LAPORAN OBSERVASI
LAPORAN OBSERVASI
KAPITA SELEKTA BUDIDAYA TANAMAN
KAPITA SELEKTA BUDIDAYA TANAMAN
TANAMAN HORTIKULTURA
TANAMAN HORTIKULTURA
CABAI
CABAI
((C
Ca
ap
psi
sicu
cum
m A
Annum
nnum LL.).)
Disusun oleh
Disusun oleh
::
Irfan
Irfan Fajri
Fajri
(21030210037)
(21030210037)
Fadilah
Fadilah Fatma
Fatma Nur
Nur Afida
Afida
(201302100
(20130210008)
08)
Arihima
Arihima Lazuardi
Lazuardi
(201302100
(20130210041)
41)
Sekar
Sekar Sulistiyani
Sulistiyani
(201302100
(20130210043)
43)
Muh.
Muh. Abdul
Abdul Karim
Karim Amrullah
Amrullah
(201302100
(20130210058)
58)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2016
TAHUN 2016
I.
I.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar Belakang
Latar Belakang
Cabai (Capsicum annuum L.) merupakankomoditas sayuran yang memiliki
Cabai (Capsicum annuum L.) merupakankomoditas sayuran yang memiliki
nilai ekonomis cukup tinggi.Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan
nilai ekonomis cukup tinggi.Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan
denganmeningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industryyang
denganmeningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industryyang
membutuhkan bahan baku cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
membutuhkan bahan baku cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan
adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan
capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,
capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,
diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan
diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan
vitamin C.
vitamin C.
Tahun 2008 sampai saat ini produksi cabai di Indonesia diperkirakan
Tahun 2008 sampai saat ini produksi cabai di Indonesia diperkirakan
mencapai 1,311 juta ton (meningkat 26,14 % dibandingkan tahun 2007), terdiri
mencapai 1,311 juta ton (meningkat 26,14 % dibandingkan tahun 2007), terdiri
dari jenis cabai merah bes
dari jenis cabai merah besar 798,32 ribu ton (60,90 %) dan cabai rawit 512,67 ribu
ar 798,32 ribu ton (60,90 %) dan cabai rawit 512,67 ribu
ton (39,10 %) (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010).
ton (39,10 %) (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010). Usahatani
Usahatani
cabai yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk
cabai yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk
mengusahakan tanaman cabai diperlukan keterampilan dan modal cukup
mengusahakan tanaman cabai diperlukan keterampilan dan modal cukup
memadai.
memadai.
Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam
Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam
penerapan pengetahuan dan teknik
penerapan pengetahuan dan teknik
budidaya cabai sesuai dengan daya dukun
budidaya cabai sesuai dengan daya dukun
g.
g.
Dalam pembelajaran mata kuliah di kampus, mahasiswa tidak hanya diberikan
Dalam pembelajaran mata kuliah di kampus, mahasiswa tidak hanya diberikan
penjelasan tentang materi
penjelasan tentang materi yang ada pada ruang kelas. Pembelajaran diluar kamp
yang ada pada ruang kelas. Pembelajaran diluar kamp us
us
merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan mahasiswa pengetahuan
merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan mahasiswa pengetahuan
lebih luas tentang apa yang di pelajari dalam ruang perkuliahan. Di beberapa
lebih luas tentang apa yang di pelajari dalam ruang perkuliahan. Di beberapa
daerah tertentu misalnya ketep magelang, cabai merupakan salah satu komoditi
daerah tertentu misalnya ketep magelang, cabai merupakan salah satu komoditi
hortikultura pokok. Oleh karena itu, banyaknya daerah yang membudidayakan
hortikultura pokok. Oleh karena itu, banyaknya daerah yang membudidayakan
cabai menjadi latar belakang kami untuk melakukan observasi guna
cabai menjadi latar belakang kami untuk melakukan observasi guna
membandingkan teknik budidaya ubi jalar pada masing masing petani dan daerah
membandingkan teknik budidaya ubi jalar pada masing masing petani dan daerah
yang berbeda beda.
