dan jumlah pupuk yang digunakan masih belum sesuai

dengan luasan lahan.

B. Penyiapan bahan tanam

Penggunaan benih bermutu merupakan kunci utama untuk memperoleh hasil cabai merah

yang tinggi. Agar diperoleh tanaman yang seragam dengan pertumbuhan dan hasil yang

tinggi, diperlukan benih bermutu tinggi.

Ketiga petani ini menggunakan bibit dengan varietas local yaitu jeko dan gorgah. Umur

 bibit yang digunakan oleh petani 1 25 hari, petani 2 1 bulan, dan petani 3 1bulan.pada

 petani kedua melakukan penyemaian sendiri pada bibit cabai yang akan ditanam, dan

 petani 1 dan 2 membeli bibit yang sudah jadi didaerah sekitar.

Menurut dasar teori bibit yang sudak siap digunakan atau sudah siap ditanam yaitu

 berumur 21-24 hari.

C. Penanaman dan Sistem Pertanaman

D. Pemeliharaan

Budidaya tanaman cabai membutuhkan perawatan atau pemeliharaan yang banyak tidak

seperti halnya tanaman lainnya. Beberapa perawatan yang perlu dilakukan untuk tanaman

cabai seperti penyiangan, pengairan, pengendalian OPT ,dan pemasangan ajir serta

(24)

 perempelan, namun perawatan tersebut dilakukan sesuai kondisi lahan dan kebutuhan

tanaman, tanaman. Masing-masing petani melakukan beberapa pemeliharaan meliputi

 pemberian pupuk susulan, pengairan, dan penyiangan.

Pada petani 1 Pak Samon dan petani 2 Pak Yanto melakukan teknis pengairan yang sama

yakni dengan tadah hujan ketika musim hujan dan penggunaan air sungai ketika musim

kemarau. Air sungai tersebut diambing menggunakan tong- tong kemudian diangkut ke

lahan. Sedangkan petani 3 ibu Suryani juga menggunakan tadah hujan namun disamping

lahan beliau ada empang yang menampung air hujan sewaktu waktu tidak terjadi hujan

sehingga mempermudah dalam penyiraman dan lebih praktis. Penyiraman dilakukan dengan

denganmenyirami pangkal batang tanaman dengan gayung atau ember. Selain itu bedengan

 bedengan yang dibuat dapat membuat sistem drainase agar aliran air berjalan lancar sehingga

akar tanaman tidak tergenang airterlalu lama.

Selain itu pengairan dilakukan seminggu sekali pada musim kemarau, sedangkan ketika

musim hujan tidak dilakukan pengairan secara teknis. Ketiga petani tersebut melakukan

 pengairan berbarengan dengan dilakukannya pemupukan. Hal ini karena pada saat observasi

 berada di musim hujan sehingga tidak dilakukan pengairan secara teknis. Pemupukan

tersebut dilakukan dengan kucuran, yakni dengan mencampurkan air dengan pupuk yang

kemudian disiramkan pada tanaman.

Untuk pemupukan yang dilakukan petani yakni hampir sama yakni pada awal pemupukan

diberikan pupuk kandang, petani 1 memberikan pupuk kandang dengan takaran 3 ton/h,

 petani 2 memberikan pupuk dengan takaran pupuk kandang 3,3 ton/h dan petani 3

memeberikan takaran pupuk kandang 4 ton/h. Petani 1 atau Pak Samon menambahkan pupuk

daun sebanyak 416 kg/hektar sebagai pupuk organiknya dan unutk pupuk susulannya Pak

Samon memberikan pupuk ZA sebanyak 416 kg/hektar. Pupuk ZA ini lah yang diberikan

 beserta dilakukannya penyiraman karena dilakukan dengan cara kucuran yakni pada saat

tanaman sudah berumur 1, 5 bulan. Kemudian dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu

sekali sampai panen. Begitu pun juga dengan petani 2 memberikan pupuk susulan berupa

 pupuk HNO sebanyak 267 kg / hektar dengan tiap aplikasi sebanyak 28,5 kg/hektar. Aplikasi

dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan cara kucuran. Namun

(25)

DAFTAR PUSTAKA

 Nani Sumarni dan Agus Muharam. 2005. Budidaya Tanaman Cabai Merah. Diakses tanggal

18 mei 2016

Balai Besar Pengkajian Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya

Cabai Merah. Diakses tanggal 18 mei 2016.

Sherly Sisca Piay . 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Diakses tanggal 18 mei 2016.

Agrotani. 2015.

Cara Budidaya Cabe Rawit Hasil Melimpah

.

http://www.agrotani.com/cara- budidaya-cabe-rawit-hasil-melimpah/ akses tgl 20 mei 2016.

Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 2010. Budidaya dan PAsca Panen Cabai merah

(Capsicum annumL). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Ungaran, BPTP Jawa

Referensi

Dokumen terkait

Intensitas serangan hama lalat buah di Kalimantan Selatan pada tahun 2015 dan 2016 menunjukkan intensitas rata-rata serangan sebanyak 66,7%, untuk mengetahui

Populasi lalat buah (Fam. Tephritidae) dengan penggunaan kompos gulma siam pada tanaman cabai menunjukkan nilai terendah yaitu 9.50 individu, walaupun pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon hama lalat buah terhadap tata letak sexferomon yang efektif dalam mengendalikannya pada tanaman cabai (Capsicum annuum

Populasi lalat buah (Fam. Tephritidae) dengan penggunaan kompos gulma siam pada tanaman cabai menunjukkan nilai terendah yaitu 9.50 individu, walaupun pada

Tanaman cabai yang disemprot menggunakan biopestisida terkena serangan hama lalat buah dengan intensitas yang lebih rendah dari intensitas tanaman yang tidak menggunakan pestisida

2) Pada botol kultur I maupun II, jumlah populasi awal lalat buah jantan yaitu sebanyak 2 ekor. Masa perkembangan, lalat buah jantan pada botol kultur I jumlahnya lebih banyak

Hasilnya menunjukkan bahwa, karena rate of increase lalat buah 10 kali, maka penglepasan campuran lalat jantan dan betina mandul10 x populasi lalat normal belum mampu mengurangi

KESIMPULAN Simpulan dari hasil penelitian didapat bahwa perangkap dengan warna kuning dapat menangkap populasi lalat buah paling banyak sebesar 46 ekor dan yang paling rendah adalah