B. Tujuan
1. Mengkaji informasi tentang budidaya tanaman Cabai.
II. HASIL OBSERVASI Tabel1. Hasil Observasi Petani Cabai
No Aspek Budidaya Komponen Observasi Petani 1 Bpk. Samon Petani 2 Bpk. Yanto Petani 3 Bpk. Suryani Banyuroto GAP 1 Penyiapan lahan
Penyiapan lahan Luas lahan 1200 m2, kemudian lahan di cangkul, dicampur pupuk kandang kemudian dibuat bedengan 120 bedengan . Luas lahan 700 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu dibuat 40 bedengan.
Luas lahan 500 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu diberi mulsa /50 bedengan.
Pengolahan tanah berupa pencangkulan,
pembuatan bedengan lebar 1-1,2 m,
tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm, pemasangan
mulsa dan penambahan pupuk kandang (15 - 20 t/
ha)
Alat yang digunakan Cangkul cangkul Cangkul Cangkul
Jarak waktu antara pengolahan lahan dengan penanaman
14 hari 7 hari 0 hari 40 hari
2 Penyiapan bahan tanam
Varietas yang digunakan
Cabai jeko (lokal) / cabai merah
Cabai gorga (lokal) / cabai rawit
Cabai gorga (lokal) / cabai rawit
Bentuk bahan tanam yang digunakan
Bibit Benih Bibit Bibit
Jika berupa bibit, berapa umur bibit
Bibit berumur umur 25 hari
Benih di semai sendiri sampai berumur 1 bulan
Asal bahan tanam Bibit siap tanam (beli) Benih semai Bibit siap tanam (beli) Perlakuan sebelum
penanaman
tidak ada Pemberian fungisida Tidak ada
3 Penanaman dan sistem penanaman
Waktu tanam (dalam siklus tahunan)
2 kali tiap tahun 2 kali tiaptahun 1tahun sekali
Waktu tanam (dalam siklus harian)
- -
-Pola tanam Cabai- loncang(sela)-cabai (polikultur) Cabai- sawi (polikultur) Cabai-sawi (polikultur) Ruang tanam 30 x 30 cm 50 x 50 cm 20x 20 cm 60 x 75 cm
Arah tanam Barat Utara Utara
Cara tanam Menancapkan batang bibit ke lahan.
Menancapkan batang bibit ke lahan.
ditanam setelah
pengolahan lahan dengan cara menacapkan bibit.
Tanam pada pagi dan
sore hari
Sehari sebelumnya,
lahan diairi bersamaan dengan pembuatan lubang tanam pada mulsa (plastik),
Lepaskan polybag tanpa
merusak akar, lalu tanam, dan siram secukupnya
(media semai menyatu dg tanah),
Segera tutup dengan
tanah bila akar terlihat,. Jika tanam ganda,
perbedaan waktu penanaman
1 bulan jarak antara loncang dan cabai.
2 minggu HST cabai kemudian ditanam loncang
2 minggu HST cabai
4 Pemeliharaan Cara pengairan Musim hujan : air hujan Kemarau : air sungai
Musim hujan : air hujan Kemarau : air sungai
Musim hujan : air hujan Kemarau : air ditampung dibak lalu disiram dengan menggunakan gembor
Disiram
Frekuensi pengairan Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Dengan cara di genangi air (leb) setiap 3
–
4 hari sekaliJenis dan takaran pupuk yang digunakan Pupuk kandang 3 ton/hektar+pupuk daun 416 kg/hektar+ZA 416kg/hektar
pupuk susulan : pupuk ZA dicampur dengan air
Pupuk kandang 3,334 ton/hektar,+HNO 267 kg/hektar
pupuk susulan: pupuk HNO ditambah air 2 kg sekali aplikasi atau 28,5 kg/ hektar
Pupuk kandang 4 ton/hektar
Pemebrian Pupuk NPK 16-16-16
(300-500 kg/ha) diberikan dengan cara pupuk dilarutkan dalam air
(2 gr/lt) kemudian disiramkan pada lubang tanam atau
sekitar tanaman (100-200 ml/tanaman), setiap 10-14 hari,
dimulai satu bulan sesudah tanam
Waktu dan cara pemupukan
Umur 1,5 bulan, dengan teknis kucuran,
kemudian penyiraman dan pemupukan dilakukan 2 minggu sekali hingga panen pertama
Dipupuk 2 minggu sekali NHO dengan cara kucuran
Jenis OPT yang mengganggu
Ulat daun dan ting ting lalat buah
ulat daun + jamur Ulat daun Penyakit virus kuning, Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp), Busuk Batang dan Busuk Daun, Thrips (Thrips parvispinus), Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis),
Pengendalian OPT yang dilakukan
Pestisisda (Demolis) pestisida profil, 1 sendok teh untuk 14 liter, seminggu sekali
pestisida (Toppol) seminggu seminggu sekli, 1 sendok makan /16 liter
1. Virus kuning : Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanaman muda (sampai 30 hari) yang terserang
segera dimusnahkan, dan disulam/diganti dengan tanaman yang sehat, Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha
2. Penyakit antraknosa : Pemantauan dilakukan secara berkala, Bila
terdapat daun/buah tanaman sakit, bagian tanaman
yang sakit dimusnahkan, Pertanaman disemprot dengan fungisida seperti Antrakol
dengan dosis sesuai anjuran.
3. Busuk daun dan batang : Sanitasi lapangan
dengan cara
memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan gulma yang bersifat inang, Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, seperti dari padi- padian dan
palawija,pengendalian serangga inang yang dapat menularkan dari
satu tanaman ke tanaman lain, mengatur waktu tanam yaitu dengan tidak menanam cabai
merah pada musim hujan dengan curah hujan tinggi, Mengurangi kerapatan tanaman dengan cara mengatur jarak tanam,
memperbaiki drainase lahan, menggunakan fungisida yang cocok untuk cendawan antara lain fungisida sistemik Acelalamine, Dimethomorp,
Propamocarb, Oxadisil, dan pemakaian fungisida kontak Klorotalonil, Pemberian fungisida dilakukan secara bergilir 4. Thrips (Thrips
parvispinus): Pemantauan dilakukan pada 10-20 tanaman cabai secara berkala (5 hari sekali), bila
ditemukan populasi 5-10 Thrips/daun muda perlu dikendalikan dengan pestisida seperti pegasus,
mesural sesuai dosis anjuran, memasang perangkap kuning di pertanaman cabai sebanyak 40 buah/ha 5. Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis): Memasang perangkap methil eugenol (ME) sebanyak 50-100 buah/ha,
pada saat tanaman berbunga. lalat buah yang
tertangkap kemudian dimusnahkan Pemeliharaan lain
yang dilakukan
penyiangan jika gulma banyak dan menggangu
tanaman
penyiangan jika gulma banyak dan menggangu
tanaman
penyiangan jika gulma banyak dan menggangu
tanaman Penyiangan, pemasangan ajir 5 Panen dan Paska Panen Dasar melakukan panen
Cabai berubah merah Cabai berubah merah Cabai berubah merah berwarna merah
Umur tanaman saat panen
4 bulan 4 bulan 3,5 bulan Dapat dipanen pertama pada saat umr 4-5 bulan
Cara panen di petik menggunakan tangan
di petik menggunakan tangan
di petik menggunakan tangan
Sudah sesuai GAP
Perlakuan paska panen
Tidak ada tidak ada tidak ada Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala. Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udar a
Hasil yang diperoleh Panen 1 = 5 kg Panen 2 = 15 kg Panen 3 = 27 kg Panen 4 = 33 kg Panen 5 = 45 kg Panen 1 = 1 kg Panen 2 = 5 kg Panen 3 = 8 kg Panen 4 = 10 kg Panen 5 = 17 kg Panen 1 = 1 kg Panen 2 = 3 kg Panen 3 = 6 kg Total = 0,134 ton/hektar
Total = 1,042 ton/hektar Total 0,685 ton/hektar Pemasaran/konsumsi
hasil panen
Jual langsung ke pasar Jual langsung ke pasar Tengkulak datang ke rumah
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel2. Analisis GAP Cabe Rawit
No Aspek Budidaya
Komponen Observasi
GAP Cabai Rawit Hibrida Varietas Gorga (Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura, 2014)
Petani 2 Bpk. Yanto Petani 3 ibu Suryani Banyuroto 1 Penyiapan lahan Cara penyiapan lahan
Lakukan pembersihan lahan dari sisa tanaman dan gulma. Lakukan penggemburan lahan dengan cara mencangkul
sampaikedalaman 25-30 cm, kemudian lakukan perataan permukaan lahan.
Buat guludan mengikuti arah utara selatan dengan lebar
1,0-1,25meter, tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 50 em dan panjangdisesuaikan kondisi lahan.
Lakukan pemberian kapur dengan menggunakan
kaptan/zeolit/dolomitsebanyak 1,5 ton/ha (disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi)yang diberikan
bersamaan dengan pengolahan tanah pada lahan biladerajat keasaman (pH) rendah, minimal 3-4 tahun sekali.
Pemberian pupuk dasar dalam bentuk pupuk organik yang
sudah matangsekitar 2 minggu sebelum tanam. Pupuk anorganik NPK, 7-10 harisebelum tanam dengan cara ditebar, disiram dan ditutup mulsa. Jumlahdan jenis pupuk disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi.
Pemasangan mulsa plastik
Luas lahan 700 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu dibuat 40 bedengan.
Luas lahan 500 m2 kemudian dicangkul, dicampur pupuk kandang lalu diberi mulsa /50 bedengan.
Alat yang digunakan Bambu/golok/pisau besar, Bajaklcangkul/sekop/garpu, Mulsa plastic, Pelubang mulsa plastic,Tali rafia/tambang plastic.
cangkul cangkul
Jarak waktu antara pengolahan lahan
dengan penanaman 2 Penyiapan
bahan tanam
Varietas yang digunakan
Cabai rawit hibrida Cabai gorga (lokal) / cabai rawit
Cabai gorga (lokal) / cabai rawit
Bentuk bahan tanam yang digunakan
Bibit/benih benih bibit
Jika berupa bibit, berapa umur bibit
1,5 bulan. Benih di semai sendiri
sampai berumur 1 bulan
Bibit berumur 1 bulan
Asal bahan tanam Benih yang disemaikan Benih semai Bibit siap tanam (beli)
Perlakuan sebelum penanaman
- Jangan diberi pupuk selama perawatan. Gunakan insektisida dan fungisida setengah dari dosis anjuran. Jika tidak ada hama dan jamur, tidak perlu dilakukan penyemprotan. - Bila dengan sungkup pendek, maka 10 hari sebelumnya harus
dapat sinar matahari penuh.
Tidak ada Tidak ada
3 Penanaman dan sistem penanaman
Waktu tanam (dalam siklus tahunan)
Satu tahun sekali 2 kali tiaptahun 2 kali tiaptahun
Waktu tanam (dalam siklus harian)
-
-Pola tanam Cabai- sawi
(polikultur)
Cabai-sawi (polikultur) Jarak tanam 50 x 70 cm (musimhujan) atau 40 x 50 cm (musim kemarau) 50 x 30 cm 20x 20 cm
Cara tanam Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari agar bibit tidak
layu akibatterik cahaya matahari berlebihan. Periksa bibit yang ditanam dan harusdiseleksi terlebih dahulu.
Batang tanaman harus tumbuh lurus, perakaran banyak
danpertumbuhannya normal.
Tanam bibit dibedengan pada lubang mulsa, sebatas leher
akar dantanah disekitarnya dipadatkan agar bibit berdiri kuat.
Lakukan penyiraman setelah penanaman.
menancapkan batang bibit ke lahan ditanam setelah pengolahan lahan dengan cara menacapkan bibit.
Jika tanam ganda, perbedaan waktu penanaman 2 minggu HST cabai kemudian ditanam loncang 2 minggu HST cabai
4 Pemeliharaan Cara pengairan Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman,
denganmenyirami pangkal batang tanaman dengan gayung.
Pada musim penghujan sistem pembuangan (drainase), atur
supayaaliran air berjalan lancar sehingga akar tanaman tidak tergenang air terlalulama.
Musim hujan : air hujan
Kemarau : air sungai
Musim hujan : air hujan
Kemarau : air
ditampung dibak lalu disiram dengan menggunakan gembor Frekuensi pengairan Lakukan dengan sistem leb sesuai dengan kebutuhan dengan
interval 1minggu di musim kemarau .
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk
Pengairan dilakukan bebarengan pada saat pemeberian pupuk Jenis dan takaran
pupuk yang digunakan
pupuk cair yang sudah di larutkan dengan perbandingan 100ml / tanaman, Jika anda menggunakan pupuk kompos berikan 500-700 gram/tanaman.
Pupuk kandang 3334 kg,+HNO 267 kg pupuk susulan: pupuk
HNO ditambah air
Waktu dan cara pemupukan
Waktu aplikasi pupuk dilakukan pada umur 15, 28, 42 hari setelah tanam(hibrida),
Jenis OPT yang mengganggu
Thrips (Thrips parvispinus Karny), Tungau Kuning
( Polyphagotarsonemus latus Banks.), Lalat Buah ( Bactrocera sp), Kutu Daun Persik ( Myzus persicae Sulz ), Ulat grayak (Spodoptera litura F .), Kutu Kebul ( Bemisia tabact ), Penyakit busuk buah antraknosa.
ulat daun + jamur Ulat daun
Pengendalian OPT yang dilakukan
Thrips: Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan tanaman perangkap caisin yang ditanam di sekeliling tanaman cabai rawit,Pestisida digunakan apabila populasi trips atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian ,Tungau Kuning:Sanitasi dengan mengeradikasi bagian tanaman terserang dan memusnahkannya. Pengairan yang cukup mengurangi populasi hama ini.Lalat Buah : Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong lalat buahyang ada di dalam tanah akan mati terkena sinar matahari, Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.,Kutu Daun Persik : Melakukan eradikasi gulma dan bagian-bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar selain itu dengan tumpangsari dengan tanmaan bawang daun (loncang)., Ulat grayak:Sanitasi lahan dengan cara membersihkan gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi.,Pemusnahan kelompok telur, larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang, Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per Ha atau 2 buah per 500 m2. Pemasanganperangkap dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu., Kutu Kebul :Tumpang sari dengan Caisin dan tagetes untukmengurangi resiko serangan berat., Penyakit busuk buah antraknosa: benih sehat, di
rendam selama 6 jam dalam larutan mikroba antagonis Pf (Pseudomonas fluorescens) dengan dosis 20 ml/1 air, dan memanfaatkan Trichoderma spp dan Gliocladium spp yang diaplikasi pada kantong persemaian sebanyak 5 grm per kantong, diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih. Dan perlakuan biji dengan cara merendam blji dalam air panas (55° C) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik go Iongan Triazole dan Pyrimidin (0.05-0 .1%) .
Pemeliharaan lain yang dilakukan
Pemasangan ajir:Terpasangnya ajir untuk menopang
pertumbuhan tanaman agar tumbuh tegak., Perempelan wiwil: 1. Lakukan perempelan/wiwil pada waktu pagi h ari. 2. Lakukan perempelan/wiwil tunas di ketiak daun pada umur 10-12 HST
(bibit dari polybag) atau 15-30 HST (bibit cabutan).
penyiangan jika gulma banyak dan
menggangu tanaman
penyiangan jika gulma banyak dan menggangu tanaman
5 Panen dan Paska Panen
Dasar melakukan panen
Warna buah dan umur panen , buah padat berisi Cabai berubah merah Cabai berubah merah
Umur tanaman saat panen
70-90 HST 4 bulan 3,5 bulan
Cara panen memanen cabe rawit pada pagi hari. Caranya dengan memetik buah berserta tangkainya. Buah yang yang baik bentuknya
ramping dan padat berisi. Tipe b uah seperti ini biasanya rasanya pedas dan dihargai lebih tinggi di pasar dibanding buah yang besar namun kopong.
di petik menggunakan tangan, dipetik beserta tangkai buahnya di petik menggunakan tangan, dipetik beserta tangkai buahnya. Perlakuan pasca panen
Lakukan sortasi sesuai dengan kriteria yang dikehendaki
pasar.
Keringanginkan hasil buah untuk mencegah
pembusukan.
Lakukan penyimpanan dengan menempatkan produk
dalam ruangan yang sirkulasi udara yang baik.
Lakukan pengemasan sesuai permintaan/tujuan pasar.
Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung yang tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis.
Hasil yang diperoleh 30 ton/hektar (Agrotani, 2015) Total 0,685 ton/hektar Total = 0,134 ton/hektar Pemasaran/konsumsi hasil panen - Dijual langsung ke pasar Tengkulak datang ke petani
Tabel3. Analisis GAP Cabai Merah No Aspek
Budidaya
Komponen Observasi
GAP Cabai Merah Varietas Jacow (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2010) Petani 1 Pak Samon 1 Penyiapan lahan Cara penyiapan lahan
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna denganmencangkul untuk
membersihkan lahan dari kotoran akar bekastanaman lama dan segala macam gulma yang tumbuh.
Selanjutnya lahan dibajak dan digarudengan hewan ternak ataupun dengan bajak
traktor.
pH tanah diusahakan 6 - 7, apabila pH kurang lakukanpenaburan kapur pertanian
atau dolomit untukmeningkatkanpH.
Setelah tanah diolah sempurna dibuat bedengan denganukuran lebar 100 - 110 cm,
tinggi bedengan 40 - 60 cm,jarak antar bedengan 80 cm, panjang beden gan 10 - 12 matau disesuaikan lebar parit, dan lebar parit 50 - 60 cm.
Pupuk kandang yang diperlukan sebanyak 10 - 20 t/ha atau0,5 - 1 zak untuk 10 m
panjang bedengan.
Bedengan untuk tanaman cabai bisa menggunakan mulsaplastik ataupun tidak
Luas lahan 1200 m2, kemudian lahan di cangkul, dicampur pupuk kandang kemudian dibuat bedengan 120 bedengan .
Jarak waktu antara pengolahan lahan dengan penanaman - 14 hari 2 Penyiapan bahan tanam Varietas yang digunakan
Cabai merah Cabai jeko (lokal) /
cabai merah Bentuk bahan tanam
yang digunakan
Benih, bibit Bibit
Jika berupa bibit, berapa umur bibit
umur 21
–
24hari atau tumbuh 4 helai daun sejati.
Bibit berumur umur 25 hari
Asal bahan tanam Benih beli dari toko pertanian Bibit siap tanam (beli) Perlakuan sebelum penanaman - tidak ada 3 Penanaman dan sistem penanaman
Waktu tanam (dalam siklus tahunan)
Satu tahun sekali 2 kali tiap tahun
Waktu tanam (dalam siklus harian)
-
-Pola tanam -
Cabai-loncang(sela)-cabai (polikultur)
Jarak tanam jarak tanam 50 x 65 cmpada daerah rendah dan 60 x70 cm pada daerah tinggi 30 x 30 cm
Cara tanam Untuk menanggulangi stress saat pindah tanam, penanamandilakukan pada sore hari atau pagi hari sekali. Setelah selesaitanam dilakukan penyiraman air secukupnya dengan
caradisemprotkan dengan tekanan rendah dan merata sampaikeakarnya.
menancapkanbatan g bibit ke lahan.
Jika tanam ganda, perbedaan waktu penanaman
- 1 bulan jarak antara
loncang dan cabai.
4 Pemeliharaa n
Cara pengairan 1) pemberian air permukaan tanah meliputi penggenangan(flooding), biasanya
dipersawahan dan pemberian air melaluisaluran-saluran dan dalam barisan tanaman; 2) Pemberian air dibawah permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan pipayang dibenamkan di dalam tanah;3) penyiraman sangat efisien, misalnya pada tanah bertekstur kasar, efisiensi dengan menyiram dua kali lebih tinggi dari pemberian air permukaan;
Musim hujan : air hujan
Kemarau : air sungai
Frekuensi pengairan Pengairan
dilakukan bebarengan pada
saat pemeberian pupuk
Jenis dan takaran pupuk yang
digunakan
pupuk urea 350 kg, SP36 200 kg, KCl 200 kg, Pupuk kandang 3 ton+pupuk daun 416 kg+ZA 416kg pupuk susulan : pupuk ZA dicampur
Waktu dan cara pemupukan
Caranya dengan menyiapkan ember atau tong besar ukuran 200 l, masukkan 10 kg kompos, ditambah 5 kg NPK 16-16-16, (2 sendok makan untuk 10 l air). Campuran ini diaduk merata untuk 2000 pohon (100 ml per pohon). Pemupukan dilakukan dengan kocor setiap minggu, dimulai pada umur 14 hst sampai dengan mi nimal 8 kali selama masa pemeliharaan tanaman. Kucuran pupuk diusahakan tidak terkena tanaman secara langsung. Jenis OPT yang
mengganggu
Kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), Thrips (Thrips parvispinus Karny), Tungau ( Polyphagotarsonemus latus Banks), Hama Ulat Penggerek Buah (Helicoverpa armigera Hubner), Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel), Antraknose
Ulat daun
Pengendalian OPT yang dilakukan
Kutu daun persik dan Thrips :Pengaturan pola tanam, misalnya tumpangsari dengan bawang daun, pola tumpang gilir dengan bawang merah, tanaman bawang dapat bersifat
sebagai pengusir hama kutu daun, insektisida fipronil atau diafenthiuron; Tungau: Tanaman yang terserang berat dicabut atau pucuk-pucuknyadipotong kemudian dikumpulkan dan dibakar, akarisida, antara lain; yang berbahan aktif amitraz, abamektin, dikofol, atau propargit.;Hama Lalat Buah : Secara mekanik dilakukan dengan mengumpulkan
semuabuah cabai yang rontok kemudian dibakar, karena larva didalam buah cabai akan berubah jadi pupa yang akhirnyamenjadi lalat buah baru. Dengan cara ini, siklus hidup lalatbuah akan terputus;Hama Ulat Penggerek Buah: Secara mekanik dilakukan dengan membersihkan buah-buahcabai yang terserang kemudian dibakar, Penggunaan insektisida kimia. Insektisida yang dapat dipilihantara lain yang berbahan aktif emamektin benzoat 5 % ataulamda sihalotrin 25 g/lt. Penyemprotan sebaiknya dilakukanpada malam hari dengan ditambah bahan perekat perata.; Antraknose: Melakukan perawatan benih (biji) dengan merendam dalam air hangat (550 C) selama 30 menit, atau perawatan benih dengan fungisida efektif yang direkomendasikan;Menggunakan fungisida efektif yang direkomendasikan menekan perkembangan patogen secara bijaksana, terutama pada saat pematangan buah;
Pestisisda (Demolis)
Pemeliharaan lain yang dilakukan
Pemasangan Ajir: Pemasangan ajir dilakukan pada tanaman umur 7 hst, ajir dibuat dari bambu dengan tinggi 1 - 1,5 m. Apabila ajir terlambat dipasang akanmenyebabkan
kerusakan pada akar yangsedang berkembang.:Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan mulai umur 3minggu sampai dengan 1 bulan yaitu mengikatkan batang yangberada di bawah cabang utama dengan tali plastik pada ajir.; Pewiwilan / Perempelan: Tunas yang
tumbuh di ketiak daun perlu dihilangkandengan menggunakan tangan yang bersih. Perempelan dilakukansampai terbentuk cabang utama yang di tandai denganmunculnya bunga pertama. Tujuan perempelan untukmengoptimalkan pertumbuhan.; Penyiangan :
Penyiangandapat dilakukan secara manual dengan garu atau mencabut
penyiangan jika gulma banyak dan menggangu tanaman
gulma secara hati-hati. 5 Panen dan
Paska Panen
Dasar melakukan panen
Buah yang dipetik setelah matangberwarna orange sampai merah Cabai berubah merah
Umur tanaman saat panen
Cabai besar dipanen setelah berumur 75 - 85 hst , bias sampai 8 kali pemanenan. 4 bulan
Cara panen Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah besertatangkainya yang bertujuan agar cabai dapat disimpan lebih lama.
di petik menggunakan tangan Perlakuan pasca
panen
Teknologi penanganan cabai segar dapat diawali sejakproses pemetikan yang tepat serta pemisahan dengan buah yangbusuk untuk menghindari terjadinya penularan ke buah
cabaiyang sehat. Pada saat proses panen, sebaiknya cabai merahsesegera mungkin ditempatkan pada kondisi yang sejuk sertatidak ditutup secara rapat. Proses curing (pembentukan dan
kestabilan warna) dilakukan terlebih dahulu sebelum prosespenanganan pascapanen lainnya.
Tidak ada
Hasil yang diperoleh 23 ton/hektar Panen 1 = 5 kg
Panen 2 = 15 kg Panen 3 = 27 kg Panen 4 = 33 kg Panen 5 = 45 kg Total = 1,042 ton/hektar Pemasaran/konsums i hasil panen - Jual langsung ke pasar